bab ii landasan teori - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
8
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Manajemen Kapasitas
Literatur mengenai manajemen kapasitas pertama kali diterbitkan pada tahun
1920-an, berdasarkan literatur yang diterima oleh Robin Cooper dan Robert Kaplan,
literatur tersebut mengemukakan bahwa cost of idle capacity seharusnya tidak
termasuk kedalam cost of product atau cost of service dan harus dihapuskan dari
income statement (Sopariwala, 2006). Cooper dan Kaplan (1998:249) berpendapat
bahwa ketika activity cost driver rate berdasarkan practical capacity, cost of unused
capacity tidak akan dibebankan kedalam masing-masing produk atau konsumen,
namun cost of unused capacity akan dibebankan dengan menggunakan rational
customer rule, individu yang memiliki kekuasaan dalam menggunakan kapasitas. Jika
unused capacity berkaitan dengan lini produk, maka cost of unused capacity dapat
dibebankan kemasing-masing lini produk dimana permintaan terhadap produk
tersebut tidak dapat dipenuhi.
Universitas Mercubuana
9
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
Dalam konsep pengukuran kapasitas yang bersifat tradisional kapasitas diukur
dengan menggunakan theoretical, practical, budgeted, dan actual yang bertujuan
untuk membantu manajemen dalam membagi biaya fixed cost dalam menilai
persediaan untuk tujuan financial accounting. Ada beberapa kelemahan dalam
pendekatan tradisional yang diungkapkan oleh Cotton (2005) yaitu pendekatan
tradisional tidak dapat menjawab kenapa muncul idle capacity, pengalokasian unused
capacity dibebankan kedalam product cost dan perusahan tidak dapat mengendalikan
biaya yang tersembunyi didalam unused capacity, dan tidak dapat menentukan siapa
yang bertanggung jawab dalam manajemen kapasitas jika semua beban tersebut
dialokasikan kedalam overhead. H.L.Grant dalam kaitannya dengan manajemen
kapasitas mengkritik mengenai pengalokasian biaya yang hanya berdasarkan output
yang dihasilkan sehingga jika produk yang dihasilkan besar maka biaya per unit akan
rendah dan jika produk yang dihasilkan rendah maka biaya perunit akan tinggi
(Stratton, 1996).
Pengalokasian biaya yang tepat harus bisa menggambarkan bagaimana
pengalokasian dari biaya dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya didalam
proses pemanfaatan sumber daya yang ada sehingga dapat digunakan dalam
menentukan harga pokok penjualan secara tepat di samping dapat digunakan sebagai
salah satu alat untuk pengambilan keputusan investasi modal (capital expenditure).
Saat ini ada beberapa pendekatan pengukuran baru yang memfokuskan
terhadap bagaimana melakukan pengelolaan kapasitas, salah satunya adalah yang
dikembangkan oleh Consortium for Advanced Manufacturing-International (CAM-I)
yaitu CAM-I capacity model. Selain itu konsep Activity Based Costing dengan idle
Universitas Mercubuana
10
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
capacity dapat digunakan untuk mengeluarkan biaya idle capacity sehingga
pembebanan terhadap biaya produk menjadi lebih tepat.
2.2
Committed dan Flexible Resources
Diperlukan
suatu
kebijakan
atau
strategi
dari
perusahaan
dalam
memaksimalkan penggunaan sumber daya yang dimilikinya serta menghilangkan
semua aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah atau value added terhadap
penggunaan sumber daya tersebut sehingga perusahaan dapat memiliki keunggulan
bersaing dibandingkan perusahaan lainnya. Dalam perusahaan terdapat dua jenis
sumber daya yaitu sumber daya yang bersifat fleksibel dan sumber daya yang bersifat
terikat (committed). Sumber daya terikat (committed resources) membuat perusahaan
harus mengeluarkan biaya karena memiliki komitmen dalam memperoleh suatu
sumber daya yang akan digunakan dalam kegiatan sekarang atau akan datang (Cooper
and Kaplan, 1998:246).
Pemahaman yang lain mengenai sumber daya terikat (committed resources)
berdasarkan pendapat Hansen dan Mowen (2005:342) bahwa sumber daya terikat
dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jangka waktu pemakaiannya yaitu sumber daya
terikat untuk jangka pendek dan sumber daya terikat untuk beberapa periode. Sumber
daya terikat untuk jangka pendek yaitu sumber daya yang diperoleh sebelum
penggunaannya melalui kontrak implisit biasanya dalam jumlah kasar dan arti
pengertian implisit disini adalah bahwa perusahaan akan mempertahankan tingkat
tenaga kerja meskipun mungkin terdapat penurunan sementara atas kuantitas dari
aktivitas yang digunakan, sedangkan sumber daya terikat untuk beberapa periode
merupakan sumber daya yang diperoleh dimuka untuk kebutuhan produksi selama
Universitas Mercubuana
11
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
beberapa periode, sebelum tingkat kebutuhan sumber daya diketahui sebagai contoh
menyewa atau membeli gedung (Hansen dan Mowen, 2005:343). Flexible resources
merupakan sumber daya yang akan digunakan oleh perusahaan hanya jika perusahaan
membutuhkan dalam jangka pendek, sehingga biaya perolehan dari sumber daya
tersebut sama dengan biaya dari penggunaan sumber daya tersebut (Cooper and
Kaplan, 1998:246).
Sumber daya committed harus dimiliki oleh perusahaan sebelum perusahaan
tersebut melakukan kegiatan operasional sebagai contoh adalah pembelian gedung,
mesin atau peralatan yang akan digunakan perusahaan dalam masa yang sekarang dan
akan datang. Sumber daya flexible akan diadakan jika perusahaan akan melakukan
kegiatan operasionalnya. Sumber daya yang sifatnya committed akan menyebabkan
timbulnya biaya tetap bagi perusahaan sehingga akan menimbulkan biaya per unit
yang akan tinggi jika tidak diimbangi dengan optimalisasi dari pemanfaatan sumber
daya tersebut.
2.3
Definisi Kapasitas
Pengertian kapasitas berdasarkan McNair, C.J (1994) yang dirangkum oleh
Maria Du mendefinisikan kapasitas sebagai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan yang siap untuk digunakan yang dapat menggambarkan potensi
keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan pada masa mendatang. McNair
C.J dan Vangermeersch (1998) mendefinisikan kapasitas sebagai kemampuan dari
suatu organisasi atau perusahaan untuk menciptakan nilai dimana kemampuan
tersebut didapatkan dari berbagai jenis sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
Universitas Mercubuana
12
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
Definisi kapasitas menurut Hilton, Maher dan Selto (2003) adalah kapasitas
merupakan ukuran dari kemampuan proses produksi dalam mengubah sumber daya
yang dimiliki menjadi suatu produk atau jasa yang akan digunakan oleh konsumen.
