BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manjemen Pemasaran 1.1 Pengertian Pemasaran Inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”. American Marketing Association (AMA) menawarkan definisi formal berikut: pemasaran adalah suatu fungsi organisai dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. (Kotler & Keller,2009) Kita dapat membedakan definisi sosial dengan definisi manajerial dari pemasaran.Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan pemasaran di dalam masyarakat. Berikut definisi sosial yang dimaksud: pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. (Kotler & Keller,2009) 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 1.2 Konsep Pemasaran Menurut Kotler & Keller (2009), dalam bukunya yang berjudul manajemen pemasaran, edisi 13 jilid 1. Untuk memahami fungsi pemasaran, kita perlu memahami serangkaian konsep inti berikut ini: Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan a. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Orang membutuhkan udara, makanan, air, pakaian dan tempat tinggal untuk dapat bertahan hidup. Orang juga memiliki kebutuhan yang kuat akan rekreasi, pendidikan dan hiburan. b. Dari kebutuhan-kebutuhan tersebut ini menjadi Keinginan ketika diarahkan ke objek tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. c. Permintaan adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar. 1.3 Pengertian Manajemen Pemasaran Philip Kotler&Keller (2009) mendefinisikan manajemen pemasaran adalah “seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 1.4 Pengertian Bauran Pemasaran Menurut Prof. Dr. Sofjan Assauri, MBA (2012) menyatakan bahwa bauran pemasaran sebenarnya adalah suatu alat dan selalu menjadi alat pendemonstrasian prinsip inti atau dasar dari pemasaran. Di samping itu bauran pemasaran juga memberikan pandangan ke dalam strategi dasar terutama dalam menghadapi para pesaing serta sekaligus untuk menetapkan keputusan taktis tertentu. Dari uraian tersebut dapatlah dipahami, bahwa bauran pemasaran merupakan sekumpulan keputusan tentang harga, produk, saluran distribusi, komunikasi dan manajemen hubungan pelanggan, yang merupakan pengimplementasian strategi pemasaran. (Prof. Dr. Sofjan Assauri, MBA, 2012) 2. Citra Merek(Brand Image) 2.1 Pengertian Citra Merek Menurut Fandy Tjiptono (2005:49) pengertian brand image adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.Brand image itu sendiri memiliki arti kepada suatu pencitraan sebuah produk dibenak konsumen secara missal. Setiap orang akan memiliki pencitraan yang sama terhadap sebuah merek. Menurut Wilson Arafat (2006:53) brand image didefinisikan sebagai persepsi terhadap merek yang direfleksi oleh asosiasi merek dalam memori konsumen yang mengandung http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 makna bagi konsumen. Menurut Kotler (2005) brand image yang efektif dapat mencerminkan 3 hal, yaitu: 1. Membangun karakter produk dan memberikan value propotion. 2. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan para pesaingnya. 3. Memberi kekuatan emosional dari kekuatan rasional. 2.2 Dimensi Citra Merek Hamel dan Prahalad dalam Kartajaya (2000:480) berpendapat bahwa merek dengan citra positif ibarat banner yang dapat digunakan untuk memayungi semua produk yang menggunakannya. Terdapat empat hal pokok yang harus diperhatikan dalam citra merek (Kartajaya, 2000:484), yaitu: 1. Pemahaman (Recognition) Merupakan kemampuan konsumen untuk mengenal dan mengingat suatu merek atau brand di dalam benak pikiran mereka.Recognition akan menciptakan suatu keuntungan yang bernilai dibandingkan dengan pengiklan yang bertubi-tubi sekalipun. Recognition parallel dengan brand awareness. 2. Reputasi (Reputasion) Merupakan kekuatan merek atau brand yang dapat membangun status di benak konsumen.Reputasion ini sejajar dengan perceived quality. Sehingga reputasion merupakan status yang cukup tinggi bagi sebuah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 merek karena di mata konsumen merek atau brand memiliki suatu track record yang baik.Dalam hal ini reputasi dan track record juga dikaitkan dengan kesuksesan event bersangkutan. 3. Kepercayaan Merupakan kekuatan merek atau brand suatu produk yang dapat membentuk asosiasi positif yang membuat konsumen menyukai suatu produk.Affinity adalah Emotional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya. 4. Cakupan (Domain) Merupakan scope atau cakupan pemakaian merek dari produk bersangkutan. Hal ini mengacu pada kemampuan atau luasnya cakupan merek yang dapat digunakan pada berbagai produk, bahkan diluar produk aslinya, seperti Coca Cola yang mengeluarkan berbagai jenis merchandise yang dijual dipasaran dan dikoleksi oleh konsumennya. 