Wealth Management Newsletter - Maret 2015 GREETINGS Nasabah terhormat, Terima kasih atas kepercayaan Anda menjadi nasabah setia Commonwealth Bank. Pada edisi Market Perspective kali ini, kami mengulas berbagai faktor di pasar global yang mendorong kenaikan harga saham hingga mencapai level tertingginya selama akhir Februari hingga awal Maret 2015. Optimisme pada Quantitative Easing (QE) yang dirilis ECB pada awal Maret 2015 ini, yang semakin mendukung likuiditas di pasar global serta gelombang penurunan suku bunga yang dilakukan 20 Bank Sentral di dunia. Namun selanjutnya menjelang pertengahan Maret 2015 ini, pelaku pasar kembali mempertanyakan mengenai arah kebijakan The Fed khususnya terkait ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed. Dengan perbedaan arah kebijakan antara The Fed dengan Bank Sentral di dunia lainnya, maka semakin mendorong penguatan Dollar Index. Hal inilah yang mendorong pelemahan Rupiah hingga ke level Rp13.200/USD. Pemerintah Indonesia langsung memberikan respon aktif, dari meningkatkan koordinasi dengan Bank Indonesia, mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi untuk membantu penguatan Rupiah, serta persiapan crisis management. Dengan demikian, kami melihat volatilitas di pasar saat ini bukan suatu hal yang perlu dikhawatirkan, namun perlu dikelola dengan baik. Bahkan kita dapat memanfaatkan setiap periode penurunan atau kenaikan harga aset investasi ini sebagai entry point untuk masuk ataupun merealisasikan keuntungan. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai strategi dan rekomendasi produk-produk investasi, Anda dapat menghubungi Relationship Manager kami di cabang terdekat. Hormat kami, Rian Kaslan EVP, Head of Wealth Management and Business Strategy Market Perspective | 1 Market Review Inflasi Tahunan Turun dibawah BI Rate 3,3 8,8 Pasar Saham Global dan Indonesia Mencapai Record Tertinggi (New High) 2,5 Selama Februari 2015, pasar saham global berhasil mencapai level tertingginya. Indeks Euro Stoxx berhasil naik +7,4%, diikuti indeks Nikkei (Jepang) +6,4% dan indeks Dow Jones (AS) +5,6%. Likuiditas mengalir dari money market & bond market masuk ke kelas aset berisiko (equity market), hal ini menunjukkan investor mulai building portfolio untuk mengantisipasi QE ECB pada Maret 2015. Sektor yang mengalami penguatan tertinggi yakni Perbankan naik +7,6% dan Trade & Services naik +7,1%, diikuti Property & Construction naik +3,4%. Hal ini terkait dengan penurunan suku bunga Bank Indonesia sebesar 25 bps menjadi 7,5% pada 17 Februari 2015 lalu, di mana sektor yang sensitif pada suku bunga dan Consumer Discretionary mendapat sentimen positif. Pasar Saham Global dan Indonesia Mencapai Record Tertinggi (New High) Kenaikan Saham Global (%) Februari 2015 7,4 6,4 Nikkei JP Dow Jones 7,6 Trade, Services 7,1 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-13 Jul-13 Aug-13 Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13 Jan-14 Jan-13 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 12.400 RDG BI menurunkan BI Rate 5.450 Banking 12.500 5.400 12.600 5.350 12.700 5.300 Property, Construction 5,6 3,4 JCI 3,0 12.800 5.250 Agriculture Shanghai Namun keputusan BI ini juga berdampak pada melemahnya mata uang Rupiah terhadap USD. Rupiah yang sebelumnya sudah mengalami pelemahan pada range Rp12.600-12.750/ USD karena sentimen penguatan Dollar Index terhadap mata uang negara utama di dunia, semakin terlihat melemah pada level Rp12.800 – 12.970/USD. 5.500 5,5 S&P 500 6,3 4,5 TREN RUPIAH & IHSG SEJAK PENURUNAN BI RATE Sektoral (%) Februari 2015 Euro Stoxx 1,0 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Sejalan dengan pergerakan pasar global, aliran dana asing juga mengalir deras ke Indonesia. Investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp10.2 triliun selama Februari 2015. Hal ini mendorong kenaikan IHSG 3,04% ke level 5450.3. 