strategi radio 99ers 100.00 fm bandung dalam

advertisement
STRATEGI RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG DALAM MENGELOLA
BRAND IMAGE SEBAGAI RADIO ANAK MUDA
(STUDI KASUS PADA KEGIATAN SPECIAL EVENT “9COUSTIC”)
LAPORAN SKRIPSI
Oleh
Joshua Prakoso Wibowo
1200955165
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2015
STRATEGI RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG DALAM MENGELOLA
BRAND IMAGE SEBAGAI RADIO ANAK MUDA
(STUDI KASUS PADA KEGIATAN SPECIAL EVENT “9COUSTIC”)
LAPORAN SKRIPSI
Oleh
Joshua Prakoso Wibowo
1200955165
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2015
ii
STRATEGI RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG DALAM MENGELOLA
BRAND IMAGE SEBAGAI RADIO ANAK MUDA
(STUDI KASUS PADA KEGIATAN SPECIAL EVENT “9COUSTIC”)
LAPORAN SKRIPSI
Disusun oleh:
Joshua Prakoso Wibowo
1200955165
Disetujui oleh:
Pembimbing
Dr. Dra. Ulani Yunus, M.M
D4643
Disetujui oleh:
Ketua Jurusan
Dr. Dra. Ulani Yunus,M.M.
Ketua Jurusan Komunikasi Pemasaran
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2015
iii
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya
Nama
: Joshua Prakoso Wibowo
NIM
: 1200955165
Judul Skripsi : STRATEGI RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG
DALAM MENGELOLA BRAND IMAGE SEBAGAI
RADIO
ANAK
MUDA
(STUDI
KASUS
PADA
KEGIATAN SPECIAL EVENT “9COUSTIC”)
Memberikan kepada Universitas Bina Nusantara hak non-eksklusif untuk
menyimpan, memperbanyak dan menyebarluaskan skripsi karya saya, secara
keseluruhan, atau hanya sebagian atau hanya ringkasannya saja, dalam bentuk format
tercetak dan atau elektronik.
Menyatakan bahwa saya, akan mempertahankan hak eksklusif saya, untuk
menggunakan seluruh atau sebagian isi skripsi saya, guna pengembangan karya di
masa depan, misalnya bentuk artikel, buku, perangkat lunak, ataupun sistem
informasi.
Jakarta, 10 Juni 2015
Joshua Prakoso Wibowo
1200955165
v
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
Fakultas Ekonomi dan Komunikasi
Skripsi Sarjana Komunikasi
Semester Genap Tahun 2014/2015
THE STRATEGY OF ‘99ERS 100.00 FM RADIO BANDUNG’ IN
MAINTAINING ITS BRANDING AS THE YOUNGSTER’S RADIO (A CASE
STUDY IN A SPECIAL EVENT “9COUSTIC”)
Joshua Prakoso Wibowo
1200955165
Abstract
Along with the rise of broadcasting media businesses in Indonesia, broadcasting
companies should take part in the competition to be the best and the lead of it.
Listeners of the ‘radio’ must be the main thing of this business, since amount of the
listeners could push the credibility of a radio’s company. A main part that could
contribute in the managerial structure of the radio is “Public Relation”. The
existence of public relation in Nintyners FM radio is to anticipate the tight of radio
business competitions, and there are so many new radios that competed too.
Nintyners FM radio realized that It could be a must to maintain its image as the
youngster’s radio with a strategy that hold to the radio to advance in this
competition. So, the strategy of public relation is really needed here. Finally, in
order to maintain and even improve the image of 99ers FM radio, this study
implemented the public relation strategy based on Laswell’s communication theory
and the image theory. We got a significant effect from the special event that called
“9coustic”, and it could give an answer to us that 99ers FM kept the existence and
image as the youngster’s radio. This research used “descriptive research method
with qualitative approach”, where informants of this research internally were the
99ners FM employers, and performer. The peformants in one of the program was
used in order to get a reliable information. Beside that, it’s done to get a clearer
explanation of the public relation strategy to keep the radio’s image as the
youngster’s radio.
Keywords : Strategy, Public Relations, Branding, 9coustic
vi
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
Fakultas Ekonomi dan Komunikasi
Skripsi Sarjana Komunikasi
Semester Genap Tahun 2014/2015
STRATEGI RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG DALAM MENGELOLA
BRAND IMAGE SEBAGAI RADIO ANAK MUDA (STUDI KASUS PADA
KEGIATAN SPECIAL EVENT “9COUSTIC”)
Joshua Prakoso Wibowo
1200955165
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana radio 99ers FM menerapkan
strategi public relation untuk memenangkan persaingan antar radio dan
mempertahankan sebagai radio anak muda. Dengan adanya kegiatan Public
Relations di radio 99ers FM dan mengantisipasi ketatnya persaingan bisnis di radio,
dan banyaknya radio pesaing yang baru. 99ers FM menyadari bahwa dalam
memelihara citranya sebagai radio anak muda, diperlukan sebuah strategi yang
dapat membuat 99ers tetap bisa maju dan bertahan dari persaingan ini. Maka,
dibutuhkan strategi Public Relations. Pada akhirnya, dalam mempertahankan atau
lebih meningkatkan citra Radio 99ers FM di dalam pengimplementasian strategi
Public Relations dan berdasarkan teori komunikasi Laswell dan teori citra terdapat
efek yang dihasilkan dalam kegiatan Special Events “9coustic” ini dapat
memberikan jawaban bagi peneliti bahwa 99ers FM tetap menjaga eksistensinya dan
citranya sebagai radio anak muda dengan baik. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil yang
diperoleh sebagai berikut; Special Event program “9coustic” juga dirasakan cukup
mendapatkan atensi dari banyak pihak karena segmentasinya yang terarah dan
banyak diminati oleh sponsor. 99ers FM. Pada akhirnya, dalam mempertahankan
atau lebih meningkatkan citra Radio 99ers FM di dalam pengimplementasian
strategi Public Relations dan berdasarkan teori komunikasi antarpribadi dan teori
citra terdapat efek yang dihasilkan dalam kegiatan Special Events “9coustic” ini
dapat memberikan jawaban bagi peneliti bahwa 99ers FM tetap menjaga
eksistensinya dan citranya sebagai radio anak muda dengan baik.
Kata Kunci: Strategi, Pucblic Relations, Branding, 9coustic
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas berkatNya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan
laporan skripsi ini.
Selama menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 pada Jurusan Komunikasi
Pemasaran di Univesitas Bina Nusantara, banyak pihak yang telah membantu penulis
secara moril maupun materil, dan secara langsung maupun secara tidak langsung.
Untuk iti pada kesempatan ini penulis akan mengucapkan terima kasih yang sebesar
– besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM., Rektor Universitas Bina
Nusantara.
2. Bapak Dr. Engkos Achmad Kuncoro, SE., MM, Dekan Ekonomi dan
Komunikasi Bina Nusantara.
3. Ibu Dr. Ulani Yunus,MM., Ketua Jurusan Komunikasi Pemasaran dan
Pembimbing skripsi.
4. Ibu Maria Anggia Widyakusumawati S.Sos, MM., Sekertaris Jurusan
Komunikasi Pemasaran.
5. Para dosen-dosen Binus University yang telah banyak membantu penulis
dalam memberikan referensi, serta saran yang berguna bagi penulis.
6. Pihak Radio 99ERS 100.00 FM Bandung yang telah mengijinkan
pengambilan data-data sebagai bahan laporan skripsi ini.
7. Ibunda tercinta Sylvia Hudi Rahayu, yang selalu mendoakan dan memberikan
motivasi agar terselesaikannya laporan skripsi ini.
8. Sahabat penulis, Ramdhani Rivay yang telah membantu dan menemani
penulis dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
9. Sahabat dekat penulis, Caseylia Mindra yang selalu memberikan motivasi
dalam penyeselaian laporan skripsi ini.
10. Teman-teman penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu dan memberikan semangat kepada penulis.
Akhir kata, mohon maaf bila tejadi kesalahan yang disengaja maupun tidak
disengaja. Penulis menyadari bahwa laporan ini kurang sempurna, jika tidak adanya
campur tangan dan pengarahan dari orang-orang yang telah disebutkan diatas.
viii
Penulis berharap, semoga hasil skripsi ini dapat diterima serta memberikan gambaran
akan pengetahuan yang lebih kepada setiap pembaca yang membacanya.
