Bab I Pendahuluan

advertisement
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pada umumnya
bahan bangunan
struktur gedung bertingkat
menggunakan bahan dari campuran beton yang dicor di tempat (cast in
situ), karena mempunyai keunggulan seperti mudah dibentuk. Dalam
metode pengecoran di tempat, bekisting (formwork) dan perancah (shore)
disiapkan
sepenuhnya
di
lapangan,
pekerjaan
dilanjutkan
dengan
pembesian, dan pengecoran beton.
Tiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan, karena tiga unsur ini
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pekerjaan struktur. Bila
besi tanpa beton maka beton tidak akan kuat menahan beban, bila besi
tanpa beton maka besi pun tidak kuat menahan beban, sama halnya
dengan bekisting, beton dan besi tidak dapat menyatu tanpa adanya
bekisting. Bekisting itu terdiri dari cetakan beton dan alat penahannya.
Oleh sebab itu pekerjaan bekisting merupakan bagian dari pekerjaan
struktur, maka perlu adanya perencanaan pekerjaan bekisting yang baik
Bekisting merupakan struktur sementara karena sampai batas waktu
tertentu akan dibongkar, sedangkan struktur beton merupakan struktur
permanen. Menurut Nemati (2007) menjelaskan bahwa struktur-struktur
sementara
adalah
sebagai
alat
penghubung antara desain dan
pelaksanaan konstruksi. Struktur-struktur permanen tidak bisa dibangun
tanpa struktur-struktur sementara tersebut.
Saat ini teknologi perkembangan bekesting telah berkembang
dengan sangat pesat yang sejalan dengan berkembangnya teknologi
pembangunan. Alasan utama yang menyebabkan berkembangnya
teknologi bekesting adalah pesatnya teknologi beton hingga mencapai
kekuatan rencana yang biasanya ditemukan berdasarkan umur beton pada
I -1
Bab I Pendahuluan
28 hari dapat dipersingkat dengan bahan tambahan (adimixture/additive),
hal ini membuat pemilihan bahan beton untuk pembangunan bangunan
bertingkat tinggi banyak diminati.
Untuk bangunan bertingkat tinggi, pemilihan tipe bekisting lebih
ditentukan akan kemampuannya untuk dapat dilakukan secara berulangulang dalam jangka waktu yang panjang. Dengan menggunakan perilaku
yang berulang-ulang dapat mengurangi biaya pekerjaan. Selain faktor
biaya, faktor kecepatan juga merupakan faktor kebutuhan yang utama.
Kemampuan untuk dapat dipasang dan dibongkar secara cepat dan
mudah merupakan persyaratan lain yang menjadi penentuan pemilihan
dan pemakaian bekisting.
Pekerjaan bekisting seperti pekerjaan-pekerjaan di proyek pada
umumnya memiliki keterkaitan dan waktu pelaksaan yang erat kaitannya
dengan pembuatan zone dan siklus pengecoran. Semakin lama waktu
pelaksanaan akan menimbulkan biaya yang cukup tinggi. Oleh sebab itu
diperlukan analisa mengenai biaya dan waktu dalam perencanaan
bekisting sehingga diperoleh hasil perencaan yang efektif dan efisien.
Salah satu teknologi bekisting adalah menggunakan sistem bekisting
Table Form. Keunggulan dari sistem ini adalah mudah dan cepat dalam
pengerjaannya,
baik
dari
segi
perakitan,
pemasangan,
dan
pembongkaran. Pemilihan bekisting Table Form dan penentuan zone
pengecoran serta siklus pekerjaan yang tepat dapat mempengaruhi biaya
dan waktu dalam pengerjaan suatu bangunan.
1.2.
Ruang lingkup
1. Ruang lingkup mencakup kajian terhadap perencanaan bekisting dan
pembagian zone.
2. Siklus pekerjaan perlantai yang menentukan cepat atau lambatnya
proyek.
I -2
Bab I Pendahuluan
3. Analisa perencanaan biaya
1.3.
Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang dapat berkembang terlalu luas maka
dibuat batasan masalah yaitu:
1. Tinjauan dilakukan pada pekerjaan bekisting Proyek Apartement Prima
Orchard.
2. Perhitungan terbatas pada pekerjaan bekisting Table Form System pada
pekerjaan balok, pelat, dan kolom.
3. Perkiraan biaya hanya dihitung berdasarkan data volume pekerjaan yang
didapat di proyek.
4. Analisis perbandingan biaya meliputi material yang digunakan, harga
sewa alat perbulan selama proyek berlangsung
1.4.
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan analisis ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengaruh pembagian zone dan siklus terhadap biaya dan
waktu.
2. Membandingkan beberapa alternatif , sehingga didapat sistem mana
yang lebih murah dan cepat tanpa mengabaikan mutu pekerjaan dan
nantinya akan menjadikan tolak ukur pada proyek – proyek sejenis
selanjutnya.
1.5.
Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang perencaanan bekisting termasuk
pembuatan zoning dan siklus pekerjaan serta analisis yang dilakukan
dalam hal biaya dan waktu
2. Memberikan hasil analisis yang dapat menjadi alternatif solusi pada
proyek–proyek sejenis selanjutnya.
I -3
Bab I Pendahuluan
1.6.
Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika penulisan ini terdiri dari 5 Bab, yaitu :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan penulisan, alasan pemilihan judul,
penegasan judul, pembatasan masalah,dan diakhiri dengan sistematika
penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini dijelaskan dasar teori yang berkaitan dengan permasalahanpermasalahan. Adapun yang dibahas dalam yakni zoning dan siklus
dengan bekisting sistem.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi data-data seperti data pengenalan proyek secara umum,
spesifikasi teknis dan langkah-langkah penelitian.
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas perbandingaan zoning, siklus, biaya, bahan dan alat
yang digunakan pada table form system.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari pembuatan Tugas
Akhir ini dan saran-saran yang mungkin berguna bagi pembaca atau yang
membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
I -4
Download