2.3 Manfaat Citra Merek Dikenalnya suatu merek (brand recognition) berarti pelanggan mengingat merek tersebut, hal ini merupakan keuntungan besar jika terdapat banyak merek yang “tidak berarti” dipasaran bahkan meskipun konsumen tidak dapat mengingat merek itu tanpa bantuan. Citra (image) konsumen tentang merek adalah penting untuk strategi pemasaran perusahaan, suatu citra merek dapat dibuat untuk beberapa manfaat, yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 a. Citra dapat dibuat sebagai suatu tujuan (goals) di dalam strategi pemasaran. b. Citra dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing dengan merek merek lain dari produk sejenis. c. Citra merek juga dapat membantu memperbaharui penjualan suatu merek. d. Citra merek dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain di luar usaha-usaha strategi pemasaran. 3. Iklan 3.1 Pengertian Iklan Periklanan adalah komunikasi komersil dan non-personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat missal seperti televise, radio, koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang, atau kendaraan umum (Lee & Johnson, 2007). Periklanan adalah semua bentuk terbayar dari presentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu (Kotler & Amstrong, 2008).Periklanan dilakukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra pelanggan yang berkaitan dengan produk atau merek (Dominanto, 2008:67). Dalam kegiatan iklan diperlukan adanya strategi.Strategi periklanan adalah strategi dimana perusahaan mencapai tujuan iklannya.Strategi iklan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 terdiri dari dua elemen utama yakni menciptakan pesan periklanan dan memilih media iklannya (Kotler & Amstrong, 2008). Menurut Cannon, Perreault, McCarthy (2009:155) sebagai panduan terhadap perencanaan pesan, pemasar dapat menggunakan konsep AIDA: mendapatkan Perhatian (Attention), mempertahankan Ketertarikan (Interest), menumbuhkan Keinginan (Desire) dan menghasilkan Tindakan (Action). Setiap iklan harus memiliki tujuan yang jelas dan spesifik agar menjangkau target sasaran. Tujuan-tujuan ini harus tumbuh dari strategi pemasaran dan penetapan arah secara keseluruhan (Cannon, Perreault, McCarthy, 2009:143): 1. Membantu memposisikan merek atau bauran pemasaran perusahaan dengan menginformasikan dan membujuk pelanggan target atau perantara mengenai manfaat-manfaatnya. 2. Membantu memperkenalkan produk-produk baru kepada pasar target spesifik. 3. Membantu mendapatkan saluran keluar yang diinginkan dan memberitahu pelanggan dimana mereka dapat membeli sebuah produk. 4. Menyediakan kontak secara terus-menerus dengan pelanggan target, bahkan ketika tidak tersedia tenaga penjualan. 5. Menyiapkan jalan bagi tenaga penjualan dengan mempresentasikan nama perusahaan dan kegunaan dari produknya. 6. Menghasilkan tindakan pembelian dengan segera. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 7. Membantu memelihara hubungan dengan pelanggan yang terpuaskan dan mendorong lebih banyak pembelian. 3.2 Pesan Iklan Menurut Bovee dalam Syam (2004) pesan iklan adalah ide atau berita yang dikomunikasikan atau yang disampaikan kepada audience melalui media iklan. Adapun yang harus diperhatikan dalam penyusunan pesan iklan adalah: 1. Isi pesan: Komunikator harus memperhitungkan apa yang harus disampaikan kepada khalayak sasaran supaya mendapat tanggapan yang diinginkan. Dalam menentukan isi pesan yang baik, perlu adanya daya tarik yang unik, yaitu: a. Daya tarik rasional untuk membangkitkan kepentingan diri audiens yang menunjukkan bahwa produk tersebut akan menghasilkan manfaat yang dikatakan. b. Daya tarik emosional untuk membangkitkan emosi positif yang akan memotivasi audiens. Daya tarik emosional yang positif seperti humor, cinta dan kebahagiaan. 2. Struktur pesan: Keefektifan suatu pesan tergantung pada struktur dan isinya. Struktur iklan yang baik adalah dapat memberi pernyataan dan membiarkan pembaca dan pemirsa menarik kesimpulan sendiri. Struktur pesan dapat dimengerti secara tersurat dan tersirat. Struktur pesan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 dimulai dengan upaya untuk menimbulkan perhatian audience terhadap ide, gagasan atau program yang ditawarkan. Pesan harus mampu mengkondisikan audience untuk menyadari pentingnya informasi yang bakal diterimanya dan berusaha agar audience memahami dan menyetujui gagasan yang mereka ajukan di dalam pesan iklan. 