1 pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

advertisement
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA
MANAJERIAL APARATUR PEMERINTAH DENGAN BUDAYA ORGANISASI,
KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
1
1
Yulia Anovera, 2Zaitul, 2Erni Febrina
Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen
2
Dosen Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen
Universitas Bung Hatta
email : [email protected]
ABSTRACT
The relationship between budgetary participation and managerial performance has been
investigated and popular topic in management accouting subject. However, there is limited
studies investigated this relationship in public sector organization. Especially, investigation
of the role of organisation culture, organizational commitment, and leadership style
mediating relationship between budgetary particiation and managerial performance.
therefore, This study aims to investigate the effect of budgetary participation, organizational
culture, leadership style and organizational commitment on relationship between budget
participation and managerial performance. Based on the theoritical foundation andprevious
research, we developed seven hypotheses. By using the 87 respondents from 43 managerial
position and using moderated regression analysis (MRA), we found that budgetary
participation, organizational culture, organizational commitment positive effect on
managerial performance. contrast to other variabels, leadership style has no significant effect
on managerial performance. Furthermore, it was found that only organizational culture has a
role as moderating variabels that mediated the relatiohsip between budgetary particiation
and managerial performance. This study has a practical implication in the sense that to
increase the managerial performance, organization has to increase the budgetary
participation.
Keywords : Budgetary Participation, Organizational Culture, Organizational Commitment,
Managerial Performance
A. Pendahuluan
Kinerja
manajerial
apatur
pemerintah
pada
Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah
(SKPD)
telah
menjadi fokus perhatian masyarakat saat
ini. Masyarakat mulai mempertanyakan
nilai yang mereka peroleh atas
pelayanan yang dilakukan oleh instansi
pemerintah daerah. Untuk itu aparatur
pemerintah
daerah
harus
dapat
memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat
dan
memiliki
profesionalisme yang tinggi, produktif,
transparan, bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme.
Dengan demikian
semua pegawai termasuk pimpinan
yang ada pada lembaga pemeintahan
harus memiliki kinerja yang tinggi
dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Begitu juga
dengan
pegawai yang sudah menduduki posisi
manajer tentunya lebih dituntut untuk
menghasilkan kinerja manajerial yang
1
tinggi agar roda pemerintahan dapat
berjalan dengan baik.
Sedangkan Mardiasmo (2009:61)
penganggaran sektor publik terkait dengan
proses penentuan jumlah alokasi dana untuk
tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan
moneter. Lebih lanjut Indra (2006:163)
menyatakan bahwa sistem penganggaran
berfungsi
sebagai
alat
untuk
mengalokasikan sumber daya dalam bentuk
barang dan jasa yang ada ke dalam
masyarakat. Pada organisasi sektor publik,
anggaran dapat digunakan untuk menilai
kinerja para pimpinan SKPD, sehingga
anggaran mampu mempengaruhi perilaku
dan kinerja manajerial. Anggaran digunakan
untuk mengendalikan biaya dan menentukan
bidang-bidang masalah dalam organisasi
dengan membandingkan hasil kinerja
manajerial yang telah di anggarkan secara
periodik.
Masalah-masalah yang berkaitan
dengan hubungan partisipasi penyusunan
anggaran dan kinerja manajerial aparatur
pemerintah merupakan masalah yang
banyak diperdebatkan, bukti empiris
memberikan hasil yang bervariasi dan tidak
konsisten. Dalam beberapa kasus pada
organisasi pemerintah menunjukkan hasil
penelitian terdapat pengaruh positif dan
signifikan mengenai partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja
manajerial
aparatur pemerintah. Berdasarkan hasil
penelitian beberapa peneliti terdahulu
diketahui partisipasi penyusunan anggaran
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial (Sardjito dan Muthaher, 2008;
Minan, 2009; Azhar, dkk, 2009; Indarto
dan Dyah, 2012; Puspaningsih, 2002;
Lesmana, 2011; Huda dan Nurkholis,
2004). Namun masih terdapat gap dari
hasil
penelitian
tentang
pengaruh
partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial yaitu (Sumarno, 2005;
Wijayanti,
2012;
Biduri,
2011)
menemukan bahwa partisipasi penyusunan
anggaran tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja manajerial.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh banyak peneliti yang
menguji pengaruh partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial
aparatur pemerintah merupakan masalah
yang banyak diperdebatkan, bukti empiris
memberikan hasil yang bervariasi dan tidak
konsisten. Dengan demikian penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian ulang
untuk mencoba membuktikan ada tidaknya
pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial aparatur
pemerintah.
Penelitian ini akan menggunakan
beberapa variabel moderating diantaranya
adalah budaya organisasi, komitmen
organisasi dan gaya kepemimpinan. Alasan
peneliti menjadikan budaya organisasi,
komitmen
organisasi
dan
gaya
kepemimpinan
sebagai
variabel
moderating dari pengaruh partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial
karena berdasarkan tinjauan secara empiris
diketahui belum adanya konsistensi hasil
penelitian terdahulu
mengenai pengaruh
budaya organisasi, komitmen organisasi
dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja
manajerial.
Menurut Dessler (2006:98) bahwa
budaya yang kuat merupakan landasan
kinerja suatu organisasi. Jika terdapat
budaya yang tidak kondusif dalam suatu
organisasi
maka
mungkin
dapat
mempengaruhi pegawai dalam melakukan
aktivitasnya
dan
secara
langsung
mempengaruhi kinerja masing-masing
pegawai.