Berdasarkan Statement on Management Accounting (1996) mengenai measuring the
cost of capacity mendefinisikan kapasitas sebagai potensi dari kegiatan produksi
dalam menciptakan potensi nilai.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kapasitas
merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk
menciptakan suata nilai tambah didalam kegiatan prosesnya untuk menghasilkan
produk atau jasa.
2.4
Ukuran-ukuran Dasar Kapasitas
Pendekatan tradisional dalam melakukan pengukuran dan manajemen
kapasitas terdiri atas:
a. Kapasitas teoritis (theoretical capacity) adalah kemampuan maksimum untuk
menghasilkan, tanpa menghiraukan perlunya penyesuaian bagi perawatan
preventif, kerusakan tidak terencana, pemberhentian proses, dan sebagainya
(Cooper and Kaplan, 1999:246) sedangkan menurut pendapat dari Horngren
et al (2009:339) theoretical capacity adalah level dari kapasitas berdasarkan
kegiatan produksi dengan tingkat efisiensi maksimal sepanjang waktu.
Universitas Mercubuana
13
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
b.
Kapasitas praktis (practical capacity) yaitu kapasitas teoritis yang
disesuaikan dengan memperhitungkan keadaan non produktif yang tidak
terhindarkan seperti set up, pemeliharaan, dan kerusakan (Horngren, et al,
2009:339) sedangkan Hansen dan Mowen (2005:527) mengartikannya
sebagai tingkat efisien kinerja aktivitas.
c.
Kapasitas normal (normal capacity) adalah level dari utilisasi kapasitas yang
dapat memenuhi permintaan rata-rata konsumen dalam beberapa periode
(Horngen et al, 2009:340).
d. Kapasitas anggaran tahunan (budgeted capacity) adalah harapan dari pihak
manajemen terhadap level dari suatu utilisasi kapasitas dalam periode
anggaran tertentu dimana biasanya dalam satu tahun (Horngen et al,
2009:340).
e. Kapasitas aktual adalah jumlah utilisasi kapasitas yang benar - benar terpakai
dalam suatu periode (McNair, 1994).
Utilisasi merupakan pecahan yang menggambarkan persentase jam kerja yang
tersedia dalam pusat kerja yang secara aktual digunakan untuk produksi berdasarkan
pengalaman masa lalu. Utilisasi dapat ditentukan untuk mesin, tenaga kerja ataupun
keduanya tergantung situasi dan kondisi aktual perusahaan dan angka utilisasi tidak
Universitas Mercubuana
14
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
lebih dari 1,0 (100%). Efisiensi merupakan faktor yang mengukur performansi aktual
dari pusat kerja relatif terhadap standar yang ditetapkan.
Pengukuran kapasitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Pengukuran laju output per unit waktu, merupakan keadaan dimana
pengukuran dilakukan berdasarkan jumlah output yang dihasilkan dan hanya
untuk satu jenis produk dan dinyatakan dalam jumlah produk per unit waktu.
b. Pengukuran laju input per unit waktu, merupakan suatu keadaan dimana
pengukuran dilakukan berdasarkan jumlah bahan baku yang masuk ke dalam
proses produksi per unit waktu.
2.5
Perencanaan Kapasitas
Strategi operasi jangka panjang suatu organisasi sampai tingkat tertentu
dinyatakan dalam rencana kapasitas. Dalam hubungannya dengan rencana
kapasitaslah hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan. Bagaimana kecenderungan
pasarnya, baik dalam ukuran, lokasi pasar maupun inovasi teknologi. Sejauh mana
faktor ini dapat diperkirakan. Apakah terlihat adanya inovasi dalam proses di masa
depan yang akan memberikan dampak pada rancangan produk dan jasa. Bagaimana
pengaruh produk baru pada kebutuhan kapasitas. Apakah terlihat adanya inovasi
dalam proses dimasa depan yang akan mempengaruhi metode produksi. Apakah
sistem produksi yang kontinyu cocok di masa depan. Bagaimana kebutuhan kapasitas
dipengaruhi oleh inovasi dalam proses produksi. Apakah akan menguntungkan untuk
melakukan integrasi secara vertikal selama jangka waktu perencanaan. Dalam
merencanakan kapasitas baru, apakah kita mengembangkan fasilitas yang sudah ada
Universitas Mercubuana
15
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
atau akan membangun pabrik baru. Berapakah ukuran pabrik yang optimal. Apakah
serangkaian unit kecil ditambahkan apabila dibutuhkan, atau unit yang lebih besar
ditambahkan secara periodik. Apakah kebijakannya adalah menyediakan kapasitas
sedemikian hingga dimungkinkan adanya kehilangan penjualan dalam jumlah
tertentu, ataukah seluruh permintaan harus dipenuhi.
Masalah-masalah strategis itu harus dipecahkan sebagai bagian perencanaan
kapasitas. Dalam menilai alternatif-alternatif, maka pendapatan, biaya modal, dan
biaya operasi dapat diperbandingkan, tetapi manager mungkin harus menimbang
akibat yang mungkin dari masalah strategis itu terhadap keuntungan dan kerugian
ekonomis.
Perencanaan Kapasitas produksi adalah kemampuan pembatas dari unit
produksi untuk dapat berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan
dalam bentuk output per satuan waktu. Yang dimaksud dengan unit produksi adalah
tenaga kerja, mesin, unit stasiun kerja, proses produksi, perencanaan dan organisasi
produksi. Tujuan perencanaan kapasitas adalah melihat apakah pabrik mampu
memenuhi permintaan pasar yang diramalkan atau tidak. Manfaat dari perhitungan
kapasitas produksi ini adalah:
 Dapat meminimalkan keterlambatan pengiriman produk karena kesalahan
perhitungan kapasitas produksi
 Menjembatani ketidak harmonisan antara kapasitas yang ada sekarang dengan
kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar
 Sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan dalam penempatan investasi
mesin, operator dan perubahan waktu kerja (shift)
Universitas Mercubuana
16
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
 Dapat meminimalkan biaya produksi dan harga pokok penjualan produk.
Perencanaan kapasitas yang tepat ini penting untuk menghindari kehilangan
keuntungan karena kekurangan kapasitas atau utilitas yang rendah karena kelebihan
kapasitas. Didalam perencanaan kapasitas terdapat 3 strategi yaitu:
1. Capacity lead strategy
Yaitu kapasitas berada didepan permintaan. Strategi ini cocok untuk untuk
pasar yang ada berkembang saat ini
2. Capacity lag strategy
Yaitu kapasitas berada dibawah permintaan. Strategi ini berpeluang untuk
mengalami kerugian.