1,5 1,2 2,3 5.150 12.900 IHSG (sisi kiri) Rupiah (sisi kanan) 5.200 2-Feb 5-Feb 8-Feb 11-Feb 14-Feb 17-Feb 20-Feb 23-Feb 26-Feb 1-Mar 13.000 3,1 Infrastructure JCI 3,0 1,3 Hang Seng 1,3 Basic Industry 0,3 Miscelaneous -0,5 India 0,4 -1,3 Mining Thailand 0,4 -2,3 Consumer Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank Rupiah yang mencapai Rp13.000/USD memang membuat investor domestik nervous. Namun investor asing masih membeli dalam jumlah besar karena keyakinan akan potensi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah berkeinginan untuk memacu pertumbuhan ekonomi, yang dipatok 5,7% selama 2015 ini. Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank Keputusan BI menurunkan suku bunga ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan juga didukung keyakinan laju inflasi yang terkendali hingga akhir tahun 2015. Selama Januari dan Februari 2015 terjadi deflasi bulanan sebesar -0,2% dan -0,36% secara MoM. Hal ini membawa laju inflasi tahunan terus menurun menjadi 6,29% YoY. Turunnya suku bunga memberikan sentimen positif di pasar saham dan obligasi. Pada pasar obligasi, yield SUN tenor 10 tahun langsung turun tajam ke level 7,2-7,1 dari level 7,5% setelah penurunan BI rate. Penurunan yield, artinya kenaikan harga obligasi dengan rata-rata sebesar 1-1,5% khususnya pada FR tenor panjang. Market Outlook - GLOBAL Apakah yang akan mempengaruhi pergerakan pasar selanjutnya? Selama bulan Maret 2015 ini, kami melihat berbagai event di pasar global yang akan mempengaruhi pergerakan pasar modal. Sentimen positif dari Quantitative Easing (QE) ECB Pada pertemuan ECB tanggal 5 Maret 2015, akhirnya diputuskan detail program QE yakni pembelian obligasi public & private di Zona Eropa senilai EUR60 Miliar perbulan/total EUR1.1 Triliun. Wealth Management Newsletter | Edisi Maret 2015 2 | Market Perspective QE ECB akan dimulai pada hari Senin (9 Maret 2015 ini) hingga September 2016 atau dapat diperpanjang hingga outlook inflasi mengarah ke level 2%. Hal ini tentunya akan mendorong likuiditas di pasar dan memberikan sentimen positif terhadap pasar. ECB juga meningkatkan estimasi pertumbuhan ekonominya menjadi 1,5% di 2015, 1,9% di 2016 dan 2,1% di 2017. Sementara itu ECB juga menurunkan estimasi inflasi Zona Eropa menjadi 0% di 2015 (vs sebelumnya 0,7%), namun menaikan inflasi 2016 menjadi 1,5% (vs sebelumnya 1,3%). Berbeda dari QE The Fed di mana likuiditas lebih banyak mengalir ke pasar saham, diprediksi likuiditas dari QE ECB ini akan lebih mengalir ke surat hutang Eropa dan kelas aset yang kurang berisiko (US Treasury). Hal ini mengingat kenaikan pasar saham sebelumnya sudah banyak merefleksikan QE ECB ini. Dengan ECB lebih mendorong aliran QE ke pasar hutang, artinya diharapkan dapat meningkatkan penyaluran kredit dan menggerakan sektor riil (pertumbuhan ekonomi). QE ECB juga akan mendorong penurunan nilai Euro. Sementara inflasi jangka menengah diharapkan naik seiring peningkatan demand. Namun bila penyaluran kredit ini gagal mendorong pertumbuhan ekonomi maka ada risiko stagflasi di Zona