Hasil penelitian Sardjito dan
Muthaher (2008) menemukan bahwa
budaya organisasi berpengaruh signifikan
dalam memoderasi hubungan partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial. Namun hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh Wijayanti (2012)
menemukan bahwa budaya organisasi
tidak berpengaruh signifikan dalam
memoderasi
hubungan
partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial.
Variabel
moderasi
berikutnya
adalah komitmen organisasi. Hasibuan
(2012:55) menjelaskan bahwa komitmen
2
organisasi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kinerja pegawai.
Peningkatan dan penurunan kinerja
pegawai tergantung sejauh mana individu
lebih mementingkan diri sendiri atau
bekerja demi kepentingan organisasinya
yang merupakan aktualisasi dari tingkat
komitmen yang dimiliki.
Hasil penelitian Sardjito dan
Muthaher (2008) menemukan bahwa
komitmen
organisasi
berpengaruh
signifikan dalam memoderasi hubungan
partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja manajerial. Namun hasil penelitian
yang berbeda ditemukan oleh Wijayanti
(2012) menemukan bahwa komitmen
organisasi tidak berpengaruh signifikan
dalam memoderasi hubungan partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial.
Selanjutnya pada penelitian ini
penulis
juga
menjadikan
gaya
kepemimpinan
sebagai
variabel
moderating. Menurut Rivai (2008:91)
bahwa
kinerja
karyawan
dalam
melaksanakan tugas akan ditentukan oleh
gaya kepemimpinan. Setiap pemimpin
pada dasarnya memiliki perilaku yang
berbeda
dalam
memimpin
para
pengikutnya, perilaku para pemimpin itu
disebut dengan gaya kepemimpinan.
Kepemimpinan mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan prestasi kerja,
karena keberhasilan seorang pemimpin
dalam menggerakkan orang lain dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sangat tergantung kepada kewibawaan, dan
juga pemimpin itu di dalam menciptakan
disiplin di dalam diri setiap orang
bawahan, kolega maupun atasan pemimpin
itu sendiri sehingga tercipta prestasi kerja
yang tinggi.
Hasil penelitian Azhar, dkk (2009)
menemukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan
antara
variabel
gaya
kepemimpinan
dalam
memoderasi
partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja manajerial aparat pemerintah
daerah. Namun hasil penelitian yang
dilakukan oleh Biduri (2011) dan Sumarno
(2005) dan Amrul dan Nasir (2002)
menemukan bahwa pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap hubungan antara
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial
adalah tidak signifikan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui
dan menganalisis: 1) Pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial, 2) Pengaruh budaya organisasi
terhadap kinerja manajerial, 3) Pengaruh
komitmen organisasi organisasi terhadap
kinerja manajerial, 4) Pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja manajerial,
5) Peran budaya organisasi dalam
memoderasi
pengaruh
partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial, 7) Peran komitmen organisasi
dalam memoderasi pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial, 8) Peran gaya kepemimpinan
dalam memoderasi pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial.
Adapun kerangka konseptual adalah
sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Konseptual
B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain
kausalitas. Populasi penelitian ini adalah
seluruh SKPD yang ada di Kabupaten
Kerinci yaitu terdapat 43 SKPD. Teknik
analisis data untuk menguji hipotesis
adalah Moderated Regretion Analysis
(MRA).
3
C. Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran
Terhadap
Kinerja
Manajerial
Untuk
menganalisis
pengaruh
penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial digunakan analisis regresi
sederhana. Hasil analisis data dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel. 1. Hasil Analisis Regresi
Pengaruh
Partisipasi
Penyusunan
Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Variabel
Dependen
Kinerja
Manajerial
(Y)
Variabel
Independen
Konstanta (a)
Partisipasi
penyusunan
anggaran (X)
F
R2
Koefisien
Regresi
1,997
0,848
sisanya sebesar 48,8% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak termasuk
ke dalam model penelitian ini.
2. Pengaruh
Budaya
Organisasi,
Komitmen Organisasi dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Manajerial
Untuk
menganalisis
pengaruh
budaya organisasi, komitmen organisasi
dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja
manajerial digunakan analisis regresi
berganda. Hasil analisis data dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Sig
0,000
89,162
0,000
0,512
Nilai koefisien regresi variabel
dapat diartikan sebagai berikut :
1. Nilai Fhitung adalah 89,162 dengan nilai
signifikansi adalah 0,000. Nilai
signifikansi lebih kecil dari alpha (
  0 , 05 ). Dengan demikian, dapat
disimpulkan model yang dihasilkan
adalah prediktor yang valid dalam
memprediksi nilai variabel terikat.
2. Koefisien regresi variabel partisipasi
penyusunan anggaran (X) adalah 0,848
yang bertanda positif dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000. Nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari
alpha (0,000 < 0,05). Dengan
demikian, hipotesis pertama (H1) yang
menyatakan
bahwa
“partisipasi
penyusunan anggaran berpengaruh
signifikan positif terhadap kinerja
manajerial aparatur pemerintah pada
pemerintahan Kabupaten Kerinci”
diterima.