Jakarta, 28 April 2015
Penulis,
Joshua Prakoso Wibowo
ix
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ....................................................................................................... i
Halaman Judul.......................................................................................................... ii
Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing................................................................ iii
Halaman Pernyataan Dewan Penguji ....................................................................... iv
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Skripsi ................................................... v
Abstract .................................................................................................................. vi
Abstrak................................................................................................................... vii
Kata Pengantar ...................................................................................................... viii
Daftar Isi .................................................................................................................. x
Daftar Tabel .......................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ....................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ..................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2 Fokus Penelitian ........................................................................................... 4
1.3 Pertanyaan Penelitian.................................................................................... 4
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
1.4.1 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.4.2 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................... 5
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 7
2.1 State of The Art ............................................................................................. 7
2.2 Landasan Konseptual .................................................................................... 8
2.2.1 Definisi Komunikasi ........................................................................... 8
2.2.2 Event ................................................................................................... 9
2.2.3 Spesial Event..................................................................................... 18
2.2.4 Radio ................................................................................................ 19
2.2.4.1 Kelebihan Radio sebagai Media Massa ............................... 21
2.2.5 Komunikasi Pemasaran ..................................................................... 22
2.2.6 Brand ................................................................................................ 24
x
2.2.7 Jenis-Jenis Citra ................................................................................. 29
2.2.8 Brand Image (Citra Merek) ................................................................ 30
2.2.9 Citra .................................................................................................. 32
2.2.10 Peran Citra ....................................................................................... 33
2.2.11 Public Relations ............................................................................... 34
2.2.12 Fungsi Public Relations.................................................................... 37
2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 41
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................ 43
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................. 43
3.2 Tipe / Jenis Penelitian ................................................................................. 43
3.3 Metode Penelitian ....................................................................................... 43
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 44
3.4.1 Data Primer ....................................................................................... 44
3.4.2 Data Sekunder ................................................................................... 45
3.5 Teknik Observasi ........................................................................................ 45
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................... 45
3.7 Teknik Keabsahan Data .............................................................................. 46
BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................................. 49
4.1. Gambaran Obyek Penelitian ........................................................................ 49
4.1.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................ 49
4.1.2 Visi & Misi........................................................................................ 50
4.1.3 Motto................................................................................................. 50
4.1.4 Logo .................................................................................................. 50
4.1.5 Struktur Organisasi ............................................................................ 51
4.1.6 Subjek Penelitian ............................................................................... 52
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................................ 52
4.2.1 Hasil Penelitian.................................................................................. 52
4.2.2 Pembahasan ....................................................................................... 70
4.2.3 WHO ................................................................................................. 72
4.3 Temuan Hasil Penelitian ............................................................................. 74
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................. 77
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 77
5.2 Saran........................................................................................................... 78
5.2.1 Saran Akademis ................................................................................. 78
xi
5.2.2 Saran Praktis ..................................................................................... 78
5.2.3 Saran Bagi Masyarakat Umum .......................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 81
LAMPIRAN ........................................................................................................... L1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Formatted: Normal, Line spacing: 1.5 lines, Tab stops:
5.71", Right,Leader: …
SURAT KETERANGAN SURVEI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 State of The Art .........................................................................................7
Tabel 2.2 Keunggulan dan Keterbatasan media massa............................................. 21
Tabel 2.3 Kegiatan Public Relations ....................................................................... 36
Tabel 2.4 Perencanaan Strategi Ronald D. Smith .................................................... 39
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi ................................................................... 23
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual .......................................................................... 41
Gambar 4.1 Logo 99ers Radio 100 FM Bandung .................................................... 50
Gambar 4.2 Struktur Umum Organisasi Stasiun Radio............................................ 51
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Transkrip Wawancara Informan 1 ....................................................... L1
Lampiran 2 Transkrip Wawancara Informan 2 ....................................................... L4
Lampiran 3 Transkrip Wawancara Informan 3 ....................................................... L6
Lampiran 4 Transkrip Wawancara Informan 4 ....................................................... L9
Lampiran 5 Transkrip Wawancara Informan 5 ..................................................... L12
Lampiran 6 Transkrip Wawancara Informan 6 ..................................................... L14
Lampiran 7 Dokumentasi Foto ............................................................................. L15
xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Seiring dengan maraknya perkembangan bisnis media penyiaran di
Indonesia, perusahaan yang bergerak dibidang media penyiaran tentunya harus
berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dan terdepan. Oleh sebab itu, agar
tujuannya tercapai, media penyiaran memerlukan usaha yang maksimal dalam
mempertahankan loyalitas publiknya dengan berbagai strategi untuk mendorong
pemikiran dalam mencari solusi agar perusahaan tersebut dapat bertahan di dalam
ketatnya persaingan bisnis.
Pendengar Radio menjadi hal yang utama dalam bisnis ini, karena jumlah
dari pendengar mampu mendorong kredibilitas dari sebuah perusahaan radio. Seperti
riset yang telah dilakukan oleh AC Nielsen menyatakan bahwa jumlah pendengar
radio di Bandung paling banyak mendengar dipagi hari, yakni pada pukul 06.00
hingga 10.00, hal itu terjadi karena orang-orang menghabiskan waktu serentak di
pagi hari. Namun pada sore hari, kondisi akan menjadi berbeda karena waktu pulang
sekolah siswa-siswi, mahasiswa yang kuliah, dan para pekerja kantor berbeda-beda.
(Djamilah, 2012)
Dalam meminimalisir kendala dalam menjalankan bisnis media penyiaran,
khususnya media radio. 99ers FM sebagai salah satu radio di Bandung yang sudah
berdiri selama kurang lebih 10 tahun, memiliki serangkaian kegiatan yang
dilakukan. Program On Air pun terbagi atas dua, yaitu Program Harian dan Program
Spesial. Program Harian adalah program yang bersifat cotinuity atau tetap. Program
Spesial adalah sebuah program yang disiarkan di radio dan memiliki treatment yang
lebih dari program harian, yang diharapkan menjadi ikon dari sebuah radio.
Selain Program yang dijalankan dalam bentuk On Air, Radio 99ers memiliki
kegiatan Off Air untuk menunjang penguatan nama mereka dalam memikat hati para
pendengarnya, sebuah radio harus menawarkan berbagai ragam promosi, kontes dan
Special Events. Hal ini ditujukan dalam rangka membangun stasiun radio tersebut
menjadi stasiun radio yang dikenal oleh para pendengarnya, khususnya dalam
persaingan bisnis di dalam segmentasi yang sama. (Field, 2004 : 162)
Dalam mencari solusi dalam persaingan bisnis media penyiaran radio 99ers
FM, khususnya dalam segmentasi yang sama, perlu menganalisa situasi baik faktor
1
2
internal maupun eksternal yang ada di dalam perusahaan. Faktor internal seperti
kelemahan dan kekuatan, faktor eksternal seperti peluang dan ancaman. Hal ini bisa
didapatkan melalui kesinergian dan kerjasama antar bidang di dalam media
penyiaran radio. Format dalam pekerjaan media penyiaran Radio terdiri atas
manajemen dibalik proses produksi. Bidang-bidang yang terdapat di dalam struktur
manajemen media penyiaran radio diantarannya Public Relations, Marketing,
Kreatif, dan Produksi.
Salah satu bagian yang berkontribusi penting di dalam struktur manajemen
Radio adalah Public Relations. Public Relations di dalam sebuah manajemen radio
memiliki peran dan fungsi yang sama seperti Public Relations di dalam perusahaan
profit atau non profit lainnya. Yaitu, sebagai penasihat, fasilitator komunikasi dan
pemecahan masalah, teknisi komunikasi yang berpotensi memberikan gagasan dan
ide yang efektif dan mempertahankan goodwill dan mutual understanding
(kesepahaman). Tentunya dalam mempersiapkan segala yang diperlukan Perusahaan
Radio dalam membentuk citranya, divisi Public Relations memiliki strategi-strategi
dalam menjalankan kegiatannya.
Strategi yang ada di bidang Public Relations pada umumnya terbagi menjadi
dua, yaitu Proaktif dan Reaktif, dimana contoh dari strategi Proaktif yaitu Aksi dan
Komunikasi. Kegiatan Aksi dalam Strategi Public Relations Proaktif contohnya
adalah Special Events. Smith (2005 : 86) menyatakan bahwa Special Events
merupakan cara lain yang sangat berguna dalam meningkatkan partisipasi khalayak,
yang disebut staged activities (disebut juga pseudo-event). Kegiatan ini
dikembangkan oleh organisasi atau perusahaan dalam menyediakan kesempatan
untuk menaikkan atensi dan penerimaan (acceptance) dari key Public.
Dalam menggerakan pastisipasi publik, seorang Public Relations di dalam
media radio sendiri memiliki peranan dimana ia harus memiliki kemampuan dalam
melakukan serangkaian kegiatan seperti menjalin kerjasama dan berhubungan baik
dengan publik serta menciptakan kesadaran dan memelihara kesadaran publiknya,
baik internal maupun eksternal. Publik Internal dalam Radio misalnya karyawan dari
jajaran top executive sampai office boy, kemudian publik eksternal seperti klien,
sekolah-sekolah, label musik, perusahaan yang menginginkan produknya diiklankan
di radio, media massa lain seperti majalah, radio, social media, dan yang terakhir
adalah komunitas.
3
99ers FM merupakan salah satu contoh stasiun Radio di Indonesia,
khususnya Bandung yang memiliki Strategi Peblic Relations yang dilaksanakan
dengan menjalin kerjasama dengan komunitas. Strategi Public Relations ini
dilakukan sehingga program-program yang suguhkan juga dituangkan tidak hanya
dalam On Air tetapi juga kegiatan on ground, atau sering disebut dengan “Off Air”.
Salah satu kegiatan strategi Public Relations yang menarik dilakukan oleh
99ers FM adalah “9coustic” Off Air, acara musik yang digelar setiap satu bulan
sekali dengan tema acara yang selalu berbeda-beda dan targetnya adalah untuk anak
muda. Program Special Events “9coustic” dilaksanakan dalam rangka mengajak
anak muda pendengar 99ers FM, seperti komunitas atau umum hadir di dalam event
tersebut. Tentunya pengaturan strategi Public Relations dalam mencari khalayak
Special Events “9coustic” didasarkan pada positioning 99ers FM yaitu sebagai
“Radio Anak Muda Nomor Satu di Bandung”.
Selain itu, 99ers FM juga melibatkan khalayak mereka yang tersegmentasi
pada kalangan anak muda yang duduk dibangku sekolah, perkuliahan dan bekerja,
yaitu mereka yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan usia 15-25 tahun yang
tentunya menyukai musik baik individu maupun kelompok atau komunitas.
Komunitas terbagi atas dua, yaitu Internal dan Eksternal. Internal seperti karyawan
99ers FM itu sendiri dan eksternal seperti komunitas musik, artis atau penyanyi dan
sponsor.
Komunitas yang diundang yaitu mereka yang menyukai musik sesuai dengan
tema “9coustic” disetiap bulannya dengan pembawa acara yaitu seluruh penyiar
99ers FM. Tema disetiap bulannya dipilih berdasarkan keputusan seorang produser
dan dilakukan polling lewat social media Twitter dan pemain band yang bertujuan
dalam menjalin ikatan dengan komunitas-komunitas musik dan siapapun pendengar
99ers FM.
Dengan adanya kegiatan Public Relations di radio 99ers FM dan
mengantisipasi ketatnya persaingan bisnis di radio, dan banyaknya radio pesaing
yang baru. 99ers FM menyadari bahwa dalam memelihara citranya sebagai radio
anak muda, diperlukan sebuah strategi yang dapat membuat 99ers tetap bisa maju
dan bertahan dari persaingan ini. Maka, dibutuhkan strategi Public Relations.
4
1.2
Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka
penulis tertarik untuk membahas secara mendalam yang tertuang dalam fokus
penelitian “Bagaimana pelaksanaan strategi Public Relations yang dilakukan Radio
99ers FM dalam mempertahankan citranya sebagai radio anak muda dalam program
Special Event “9coustic?”
1.3
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pelaksanaan strategi Public Relations 99ers FM untuk
mempertahankan citra sebagai radio anak muda dalam program Special
Event “9coustic?”
2. Apa saja hambatan Public Relation 99ers FM dalam mempertahankan
citra sebagai radio anak muda dalam program Special Event “9coustic?”