3. Format pesan: Format pesan yang dibuat komunikator harus menyolok. Bila, disiarkan melalui televisi, maka semua elemen meliputi slogan, kata-kata (memilih kata-kata yang tepat), ilustrasi, warna dan bahasa tubuh (body language) harus dipersiapkan dengan baik. Pembawaan pesan harus memberi perhatian pada ekspresi wajah, gesture, pakaian dan postur tubuh. 4. Sumber pesan: dampak pesan yang dirasakan oleh khalayak juga dipengaruhi oleh penerimaan khalayak terhadap pengirim pesan. Pesanpesan yang berasal dari sumber terpercaya, lebih persuasive sifatnya. Adapun tiga faktor yang mempengaruhi kredibilitas sumber pesan, yaitu: a. Keahlian: merupakan suatu pengetahuan khusus yang Nampak dimiliki oleh komunikator yang mendukung pesan yang disampaikan. b. Sifat terpercaya, dihubungkan khalayak dengan seberapa objektif dan jujurnya sumber tersebut menurut khalayak. c. Sifat disukai merupakan daya tarik sumber pesan dimata khalayak. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 3.3 Dimensi Iklan Menurut Kotler dan Keller (2007), ada lima keputusan yang harus diambil berdasarkan 5 M yang dianut dalam dunia periklanan: 1. Misi (Mission) a. Memberikan informasi b. Mengajak c. Mengingatkan d. Mendorong terjadinya keputusan untuk membeli suatu produk 2. Pesan (Message) Pesan yang dibawa iklan harus dapat mengkomunikasikan nilai lebih yang dimiliki suatu produk dengan menggunakan kata-kata maupun gambar. Iklan juga merupakan suatu media pencerita yang menceritakan kepada pembeli seperti apa produk tersebut. Dan untuk perusahaan harus pintar-pintar menyelipkan pesan tentang produk tersebut. 3. Media Media yang dipilih berdasarkan kemampuannya menggapai target pasar yang efektif tanpa mengabaikan segi biayanya. Media merupakan sarana terbaik menyalurkan iklan. Dimana dapat dilakukan dengan media elektronik seperti radio dan televisi, atau media cetak seperti koran dan majalah. Tetapi, saat ini media yang digunakan beragam. Misal, dengan menggunakan baleho yang dipasang di tempat yang strategis. Serta bus- http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 bus dengan iklan-iklan yang tertempel rapi di badan kendaraankendaraan tersebut. 4. Pendanaan (Money) Biasanya anggaran iklan ditentukan oleh keputusan atas harga di tiaptiap fungsi, jangkauan pemasaran, frekuensi dan dampak yang diinginkan. Anggaran ini juga harus dibayar oleh perusahaan atas ongkos pembuatan iklan tersebut dan biaya lain-lain. Untuk membuat iklan yang menarik dan informatif, tentu akan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Iklan tersebut haruslah menarik dengan pengiring yang mampu diingat oleh calon pembeli, endorser yang dapat mewakili image produk, setting yang memukau dan hal-hal pendukung lainnya. Namun, iklan yang terbaik bukanlah iklan dengan biaya yang besar, tetapi iklan yang dapat mewakili perusahaan untuk memperkenalkan produk kepada calon pembeli. 5. Tolak Ukur (Measurement) Kampanye iklan suatu produk membutuhkan premeasurement dan postmeasurement. Pengukuran setelah kampanye selesai bertujuan untuk menghitung dampak dari kampanye iklan tersebut terhadap komunikasi dan jangka penjualan. Ukuran yang dimaksud di sini adalah tolak ukur yang di dapat setelah iklan tersebut dikampanyekan. Berhasilkah iklan tersebut atau malah memperburuk image brand produk tersebut. Hal tersebut nantinya akan dilihat dari kesuksesan penjualan produk dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 tanggapan masyarakat mengenai produk berkaitan dengan iklan yang telah ditayangkan. 4. Persepsi Harga 4.1 Definisi Persepsi Harga Persepsi merupakan proses yang kompleks. Seringkali terjadi di mana pesan yang satu tidak berhubungan dengan pesan yang akhirnya memasuki otak konsumen karena itu memahami proses persepsi sangat penting bagi pemasar agar dapat menciptakan komunikasi yang efektif dengan konsumen. Secara etomologi persepsi berasal dari bahasa latinperception yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna. Definisi singkat ini memiliki 2 basis. Persepsi memiliki basis fisiologi karena persepsi menggunakan panca indera manusia sekaligus memiliki basis budaya, ekonomi, social dan psikologi karena proses ini melibatkan organisir dan interprestasi stimuli. Menutrut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang ditagih atas sebuah produk atau jasa, atau sejumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga merupakan sesuatu yang harus diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keunggulan yang ditawarkan oleh bauran pemasaran http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 perusahaan.Jadi harga berperan langsung dalam membentuk nilai pelanggan (Canno dkk, 2009:176). Harga merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam menentukan pangsa pasar dan keuntungan suatu perusahaan.Harga merupakan faktor utama yang mempengaruhi pilihan para pembeli.Harga dapat mendukung citra sebuah produk, merebut penjualan dari para pesaing, atau mempengaruhi seseorang untuk mengubah waktu pemesanan mereka. Dinawan (2010) mengatakan bahwa persepsi harga terlihat dari: 1. Perbandingan harga dengan produk lain, yaitu bagaimana perbandingan harga produk dengan produk pesaingnya. 