3. Average lead strategy
Yaitu kapasitas berada sejajar dengan permintaan dimana kapasitas yang ada
jumlahnya yang tersedia hanya sebanyak permintaan yang ada
2.6
Corsortium
for
Advanced
Manufacturing-International
(CAM-I)
Capacity Model
2.6.1
Konsep Dasar CAM-I Capacity Model
The Cost Management System Program of the Consortium for
Advenced Manufacturing – International (CMS CAM-I) menjadi pelopor
untuk
mengembangkan
suatu
model
yang
bermanfaat
untuk
mengkomunikasikan, mengevaluasi dan menggunakan suatu pengukuran
kapasitas. Konsep pendekatan dari CAM-I capacity model 16ompet sama
Universitas Mercubuana
17
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
dengan konsep yang diperkenalkan oleh H.L Grant pada tahun 1915. Terdapat
dua persamaan konsep yaitu yang pertama adalah seluruh kapasitas terpakai
dan tidak terpakai di analisis dengan menggunakan aktivitas sebagai contoh
yield dan scrap didefinisikan sebagai waste capacity activity, kegiatan
memproduksi produk jadi didefinisikan sebagai productive capacity activity,
konsep yang kedua adalah seluruh biaya yang berkaitan dengan kapasitas
dialokasikan dengan aktivitas yang tepat berdasarkan sebab dan akibat dimana
di dalam konsep CAM-I capacity model dikenal dengan economic template
(Stratton, 1996).
CAM-I Capacity Model membantu mengkonversikan informasi
operasi menjadi informasi keuangan. Bahasa operasi adalah waktu, unit, berat,
dan throughput. Sedangkan bahasa dari manajemen adalah profit dari operasi
dan cash flow. Tanpa komunikasi yang baik antara operasional dan
manajemen maka keputusan alokasi sumber daya menjadi tidak akurat. Di
dalam capacity model ini kapasitas dibagi mejadi Kapasitas Terukur (Rated
Capacity) = Kapasitas Menganggur (Idle Capacity) + Kapasitas Nonproduktif
(Nonproductive Capacity) + Kapasitas Produktif (Productive Capcity).
2.6.2
Perspektif dan Definisi Kapasitas CAM-I Capacity Model
Kerangka dasar dari CAM-I capacity model terdiri dari perspektif dan
definisi yang berbeda mengenai kapasitas yang terdiri dari empat perspektif
dan definisi utama yaitu (Klammer, 1996:16):
Universitas Mercubuana
18
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
a. Kapasitas terukur (rated capacity)
Menggunakan pengukuran waktu diasumsikan kapasitas dari sumber
daya yang ada digunakan secara penuh yaitu selama 24 jam sehari,
tujuh hari seminggu selama satu tahun atau 8.760 jam setahun didalam
melakukan kegiatan produksi. Biaya dari penggunaan kapasitas ini
adalah 100 persen dari seluruh biaya yang digunakan didalam proses
ini. Rated capacity atau kapasitas terukur dari mesin diasumsikan
bahwa mesin akan berproduksi secara penuh atau 8.760 jam dalam
setahun sedangkan untuk tenaga kerja diasumsikan bahwa tenaga kerja
akan bekerja secara penuh didalam waktu kerja yang telah ditentukan
sebagai contoh hari kerja senin sampai dengan jumat maka rated
capacity atau kapasitas terkur tenaga kerja adalah 2.080 jam selama
satu tahun.
b. Kapasitas menganggur (idle capacity)
Kapasitas yang seharusnya dapat digunakan jika lebih banyak produk
yang dijual. Mengkomunikasikan informasi kapasitas menganggur
merupakan salah satu prioritas utama didalam capacity model.
Kapasitas menganggur terdiri atas idle marketable, idle not marketable
dan idle-off marketable. Idle marketable merupakan keadaan dimana
pasar tersedia namun kapasitas menganggur karena meningkatnya
pangsa pasar dari 18ompetitor, produk subtitusi, kendala distribusi,
atau kendala biaya atau harga. Idle not marketable merupakan kondisi
dimana pasar tidak tersedia atau pihak manajemen memutuskan untuk
Universitas Mercubuana
19
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
tidak berpartisipasi didalam pasar. Idle off-limits merupakan kondisi
dimana kapasitas tidak tersedia karena dari libur, kontrak, atau
kebijakan atau strategi dari pihak manajemen. Didalam terjadinya
kapasitas menganggur (idle capacity) pihak penjualan dan manajemen
atas (upper management) biasanya merupakan pihak yang memiliki
tanggung jawab utama untuk mengatasi kapasitas menganggur dengan
cara meningkatkan pesanan pembelian atau meningkatkan produksi.
c. Kapasitas nonproduktif (nonproductive capacity)
Merupakan
kondisi
yang
disebabkan
kapasitas
tidak
dapat
memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat dijual. Capacity model
membagi kapasitas nonproduktif kedalam standby, waste, dan setups
and maintenance. Standby disebabkan oleh varibialitas dari penyalur,
konsumen atau proses internal. Waste merupakan scrap, rework dan
yield loss. Setups and maintenance dapat terjadi oleh banyak aspek,
namun semua dapat menjadi sumber dari nonproduktif. Manajer
pabrik secara umum memiliki tanggung jawab dalam mengatasi
kapasitas nonproduktif.
d. Kapasitas produktif (productive capacity)
merupakan kapasitas yang digunakan untuk memproduksi barang atau
jasa. Manajer pabrik memiliki tanggung jawab dalam kapasitas
produktif.
Tabel 2.1 memperlihatkan secara detail mengenai kapasitas menurut CAM-I
capacity model sesuai dengan penjelasan sebelumnya.
Universitas Mercubuana
20
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
Tabel 2.1 Model Kapasitas Keseluruhan
Rated
Capacity
Summary
Model
Idle
Industry - Specific
Model
Not marketable
Off Limits
Marketable
Standby
Rated
Non Capacity Productive
Waste
Maintenance
Setups
Strategy - Specific
Model
Excess Not Usable
Management Policy
Contractual
Legal
Idle But Usable
Process Balance
Variability
Scrap
Rework
Yield Loss
Scheduled
Unscheduled
Time
Volume
Changover
Traditional
Model
Theoritical
Practical
Scheduled
Process Development
Product Development
Productive
Goods Products
2.7
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan, (Kasmir dan
Jakfar,2003:10), objek yang diteliti tidak hanya pada bisnis atau usaha yang besar
saja, tapi pada bisnis atau usaha yang sederhana bisa juga diterapkan.
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut
dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan
Universitas Mercubuana
21
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kata
lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan
keuntungan finansial dan non-finansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan.
Layak di sini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi
perusahaan yang menjalankannya, akan tetapi juga bagi investor, kreditur, pemerintah
dan masyarakat luas.
Pada umumnya studi kelayakan bisnis akan menyangkut tiga aspek (Suad
Husnan, 1995:6), yaitu :
1. Manfaat ekonomis bagi usaha itu sendiri (sering pula disebut manfaat
financial). Yang berarti apakah usaha yang akan dijalankan itu dipandang
cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan resikonya.
2. Manfaat ekonomis usaha tersebut bagi Negara tempat usaha tersebut
dilaksanakan (sering disebut manfaat ekonomi nasional).