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami dan mengkaji bentuk strategi Public Relations yang
dilakukan 99ers FM dalam Special Event “9coustic”
2. Mengetahui bentuk perencanaan dan kendala yang terjadi di dalam
kegiatan Special Event “9coustic”
1.4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat Akademis
1. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi suatu gambaran yang jelas tentang
pentingnya strategi Public Relations dalam mempertahankan citra
perusahaannya melalui event yang dilaksanakan
2. Untuk melihat penerapan teori yang didapat selama mengenyam bangku
perkuliahan dengan implementasinya secara langsung melalui penelitian
lapangan, khususnya untuk Public Relations and Branding.
Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi 99ers
FM untuk mengembangkan program Off Air nya dalam rangka
menjalankan strategi Public Relations.
5
2. Memberikan ide dan masukan yang bermanfaat bagi manajemen 99ers
FM yang ditujukan agar memahami pentingnya strategi Public Relations
yang dapat diterapkan di dalam sebuah organisasi khususnya media
Masyarakat / Umum
1. Sebagai gambaran dalam menciptakan strategi Public Relation dalam
sebuah event Off Air di radio
2. Untuk mengetahui ide strategi Public Relations dalam mempertahankan
branding sebuah stasiun radio untuk tetap menjadi yang terbaik.
1.5
Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan skripsi ini akan diuraikan secara singkat dan
sistematis. Isi dari setiap bab penulisan ini terdiri dari lima bab dan menguraikan
masalah secara berurutan. Adapun pembagian dari setiap bab dapat diuraikan
sebagai berikut :
BAB I
:
PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah yang mendasari
penulis dalam memilih topik dan berisi sistematika penelitian
yang dilakukan. Dalam penelitian ini, dengan adanya kegiatan
Public Relations dan adanya persaingan yang ketat dalam
dunia bisnis radio, maka radio 99ers FM harus membuat
strategi untuk mempertahankan branding sebagai radio anak
muda melalui kegiatan special event “9coustic”.
BAB II :
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dikemukakan konsep yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti, yaitu teori utama dimana tertuang
dalam teori komunikasi antarpribadi dan konsep khusus yaitu
konsep citra.
BAB III :
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, penulis menjelaskan metode-metode yang
digunakan
dalam
keseluruhan
proses
penelitian
yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, teknik
pengumpulan data primer dan sekunder dengan wawancara
6
secara mendalam, adapun teknik analisis data dan teknik
keabsahan data.
BAB IV :
HASIL PENELITIAN
Bab ini merupakan bagian utama dan ini dalam penelitian.
Disebut sebagai bagian utama karena di dalam bab ini akan
dibahas secara menyeluruh mengenai pelaksanaan strategi
Public Relations di 99ers FM berdasarkan hasil pengumpulan
data yang di dalamnya terdapat informasi mengenai sejarah
awal berdirinya perusahaan, program yang berjalan, informasi
dari data sekunder dan data primer serta pembahasan
mengenai masalah yang dibahas dan dianalisis.
BAB V :
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian yang diperoleh
serta saran-saran yang dapat diberikan penulis mengenai
penelitian yang dilakukan.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
State of The Art
Sebagai pijakan penelitian, maka direvisi penelitian sebelumnya:
Tabel 2.1 State of The Art
Nama Peneliti
1
Adhikara, C. T. &
Brand Revitalization:
Citra merek
Manfaat bagi
Nurparamesti, S.
Penciptaan Brand
membantu
peneliti, yaitu dapat
Image Produk Green
stakeholder untuk
membedakan citra
Sands bebas alkohol
membedakan antara
radio untuk anak
melalui marketing
merek yang satu
muda dibanding
communication
dengan lainnya
dengan radio yang
(advertising dan public
meskipun merek
lain.
relations) ; Journal of
tersebut berada
Economic and
dalam satu lingkup
Business Binus
yang sama.
K. (2011)
Judul
Hasi penelitian
Manfaat bagi
No.
peneliti
University
2
Aksoy & Tekin,
Event and Brand
Kegiatan
Peneliti dapat
2011
Image Transfer in
sponsorship
memperoleh kesan
Multiple Fair
mempengaruhi citra
positif dari radio
Sponsorship; African
dari merek sponsor.
99ers dilihat dari
Journal of Business
Citra yang telah
sponsor yang
Management Vol. 6
dibentuk oleh
mendukung event
partisipan yang
tersebut. Semakin
datang akan
banyak sponsor yang
ditransfer kepada
mendukungnya
orang lain sehingga
berarti sebakin baik
citra dari satu orang
atau semakin tinggi
dapat mempengaruhi citra radio tersebut.
beberapa orang.
7
8
No.
Nama Peneliti
Judul
Hasi penelitian
Manfaat bagi
peneliti
Oleh karena itu,
pembentukan citra
sangat penting bagi
xperusahaan maupun
produk/jasa yang
diimiliki.
3
Bambang Sukma
Wijaya, 2012
Dimensi Brand Image
Citra merek dan
Bagi peneliti citra
dalam Komunikasi
kredibilitas merek
dan kredibiliras
Merek; Journal of
adalah poin penting
radio 99ers akan
UltimaComm UMN
yang akan
sangat menetukan
Jakarta
menentukan
mana pendengar
konsumen menjadi
loyalis atau
loyalis atau
pendengar oportunis.
oportunis (mudah
berpindah ke merk
lain)
4
Satendra Thakur
Brand Image,
Untuk
Peneliti memahami
Customer Satisfaction
memenangkan
Radio 99ers yang
and loyalty
kepuasan dan
berfokus pada anak
Intention : A Study in
loyalitas pelanggan
muda, membuat
the Context of
harus fokus kepada
radio tersebut sangat
Cosmetic Product
Citra merek.
diminati oleh
Among the People of
audience muda.
Central India.
2.2
Landasan Konseptual
2.2.1 Definisi Komunikasi
Sering dikatakan bahwa mausia tidak bisa hidup apabila tidak
melakukan komunikasi dengan manusia lain, terutama di lingkungan sekitar,
dimana ia selalu berinteraksi dengan orang lain. Bagaimanapun juga
komunikasi sudah menjadi kebutuhan manuasia, komunikasi tidak mungkin
9
dipisahkan dari keseharian dan aktivitas manusia. Meskipun makna dari
komunikasi itu sendii sangat esensial tetapi para ahli dalam memaknai
komunikasi masih sangat beragam.
Charles H. Cooley yang dikutip oleh Djoenasih, (1991:15)
mengemukakan konsep komunikasi, menurut definisinya yakni : “ By
communication is here mean the mechanic through which human relations
eaist develop all the symbol through space and preserving them in time”.
Artinya, : “ Dengan komunikasi dimaksudkan mekanisme yang
mengadakan hubungan antar manusia mengembangkan semua lambang dari
pikiran bersama dengan arti yang menyertainya dan melalui keleluasaan
yang menyediakan tempat dan waktunya”.
Ada juga yang memahami komunikasi dari penciptaan pesan bersama
dari sumber kepada penerima. Maksudnya antara penyampai pesan dan
penerima pesan sama-sama terlibat dalam penciptaan pesan. Hal ini seperti
yang dikemukakan oleg Departemen Penerangan Republik Indonesia, yaitu
proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber ke
penerima atau penciptaan pesan bersama. (Deppen RI 1980, Jakarta : 51.).
Penerapan teori akan membuat perencanaan strategi menjadi lebih
ilmiah dan tidak berantakan, dan tentunya membantu memastikan efektivitas.
Dikarenakan Public Relations merupakan sebuang cabang dari ilmu
komunikasi yang berhubungan dengan kemasyarakatan, maka di dalam
menjalankan tugasnya, diperlukan pengetahuan mengenai ilmu komunikasi.
Dalam hal ini, keterkaitan teori citra dengan strategi Public Relations
kepada publik dalam penelitian ini adalah adanya pembentukan opini publik
di dalam suatu proses komunikasi yang dijalankan melalui bentuk Special
Events, dimana komunikasi yang dijalankan dan efek dari sebuah pesan yang
disengaja serta sudah dipersiapkan secara strategis oleh komunikator.
2.2.2 Event
1. Definisi Event
Event merupakan suatu kejadian penting atau peristiwa khusus, baik
yang terjadi secara internal, lokal maupun nasional dan bahkan berkaitan
dengan suatu peristiwa (event) secara internasional (Ruslan, 2006: 233).
10
Getz (1997) mendefinisikan sebagai berikut : “ Event are transient,
and every event is a unique blending of is duration, setting, management,
and people.
Artinya event adalah fana, tidak abadi, dan setiap event merupakan
suatu campuran unik dari durasi, pengaturan, pengurus, dan orang-orangnya.
Vineet Gera (2012: 19) Sebuah event memiliki
beberapa aspek
seperti desain, penjualan dan eksekusi. Sudah barangb tentu aktivitasaktivitas tersebut mensyaratkan pengelolaan event dan pemasaran. Langkahlangkah tersebut dikenal dengan 5C dari events, yaitu :
1. Conceptualization
2. Costing
3. Canvassing
4. Customization
5. Carrying-out
2. Event Management
Event management dapat didefinisikan sebagai pengorganisasian
sebuah kegiatan yang dikelola secara profesional, sistematis, efisien, dan
efektif. Kegiatan meliputi konsep (perencanaan) sampai dengan pelaksanaan
hingga pengawasan. Dalam event management semua orang harus bekerja
keras dengan visi yang sama untuk menghasilkan kegiatan yang sesuai
dengan harapan. Sangatlah diperlukan kekompakan pada setiap orang yang
terlibat dalam tim.
Menurut Goldblatt (Goldblatt, 2013)
Event management adalah
kegiatan profesional mengumpulkan dan mempertemukan
sekelompok
orang untuk tujuan perayaan, pendidikan, pemasaran dan reuni, serta
bertanggung jawab mengadakan penelitian, membuat desain kegiatan,
melakukan perencanaan dan melaksanakan koordinasi serta pengawasan
untuk merealisasikan kehadiran sebuah kegiatan.
Menyelenggarakan sebuah kegiatan merupakan suatu kebutuhan yang
tidak dapat dipungkiri bagi sebuah perusahaan komersial maupun non
komersial, kegiatan-kegiatan tersebut untuk menunjang sebuah kegiatan
Public Relations (PR) dalam menciptakan citra positif perusahaan dimata
11
stakeholders. Selain itu kegiatan tersebut tidak dapat dilepaskan dari
kegiatan marketing communications dari perusahaan.
