Bahan penyampaian makalah pada pelatian Kursus Tani di BPP MODEL Janurata Kec. Bandar Kab Benermeriah Judul Oleh : Budidaya dan pengelolaan Hama dan penyakit pada tanaman kopi Arabika Gayo. : Lamhot Edy P. Lamhot eddyp Staf kp-gayo Email :[email protected] Hp: 085275330300 PENDAHULUAN Kopi sebagai salah satu komoditi non migas, memiliki pasar yang cukup baik dipasaran Dunia. Bagi indonesia kopi (coffea sp) merupakan salah satu komoditas yang sangat diharapkan peranannya sebagai pengasil devisa negara dan sangat berperan penting bagi perekonomian rakyat, karena lebih dari 90 % dari total luas areal perkopian di Indonesia merupakan perkebunan raknyat. Kabupaten Bener meriah dan kabupaten aceh tengah di Propinsi Aceh merupan daerah penanaman kopi Arabika terluas di Indonesia. Saat ini luas areal penanaman kopi di dua daerah itu di perkirakan telah mencapai 85.786 Ha dengan perincian 46.296 Ha terdapat dikabupaten Aceh Tengah dan 39.490 Ha di kabupaten Bener Meriah. Dari luas lahan tersebut diatas sekitar 85 % jenis Arabika dan sisanya 15 % jenis robusta serta melibatkan tidak kurang dari 50.000 Kepala Keluarga. Dalam budidaya daya kopi untuk mendapatkan hasil atau produksi yang maksimal haruslah dilakukan budidaya yang baik dan benar dengan melakukan semua syarat budidaya yang baik. Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam budidaya tanaman kopi antara lain : 1. Lingkungan 2. Bahan tanam 3. Pola tanam 4. Pemupukan 5. Pengelolaan OPT ( Organisme Penggangggu Tanaman ) 6. Pasca Panen Serangan hama dan penyakit utama pada kopi akam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga dapat menyebabkan turunnya produksi bahkan dapat menimbuklan kematian tanaman. Dipertanaman kopi terdapat 900 jenis serangga hama yang tercatat menyukai tanaman tersebut, namun haya beberapa jenis serangga yang benar-benar merupakan hama utama pada tanaman kopi. Demikian juga dengan penyakit yang umumnya disebabkan oleh golongan jamur. Lamhot eddyp Staf kp-gayo Email :[email protected] Hp: 085275330300 MASALAH Adapun masalah yang sering terjadi dilapangan adalah paara petani kopi belum tanggap terhadap serangan hama dan penyakit yang sering terjadi dalam intessitas serangan ringan. Hal tersebut sangat membahayakan dalam sistimbudidaya yangn baik nantinya,yang akan menimbulkan kekhawatiran terjadinya hama dan penyakit endemik dalam satu kawasan besar. TUJUAN Jika dilihat dari permasalah yang sering timbul yang diakibatkan oleh serangan OPT ditingkat pekebun kopi khususnya ditingkat masyarakat maka sangat diperlukan tindakan yang lebih lanjut. Adapun tujuan dari dari penulisan ini adalah 1. Untuk mengetahui hama dan penyakit dominan pada pertanaman kopi arabika khususnya di daerah Gayo. 2. Mencegah terjadinya Resurgensi dari hama dan penyakit tersebut. 3. Meningkatkan pendapatan petani kopi. Lamhot eddyp Staf kp-gayo Email :[email protected] Hp: 085275330300 1.Hama 1.1Nematoda Parasit Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis merupakan nematoda endoparasit yang berpindah-pindah. Daur hidup P.coffeae sekitar 45 hari dan R.similis sekitar 1 bulan. Gejala: Tanaman kopi yang terserang kelihatan kerdil, daun menguning dan gugur. Pertumbuhan cabang-cabang primer terhambat sehingga hanya menghasilkan sedikit bunga, bunga premature dan banyak yang kosong. Bagian akar akar serabut membusuk, berwarna coklat atau hitam. Pada serangan berat tanaman akhirnya mati. Pengendalian di pembibitan: Disarankan menggunakan cara kimiawi yaitu dengan fumigasi media bibit menggunakan fumigan pra tanam, misalnya Basamid G dan Vapam L. Untuk nematisida sistemik dan kontak a.l.: Curaterr 3G, Vydate 100 AS, Rhocap 10G dan Rugby 10G.Vydate diaplikasikan dengan cara disiramkan pada bibit dengan konsentrasi 1,0% dan dengan dosis 250 ml/bibit. Pengendalian di pertanaman: Penggunaan jenis kopi tahan nematoda parasit. Digunakan sebagai batang bawah misalnya kopi ekselsa (Coffeae exelsa), klon Bgn 121.09 dan kopi robusta klon BP 961. Cara kultur teknis: pembukaan lubang tanam, rotasi tanaman dan pembuatan parit barier. Pengendalian hayati: Untuk menekan populasi nematoda