3. Nilai R2 (R square) ditemukan sebesar
0,512 yang dapat diartikan bahwa besar
pengaruh
partisipasi
penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial
aparatur pemerintah di Kabupaten
Kerinci adalah 51,2%, sedangkan
Tabel 2. Hasil Analisis Regresi
Berganda Pengaruh Budaya Organisasi,
Komitmen Organisasi Dan Gaya
Kepemimpinan
Terhadap
Kinerja
Manajerial
Variabel
Dependen
Kinerja
Manajerial
(Y)
Variabel
Independen
Konstanta (a)
Partisipasi
penyusunan
anggaran (X)
Budaya
organisasi (Z1)
Komitmen
organisasi (Z2)
Gaya
kepemimpinan
(Z3)
F
R2
Koefisien
Regresi
0,147
0,225
Sig
0,001
0,154
0,013
0,397
0,005
0,199
0,124
40,444
0,000
0,664
Nilai koefisien masing-masing
variuabel dapat diartikan sebagai berikut :
1. Nilai Fhitung adalah 40,444 dengan nilai
signifikansi adalah 0,000. Nilai
signifikansi lebih kecil dari alpha (
  0 , 05 ). Dengan demikian, dapat
disimpulkan model yang dihasilkan
adalah prediktor yang valid dalam
memprediksi nilai variabel terikat.
2. Koefisien regresi variabel budaya
organiasi (Z1) adalah 0,154 yang
bertanda positif dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,013. Nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari
alpha (0,013 < 0,05). Dengan
4
demikian, hipotesis kedua (H2) yang
menyatakan bahwa “budaya organisasi
berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja manajerial aparatur pemerintah
pada pemerintahan Kabupaten Kerinci”
diterima.
3. Koefisien regresi variabel komitmen
organiasi (Z2) adalah 0,397 yang
bertanda positif dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,005. Nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari
alpha (0,005 < 0,05). Dengan
demikian, hipotesis ketiga (H3) yang
menyatakan
bahwa
“komitmen
organisasi berpengaruh signifikan
positif terhadap kinerja manajerial
aparatur pemerintah pada pemerintahan
Kabupaten Kerinci” diterima
4. Koefisien regresi variabel gaya
kepemimpinan (Z3) adalah 0,199 yang
bertanda positif dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,124. Nilai
signifikansi tersebut lebih besar dari
alpha (0,124 > 0,05). Dengan
demikian, hipotesis keempat (H4) yang
menyatakan
bahwa
“gaya
kepemimpinan berpengaruh signifikan
positif terhadap kinerja manajerial
aparatur pemerintah pada pemerintahan
Kabupaten Kerinci” ditolak
5. Nilai R2 (R square) ditemukan sebesar
0,664 yang dapat diartikan bahwa besar
pengaruh
partisipasi
penyusunan
anggaran,
budaya
organisasi,
komitmen organisasi dan gaya
kepemimpinan
terhadap
kinerja
manajerial aparatur pemerintah di
Kabupaten Kerinci adalah 66,4%,
sedangkan sisanya sebesar 33,6%
dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak termasuk ke dalam model
penelitian ini.
3. Peran Budaya Organisasi Dalam
Memoderasi Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial
Dalam penelitian ini alat uji yang
digunakan adalah Moderated Regretion
Analysis (MRA). Pengujian ini berguna
untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen
dan mengetahui pengaruh variabel
moderasi
dalam
memperkuat
atau
memperlemah
pengaruh
variabel
independen terhadap variabel dependen.
Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini
menggunakan Moderated Regression
Analysis (MRA) yaitu aplikasi khusus
regresi linear berganda dimana dalam
persamaan regresinya mengandung unsur
interaksi atau perkalian.
Hasil analisis data dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 3. Hasil Analisis Moderated
Regretion Analysis (MRA) Moderat I
Tahap 1
Variabel
Terikat
Kinerja
Manajerial
(Y)
Variabel Bebas
dan Moderasi
Konstanta (a)
Partisipasi
Penyusunan
Anggaran (X)
Budaya
Organisasi (Z1)
Interaksi X
dengan Z1
2
Perubahan R
Koef.
regresi
1,997
Sig.
2
Tahap 3
Sig.
-
Koef.
regresi
1,497
0,484
0,00
0,396
-
-
-
-
89,16
0,00
2
0,512
F hitung
R
Tahap 2
Koef.
regresi
3,991
Sig.
0,00
0,412
0,142
0,208
0,002
0,057
-
-
0,440
0,207
54,132
0,000
-
-
0,000
0,563
42,35
0,000
2
0,605
0,152
0,042
Berdasarkan hasil analisis data
diketahui koefisien regresi variabel
interaksi partisipasi penyusunan anggaran
dengan budaya organisasi (X*Z1) adalah
0,207 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai
signifikansi lebih kecil dari alpha (α =
0,05). Dapat diartikan bahwa budaya
organisasi berperan sebagai variabel
moderasi dimana peranannya adalah
memperkuat
pengaruh
partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial. Dengan demikian, hipotesis
kelima (H5) yang menyatakan “Budaya
organisasi
memperkuat
pengaruh
5
partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial” diterima
Selanjutnya dari hasil analisis data
diketahui nilai R Square (R2) pada model
III lebih besar dari R2 model I (0,605 >
0,512), maka dapat diartikan bahwa
variabel moderasi memperkuat pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
budaya organisasi memperkuat pengaruh
partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial.
