77 PEMBERDAYAAN UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN

advertisement
PEMBERDAYAAN UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN DAYA SAING
PRODUK DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
Dedi Runanto
[email protected]
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Abstrak
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menuntut pelaku usaha untuk meningkatkan
daya saing produk supaya mampu bersaing dengan produk negara lain di kawasan Asia
Tenggara. Dalam upaya peningkatan daya saing produk diperlukan partisipasi aktif pihak
yang bersentuhan langsing dengan pelaku usaha di lingkup UMKM. Pihak yang terlibat
dalam pemberdayaan UMKM diantaranya adalah pemerintah, organisasi kemasyarakatan,
perguruan tinggi dan lembaga keuangan. Pendampingan yang berkesinambungan yang
disertai dengan evaluasi akan menghasilkan pendampingan yang berkualitas yang mampu
membuat UMKM memiliki daya saing dalam upaya menghadapi pasar bebas Asia
tenggara atau yang sering disebut dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Kata Kunci: Pemberdayaan UMKM, Daya Saing Produk, MEA
mulai dari AFTA di tahun 1993, ACFTA di
PENDAHULUAN
Salah satu tantangan perekonomian
yang tak dapat dihindari oleh negara-negara
tahun 2010, hingga MEA yang akan
diberlakukan mulai akhir tahun 2015.
saat ini adalah perekonomian yang semakin
Menghadapi kondisi ini, terutama
mengglobal. Seiring dengan masuknya era
MEA yang sudah diberlakukan pada tahun
globalisasi, pertukaran informasi semakin
ini, Indonesia secara umum dituntut untuk
terbuka, begitupula dengan perdagangan
memiliki daya saing yang tinggi agar dapat
antar negara dapat terjadi tanpa mengenal
bertahan.
batasan teritorial atau kewilayahan antara
perdagangan barang maupun jasa antar
negara satu dengan yang lain. Banyak pakta-
negara ASEAN akan lebih mudah dilakukan.
pakta
mendukung
Produk-produk asing dapat masuk dengan
perdagangan bebas yang telah dibentuk
mudah ke dalam pasar domestik, begitu pula
pasca mengglobalisasinya perekonomian,
dengan tenaga kerja asing. Produk dan
perdagangan
yang
Dengan
adanya
MEA,
Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
77
tenaga kerja lokal nantinya tak hanya
lainnya. Dalam konsep ekonomi wilayah
bersaing dengan sesama lokal, tapi juga
atau ekonomi regional yang dimaksud
dihadapkan dengan produk dan tenaga kerja
dengan daya saing adalah kemampuan suatu
asing yang mungkin memiliki kualitas yang
wilayah untuk untuk menghasilkan produksi
lebih baik.
yang lebih tinggi dibanding wilayah lainnya.
Dalam lingkungan persaingan yang
Pada laporan daya saing global yang
semakin kompetitif dan adanya situasi pasar
dikeluarkan oleh World Trade Organization
yang dinamis, maka setiap perusahaan tidak
tahun
mungkin lagi untuk menghindari persaingan,
sebagai sebuah set dari institusi, kebijakan
tetapi
adalah
dan faktor yang mempengaruhi tingkat
persaingan tersebut
produktivitas sebuah negara “The set of
yang
harus
menghadapi tingkat
dilakukan
2012,
Daya
didefinisikan
dengan cara yang sebaik-baiknya. Sebaik-
institutions,
baiknya disini diartikan sebagai upaya yang
determine the level of productivity of a
dilakukan
country”
secara
berkesinambungan
optimal
and
factors
that
menghasilkan
Secara umum definisi dari daya saing
sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi di
akan dipahami secara beragam oleh berbagai
masa yang akan datang (Hutomo, 2000).
pihak.
