ABSTRAK “PENGARUH INFLASI TERHADAP NON PERFORMING FINANCING DI BANK SYARIAH MANDIRI PADA TAHUN 2004-2006” RADEN SILVANIA RAHMASARI DEWI ADISUDARMA Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil akan memberikan dampak negatif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Salah satu dampak inflasi yang berhubungan dengan perbankan adalah inflasi dapat mengurangi daya beli masyarakat yang selanjutnya mengurangi margin sektor riil, yang pada gilirannya mengurangi kemampuan dunia usaha membayar kewajibannya kepada bank. Tingkat inflasi yang melanda Indonesia pada tahun 2005 mencapai angka 17.11%. Inflasi ini tergolong cukup tinggi, tetapi tidak menyebabkan adanya peningkatan jumlah pembiayaan macet (NPF). Tingkat NPF tercatat hanya 3.50% dan masih bisa dikategorikan sehat karena masih dibawah 5%. Penulis merumuskan tiga rumusan masalah, yaitu bagaimana tingkat inflasi per bulan yang terjadi di Indonesia pada tahun 2004 - 2006? bagaimana Non Performing Financing (NPF) per bulan di Bank Syariah Mandiri (BSM) pada tahun 20042006? dan bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Non Performing Financing (NPF) di Bank Syariah Mandiri pada tahun 2004 – 2006?. Maka dengan kondisi tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 2004-2006, tingkat Non Performing Financing (NPF) di Bank Syariah Mandiri (BSM) pada tahun 20042006, dan pengaruh inflasi terhadap Non Performing Financing (NPF) di Bank Syariah Mandiri tahun 2004-2006. Metode yang Penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data dokumentasi mengenai tingkat NPF selama tahun 2004-2006 dari ikhtisar laporan keuangan Bank Syariah Mandiri. Sedangkan untuk data inflasi, Penulis melakukan penelusuran data online untuk mengumpulkan data inflasi tahun 2004-2006 melalui website resmi Bank Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat inflasi tertinggi selama tiga tahun terjadi pada bulan November 2005 dengan nilai Inflasi mencapai 18.38%. Ini merupakan dampak dari kebijakan Pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan Oktober 2005 yang berimbas satu bulan sesudahnya dengan naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok. Sedangkan nilai inflasi terendah terjadi pada bulan Februari tahun 2004 dengan nilai sebesar 4.60%. Nilai NPF tertinggi selama tiga tahun terjadi di tahun Oktober 2006 sebesar 7.18%. Hal ini merupakan dampak dari kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005 yang mendorong ketidakpastian kemampuan usaha nasabah akibat ketidakstabilan harga-harga sehingga nasabah mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Nilai NPF terendah ada di bulan April 2004 dengan nilai 2.07%. Berdasarkan data di atas, inflasi berpengaruh terhadap Non Performing Financing yang dibuktikan dengan uji t yang menghasilkan nilai 2.529 > 1.697. Pengaruh inflasi terhadap NPF sebesar 15.8404% sedangkan sisanya 84.1596% dipengaruhi oleh faktor lain. Keeratan tingkat hubungan antara inflasi dan NPF mendapatkan hasil sebesar 0.398 yang memiliki arti bahwa pengaruh inflasi terhadap NPF masuk kedalam kategori rendah. Keywords : Inflasi, Non Performing Financing