PEMBERDAYAAN UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Dedi Runanto [email protected] Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menuntut pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing produk supaya mampu bersaing dengan produk negara lain di kawasan Asia Tenggara. Dalam upaya peningkatan daya saing produk diperlukan partisipasi aktif pihak yang bersentuhan langsing dengan pelaku usaha di lingkup UMKM. Pihak yang terlibat dalam pemberdayaan UMKM diantaranya adalah pemerintah, organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi dan lembaga keuangan. Pendampingan yang berkesinambungan yang disertai dengan evaluasi akan menghasilkan pendampingan yang berkualitas yang mampu membuat UMKM memiliki daya saing dalam upaya menghadapi pasar bebas Asia tenggara atau yang sering disebut dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Kata Kunci: Pemberdayaan UMKM, Daya Saing Produk, MEA mulai dari AFTA di tahun 1993, ACFTA di PENDAHULUAN Salah satu tantangan perekonomian yang tak dapat dihindari oleh negara-negara tahun 2010, hingga MEA yang akan diberlakukan mulai akhir tahun 2015. saat ini adalah perekonomian yang semakin Menghadapi kondisi ini, terutama mengglobal. Seiring dengan masuknya era MEA yang sudah diberlakukan pada tahun globalisasi, pertukaran informasi semakin ini, Indonesia secara umum dituntut untuk terbuka, begitupula dengan perdagangan memiliki daya saing yang tinggi agar dapat antar negara dapat terjadi tanpa mengenal bertahan. batasan teritorial atau kewilayahan antara perdagangan barang maupun jasa antar negara satu dengan yang lain. Banyak pakta- negara ASEAN akan lebih mudah dilakukan. pakta mendukung Produk-produk asing dapat masuk dengan perdagangan bebas yang telah dibentuk mudah ke dalam pasar domestik, begitu pula pasca mengglobalisasinya perekonomian, dengan tenaga kerja asing. Produk dan perdagangan yang Dengan adanya MEA, Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 77 tenaga kerja lokal nantinya tak hanya lainnya. Dalam konsep ekonomi wilayah bersaing dengan sesama lokal, tapi juga atau ekonomi regional yang dimaksud dihadapkan dengan produk dan tenaga kerja dengan daya saing adalah kemampuan suatu asing yang mungkin memiliki kualitas yang wilayah untuk untuk menghasilkan produksi lebih baik. yang lebih tinggi dibanding wilayah lainnya. Dalam lingkungan persaingan yang Pada laporan daya saing global yang semakin kompetitif dan adanya situasi pasar dikeluarkan oleh World Trade Organization yang dinamis, maka setiap perusahaan tidak tahun mungkin lagi untuk menghindari persaingan, sebagai sebuah set dari institusi, kebijakan tetapi adalah dan faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan tersebut produktivitas sebuah negara “The set of yang harus menghadapi tingkat dilakukan 2012, Daya didefinisikan dengan cara yang sebaik-baiknya. Sebaik- institutions, baiknya disini diartikan sebagai upaya yang determine the level of productivity of a dilakukan country” secara berkesinambungan optimal and factors that menghasilkan Secara umum definisi dari daya saing sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi di akan dipahami secara beragam oleh berbagai masa yang akan datang (Hutomo, 2000). pihak. Pengenalan untuk dan policies, saing konsep daya saing Dalam Advantage of buku “The Nations” dalam dan definition of competitiveness. Whichever keterbatasan yang dimiliki suatu daerah definition of competitiveness is adopted, an dalam menghadapi MEA. Oleh karena itu even more serious problem there is no perlu dilakukan pemetaan potensi dan generally accepted theory to explain it”. ancaman yang ada yang nantinya dapat Meski demikian, pada intinya terdapat tiga digunakan sebagai referensi pemerintah tataran berbeda tentang daya saing yang untuk menyusun prioritas pembenahan dan perlu dicermati dalam perspektif ekonomi model pemberdayaan yang tepat. yaitu mikro, meso, dan makro (Taufik, potensi KONSEP DAYA SAING no (1990) berkomentar mengenal is Porter daerah menjadi penting untuk diperhatikan rangka “There Competitive accepted 2005). Model acuan yang digunakan pada Daya saing merupakan kemampuan dari individu, wilayah maupun suatu barang untuk menjadi lebih unggul dari yang kajian ini adalah model daya saing UMKM yang mengadopsi model diamond (Porter, 1990) yaitu faktor kondisi, kondisi Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 78 permintaan, industri pendukung dan terkait, yang digunakan untuk mengukur daya saing strategi perusahaan dan persaingan, peran UMKM. Berikut Model Konseptual yang pemerintah, dikembangkan dari Model Diamod Porter, dan kesempatan dengan menambahkan variabel modal sosial (Kotler (1990) dan Kotler, (1997). 