Eropa. Populasi usia produktif yang menurun, overcapacity production dan stressed financial system berarti potensi pertumbuhan ekonomi sulit mencapai level pertumbuhan tinggi sebelumnya. Dengan penurunan lending rate dan penurunan target pertumbuhan ekonomi, artinya China masih dalam arah kebijakan yang agresif untuk mendorong ekonomi. All eyes to US Non Farm Payroll … Data pasar tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat malam (6 Maret 2015) menunjukkan peningkatan diatas ekpektasi pasar. US nonfarm payroll periode Februari 2015 dengan penambahan 295.000 pekerja, dibandingkan konsensus Bloomberg sebanyak 235.000. Sedangkan tingkat pengangguran turun ke level 5,5%, dibandingkan konsensus Bloomberg 5,6%. Hal ini merupakan level pengangguran yang terendah. Data ekonomi yang positif ini tentunya langsung mendorong issue di pasar bahwa The Fed tetap akan menaikkan suku bunga The Fed Rate pada tahun 2015 ini. Pasar langsung bereaksi negatif, ditunjukkan dengan indeks saham S&P500 turun -1,5% dalam 1 hari perdagangan di 6 Maret 2015 dan yield US Treasury tenor 10 tahun langsung mengalami kenaikan di level 2,2%. Padahal sebelumnya, data ekonomi AS bersifat mixed sehingga mendorong ekspektasi bahwa The Fed masih akan bersabar, tidak terburu-buru menaikkan suku bunga. The Fed perlu meng-assess bagaimana dampak dari pelemahan ekonomi global dan penguatan USD pada sektor real di AS. Itulah mengapa, walaupun ada sentimen positif dari QE ECB, namun kita tetap perlu mewaspadai menjelang FOMC meeting pada pertengahan Maret 2015 ini. Diprediksi adanya perubahan tone atau pergeseran statement dari Yellen The Fed, lebih mengarah ke “data dependence” dibandingkan “remain patient”. Dengan data ekonomi AS yang terus menunjukkan pemulihan, maka bagaimanapun juga potensi kenaikan suku bunga The Fed, tidak dapat diabaikan. Kami masih mempertahankan estimasi kenaikan suku bunga The Fed pada awal semester 2 tahun 2015 pada level yang bertahap. Hal ini bertujuan untuk menjaga volatilitas berlebihan di pasar keuangan global. Sumber: Bloomberg Data Tenaga Kerja AS Menunjukkan Pemulihan di atas Ekspektasi Pasar Pemerintah China diprediksi menurunkan target pertumbuhan Ekonomi China Selama 3-15 Maret 2015 ini, berlangsung sesi pembahasan dalam Kongres Nasional China Analyst berestimasi China akan menurunkan target pertumbuhan ekonomi dari 7,5% menjadi 7% (vs estimasi IMF 6,8% dan World Bank 7,1%). Dampaknya cukup mixed terhadap pasar. 9.8 400 10.0 293 300 9.0 200 8.5 100 8.2 8.0 Level pertumbuhan ini merupakan target pertumbuhan ekonomi yang terendah, namun masih relatif lebih baik dibandingkan negara lainnya. Pemerintah China sudah memberikan sinyal bisa menerima level pertumbuhan yang lebih rendah, urgenitas untuk reformasi dan ekspektasi yang moderate untuk stimulus. Wealth Management Newsletter | Edisi Maret 2015 Dec-14 Jun-14 Sep-14 Mar-14 Dec-13 Jun-13 Sep-13 Mar-13 Dec-12 Jun-12 Sep-12 Mar-12 Dec-11 Jun-11 Sep-11 Mar-11 Dec-10 Jun-10 Sep-10 Mar-10 (100) Sep-09 Menjelang program QE diluncurkan, ECB tidak mengubah kebijakan suku bunganya, pada level yang rendah (main rate pada 0,05% dan deposit rate -0,2%). Dec-09 - QE ECB … Mendukung Likuiditas di Pasar Global (200) (300) (400) 9.5 7.5 7.0 6.5 6.0 Change in non-farm payroll (6 mo average) US Unemployment Rate (500) Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank 6.1 5.5 5.5 5.0 Market Perspective | 3 Estimasi Kenaikan Fed Fund Rate (Naik Bertahap) untuk Menjaga