(Y aya sa n bina a wam ) 109 – PRINSIP MENAFSIR Pada bagian terdahulu, kita mempelajari garis besar isi dan latar belakang kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan mencoba mengerti ISI ALKITAB dalam konteks keseluruhan Hikayat Kudus Umat Allah secara terpadu! Pengertian secara menyeluruh dan terpadu perlu untuk menghindarkan penafsiran yang harfiah dan berat sebelah seperti yang biasa menjadi praktek kelompok sektarian, karena itu pemahaman yang lebih dalam akan isi Alkitab diperlukan yang bisa menjadi dasar untuk mengerti Alkitab mendekati kebenaran yang dimaksudkan oleh penulis kitab. Kita mengaku dengan IMAN bahwa ALLAH YANG KEKAL berfirman kepada kita melalui MEDIA ALKITAB, dan kita juga PERCAYA bahwa FIRMAN ALLAH ITU KEKAL dan juga ditujukan kepada kita pada masakini. Yang menjadi masalah, bagaimana kita bisa mengerti PERNYATAAN ALLAH yang disampaikan kepada UMATNYA dengan latar belakang sejarah, budaya dalam konteks keadaan zaman dulu, dalam bentuk karya sastra, perumpamaan, dan lambang-lambang kuno itu, dan mengertinya dalam konteks dunia modern pada masakini? Untuk itulah kita perlu mempelajari beberapa prinsip PENAFSIRAN yang sudah digumuli oleh umat Kristen sepanjang abad, agar kita dapat menggali FIRMAN ALLAH yang KEKAL dan menjadikannya pedoman hidup kita pada masakini! HERMENEUTIKA Setelah pada bagian terdahulu kita mempelajari Pengantar Alkitab, maka sekarang kita akan mempelajari hal-hal yang menyangkut Pengungkapan isi Alkitab itu melalui ilmu yang dikembangkan yang disebut Hermeneutika atau Ilmu Tafsir. Hermeneutika berasal dari kata yunani Hermeneuo yang berarti mengartikan atau menjelaskan, jadi dapatlah kita rumuskan pengertian bahwa Hermeneutika memiliki pengertian sbb.: • • Ilmu Tafsir, yang mengajar kepada kita prinsip, hukum, dan cara mengartikan (interpret) suatu karya sastra; Ilmu Untuk Mengerti bahasa dan dokumen-dokumen tertulis, dan merupakan jembatan untuk mengerti pikiran penulis. Mengapa Diperlukan? Dibutuhkannya Hermeneutika didasarkan adanya beberapa kenyataan, bahwa: • Adanya perbedaan bentuk-bentuk kepribadian dan pemikiran dalam diri manusia, dan beragamnya cara manusia dalam mengekspresikan pemikirannya. Keempat Injil atau lebih tepat ketiga Injil Sinoptis Matius, Markus dan Lukas, bercerita mengenai Injil Yesus Kristus dari sudut yang sama (sinoptis), namun kita dengan segera mengetahui adanya perbedaan cara-cara ketiganya dalam mengungkapkan yang sama itu; 109 - Biblika | 58 • Hermeneutika juga bermaksud menghilangkan perbedaan yang mungkin timbul antara penulis dan pembaca, agar yang dimaksudkan oleh penulis yang diilhami oleh Roh Kudus itu dimengerti sama oleh pembacanya. (band. 2Ptr.3:15-16) Dalam Hermeneutika Alkitab, bagaimanakah kita dapat menjelaskan nizbah yang benar yang dapat diterima secara akali dimana Pernyataan Surgawi yangmelebihi akal dapat dimengerti melalui karya manusia dengan segala keterbatasannya itu? Manusia dengan latar belakang sejarah, budaya dan keadaan zaman yang berbeda sekali, yaitu yang dialami penulis dan yang membaca tulisan itu. PROSES MENGENAL ALKITAB Secara umum Hermeneutika mempelajari cara untuk mengerti karya sastra, tetapi dalam kekristenan kita mengenal apa yang disebut sebagai Hermeneutika Sacra untuk mengartikan dan menjelaskan tulisan suci orang Kristen atau tepatnya disebut sebagai Ilmu Tafsir Kitab Suci itu. Untuk mengerti dan mengenal isi Alkitab, sebaiknyalah kita mengikuti proses secara lengkap, yaitu: Isagogik (1) Hermeneutik Eksegetik ISAGOGIK (Ilmu Pengantar / Pembimbing / Introduction) Ilmu ini mencoba mengerti latar belakang sejarah, budaya, maksud penulisan, maupun proses pembentukan Kanon Alkitab dan kewibawaannya. Dalam ilmu ini ada baiknya kita mengenal pula beberapa studi atau kritik yang dikenal, yaitu antara lain: • Higher Criticism (Kritik Tinggi, a.l. Kritik Sejarah) Penyelidikan secara kritis atas bagian-bagian Alkitab, misalnya mengenai waktu terjadinya, pengarang, keaslian, sifat