menggunakan musuh alami berupa bakteri, jamur dan nematoda predator. Pengendalian kimiawi: Beberapa nematisida sistemik maupun kontak yang disarankan a.l. karbofuran (Curaterr 3G–35 g / tanaman), oksamil (Vydate 100 AS 1,0% 1 – 2.5 l / tanaman) dan etoprofos (Rhocap 10G - 25 g / tanaman). Aplikasi diulang tiap tiga bulan. Lamhot eddyp Staf kp-gayo Email :[email protected] Hp: 085275330300 1.2. Hama Penggerek Buah Kopi (Hiypothenemus hampei ) Serangga dewasa penggerek buah kopi atau bubuk buah kopi (PBKo), Hypothenemus hampei (Coleoptera, Scolytidae) berwarna hitam kecoklatan, panjang yang betina sekitar 2 mm dan yang jantan 1,3 mm. Telur diletakkan dalam buah kopi yang bijinya mulai mengeras, umur stadium telur 5 – 9 hari. Lama stadium larva 10 – 26 hari, prapupa 2 hari dan stadium pupa 4 – 9 hari. Masa perkembangan dari telur sampai dewasa 25 – 35 hari. Lama hidup serangga betina rata-rata 156 hari dan serangga jantan maksimum 103 hari. Gejala:Serangga PBK0 masuk ke dalam buah kopi dengan cara membuat lubang di sekitar diskus. Serangan pada buah muda menyebabkan gugur buah, serangan pada buah yang cukup tua menyebabkan biji kopi cacat berlubang-lubang dan bermutu rendah. Pengendalian:Pengendalian secara kultur teknis: Memutus daur hidup PBKo, meliputi tindakan : Petik bubuk, yaitu mengawali panen dengan memetik semua buak masak yang terserang bubuk 15 –30 hari menjelang panen besar. Lelesan, yaitu pemungutan buah kopi yang jatuh di tanah baik terhadap buah terserang maupun buah tidak terserang, selanjutnya buah juga direndam dalam air panas. Racutan / rampasan, yaitu memetik seluruh buah yang ada di pohon pada akhir panen. Semua buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan direndam air panas 5 menit. Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi pertanaman terlalu gelap yang sesuai bagi perkembangan PBK. Pengendalian secara biologi: Menggunakan parasitoid Cephalonomia stephanoderis dan jamur patogen (Beauveria bassiana). Aplikasi B.bassiana dianjurkan dengan dosis 2,5 kg biakan padat per hektar selama tiga kali aplikasi per musim panen. Penggunaan tanaman yang masak serentak : Varietas USDA 230731 dan USDA 230762. Lamhot eddyp Staf kp-gayo Email :[email protected] Hp: 085275330300 2.Penyakit Tanaman Kopi 2.1. Penyakit Karat Daun (Hemileia vastatrix) Penyakit karat daun yang disebabkan oleh patogen Hemileia vastatrix B. et. Br. merupakan penyakit utama pada tanaman kopi arabika. Tanaman sakit ditandai oleh adanya bercak-bercak berwarna kuning muda pada sisi bawah daunnya, kemudian berubah menjadi kuning tua. Di bagian ini terbentuk tepung berwarna jingga cerah (oranye) dan tepung dan ini adalah uredospora jamur H. vastatrix Bercak yang sudah tua berwarna coklat tua sampai hitam, dan kering. Daun-daun yang terserang parah kemudian gugur dan tanaman menjadi gundul. Tanaman yang demikian menjadi kehabisan cadangan pati dalam akar-akar dan ranting rantingnya, akhirnya tanaman mati. Dalam pembiakan dan penyebarannya, H vastatrix menggunakan uredospora yang mula-mula berbentuk bulat, kemudian berubah menjadi memanjang dan bentuknya mirip dengan juring buah jeruk. Uredospora yang telah masak berwarna jingga, pada sisi luarnya dibagian yang cembung mempunyai duri-duri. Penyebaran oredospora dari pohon ke pohon terjadi karena benturan bantuan percikan air menyebabkan uredospora sampai pada sisi bawah daun. Infeksi jamur terjadi lewat mulut-mulut daun yang terdapat pada sisis bawah daun. Dalam proses infeksinya uredospora mula-mula membentuk buluh kecambah, kemudian membentuk apresorium di depan mulut kulit, selanjutnya jamur mengadakan penetrasi kedalam jaringan jamur. Disamping bantuan air, beberapa agensia lain yang berpotensi membantu menyebarkan uredosspora adalah angin, spesies trips tertentu, burung dan manusia. Pada kopi robusta, penyakit ini tidak menjadi masalah, sedangkan pada kopi arabika penyakit ini menjadi masalah utama. Cara pengendalian penyakit sementara ini dilakukan dengan dua cara, yaitu menanam jenis-jenis kopi arabika yang tahan sepertio S 333, S 288 dan S 795, dan pengendalian dengan Fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 gr/liter air. Lamhot eddyp Staf kp-gayo Email :[email protected] Hp: 085275330300 2.2. Penyakit Bercak Daun ( Cercospora ) Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora coffeicola B.et Cke. C.coffeicola mempunyai konidium berbentuk gada, ukurannya ada yang pendek dan ada juga yang panjang. Konidia dibentuk pad permukaan bercak, berbentuk seperti tepung berwarna abuabu. Gejala: Serangan dapat terjadi pada daun maupun pada buah. Pada daun yang sakit timbul bercak, mula-mula berwarna kuning tapi bercak dikelilingi halo berwarna kuning. Pada buah yang terserang timbul bercak berwarna coklat, biasanya pada sisi yang lebih banyak menerima cahaya matahari. Pembusukan pada bagian yang berbecak dapat sampai ke biji sehingga dapat menurunkan kualitas. Pengendalian:Secara kultur teknis, dengan memberi naungan yang cukup, pemupukan berimbang dan pengurangan kelembaban kebun melalui pemangkasan dan pengendalian gulma. Secara kimiawi, melalui penyemprotan dengan Bavistin 50 WP 0,2%, Cupravit OB 21 0,35%, Dithane M 45 80 WP 0,2%, Delsene MX 200 0,2% formulasi. 2.3. Penyakit Jamur Upas (Corticium salmoni calor B et Br) Gejala: Cabang atau ranting yang terserang mati mendadak,serangan terjadi pada bagian seluruh batang dan cabang dari ujung dampai cabang bawah berlangsung dalam 4 satadium yaitu Stadium sarang laba-laba,berupa lapisan hipa (benang-benang)tipis,berbentuk seperti jala berwarna putih perak. Stadium bongkol berupa hamparan hipa berwarna putih biasanya di bentuk pada lentisel atau pada celah-celah. Stadium Kartisium berupa lapisan kerak berwarna merah jambu, biasanya terbentuk pada sisi bawah cabang atau sisicabang yang agak ternaung. Stadium Nekator berupa bintil-bintil kecil berupa oranye kemerahan.biassanya terbentuk pada cabang yang tidak terlindung. Pengendalian : Pengendalian dilakukan dengan pemangkasan cabang yang terinfeksi kemudia di bakar,mengurang kelembaban kebun dengan dengan pengaturan pemangkasan pohon pelindung. Juga dapat dilakukan dengan mpenggunaan fusida yang terdaftar seperti Calixin RM atau Copper Sandoz 0,4 % formulasi. Lamhot eddyp Staf kp-gayo Email :[email protected] Hp: 085275330300 2.4. Penyakit jamur akar coklat (Phellinus noxius) Terdapat tiga jenis penyakit akar yang menyerang tanaman kopi Arabika di daerah Aceh Tengah yaitu akar coklat yang di sebabkan oleh jamur formes noxius,jamur akar putih yang disebabkan oleh Fomes lignosus,dan jamur akar hitam yang disebabkan oleh jamur Rosellina bunodes. namun yang sering kita jumpai adalah jamur akar hitam yang paling sewring menyerang tanaman kopi arabika di Gayo. Gejala penyakit: ada beberapa gejala dari jamur ini yaitu daun yang sakit mula-mula menguning kemudian rontoh secara bergiliran,namun ada yang mula-mula menguning kemudian layu secara mendadak dan serempak kemudian mengering tetapi daun tetap melekat pada cabang tidak tidak langsung gugur (rontok),dan yang paling khas lagi adalah akar-akar yang terserang,terutama akar tunggang tertutup oleh kerang yang terdiri atas butiran-butiran tanah yang melekat kuat sehingga tidak mudah lepas walau di cuci. Diantara butiran-butiran tanah tampak adanya benang-benang jamur yang berlendir colkat sampai kehitaman. Pengendalian: Membongkar tanaman yang sakit, kemudian seluruh bagian tanaman kemudian dibakar, untuk tujuan pengendalian refentif dan tanaman yang terserang ringan, bisa dilakukan aplikasi kapur dan pupuk urea. Kapur dengan dosis 200 gr perpohon dan urea sebanyak 60 gr dilarutkan dalam 2 liter air dan disiramkan pada bahan kapur yang telah ditabur.untuk pencegahan dapat diaplikasikan jamur antagonis seperti Trichordema spp. (Coningii dan harzium) dengan dosis 200 gr pertanaman. PENUTUP Ada beberapa hal tang harus dilakukan dalam pengelolaan OPT pada tanaman kopi : 1. Harus dilakukan pengendalian hama dan penyakit dengan tepat untuk mencegah terjadinya resurgensi dan menghindari endemik penyaki kopi 2. Pengendalian yang tepat akan menghasilkan produksi yang baik dengan kwalitas kopi yang terbaik. Lamhot eddyp Staf kp-gayo Email :[email protected] Hp: 085275330300