Wildan Panji Tresna, dkk/Pengujian Kestabilan Laser Dioda Sebagai Prasyarat Sistem Pembangkitan Gelombang Mikro 172 Pengujian Kestabilan Laser Dioda Sebagai Prasyarat Sistem Pembangkitan Gelombang Mikro Wildan Panji Tresna dan Bambang Widiyatmoko Pusat Penelitian Fisika – LIPI Kaw Puspiptek Serpong - Tangerang Selatan [email protected] Abstrak - Telah dilakukan Pengujian kestabilan laser diode yang digunakan dalam sistem pembangkitan gelombang mikro. Parameter kestabilan laser dioda ditinjau dari kestabilan terhadap temperatur dan kestabilan terhadap waktu. Pengujian kestabilan terhadap temperatur dilakukan oleh karena gelombang mikro terbangkit yang dapat di tune frekuensi keluarannya merupakan perubahan panjang gelombang laser dioda pada saat terjadi proses pelanyangan. Sedangkan kestabilan terhadap waktu dilakukan karena aplikasi gelombang mikro dalam RADAR biasanya dalam keadaan “menyala” sepanjang waktu pengukuran selama beberapa bulan bahkan hingga satu tahun. Pengujian kestabilan laser diode terhadap temperatur dilakukan dengan cara merubah temperatur laser dari 20oC hingga 40oC, perubahan temperatur akan memicu perlier elemen dan merubah rongga resonator, rongga resonator inilah yang akan merubah panjang gelombang dari sinyal tersebut. Sedangkan kestabilan laser diode terhadap waktu dilakukan dengan cara menyalakan sumber laser secara terus menerus selama lima hari dan mengukurnya secara kontinu setial 30 menit sekali. Kata Kunci : Laser diode, gelombang mikro, panjang gelombang. Abtract : Stability tests have been carried out laser diode used in microwave generation system. Parameter stability of the laser diode in terms of stability against temperature and stability against time. Tests conducted by the stability of the temperature due to microwave terbangkit that can tune the output frequency of the diode laser wavelength changes during the process pelanyangan. While the stability of the time made for the application of microwaves in RADAR is usually in a state "on" all the time measurements for several months and even up to one year. Testing the temperature stability of the laser diode to be done by changing the laser temperature of -20 ° C to 40 ° C, the temperature change will trigger perlier element and change the resonator cavity, the cavity resonator is what will change the wavelength of the signal. While the stability of the laser diode is done by turning on the laser source continuously for five days and measured continuously setial 30 minutes. Keyword : Diode Lasers, Microwave, Wavelenght I. PENDAHULUAN Perkembang teknologi saat ini memungkinkan laser dapat digunakan sebagai sumber pembangkit gelombang mikro. Hal ini karena laser memiliki kelebihan dalam hal kestabilan frekuensinya, sebuah laser diode dengan panjang 1550 nm memiliki frekunsi terbangkit sebedar 193 THz. Sehinga hal ini dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan microwave maupun miliwave dengan sistem homodyne. Kuri at.al telah mengusulkan sistem radio on fiber dengan membangkitkan carrier gelombang mikro dengan dua buah laser, teknik yang dikembangkan adalah dengan menggunakan mode dari bumber supercontinum yang memiliki kemurnian dari sinyal yang dibangkitkan lebih kecil dari sinyal yang digunakan untuk membangkitkan sumber supercontinum. Percobaan Kuri dilakukan pulan oleh Fukushima yang telah berhasil membangkitkan frekuensi sinyal hingga 1 THz dengan menggunakan Unitaveling-carrier photodiode. sedangkan Musa et.al telah melakukan percobaan pembangkitan frekuensi 500 GHz dengan Comb generator dan diketahui bahwa phase noise yang ditimbulkan dalam sistem tersebut hanya 1/1000 nya jika di bandingkan dengan sistem frekuensi multiplier[1]. Pada tulisan ini akan dibahas tentang osilator optis sebagai sumber pembangkit gelombang mikro yang stabil. Teknik yang dipaparkan adalah teknik optical heterodyne dengan memanfaatkan dua buah laser diode yang menghasilkan sinyal frekuensi tinggi yang dipadukan untuk memperoleh frekuensi pelayangannya. Frekuensi output tersebut berasal dari laser diode jenis Distributer Feed Back (DFB) pada panjang gelombang 1550 nm. Frekuensi keluarannya sudah mampu ditala baik secara temperatur ataupun dengan merubah sinyal refleksi dari kisi-kisi optic (grating)[2]. Karakterisasi laser diode dilakukan karena laser diode merupakan sistem optik elektronik terintegrasi. Masing-masing bagian pendukung sistem tersebut harus bekerja optimal untuk menghasilkan berkas sinyal yang stabil. Sebuah sistem laser diode terdiri dari driver laser untuk kontrol arus injeksi dan temperatur, power supply, display dari masing-masing