Volatilitas Pasar 2.780 km 5.00 jalan tol 3x kapasitas saat ini 8 Proyek MRT 23 GW Power Plant 4.00 3.00 2.00 Hal yang sangat menarik … Saat ini Pemerintah berupaya mendorong proses tender yang biasanya baru terjadi pada pertengahan tahun (Juni, Juli, Agustus) menjadi dipercepat pada Maret 2015 ini. 1.00 (2.00) US 10yr yield Feb-15 Aug-15 Feb-15 Feb-14 Fed Fund Rate Aug-14 Aug-13 Feb-13 Feb-12 Aug-12 Feb-11 Aug-11 Feb-10 Aug-10 Feb-09 (1.00) Aug-09 - Inflasi (3.00) Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank Pemerintah meningkatkan target pendapatan pajak sebesar 30% menjadi Rp346 Triliun, dibandingkan realisasi 2014. Kenaikan target pendapatan pajak ini untuk menutup peningkatan belanja Pemerintah dan penurunan pendapatan dari sektor komoditas. Perlu diingat penurunan harga minyak dunia, juga mendorong penurunan harga komoditas yang menjadi subtitusinya (batu bara dan CPO). Revisi APBN 2015 2015 Items Market Outlook - Domestic Selanjutnya bagaimana dengan pasar domestik? Pemerintah berhasil mendapatkan persetujuan dari Parlemen untuk revisi APBN 2015 pada 13 Februari 2015 lalu. Asumsi makro ekonomi relatif lebih realistis, dengan menurunkan target pertumbuhan ekonomi menjadi 5,7% dan pelemahan mata uang Rupiah dikisaran level Rp12.500/USD. Alokasi anggaran infrastruktur naik menjadi Rp291 Triliun atau naik +53% dari APBN (sebelum revisi) atau +81% dari realiasi 2014 Revenue: 2015 Items Unit Original (APBN) Chg Revised (APBNP) GDP growth % 5.8 5.7 (0.1) Inflation % 4.4 5.0 0.6 SPN 3mo rate % 6.0 6.2 0.2 Exchange rate IDR/USD 11,900 12,500 5% US$/bbl 105 60 (43%) Oil price Oil lifting Gas lifting ‘000 barrel/day 900 825 (8%) ‘000 barrell of oil eq./day 1,248 1,221 (2%) Sumber: Govt 1,794 1,762 1,537 Tax Revenue: Rptn 1,380 1,489 1,143 Income Tax: Rptn 644 679 570 Oil & gas Rptn 89 50 84 Non-Oil & gas Rptn 556 630 486 Rptn 525 576 476 Exercise tax Rptn 127 146 117 Others Rptn 84 88 n/a Rptn 410 269 391 VAT (incl. luxury tax) Non-tax revenue: Rptn 254 119 241 Oil & gas Rptn 224 81 212 Non-Oil & gas Rptn 30 38 29 Profit from SOEs Rptn 44 37 40 Others Rptn 112 113 110 Rptn 3 2,039 3 1,984 2 1,765 Rptn 415 345 212 138 403 350 Fuel Rptn 276 65 246 Electricity Rptn 69 73 104 Other subsidies Rptn 70 74 53 Rptn Rptn 190 146 29 291 409 29 161 129 7 Grants: Expenditure Subsidies: Energy subsidies: Infrastructure Education Social safety Others* Deficit Eksekusi menjadi kunci utama. Dari efektivitas land clearing law, e-procurement, one-stop licensing process, dan reformasi birokrasi lainnya masih perlu dijalankan. Est Realization Rptn Natural resources: Asumsi Revisi APBN 2015 Lebih Realistis 2014 Unit Original Revised (APBN) (APBNP) Deficit as % of GDP 1,259 1,043 1,064 Rptn (246) (223) (227) % 2.2% 1.9% 2.26% Tax revenue naik 30% dari realisasi 2014 Untuk offset penurunan non tax revenue Subsidi energi turun Bergeser pada peningkatan infra dan pendidikan Sumber: CLSA Wealth Management Newsletter | Edisi Maret 2015 4 | Market Perspective Kenaikan Belanja Infrastruktur…. Equity & Bond Outlook Indonesia Infrastructure Spending and Subsidies Rptn Infra spending 450 Valuasi dan valuasi Bagaimanapun dan apapun sentimen yang ada di pasar, yang jelas faktor valuasi menjadi satu faktor utama yang perlu kita pertimbangkan. Subsidies 400 350 300 Pada saat pasar mengalami bullish didorong sentimen likuiditas dan QE, maka pada level valuasi yang meningkat, pergerakan harga aset keuangan sangat rentan digoyang issue-issue untuk menurunkan harganya. 