3. Manfaat social tersebut bagi masyarakat sekitar usaha tersebut.
2.7.1
Tujuan Dilakukan Studi Kelayakan
Paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau bisnis
dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan (Kasmir Jakfar,2003:20), yaitu :
1. Menghindari Resiko Kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang ada semacam
kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau
memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini
fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita
Universitas Mercubuana
22
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat
dikendalikan.
2. Memudahkan Perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan
hal-hal apa saja yang perlu direncanakan.
3.
Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat
memudahkan pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis
tersebut telah memiliki pedoman yang harus diikuti. Pedoman tersebut telah
tersusun secara sistematis, sehingga usaha yang dilaksanakan dapat tepat
sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
4. Memudahkan Pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan rencana yang sudah
disusun, maka akan memudahkan kita untuk melakukan pengwasan terhadap
jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari
rencana yang telah disusun
5. Memudahkan Pengendalian
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka jika
terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat dilakukan
pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk
mengendalikan
pelaksanaan
agar
tidak
melenceng
dari
rel
sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.
Universitas Mercubuana
yang
23
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
Studi kelayakan ini akan memakan biaya tetapi biaya tersebut relatif kecil bila
dibandingkan dengan resiko kegagalan suatu usaha yang menyangkut investasi dalam
jumlah besar, ada pula sebab lain yang mengakibatkan suatu usaha ternyata kemudian
menjadi tidak menguntungkan (gagal). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam studi
kelayakan :
1. Ruang lingkup kegiatan usaha
2. Cara kegiatan usaha dilakukakn
3. Evaluasi terhadap aspek – apek yang menentukan berhasilnyasuatu usaha
4. Hasil kegiatan usaha tersebut, serta biaya yang harus ditanggung untuk
memperoleh hasil tersebut
5. Akibat – akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya usaha
tersebut.
2.7.2
Aspek – aspek Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Husein Umar dalam bukunya Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen,
Metode dan Kasus, 1997:10, aspek-aspek dalam studi kelayakan meliputi :
1. Aspek Teknis
Evaluasi aspek teknis ini mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis proyek,
seperti penentuan kapasitas produksi, jenis teknologi yang digunakan,
pemakaian
peralatan
menguntungkan
Universitas Mercubuana
dan
mesin,
serta
lokasi
usaha
yang
paling
24
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Evaluasi aspek pasar dan pemasaran sangat penting dilakukan karena tidak
ada usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang
dihasilkan oleh usaha tersebut. Pada dasarnya, aspek pasar dan pemasaran
bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan
dan pangsa pasar produk atau jasa yang bersangkutan
3. Aspek Yuridis
Evaluasi terhadap aspek yuridis perlu dilakukan. Bagi pemilik usaha, evaluasi
ini berguna antara lain untuk kelangsungan usaha serta dalam rangka
meyakinkan para kreditur dan investor bahwa usaha yang akan dilakukan
tidak menyimpang dari aturan yang berlaku
4. Aspek Manajemen
Dalam aspek manajemen yang dievaluasi ada dua macam, yang pertama
manajemen saat pembangunan usaha dan yang kedua manajemen saat usaha
dioperasionalkan. Banyak terjadi usaha-usaha yang gagal dibangun maupun
dioperasionalkan bukan disebabkan karena aspek lain, tetapi karena lemahnya
manajemen
5. Aspek Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari
lingkungan sekitarnya. Lingkungan ini dapat berpengaruh positif maupun
negatif perusahaan, sehingga studi kelayakan aspek ini perlu dianalisis pula
Universitas Mercubuana
25
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
6. Aspek Finansial
Dari sisi keuangan, usaha sehat dikatakan apabila dapat memberikan
keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban finansialnya.
Kegiatan ini dilakukan setelah aspek lain selesai dilaksanakan. Kegiatan pada
aspek finansial ini antara lain menghitung perkiraan jumlah dana yang
diperlukan untuk keperluan modal awal dan untuk pengadaan harta tetap
usaha.
2.7.3
Tahapan Studi Kelayakan Bisnis
Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis atau usaha, ada beberapa tahapan
studi yang dikerjakan (Husain Umar, 1997:13), yaitu :
1. Penemuan Ide Proyek
Produk atau Jasa yang akan dibuat haruslah berpotensi untuk dijual dan
menguntungkan. Karena itu, penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis
produk atau jasa dari usaha harus dilakukan. Penelitian jenis produk dapat
dilakukan dengan kriteria-kriteria bahwa suatu produk atau jasa dibuat untuk
memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum terpenuhi, memenuhi
kebutuhan manusia tetapi produk atau jasa tersebut belum ada
2. Tahap Penelitian
Setelah ide-ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian yang lebih
mendalam dengan memakai metode ilmiah. Proses itu dimulai dengan
mengumpulkan data, lalu mengolah data dengan memasukkan teori-teori yang
Universitas Mercubuana
26
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
relevan, menganalisis dan menginterpretasi hasil pengolahan data dengan alat
- alat analisis yang sesuai
3. Tahap Evaluasi Proyek
Ada tiga macam evaluasi proyek. Pertama, mengevaluasi usulan proyek yang
akan didirikan. Kedua, mengevaluasi proyek yang sedang beroperasi. Dan
yang Ketiga, mengevaluasi proyek yang baru selesai dibangun. Evaluasi
berarti membandingkan antara sesuatu dengan satu atau lebih standar atau
kriteria, dimana standar atau kriteria ini bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Untuk evaluasi proyek, yang dibandingkan adalah seluruh ongkos yang
ditimbulkan oleh usulan proyek serta manfaat atau benefit yang akan
diperoleh
4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan proyek bisnis yang dianggap layak dan
terdapat
keterbatasan-keterbatasan
yang
dimiliki
manajemen
untuk
merealisasikan semua proyek tersebut, maka perlu dilakukan pemilihan
proyek yang dianggap paling penting untuk direalisasikan. Sudah tentu,
proyek yang diprioritaskan ini mempunyai skor tertinggi jika dibandingkan
dengan usulan proyek yang lain berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang
telah ditentukan
5. Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis
Setelah suatu usulan proyek dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat suatu
rencana kerja pelaksanaan pembangunan
Universitas Mercubuana
proyek itu sendiri. Mulai dari
27
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
menentukan jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana,
ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen dan lain-lain
6. Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis
Setelah semua persiapan yang harus dikerjakan selesai disiapkan, tahap
pelaksanaan proyek pun dimulai. Semua tenaga pelaksana proyek, mulai dari
pemimpin sampai pada tingkat yang paling bawah, harus bekerja sama dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan rencana yang telah diterapkan.
2.7.4
Pengertian Investasi
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan berinvestasi diantaranya
adalah penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, peningkatan
pendapatan, penghematan devisa maupun penambahan devisa, dalam menggunakan
pengertian proyek investasi sebagai suatu rencana untuk menginvestasikan sumbersumber daya yang bisa dinilai secara cukup independent.