Berdasarkan hasil analisis data
diketahui koefisien regresi variabel
interaksi partisipasi penyusunan anggaran
dengan komitmen organisasi (X*Z2)
adalah 0,326 dengan nilai signifikansi
0,013. Nilai signifikansi lebih kecil dari
alpha (α = 0,05). Dapat diartikan bahwa
komitmen organisasi berperan sebagai
variabel moderasi dimana peranannya
adalah memperkuat pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial. Dengan demikian, hipotesis
kelima (H6) yang menyatakan “komitmen
organisasi
memperkuat
pengaruh
partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial” diterima.
Selanjutnya dari hasil analisis data
diketahui nilai R Square (R2) pada model
III lebih besar dari R2 model I (0,647 >
0,512), maka dapat diartikan bahwa
variabel moderasi memperkuat pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
komitmen
organisasi
memperkuat
pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial.
4. Peran Komitmen Organisasi Dalam
Memoderasi Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial
Dalam penelitian ini alat uji yang
digunakan adalah Moderated Regretion
Analysis (MRA). Pengujian ini berguna
untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen
dan mengetahui pengaruh variabel
moderasi
dalam
memperkuat
atau
memperlemah
pengaruh
variabel
independen terhadap variabel dependen.
Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini
menggunakan Moderated Regression
Analysis (MRA) yaitu aplikasi khusus
regresi linear berganda dimana dalam
persamaan regresinya mengandung unsur
interaksi atau perkalian.
Hasil analisis data dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4. Hasil Analisis Moderated
Regretion Analysis (MRA) Moderat II
Variabel
Terikat
Kinerja
Manajerial
(Y)
Variabel
Bebas dan
Moderasi
Konstanta (a)
Partisipasi
Penyusunan
Anggaran
(X)
Komitmen
Organisasi
(Z2)
Interaksi X
dengan Z2
F hitung
R2
Perubahan R2
Tahap 1
Tahap 2
Koef.
regresi
1,997
Sig.
Tahap 3
Sig.
-
Koef.
regresi
0,463
0,484
0,000
0,326
-
-
-
-
89,162
0,000
0,512
Koef.
regresi
4,414
Sig
.
-
0,000
0,844
0,0
73
0,562
0,000
0,551
0,2
27
-
-
0,326
0,0
13
0,0
00
-
68,40
0,000
6
0,620
0,108
50,70
6
0,647
5. Peran Gaya Kepemimpinan Dalam
Memoderasi Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial
Dalam penelitian ini alat uji yang
digunakan adalah Moderated Regretion
Analysis (MRA). Pengujian ini berguna
untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen
dan mengetahui pengaruh variabel
moderasi
dalam
memperkuat
atau
memperlemah
pengaruh
variabel
independen terhadap variabel dependen.
Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini
menggunakan Moderated Regression
Analysis (MRA) yaitu aplikasi khusus
regresi linear berganda dimana dalam
persamaan regresinya mengandung unsur
interaksi atau perkalian.
Hasil analisis data dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
0,027
6
Tabel 5. Hasil Analisis Moderated
Regretion Analysis (MRA) Moderat III
Variabel
Terikat
Kinerja
Manajerial
(Y)
Variabel
Bebas dan
Moderasi
Konstanta (a)
Partisipasi
Penyusunan
Anggaran
(X)
Gaya
Kepemimpin
an (Z3)
Interaksi X
dengan Z3
F hitung
R
2
Perubahan R2
Tahap 1
Tahap 2
Koef.
regresi
1,997
Sig
0,484
Tahap 3
Sig.
-
Koef.
regresi
1,045
0,000
0,287
-
-
-
-
89,16
0,000
2
0,512
Sig.
-
Koef.
regresi
3,014
0,000
-0,269
0,457
0,476
0,000
-0,147
0,721
-
-
0,174
0,120
54,132
0,000
42,352
0,000
0,603
0,614
0,091
0,011
-
Berdasarkan hasil analisis data
diketahui koefisien regresi variabel
interaksi partisipasi penyusunan anggaran
dengan gaya kepemimpinan (X*Z3) adalah
0,174 dengan nilai signifikansi 0,120. Nilai
signifikansi lebih besar dari alpha (α =
0,05). Dapat diartikan bahwa gaya
kepemimpinan tidak berperan sebagai
variabel moderasi dimana peranannya
adalah memperkuat pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial. Dengan demikian, hipotesis
ketujuh (H7) yang menyatakan “gaya
kepemimpinan memperkuat pengaruh
partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial” ditolak
Selanjutnya dari hasil analisis data
diketahui nilai R Square (R2) pada model
III lebih besar dari R2 model I (0,614 >
0,512), maka dapat diartikan bahwa
variabel moderasi memperkuat pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
gaya kepemimpinan memperkuat pengaruh
partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dikelompokkan
menjadi tujuh bagian sesuai dengan
hipotesis penelitian yang diajukan. Ketujuh
kelompok pembahasan tersebut dapat
dilihat sebagai berikut:
1. Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran
Terhadap
Kinerja
Manajerial
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis pertama diketahui bahwa
partisipasi
penyusunan
anggaran
berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja manajerial aparatur pemerintah.
Semakin tinggi tingkat partisipasi Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) dalam
penyusunan anggaran pada masing-masing
SKPD
tentunya
akan
mendorong
terjadinya peningkatan kinerja manajerial
aparatur pemertintah.