2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu apakah harga yang di tawarkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan. 3. Keterjangkauan harga, yaitu keterjangkauan harga yang ditawarkan produsen kepada konsumen. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan untuk memasarkan suatu barang maka setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat agar perusahaan itu bisa tercapai tujuannya. 4.2 Dimensi Persepsi Harga http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Menurut Dharmesta dan Handoko (2012:155) mengemukakan harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan. Dinawan (2010:36) menyatakan persepsi harga terlihat dari : 1. Perbandingan harga dengan produk lain, yaitu bagaimana perbandingan harga produk dengan produk pesaingnya. 2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk yaitu apakah harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan. 3. Keterjangkauan harga, yaitu adalah keterjangkauan harga yang di tawarkan. Berdasarkan teori tersebut disimpulkan persepsi harga untuk tiap individu adalah relative dengan demikian adanya penentuan harga sesuai dengan produk dapat menjadi acuan yang tepat bagi para konsumen dan pihak pemasar dalam melakukan keputusan pembelian. Dapat disimpulkan bahwa persepsi harga merupakan kecenderungan konsumen untuk menggunakan harga dalam memberi penilaian tentang kesesuaian manfaat produk.Pada dasarnya konsumen dalam menilai harga suatu produk tidak tergantung hanya dari nilai nominal saja namun dari persepsi mereka pada harga. Penilaian terhadap harga pada suatu manfaat produk dikatakan mahal, murah, sedang dari masing-masing individu tidaklah sama http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan dan kondisi individu itu sendiri. 4.3 Strategi Penetapan Harga M. Suyanto (2007) mengemukakan strategi penetapan harga menjadi tantangan yang semakin meningkat untuk banyak perusahaan sehubungan dengan deregulasi, informasi dari pembeli, persaingan global yang ketat, pertumbuhan pasar yang lambat dan peluang perusahaan untuk meningkatkan posisi pasarnya. Menurut Philip Kotler (2005), strategi penetapan harga dapat digolongkan menjadi lima bagian yaitu penetapan harga geografis, discount atau potongan harga, penetapan harga diskrimasi, penetapan harga bauran produk, penetapan harga promosi. 1. Penetapan harga geografis Penetapan harga geografis mengharuskan perusahaan untuk memutuskan bagaimana menetapkan harga untuk pelanggan di berbagai lokasi dan Negara. 2. Discount atau potongan harga Perusahaan umumnya akan memodifikasi harga dasar mereka untuk menghargai pelanggan atas tindakan-tindakannya seperti pembayaran awal, volume pembelian dan pembelian di luar musim. Bentuk penghargaan ini berupa pembelian discount http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 3. Penetapan harga diskriminasi Penetapan harga ini terjadi jika perusahaan menjual produk dan jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proposional. 4. Penetapan harga bauran produk Penetapan harga ini terjadi jika perusahaan menjual produk dan jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proposional. 5. Penetapan harga promosi Dalam kondisi-kondisi tertentu perusahaan akan menetapkan harga sementara untuk produksinya di bawah daftar dan kadang-kadang dibawah biayanya. Penetapan harga promosi menilai beberapa bentuk antara lain harga kerugian, harga peristiwa khusus, perjanjian garansi, pelayanan dan discount psikologis. 