Menurut Suad Husnan (1995:11), investasi adalah penanaman sumber daya
untuk mendapatkan hasil di masa yang akan datang.
2.7.5
Usulan Investasi dan Pemilihan Alternatif
Ada beberapa cara dalam menggolongkan usulan investasi, salah satunya
penggolongan usulan yang didasarkan menurut kategori, sebagai berikut (Bambang
Riyanto, 1995:121):
1. Investasi penggantian, adalah penggantian aktiva lama dengan yang baru
2. Investasi dengan penambahan kapasitas, sering juga bersifat penggantian
Universitas Mercubuana
28
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
3. Investasi penambahan jenis produk baru, yaitu investasi untuk menghasilkan
produk baru disamping tetap memproduksi yang lama
4. Investasi lain-lain, yaitu investasi yang tidak termasuk dalam ketiga golongan
di atas.
2.7.6
Pengertian Cash Flow
Cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Cash Flow menggambarkan berapa uang yang masuk (cash in)
keperusahaan dan jenis-jenis pemasukkan tersebut. Selain itu cash flow juga
menggambarkan berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan.
Uang yang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah
dari pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari yang berhubungan
langsung dengan usaha yang sedang dijalankan. Uang masuk dapat pula berasal dari
pendapatan lainnya yang bukan dari usaha utama.
Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam
suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang dijalankan,
maupun yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan usaha utama (Kashmir dan
Jakfar, 2003:145).
2.8
Alat Analisis
Dalam menjalankan usaha pada umumnya menggunakan metode – metode
penilaian investasi yang diantaranya adalah dengan menggunakan metode :
Universitas Mercubuana
29
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
1. Payback Period
Pengertian dari Payback Period antara lain adalah, suatu periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash
investment) dengan menggunakan aliran kas.
Dengan kata lain Payback Period merupakan rasio antara initial cash ratio dan
cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu (Husain Umar, 2000:200).
Ada pula yang mengatakan payback period adalah suatu periode yang
dibutuhkan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Bambang Riyanto,
1995:124).
Dan menurut (F Weston dan E. F Bringham, 1993:325) adalah jumlah tahun
yang dibutuhkan agar pengembalian-pengembalian yang diterima menyamai
jumlah yang diinvestasikan. Untuk mengetahui sejauh mana investasi itu
kembali, maka dirumuskan sebagai berikut :
 Jika proceed yang dihasilkan tiap tahun sama :
Dimana proceed = EAT + Depresiasi
EAT = Laba bersih setelah pajak
 Jika proceed yang dihasilkan tiap tahun beda :
HP
=
xxx
NS
=
(xxx)
Investasi
=
xxx
Proceed thn 1 =
Universitas Mercubuana
(xxx)
30
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
Sisa Investasi =
xxx
Proceed thn 2 =
(xxx)
Sisa Investasi =
xxx
Dan seterusnya sampai investasi tidak dapat dikurangi dengan proceed
tahun selanjutnya, lalu :
Jika payback period > umur ekonomis, Investasi ditolak
Jika payback period < umur ekonomis, Investasi diterima
Jadi criteria penilaian pada metode payback period ini adalah jika payback
periodnya lebih kecil dari waktu maksimum yang disyaratkan maka proyek
diterima, dan sebaliknya bila payback periodnya lebih besar atau lebih lama
dari waktu yang diisaratkan maka investasi ditolak.
2. Profitability Index
Profitability Index (PI) atau benefit and cost ratio (B\C Ratio) merupakan
rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai
sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi (Kasmir dan Jakfar,
2003:163).
Rumus yang digunakan untuk mencari PI adalah sebagai berikut :
Dimana PV Proceed = Proceed x tingkat suku bunga
Criteria PI :
Universitas Mercubuana
31
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
Jika PI > 1, investasi diterima
Jika PI < 1, investasi ditolak
3. Net Present Value
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan
antara PV kas bersih (PV of Proceed) dengan PV investasi (Capital Outlays)
selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV itulah yang dikenal
dengan Net Present Value (NPV), (Kasmir dan Jakfar, 2003:165).
Rumus dari NPV adalah sebagai berikut :
NPV = Σ PV. Proceed – PV Outlays
Kriteria NPV :
Jika NPV (+), investasi diterima
Jika NPV (-), investasi ditolak
4. Benefit Cost Rasio
Net B/C adalah perbandingan antara net benefit yang telah didiskon positif (+)
dengan net benefit yang telah didiskon negatif.
n
Rumus:
NetB / C 
 N B ()
i 1
n
 N B ( )
i 1
Jika:
i
i
Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan
Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
Net B/C = 1 (satu) berarti cash in flows = cash out flows (BEP) atau
TR=TC
Universitas Mercubuana
32
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
5. Internal Rate of Return
Nilai sekarang bersih atau Net Persent Value kadang-kadang kurang lengkap
untuk digunakan sebagai satu-satunya penilaian investasi.
Karena dalam nilai sekarang bersih hanya diketahui bahwa nilai sekarang
penanaman lebih besar dari jumlah investasi awal. Tetapi kelebihan dari hasil
diatas investasi awal secara persentase tidak diketahui, oleh karena itu
perusahaan ingin mengetahui persentase dari pengambilan penanaman setelah
dikonversi kedalam nilai sekarang.
Rumus dari Internal Rate of Return adalah sebagai berikut :
(
)
i1 = Tingkat bunga ke-1
NPV1 = NPV positif
i2 = Tingkat bunga ke-2
NPV2 = NPV negatif
metode ini diterapka dengan prosedur :
1. Mencari nilai sekarang bersih dari investasi
2. Apabila nilai sekarang bersih positif, maka tingkat hasil dinaikkan sampai
menunjukkan nilai sekarang bersih negatif. Atau sebaliknya apabila nilai
sekarang bersih negatif, maka tingkat hasil sampai nilai sekarang bersih
positif.
Kriteria penilaian dengan menggunakan metode ini adalah bila nilai IRR yang
didapat lebih besar dari tingkat bunga uang yang berlaku alam masyarakat,
maka investasi diterima. Dan sebaliknya, bila nilai IRR lebih kecil dari tingkat
Universitas Mercubuana
33
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
bunga yang berlaku dalam masyarakat, maka investasi ditolak (H.M. Yacob
Ibrahim , 1997:150)
6. Average Rate of Return
Metode Average Rate or Return atau sering disebut juga dengan Accounting
Rate of Return, menunjukkan prosentase keuntungan netto sesudah pajak
dihitung dari Average Investment atau Initial Investment. Metode ini
mendasarkan diri pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku (Reported
Accounting Income), (Bambang Riyanto, 1995:134).