kanon, asal-usul kitab, dll; • Lower Criticism (Kritik Teks) Menyelidiki secara kritis teks/ayat/kata-kata yang tepat dalam naskah asli, apakah dalam proses terjemahan ada sisipan atau tidak dengan cara membandingkan naskah dan versi kuno; • Form Criticism (Kritik Bentuk) Menyelidiki bentuk-bentuk sastra kitab-kitab dan membedakan dengan isinya. (2) HERMENEUTIK (Ilmu Tafsir) Dimana penyelidikan teks berakhir, mulailah kita melakukan Hermeneutika yang dimaksudkan untuk menetapkan prinsip, cara dan aturan-aturan untuk mengerti teks itu. (3) EKSEGETIK (Ilmu Urai) Eksegetik (Exegese) merupakan aplikasi prinsip dan hukum hermeneutika dan menjelaskan/menguraikan artinya, atau dapat dikatakan sebagai bagian praktis dari Hermeneutika. 109 - Biblika | 59 PERSYARATAN PENAFSIR Alkitab sebagai firman Allah hendaknya menjadi pengakuan Iman dan Harap yang menjadi cermin dan media untuk mengenal Mediator sebenarnya dan sesungguhnya yaitu KRISTUS YESUS! (bacalah dan perhatikan ayat-ayat dalam Ibr.1:1-2; 1Tes.2:13; 2Tim.3:16; 2Ptr.1:20-21; Yes.34:16). (1) (2) Persyaratan Rohani, • Beriman akan firman Allah (1Tes.2:13); • Hidup dalam kelahiran baru (Yoh.3; 1Kor.2:10-15) dan banyak berdoa; • Berjalan dengan pimpinan Roh Kudus (2Tim.3:16; 2Ptr.1:21; Yoh.14,16; 1Kor.2:7-11; Mat.13:11; Efs.1:17,18). Persyaratan Pendidikan, • Membuka diri, menghindarkan prasangka dan perkiraan yang keliru dan bersedia mempelajari dan mengajarkannya (2Tim.2:24); • Perlengkapan pendidikan: o Pengertian bahasa asli & terjemahan; o Pengetahuan mengenai sejarah, geografi, dan budaya Alkitab; o Memperlengkapi diri dengan software Alkitab, Tafsiran dll. Kalau belum, jangan lupa men’download’ software Alkitab eSword gratis dengan klik http://www.e-sword.net/downloads.html. PRINSIP PENAFSIRAN (1) TEKSTUAL (Penafsiran berdasakan teks itu sendiri) Apakah sebenarnya arti ayat yang bersangkutan? (2) • Arti sebenarnyakah? • Arti kiasankah? Atau merupakan lambang? (roti hidup / pokok anggur / tiang gereja); • Bagaimanakah terjemahannya yang tepat? (harus disadari bahwa naskah asli sudah tidak ada, dan yang dapat diketahui adalah fragmen (bagian) berupa salinan dan terjemahan. KONTEKSTUAL (Penafsiran dengan melihat latar belakangnya) • Perikop / Ayat-ayat paralel Bagaimana hubungan ayat itu dengan jalan ceritanya yang lengkap, seperti dalam hubungan dengan: o Harus dilihat jalan cerita selengkapnya (perikop), baik ayat-ayat sebelum maupun sesudahnya, karena merupakan rangkaian cerita/berita tertentu; o Membandingkan dengan ayat-ayat paralel di bagian kitab yang lain (Mat.13 = Mrk.4); o Berupa berita? Penglihatan? Atau perumpamaan? 109 - Biblika | 60 • Keseluruhan Isi Alkitab Bagaimana hubungan dengan berita/pengajaran/sejarah Alkitab sebagai kesatuan yang menyeluruh? o Latar belakang penulisan serta sejarahnya (latarbelakang Perjanjian Lama berbeda dengan Perjanjian Baru; Injil Matius berbeda dengan Injil Yohanes); o Apakah bersifat typos yang digambarkan pada bagian sebelumnya? Atau apakah merupakan penggenapan nubuatan dibagian terdahulu? Dan kaitannya dengan sejarah umat Allah, Keselamatan, dan sejarah gereja Kristen? o Bagaimana kaitan dengan pengajaran Kristen yang dihasilkan pergumulan gereja? (Soal menafsirkan karunia dalam 1Kor.12-14, tidak boleh dilepaskan dari pengajaran Alkitab mengenai Roh Kudus, sifat-sifat-Nya dan pengajaran-Nya). METODA PENYELIDIKAN ALKITAB Dalam mengerti Isi Alkitab, kita dapat melakukan beberapa cara pendekatan/metoda penyelididkan, kemudian dengan mengetrapkan prinsip tafsir di sebelumnya, kita dapat memulai menafsirkan Isi Beritanya! (1) Penyelidikan atas bagian-bagian tertentu, • Ayat-ayat penting (misalnya: Yoh.3:16; Mat.28:19-20); • Perikop / satu cerita (misalnya: Mrk.2:1-12; Mat.13:1-23; Efs.2:1-10); • Buku-buku tertentu (mis. Ayub / Hosea / Injil Lukas dll.) (2) (3) Penyelidikan sejarah tertentu, • Peristiwa/kejadian tertentu (Keluaran / Pembuangan di Babel dll.); • Biografi (Hidup Musa / Yesus / Paulus / Perjalanan-perjalanan Paulus dll.). Penyelidikan tertentu. • • atas pokok-pokok Mengenai pengajaran (Iman / Dosa / Kelahiran Baru dll.); Etika kehidupan (Pernikahan Kristen / Hubungan Ayah-anak dll.). Catatan: (1) Karena Alkitab adalah Sarana Komunikasi Allah kepada manusia, maka dalam penyelidikan kita selalu harus merenungkan: • Apakah yang ingin dinyatakan Allah mengenai diriNya dan pengajarannya? • Apakah yang dikehendaki Allah untuk kita perbuat? 