Berdasarkan temuan penelitian ini
diketahui bahwa kinerja manajerial
aparatur pemerintah akan dipengaruhi oleh
partisipasi penyusunan anggaran
dari
kepala bagian dan kepala bidang selaku
kuasa pengguna anggaran pada SKPD di
pemerintah
daerah.
Apabila
kuasa
pengguna anggaran (KPA) dilibatkan
dalam proses penyusunan anggaran
tentunya akan membuat kinerja manajerial
pada SKPD di Pemerintah Daerah menjadi
lebih tinggi.
Partisipasi penyusunan anggaran
merupakan keterlibatan seluruh manajer
(baik kasubag sampai kabag) dalam suatu
instansi untuk melakukan kegiatan dalam
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan
dalam
anggaran.
Dengan
adanya
keterlibatan tersebut akan mendorong para
kabag/kasub untuk bertanggung jawab
terhadap masing-masing tugas yang
diembannya sehingga para kabag akan
meningkatkan kinerjanya agar mereka
dapat mencapai sasaran/target yang telah
ditetapkan dalam anggaran. Hal ini
mengindikasikan adanya hubungan yang
positif antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja aparatur.
Temuan penelitian ini didukung
oleh pendapat Dedi (2007:80) yang
menyatakan bahwa kinerja manajerial
pada instansi pemerintah akan ditentukan
oleh tingkat partisipasi manajer dalam
penyusunan anggaran. Agar
suatu
anggaran tepat sasaran dan sesuai
dengan tujuan maka diperlukan kerjasama
7
yang baik antara bawahan dan atasan
dalam penyusunan anggaran. Karena proses
penyusunan anggaran merupakan kegiatan
yang penting dan kompleks, adanya
kemungkinan akan
menimbulkan
dampak fungsional dan disfungsional
terhadap sikap dan
perilaku anggota
organisasi. Partisipasi anggaran pada
sektor publik terjadi ketika antara pihak
eksekutif yaitu pemerintah daerah,
legislatif yaitu DPRD, dan masyarakat
bekerja sama dalam pembuatan anggaran.
Adanya partisipasi aktif dari pihak
eksekutif dalam penyusnan anggaran
tentuinya akan mendukung peningkatan
kinerja manajerial aparatur pemerintah itu
sendiri.
2. Pengaruh
Budaya
Organisasi
Terhadap Kinerja Manajerial
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis kedua diketahui bahwa budaya
organisasi berpengaruh signifikan positif
terhadap kinerja manajerial aparatur
pemerintah.
Semakin
baik
budaya
organisasi pada masing-masing SKPD
tentunya akan mendorong terjadinya
peningkatan kinerja manajerial aparatur
pemerintah.
Berdasarkan hasil penelitian ini
diketahui bahwa budaya organisasi dapat
mempengaruhi kinerja manajerial aparatur
pemerintah secara positif.. Semakin baik
budaya organisasi pada SKPD di
pemerintah
daerah
tentunya
akan
mendorong terjadinya peningkatan kinerja
manajerial.
Temuan penelitian ini konsisten
dengan pendapat Dessler (2006:98) bahwa
budaya yang kuat merupakan landasan
kinerja suatu organisasi. Jika terdapat
budaya yang tidak kondusif dalam suatu
organisasi
maka
mungkin
dapat
mempengaruhi pegawai dalam melakukan
aktivitasnya
dan
secara
langsung
mempengaruhi kinerja masing-masing
pegawai.
3. Pengaruh Komitmen Organisasi
Terhadap Kinerja Manajerial
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis ketiga diketahui bahwa komitmen
organisasi berpengaruh signifikan positif
terhadap kinerja manajerial aparatur
pemerintah. Semakin tinggi komitmen
organisasi aparatur pemerintah pada
masing-masing SKPD tentunya akan
mendorong terjadinya peningkatan kinerja
manajerial aparatur pemerintah.
Berdasarkan hasil penelitian ini
diketahui bahwa komitmen organisasi akan
mempengaruhi kinerja manajerial aparatur
pemerintah secara positif. Semakin tinggi
komitmen organisasi Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) pada SKPD di
pemerintah
daerah
tentunya
akan
mendorong terjadinya peningkatan kinerja
manajerial.
Temuan penelitian ini didukung
oleh pendapat Hasibuan (2012:55) yang
menyatakan bahwa komitmen organisasi
merupakan salah satu faktor yang juga
mempengaruhi
kinerja
pegawai.
Peningkatan dan penurunan kinerja
pegawai tergantung sejauh mana individu
lebih mementingkan diri sendiri atau
bekerja demi kepentingan organisasinya
yang merupakan aktualisasi dari tingkat
komitmen yang dimiliki. Komitmen
menunjukkan keyakinan dukungan yang
kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang
ingin di capai organisasi. Komitmen biasa
tumbuh disebabkan karena individu
memiliki ikatan emosional terhadap
organisasi yang meliputi dukungan moral
dan menerima nilai yang ada serta tekad
dari dalam diri untuk mengabdi kepada
organisasi.
4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Manajerial
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis keempat diketahui bahwa gaya
kepemimpinan
tidak
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
kinerja
manajerial aparatur pemerintah. Semakin
baik
gaya
kepemimpinan
aparatur
pemerintah pada masing-masing SKPD
8
belum dapat mendorong terjadinya
peningkatan kinerja manajerial aparatur
pemertintah.