250 200 150 Equity Market Sentimen bergulirnya likuiditas dari QE ECB di awal Maret 2015 ini telah mendorong kenaikan harga saham baik di pasar global dan Indonesia. 85 117 32 38% Energy Ministry 10 15 5 49% Transportation Ministry 45 65 20 45% 8 14 6 78% Social Ministry Sumber: Govt Valuasi Saham Menyentuh Level Tinggi, Didorong Sentimen QE ECB 17.0 Dengan demikian, risikonya pada eksekusi dan …. Bagaimana bila target pendapatan pajak tidak tercapai? 16.0 Target pendapatan pajak dinilai cukup tinggi, sehingga banyak yang mengkhawatirkan tidak tercapai. Hal ini dapat mendorong pemangkasan alokasi anggaran pembangunan dan infrastruktur. Pemotongan investasi dan belanja modal ini tentunya menyebabkan target pertumbuhan ekonomi tidak tercapai. 15.0 13.0 12.0 11.0 Dengan pertumbuhan ekonomi yang bergerak flat pada level 5,0% maka potensi re-rating pertumbuhan laba emiten, akan sulit terjadi. Padahal secara valuasi saham sudah menyentuh level cukup tinggi. Dec-11 10.0 Feb-15 Public Works Ministry Oct-14 Chg (%) Dec-14 Chg (Rptn) Aug-14 Final Budget Pada level ini masih ada potensi kenaikan harga saham namun relatif terbatas. IHSG dapat saja berusaha menembus level 5.600 namun akan lebih baik masuk pada saat koreksi dan jual pada saat mengalami kenaikan. Apalagi berbagai risiko eksternal khususnya spekulasi terkait arah kebijakan The Fed akan kembali menjadi fokus bagi pelaku pasar, menjelang FOMC meeting di 18 Maret 2015. Apr-14 Original Budget Jun-14 In Rptn Setelah menyentuh level tertingginya di 5.515 (6 Maret 2015), IHSG berada pada valuasi P/E ratio 16.23x (Est. EPS 12 bulan ke depan). Level yang cukup tinggi pada +2 Std dev. Feb-14 15F Oct-13 2014 Dec-13 2013 Aug-13 2012 Apr-13 2010 2011 Jun-13 2009 Feb-13 2008 Oct-12 2007 Dec-12 2006 Aug-12 2005 Sumber: Ministry of Finance Apr-12 0 Jun-12 50 Feb-12 100 Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank Lalu apa yang akan dilakukan Pemerintah? Upaya ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan pajak akan dilakukan. Dari menggulirkan berbagai aturan pajak baru, yang tentunya mau tidak mau akan mempengaruhi laba emiten. Misalnya, pada sektor properti, penerapan PpH 22 (pajak 5%) sedang dibicarkan akan berlaku pada apartment seharga Rp2 miliar atau rumah dengan luas diatas 400 m2 (sebelumnya Rp10 miliar dan luas rumah 500 m2). Selain itu, Pemerintah juga sedang membicarakan pemberlakukan value added tax bagi pelaku bisnis rokok dari 8,4% menjadi 10%. Pada tahun depan, kantor Pajak juga rencananya akan dipisahkan dari Kementerian Keuangan, sebagai bagian dari penyesuaian Sistem Perpajakan Umum. Wealth Management Newsletter | Edisi Maret 2015 Bond Market Pergerakan yield obligasi Indonesia pada umumnya sejalan dengan yield US Treasury, kecuali bila ada faktor spesifik yang lebih outweighted pelaku pasar. Tekanan suplai bond yang berkurang (nilai penerbitan hutang tidak sebesar dan sepasti tahun lalu). Faktor penurunan inflasi yang diprediksi akan terjaga hingga mencapai 5,1% pada akhir tahun 2015. Setelah mengalami deflasi bulanan pada Januari dan Februari lalu, diprediksi angka inflasi Maret terus menunjukkan penurunan dari 6,29% YoY. Walaupun ada kenaikan harga beras 30% MoM menjadi Rp12.500/kg di awal Maret 2015 ini yang cukup mengkhawatirkan pasar. Market Perspective | 5 Potensi penurunan BI rate sebesar 25 bps di QQ2/2015. Namun kami melihat BI perlu meng-assess hasil FOMC meeting Maret 2015 ini untuk