Rumus yang digunakan adalah :
(
)
(
)
Kriteria ARR :
Jika ARR > 100 % maka investasi diterima
Jika ARR < 100 % maka investasi ditolak
2.9
Pemilihan Altenatif – Alternatif Ekonomi
Berbagai kriteria kualitatif maupun kuantitatif harus diperhitungkan bila kita
dihadapkan pada pemilihan alternatif – alternatif terutama yang berkaitan dengan
investasi. Salah satu criteria yang selalu disertakan dalam setiap pemilihan alternatif
investasi adalah pertimbangan – pertimbangan moneter dari investasi yang akan
dievaluasi. Prosedur pengambilan keputusan pada permasalahan – permasalahan
ekonomi teknik mengikuti 7 langkah sistematis yaitu :
Universitas Mercubuana
34
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
1. Mendefinisikan sejumlah alternative yang akan dianalisa
2. Mendefinisikan horizon perencanaan yang akan digunakan dasar dalam
membandingkan alternative
3. Mengestimasikan aliran kas masing – masing alternatif
4. Menentukan MARR yang akan digunakan
5. Membandingkan alternative – alternative dengan ukuran atau teknik yang
dipilih
6. Melakukan analisa suplementer
7. Memilih alternative yang terbaik dari hasil analisa tersebut.
2.9.1
Mendefinisikan Alternatif Investasi
Fase yang paling awal dalam proses pengambilan keputusan investasi
adalah
mendefinisikan
alternatif
–
laternatif
investasi
yang
layak
dipertimbangkan dalam analisa. Fase ini sangat menentukan apakah proses
pengambilan keputusan akan bisa digiring kea rah yang optimal atau tidak.
Menentukan alternative investasi adalah fase yang sangat teknis.
Pekerjaan ini hanya bisa dilakukan dengan baik oleh mereka yang mengetahui
permasalahan
–
permasalahan
teknis
pada
bidang
investasi
yang
direncanakan.
Ada 3 jenis alternative yang akan yang akan dibahas disini berkaitan
dengan proses penentuan alternative, yaitu alternative – alternative yang
independen, alternative – alternative „mutually exclusive‟ dan alternative –
alaternatif yang bersifat tergantung (contingen).
Universitas Mercubuana
35
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
1. Sejumlah alternative dikatakan indpenden apabila pemilihan atau
penolakan satu alternative tidak akan mempengaruhi apakah
alternative lain diterima atau ditolak. Bila ada 2 alternatif dalam
suatu investasi, katakanlah alternative A dan B, maka A dan B
dikatakan alternative – alternative yang independen bila pemilihan
atau penolakan A tidak mengakibatkan apakah alternative B akan
ditolak atau dipilih. Jadi, pengambilan keputusan bisa memilih
keduanya bila B saja atau tidak memilihj kedua – duanya apabila
memang keduanya tidak memenuhi criteria yang diterapkan
2. Sejumlah alternative dikatakan bersifat „mutually exclusive‟
apabila pemilihan satu alternative mengakibatkan penolakan
alternative – alternative yang lain atau sebaliknya. Jadi pada
alternative – alternative yang seperti ini hanya akan dipilih satu
alternative (tentunya yang dianggap terbaik menurut criteria yang
ditentukan). Dalam kebanyakan persoalan Ekonomi Terknik, jenis
alternative adalah „mutually exclusive‟. Hal ini biasanya
disebabkan karena keterbatasan sumber daya yang ada sehingga
orang harus berupaya memilih yang terbaik atau tidak mungkin
melaksanakan semua alternative walaupun semuanya memenuhi
syarat. Misalkan ada 2 alternatif A dan B seperti diatas maka
keputusan yang mungkin adalah memilih A saja, B saja atau tidak
memilih keduanya. Jadi tidak mungkin memilih A dan B sekaligus
walaupun sama – sama memenuhi syarat.
Universitas Mercubuana
36
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
3. Suatu alternative dikatakan tergantung (contingen atau conditional)
apabila pemilihan suatu alternative tergantung pada satu atau lebih
alternative lain yang menjadi prasyarat.
2.9.2
Menetapkan MARR
Tingkat bunga yang dipakai patokan dasar dalam mengevaluasi dan
membandingkan
berbagai
alternative
dinamakan
MARR
(Minimum
Attractive Rate of Return). MARR ini adalah nilai minimal dari tingkat
pengembalian atau bunga yang bisa diterima oleh investor. Dengan kata lain
bila suatu investasi menghasilkan bunga tau tingkat pengembalian (Rate of
Return) yang lebih kecil dari MARR maka investasi tersebut dinilai tidak
ekonomis sehingga tidak laya untuk dikerjakan.
Ada beberapa cara yang disarankan (misalnya oleh White, dkk)(2)
untuk menetapkan besarnya MARR, diantaranya adalah :
1. Tanbahkan suatu persentase tetap pada ongkos modal (cost of capital)
perusahaan
2. Nilai rata – rata tingkat pengembalian (ROR) selama 5 tahun yang lalu
sigunakan sebagai MARR tehun ini
3. Gunakan MARR yang berbeda untuk horizon perencanaan yang berbeda
dari investasi awal
4. Gunakan MARR yang berbeda untuk perkembangan yang bebeda dari
investasi awal
Universitas Mercubuana
37
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
5. Gunakan MARR yang berbeda pada investasi barudan investasi yang
berupa proyek perbaikan (baca : reduksi) ongkos
6. Gunakan alat manajemen untuk mendorong atau menghambat investasi,
tergantung pada kondisi ekonomi dari perusahaan
7. Gunakan rata – rata tingkat pengembalian modal pada pemilik saham
untuk semua perusahaan pada kelompok industry yang sama.
2.9.3
Membandingkan Alternatif – Alternatif Investasi
Setelah kita mendefinisikan sejumlah alternative, menentukan horizon
perencanaan, mengestimasikan aliran kas masing – masing alternative
investasi,
menentukan
MARR
yang
akan
digunakan
dasar
dalam
mengevaluasi dan memilih alternative investasi maka langkah selanjutnya
adalah membandingkan alternative – alternative tersebut dengan suatu metode
atau teknik yang cocok. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk
membandingkan alternative – alternative investasi, diantaranya adalah
dengan:
1. Analisa nilai sekarang (Present Worth)
2. Analisa deret seragam (Annual Worth)
3. Analisa nilai mendatang (Future Worth)
4. Analisa tingkat pengembalian (Rate of Return)
5. Analisa manfaat / ongkos ( B/C)
6. Analisa Periode pengembalian (Payback Period)
Universitas Mercubuana
38
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
Semua metode diatas (kecuali yang terakhir) memberikan hasil yang
bisa dibandingkan untuk mengukur efektivitas suatu alternative investasi.
Metode pertama, kedua dan ketiga mengkorversi semua aliran kas selama
horizon perencanaan menjadi suatu nilia tunggal (P atau F) atau nilai seragam
(A) dengan tingkat MARR yang ditentukan.
2.10
Kepuasan Konsumen
Dewasa ini semakin diyakini, bahwa kunci utama untuk memenangkan
persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada konsumen melalui
penyampaian produk dan jasa yang berkualitas dengan harga bersaing. Dalam
membeli suatu produk, konsumen biasanya memaksimalkan nilai (Value) yang
dirasakannya.
