1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Di era globalisasi ini tentunya banyak perusahaan-perusahaan yang semakin berkembang, berlomba-lomba untuk manarik investor agar menginvestasikan modalnya untuk kelangsungan usaha perusahaan-perusahaan tersebut. Maka perusahan akan berusaha menyajikan laporan keuangannya sebaik mungkin agar investor tertarik untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut. Seiring dengan perkembang zaman, sistem akuntansi juga mangalami perkembangan mulai dari tatanan dan prosedur yang mengatur tentang hal mengenai pelaporan keuangan. Namun beberapa dekade terakhir ini para akademisi akuntansi dan keuangan mengalami masalah yang cukup serius berkaitan dengan pelaporan keuangan yaitu manajemen laba. Manajemen laba seolah-olah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) di setiap perusahaan di karenakan hal ini dilakukan bukan hanya pada perusahaan berkembang namun juga perusahaan-perusahaan di negara maju seperti Amerika Serikat. Dari aktivitas rekayasa manajerial ini menimbulkan akibat rusaknya tatanan ekonomi dan juga tatanan etika dan moral. Pada akhir 1980-an good corporate governance telah menjadi perhatian publik di inggris akibat dari kasus creative accounting ini. Demikian pula di Indonesia kasus kecurangan korporasi menjadi penyebab runtuhnya perekonomian di negeri ini. Perusahaan-perusahaan besar seperti Enron, 2 Worldcom, dan Xerox dengan kasus skandal keuanganya juga menjadi perhatian publik Amerika Serikat, yang meragukan integritas dan kredibilitas para pelaku dunia usaha. Salah satu contoh kasus lain adalah usaha yang dilakukan oleh KAP Arthur Andersson&Co di Amerika Serikat yang menutupi pelanggaran yang di lakukan oleh kliennya, yang tidak hanya meruntuhkan KAP tersebut namun juga seluruh afiliasinya diseluruh dunia. Skandal keuangan yang melibabkan KAP ini berdampak luas terhadap dunia bisnis internasional (Mutaqin, 2013). Mengingat pentingnya laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, maka penyusunan laporan keuangan telah diatur. Tujuannya untuk menyeragamkan proses pelaporan keuangan (financial reporting) dan juga laporan keuanagan (financial statement). Sehingga suatu laporan keuangan memiliki kualitas yang tinggi. Namun dari aturan yang telah ditetapkan masih terdapat keterbatasan dalam penyajian laporan keuangan. Surifah (2000) dalam Lestari (2009) menyebutkan keterbatasan tersebut antara lain: 1) Fleksibilitas penerapan metode akuntansi yang menyebabkan peluang bagi manajemen untuk melibatkan subyektifitas dalam menyusun metode akuntansi yang dipilih, dan 2) Penentuan waktu untuk pengeluaran-pengeluaran yang bersifat discretionary dapat dipergunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi laba, yaitu dengan mempercepat atau menunda pengeluaran-pengeluaran tersebut dan menggesernya pada periode-periode yang lain. Dari keterbatasan yang dijelaskan diatas maka dapat memperbesar kemungkinkan dilakukannya manajemen laba atau Earning Management. Menurut Scott (2000:296) dalam Guna dan Herawaty (2010) Pilihan kebijakan 3 akuntansi yang dilakukan manajer untuk suatu tujuan tertentu disebut manajemen laba. Lo (2007) dalam Murhadi (2009) mengelompokkan earning management dalam dua kategori yaitu real earnning management seperti tindakan untuk mempengaruhi arus kas, dan accrual management melelui perubahan dalam estimasi dan kebijakan akuntansi. Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan (Achiryani, 2012). Corporate governance mengalami perkembangan sebagai reaksi terhadap berbagai kegagalan korporasi sebagai akibat dari buruknya tata kelola perusahaan. Corporate governance itu sendiri merupakan tatakelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan terhadap pengelolaan perusahaan dalam menentukan arah kinerja perusahaan (Nurrohmah, 2013). Hal tersebut tentunya berkaitan dengan hubungan corporate governance dan adanya praktik manajemen laba, karena berhubungan dengan kebijakan yang di ambil manajemen dalam menentukan arah perusahaan, yang didasarkan pada laporan keuangan yang dibuat. Manajemen laba dapat di minimalisir dengan diterapkannya mekanisme good corporate governance. Good corporate governance adalah serangkaian mekanisme yang digunakan untuk membatasi timbulnya masalah asimetri informasi yang