BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar finansial adalah pasar di mana individu dan entitas dapat memperdagangkan efek-efek, komoditas, dan barang-barang berharga lainnya yang dapat di perdagangkan, dengan biaya transaksi yang rendah yang mencerminkan besarnya permintaan dan penawaran atas efek-efek, komoditas, dan barang-barang tersebut. Efek-efek meliputi saham-saham dan obligasi, sementara komoditas mencakup logam berharga atau produk-produk pertanian. Karakteristik pasar finansial memiliki kesamaan yaitu ketidakpastian, yang berhubungan dengan kondisi harga baik dalam waktu jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini tidak diinginkan bagi investor tetapi juga tidak dapat dihindari. Langkah terbaik yang dilakukan yaitu mencoba untuk mengurangi ketidakpastian ini. Peramalan pasar finansial (atau prediksi) merupakan salah satu instrumen pada proses ini. Para peneliti dan akademisi membagi tugas peramalan pasar finasial menjadi dua grup: orang-orang mempercayai bahwa para peneliti dan akademisi dapat merancang mekanisme untuk memprediksi pasar dan juga percaya bahwa pasar efisien selalu menangkap informasi baru yang datang dari pasar itu sendiri, sehingga tidak ada ruang untuk memprediksi. Selanjutnya mereka mempercayai bahwa pasar finansial mengikuti random walk, yang berarti bahwa prediksi terbaik yaitu nilai masa depan diperoleh dari nilai sekarang. Menurut Cryer (1986) data runtun waktu diartikan sebagai serangkaian data yang didapatkan berdasarkan pengamatan dari suatu kejadian pada urutan waktu terjadinya. Salah satu penerapan analisis runtun waktu yaitu di bidang ekonomi dan keuangan. Pada data runtun waktu, khususnya untuk melihat perubahan pada ekonomi dan keuangan sifatnya berfluktuatif, membetuk pola asimetris, memiliki model yang nonstasioner, atau mempunyai variansi residual yang tidak konstan (heteroskedastisitas). 1 2 Mehmet (2008) mengatakan bahwa return keuangan memiliki tiga karakteristik. Pertama pengelompokan volatilitas artinya perubahan besar cenderung diikuti oleh perubahan besar dan perubahan kecil cenderung diikuti perubahan kecil. Kedua adalah fat tailedness (excess kurtosis) artinya return keuangan sering menampilkan fat tail lebih besar dari distribusi normal standar dan ketiga adalah efek leverage artinya hasil dari return negatif mengakibatkan hasil dari return positif pada ukuran yang sama. Model generalize autoregresive conditional heteroskedasticity (GARCH) menangkap tiga karakteristik utama pada return keuangan. Pengembangan tipe model GARCH dimulai oleh Engle (1982). Engle memperkenalkan ARCH untuk model heteroskedastisitas dengan melihat hubungan variansi bersyarat dari kombinasi linear kuadrat di masa lalu. Bollerslev (1986) memperkenalkan model Generalized Autoregresive Conditional Heteroskedasticity (GARCH) sebagai pengembangan model ARCH. Model GARCH merupakan model yang lebih sederhana dengan banyaknya parameter yang lebih sedikit dibandingkan model ARCH berderajat tinggi. ARCH dan GARCH merupakan model runtun waktu yang dapat menjelaskan heteroskedastisitas pada data. Akan tetapi model ARCH dan GARCH tidak mempertimbangkan leverage effect. Chen dan Dias (2010) leverage effect yaitu suatu keadaan bad news dan good news yang memberikan pengaruh asimetris terhadap volatilitas. Data dikatakan bad news ketika volatilitas mengalami penurunan sedangkan keadaan dikatakan good news ketika volatilitas mengalami kenaikan secara berkala. Nelson (1991) memperkenalkan model Exponential Generalized Autoregresive Conditional Heteroskedascticity (EGARCH) yang dapat menutupi kelemahan model GARCH dalam menangkap ketidaksimetrisan good news dan bad news. Model EGARCH tidak memperhitungkan perubahan struktur pada data runtun waktu. Hal ini menyebabkan model GJR-GARCH diperkenalkan secara independen oleh Glosten, Jaganathan dan Runkle (1993) untuk memperhitungkan leverage effect. Hamilton (1989) memperkenalkan Markov Switching (MS) sebagai alternatif pemodelan data runtun waktu yang mengalami perubahan struktur. 