1997), yang dikembangkan menjadi model konseptual dimana terdapat dimensi-dimensi Gambar 1. Model Konseptual dari Model Diamod Sumber: Porter, (1990) dan Kotler, 1997) Berdasarkan dimensi-dimensi utama pada model dikembangkan konseptual model tersebut operasional yang Dimensi industri pendukung dan terkait dibangun oleh elemen letak geografis, proses pengadaan, kualitas disajikan pada Gambar 1. Dimensi faktor pendukung, kondisi dibangun oleh elemen sumber daya pendukung. Dimensi strategi UMKM dan manusia, sumber daya alam (raw material), persaingan dibangun oleh elemen produk dan pemodalan. Dimensi kondisi permintaan baru, penurunan harga produk dan biaya dibangun oleh elemen sumber permintaan, produksi, dan teknologi baru. Dimensi peran jumlah produk, pemerintah dibangun oleh elemen program kualitas produk, desain produk, dan variasi fasilitasi, pelatihan, dan kebijakan. Dimensi produk. kesempatan dibangun oleh elemen alat permintaan, pemasaran pelatihan pemakaian bahan bahan teknologi dan kondisi politik. Dimensi Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 79 modal sosial elemen dan dominasi kekuasaan sehingga kelompok komunikasi dan interaksi, kekeluargaan, masyarakat mampu memanfaatkan potensi kejujuran, maupun sumber daya yang dimiliki untuk Sedangkan dibangun kerja oleh sama, ukuran dan yang mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian. digunakan adalah nilai ekspor dan volume Melalui pemberdayaan, UMKM diharapkan ekspor. bisa sejahtera dan mandiri dari semua Menurut daya peraturan. Sa’idy saing (2013), Dalam dimensinya. kondisi persaingan terdapat tiga faktor yang Adapun konsep melalui pemberdayaan perlu diperhatikan untuk dijadikan sebagai masyarakat kegiatan-kegiatan kekuatan kinerja ekspor suatu negara. Dari pemberdayaan sisi permintaan kinerja ekspor suatu negara beberapa kegiaatan diantaranya (Hutomo, ditentukan oleh komposisi komoditas yang 2000): diekspor dan distribusi pasar. Pada sisi 1. Bantuan Modal dikelompokkan dalam permintaan komposisi komoditas ekspor Salah satu aspek penting yang dihadai suatu UMKM negara harus memperhatikan adalah modal permodalan. komoditas yang elsatis terhadap pendapatan. adanya Sebab jika terjadi perubahan pendapatan lambat berkembang. pada negara tujuan ekspor maka permintaan 2. Bantuan sarana prasarana Usaha berubah. Selain itu ekspor untuk sebuah berdaya, perlu dilakukan pembangunan komoditas harus memperhatikan daerah sarana dan prasarana. Adanya sarana dan mana yang sedang mengalami peningkatan prasarana atau penurunan permintaan. Secara teori mendorong semangat UMKM untuk ekspor untuk suatu komoditas akan bergerak lebih berkembang lagi dalam bidang kearah pemanfaatan yang sedang mengalami kenaikan permintaan untuk suatu komoditas. mendorong UMKM akan komoditas tersebut juga akan ikut pasar untuk menjadikan Tidak di UMKM masyarakat sumber daya akan dan pemasaran produk. 3. Bantuan Pendampingan PEMBERDAYAAN UMKM menurut Bantuan pendampingan bisa berwujud Ndraha (2003) adalah mendorong kekuatan pendampingan dalam sisi manajemen masyarakat untuk membuka akses yang usaha seluas-luasnya agar tidak terjadi monopoli produksi, Hakikat pemberdayaan yang meliputi manajemen manajemen sumber Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 80 daya manusia, manajemen pemasaran dan c. Memberikan manajemen keuangan. pelatihan dan keterampilan kepada pelaku UMKM 4. Bantuan Kelembagaan sesuai yang dibutuhkan. Adanya kelembagaan yang memayungi d. Membantu pemasaran di luar negeri. UMKM e. Memberikan bantuan alat produksi, dalam aktifitasnya mempermudah berkoordinasi UMKM UMKM antar dan untuk pelaku dalam akan modal bergilir, dll. bisnis f. Membangun sarana dan prasarana penyelesaian guna permasalahan UMKM melalui forum diperlukan untuk g. Merancang peraturan atau kebijakan mengakses yang mendukung berkembangnya permodalan dan bantuan lainnya yang mengharuskan UMKM berada dalam wilayah payung kelembagaan. distribusi produk