Pada mulanya, kegiatan perusahaan terutama yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan internal (seperti training, employee gathering, pertemuan,
dll) maupun kegiatan external (seperti kegiatan pameran, kegiatan
sponsorship, seminar, product launching, dll) secara langsung dilaksanakan
oleh PR. Sementara itu di masyarakat, kegiatan-kegiatan semacam itu
dilakukan
dengan
menbentuk
kepanitiaan
yang
ditugaskan
untuk
melasanakan sebuah acara atau kegiatan.
Prinsip dalam membuat kegiatan adalah 5W + 1 H
1. Why
: Alasan kegiatan tersebut dibuat
2. What : Apa bentuk kegiatan itu
3. Where : Dimana akan dilaksanakan
4. When : Kapan dan berapa lama kegiatan tersebut dilaksanakan
5. Who
: Siapa saja yang akan terlibat dalam kegiatan tersebut
6. How
: Bagaimana kegiatan tersebut dapat berjalan.
3. Event Organizer
Event organizer adalah jasa penyelenggara kegiatan yang merupakan
usaha yang dilakukan untuk mempermudah perwujudan ide-ide atau rencana
menggelar sebuah acara.
Defenisi event organizer dalam sumber lain dijelaskan bahwa event
organizer terdiri dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu event dan
organizer. Dalam bahasa Indonesia event adalah acara, sedangkan organizer
adalah pengatur. Pengertian harfiahnya sangat sederhana yaitu pihak yang
mengatur acara, akan tetapi jika diperdalam pada aktifitas yang dilakukan
akan menjadi sangat rumit karena pengatur bukan hanya satu orang
melainkan terdiri dari tim dengan banyak anggota yang masing-masing
membawahi suatu bidang sesuai dengan keahliannya. Kata acara juga
memiliki berbagai arti mulai dari pertunjukkan seni musik, seni tari,
pameran, kompetisi olahraga, seminar, launching produk, promosi produk,
dan lain-lain (Megananda dan Wijaya, 2009:1).
Event organizer (EO) lahir dari keinginan para pihak yang
mempunyai sejumlah dana, dimana mereka memiliki beberapa tujuan yang
12
diharapkan dapat tercapai dengan mengadakan rangkaian acara, dan jelas
sebagai penyandang dana mereka tidak mau repot-repot dalam hal mengatur
acara tersebut.
Dapat kita ambil kesimpulan dari semua penjelasan diatas tentang
pengertian
dibidang
event organizer bahwa event organizer merupakan usaha
jasa
yang
secara
resmi
ditunjuk
oleh
klien
untuk
mengorganisasikan rangkaian acara tersebut mulai dari perencanaan, sisi
kreatif, persiapan, pelakasanaan hingga selesai, dalam rangka membantu
klien menyukseskan dan mewujudkan tujuan yang diharapkannya melalui
rangkaian acara.
Event organizer dalam promosi penjualan modern mewujudkan
tujuan klien melalui pengadaan sebuah acara dan memberikan pelayan
terbaik melalui sejumlah peran dan fungsi yang berkaitan dengan event
promosi. Rangkaian acara yang akan dilakukan klien merupakan salah satu
leverage (kekuatan) untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan tercapai
seusai acara. Tujuan itu diantaranya memberikan pengetahuan tentang
produk yang dikeluarkan, meningkatkan penjualan untuk mempertahankan
penguasaan market share, atau mengalahkan dominasi kompetitor,
meningkatkan brand image, dan awareness, memotivasi distributor dan
penjual yang berujung pada peningkatan penjualan dan sebagainya.
Untuk mewujudkan keinginan dari perusahaan pemakai jasa EO tentu
harus ada tujuan yang ingin dicapai, misalnya event menjadi daya tarik bagi
masyarakat, jumlah khalayak yang menghadiri dan datang sangat banyak,
khlayak sangat antusias dengan rangkaian acara, alur dari rangkaian acara
mampu membawa emosi khlayak kearah yang diinginkan, dan tentu saja
rangkaian acara diharap dapat berjalan dengan baik tanpa adanya masalah
yang cukup signifikan (Megananda dan Wijaya, 2009:5).
Event organizer harus mempersiapkan secara matang pelaksanaan
event sesuai dengan tujuan yang ingin diraih oleh perusahaan. Proses pra
event yaitu pembuatan konsep, pengembangan konsep, pembuatan bentukbentuk kreatif sebagai daya tarik tertentu bagi masyarakat untuk datang ke
event, artis dan kru dalam event selain itu juga promosi dan sosialisasi event
yang maksimal menjadi hal terpenting yang harus dikerjakan oleh event
organizer sehingga event terlaksana dengan maksimal.
13
4. Jenis-Jenis Event
Event yang dikelola oleh event organizer sangat banyak tergantung
jenis-jenis acaranya, berikut ada beberapa jenis event:
a. Event perusahaan, contohnya HUT perusahaan dalam berbagai format
acara,
employe/
family
gathering,
peresmian
kantor
baru,
penghargaan pada karyawan
b. Event promosi, contohnya pentas musik oleh sponsor, eksibisi/
pameran produk, variety show oleh sponsor, presentasi produk,
launching produk, sampling dan selling, dealer/ costumer gathering
c. Event pribadi, contohnya pesta pernikahan, perayaan ulang tahun,
syukuran
d. Event pendidikan, contohnya seminar, symposium, talk show,
workshop
e. Event olahraga, contohnya kompetisi olah raga professional,
pertandingan olah raga semi pro, aneka lomba dan kompetisi
f. Event seni, contohnya pagelaran seni musik, pagelaran seni tari,
pagelaran seni teater, fashion show
g. Event amal, berbagai pagelaran penggalangan dana, lelang untuk
penggalangan dana
h. Event publikasi, contohnya konferensi pers, media gathering
Event organizer seolah menjadi partner baru dalam perusahaan.
Melalui penggunaan jasa event organizer ini, perusahaan tidak perlu susah
lagi dalam menangani urusan seperti melakukan promosi produk misalnya.
Hubungan sinergi antara event organizer dengan perusahaanadalah suatu
kegiatan untuk menanamkan pengertian guna memperoleh good will,
kerjasama dan kepercayaan. pada gilirannya akan mendapat dukungan dari
pihak lain.
Perusahaan lebih terbantu dengan adanya event organizer, karena
mereka memadukan konsep promosi dengan entertainment. Keberadaan
event
organizer
memang
telah
membina
sebuah
hubungan
yang
menguntungkan dengan perusahaan.
EO berperan penting dalam pelaksanaan sebuah event, ia menjadi
pengatur
seluruh
unsur
pendukung agar
acara
mampu
bersinergi
menghasilkan rangkaian acara yang sukses, baik penyelenggaraan maupun
14
tujuan dari event tersebut. EO akan mengatur dan mengawasi banyak orang
yang mendukung acara dan keperluan acara agar sesuai dengan konsep yang
telah ditentukan.
EO mempersiapkan secara matang keperluan acara mulai lokasi
dimana event akan digelar (out door atau in door), kru artis dan talenta yang
digunakan dalam rangkaian event, seperti pembawa acara, penyanyi, band,
supporting act seperti penari, pesulap, happening artist, dan lain-lain, juga
termasuk pengiring tamu, Sales Promotion Girls (SPG), Sales Promotion
Boy (SPB), dan pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam event.
5. Launching Event Dan Pameran
Launching
event
merupakan
event
yang
dilakukan
untuk
memperkenalkan dan menginformasikan suatu produk yang baru dikeluarkan
oleh perusahaan, organisasi ataupun perorangan. Pameran adalah kegiatan
yang menunjukkan sesuatu kepada orang banyak mengenai kelebihan dan
keunggulan yang dimiliki sesuatu tersebut (Ruslan, 2006: 239).
Dalam launching produkyang terpenting adalah menginformasikan
keuntungan
atau
kelebihan
produk
kepada
konsumen.
Dalam
memperkenalkan produkkepada masyarakat bauran promosi menjadi
pendukung utama untuk menginformasikan tentang produk.
Pameran merupakan program kegiatan yang dapat memperkenalkan
produk ataupun jasa perusahaan kepada masyarakat luas, sehingga pameran
dapat dijadikan ajang promosi produk dan jasa perusahaan. Adanya peranan
suatu event pameran sebagai sarana kegiatan promosi produk sehingga dapat
meningkatkan penjualan dan langsung mendapatkan tanggapan yang baik
dari masyarakat atau pengunjung yang ikut serta dalam pameran.
Untuk memamerkan produk dan jasa perusahaan biasanya pameran
dilakukan dengan cara menyewa stand atau tempat dan dihiasi semenarik
mungkin agar pengunjung yang datang mau melihat dari dekat produk atau
jasa perusahaan dengan harapan agar pengunjung lebih mengenal dan
kemudian mau mencoba bahkan sampai menggunakan produk atau jasa
perusahaan (Yulianti:149).
15
Secara umum pameran merupakan suatu media promosi dan iklan
yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada
masyarakat dengan harapan mereka tertarik dan kemudian membelinya.
6. Efektif Pameran
Efektifnya pameran adalah pada sarana komunikasi itu public dapat
menyaksikan peragaan proses benda tertentu, dapat bertanya sepuas hatinya,
bahkan untuk mencoba benda benda tertentu.
Secara komunikologis, pameran atau exhibition merupakan sarana
yang efektif untuk menyebarkan suatu pesan karena bersifat informative dan
persuasive. Dalam penelaahannya terhadap keefektifan komunikasi, para
ahli komunikasi berpendapat bahwa seseorang akan mengerti secara
memuaskan apabila bukan hanya mendengar dan melihat gambarnya, tetapi
juga buktinya. pameran sebagai sarana komunikasi mampu membuat publik
ingat dan mengerti dengan produk.
Event semakin popular seiring terjadinya pergeseran trend pemasaran
kearah community marketing, sehingga perusahaan membutuhkan event
sebagai media interaksi langsung dengan komunitasnya. Dalam sebuah
event, produk dapat dieksploitasi lebih detail dari kulit hingga bijinya dan
dapat dirasakan langsung oleh konsumennya. Dengan kepiawaian orangorang event organizer sebuah acara yang biasa-biasa saja diolah menjadi
tontonan yang menyenangkan dan menghibur (Hafidz, 2007: 3).
Seoang ahli audio visual aid (AVA) bernama Jack Dove mengatakan
“Knowledge is absorbed through the five senses, assessed in the following
proportions: sight 75 %, hearaing 13%, touch 6%, smell 3%, taste3%”.