Dengan demikian diketahui bahwa
gaya kepemimpinan akan mempengaruhi
kinerja manajerial aparatur pemerintah
secara positif. Semakin tinggi tingkat
partisipasi Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) dalam penysunan anggaran dan
didukung oleh gaya kepemimpinan kepala
SKPD di Pemerintah Daerah yang baik
tentunya akan mendorong terjadinya
peningkatan kinerja manajerial.
Temuan penelitian ini didukung
oleh pendapat Rivai (2008:90) yang
menyatakan bahwa prestasi kerja karyawan
dalam melaksanakan tugas akan ditentukan
oleh gaya kepemimpinan. Setiap pemimpin
pada dasarnya memiliki perilaku yang
berbeda
dalam
memimpin
para
pengikutnya, perilaku para pemimpin itu
disebut dengan gaya kepemimpinan.
Kepemimpinan mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan prestasi kerja,
karena keberhasilan seorang pemimpin
dalam menggerakkan orang lain dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sangat tergantung kepada kewibawaan, dan
juga pemimpin itu di dalam menciptakan
disiplin di dalam diri setiap orang
bawahan, kolega maupun atasan pemimpin
itu sendiri sehingga tercipta prestasi kerja
yang tinggi.
5. Peran Budaya Organisasi Dalam
Memoderasi Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis kelima diketahui bahwa budaya
organisasi
memperkuat
pengaruh
partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial aparatur pemerintah.
Semakin tinggi tingkat partisipasi kuasa
pengguna
anggaran
(KPA)
dalam
penyusunan anggaran dan didukung
budaya organisasi yang baik pada SKPD di
Pemerintah
Daerah
tentunya
akan
mendorong terjadinya peningkatan kinerja
manajerial aparatur pemerintah.
Dengan demikian, hasil penelitian
ini mendukung hipotesis yang menyatakan
semakin tinggi tingkat kesesuaian antara
partisipasi penyusunan anggaran dan
budaya organisasi yang berorientasi pada
orang akan semakin tinggi kinerja aparat
(kabag/kasub). Sebaliknya semakin rendah
tingkat kesesuaian antara partisipasi
penyusunan
anggaran
dan
budaya
organisasi berorientasi pada pekerjaan,
semakin rendah kinerja aparat. Kombinasi
kesesuaian antara partisipasi penyusunan
anggaran dan budaya organisasional yang
berorientasi pada orang
merupakan
kesesuaian terbaik yaitu faktor budaya
organisasi memenuhi prasyarat kondisional
atau efektif dari partisipasi penyusunan
anggaran yang dapat meningkatkan kinerja
aparat. Hal ini berarti partisipasi
penyusunan anggaran dapat meningkatkan
kinerja aparat jika disertai dengan budaya
organisasi yang berorientasi pada orang.
Dengan demikian, budaya organisasi
secara signifikan mampu bertindak sebagai
variabel moderating yang mempengaruhi
hubungan partisipasi penyusunan anggaran
dalam meningkatkan kinerja aparatur
pemerintah.
Temuan penelitian ini didukung
oleh pendapat Moeljono dan Sudjatmiko
(2007:40) bahwa budaya organisasi tidak
lepas dari strategi organisasi, termasuk visi
dan misi organisasi itu sendiri dan
merupakan salah satu faktor penting dalam
implementasi strategi untuk peningkatan
kinerja dalam sebuah organisasi. Budaya
ini berkaitan erat dengan nilai-nilai dan
norma yang berlaku dan dipegang oleh
karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
Budaya yang kuat merupakan landasan
kinerja suatu organisasi. Jika terdapat
budaya yang tidak kondusif dalam suatu
organisasi
maka
mungkin
dapat
mempengaruhi pegawai dalam melakukan
aktivitasnya
dan
secara
langsung
mempengaruhi kinerja masing-masing
pegawai.
9
6. Peran Komitmen Organisasi Dalam
Memoderasi Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis keenam diketahui bahwa
komitmen
organisasi
memperkuat
pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial aparatur
pemertintah. Semakin tinggi tingkat
partisipasi Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) dalam penysunan anggaran dan
didukung dengan komitmen organisasi
yang tinggi Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) pada SKPD di Pemerintah Daerah
tentunya akan mendorong terjadinya
peningkatan kinerja manajerial.
Dengan demikian, hasil penelitian
ini mendukung hipotesis yang menyatakan
peningkatan komitmen organisasi akan
menyebabkan peningkatan kinerja aparatur
pemerintah yang berpatisipasi dalam
penyusunan
anggaran.
Sebaliknya
penurunan komitmen organisasi dapat
berakibat pada terjadinya kecenderungan
untuk menurunnya kinerja aparatur baik
kabag/kasubag
dalam
berpartisipasi
menyusun anggaran.
Partisipasi
anggaran
akan
meningkatkan kinerja manajerial para
anggota organisasi jika atasan setingkat
kepala dinas peduli dan perhatian terhadap
komitmen
para
bawahan
dalam
berpartisipasi untuk menyusun anggaran
maka tujuan sasaran anggaran yang akan
dapat dicapai. Komitmen organisasi yang
tinggi akan meningkatkan kinerja.
Komitmen yang rendah dari aparatur
pemerintah daerah akan berimplikasi pada
rendahnya komitmen untuk bertanggungjawab terhadap tujuan sasaran anggaran
yang hendak dicapai.