Pengenalan
untuk
dan
policies,
saing
konsep
daya
saing
Dalam
Advantage
of
buku
“The
Nations”
dalam
dan
definition of competitiveness. Whichever
keterbatasan yang dimiliki suatu daerah
definition of competitiveness is adopted, an
dalam menghadapi MEA. Oleh karena itu
even more serious problem there is no
perlu dilakukan pemetaan potensi dan
generally accepted theory to explain it”.
ancaman yang ada yang nantinya dapat
Meski demikian, pada intinya terdapat tiga
digunakan sebagai referensi pemerintah
tataran berbeda tentang daya saing yang
untuk menyusun prioritas pembenahan dan
perlu dicermati dalam perspektif ekonomi
model pemberdayaan yang tepat.
yaitu mikro, meso, dan makro (Taufik,
potensi
KONSEP DAYA SAING
no
(1990)
berkomentar
mengenal
is
Porter
daerah menjadi penting untuk diperhatikan
rangka
“There
Competitive
accepted
2005).
Model acuan yang digunakan pada
Daya saing merupakan kemampuan
dari individu, wilayah maupun suatu barang
untuk menjadi lebih unggul dari yang
kajian ini adalah model daya saing UMKM
yang mengadopsi model diamond (Porter,
1990)
yaitu
faktor
kondisi,
kondisi
Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
78
permintaan, industri pendukung dan terkait,
yang digunakan untuk mengukur daya saing
strategi perusahaan dan persaingan, peran
UMKM. Berikut Model Konseptual yang
pemerintah,
dikembangkan dari Model Diamod Porter,
dan
kesempatan
dengan
menambahkan variabel modal sosial (Kotler
(1990) dan Kotler, (1997).
1997), yang dikembangkan menjadi model
konseptual dimana terdapat dimensi-dimensi
Gambar 1.
Model Konseptual dari Model Diamod
Sumber: Porter, (1990) dan Kotler, 1997)
Berdasarkan dimensi-dimensi utama
pada
model
dikembangkan
konseptual
model
tersebut
operasional
yang
Dimensi industri pendukung dan
terkait dibangun oleh elemen letak geografis,
proses
pengadaan,
kualitas
disajikan pada Gambar 1. Dimensi faktor
pendukung,
kondisi dibangun oleh elemen sumber daya
pendukung. Dimensi strategi UMKM dan
manusia, sumber daya alam (raw material),
persaingan dibangun oleh elemen produk
dan pemodalan. Dimensi kondisi permintaan
baru, penurunan harga produk dan biaya
dibangun oleh elemen sumber permintaan,
produksi, dan teknologi baru. Dimensi peran
jumlah
produk,
pemerintah dibangun oleh elemen program
kualitas produk, desain produk, dan variasi
fasilitasi, pelatihan, dan kebijakan. Dimensi
produk.
kesempatan dibangun oleh elemen alat
permintaan,
pemasaran
pelatihan pemakaian
bahan
bahan
teknologi dan kondisi politik. Dimensi
Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
79
modal
sosial
elemen
dan dominasi kekuasaan sehingga kelompok
komunikasi dan interaksi, kekeluargaan,
masyarakat mampu memanfaatkan potensi
kejujuran,
maupun sumber daya yang dimiliki untuk
Sedangkan
dibangun
kerja
oleh
sama,
ukuran
dan
yang
mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian.
digunakan adalah nilai ekspor dan volume
Melalui pemberdayaan, UMKM diharapkan
ekspor.
bisa sejahtera dan mandiri dari semua
Menurut
daya
peraturan.