(pengetahuan diserap melalui panca indera, yang diperkirakan menurut
perbandingan sebagai berikut : penglihatan 75%, pendengaran 13%,
perabaan 6%, penciuman 3%, dan pencicipan 3%) (Effendi, 2002: 141).
Berdasarkan pendapat Jack Dove itu, khlayak akan memperoleh
pengetahuan dari pameran lebih dari 90 % sebab pameran mampu
menyajikan pengetahuan yang dapat diserap oleh publik dengan hampir
semua panca indera.
Publik pengunjung pameran akan melihat, mendengar, meraba,
mencium bahkan mungkin mencoba benda-benda yang dipamerkan. Artinya
16
hampir semua pengetahuan tersebut atau 90% dapat diserap melalui panca
indra manusia yang bersangkutan hadir, menyaksikan dan memperhatikan
pada suatu pameran berlangsung (Ruslan, 2006: 239).
Efektifnya pameran ialah karena pada sarana komunikasi itu publik
dapat menyaksikan peragaan proses benda tertentu, dapat bertanya sepuas
hatinya, bahkan untuk mencoba benda-benda tertentu. Pengunjung ataupun
konsumen bisa memberikan tanggapan terkait dengan event
yang
dilaksanakan juga bisa memberikan tanggapan terhadap produk.
Komunikasi model sirkular tercipta dalam event, dimana timbal balik
terjadi ketika pertama komunikatornya adalah perusahaan yang mengadakan
event dan komunikannya adalah pengunjung ataupun konsumen, selanjutnya
konsumen ataupun pengunjung dengan adanya event bisa bertanya dan
memberikan tanggapan balik dan dia menjadi komunikator.
Karena efektifnya pameran itulah maka banyak lembaga atau
perusahan
yang
menyelenggarakan
pameran
dalam
rangka
upaya
mepromosikan produk atau jasanya oleh karena itu pula seorang humas patut
menguasai seluk beluk pameran. Event pameran bagi perusahaan berguna
untuk memperkenalkan produk-produk untuk mendapatkan dan dengan
target pembeli dalam jumlah besar, dan dengan adanya pameran juga
membangun kontak baru dalam pasar sasaran dari perusahaan atau
organisasi. Event ini merupakan langkah awal bagi sebuah perusahaan atau
organisasi untuk memasuki pasar atau daerah baru.
Event
organizer harus bisa mengelola dan melaksanakan event
dengan maksimal, sehingga pesan yang disampaikan bisa diterima dengan
baik oleh konsumen melalui bentuk-bentuk komunikasi yang kreatif dan
inovatif tertentu.
Dalam launching event dan pameran biasanya event organizer
membuat event tambahan untuk memeriahkan yang ditujukan untuk
masyarakat dan pengunjung atau konsumen yang datang ketika event
tersebut dan memberikan daya tarik bagi masyarakat untuk datang. Event
tambahan tersebut dikenal dengan sebuatan extra event atau ada event
tambahan didalam event utama. Extra event ini misalnya perlombaanperlombaan, perlombaan mewarnai, perlombaan fashion, perlombaan
17
menari, perlombaan musik dan lain-lain sesuai dengan konsep yang
ditetapkan oleh perusahaan.
7. Faktor Keberhasilan Suatu Event
Keberhasilan
suatu
acara
tentunya
diharapkan
dapat
menghasilkan/menyampaikan misi dari pihak penyelenggara/sponsor utama
dengan berbagai macamnya kepentingannya, Pada umumnya semua pihak
penyelenggara (brand product) menyelenggarakan sebuah event dengan
tujuan memanfaatkan massa dari event ini untuk meng-awarness produknya
secara langsung dan mengangkat top of mind produknya. Disamping ada
juga yang menghasilkan profit dari event mereka, Bahkan ada event yang
dilaksanakan sekedar
untuk menghibur pegawai perusahaan tersebut,
merayakan ulang tahun dan gathering suatu perusahaan. Tapi tidak menutup
kemungkinan event diadakan untuk menyampaikan sebuah pesan khusus
kepada masyarakat .
Bagaimana membuat event creative dengan baik, benar, dan
sukses?
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan event :
a. Perijinan yang terorganisasi
b. Keamanan yang terkoordinir dan disiplin
c. Promosi yang baik dan sistematik
d. Konsep pemasaran tiket yang baik sebelum dan pada saat event
berlangsung
e. Tempat event yang mudah dijangkau pengunjung.
f. Fasilitas venue/tempat event yang menunjang seperti parkir, akses
masuk, toilet, daya listrik dan fasilitas pendukung lain.
g. Kapasitas kemampuan daya tampung tempat penyelenggaraan event
yang memadai.
h. Artis yang dikenal amat sangat mempengaruhi sukses tidaknya
sebuah event .
i. MC yang komunikatif dan cerdas juga merupakan kunci
keberhasilan sebuah event.
j. Performa teknis produksi dari stage, lighting, sound system dan
desain yang menarik.
18
k. Konsep pendukung berupa games at the area yang dapat
memberikan rasa puas pada para pengunjung event
Dalam melaksanakan suatu acara, tujuan utama sebuah Event Organizer
tentunya memuaskan kliennya, untuk itu dibutuhkan sikap profesional dari
Event Organizer sehingga klien merasa puas karena kesuksesan acara
mereka.
Berhasil tidaknya sebuah Event Organizer ditentukan oleh adanya
persiapan yang matang. Acara yang memang sudah dipersiapkan sejak dini,
tentu berbeda dengan acara yang persiapannya secara mendadak. Agar acara
yang dibuat dapat berjalan sesuai rencana, maka waktu persiapan juga sangat
menentukan, lama tidaknya waktu persiapan juga ditentukan oleh besar
kecilnya sebuah acara.
Melalui konsep yang baik tentunya turut merperlancar dan mensuksesan
suatu acara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pembuatan
konsep suatu acara.
Dalam membuat konsep Event Organizer dibagi menjadi tiga bagian:
1. Konsep baku, di mana konsep ini sebelumnya telah dibuat oleh
perusahaan yang bersangkutan, sehingga tinggal melaksanakan saja.
2. Konsep baru, semua konsep acara dirancang sendiri kemudian
dipresentasikan kepada klien (perusahaan).
3. Kombinasi, Ini berarti kita dengan pihak perusahaan mengadakan
sharing bagaimana acara itu akan dibuat.
Terakhir dan yang paling urgent untuk mengadakan suatu event
organizer adalah budget, karena besar kecilnya budget perusahaan sangat
menentukan bagaimana acara itu akan berlangsung. Kalau budget
perusahaan tersebut besar, tentunya acara bisa dibuat sebaik dan sebagus
mungkin. jika dana terbatas tentunnya acara dibuat sehemat mungkin tanpa
menghilangkan tujuan dari dibuatnya acara tersebut.
2.2.3 Spesial Event
1. Definisi Special Event
Allen (2002) mendefinisikan special event sebagai berikut: “Special
events are defined as specific ritulas, presentation, performances or
celebrations that are conciously planned and created to mark special
19
occasions or to archive particular social, cultural, or corporate objective”.
Artinya spesial event adalah suatu ritual istimewa, penunjukan, penampilan,
atau perayaan yang pasti direncanakan dan dibuat untuk menandai acaraacara khusus atau untuk mencapai tujuan sosial, budaya, atau tujuan
bersama-sama.
2. Jenis Event
Jenis event dibedakan menjadi public event dan private event. Yang
termasuk dalam public event adalah : perayaan budaya, seni atau hiburan,
bisnis atau perdagangan, kompetisi olah raga, pendidikan dan ilmu
pengetahuan, rekreasi, serta politik atau kenegaraan. Sedangkan private
enevt meliputi perayaan pribadi seperti peringatan hari jadi, liburan keluarga,
pesta pernikahan, dan pesta ulang tahun, serta event-event sosial seperti
pesta-pesta, gala, dan acara reuni (Getz, 1997)
Dikaitkan dengan Special Events “9coustic”, daftar artis yang
disuguhkan menjadi bagian dari pelaksanaan program dalam mengikat
perusahaan dengan khalayaknya yang tersegmentasi pada kalangan anak
muda khususnya komunitas tertentu dan tema yang disuguhkan akan selalu
berbeda ditiap bulannya.
2.2.4 Radio
Radio merupakan suatu alat media massa dalam buku What can I do Now?
Radio and Television (2009: 36) dijelaskan bahwa identitas dan gaya dari program
radio adalah hasil dari kolaborasi profesional on-air dan off-air. Penyiar radio
melakukan “talk-the-talk” selama siaran, dan produser melakukan “walk-the-walk”
di belakang layar. Produser dari sebuah radio mengandalkan masyarakat yang
memiliki selera khusus, perbedaan dalam rasa memungkinkan untuk berbagai jenis
radio untuk eksis, dan untuk melayani berbagai segmen yang berbeda dari
komunitas. Hal lainnya yang berkaitan dengan radio adalah promosi. Promosi
penting untuk staf stasiun radio. Kepribadian on-air sering terlibat dalam kegiatan
masyarakat untuk mempromosikan stasiun radio tersebut.
Daniel Dayan dan Elihu Katz dalam Loomers (2012: 243) menyatakan
bahwa kegiatan off-air merupakan pertunjukan live dari “media events”.
20
“festive viewing is to ordinary viewing what holidays are to everyday, these
events are the high holiday of mass communication. (melihat kemeriahan adalah hal
yang biasa dalam liburan, event ini merupakan liburan besar bagi komunikasi
massa)”.
Acara yang disiarkan bisa memiliki dampak yang cukup besar karena
karakter mereka yang unik. Rangkaian acara dapat berdampak karena pengulangan
yang dilakukan oleh radio tersebut. “Rutinisasi” dari ritual media yang akan
membuat peristiwa tersebut merupakan bagian terpadu dari kehidupan para
pendengar.
1). Special Events
Getz dalam Berridge (2007) mendefinisikan Special Event adalah :
“A special event is a one-time or infrequenty occuring event outside
normal programmes or activities of the sponsoring or organising body.
To the customer or guest, a specuial event is an opportunity for leisure,
social, or cultural experience outside the normal range of choices or
beyond everyday experience. (Sebuah acara khusus adalah acara yang
dilakukan satu kali atau jarang terjadi, peristiwa di luar program normal
atau aktivitas mensponsori atau mengorganisir. Kepada pelanggan atau
tamu, acara khusus adalah kesempatan untuk bersantai, sosial, atau
pengalaman budaya di luar kisaran normal atau di luar pengalaman
sehari-hari)”.