3 Dalam Markov switching, perubahan struktur model yang terjadi tidak dianggap sebagai hasil peristiwa deterministik tetapi sebagai hasil variabel random tak teramati dan dalam literatur sering disebut state (st) atau regime. Hamilton (1989) melibatkan Markov switching pada model autoregresive dan menghasilkan model yang dapat menjelaskan perubahan struktural dengan baik, namun belum menjelaskan adanya pergeseran volatilitas. Selanjutnya Hamilton dan Susmel (1994) melibatkan Markov switching pada model ARCH, dikenal dengan model SWARCH. Model ini mampu menjelaskan perubahan struktur pada data. Gray (1996) memperkenalkan model regime-switching GARCH yang mempunyai karakteristik dengan Markov switching (MS) ARCH namun melibatkan parameter yang lebih sederhana. Penelitian tentang model Markov Regime-Switching (MRS)-GARCH banyak di terapkan dalam asset return, diantaranya Marrucci (2005) dan Klassen (2001) pada stock market. Marucci (2005) menggunakan ratarata keseluruhan data sebagai rata-rata bersyarat Markov regime-switching (MRS)-GARCH. Emas adalah logam mulia yang juga digolongkan sebagai komoditas dan aset moneter. Emas telah bertindak sebagai logam multifaset selama berabadabad, memiliki karakteristik yang mirip dengan uang yang bertindak sebagai penyimpan kekayaan, alat tukar dan satuan nilai. Emas juga telah memainkan peranan penting sebagai logam mulia dengan sifat diversifikasi portofolio yang signifikan. Emas digunakan dalam industri komponen, perhiasan dan sebagai aset investasi. Kebutuhan jumlah investasi emas ditentukan oleh jumlah permintaan untuk industri dan penggunaan perhiasan. Tully et al.(2005) telah meneliti model Asymetric Power GARCH yang menangkap dinamik pada pasar emas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model APGARCH memberikan deskripsi yang paling memadai untuk harga emas. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik membahas tentang model GARCH, EGARCH, GJR-GARCH dan Markov Regime-Switching untuk meramalkan volatilitas harga emas dan membandingkan hasil dari masing-masing model yang digunakan untuk mendapatkan model yang terbaik. Selain itu akan kita gunakan perkiraan volatilitas ini untuk meramalkan harga harian emas. 4 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang tersebut, penulis merumuskan beberapa permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini, antara lain: 1. Bagaimana hasil peramalan menggunakan model GARCH, EGARCH, dan GJR-GARCH. 2. Bagaimana hasil peramalan menggunakan model model Markov Regime-Switching (MRS). 3. Bagaimana perbandingan hasil peramalan model GARCH,EGARCH, GJR-GARCH,dan Markov Regime-Switching (MRS). 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model Markov Regime-Switching adalah perbaikan untuk model GARCH, EGARCH, dan GJRGARCH dalam hal melihat pemodelan dan peramalan untuk volatilitas pada harga emas. 1.4 Metodologi Penelitian Penelitian tentang peramalan volatilitas harga emas menggunakan GARCH, EGARCH, GJR-GARCH, dan Markov Regime-Switching (MRS) menggunakan studi literatur, yaitu mempelajari jurnal-jurnal, buku-buku yang terkait dengan GARCH, EGARCH, GJR-GARCH, dan MRS-GARCH. Langkah pertama yaitu menganalisis bentuk terbaik dari beberapa model yang digunakan. Setelah menganalisis model tersebut, diperoleh model terbaik dari beberapa model yang digunakan. 