BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Variabel Penelitian Hasil pengumpulan data-data dari faktor-faktor internal perusahaan industri properti dan real estate mulai variabel rasio profitabilitas (ROA), rasio solvabilitas (DER) dan rasio likuiditas (CR) dapat dilihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut : Tabel 5.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Uraian Faktor Internal Variabel ROA DER CR INF GDP Minimum Maximum -18,97 32,00 ,01 3,83 ,11 59,71 Faktor 2,80 8,80 Eksternal 4,73 6,49 Return Saham -1030,00 7640,00 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 2.1 (2015) Mean 4,5294 ,8177 2,7109 5,3000 5,8983 118,1995 Berdasarkan Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa perusahaan industri properti dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada masa periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 berjumlah 33 perusahaan. Nilai rasio profitabilitas yang diproxikan dengan nilai ROA berfluktuatif. Begitu pula dengan nilai rasio solvabilitas yang diproxikan dengan dengan nilai DER juga berfluktuatif. Demikian pula dengan nilai rasio likuiditas yang diproxikan dengan nilai CR menunjukkan nilai yang berfluktuatif. Return saham industri properti dan 80 real estate sebagian besar banyak mengalami selisih pengembalian saham yang merugikan perusahaan. Berdasarkan statistik deskriptif di atas maka rata-rata (mean) skor variabel rasio profitabilitas (ROA) adalah 4,5294 persen, hal ini menunjukkan bahwa industri properti dan real estate memiliki kemampuan menghasilkan laba dengan membandingkan laba bersih laba bersih terhadap total aset. Nilai skor minimum -18,97 persen terjadi pada PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk di tahun 2008 karena mengalami kerugian disebabkan dengan meningkatnya jumlah biaya operasional dan beban hutang dengan adanya dampak dari krisis finansial 2008 dan di tahun 2008 merupakan awal mengoperasikan bidang usahanya yang baru dan skor maksimum 32,00 persen terjadi pada PT Dadanayasa Arthatama Tbk di tahun 2012 karena jumlah asset perusahaan meningkat disebabkan adanya perencanaan pembangunan lot 6 Signature Tower Complex. Rata-rata (mean) skor variabel rasio solvabilitas (DER) adalah 0,8177 persen, hal ini menunjukkan industri properti dan real estate memiliki kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya jangka panjang. Nilai skor minimum 0,01 persen terjadi pada PT. Pikko Land Development Tbk di tahun 2010 karena kepemilikan modal yang cukup baik dan skor maksimum 3,83 persen terjadi pada PT Duta Anggada Realty Tbk di tahun 2009 karena perusahaan tersebut memiliki tingkat leverage yang moderat dimana perusahaan memasuki segmen bisnis yang baru. Rata-rata (mean) skor variabel rasio likuiditas (CR) adalah 2,7109 persen, hal ini menunjukkan bahwa industri properti dan real estate memiliki kemampuan 81 untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Nilai skor minimum 0,11 persen terjadi pada PT Indonesia Prima Property Tbk di tahun 2008 karena mengalami peningkatan current aset dan perusahaan masih dalam keadaan relatif stabil dan skor maksimum 59,71 persen terjadi pada PT. Laguna Cipta Griya Tbk di tahun 2013 karena mengalami penurunan current aset sehingga rasio likuiditas (current ratio) juga meningkat. Hasil pengumpulan data-data dari faktor-faktor eksternal variabel inflasi dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa faktor-faktor eksternal yang merupakan faktor makro ekonomi dalam mempengaruhi return saham perusahaan industri properti dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan nilai yang berfluktuatif namun cenderung menurun. Berdasarkan statistik deskriptif di atas rata-rata (mean) skor variabel tingkat inflasi adalah 5,3000 persen, hal ini menunjukkan bahwa inflasi yang terjadi masih tergolong rendah dan merayap karena masih di bawah 10%. Nilai skor minimum 2,80 persen terjadi di tahun 2009 karena terjadinya deflasi pada barang-barang yang harganya ditetapkan oleh pemerintah seperti bahan bakar minyak dan listrikdan skor maksimum 8,80 persen terjadi di tahun 2013 karena adanya peningkatan harga bahan makanan pokok, pakaian jadi dan lain-lain yang bertepatan dengan liburan hari Natal dan Tahun Baru 2014. Rata-rata (mean) skor variabel pertumbuhan ekonomi adalah 5,8983 persen, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dalam keaadan pertumbuhan yang meningkat dan positif. Nilai skor minimum 4,73 persen terjadi 82 di tahun 2009 karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang meningkat dan skor maksimum 6,49 persen terjadi ditahun 2011 karena adanya pertumbuhan sektor ekonomi yang meningkat dari sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, sektor properti dan real estate dan sektor jasa perusahaan. Rata-rata (mean) skor variabel return saham adalah Rp. 118,1995, hal ini menunjukkan bahwa return saham yang memiliki yang positif dan menghasilkan laba. Nilai skor minimum Rp.