meredam volatilitas pelemahan Rupiah. Walaupun pada data pasar terkini (9 Maret 2015), level yield obligasi Pemerintah Indonesia mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan yield US Treasury akibat kekhawatiran The Fed akan kembali fokus untuk menaikkan suku bunganya. Namun kami melihat hal ini masih bersifat mixed… bagaimanapun juga The Fed tidak terburu-buru dalam menaikkan suku bunga dan memiliki intensi untuk menjaga volatilitas pasar keuangan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi AS. Historical Spread Yield US Treasury dan Yield SUN Tenor 10 Tahun Sumber: Bloomberg Selain itu, masih ada potensi aliran dana QE ECB yang mengalir masuk ke safe heaven asset (US Treasury), dapat mendorong penurunan yield US Treasury dan memberikan sentimen positif pada pasar obligasi Indonesia. Dengan demikian, memperhatikan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, penurunan inflasi Indonesia dan faktor lain sebelumnya, maka level yield obligasi saat ini merupakan suatu level yang menarik, apalagi bagi investor asing dengan level Rupiah yang menyentuh Rp13.000/USD. Dengan indikator range pergerakan yield SUN tenor 10 tahun pada kisaran 7,6% - 7% (buy to sell). Historical Spread Yield US Treasury dan Yield INDON Tenor 10 Tahun Sumber: Bloomberg ANALISA VALAS Respon pasar masih terfokus pada rencana kenaikan suku bunga USD yang akan dilaksanakan pada tahun ini. Prakiraan mengenai kapan dinaikannya suku bunga USD tersebut membentuk persepsi pasar akan pergerakan USD terhadap mata uang lainnya. Penguatan USD juga dipengaruhi oleh perbedaan agenda bank sentral AS dengan bank sentral lainnya. Pada saat tekanan inflasi rendah karena turunnya harga minyak mentah dunia, pada umumnya bank sentral melakukan pemotongan suku bunga atau pelonggaran kebijakan moneter, akan tetapi bank sentral AS, The Fed berencana melakukan peningkatan suku bunga guna menarik kembali likuiditas yang terlah membanjiri pasar semenjak tahun 2009 silam. Untuk menanggapi penguatan USD yang konsisten ini, strategi yang paling tepat untuk dilakukan adalah sell on rallies untuk major currency dan kembali mengalokasikan dana ke USD. Hal ini perlu dilakukan karena secara garis besar USD tetap akan menguat seiring dengan rencana kenaikan suku bunga. USD/IDR IDR kembali melemah pada bulan Maret 2014. Penyebab utama dari pelemahan tersebut adalah penguatan USD secara keseluruhan. Membaiknya data-data indikator ekonomi AS membuat persepsi pasar mengarah pada kenaikan suku bunga yang lebih dini. Pemotongan suku bunga Bank Indonesia pada bulan Februari kemarin juga memberikan dampak negatif pada pelemahan IDR terhadap mata uang lainnya. Pasalnya selisih suku bunga USD dan suku bunga IDR menjadi semakin tipis. Harga minyak mentah yang tidak kunjung naik juga menekan inflasi Indonesia dan memberikan peluang kepada Bank Indonesia kembali memotong suku bunga acuan pada bulan April guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indoonesia secara keseluruhan. Di luar faktor ekonomi makro Indonesia, bulan April adalah bulan pertama dari kuartal II dimana menurut data historis sering kali terjadi aksi repatriasi oleh investor asing. Hal ini juga berpotensi memberikan tekanan negatif tambahan pada pergerakan nilai tukar IDR tarhadap USD. DIperkirakan USD/IDR akan diperdagang-kan dengan rentang 13.150 – 13.500 pada bulan April dengan kecenderungan naik Wealth Management Newsletter | Edisi Maret 2015 6 | Market Perspective AUD/USD