Sebagai criteria dasar dalam memaksimalkan nilai, konsumen memiliki
harapan atas nilai yang akan didapatkannya. Terhadap penawaran yang telah dipilih,
mereka akan mengevaluasi apakah memenuhi harapannya atau tidak. Kepuasan
konsumen sesudah pembelian tergantung dari kinerja penawaran. Berikut definisi
tentang kepusan konsumen menurut Philip Kotler (1995) :
“Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja/hasil
yang
dia
rasakan
dibandingkan
dengan
sebelum
membeli/
mengkonsumsi suatu barang atau jasa”.
Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan
dengan harapan konsumen. Secara umum kepuasan konsumen dan ketidakpuasan
konsumen merupakan hasil dari perbedaan antara harapan dengan kinerja yang
Universitas Mercubuana
39
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
dirasakan oleh konsumen. Atau dengan kata lain ada dua kemungkinan yang akan
terjadi, yaitu:
1. Kinerja yang dirasakan konsumen lebih besar dari yang diharapkan, artinya
konsumen merasa puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan
2. Kinerja yang dirasakan konsumen lebih kecil dari yang diharapkan, artinya
konsumen tidak puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan.
Menurut Kotler, untuk mengukur kepuasan pelanggan ada beberapa cara yaitu :
1. Sistem keluhan dan saran
Perusahaan dapat menyediakan formulir berisi keluhan dan saran yang dapat
diisi setiap konsumen. Formulir tersebut dapat diletakkan pada setiap pintu
masuk dan meja penerima tamu. Di dalam formulir tersebut konsumen dapat
menyampaikan keluhan-keluhan mereka secara tertulis, sehingga perusahaan
dapat mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh konsumen serta perusahaan
dapat mengambil langkah untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu
konsumen juga diminta untuk memberikan saran-saran peningkatan
pelayanan.
2. Survey kepuasan konsumen
Bila perusahaan menganggap bahwa sistem keluhan dan saran tersebut kurang
berhasil, disebabkan masih ada konsumen yang beranggapan walaupun
mereka menuliskan keluhan dan saran, perusahaan tidak menanggapi sehingga
akan membuang waktu. Karena adanya anggapan demikian maka perusahaan
Universitas Mercubuana
40
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
yang inovatif akan mengadakan suatu survey untuk mengetahui sejauh mana
kepuasan konsumen terhadap produk mereka.
Pengukuran kepuasan konsumen melalui metode ini dapat dilakukan
dengan cara:
a. Directly Reported Satisfaction
Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaanpertanyaan
kepada responden untuk mengetahui apakah mereka sangat puas, puas,
cukup puas, tidak puas atau sangat tidak puas terhadap berbagai aspek
kinerja perusahaan. Survei ini dimaksudkan untuk mengumpulkan
pendapat dan kebutuhan konsumen, yang akan memberikan suatu hasil
yang disebut Indeks Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index)
yang menjadi standar kinerja perusahaan dan standar nilai yang tetap
dijaga dan ditingkatkan oleh perusahaan.
b. Derived Dissatisfaction
Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal, yaitu besarnya harapan
konsumen terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka
rasakan.
c. Problem Analysis
Responden diminta untuk mengungkapkan dua hal pokok, yaitu masalah
yang dihadapi berkaitan dengan penawaran perusahaan, dan saran-saran
untuk perbaikan.
Universitas Mercubuana
41
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
d. Importance – Performance Analysis (IPA)
Responden diminta untuk merangking berbagai atribut dari penawaran
berdasarkan tingkat kepentingan/harapan mereka terhadap setiap atribut
tersebut. Selain itu responden juga diminta untuk merangking seberapa baik
kinerja perusahaan dalam masingmasing atribut tersebut. Untuk melihat
posisi pemetaan, atributatribut yang dianalisa dibagi menjadi 4 bagian dalam
Analisis Kuadran, yaitu:
Kuadran A
Menunjukkan bahwa atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen
perlu mendapatkan prioritas yang lebih, karena keberadaan atribut inilah
yang dinilai sangat penting menurut
konsumen, sedangkan tingkat pelaksanaan kinerjanya masih belum
memuaskan.
Kuadran B
Menunjukkan bahwa atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen
perlu dipertahankan karena pada umumnya pelaksanaannya telah sesuai
dengan keinginan dan harapan konsumen.
Kuadran C
Menunjukkan atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen dinilai
kurang penting bagi konsumen sedangkan kualitas kinerjanya dinilai
cukup.
Kuadran D
Universitas Mercubuana
42
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
Menunjukkan atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen dinilai
terlalu berlebihan dalam pelaksanaannya terutama disebabkan karena
konsumen menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya atribut
tersebut, akan tetapi pelaksanaannya dilakukan dengan baik sekali
sehingga sangat memuaskan.
3. Ghost shopping
Perusahaan dapat mengirimkan orang untuk berpura-pura untuk menjadi
pembeli produk mereka maupun produk dari pesaingnya. Pembeli pura-pura
ini dapat mengajukan suatu masalah pada wiraniaga yang bertugas dan
melihat bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah tersebut.
4. Metode pelaporan keluhan
Untuk mengukur kepuasan konsumen dapat digunakan metode pelaporan
keluhan langsung, yaitu para konsumen ditanyai secara langsung mengenai
keluhan mereka dan penilaian mereka terhadap produk perusahaan.
2.10.1 Strategi Kepuasan Konsumen
Strategi kepuasan konsumen menyebabkan para pesaing harus
berusaha keras dan memerlukan biaya tinggi dalam usahanya merebut
konsumen suatu perusahaan. Yang diperhatikan adalah bahwa strategi
kepuasan konsumen merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan
komitmen, baik menyangkut dana maupun sumber daya manusia. Menurut
Tjiptono (2001) ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan
meningkatkan kepuasan konsumen:
Universitas Mercubuana
43
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
1. Strategi perusahaan berupa Relationship Marketing, yaitu strategi dimana
transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan, tidak
berakhir setelah penjualan selesai
2. Strategi Superior Customer Service, yaitu menawarkan pelayanan yang
lebih baik daripada pesaing (bentuk-bentuk layanan pelanggan yang
meliputi garansi, jaminan, pelatihan cara penggunaan produk, konsultasi
teknikal, saran-saran untuk pemakaian produk alternatif, peluang untuk
mengembalikan/ menukar produk yang tidak memuaskan, reparasi
komponen yang rusak atau cacat, penyediaan suku cadang pengganti,
penindak lanjutan kontak dengan pelanggan, informasi berkala dari
perusahaan,
klub/organisasi
pemakai
produk,
pemantauan
dan
penyesuaian produk untuk memenuhi perubahan kebutuhan pelanggan ,
dan lain-lain).