Smith (2005: 165) menyatakan bahwa ada peran dari seorang
perancang dalam menentukan daftar publiknya, seperti kutipan berikut :
“Created by an organization mainly to interact with members of its
publics. The list of special events is bounded only by the imagination of
the planner.” (Dibuat oleh organisasi dalam rangka berinterkasi dengan
anggota publiknya, daftar dari special events dibatasi oleh imajinasi dari
perancang event).
Dikaitkan dengan Special Events “9coustic”, daftar artis yang
disuguhkan menjadi bagian dari pelaksanaan program dalam mengikat
perusahaan dengan khalayaknya yang tersegmentasi pada kalangan anak
muda khususnya komunitas tertentu dan tema yang disuguhkan akan
selalu berbeda ditiap bulannya.
21
2). Publik
John Dewey dalam Smith (2005: 42) menjelaskan publik adalah “A
Public is a group of people that shares a common interest vis-a-vis an
organization, recognizes its significance and sets out to do something about
it”. (Publik merupakan sekumpulan orang yang saling berbagi kepentingan
bersama, mengenai vis-a-vis (lawan) sebuah organisasi, mengetahui apa
makna dari hal tersebut dan melakukan upaya terhadap hal tersebut.
Publik di dalam Public Relation yaitu karyawan, financial publics,
yaitu mereka yang memiliki modal di dalam perusahaan atau bisa juga
disebut Stakeholders, Suppliers, Distributor, Customers, Pemerintah,
Opinion Leaders,
Media, Komunitas,
Special Public, dan Publik
Internasional. (Reddi, 2009: 70).
2.2.4.1 Kelebihan Radio sebagai Media Massa
Kelebihan utama radio adalah kelenturan stasion-stasion sangat ditargetkan ,
iklan atau medianya sangat murah untuk diproduksi dan dipasang, penutupan yang
singkat memungkinkan tanggapan yang cepat.
Sedangkan kekurangan
dari media radio adalah ketidakjelasan gambar
visual dan sifat konsumen yang relatif pasif dalam mengolah hasilnya.
Meskipun demikian, media radio sangat kreatif. Ada yang menganggap
ketiadaan gambar visual merupakan nilai tambah, karena menurut mereka
penggunaan yang cerdas atas musik, suara dan alat-alat kreatif
lainnya dapat
menampung imajinasi pendengar guna menciptakan gambar yang benar-benar
relevan dan disukai.
Tabel 2.2 Keunggulan dan Keterbatasan media massa
Media
Koran
Keunggulan
Keterbatasan
Fleksibelitas, ketepatan waktu,
Usia penggunaan pendek,
jangkauan pasar yang baik.
mutu produksi jelek.
Penerimaan luas
Tingkat kepercayaan tinggi
Televisi
Menggabungkan gambar, suara,
Biaya tinggi.
dan gerakan. Merangsang indera.
Kekacauan tinggi.
22
Media
Radio
Keunggulan
Keterbatasan
Perhatian tinggi.
Paparan bergerak cepat.
Jangkauan luas
Pemilihan audience terbatas
Penggunaan massal
Hanya penyajian suara.
Pemilihangeografis dan
Perhatian lebih rendah dari
demografis tinggi.
televisi.
Biaya rendah
Strukutur harga tidak standar.
Paparan bergerak cepat
2.2.5 Komunikasi Pemasaran
Dalam setiap kegiatan pemasaran, elemen yang sangat penting untuk
diperhatikan adalah komunikasi. Dengan berkomunikasi, kegiatan pemasaran akan
berlangsung sedemikian rupa dan dapat mencapai segala sesuatu yang diinginkan,
salah satunya adalah terjadinya proses pembelian. Pada tingkat dasar, komunikasi
dapat menginformasikan dan membuat konsumen potensial menyadari atas
keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi dapat membujuk konsumen saat
ini dan konsumen potensial agar berkeinginan masuk dalam hubungan pertukaran
(exchane relationship). Komunikasi juga dapat dijadikan sebagai pengingat bagi
konsumen mengenai keberadaan produk, yang pada masa lalu pernah dilakukan
transaksi pertukaran pada produk ini. Selain itu, peran lain dari komunikasi dalam
pemasaran adalah untuk membedakan produk yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan dengan produk yang ditawarkan perusahaan lain. Pada tingkatan yang
lebih tinggi, peran komunikasi tidak hanya pada pendukung transaksi dengan
menginformasikan, membujuk, mengingatkan, dan membedakan produk, tetapi juga
menawarkan sarana pertukaran itu sendiri.
Komunikasi pemasaran adalah proses penyampaian dan perpaduan stimuli
kepada target pasar yang bertujuan untuk menimbulkan respon dan minat akan
produk serta membangun saluran untuk menerima, menginterpretasikan dan
melakukan tindakan terhadap pesan dari pasar dengan maksud menyesuaikan ide
perusahaan saat ini dan mengidentifikasi
peluang baru dalam berkomunikasi.
Komunikasi adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu
suksesnya pemasaran. Dalam dekade terakhir, komponen komunikasi pemasaran
dalam bauran pemasaran menjadi penting. Bahkan telah diklaim : “bahwa
23
pemasaran di era 1990-an adalah komunikasi dan komunikasi adalah pemasaran”.
Keduanya tidak dapat dipisahkan.
Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan
kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan suatu produk di
pasar. Konsep secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah
apa yang disebut dengan bauran promosi (promotion mix). Terdapat lima jenis
bauran promosi yaitu iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion),
humas dan publisitas (publicity and public relations), penjualan personal (personal
selling), dan pemasaran langsung (direct marketing). Komunikasi pemasaran
memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi,
konsumen maupiun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui
keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot anggaran yang
sangat besar, oleh karena itu pemasar harus hati-hati dan penuh perhitungan dalam
menyusun komunikasi pemasaran. Penentuan siapa saja
yang menjadi sasaran
komunikasi sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran
yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efisien.
Berikut model proses komunikasi yang ditampilkan Philip Kotler dan Kevin
lane Keller dalam bukunya Manajemen Pemasaran.
Sender
Encoding
Message
Media
Decoding
Receiver
Noise
Feedback
Response
Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi
Dalam proses komunikasi tersebut, elemen-elemen didalamnya dapat
diaplikasikan sebagai pemassran. Dimana sender sebagai elemen utama merupakan
perusahaan yang memproduksi dan menjual produk. Biasanya perusahaan
menggunakan biro jasa iklan dalam memasarkan produknya tapi ada juga yang
melakukan pemasaran sendiri (in-house marketing).
24
Encoding
adalah
mengkomunikasikan
ide-ide
pemasaran
yang
ditransformasikan dalam bentuk yang bisa menarik perhatian. Sedangkan massage
merupakan proses komunikasi pemasaran dan media sebagai saluran komunikasi
seperti TV, radio, surat kabar, billboard.
Decoding adalah persepsi konsumen yang terbentuk ketika menerima pesan
dari pemasar. Receiver adalah target audiens yang menjadi sasaran oleh pemasar dan
masyarakat pada umumnya. Response adalah tanggapan atau reaksi pada target
audiens bisa berupa pembelian, komplain dan kunjungan ke website atau toko. Noise
adalah banyaknya pesaing yang juga ingin menyampaikan pesan kepada audiens
sejenis, sehingga terjadi penerimaan informasi yang overload oleh konsumen.
Pemasar harus mengefektikan penggunaan komunikasi. Meraka harus memastikan
target audiens dapat menerima pesan sebaik-baiknya, dengan kemungkinan adanya
noise sekecil mungkin.
2.2.6 Brand
Pengertian brand atau merek menurut Kotler adalah sebagai berikut :”A
brand is a name, term, sign, symbol o design or combination of them, intended to
identify to goods or services of one seller or group of sellers and differentiate them
from those of competitors”.
Menurut American Marketing Associations: “ brand atau merek adalah
nama, istilah, tanda, symbol atau rancangan atau komunikasi dari hal-hal tersebut.
Tujuan pemberian brand adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang
dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing.
Dalam hal ini brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, symbol, atau desain atau
kombinasinya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang dan jasa yang
membedakan suatu produk dengan produk pesaing.
1. Karakteristik Brand
Esensi dari merek yang kuat adalah bahwa tidak mudah ditiru
oleh pesaingnya. Merek terdiri atas dua jenis atribut utama, intrinsik dan
ekstrinsik. Atribut intrinsik mengacu pada karakteristik fungsional
produk, seperti bentuk, kinerja, dan kapasitas fisik. Atribut ekstrinsik
mengacu pada unsur-unsur yang tidak intrinsik, dan jika berubah, tidak
mengubah fungsi material dan kinerja produk itu sendiri, perangkat
seperti nama merek, komunikasi pemasaran, kemasan, harga dan
25
mekanisme yang memungkinkan konsumen dari asosiasi yang memberi
makna tertentu terhadap merek.
Biel (1997) mengacu pada merek yang terdiri dari sejumlah
elemen. Yang pertama mengacu pada kemampuan fungsional merek dan
cara mendistribusikannya. Atribut khusus yang membedakan merek yang
disebut sebagai ketrampilan merek. Elemen kedua adalah bentuk/ wujud
merek dan sifat-sifat mendasar mengenai gaya hidup dan nilai-nilai
yanhg dapat dirasakan, seperti menjadi hambar, petualang, menarik,
membosankan atau peduli. Ide merek personifikasi bukanlah hal yang
baru, tetapi merupakan bagian penting dari memahami bagaimana merek
dapat dibayangkan sebagai orang dan bagaimana merek berbeda dari
merek lain. Elemen merek ketiga adalah tentang membangun hubungan
dengan pembeli individu.
Blackstone (1993) berpendapat bahwa keberhasilan merek
tergantung
pada
persepsi
konsumen
terhadap
merek.
Dia
menggambarkan titik dengan penelitian ke pasar kartu kredit, dimana
kartu yang berbeda berbagi profil demografis yang sama dari pengguna
dan citra merek konvensional yang sama. Implikasi bagi pengembangan
merek dan strategi pesan terkait menjadi lebih jelas. Sejalan dengan
pemikiran ini, Beil menutip Fournier (1995), yang menganggap
hubungan brand dalam hal tingkat keintiman, kualitas mitra, lampiran,
saling ketergantungan, komitmen dan cinta. Oleh karena itu, beil
mengelompokkan merek terdiri dari tiga unsur, wujud, ketram;pilan dan
kegunaan merek.