-1.030 terjadi pada PT. Jaya Real Property Tbk di tahun 2008 karena mengalami kerugian atas penjualan saham dan skor maksimum Rp.7.640 pada PT. Goa Makasar Tourism Development Tbk terjadi ditahun 2013 karena mengalami peningkatan keuntungan dari selisih yang menguntungkan dari penjualan saham. 5.2. Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil pengujian asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan dengan melakukan pengujian normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Untuk hasil uji normalitas dapat ditunjukkan pada Tabel 5.2. dibawah ini : Tabel 5.2. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) Model KolmogorovSmirnovZ 0,743 Asymp. Sig ROA, DER, CR, 0,639 INF, GRW Terhadap Return Saham Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 2.1 (2015) Kesimpulan 0,639 > 0,05 Berdistribusi Normal 83 Hasil uji normalitas model penelitian menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan nilai asymp.sig 0,639 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa model regresi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal dalam mempengaruhi return saham menunjukan model yang memiliki data yang berdistribusi normal. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 5.3 sebagai berikut : Tabel 5.3. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel ROA Nilai Tolerance 0,896 Nilai VIF 1,117 DER 0,856 1,168 CR 0,879 1,138 INF 0,957 1,045 GRW 0,946 1,057 Kesimpulan Terbebas dari multikolinieritas Terbebas dari multikolinieritas Terbebas dari multikolinieritas Terbebas dari multikolinieritas Terbebas dari multikolinieritas Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 2.1 (2015) Berdasarkan Tabel 5.3 di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada variabel rasio profitabilitas (ROA) yaitu 1,117. 2. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada variabel rasio solvabilitas (DER) yaitu 1,168. 3. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada variabel rasio likuiditas (CR) yaitu 1,138. 84 4. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada variabel inflasi yaitu 1,045. 5. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada variabel pertumbuhan ekonomi yaitu 1,057. Dengan demikian, nilai VIF variabel rasio profitabilitas (ROA), rasio solvabilitas (DER), rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi terhadap return saham tidak lebih dari 10 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 5.1 sebagai berikut : Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 2.1 (2015) Gambar 5.1. Hasil Uji Heteroskedastisitas 85 Berdasarkan Gambar di atas maka dapat dijelaskan bahwa pada gambar Scatterplot menunjukkan diagram pencar yang tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas Hasil uji autokrorelasi terhadap model penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.4 sebagai berikut : Tabel 5.4. Hasil Uji Autokorelasi Model Penelitian Nilai statistik d Hasil Menolak hipotesis nul; adanya autokorelasi positif d L ≤ d ≤ dU Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan dU ≤ d ≤ 4 - dU Menerima hipotesis nul; tidak ada autokorelasi positif/negatif 1,820 ≤ 1,845 ≤ 4 – 1,820 =2,180 Tidak ada autokorelasi positif/negatif 4 – dU ≤ d ≤ 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 4 – dL ≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nul; adanya autokorelasi negatif Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 2.1 (2015) 0< d < dL Berdasarkan Tabel 5.4 di atas menjelaskan bahwa model penelitian memiliki nilai Durbin Watson mendekati 2 yakni 1,845, jika nilai ini dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah observasi n = 198, jumlah variabel independen (k) = 5 dan tingkat signifikansi 0,05 di dapat nilai dl = 1,718 dan nilai du = 1,820. Oleh karena itu DW 1,845 berada di atas du dan di bawah 4-du, maka dari tabel keputusan menyatakan tidak ada autokorelasi positif sehingga penelitian dapat dipercaya. 86 5.3. Pengujian Hipotesis Untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas rasio profitabilitas (ROA), rasio solvabilitas (DER), rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama return saham dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut : Tabel 5.5. Hasil Pengujian Pengaruh Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Return Saham Industri Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2013 Variabel Koefisien Regresi thitung Konstanta 2,339 3,243 ROA 3,903 0,095 DER 0,801 0,196 CR -0,222 -0,005 INF 2,150 0,150 GRW 0,179 0,041 Fhitung 4,825 2 Rsquare (R ) 0,193 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 2.1 (2015) Signifkansi 0,021 0,000 0,425 0,825 0,034 0,858 0,001 Berdasarkan Tabel 5.5 di atas dapat diketahui bahwa pengaruh rasio profitabilitas (ROA), rasio