Sa’idy
saing
(2013),
Dalam
dimensinya.
kondisi persaingan terdapat tiga faktor yang
Adapun
konsep
melalui
pemberdayaan
perlu diperhatikan untuk dijadikan sebagai
masyarakat
kegiatan-kegiatan
kekuatan kinerja ekspor suatu negara. Dari
pemberdayaan
sisi permintaan kinerja ekspor suatu negara
beberapa kegiaatan diantaranya (Hutomo,
ditentukan oleh komposisi komoditas yang
2000):
diekspor dan distribusi pasar. Pada sisi
1. Bantuan Modal
dikelompokkan
dalam
permintaan komposisi komoditas ekspor
Salah satu aspek penting yang dihadai
suatu
UMKM
negara
harus
memperhatikan
adalah
modal
permodalan.
komoditas yang elsatis terhadap pendapatan.
adanya
Sebab jika terjadi perubahan pendapatan
lambat berkembang.
pada negara tujuan ekspor maka permintaan
2. Bantuan sarana prasarana
Usaha
berubah. Selain itu ekspor untuk sebuah
berdaya, perlu dilakukan pembangunan
komoditas harus memperhatikan daerah
sarana dan prasarana. Adanya sarana dan
mana yang sedang mengalami peningkatan
prasarana
atau penurunan permintaan. Secara teori
mendorong semangat UMKM untuk
ekspor untuk suatu komoditas akan bergerak
lebih berkembang lagi dalam bidang
kearah
pemanfaatan
yang
sedang
mengalami
kenaikan permintaan untuk suatu komoditas.
mendorong
UMKM
akan komoditas tersebut juga akan ikut
pasar
untuk
menjadikan
Tidak
di
UMKM
masyarakat
sumber
daya
akan
dan
pemasaran produk.
3. Bantuan Pendampingan
PEMBERDAYAAN UMKM
menurut
Bantuan pendampingan bisa berwujud
Ndraha (2003) adalah mendorong kekuatan
pendampingan dalam sisi manajemen
masyarakat untuk membuka akses yang
usaha
seluas-luasnya agar tidak terjadi monopoli
produksi,
Hakikat
pemberdayaan
yang
meliputi
manajemen
manajemen
sumber
Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
80
daya
manusia, manajemen pemasaran dan
c. Memberikan
manajemen keuangan.
pelatihan
dan
keterampilan kepada pelaku UMKM
4. Bantuan Kelembagaan
sesuai yang dibutuhkan.
Adanya kelembagaan yang memayungi
d. Membantu pemasaran di luar negeri.
UMKM
e. Memberikan bantuan alat produksi,
dalam
aktifitasnya
mempermudah
berkoordinasi
UMKM
UMKM
antar
dan
untuk
pelaku
dalam
akan
modal bergilir, dll.
bisnis
f. Membangun sarana dan prasarana
penyelesaian
guna
permasalahan UMKM melalui forum
diperlukan
untuk
g. Merancang peraturan atau kebijakan
mengakses
yang mendukung berkembangnya
permodalan dan bantuan lainnya yang
mengharuskan UMKM berada dalam
wilayah payung kelembagaan.
distribusi
produk dan bahan baku.
musyawarah. Selain itu, kelembagaan
juga
memperlancar
UMKM.
2.
Organisasi Kemasyarakatan
Oraganisasi kemasyarakatan merupakan
Konsep pemberdayaan tidak akan
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
bisa dijalankan dengan baik tanpa aktor
desa sendiri sebagai mitra masyarakat
pemberdayaan
dalam
yang
handal.
Menurut
mengembangkan
masyarakat.
Purwanto (2013), pihak-pihak yang potensial
Lembaga
dilibatkan dalam pemberdayaan UMKM
didalamnya adalah Kelompok usaha
adalah:
bersama,
Lembaga
Swadaya
1. Pemerintah,
masyarakat,
Lembaga
Ketahanan
Pemerintah
dalam
pemerintah
pusat
memiliki
peran
pemberdayaan
pemerintah
hal
ini
bisa
Masyarakat
masyarakat
Desa,
Pokdarwis,
daerah
Diantara
strategis
dalam
kemasyarakatan adalah:
Peran
a. Sebagai fasilitator dan penghubung
dalam
pemberdayaan
UMKM antara lain:
dari
dll.
maupun
UMKM.
peran
termasuk
organisasi
antara UMKM dengan pemerintah
b. Sebagai konsultan UMKM
a. Memberikan perijinan usaha.