2. Manfaat Branding
Merek biasanya dihubungkan dengan pembeli, sehingga manfaat
psikologis kepemilikan lebih disukai dengan penawaran bersaing dan
bentuk hubungan yang muncul. Merek dikatakan untuk mengembangkan
kepribadian dan merangkum nilai-nilai inti dari suatu produk.
Komunikasi
pemasaran
memegang
peranan
penting
dalam
mengomunikasikan esensi kepribadian merek dan dalam memberikan
kelanggengan hubungan merupakan suatu keharusan bagi merek yang
dibuat dari waktu ke waktu.
26
3. Peran Strategis Branding
Walton (2007) menunjukkan bahwa ada tiga dimensi untuk
strategi merek : makna, ruang , dan bentuk. Dalam hal pembuatan merek,
para penanam modal melakukan ketiga dimensi tersebut untuk
mempertahankan pangsa pasar untuk melindungi atau mempertahankan
merek agar tidak digeser oleh merek lain dalam pemasaran. Ketiga
dimebnsi tersebut :
1. Integrasi
hal
ini
: Untuk merek yang akan dipertahankan dan berhasil,
penting
agar
komunikasi
yang
digunakan
untuk
mengembangkan dan memelihara merek konsisten daan bermakna.
2. Pembedaan
: Merek yang ditawarkan harus mempunyai nilai yang
berbeda dengan merek-merek yang sudah ada sebelumnya dan tidak
kalah terhadap produk pesaing.
3. Nilai lebih
:
Merek
memungkinkan
pelanggan
untuk
mendapatkan nilai tambah sebagai salah satu yang daapat
memberikan keuntungan yang berbeda daari merek yang lain. Nilai
ditambahkan ke perek melalui tiga komponen yaitu kinerja yang
dirasakan, makna psikologis, dan kesadaran menginginkan merek
tertentu.
Komunikasi
pemasaran
untukmembangun
hubungan
memiliki
tugas
melalui
utama,
bagaimana
yaitu
konsumen
mengidentifikasi, mengenali, memahami, menetapkan, menjadi lekat,
mengembangkan hubungan dengan merek.
4. Asosiasi dan kepribadian
Merek menyediakan sarana bagi individu untuk menunjukkan
kepada orang lain kepribadian yang
mereka sukai. Pendekatan
emosional dan simbolis ini ditujukan untuk memberikan tambahan
kepada konsumen agar menginginkan merek tersebut, di luar
karakteristik fungsional yang normal, merek diperkenalkan agar tidak
mudah ditiru oleh pesaing.
Ada berbagai cara dimana asosiasi ini dapat dikembangkan untuk
membentuk merek. Ini juga merupakan sebagian fungsi dari konteks
dimana komunikasi sangat diperlukan. Sebagai kesimpulan, asosiasi
dapat dikembangkan menjadi empat cara utama, yaitu :
27
1) Above-the-line : mempunyai anggaran tinggi, karena dalam hal ini
iklan akan sering dilakukan untuk memperkenalkan merek yang
ditawarkan.
2) Through-the-line : pendekatan pemasaran langsung pada konsumen.
3) Below-the-line : Sumber daya yang terbatas dan
iklan bukanlah
pilihan, nama merek harus terkait erat dengan fungsi dan penggunaan
pengalaman produk.
4) Around-the-line : ketersediaan sumber daya yang mendukung
pengenalan brand yang ditawarkan.
5. Bisnis ke Bisnis Branding
Branding telah digunakan oleh sejumlah produsen untuk
mencapai dua tujuan tertentu, untuk meningkatkan kualitas dan
kredibilitas, dan untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan
produsen.
Beverland et al (2007) menawarkan model alternatif untuk
prisma Kapferer untuk mengatasi kebutuhan pasar bisnis. Pendekatan
mereka menggunakan lima dimensi utama yaitu : produk, jasa, adaptasi,
logistik, dan saran. Para peneliti berpendapat bahwa unsur-unsur yang
nyata biasanya lebih menonjol pada awal hubungan bisnis.
Mudambi et al (1997) setuju bahwa resiko dan kinerja
merupakan aspek penting dalam keputusan pembelian, dan bahwa
keduanya ditandai dengan merek perusahaan.
6. Branding on Line
Perbedaan utama antara online dan offline branding adalah
konteks dimana asosiasi merek dikembangkan dan dipertahankan.
Kedua,
bentuk branding adalah
tentang mengembangkan dan
mempertahankan hubungan yang berharga dengan konsumen, tapi online
baranding terjadi dalam konteks virtual. Merek online cenderung ke arah
penggunaan pesan rasional, menggunakan atribut prodek, ukuran kualitas
dan kinerja, dukungan pihak ketiga, perbandingan dan harga sebagai
sarana diferensiasi merek dan keuntungan.
7. Komunitas Merek Virtual
Komunitas merek virtual muncul dalam beberapa tahun terakhir
sebagai akibat dari interaksi positif yang dihasilkan melalui penggunaan
28
beberapa alat online, terutama chat room, forum, dan are diskusi. Sebuah
VBC
adalah
sekelomppok individu
yang berinteraksi online
untuknberbagai minat mereka dalam sebuah merek atau produk tertentu.
Muniz dan O”Guinn (2001) menyatakan bahwa ada tiga komponen inti
dalam masyarakat : kesadaran yang baik, ritual dan tradisi, sebuah rasa
tanggung jawab moral.
8. Ekuitas Brand
Konsep ekuitas merek muncul dari pengakuan para konsumen
bahwa merek mewakili nilai baik untuk organisasi dan pemegang saham.
Merek sebagai aset dapat berdampak berat pada keuangan perusahaan.
Feldwick (1996) meninjukkan ekuitas merek adalah gabungan dari : nilai
merek (berdasarkan dasar keuangan dan akuntansi), kekuatan merek
(mengukur kekuatan lampiran konsumen terhadapo sebuah merek),
deskripsi merek (diwakili oleh sikap spesifik pelanggan)
9. Tahapan brand (merk)
Pada dasarnya branding merupakan sebuah proses panjang yang
tidak bisa dilakukan dalam sekejap mata. Ada dua point penting dalam
branding, meliputi dua langkah yakni image building dan activation.
Image
building
lebih
dilakukan
secara
indirect
dan
memprioritaskan pada awareness serta knowledge sebuah brand di benak
konsumennya.
Langkah kedua adalah brand activation, yaitu kegiatan
pemasaran yang menitikberatkan pada sales oriented melalui trial dari
konsumen. Activation ini dilakukan secara direct. Namun sayangnya
kecenderungan branding yang terjadi pada beberapa industri di tanah air
justru tidak seimbang.
Semakin banyak pemilik brand yang
menyadari pentingnya
brand activation sehingga tahapan ini sangat digemari. Bahkan beberapa
diantaranya mengesampingkan tahap image building.
Tuntutan pasar semakin ketat. Pemilik brand tidak bisa hanya
mengandalkan komunikasi indirect dengan hasil jangka panjang saja.
Nominal investasi komunikasi brand juga sangat tinggi, alhasil
perusahaan lebih memilih hasil instan dan action oriented.
Coba
perhatikan pada persaingan mencari nasabah dari kartu kredit dan
29
asuransi yang dengan giat menyebar agen-agennya untuk turun langsung
mencari nasabah. Fokusnya adalah sales atau jumlah nasabah
yang
dicapai saat itu juga. Urusan loyalitas mungkin bisa dinomorduakan..
Padahal faktanya, konsumen terus bergerak seiring dengan loyalitasnya
yang berubah. Untuk me-maintain loyalitas ini image building paling
berperan. Dengan mengokohkan awareness dan knowlwdge dipastikan
kedekatan brand dengan konsumen tetap terjaga.
Yang
terpenting
untuk
menciptakan
keintiman
dengan
konsumen, kegiatan brand audit adalah langkah pertama. Namun hal ini
sering dilupakan oleh pemilik brand. Kegiatan branding yang paling
kritikal adalah pemahaman (brand audit) konsumen, baik kebutuhan
maupun aspirasinya. Ketidakpekaan pemilik brand audit tersebut juga
berdampak pada alokasi anggaran. Dalam pengembangan brand porsi
dana untuk activation cenderung lebih besar dibanding brand audit yang
seharusnya menjadi landasan pemasaran. Dana untuk activation
cenderung tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh, bahkan alokasi
tersebut sebetulnya bisa ditekan agar lebih efektif dan efisien apabila
brand audit-nya bisa seksama.
2.2.7 Jenis-Jenis Citra
Citra Perusahaan adalah persepsi yang berkembang dalam benak publik
mengenai realitas (yang terlihat) dari perusahaan itu.
Dalam penjabaran yang lebih spesifik, Frank Jeffkins menyebutkan bahwa
terdapat beberapa jenis citra, yaitu (Jefkins, dalam Ardianto. 2009: 38-43) :
1. Citra Bayangan (mirror image)
Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai
pandangan luar terhadap organiasinya
2. Citra yang Berlaku (current image)
Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh
pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.
3. Citra yang Diharapkan (wish image)
Citra harapan adalah citra yang diinginkan oleh perusahaan. Biasanya
citra yang diharapkan lebih baik daripada citra yang sesungguhnya.
30
4. Citra Perusahaan (corporate image)
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan,
bukan hanya citra atas produk dan pelayanannya.
5. Citra Majemuk (multiple image)
Cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat
memunculkan seuatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi
atau perusahaan tersebut secara keseluruhan.
Dari jenis-jenis citra di atas, citra yang sesuai dengan topik penelitian adalah
citra yang berlaku (current image) karena dalam penelitian ini penulis ingin
mengetahui citra radio 99ers Bandung saat ini.
2.2.8 Brand Image (Citra Merek)
Brand adalah sebuah nama, simbol, desain, ataupun kombinasi dari semuanya
yang dipakai untuk mengidentifikasikan sesuatu seperti produk, tempat, orang,
perusahaan, negara, organisasi, dan sebagainya. (Wijaya, 2012: 24).
Menurut Supranto dan Limakrisma (Kotler, 2007: 132) brand image adalah
apa yang konsumen pikir dan rasakan ketika mendengar atau melihat suatu brand
dan apa yang konsumen pelajari tentang brand.