1.5 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka adalah pembahasan mengenai penelitian-penelitian sebelumnya yang mendasari penelitian penulis. Berikut ini pembahasan mengenai penelitian-penelitian sebelumnya. Pemodelan variansi error pertama kali diperkenalkan oleh Engle (1982) menggunakan model ARCH. Engle (1982) membandingkan hasil estimasi antara 5 model standar yakni model klasik OLS dengan model ARCH melalui penaksiran maksimum likelihood. Data yang digunakan adalah data inflasi di U.K periode 1958 sampai 1977. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa model ARCH lebih baik daripada model klasik OLS. Bollerslev (1986) memperkenalkan model GARCH yang merupakan generalisasi dari model ARCH dengan mengikutsertakan variansi masa lalu untuk menjelaskan variansi yang masa akan datang. Model ini diterapkan pada data GNP U.S. periode 1948 sampai 1983. Hasil penelitian menunjukkan model GARCH (1,1) lebih akurat daripada model ARCH(8). Kemudian Nelson (1991) memperkenalkan model EGARCH dengan formula dengan sukses menangani kondisi asimetris dalam runtun waktu. Selanjutnya Hamilton (1989) memperkenalkan Markov Switching (MS) sebagai alternatif pemodelan data runtun waktu yang mengalami perubahan struktur. Model MS dikombinasikan dengan model autoregresive dan diterapkan pada data GNP U.S. periode 1952 sampai 1984. Hasil penelitian belum mendeskripsikan volatilitas data. Hamilton dan Susmel (1994), melibatkan MS pada model ARCH, dikenal dengan model SWARCH. Model ini diterapkan pada data harga saham New York periode 31 Juli 1962 sampai 29 Desember 1987. Hamilton dan Susmel (1994) menggunakan dua sampai empat state dengan distribusi Gaussian dan Student t. Hasil penelitian memperlihatkan model SWARCH mampu menjelaskan pergeseran volatilitas dengan baik. Model ini memperlihatkan state yang terbentuk ada tiga dan distribusi Student t lebih baik daripada Gaussian. Gray(1996) memperkenalkan model Markov Switching GARCH atau MSGARCH yang diterapkan pada data suku bunga U.S. periode Januari 1970 sampai April 1994. Sopipan, Sattayatham, dan Premanode (2012), meramalkan volatilitas harga emas menggunakan Markov Regime-Switching (MRS) dan strategi perdagangan. Sejak saat itu,telah ada satu pertumbuhan minat untuk masalah ini dan banyak terdapat di dalam berbagai literatur. 6 1.6 Sistematika Penulisan Tesis ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang distribusi lognormal, proses stokastik, proses Markov, rantai Markov dan matriks probabilitas transisi, teori-teori dasar mengenai Asset Return,sifat-sifat tipikal return, volatilitas, investasi emas, karakteristik emas, kriteria informasi, model GARCH, model EGARCH, model GJR-GARCH, rantai Markov, dan Markov Regime-Switching (MRS). BAB III PERAMALAN VOLATILITAS HARGA EMAS MENGGUNAKAN MARKOV REGIME SWITCHING Bab ini membahas tentang pembatasan masalah yaitu Peramalan volatilitas harga emas menggunakan Markov regime-switching dan menggunakan 2 state untuk melihat pergerakan volatilitas harga emas. BAB IV STUDI KASUS Bab ini membahas tentang aplikasi peramalan volatilitas harga emas menggunakan Markov regime-switching dengan menggunakan data harga harian emas dari tanggal 1 Januari 2001 sampai dengan 1 Januari 2014 berjumlah 3393 data yang diperoleh dari yang diperoleh dari website www.gold.org. 7 BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pembahasan dan studi kasus yang dilakukan. Selain itu, disampaikan pula saran-saran yang muncul akibat dari kekurangan dan kendala yang ditemui selama proses pemecahan masalah.