kontrolnya dan laser diodanya itu sendiri. Sedangkan pada laser diode sudah terdapat elemen yang sangat Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012 ISSN : 0853-0823 173 Wildan Panji Tresna, dkk/Pengujian Kestabilan Laser Dioda Sebagai Prasyarat Sistem Pembangkitan Gelombang Mikro sensitiv terhadap perubahan temperature jika diberi tegangan berupa peltier element. II. DASAR TEORI Pada laser semikonduktor, proses lasing terjadi di dalam sambungan dioda semikonduktor. Untuk mendapatkan aksi laser, semikonduktor tipe-P sebagai pembawa muatan positif atau hole dan tipe-N sebagai pembawa muatan negatif atau elektron harus melakukan generasi dan rekombinasi. Pada arus panjar nol, suatu daerah pengosongan (depletion zone) memisahkan kedua bagian. Rekombinasi terjadi secara kontinu dalam semikonduktor jika diberikan tegangan luar dari kristal pembentuk semikonduktor [3]. Di sepanjang daerah pengosongan terdapat suatu potensial barrier (barrier potential), karena lubanglubang dan elektron-elekron yang dikombinasikan kembali (recombination) mempunyai muatan terjebak pada tempat-tempat elektron campuran (impurities) didalam daerah pengosongan E = NKT = hf = hc λ (1) Secara analisa empiris menunjukkan bahwa panjang gelombang pada sebuah laser semikonduktor berbanding terbalik dengan nilai temperaturnya. Bila pada sambungan dikenakan arus panjar maju (forward panjar) yang cukup untuk mengatasi potensial batas sambungan, daerah pengosongan akan menghilang, dan lubang bebas bergerak melewati sambungan ke dalam daerah N, sementara elektronelekron bebas pula bergerak kedalam daerah P. Apabila kuat arus yang diinjeksikan atau arus panjar lemah, maka invers population tidak terjadi. Apabila arus panjar maju yang diberikan ditingkatkan maka invers population akan terjadi sehingga emisi terstimulasi pun dapat mendominasi pada arus panjar tertentu, yang disebut arus ambang ( [3]. Parameter penting yang dipengaruhi oleh arus injeksi adalah daya optis sebagai keluaran dari laser dioda. Daya optis keluaran ini dapat didefinisikan sebagai: dapat diatala menurut temperatur operasional yang diberikan[4]. Pada area temperatur 293 K< T’ <355 K, dapat dihasilkan perubahan panjang gelombang sebesar 1.23 µm ≤ λ’ ≤ 1.35 µm. Persamaanya adalah Dari persamaan 3 dan 4 dapat diketahui hubungan antara panjang gelombang dan temperatur operasional yang diberikan. λ pada eksperimen sebelumnya tersebut bernilai 1.25 µm, yang artinya jika panjang gelombang laser yang digunakan 1.55 µm, maka nilai λ juga bernilai 1.55 nm. Hubungan inilah yang mendasari ketergantungan frekuensi (υ) terhadap temperatur berdasarkan persamaan sederhana dengan c adalah kecepatan cahaya bernilai konstan m/s. Agar diperoleh gelombang mikro, digunakan teknik optical heterodyne, dimana sinyal yang diperoleh berasal dari pencampuran dua sinyal gelombang electromagnetik pada frekuensi optik. Sinyal yang dihasilkan merupakan selisih dari dua gelombang optik yang berpadu. Dua sinyal yang berbeda frekuensi tersebut berpadu melalui fiber coupler dan kemudian diproses dalam photodetector sehingga kemudian dihasilkan sinyal elektrik[5]. Apabila terdapat dua medan optis E1(t) dan E2(t), dengan asumsi keduanya mempunyai polarisasi yang sama, dapat diperoleh persamaan 5 dan 6: (5) (6) Sinyal yang berasal dari teknik heterodyne tersebut mempunyai amplitudo yang proporsional terhadap , frekuensi sebesar amplitudo yang besarnya dan beda fasa (2) dimana = merupakan penurunan efisiensi kuantum laser dioda 4. Arus ambang ini juga dipengaruhi oleh temperatur operasional. Ketika temperatur operasionalnya divariasikan ternyata dapat mempengaruhi arus ambang terjadinya lasing[3]. Hubungan ke duanya didefinisikan sebagai: (3) Berdasarkan eksperimen yang pernah dilakukan sebelumnya, bahwa panjang gelombang dari laser III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam percobaan ini menggunakan laserd diode jenis DFB dengan panjang gelombang 1550 nm. Laser diode di trigger dengan tegangan dari luar pada kontrol temperaturnya sehingga akan memicu perubahan pada peltier elemen. Pada uji kestabilan terhadap waktu laser diode dinyalakan tanpa ada reaksi dari luar selama 5 hari berturut-turut tanpa dimatikan atau mengalami gangguan seperti listrik mati. Skema percobaan di gambarkan dalam diagram pada Gambar 1. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012 ISSN : 0853-0823 Wildan Panji Tresna, dkk/Pengujian Kestabilan Laser Dioda Sebagai Prasyarat Sistem Pembangkitan Gelombang Mikro 174 Kontrol Suhu DFB Laser Optical Spectrum Analyzer (OSA) Gambar 1. Set up pengujian kestabilan temperatur dan kestabilan terhadap waktu. Sinyal optic yang dihasilkan oleh sumber laser diamati dan dianalisa panjang gelombangnya menggunakan Optical Spectrum Analyzer (OSA) merk ANDO. Secara otomatis tampilan spectrum laser di OSA akan menunjukan posisi panjang gelombang terukur dan level energinya (intensitas) yang dapat di kontrol arus injeksinya. Pada pengujian kestabilan panjang gelombang terhadap waktu laser dibiarkan menyala selama 5 hari berturut-turut tanpa mematikannya, hanya saja pengukuran dilakukan setiap 30 menit sekali yang di mulai dari pukul 08.25 hingga pukul 17.55. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada gambar 2, dapat di lihat bahwa perlakukan variasi temperatur untuk mengetahui perubahan panjang gelombangnya terlihat grafik yang cenderung linier. Dari hasil pengukuran diperoleh data panjang gelombang laser pada panjang gelombang 1552 nm pada temperatur 20oC dan panjang gelombang 1550 pada temperatur 40oC. interval pengambilan data dilakukan pada nilai 0.5oC. Berdasarkan grafik pada Gambar 2, hungan antara temperatur dan panjang gelombang berbading terbalik. Secara skematis pemberian tegangan yang bervariasi akan di respon oleh laser driver dan memberikan perintah kepada peltier untuk menaikan atau menunrunkan temperatur laser, perubahan temperatur akan merubah rongga resonator yang secara otomatis akan merubah panjang gelombang laser dioda tersebut[2]. Dalam kaitanya dengan osilator optis sebagai sumber pembangkit gelombang mikro, kestabilan panjang gelombang akan sangat berpengaruh terhadap frekuensi hasil pelayangan gelombang mikro terbangkit. Gambar 2. Dari kelima grafik pada gambar 3 hingga gambar 7 menunjukkan tidak adanya perubahan panjang gelombang yang terjadi secara lima hari berturut-turut jika tidak adanya respon terhadap laser dioda. Hal ini penting karena dalam aplikasinya nanti kestabilan terhadap waktu akan menjamin tidak ada pengaruh sinyal elektronika dari luar pada sumber gelombang mikro terbangkit. Panjang gelombang yang terukur dari uji kestabilan tersebut adalah 1551.70 nm Gambar 3. Frafik pengukuran hari ke-1 uji kestabilan panjang gelombang laser dioda Gambar 4. Frafik pengukuran hari ke-2 uji kestabilan panjang gelombang laser dioda. Gambar 5. Frafik pengukuran hari ke-3 uji kestabilan panjang gelombang laser dioda. Grafik perubahan temperatur terhadap panjang gemobang laser dioda. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012 ISSN : 0853-0823 175 Wildan Panji Tresna, dkk/Pengujian Kestabilan Laser Dioda Sebagai Prasyarat Sistem Pembangkitan Gelombang Mikro hubungan berbanding terbalik antara temperarut laser diode terhadap panjang gelombangnya. Pada uji kestabilan panjang gelombang terhadap temperatur terjadi pergeseran panjang gelombang dari 1552,252 nm hingga 1550,807 nm. Sehingga nilai pergeseran panjang gelombang tiap kenaikan oC adalah 0,072 nm/oC. Sumber laser stabil tidak mengalami perubahan panjang gelombang selama beberapa waktu, yang mana sumber laser stabil tersebut dapat digunakan dalam aplikasi yang memerlukan sumber laser tersebut menyala secara kontinu. Gambar 6. Frafik pengukuran hari ke-4 uji kestabilan panjang gelombang laser dioda. DAFTAR PUSTAKA Gambar 7. Frafik pengukuran hari ke-5 uji kestabilan panjang gelombang laser dioda. [1] Bambang Widyatmoko, Pembangkit Gelombang RADAR Berdasarkan Teknik Heterodyne Optis, Prosiding Seminar Radar Nasional 2008, 33-36 [2] F.J. Duarte, Tunable Laser Handbook, Academic Press,Inc., 1995, California [3] D. Sands, Diode Laser, Institute of Physics Publishing, 2005, Bristol and Philadelphia [4] Cunyun Ye, Tunable External Cavity Diode Laser, World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd., 2004, Singapore [5] Clifford R. Pollock, Fundamentals of Optoelectronics, Richard Irwin, Inc, 1995, USA TANYA JAWAB Kuwat Triyana, UGM ? Bagaimana proses kestabilan mempengaruhi perubahan frekuensi sumber gelombang mikro? Gambar 8. Tampilan sinyal laser dioda pada OSA. V. KESIMPULAN Uji kestabilan panjang gelombang laser diode terhadap perubahan temperatur dan waktu kerjanya sudah sesuai dengan pembuktian empiris tentang Wildan Panji Tresna, LIPI √ Frekuensi keluaran dari sumber gelombang mikro merupakan frekuensi hasil pelayangan dari dua sumber laser diode. Besaran yang secara langsung dapat diukur pada laser diode adalah panjang gelombang dan yang mempengaruhi perubahan panjang gelombang adalah perubahan temperature yang dipicu dari perubahan tegangan input sehingga hal tersebut akan memicu rongga resonator dan secara karakteristik juga merubah panjang gelombangnya. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012 ISSN : 0853-0823