109 - Biblika | 61 (2) Dalam setiap penyelidikan Alkitab, perlulah kita selalu bertanya kepada diri sendiri beberapa aspek berkenaan dengan bahan bacaan, yaitu: Apa, Siapa, Dimana, Bilamana, Mengapa, Bagaimana, dan Apa Hasilnya? Ke-7 pertanyaan diatas harus selalu diajukan secara kritis dalam setiap tahap penyelidikan, yaitu: • Observasi (pengamatan), Kita mengamati lebih dahulu apa yang diceritakan dalam bagian yang kita selidiki dengan menanyakan: Apa? Siapa? Dimana? Bilamana? Mengapa? Bagaimana? Dan Apa Hasilnya? • Interpretasi (penafsiran), Kalau persoalan isi bagian yang diselidiki telah diketahui, dengan mendasarkan diri pada prinsip-prinsip tafsir, kita dapat memulai menafsirkan artinya. • Aplikasi (pengetrapan). Pengetrapan firman Allah dalam kehidupan sehari-hari akan mempertebal ingatan kita akan Firman Allah tersebut! (Mzm.110:911; Yak.2:17,22). (3) Sekali lagi perlu dicamkan benar-benar, bahwa ada dua kutub kecenderungan dalam menganggap Alkitab yang dapat mempengaruhi hasil penyelididkan Alkitab, yaitu: • Kecenderungan satu kutub yang menganggap setiap kata-kata Alkitab adalah kata-kata Allah yang tidak dapat salah, seakan-akan setiap kata-kata diberikan dari atas/surga (ini semacam konsep mengenai Al-Quran); Alkitab biasa ditafsirkan secara harfiah, dilepaskan dari konteks latar belakang sejarahnya, maksud penulis, atau konteks ceritanya. Kecenderungan demikian nyata dalam iman fundamentalisme; • Kecederungan kutub lainnya adalah menganggap Alkitab hanya sebagai kumpulan buku biasa yang sebagai karya manusia yang tentu banyak salahnya. Peran Roh Kudus dalam penulisan, penyalinan, dan penerjemahan Alkitab diabaikan! Kecenderungan demikian nyata dalam Teologi modern/liberal yang sebenarnya hanya merupakan pemikiran filsafat saja. Lalu Bagaimana? Alkitab harus kita terima sebagai kitab yang ditulis dengan Ilham dan Wahyu Allah, dan dorongan Roh Kudus, atau sebagai kesaksian puitis orang-orang beriman yang hidup dengan penyertaan Roh Kudus. (band. 2Tim.3:15-16; 2Ptr.1:19-21; 2Ptr.1:19-21; dan lihat kembali pelajaran sebelumnya). Tetapi, perlu disadari bahwa penulisan Alkitab itu tidak menghilangkan kepribadian manusia dan latar belakang sosial, budaya dan sejarah zaman (band. 2Ptr.3:14-16), karena itu dalam menafsirkan Alkitab kita harus beriman, mengharapkan pimpinan Roh Kudus, dan memperhatikan konteks kepribadian penulis, maksud, latar belakang sosial, budaya dan sejarah, agar maksud sebenarnya Firman Allah yang dibungkus dalam Alkitab dapat dimengerti. 109 - Biblika | 62 POKOK-POKOK DISKUSI Diskusikanlah bersama kelompok studi saudara/i mengenai beberapa hal dibawah ini: 1. 2. 3. bagaimana pandangan saudara jikalau ada seseorang yang dengan begitu saja mencomot ayat tertentu dan mnafsirkannya secara harfiah? Coba diskusikan apa perbedaan yang terasa kalau kita membaca kitab-kitab Injil Matius, Markus dan Lukas? Dan bagaimana perbandingannya dengan kalau kita membaca Injil Yohanes? Carilah cerita-cerita paralel yang bisa dijumpai dalam kitab-kitab Injil itu, dan bandingkanlah kesamaan dan perbedaannya; Kalau kita mempelajari prinsip dan proses penafsiran yang sepatutnya pada bagian terdahulu, kita menjumpai urutan berikut: • Isagogik; • o o Higher Criticism; Lower Criticism; o Form Criticism. Hermeneutik; o o • Textual; Kontekstual. Eksegetik. o o o Observasi; Interpretasi; Aplikasi. Apakah arti istilah-istilah diatas? Diskusikanlah lebih lanjut secara bersama tentang pemakaian proses diatas dalam dalam usaha untuk mengerti berita Alkitab seutuhnya. 109 - Biblika | 63