Menurut Mahmudi (2007:154)
manajer yang memiliki tingkat komitmen
yang tinggi akan memiliki pandangan
positif dan lebih berusaha berbuat yang
terbaik demi kepentingan organisasi.
Dengan komitmen organisasi yang tinggi
kemungkinan penurunan kinerja dapat
dihindari. Sebaliknya individu dengan
komitmen rendah akan mementingkan
dirinya sendiri atau kelompoknya. Individu
tersebut tidak memiliki keinginan untuk
menjadikan organisasi kearah yang lebih
baik, sehingga kemungkinan terjadinya
penurunan kinerja apabila ia terlibat dalam
penyusunan anggaran akan lebih besar.
Komitmen
organisasi
yang
kuat
merupakan
kesesuaian dengan tujuan
organisasi dan kemauan berusaha yang
keras untuk kepentingan organisasi.
7. Peran
Gaya
Kepemimpinan
Memoderasi Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis keenam diketahui bahwa gaya
kepemimpinan
tidak
memperkuat
pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial aparatur
pemerintah. Semakin tinggi tingkat
partisipasi Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) dalam penyusunan anggaran dan
didukung oleh gaya kepemimpinan kepala
Dinas belum dapat mendorong terjadinya
peningkatan kinerja manajerial
Temuan penelitian ini didukung
oleh
pendapat Rivai (2008:91) yang
menyatakan bahwa prestasi kerja karyawan
dalam melaksanakan tugas akan ditentukan
oleh gaya kepemimpinan. Setiap pemimpin
pada dasarnya memiliki perilaku yang
berbeda
dalam
memimpin
para
pengikutnya, perilaku para pemimpin itu
disebut dengan gaya kepemimpinan.
Kepemimpinan mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan prestasi kerja,
karena keberhasilan seorang pemimpin
dalam menggerakkan orang lain dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sangat tergantung kepada kewibawaan, dan
juga pemimpin itu di dalam menciptakan
disiplin di dalam diri setiap orang
bawahan, kolega maupun atasan pemimpin
itu sendiri sehingga tercipta prestasi kerja
yang tinggi.
10
E. Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Partisipasi
penyusunan
anggaran
berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja manajerial aparatur pemerintah.
Semakin tinggi tingkat partisipasi
pegawai dalam penyusunan anggaran
(perencanaan, investigasi, koordinasi
dan evaluasi) pada masing-masing
SKPD tentunya akan mendorong
terjadinya
peningkatan
kinerja
manajerial aparatur pemertintah.
2. Budaya
organisasi
berpengaruh
signifikan positif terhadap kinerja
manajerial
aparatur
pemerintah.
Semakin baik budaya organisasi pada
masing-masing SKPD tentunya akan
mendorong terjadinya peningkatan
kinerja
manajerial
aparatur
pemertintah.
3. Komitmen organisasi berpengaruh
signifikan positif terhadap kinerja
manajerial
aparatur
pemerintah.
Semakin tinggi komitmen organisasi
aparatur pemerintah pada masingmasing
SKPD
tentunya
akan
mendorong terjadinya peningkatan
kinerja
manajerial
aparatur
pemertintah.
4. Gaya kepemimpinan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial
aparatur pemerintah. Semakin baik
gaya
kepemimpinan
aparatur
pemerintah pada masing-masing SKPD
ternyata belum dapat mendorong
terjadinya
peningkatan
kinerja
manajerial aparatur pemertintah.
5. Budaya
organisasi
memperkuat
pengaruh
partisipasi
penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial
aparatur pemertintah. Semakin tinggi
tingkat partisipasi aparatur pemerintah
dalam penysunan anggaran dan
didukung budaya organisasi yang baik
pada SKPD di Pemerintah Daerah
tentunya akan mendorong terjadinya
peningkatan
kinerja
manajerial
aparatur pemerintah.
6. Komitmen organisasi memperkuat
pengaruh
partisipasi
penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial
aparatur pemerintah. Semakin tinggi
tingkat partisipasi Aparatur pemerintah
dalam penysunan anggaran dan
didukung dengan komitmen organisasi
yang tinggi Aparatur pemerintah pada
SKPD di Pemerintah Daerah tentunya
akan
mendorong
terjadinya
peningkatan kinerja manajerial.
7. Gaya kepemimpinan tidak memperkuat
pengaruh
partisipasi
penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial
aparatur pemertintah. Semakin tinggi
tingkat partisipasi Aparatur pemerintah
dalam penysunan anggaran dan
didukung oleh gaya kepemimpinan
kepala Dinas yang belum dapat
mendorong terjadinya peningkatan
kinerja manajerial.
Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, maka
ada beberpa saran yang ingin penulis
sampaikan pada akhir penulisan ini adalah:
1. Untuk lebih meningkatkan kinerja,
diharapkan agar aparatur pemerintah
lebih meningkatkan kerjasama yang
lebih
erat
dalam
penyusunan
anggaran. Hal ini patutnya tidak hanya
sekedar
syarat,
namun
harus
direalisasikan agar seiring dengan
peningkatan kinerja
2. Para pejabat kepala dinas hendaknya
melibatkan seluruh Kabag/kasubag
dalam penyusunan anggaran
3. Terkait budaya organisasi hendaknya
memperhatikan budaya organisasi agar
budaya tersebut dapat mendorong
terjadinya peningkatan kinerja aparat
(kabag/kasub).