dapat mendorong terjadinya manajemen laba (Dye 1998), 4 Trueman dan Titman (1988) dikutip dari Darmawati (2003) dalam Guna da Herawaty (2010). Mekanisme good corporae governance ditandai dengan adanya kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, keberadaan komite audit dan komisaris independen, (Guna dan Herawaty, 2010). Dengan adanya kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dapat membatasi perilaku manjer dalam mengambil keputusan dan melakukan manajemen laba sedangkan adanya komite audit dapat mengawasi kegiatan perusahaan sehingga dapat menekan terjadinya manajemen laba. Indikator lain yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya manajemen laba adalah kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan. dalam hal ini kompensasi eksekutif berhubungan dengan insentif atau bonus yang di terima oleh manajer atas prestasi hasil kerjanya, maka besarnya kompensasi eksekutif dapat dimungkinkan memotivasi manajer untuk melakukan manajemen laba untuk menggambarkan hasil kinerjanya yang baik sesuai dengan target yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan ukuran perusahaan berhubungan dengan besaran aset yang dimiliki, semakin besar aset yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin besar modal dan perputaran uang yang mengindikasi adanya peluang manajemen laba pada perusahaan tersebut. Penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh kompensasi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, keberadaan komite audit, kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang tercatat pada Bersa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. 5 Penelitian ini mengembangkan penelitian sebelumnya yang di teliti oleh Shehu Usman Hassan dan Abubakar Ahmed tahun 2012. Dengan menggunakan variabel kompensasi eksekutif, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, keberadaan komite audit sebagai variabel independen. Dan juga di teliti oleh Welvin I Guna dan Arleen Herawaty tahun 2010 dengan judul. Dari uraian diatas maka dalam penelitian ini penulia mengambil judul : “PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas mengenai manajemen laba, good corporate governane dan ukuran perusahaan. Masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Apakah mekanisme good corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, kompensasi eksekutif memiliki pengaruh terhadap manajemen laba? 2. Apakah ukuran perusahaaan memiliki pengaruh terhadap manajemen laba? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris apakah kepemilikan mekanisme good corporate governance (diproksikan manajerial, kepemilikan institusional, keberadaan komite audit, kompensasi eksekutif ) dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap 6 manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2012. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi perusahaan untuk pengendalian internalnya dalam mewujudkan good corporate governance sehingga dapat menekan atau tidak melakukan manajemen laba. 2. Bagi ilmu pengetahuan diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh good corporate governance terhadap manajemen laba, khususnya pengetahuan Teori Akuntansi. 3. Bagi investor tentunya dalam mengambil keputusan dalam menginvestasikan modalnya. Dengan mempelajari faktor yang dapat meningkatkan manajemen laba. Sehingga dapat menilai baik tidaknya perusahaan tersebut untuk di jadikan investasi. E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas landasan teori yang mendukung hipotesis dalam penelitian ini, meliputi: teori keagenen (agency theory), manajemen laba, 7 good corporate governance, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan, kerangka pemikiran, serta penelitian terdahulu dan perumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi: populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan sumber data, definisi operasional variabel dan pengukurannya serta metode analisis data. BAB IV ANALISI DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas deskripsi data, statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis dan penjelasan dalam rangka penyusunan kesimpulan. BAB V PENUTUP Bab ini menuraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, dan keterbatasan penelitian serta saran bagi penelitian selanjutnya.