Sebagai penghubung UMKM dengan
b. Memberikan sertifikasi produk dan
lembaga keuangan, perguruan tinggi,
standarisasi produk.
ataupun UMKM lain yang lebih maju
sebagai mitra untuk berkembang.
Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
81
Pada kenyataannya beberapa lembaga
regulasi atau plafon khusus pinjaman
kemasyarakatan
pemerintah
juga
dibentuk
oleh
untukk UMKM yang belum bankable.
sebagai
sarana
Selain itu lembaga keuangan ketika
pemberdayaan sarjana dalam membantu
memberikan
kemajuan desa atau UMKM diantaranya
kepada UMKM juga memiliki tanggung
pendamping PKH, Sarjana Masuk Desa,
jawab untuk melakukan ppendampingan
Penyelia Mitra Tani, dan Business
agar usaha yang dijalankan sukses dan
Development Services (BDS)
dapat mengembalikan modal dan bagi
3. Perguruan tinggi.
Peran
bantuan
permodalan
hasil keuntungannya.
perguruan
tinggi
dalam
PENUTUP
pemberdayaan UMKM adalah sebagai
konsultan. Melalui program tri dharma
perguruan tinggi yaitu penelitian dan
pengabdian
perguruan
kepada
tinggi
masyarakat,
bisa
melakukan
banyak hal untuk membuat UMKM
lebih
berdaya
diantaranya
dengan
a. Identifikasi potensi ekonomi suatu
wilayah sebelum ditetapkan model
daya
b. Studi kelayakan terhadap UMKM
c. Riset dan pengembangan terhadap
produk yang dihasilkan UMKM
d. Pelatihan
manajemen
produk UMKM, UMKM memerlukan mitra
untuk berkembang. Mitra UMKM untuk
berkembang diantaranya adalah pemerintah,
organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi
dan lembaga keuangan. Pendampingan yang
SDM, manajemen pemasaran dan
manajemen keuangan)
4. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan berfungsi sebagai
permodalan
keuangan
evaluasi akan menghasilkan pendampingan
yang berkualitas yang mampu membuat
menghadapi pasar bebas Asia tenggara atau
yang sering disebut dengan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA).
usaha
(manajemen produksi, manajemen
bagi
UMKM.
bisa
membuat
DAFTAR PUSTAKA
Hutomo,
Mardi
Yatmo.
2000.
Pemberadayaan masyarakat dalam
bidang ekonomi: Tinjauan teoritis
dan
implementasi.
Jakarta.
Bappenas
Kotler, P., Jatusripitak, S., and Maesincee,
S., 1997. The Marketing of
Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
82
saing
UMKM memiliki daya saing dalam upaya
pendampingannya
Lembaga
peningkatan
berkesinambungan yang disertai dengan
program:
akses
Dalam
Nations, A strategic Approach to
Building National Wealth, The
Free Press, New York.
Ndraha,
Taliziduhu.
Pemerintahan
Direksi Cipta
2003.
Ilmu
Baru.
Jakarta.
Porter,
M., 1990. The Competitive
Advantage of Nations, New York.
Purwanto, April. 2013. Panduan Umum
Pemberdayaan
Masyarakat.
Yogyakarta. PMI UIN Sunan
Kalijaga
Sa’idy, I’id Badry. 2013. Analisis Daya
Saing Tekstil Dan Produk Tekstil
Indonesia Di Amerika Serikat
Dengan Pendekatan Revealed
Comparative
Advantage
Dan
Constant
Market
Share.
Universitas Negeri Semarang,
Tesis
Taufik, Tatang. A. 2005. Penyusunan Data
Dasar Sistem Inovasi, Daya Saing
dan
Kohesi
Sosial
Daerah
Disajikan Dalam Forum Diskusi
GERBANG
INDAH
NUSANTARA. Jakarta 13 – 14
Desember.
World
Trade
Organization.
2012.
“International
Trade Statistic
2012”. World Trade Organization
Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
83
Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA
84
Download