dan bahan baku. musyawarah. Selain itu, kelembagaan juga memperlancar UMKM. 2. Organisasi Kemasyarakatan Oraganisasi kemasyarakatan merupakan Konsep pemberdayaan tidak akan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat bisa dijalankan dengan baik tanpa aktor desa sendiri sebagai mitra masyarakat pemberdayaan dalam yang handal. Menurut mengembangkan masyarakat. Purwanto (2013), pihak-pihak yang potensial Lembaga dilibatkan dalam pemberdayaan UMKM didalamnya adalah Kelompok usaha adalah: bersama, Lembaga Swadaya 1. Pemerintah, masyarakat, Lembaga Ketahanan Pemerintah dalam pemerintah pusat memiliki peran pemberdayaan pemerintah hal ini bisa Masyarakat masyarakat Desa, Pokdarwis, daerah Diantara strategis dalam kemasyarakatan adalah: Peran a. Sebagai fasilitator dan penghubung dalam pemberdayaan UMKM antara lain: dari dll. maupun UMKM. peran termasuk organisasi antara UMKM dengan pemerintah b. Sebagai konsultan UMKM a. Memberikan perijinan usaha. Sebagai penghubung UMKM dengan b. Memberikan sertifikasi produk dan lembaga keuangan, perguruan tinggi, standarisasi produk. ataupun UMKM lain yang lebih maju sebagai mitra untuk berkembang. Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 81 Pada kenyataannya beberapa lembaga regulasi atau plafon khusus pinjaman kemasyarakatan pemerintah juga dibentuk oleh untukk UMKM yang belum bankable. sebagai sarana Selain itu lembaga keuangan ketika pemberdayaan sarjana dalam membantu memberikan kemajuan desa atau UMKM diantaranya kepada UMKM juga memiliki tanggung pendamping PKH, Sarjana Masuk Desa, jawab untuk melakukan ppendampingan Penyelia Mitra Tani, dan Business agar usaha yang dijalankan sukses dan Development Services (BDS) dapat mengembalikan modal dan bagi 3. Perguruan tinggi. Peran bantuan permodalan hasil keuntungannya. perguruan tinggi dalam PENUTUP pemberdayaan UMKM adalah sebagai konsultan. Melalui program tri dharma perguruan tinggi yaitu penelitian dan pengabdian perguruan kepada tinggi masyarakat, bisa melakukan banyak hal untuk membuat UMKM lebih berdaya diantaranya dengan a. Identifikasi potensi ekonomi suatu wilayah sebelum ditetapkan model daya b. Studi kelayakan terhadap UMKM c. Riset dan pengembangan terhadap produk yang dihasilkan UMKM d. Pelatihan manajemen produk UMKM, UMKM memerlukan mitra untuk berkembang. Mitra UMKM untuk berkembang diantaranya adalah pemerintah, organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi dan lembaga keuangan. Pendampingan yang SDM, manajemen pemasaran dan manajemen keuangan) 4. Lembaga Keuangan Lembaga keuangan berfungsi sebagai permodalan keuangan evaluasi akan menghasilkan pendampingan yang berkualitas yang mampu membuat menghadapi pasar bebas Asia tenggara atau yang sering disebut dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). usaha (manajemen produksi, manajemen bagi UMKM. bisa membuat DAFTAR PUSTAKA Hutomo, Mardi Yatmo. 2000. Pemberadayaan masyarakat dalam bidang ekonomi: Tinjauan teoritis dan implementasi. Jakarta. Bappenas Kotler, P., Jatusripitak, S., and Maesincee, S., 1997. The Marketing of Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 82 saing UMKM memiliki daya saing dalam upaya pendampingannya Lembaga peningkatan berkesinambungan yang disertai dengan program: akses Dalam Nations, A strategic Approach to Building National Wealth, The Free Press, New York. Ndraha, Taliziduhu. Pemerintahan Direksi Cipta 2003. Ilmu Baru. Jakarta. Porter, M., 1990. The Competitive Advantage of Nations, New York. Purwanto, April. 2013. Panduan Umum Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta. PMI UIN Sunan Kalijaga Sa’idy, I’id Badry. 2013. Analisis Daya Saing Tekstil Dan Produk Tekstil Indonesia Di Amerika Serikat Dengan Pendekatan Revealed Comparative Advantage Dan Constant Market Share. Universitas Negeri Semarang, Tesis Taufik, Tatang. A. 2005. Penyusunan Data Dasar Sistem Inovasi, Daya Saing dan Kohesi Sosial Daerah Disajikan Dalam Forum Diskusi GERBANG INDAH NUSANTARA. Jakarta 13 – 14 Desember. World Trade Organization. 2012. “International Trade Statistic 2012”. World Trade Organization Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 83 Dedi Runanto: Pemberdayaan UMKM Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Volume 11, No.3, Agustus 2015 - Segmen Jurna Manajemen Dan Bisnis |Edisi Khusus Era MEA 84