42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Demografi Responden Metode populasi dan sampel yang sudah dijelaskan pada bab III sebelumnya, dimana peneliti menggunakan metode sampel non probability sampling (Sugiono,2008) dengan jumlah sampel 50. Peneliti menyebarkan kuesioner ke pengusaha rumah makan di Kecamatan Serpong. Seluruh jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 50 kuesioner. Dari jumlah tersebut yang diterima kembali oleh peneliti sebanyak 46 kuesioner. Selanjutnya kuesioner yang telah terkumpul tersebut diperiksa kembali untuk memastikan kuesioner yang akan dianalisa lengkap isinya. Dari 46 kuesioner yang terkumpul semuanya lengkap, sehingga kuesioner tersebut dapat diolah semuanya yaitu sebanyak 46 kuesioner. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai demografi responden yang menjadi bahan / Objek dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini : 43 Tabel 4.1. Gambaran tingkat Penyebaran dan Pengisian Kuesioner Tempat Penelitian Kecamatan Serpong Kuesioner yang disebarkan 50 Kuesioner yang diisi Tingkat Pengembalian 46 92 % Sumber : Data yang diolah Responden adalah pengusaha rumah makan. Kuesioner dikirim ke Kecamatan Serpong sebanyak 50 kuesioner. Kuesioner ini disebarkan secara bertahap. Dari 50 kuesioner yang disebarkan yang kembali hanya 46 buah kuesioner. Beberapa kuesioner yang tidak dikembalikan dikarenakan rumah makan tutup. Berikut ini rekap karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, lama usaha, kepemilikan NPWP, Alasan tidak memiliki NPWP, dan penghasilan. 44 Tabel 4.2. Gambaran Responden Penelitian KETERANGAN KECAMATAN SERPONG Jenis Kelamin Pria 18 Wanita 28 Pendidikan SD 4 SLTP SLTA D (1,2,3) 5 8 15 S1 S2 S3 14 Lama Usaha < 1 Tahun 1 1 – 3 Tahun 12 4 – 5 Tahun 22 > 5 Tahun 11 Memiliki NPWP Belum 15 Sudah 31 Sumber : Data Yang Diolah KETERANGAN Alasan Tidak Memiliki NPWP Penghasilan belum diatas PTKP Takut untuk membayar Malas mengurus NPWP Belum terlalu membutuhkan Lainnya… Sedang diproses Tidak mengenal NPWP Penghasilan < 5 Juta 5 – 10 Juta 10 – 15 Juta >15 Juta KECAMATAN SERPONG 8 5 2 7 5 5 29 Dari data diatas jumlah responden yang didapat oleh peneliti lebih banyak responden wanita dibandingkan responden pria. Responden wanita terdiri dari 28 responden dan responden pria terdiri dari 18 responden. Sedangkan responden yang sudah memiliki NPWP terdiri dari 31 responden dan responden yang belum memiliki NPWP terdiri dari 15 responden. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa masih ada pengusaha 45 rumah makan yang belum memiliki NPWP yaitu kurang lebih sebesar 48,39%. Setelah mengetahui jumlah responden yang sudah atau belum memiliki NPWP, didapatilah beberapa alasan mengapa beberapa responden yang masih belum memiliki NPWP. Dari data diatas bahwa alasan terbesar mengapa responden belum memiliki NPWP karena penghasilan belum diatas PTKP yaitu sebanyak 8 responden sehingga mereka merasa untuk tidak perlu memiliki NPWP, alasan berikutnya mengapa responden belum memiliki NPWP karena malas harus mengurus NPWP yaitu sebanyak 5 responden, dan alasan yang lain karena responden tidak mengenal NPWP yaitu sebanyak 2 responden. Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebagian pengusaha rumah makan sudah melebihi PTKP sehingga memungkinkan pengusaha rumah makan untuk memiliki NPWP dan melaksanakan kewajiban perpajakannya. Bagi pengusaha yang berpenghasilan Rp.500.000 per hari atau Rp.187 juta setahun dapat dengan segera mengurus kepemilikan NPWP nya, karena penghasilan yang didapat sudah melebihi PTKP. 46 B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Setelah data dikumpulkan dan diseleksi, maka langkah berikutnya adalah melakukan pengujian terhadap data tersebut. Pengujian data yang akan dilakukan oleh penulis adalah melakukan pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas ini digunakan untuk menilai keabsahan alat ukur pada setiap item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. 1. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrument yang digunakan untuk mengukur variabel yang dilakukan untuk penelitian benar-benar dapat mengukur variabel tersebut secara tepat. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas instrument tersebut adalah teknik korelasi Corrected Item – Total Correlation. Teknik korelasi Corrected Item – Total Correlation mengkorelasikan masing – masing skor item dengan skor total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Berdasarkan tabel validitas ( r tabel ) dengan cara mempertemukan antara probabilitas ( 5% ) dengan jumlah responden ( N - 2 ) atau ( 46 – 2 = 44 Responden ), maka dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi dari r tabel dengan N = 44 adalah 0.2907 dengan demikian, apabila pertanyaan memiliki nilai koefisien korelasi kurang dari 0.2907 maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid dan dikeluarkan dari 47 instrument. Semakin tinggi koefisien korelasi sehingga mendekati 1, maka semakin banyak pula konsistensinya. Berikut ditampilkan hasil dari pengujian validitas. Tabel 4.3. Hasil Pengujian Validitas No Pertanyaan Koefisien Korelasi 1 0.482 2 0.493 3 0.498 4 0.465 5 0.652 6 0.623 7 0.753 8 0.655 9 0.655 10 0.624 11 0.488 12 0.566 13 0.655 14 0.541 15 0.774 Sumber : Data Yang Diolah Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Pada table 4.3 menunjukkan bahwa dari 15 ( lima belas ) pertanyaan yang telah dilakukan uji validitas ternyata 15 ( lima belas ) item tersebut dinyatakan Valid karena nilai koefisien korelasinya lebih besar dari pada 0.2907. 48 2. Pengujian Reliabilitas Reliabilitas berarti tingkat konsistensi dari suatu pengukuran. Hasil pengukuran dianggap konsisten apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Untuk menguji internal consistency, pengujian dilakukan dengan menggunakan salah satu teknik statistik yaitu uji Cronbach’s Alpha. Nilai Cronbach’s Alpha kurang dari 0.6 maka diindikasikan kurang baik, nilai 0.6 - 0.7 diindikasikan dapat diterima, 0.7 – 0.8 diindikasikan baik dan nilai diatas 0.8 diindikasikan sangat baik (Duwi Priyanto, 2009 : 172). Tabel 4.4. Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .715 15 Pertanyaan untuk mengukur variable adalah sebanyak 15 ( lima belas) item pertanyaan dan semua item pertanyaan dinyatakan reliable. Berdasarkan output SPSS pada Tabel 4.4. dapat dilihat bahwa untuk mengukur variabel, instrument memiliki tingkat konsisten yang baik yang ditujukan oleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.715. 49 C. Analisis Pengujian Hipotesis Dalam pengujian hipotesis ini metode statistik yang digunakan adalah uji independent sample t-test dengan a = 0.05, yaitu uji yang digunakan untuk menguji dua kelompok sample yang saling independen. Dasar pengambilan keputusan uji independent t-test adalah jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak, dan Ho diterima. Untuk menguji perbedaan dari variabel penelitian berdasarkan kelompok sampel Pengusaha Rumah Makan yang sudah memiliki NPWP dan yang belum memiliki NPWP dengan menggunakan uji beda (independent sample ttest). Hipotesis penelitian ini dinyatakan sebagai berikut : Ho : Terdapat perbedaan persepsi pengusaha rumah makan terhadap nomor pokok wajib pajak Ha : Tidak terdapat perbedaan persepsi pengusaha rumah makan terhadap nomor pokok wajib pajak 50 Dalam penelitian ini, penulis mengelompokan persepsi terhadap nomor pokok wajib pajak menjadi 4 kelompok, yaitu persepsi terhadap pengertian NPWP, kegunaan NPWP, manfaat NPWP, keuntungan NPWP. 1. Pengertian NPWP Pengujian perbedaan persepsi mengenai NPWP subvariabel pengertian NPWP secara umu dilakukan dengan independent sample t-test dan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.5. Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2- F Nilai Equal variances 3.051 Sig. .088 t .792 df tailed) Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper 44 .433 .120 .152 -.186 .427 .814 29.872 .422 .120 .148 -.182 .423 assumed Equal variances not assumed Hasil pengujian homogenitas varians dari kedua kelompok sampel diperoleh nilai F sebesar 3.051 dengan signifikansi sebesar 0.088. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukan bahwa varians kedua sampel tersebut adalah homogen. Selanjutnya maka akan digunakan hasil pengujian dengan equal variance assumed yaitu diperoleh nilai t sebesar 0.792 dengan signifikansi 0.433. Dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maka berarti hipotesis penelitian ditolak dan hipotesis 51 alternative diterima. Hipotesis alternative menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara pengusaha rumah makan yang belum dan yang sudah memiliki NPWP. 2. Kegunaan NPWP Tabel 4.6. Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2- F Nilai Equal variances 5.480 Sig. t .024 -4.065 df tailed) Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper 44 .000 -2.387 .587 -3.570 -1.204 -3.670 21.805 .001 -2.387 .650 -3.737 -1.038 assumed Equal variances not assumed Hasil pengujian homogenitas varians dari kedua kelompok sampel diperoleh nilai F sebesar 5.480 dengan signifikansi sebesar 0.024. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukan bahwa varians kedua sampel tersebut adalah homogen. Selanjutnya maka akan digunakan hasil pengujian dengan equal variance assumed yaitu diperoleh nilai t sebesar 4.065 dengan signifikansi 0.000. Dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka berarti hipotesis penelitian diterima yaitu terdapat perbedaan persepsi antara pengusaha rumah makan yang belum dan yang sudah memiliki NPWP. 52 3. Manfaat NPWP Tabel 4.7. Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2- F Nilai Equal variances 2.215 Sig. t df .144 -1.258 tailed) Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper 44 .215 -.370 .294 -.962 .223 -1.174 23.451 .252 -.370 .315 -1.021 .281 assumed Equal variances not assumed Hasil pengujian homogenitas varians dari kedua kelompok sampel diperoleh nilai F sebesar 2.215 dengan signifikansi sebesar 0.144. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukan bahwa varians kedua sampel tersebut adalah homogen. Selanjutnya maka akan digunakan hasil pengujian dengan equal variance assumed yaitu diperoleh nilai t sebesar 1.285 dengan signifikansi 0.215. Dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maka berarti hipotesis penelitian ditolak dan hipotesis alternative diterima. Hipotesis alternative menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara pengusaha rumah makan yang belum dan yang sudah memiliki NPWP. . 53 4. Keuntungan NPWP Tabel 4.8. Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2- F Nilai Equal variances Sig. .271 t df .605 -1.069 tailed) Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper 44 .291 -.637 .595 -1.836 .563 -1.151 33.719 .258 -.637 .553 -1.760 .487 assumed Equal variances not assumed Hasil pengujian homogenitas varians dari kedua kelompok sampel diperoleh nilai F sebesar 0.271 dengan signifikansi sebesar 0.605. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukan bahwa varians kedua sampel tersebut adalah homogen. Selanjutnya maka akan digunakan hasil pengujian dengan equal variance assumed yaitu diperoleh nilai t sebesar 1.069 dengan signifikansi 0.291. Dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maka berarti hipotesis penelitian ditolak dan hipotesis alternative diterima. Hipotesis alternative menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara pengusaha rumah makan yang belum dan yang sudah memiliki NPWP. 54 5. Persepsi Mengenai NPWP Tabel 4.9. Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2- F Nilai Equal variances Sig. .076 t .784 -2.753 df tailed) Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper 44 .009 -3.273 1.189 -5.669 -.877 -2.740 27.448 .011 -3.273 1.195 -5.722 -.824 assumed Equal variances not assumed Hasil pengujian homogenitas varians dari kedua kelompok sampel diperoleh nilai F sebesar 0.076 dengan signifikansi sebesar 0.784. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukan bahwa varians kedua sampel tersebut adalah homogen. Selanjutnya maka akan digunakan hasil pengujian dengan equal variance assumed yaitu diperoleh nilai t sebesar 2.753 dengan signifikansi 0.009. Dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka berarti hipotesis penelitian diterima yaitu terdapat perbedaan persepsi antara pengusaha rumah makan yang belum dan yang sudah memiliki NPWP. Hal ini berarti hipotesis penelitian diterima. 55 D. Hasil Deskriptif Statistik Hasil statistik deskriptif akan disajikan dalam table berikut ini. Tabulasi data tersebut akan menunjukan perbedaan nilai mean dari kedua sampel mengenai persepsi terhadap nomor pokok wajib pajak. Deskriptif Persepsi Pengusaha Rumah Makan Terhadap Nomor Pokok Wajib Pajak Tabel 4.10. Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation X1 15 60 70 65.53 3.815 X2 31 60 73 68.81 3.763 Valid N 15 (listwise) Sumber : Data primer yang diolah Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai mean dari persepsi Pengusaha Rumah Makan yang belum memiliki NPWP terhadap NPWP adalah sebesar 65.53, sedangkan persepsi dari pengusahan rumah makan yang sudah memiliki NPWP memiliki nilai mean sebesar 68.81. Berdasarkan nilai mean tersebut menunjukkan bahwa persepsi pengusaha warung makan yang memiliki NPWP memiliki skor yang lebih tinggi dibanding dengan persepsi pengusaha warung makan yang tidak memiliki NPWP. 56 E. Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, diketahui bahwa pengusaha rumah makan yang sudah memiliki NPWP mempunyai persepsi yang lebih baik daripada pengusaha rumah makan yang belum memiliki NPWP. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean pengusaha rumah makan yang sudah memiliki NPWP (68.81) yang lebih besar dari nilai mean pengusaha rumah makan yang belum memiliki NPWP (65.53). Namun, secara keseluruhan responden berpersepsi positif terhadap NPWP. Perbedaan persepsi mengenai NPWP ini disebabkan karena pengusaha rumah makan yang sudah memiliki NPWP lebih banyak mengerti dan memahami pengertian NPWP, kegunaan NPWP, manfaat NPWP, keuntungan NPWP dibandingkan dengan pengusaha rumah makan yang belum memiliki NPWP. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara pengusaha rumah makan yang sudah memiliki NPWP dan pengusaha rumah makan yang belum memiliki NPWP. Perbedaan tersebut lebih banyak dipengaruhi karena factor perbedaan pandangan mengenai pengertian NPWP, kegunaan NPWP, manfaat NPWP, keuntungan NPWP.