4. Terkait
komitmen
organsasi
dilingkungan
pemerintah
perlu
menanamkan komitmen bagi para
kabag/kasubag
dalam
partisipasi
penyusunan
anggaran
demi
tercapainya tujuan sasaran anggaran
11
5. Berkaitan dengan proses pengambilan
keputusan bagi unsur pimpinan,
penelitian ini memberikan suatu
pandangan bagi kepala SKPD untuk
penentuan dan pencapaian partisipasi
penyusunan anggaran guna memotivasi
kerja para kuasa pengguna anggaran
dengan melalui budaya organisasi,
komitmen organisasi, dan gaya
kepemimpinan dapat meningkatkan
kinerja manajerialnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amrul, Sadat S dan Nasir, Moch,
Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan
Ketidakpastian Lingkungan terhadap
Hubungan
antara
Partisipasi
Penganggaran
dengan
Senjangan
Anggaran,
Simposium
Nasional
Akuntansi 5, Semarang tanggal 5 – 6
September 2002, hal. 384 – 399
Azhar, Al, Restu Agusti dan Endang
Dianita. 2009. Pengaruh partisipasi
penyususnan anggaran terhadap kinerja
manajerial aparatur pemerintah daerah :
komitmen
organisasi
dan
gaya
kepemimpinan
sebagai
variabel
moderating. Jurnal Ekonomi. Volume
17 No 3 Desember 2009
Biduri, Sarwenda. 2011. Pengaruh
Partisipasi
Penyusunan
Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial Dengan
Variabel
Pemoderasi
Gaya
Kepemimpinan
Dan
Komitmen
Organisasi Pada Pemkab Lamongan.
Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis
Dan Sektor Publik (JAMBSP), Vol. 8
No. 1 – Oktober 2011: 41 – 56
Hasibuan, Malayu, S.P., 2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi :
PT.Bumi Aksara, Jakarta
Huda, Arifatul dan Nurkholis. 2004. Faktor
Hygiene Dan Motivator Sebagai
Variabel Moderating Dalam Hubungan
Antara
Partisipasi
Penyusunan
Anggaran Dan Kinerja Manajerial.
Jurnal TEMA, Volume 5, Nomor 2,
September 2004.
Indra Bastian. 2006. Akuntansi Sektor
Publik Suatu Pengantar. Jakarta:
Erlangga
Indarto, Stefani Lily dan Dyah, Ayu
Stephana. 2012. Pengaruh Partisipasi
Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial Perusahaan Melalui
Kecukupan
Anggaran,
Komitmen
Organisasi,
Komitmen
Tujuan
Anggaran,
Dan
Job
Relevant
Information (JRI). Seri Kajian Ilmiah.
Volume 14, Nomor 1, Januari 2012
Lesmana,
Desy.
2011.
Pengaruh
Penganggaran
Partisipatif,
Sistem
Pengukuran Kinerja Dan Kompensasi
Insentif Terhadap Kinerja Manajerial
Perguruan Tinggi Swasta di Palembang.
Jurnal Ekonomi Dan Informasi
Akuntansi (Jenius). Vol. 1 No. 3.
September 2011
Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor
Publik. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Mahsun, Mohamad. 2006.
Kinerja Sektor Publik.
BPFE.
Pengukuran
Yogyakarta:
Dedi, Noerdiawan. 2007.
Akuntansi
Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat.
Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2009.
Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan 4,
Bandung : Refika Aditama
Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia. PT Indeks. Jakarta.
Mardiasmo. 2009.
Akuntansi Sektor
Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Handoko, T. Hani. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia Stratejik. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Minan, Kersna. 2009. Pengaruh partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial
dengan komitmen organisasi sebagai
variabel moderating pada perusahaan
12
manufaktur di medan. Jurnal Keuangan
dan Bisnis. Volume. 1, No.1, November
2009
Moeljono, Djokosantoso dan Sudjatmiko,
Steve.
2007.
Kinerja
dan
Pengembangan Kompetensi Sumber
Daya Manusia, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Puspaningsih, Abriyani. 2002. Pengaruh
Partisipasi
Dalam
Penyusunan
Anggaran Terhadap Kepuasan Kerja
Dan Kinerja Manajer. JAAI. Volume 6
No. 2, Desember 2002
Rivai, Veithzal, 2008, Manajemen Sumber
Daya Manusia untuk Perusahaan,
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Sardjito, Bambang dan Muthaher, Osmad.
2008. Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Aparat Pemerintah Daerah : Budaya
Organisasi Dan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel Moderating. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis. Vol. 2 No. 1 Maret
Sumarno. 2005. Pengaruh Komitmen
Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Hubungan antara Partisipasi
Anggaran dan Kinerja Manajerial:
Studi
Empiris Pada
Kantor
Cabang
Perbankan Indonesia Di
Jakarta.
Symposium Nasional
Akuntansi VII. Solo, 15-16 September
2005
Wijayanti, Tutik. 2012. Pengaruh budaya
dan
komitmen
organisasi
serta
hubungannya
antara
partisipasi
penganggaran dan kinerja manajerial
perusahaan AMDK di pasuruan. Jurnal
Manajemen Bisnis. Volume 2 No. 01.
Edisi April 2012
13
Download