5. Keputusan Pembelian 5.1 Definisi Keputusan Pembelian Menurut Suharno (2010:96) keputusan pembelian adalah tahap di mana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Menurut Sutisna (2005:15) pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Menurut Kotler dan Keller (2009:212) karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian. Kotler dan Fandy Tjiptono (2008:20) dalam keputusan pembelian konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak dari proses pertukaran atau pembelian. Umumnya ada lima macam peran yang dapat di lakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang namun seringkali peran tersebut dilakukan beberapa orang.Pemahaman mengenai peran ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi: 1. Pemrakarsa adalah orang yang pertamakali menyarankan membeli suatu produk dan jasa. 2. Pemberi pengaruh adalah orang yang pandangan atau nasehatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir. 3. Pengambil keputusan adalah orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah pembeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, bagaimana cara membeli dan dimana akan membeli. 4. Pembeli adalah orang yang melakukan pembelian nyata. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 5. Pemakai adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa. 5.2 Proses Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang diterjemahkan oleh Bob Sabran mengemukakan proses pembelian tersebut melalui 5 (lima) tahapan. Tahapan pembelian konsumen tersebut antara lain: 1. Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadarai suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang yaitu rasa lapar, haus, seks, naik ketingkat maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. 2. Pencarian Informasi Ternyata konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas.Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam.Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif: mencari bahan bacaan, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 menelepon teman, melakukan kegiatan online dan mengunjungi took untuk mempelajari produk tersebut. Sumber informasi utama di mana konsumen dibagi menjadi empat kelompok: a. Pribadi: Keluarga, teman, tetangga dan rekan b. Komersial: Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan dan tampilan c. Publik: Media massa dan organisasi pemeringkat konsumen d. Eksperimental: Penanganan, pemeriksaan dan penggunaan produk. Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek pesaing dan fitur mereka. Perusahaan juga harus mengidentifikasi merek lain dalam kelompok pilihan konsumen sehingga perusahaan dapat merencanakan daya tarik kompetitif yang tepat. 3. Evaluasi alternatif Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi: a. Konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. b. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. c. Konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 Melalui pengalaman dan pembelajaran, masyarakat mendapatkan keyakinan dan sikap.Selanjutnya, keyakinan dan sikap mempengaruhi perilaku pembelian.Keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriptif yang dipegang seseorang tentang sesuatu.Sama pentingnya dengan sikap (attitude), yaitu evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan terhadap beberapa objek atau ide. 4. Keputusan pembelian Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub keputusan: merek, penyalur, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko anggapan.Konsumen dapat menilai banyak jenis risiko dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk. a. Risiko fungsional: produk tidak bekerja sesuai harapan. b. Risiko fisik: produk mengancam kesejahteraan atau kesehatan fisik pengguna atau orang lain. c. Risiko keuangan: produk tidak layak untuk harga yang dibayarkan. d. Risiko sosial: produk menimbulkan rasa malu dari orang lain. e. Risiko psikologis: produk mempengaruhi kesehatan jiwa pengguna. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 f. Risiko waktu: kegagalan produk menghasilkan biaya peluang untuk menemukan produk memuaskan lainnya. 5. Perilaku pascapembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Karena itu tugas pemasar tidak berakhir dalam pembelian.Pemasar harus mengamati kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian dan penggunaan produk pascapembelian.Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk.Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan yang terjadi. Jika konsumen puas, ia mungkin membeli produk itu kembali. Pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain. Di pihak lain, konsumen yang kecewa mungkin mengabaikan atau mengembalikan produk. Mereka mungkin mencari informasi yang memastikan nilai produk yang tinggi.Mereka mungkin mengajukan tuntutan umum dengan melayangkan keluhan kepada perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 Pemasar juga harus mengamati bagaimana pembeli menggunakan dan menyingkirkan produk.Salah satu peluang untuk meningkatkan frekuensi penggunaan produk terjadi ketika persepsi konsumen tentang penggunaan mereka berbeda dari kenyataan. Cara termudah untuk meningkatkan penggunaan adalah mempelajari kapan penggunaan actual kurang dari yang direkomendasikan dan membujuk pelanggan tentang keuntungan penggunaan yang lebih teratur guna menanggulangi potensi masalah. 