solvabilitas (DER), rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama return sahamdapat ditunjukkan oleh koefisien determinasi yaitu R2 = 0,193. Ini berarti 19,3% return saham dipengaruhi oleh rasio profitabilitas (ROA), rasio solvabilitas (DER), rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, sedangkan sisanya sebanyak 80,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain misalnya Total Asset Turn Over, Price Earning Ratio, Return on Equity, tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah dan lain-lain. 87 Berdasarkan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F maka dapat dijelaskan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel (4,825 > 2,26) F tabel (n = 198, df pembilang = k – 1 = 5 – 1 = 4, dan df penyebut = n – k = 198 – 5 = 193) pada derajat kepercayaan 95,0% (uji dua arah) sesuai dengan F tabel diperoleh = 2,26, maka pengaruh rasio profitabilitas (ROA), rasio solvabilitas (DER), rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi terhadap return saham adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak Ho dan terima Ha. Selanjutnya hasil pengujian hipotesis secara parsial maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Hasil t hitung variabel rasio profitabilitas (ROA) lebih besar dari t tabel (3,903 > 1,960) dimana t tabel untuk n = 198 (df = 198 – 5= 193) pada derajat kepercayaan 95,0 % (uji dua arah) diperoleh t tabel = 1,960. Ini menunjukkan bahwa pengaruh rasio profitabilitas (ROA) terhadap return saham adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak Ho dan terima Ha. 2. Hasil t hitung variabel rasio solvabilitas (DER) lebih kecil dari t tabel (0,801 < 1,960) dimana t tabel untuk n = 198 (df = 198 – 5 = 193) pada derajat kepercayaan 95,0 % (uji dua arah) diperoleh t tabel = 1,960. Ini menunjukkan bahwa pengaruh rasio solvabilitas (DER) terhadap return saham adalah tidak signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak Ha dan terima Ho. 88 3. Hasil t hitung variabel rasio likuiditas (CR) lebih kecil dari t tabel (-0,222 < 1,960) dimana t tabel untuk n = 198 (df = 198 – 5 = 193) pada derajat kepercayaan 95,0 % (uji dua arah) diperoleh t tabel = 1,960. Ini menunjukkan bahwa pengaruh rasio likuiditas (CR) terhadap return saham adalah tidak signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak Ha dan terima Ho. 4. Hasil t hitung variabel inflasi (INF) lebih besar dari t tabel (2,150 > 1,960) dimana t tabel untuk n = 198 (df = 198 – 5 = 193) pada derajat kepercayaan 95,0 % (uji dua arah) diperoleh t tabel = 1,960. Ini menunjukkan bahwa pengaruh inflasi (INF) terhadap return saham adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak Ho dan terima Ha. 5. Hasil t hitung variabel pertumbuhan ekonomi (GRW) lebih kecil dari t tabel (0,179 < 1,960) dimana t tabel untuk n = 198 ( df = 198 – 5 = 193) pada derajat kepercayaan 95,0 % (uji dua arah) diperoleh t tabel = 1,960. Ini menunjukkan bahwa pengaruh pertumbuhan ekonomi (GRW) terhadap return saham adalah tidak signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak Ha dan terima Ho. Hasil model persamaan regresi berganda menjelaskan bahwa pengaruh variabel rasio profitabilitas (ROA), rasio solvabilitas (DER), rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi terhadap return saham secara matematis dapat dinyatakan dalam persamaan model regresi linier berganda yaitu : Return Saham = 3,243 + 0,095ROA + 0,196DER– 0,005CR + 0,150INF + 0,041GRW…… (5.1) 89 Hasil persamaan regresi berganda menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel rasio profitabilitas (ROA) sebanyak satu persen (variabel rasio solvabilitas (DER), rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, dan pertumbuhan ekonomi dianggap konstan) maka akan meningkatkan return saham sebesar Rp. 0,095. Setiap kenaikan variabel rasio solvabilitas (DER) sebanyak satu persen (variabel rasio profitabilitas (ROA). rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, dan pertumbuhan ekonomi dianggap konstan), maka akan meningkatkan return saham sebesar Rp. 0,196. Setiap kenaikan variabel rasio likuiditas (CR) sebanyak satu persen (variabel rasio profitabilitas (ROA), solvabilitas (DER), tingkat inflasi, dan pertumbuhan ekonomi dianggap konstan), maka akan menurunkan return saham sebesar Rp. 0,005. Setiap kenaikan variabel inflasi sebanyak satu persen (variabel rasio profitabilitas (ROA), rasio likuiditas (CR), solvabilitas (DER) dan pertumbuhan ekonomi dianggap konstan), maka akan meningkatkan return saham sebesar Rp. 0,150. Setiap kenaikan variabel pertumbuhan ekonomi sebanyak satu persen (variabel rasio profitabilitas (ROA), rasio likuiditas (CR), solvabilitas (DER) dan inflasi dianggap konstan), maka akan meningkatkan return saham sebesar Rp. 0,041. Apabila variabel rasio profitabilitas (ROA), solvabilitas (DER), rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, dan pertumbuhan ekonomi ditiadakan, maka return saham adalah sebesar Rp. 3,243. Angka tersebut bermakna bahwa apabila variabel rasio profitabilitas (ROA), solvabilitas (DER), rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, dan pertumbuhan ekonomi ditiadakan maka return saham akan tetap sebesar 3,243 rupiah artinya tidak ada peningkatan maupun penurunan atau tidak berubah. 