3. Strategi Unconditional guarantess atau extraordinary guarantess. Untuk
memberikan kepuasan pada konsumen yang pada gilirannya akan menjadi
sumber dinamisme penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja
perusahaan. Fungsi utama garansi adalah untuk mengurangi resiko
konsumen sebelum dan sesudah pembelian barang atau jasa, sekaligus
memaksa perusahaan yang bersangkutan untuk memberikan yang terbaik
dan meraih loyalitas konsumen, Ada dua bentuk garansi, yaitu :
a. Garansi internal , yaitu janji yang dibuat oleh suatu departemen atau
divisi kepada konsumen internalnya, contoh : Jaminan dari Divisi
Transportasi untuk mengantarkan atau mengambil barang secara tepat
Universitas Mercubuana
44
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
waktu bagi divisi lainnya, jaminan dari Divisi Teknik pada suatu
distributor komputer untuk menyelesaikan reparasi komputer dengan
baik dan cepat, dan lain-lain.
b. Garansi Eksternal, yaitu jaminan yang dibuat oleh suatu perusahaan
kepada para konsumen eksternalnya, yakni mereka yang membeli dan
menggunakan produk perusahaan. Contoh : Janji mengantarkan
produk secara tepat waktu, garansi bahwa produk berkualitas tinggi,
jaminan mendapatkan ganti rugi bila kualitas produk tidak sesuai
dengan yang dijanjikan , jaminan potongan harga bila melakukan
pembelian ulang di perusahaan yang sama, dan lain-lain. Menurut
Tjiptono (2001, p.151) suatu garansi yang baik harus memenuhi
kriteria tertentu diantaranya meliputi:
1. Realistis dan dinyatakan secara spesifik , misalnya garansi berlaku
untuk jangka waktu 1 tahun
2. Sederhana, komunikatif dan mudah dipahami
3. Mudah diperoleh, atau diterima konsumen
4. Tidak membebani pelanggan dengan syarat-syarat yang berlebihan
5. Terpercaya (credible), baik reputasi perusahaan yang memberikan
maupun tipe garansi itu sendiri
6. Berfokus pada kebutuhan konsumen
7. Sungguh berarti, artinya disertai ganti rugi yang signifikan dan
disesuaikan dengan harga yang dibeli, tingkat keseriusan masalah
Universitas Mercubuana
45
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
yang dihadapi, dan persepsi pelanggan terhadap apa yang adil bagi
mereka
8. Memberikan standar kinerja yang jelas
9. Strategi penanganan keluhan yang efisien dengan memberikan
peluang untuk mengubah seorang konsumen yang tidak puas
menjadi konsumen yang puas (atau bahkan menjadi konsumen
yang abadi).
4. Strategi peningkatan kinerja perusahaan, meliputi berbagai upaya seperti
melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan konsumen secara
berkesinambungan, memberikan pendidikan dan pelatihan menyangkut
komunikasi, salesmanship, dan public relation kepada pihak manajemen
dan karyawan, memasukkan unsur kemampuan untuk memuaskan
konsumen kedalam sistem penilaian prestasi karyawan, dan memberikan
empowerment yang lebih besar kepada karyawan dalam melaksanakan
tugasnya
5. Menerapkan Quality Function Deployment (QFD), yaitu untuk merancang
suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan konsumen. QFD
memungkinkan suatu perusahaan untuk memprioritaskan kebutuhan
konsumen, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut,
dan memperbaiki proses hingga tercapai efektivitas maksimum.
Cronin dan Taylor (1992) menjelaskan bahwa kepuasan sering kali
dipandang sebagai dasar munculnya loyalitas. Kepuasan merupakan hasil
Universitas Mercubuana
46
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
evaluasi konsumen terhadap suatu produk dengan cara membandingkan
apakah produk yang diterimanya telah sesuai dengan harapanya. Kepuasan
juga dapat diartikan sebagai keyakinan yang muncul setelah membandingkan
kenyataan dan harapannya. Bagi konsumen yang kurang memiliki
kemampuan
kemampuan
untuk
membandingkan
maka
kepuasanya
sebenarnya hanya bersifat parsial.Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya
pengalaman atau informasi yang diperoleh konsumen terkait dengan produk
yang dibelinya.
Penelitian Bloemer dkk (1998) juga menunjukan bahwa kepuasan
merupakan elemen yang penting bagi munculnya loyalitas. Kepuasan
pelanggan merupakan sikap setelah proses pembelian atau pemakaian
berakhir yang dibentuk secara psikologis berdasarkan perbandingan antara
apa yang pelanggan harapkan (ide pelanggan) dari perusahaan dan kenyataan
dari apa yang didapetkan oleh pelanggan dari perusahaan tersebut. Ini
membuktikan bahwa kepuasan merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap
perilaku sebelumnya.
2.10.2 Metode dan teknik pengukuran kepuasan konsumen
Pengukuran terhadap kepuasan konsumen merupakan suatu hal yang
penting bagi perusahaan untuk memperoleh masukan bagi pengembangan
strategi peningkatan kepuasan konsumen
Philip Kotler (1995) mengidentifikasikan 4 metode untuk mengukur
kepuasan konsumen, yaitu sebagai berikut :
Universitas Mercubuana
47
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
1. Sistem Keluhan dan Saran
Yaitu perusahaan memberikan kesempatan kepada konsumen untuk
mengutarakan saran maupun keluhan yang dirasakan. Misalnya : dengan
menyediakan kotak saran, kartu komentar dan lain – lain
2. Ghost Shopping
Yaitu dengan memperkerjakan beberapa orang untuk berperan sebagai
pembeli pada perusahaan pesaing, guna mengetahui kelebihan dan
kelemahan dari perusahaan pesaing tersebut
3. Lost Custumer Analysis
Yaitu dengan cara menghubungi pelanggan – pelanggan yang telah
berhenti membeli untuk mengetahui mengetahui mengapa hal itu bisa
terjadi
4. Survey Kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen dapat tercapai apabila kebutuhan, keinginan, dan
harapan konsumen terpenuhi. Dengan mengetahui apa yang diinginkan
oleh konsumen, akan memudahkan perusahaan dalam mengkonsumsikan
produknya kepada target konsumennya.
Sukses suatu industry jasa tergantung pada sejauh mana perusahaan
mampu mengelola tiga aspek berikut ini :
1. Janji perusahaan mengenai jasa yang akan disampaikan kepada
pelanggan
2. Kemampuan perusahaan untuk membuat karywan memenuhi janji
tersebut
Universitas Mercubuana
48
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
3. Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada
karyawan.
Model kesatuan dari tiga aspek tersebut dikenal sebagai segitiga jasa,
dimana sisi segitiga mewakili setiap aspek. Kegagalan disuatu sisi
menyebabkan segitiga roboh, Artinya industry jasa tersebut gagal. Dengan
demikian pembahasan industry jasa meliputi perusahaan, karyawan serta
pelanggan.
Universitas Mercubuana
Download