5.3 Faktor-faktor Keputusan Pembelian Dalam Buchari (2009:101) di katakan bahwa terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor-faktor tersebut ialah: 1. Faktor sosial, yaitu berupa grup yang turut mempengaruhi dimana seseorang masuk sebagai anggota, misalnya kelompok family, teman, tetangga, seni, dan lain-lain. 2. Faktor budaya, yaitu faktor budaya yang begitu banyak kelompoknya. Mulai dari kelompok Negara sampai kelompok etnis suku yang memiliki budaya dan kebiasaan adat sendiri. 3. Faktor personal, yaitu menyangkut masalah usia, pekerjaan, jabatan, keadaan ekonomi pribadi, gaya hidup dan kepribadian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 4. Faktor psikologis, yaitu menyangkut motivasi seseorang untuk membeli apakah mengikuti teori motivasi Maslow atau karena dorongan lainnya. Juga menyangkut masalah persepsi seseorang terhadap sesuatu. 5.4 Dimensi Keputusan Pembelian Adapun dimensi yang digunakan untuk mengukur keputusan pembelian konsumen antara lain (Sutisna, 2003): 1. Benefit Association kriteriabenefit association menemukan manfaat menyatakan dari bahwa pembelian konsumen produk dan menghubungkannya dengan karakteristik merek. 2. Prioritas dalam membeli Prioritas untuk membeli terhadap salah satu produk yang ditawarkan bisa dilakukan oleh konsumen apabila perusahaan menawarkan produk yang lebih baik dari produk pesaingnya. 3. Frekuensi pembelian Ketika konsumen membeli produk tertentu dan ia merasa puas dengan kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli kembali produk tersebut kapan pun ia membutuhkannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 6. Hubungan Antar Variabel 6.1 Hubungan Citra Merek dengan Keputusan Pembelian Menurut Ferinda Dewi (2009:203) berpendapat bahwa citra merek merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subjektif dan emosi pribadinya.Ditambahkan citra merek adalah persepsi tentang merek yang digambarkan oleh asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen. Keputusan pembelian adalah pada tahap evaluasi, konsumen menysun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk nilai pembelian. Biasanya konsumen akan memilih merek yang disukai tetapi ada pula faktor yang mempengaruhi seperti sikap orang lain dan faktor-faktor keadaan tidak terduga. Keputusan pembelian konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak dari proses pertukaran atau pembelian, orang yang mempunyai persepsi baik terhadap suatu barang akan juga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian terhadap barang tersebut. H1: Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Dengan demikian citra merek yang baik akan mempengaruhi keputusan pembelian seseorang terhadap produk tersebut. 6.2 Hubungan Iklan dengan Keputusan Pembelian Menurut Philip Kotler, Gary Amstrong (2006:147) berpendapat bahwa: “periklanan adalah setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 dibayar mengenai gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang terindentifikasi”. Mengenai periklanan yang dikemukakan oleh para ahli dan kebanyakan orang percaya bahwa periklanan bekerja dengan mengirimkan suatu pesan lewat suatu media cetak maupun elektronika akan diperoleh jumlah konsumen yang cukup besar dalam waktu yang tidak begitu lama. Jadi, periklanan dapat mempengaruhi konsumen sehingga timbul untuk melakukan pembelian.Dengan demikian iklan mempunyai peranan penting dalam keputusan pembelian. H2: Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Dengan demikian iklan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. 6.3 Hubungan Persepsi Harga dengan Keputusan Pembelian Dalam memandang suatu harga konsumen mempunyai beberapa pandangan yang berbeda (Leliana dan Suryani, 2004). Hal yang penting perlu diingat bahwa nilai yang baik tidak sama dengan harga murah (Kotler dan Amstrong, 2008). Apabila harga yang ditetapkan tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan, maka konsumen akan menyadari hal tersebut. Tidak selamanya harga yang murah akan mencerminkan tingkat kualitas suatu produk yang buruk. Begitu juga sebaliknya, harga yang mahal tidak http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 selalu mencerminkan kualitas produk yang baik pula.Pandangan tersebut menyebabkan terjadinya hubungan antara permintaan dengan harga jual. Apabila harga tinggi, maka permintaan produk tersebut akan rendah, begitu juga jika harga rendah, maka permintaan produk tersebut akan tinggi (Yunda, 2014). H3: Persepsi Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Dengan demikian persepsi harga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap keputusan pembelian. 7. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No PENELITI JUDUL 1 Anindya Rahma Pengaruh harga, Andanawari (2014) lokasi dan kualitas produk terhadap Keputusan Pembelian (Studi kasus pada Srove Syndicate Café Semarang) http://digilib.mercubuana.ac.id/ HASIL PENELITIAN Variabel Kualitas produk memiliki pengaruh yang paling besar terhadap keputusan pembelian dibandingkan kedua variabel lainnya. 41 No PENELITI 2 Desi Retno (2014) HASIL PENELITIAN Variabel kualitas produk memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian sebesar 0,412. 3 Variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel (Y) keputusan pembelian 4 5 6 JUDUL Ekawati Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi Harga dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Olive Fried Chicken Tembalang Semarang Adyatma Arifin (2012) Pengaruh periklanan terhadap keputusan pembelian konsumen pasta gigi pepsodent di kota Makasar Herlina (2008) Analisis pengaruh iklan dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk FLEXI Dheany Arumsari (2012) Analisis kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merek Aqua (pada konsumen took Bhakti Mart KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah) Aditya Yoga Wiratama Analisis pengaruh (2012) produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian sepatu olahraga merek Nike di Kota Semarang http://digilib.mercubuana.ac.id/ Pengaruh promosi penjualan dan iklan adalah positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) pada produk Flexi Terdapat pengaruh positif antara variabel kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian oleh konsumen took Bhakti Mart KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah Terdapat pengaruh positif antara variabel produk, persepsi kualitas dan citra merek terhadap keputusan pembelian sepatu merek Nike di Kota Semarang 42 No PENELITI 7 Onigbinde Oladepo (2015) JUDUL Isaac The Influence of Brand Image and Promotion Mix on Consumer Buying Decision- A Study of Beverage Consumers in Lagos State, Nigeria Azhar Ahmad (2014) Factors Influencing Consumers’ Purchase Decision of Private Label Brand Product HASIL PENELITIAN Promosi penjualan memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian sebesar 0.536 8 Persepsi harga memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian dibandingkan dengan keempat variabel lainnya. Harga dan kualitas produk memiliki pengarah yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. 9 Owusu Alfred (2013) 10 Yi-Feng Yang (2011) Influences of Price and Quality on Consumer Purchase of Mobile Phone in The Kumasi Metropolis in Ghana A Comparative Study A Study on Professional Compentencies, Brand Image, and Brand Recognition of Taiwan’s Mobile Phone Industry http://digilib.mercubuana.ac.id/ Perbaikan professional tanggapan terhadap merek, dan citra merek memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian pada industry handphone di Taiwan. 43 B. Kerangka Pemikiran Berdasarkan pada rumusan masalah dan telaah pustaka yang telah diuraikan dimuka mengenai variabel citra merek, iklan dan persepsi harga serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, maka kerangka pemikiran teoritis yang diajukan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Citra→Merek (X1) H1 Iklan H2 (X2) H3 Persepsi Harga (X3) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran http://digilib.mercubuana.ac.id/ Keputusan Pembelian (Y) 44 C. Hipotesis Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada, dapat dimunculkan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut: H1: Citra Merek berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian produk Wardah terhadap Mahasiswi program studi Manajemen S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana. H2: Iklan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian produk Wardah terhadap Mahasiswi program studi Manajemen S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana. H3: Persepsi Harga berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian produk Wardah terhadap Mahasiswi program studi Manajemen S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana. http://digilib.mercubuana.ac.id/