90 5.4. Pembahasan Pembahasan penelitian ini menjelaskan bahwa temuan atau hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor internal perusahaan Return on Asset (ROA) mempengaruhi return saham. Temuan ini sesuai dengan teori menurut Jogiyanto (2009) yang menjelaskan bahwa Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap return investasi yaitu : faktor internal perusahaan seperti reputasi manajemen, kualitas, struktur permodalan, struktur hutang perusahaan dan lain – lain serta teori menurut Harjito (2012) tingkat keuntungan (return) saham merupakan peningkatan kekayaan yang diperoleh dengan memegang saham untuk suatu jangka waktu tertentu. Tingkat keuntungan ini diukur secara absolut maupun dengan persentase dari investasi saham yang bersangkutan. Keuntungan saham tersebut dapat berupa dividen maupun kelebihan harga jual di atas harga beli (capital gain). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Flannery dan Protopapadakis (2002), Widodo (2007), Baramuli (2008), Prihantini (2009), Ulupui (2010), Lulukiyyah (2010), Malintan (2011), Kusumo (2010) dan Sutriani (2014) yang menemukan bahwa Return on Asset berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berbeda dengan penelitian Khan et.al (2012), Tu (2013), Subburayan dan Srinivasan (2014) dan Penelitian Sari, Savitri dan Juwita (2013) menemukan bahwa Return on Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. 2. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor internal perusahaan Current Ratio dan Debt to Equity Ratio tidak mempengaruhi return saham. Hasil penelitian 91 ini sejalan dengan penelitian Lulukiyyah (2010) dan Sutriani (2014) yang menemukan bahwa Current Ratio dan Debt to Equity Ratio tidak mempengaruhi return saham. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Prihantini (2009), Ulupui (2010), Kusumo (2010), Tyas (2010), Naryoto (2013) dan Khan (2012) yang menjelaskan bahwa Current Ratio dan Debt to Equity Ratio mempengaruhi return saham. 3. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor eksternal perusahaan inflasi mempengaruhi return saham. Temuan ini sesuai dengan teori menurut Analisis keuangan dari lingkungan eksternal perusahaan menurut Hanafi dan Halim (2009) bisa dikelompokkan ke dalam lingkungan makro dan lingkungan industri di mana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor dalam lingkungan makro yang menentukan perusahaan antara lain : kondisi perekonomian, GNP (Gross National Product), inflasi, tingkat bunga, tingkat pengangguran dan peraturan pemerintah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Flannery dan Protopapadakis (2002), Baramuli (2008), Aliyu (2009), Ali (2011) dan Sireesha (2013) yang menemukan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berbeda dengan penelitian Khan et.al (2012), Tu (2013), Subburayan dan Srinivasan (2014) dan penelitian Sari, Savitri dan Juwita (2013) menemukan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. 4. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor eksternal perusahaan pertumbuhan ekonomi tidak mempengaruhi return saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Baramuli (2008) yang menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi 92 tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Flannery dan Protopapadakis (2002) dan Sireesha (2013), yang mendapatkan hasil penelitian bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap return saham. 5. Temuan penelitian juga menemukan bahwa pengaruh rasio profitabilitas (ROA), rasio solvabilitas (DER), rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi terhadap return saham adalah signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sebnem Er dan Bengij (2012) yang menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi return saham adalah variabel-variabel rasio keuangan dan makroekonomi. Kontribusi pengaruh rasio profitabilitas (ROA), rasio solvabilitas (DER), rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama return saham dapat ditunjukkan oleh koefisien determinasi yaitu R2 = 0,193. Ini berarti 19,3% return saham dipengaruhi oleh rasio profitabilitas (ROA), rasio solvabilitas (DER), rasio likuiditas (CR), tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, sedangkan sisanya sebanyak 80,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti Total Asset Turn Over, Price Earning Ratio, Return on Equity, tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah. 93