Pemotongan suku bunga AUD pada bulan Februari lalu diharapkan sudah dapat memperlihatkan perbaikan pertumbuhan ekonomi di Australia. Data-data utama yang berperan penting dalam pergerakan nilai tukar AUD adalah data inflasi, data ketenagakerjaan dan data GDP Australia. Diharapkan dengan pemotongan suku bunga lalu, data-data tersebut akan menunjukan peningkatan yang cukup baik. Tantangan utama untuk pemerintah Australia adalah masih turunnya harga komoditas. Hal ini tentu akan berdampak pada turunnya inflasi dan diikuti dengan peluang dari RBA untuk kembali memotong suku bunga lebih lanjut. Potensi kenaikan AUD cenderung terbatas mengingat penguatan USD tehadap mata uang lainnya yang akan membatasi kenaikan AUD. Dalam jangka menengah AUD masih berpotensi turun sebagai dampak dari konsistennya penguatan USD. Diperkirakan AUD/USD akan diperda-gangkan dengan rentang 0.7400 – 0.7800 pada bulan April dengan kecenderungan turun. EUR/USD Secara fundamental zona Eropa masih dalam kondisi yang didominasi oleh sentiment negatif. Hal utama yang menjadi fokus ECB adalah terus turunnnya inflasi di Zona Eropa seiring dengan terus tertekannya harga minyak dunia di bawah $50 per barrel. Ditambah lagi dengan kondisi Yunani yang masih belum menunjukan kelayakannya dalam menerima bantuan tambahan. Perpanjangan waktu untuk Yunani menerima bantuan akan berakhir di bulan Juni, namun sampai akhir Maret Yunani masih membutuhkan dana tambahan guna membayar hutang-hutang Yunani. Hal ini memberikan dampak negatif pada pergerakan EUR secara keseluruhan meskipun Yunani hanya sebagian kecil dari Zona Eropa. Penggelontoran likuiditas tambahan oleh ECB sebesar 1.1trilyun EUR sampai September 2016 berdampak pada pelemahan EUR terhadap mata uang lainnya dalam jangka pendek, menengah hingga panjang. Pasalnya banjirnya likuiditas EUR membuat nilai tukar EUR semakin terdepresiasi. Diperkirakan EUR/USD akan diperda-gangkan dengan rentang 1.0350 – 1.0650 pada bulan April dengan kecenderungan turun. GBP/USD Di uar prediksi pasar, menguatnya indeks service dan manufaktur di Inggris membuat GBP menjadi satu-satunya major currency yang memiliki kecenderungan naik semenjak awal tahun 2015. Kenaikan ini juga ditunjang oleh membaiknya data ketenaga kerjaan Inggris pada bulan Februari 2015. Namun kenaikan GBP juga cenderung terbatas mengingat pasar masih terus terfokus pada rencana kenaikan suku bunga USD pada pertengahan tahun 2015. Diperkirakan GBP/USD akan bergerak dalam rentang 1.5000 – 1.5450 pada bulan Maret. USD/JPY Yen Jepang masih terperangkap dengan rentang 116.00 – 120.50 semenjak diluncurkannya stimulus pada Q4 tahun 2014. Pergerakan JPY cenderung akan diwarnai dengan tingkat fluktuasi yang rendah pada bulan Maret, mengingat pasar masih akan terfokus pada rencana kenaikan suku bunga AS pada pertengahan tahun 2015. DIperkirakan USD/JPY akan cenderung bergerak dengan rentang 118.00 – 120.50 pada bulan Maret dengan kecenderungan naik. Recommendation EUR/USD GBP/USD AUD/USD Expected buying level 13.100 - 13.150 USD/IDR 1.0350 - 1.0400 1.4450 - 1.4500 0.7500 - 0.7550 119.80 - 120.30 Expected selling level 13.400 - 13.450 1.0580 - 1.0650 1.4900 - 1.4950 0.7720 - 0.7770 121.50 - 122.00 Long profit taking @ 13.400 and above 1.0500 and above 1.4850 and above 0.7680 and above 121.50 and above Short profit taking @ 13.150 and below 1.0400 and below 1.4500 and below 0.7550 and above 120.30 and below Long cut loss @ 12.900 - 13.000 1.0220 - 1.0280 1.4300 - 1.4375 0.7350 - 0.7400 118.80 - 119.00 Short cut loss @ 13.550 - 13.600 1.0700 - 1.0750 1.5050 - 1.5125 0.7850 - 0.7900 122.80 - 123.10 Entry Point Profit Taking Cut Loss *Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar. Wealth Management Newsletter | Edisi Maret 2015 USD/JPY Market Perspective | 7 Comm AUD Balanced Fund merupakan produk investasi yang dikelola dengan NAV (Net Asset Value) dalam Australian Dollar (AUD), sehingga sangat sesuai bagi Nasabah yang sedang mempersiapkan dana pendidikan di Australia. Dana pendidikan itu penting untuk disiapkan sedari dini, mengingat kebutuhan pendidikan itu pasti ... 16 Mar 15 1 bulan CommLink AUD Balance Fund (AUD) 1.15 -1.14% 3 bulan 6 bulan 5.37% 12.85% 1 tahun YTD 16.84% 3.69% 3 alasan lain mengapa dana pendidikan itu penting untuk disiapkan: mahalnya biaya pendidikan, kenaikan biaya pendidikan setiap tahunnya (rata-rata inflasi biaya pendidikan 10% pertahunnya), mengantisipasi ketidakpastian dimasa mendatang. Ketidakpastian dari segi penghasilan dan kondisi ekonomi serta ketidakpastian akan kondisi kesehatan. Ilustrasi Biaya Pendidikan di Australia: Biaya Kuliah Universitas A (3 Tahun) Biaya Hidup (Akomodasi, Transport, Makan) AUD IDR AUD 75,000 825 Juta 75,000 IDR 825 Juta Total 1.65 M Asumsi biaya kuliah per semester: AUD12.500 Biaya hidup per tahun: AUD25.000 AUD1 = IDR11.000 Total biaya selama kuliah di Australia adalah sebesar Rp1,65 Miliar. Perhitungan di atas erupakan pendekatan semata, biaya pendidikan dan asumsi kurs dapat berubah setiap waktu. Biaya di atas belum termasuk tingkat inflasi setiap tahun. Bagaimana kinerja investasinya? Hingga 16 Maret 2015, Comm AUD Balanced Fund berhasil memberikan imbal hasil sebesar 16.8% selama 1 tahun terakhir. Ini artinya jauh lebih besar dibandingkan imbal hasil deposito bank dalam AUD berkisar 2%. Sumber: Bloomberg Kinerja Comm AUD di atas rata-rata karena produk ini dikelola secara aktif pada kondisi pasar yang volatile Investasinya dikelola secara berimbang dalam efek saham, hutang (obligasi) yang diperdagangkan di bursa efek Indonesia dan luar negeri; dengan profil risiko rendah ke sedang (bukan agresif) plus ada asuransi jiwanya. Pengelola investasi Comm AUD berupaya mencari kombinasi yang terbaik untuk menangkap potensi pelemahan/penguatan mata uang dan potensi kenaikan nilai aset keuangan. Wealth Management Newsletter | Edisi Maret 2015 8 | Market Perspective Pelemahan mata uang AUD dan Rupiah Terhadap USD Alokasi Aset Jenis Instrumen Komposisi Aset Efek Luar Negeri 4.04% Saham 39.83% Pendapatan Tetap 42.01% Pasar Uang 7.92% Kas 6.20% Walaupun mata uang AUD dan Rupiah sudah mengalami pelemahan yang cukup tinggi selama 1 tahun terakhir ini, namun terdapat alokasi aset yang cukup besar pada instrumen obligasi USD (INDON). Hal ini sangat membantu performance produk ini, selain dari kenaikan nilai saham dalam portofolio investasinya. Wealth Management Newsletter | Edisi Maret 2015 Sumber: Bloomberg Disclaimers Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan.. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan. Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki resiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan / atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 021 15000 300 atau email kami di [email protected]. 10 | Market Perspective PT. Bank Commonwealth adalah Bank yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Wealth Management Newsletter | Edisi Maret 2015