Menurut Kotler (Kotler, 2007: 132) brand image ialah persepsi dan keyakinan
yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam
memori konsumen. Pada dasarnya brand image terbentuk dari persepsi yang telah
terbentuk lama, setelah melalui tahap yang terjadi dalam proses persepsi, kemudian
dilanjutkan pada keterlibatan konsumen. Level keterlibatan ini selain mempengaruhi
persepsi juga mempengaruhi fungsi memori. Brand image merefleksikan bayangan
atau image dari perspektif konsumen berdasarkan janji yang dibuat brand tersebut
kepada konsumennya. Menurut Davis (Ardianto, 2011: 123) brand image memiliki
dua elemen, yaitu:
1. Brand Association (Asosiasi Brand)
Asosiasi merupakan karakteristik produk atau jasa yang dilekatkan oleh
konsumen pada brand tersebut, termasuk persepsi konsumen mengenai
janji-janji yang dibuat oleh brand tersebut, positif maupun negatif, dan
harapan mengenai usaha-usaha untuk mempertahankan kepuasan
konsumen dari brand tersebut.
31
2. Brand Personality (Kepribadian Brand)
Brand personality merupakan karakteristik manusia yang oleh konsumen
diasosiasikan dengan brand tersebut. Brand personality menjelaskan
mengapa orang menyukai brand tertentu dibandingkan dengan brand
yang lain.
Menurut Philip Kotler (2008: 259) brand image yang baik memiliki beberapa
manfaat bagi perusahaan, diantaranya yaitu:
1. Brand image yang baik menandakan kualitas produk yang bagus
sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah melakukan pembelian
kembali terhadap produk tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Bagi perusahaan, brand image mempresentasikan bagian properti hukum
yang sangat berharga dan dapat mempengaruhi perilaku konsumen, dapat
dibeli & dijual, dan memberikan keamanan pendapatan masa depan yang
langgeng bagi pemiliknya. Citra baik yang dimiliki sebuah brand
tentunya akan menghasilkan respon yang positif pula dari pihak internal
dan eksternal perusahaan. Respon yang dimaksud adalah kesetiaan
terhadap brand dan kenyamanan untuk memilih brand yang sama dengan
kuantitas yang sering. Oleh karena itu manfaat brand image yang
disampaikan oleh Philip Kotler berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan penulis, untuk membuktikan pada hasil penelitian mengenai
tujuan dan strategi public relations untuk mempertahankan citra melalui
special event “9coustic”.
3. Brand Awareness
Menurut Eti Rochaety (2005:35) Brand awareness merupakan
kemampuan seseorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu
atau iklan tertentu secara spontan atau setelah dirancang dengan katakata kunci. Kesadaran ini digunakan sebagai salah satu indikator
efektivitas pemasaran. Dapat ditarik simpulan bahwa brand awareness
merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran,adanya brand awareness
yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand
tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya
dijadikan
pertimbangan
berbagai
alternatif
dalam
pengambilan
32
keputusan.Brand
awareness
menunjukkan
pengetahuan
konsumen
terhadap eksistensi suatu brand.
Peran brand awareness dalam ekuitas brand (nilai brand)
tergantung pada tingkat pencapaian kesadaran dalam benak konsumen.
Durianto (2004: 30) menyatakan bahwa brand awareness dapat dibangun
dan diperbaiki melalui cara-cara berikut:
1. Pesan yang disampaikan oleh suatu brand harus mudah diingat
oleh konsumen.
2. Pesan yang disampaikan harus berbeda dengan produk lainnya
serta harus ada hubungan antara brand dengan kategori
produknya.
3. Memakai slogan maupun jingle lagu yang menarik sehingga
membantu konsumen mengingat brand.
4. Jika suatu brand memiliki simbol, hendaknya simbol tersebut
dapat dihubungkan dengan brandnya.
5. Perluasan nama brand dapat dipakai agar brand semakin diingat
konsumen.
6. Brand awareness dapat dperkuat dengan memakai suatu isyarat
yang sesuai dengan kategori produk, brand, maupunkeduanya.
7. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan,
karena membentuk ingatan adalah lebih sulit dibanding
membentuk pengenalan.
2.2.9 Citra
Menurut David A. Arker, John G. Mayer, citra adalah seperangkat anggapan,
impresi atau gambaran seseorang/sekelompok orang mengenai suatu objek
bersangkutan. (Nova, 2011: 298)
Citra merupakan serangkaian pengetahuan, pengalaman, perasaan (emosi) dan
penilaian yang diorganisasikan dalam sistem kognisi manusia; atau pribadi yang
sangat diyakin kebenarannya. Menurut Canton, citra adalah dunia menurut persepsi
kita. (Rakhmat, 2009: 28).
Citra adalah kesan, perasaan, gambaran, diri publik terhadap perusahaan yang
dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang, atau organisasi. (Ardianto, 2010:
98-99)
33
Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang
perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut
pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan, atau
perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. (Kriyantono, 2008: 9)
Dari pengertian-pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa citra
terbentuk dari pengalaman dan kepercayaan publik terhadap perusahaan yang
dirasakan secara langsung atau dari issue yang beredar. Setiap perusahaan pasti
mengharapkan citra perusahaannya positif dan baik di mata publik, dimana citra
tersebut muncul dari penilaian dan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
Menurut Sutojo (2004:3), citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai
manfaat-manfaat, yaitu:
a. Daya saing jangka menengah dan jangka panjang yang mantap (Mid and
Long Term Sustainable Competitive Position).
b. Menjadi persisai selama masa krisis (An Insurance for Adverse Times).
c. Menjadi daya tarik eksekutif handal (Attraction the Best Executives
Available).
d. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran (Increasing Effectiveness of
Marketing Instruments).
e. Penghematan biaya operasional (Cost Saving).
2.2.10 Peran Citra
Mark Graham R. Dewney mengatakan bahwa citra perusahaan merupakan
keseluruhan impresi mengenai perusahaan yang ada dalam benak konsumen. Citra
perusahaan menurut Jeffkins diartikan sebagai karakter sebuah organisasi.
Sementara PR Smith mendefinisikan citra perusahaan sebagai jumlah persepsi
terhadap sebuah organisasi. (Nova, 2011: 301)
Citra yang baik dari suatu organisasi merupakan aset yang sangat penting
karena citra mempunyai suatu dampak persepsi konsumen dan operasi organisasi
dalam berbagai hal. Gronroos mengidentifikasikan terdapat empat peran citra bagi
perusahaan, yaitu (Setiadi, 2003: 182) :
1. Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran
eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi, dan komunikasi dari
mulut ke mulut. Citra yang positif memudahkan bagi organisasi untuk
berkomunikasi secara efektif dan membuat orang-orang lebih mengerti
34
dengan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra yang netral atau tidak
diketahui mungkin tidak menyebabkan kehancuran, tetapi hal itu tidak
membuat komunikasi dari mulut ke mulut berjalan lebih efektif.
2. Citra adalah sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi kegiatan
perusahaan.
3. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen.
4. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen.
Setiap perusahaan harus mempunyai citra di masyarakat, dan citra itu sendiri
dapat berperingkat baik, sedang, atau buruk. Dampak peringkat citra yang berlainan
tersebut terhadap keberhasilan kegiatan bisnis dan pemasaran produk berlainan.
Citra buruk melahirkan dampak yang negatif bagi operasi bisnis perusahaan dan
juga dapat melemahkan kemampuan perusahaan untuk bersaing.
2.2.11 Public Relations
Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke
dalam maupun ke luar, antara suartu organisasi dengan semua khalayak dalam
rangka mencapai tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Sebagai ilmu pengetahuan manajemen yang bersifat universal dan sistematis,
yaitu mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip dan konsepsi serta mengacu pada
landasan teoritis yang ada dalam melaksanakan fungsi-fungsi dasar dari manajemen
umum, tahap perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan sampai pada
akhir tahap evaluasi. Disamping itu kemampuan praktisi PR dalam berkomunikasi
(communication skill) dan membangun hubungan (relationship) yang positif.
Batasan pengertian mengenai Public Relations, menurut para ahli sampai saat
ini belum ada satu kesepakatan secara tegas, banyak hal yang menyebabkan, yaitu :
Pertama, banyaknya definisi Public Relations yang telah dirumuskan oleh para
pakar atau ahli maupun profesional Public Relations yang satu sama lain saling
berbeda pendapat tentang pengertian dari Public Relations.
Kedua, terjadinya perbedaan batasan pengertian Poublic Relations tersebut
dengan latar belakang yang berbeda misalnya definisi yang dilontarkan oleh
kalangan akademisi perguruan tinggi tersebut akan berbeda bunyinya dengan apa
yang diungkapkan oleh kalangan praktisi (public relations practitioner).
Ketiga, sesuatu yang menunjukkan baik secara teoritis maupun praktis bahwa
kegiatan public relations itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan
35
dinamika masyarakat serta mengikuti kemajuan zaman, khususnya memasuki era
globalisasi saat ini. (Rosady Ruslan, 2007: 16-17).
Menurut penelitian yang pernah dilakukan di Amerika Serikat terdapat 2000
orang terkemuka di bidang PR telah membuat definisi PR, dari definisi itu
diantaranya menganggap bahwa PR adalah suatu ilmu, suatu system, seni, fungsi,
proses, profesi, metode, kegiatan, dan sebagainya. Satu panitia yang terdiri dari para
pakar PR yang cukup kondang telah memilih 3 (tiga) definisi yang mereka anggap
baik :
a. J.C. Seidel, Direktur PR, division of Housing, State New York berbunyi:
PR adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk
memperoleh goodwill (kemauan baik) dan pengertian dari pelanggan,
pegawai, dan publik yang lebih luas. Ke dalam mengadakan analisis dan
perbaikan diri sendiri sedangkan ke luar memberikan pernyataanpernyataan.
b. W. Emerson Reck, Direktur PR Universitas Coltage, berbunyi :
PR adalah lanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan, pelayanan, dan
tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok
agar individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayaan dan
goodwill dari publik. Pembuatan kebijaksanaan, pelayanan, dan tindakan
untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang menyeluruh.
c. Howard Bonham, Wakil Ketua Palang Merah Nasional Amerika Serikat,
menyatakan PR adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik
yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap
suatu individu, organisasi, atau perusahaan.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa public relations adalah
suatu komunikasi baik itu ke dalam atau ke luar suatu organisasi atau
perusahaan kepada khalayak, yang peranannya lebih kepada melakukan
komunikasi yang berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
strategi, yakni mengamankan arah dan tujuan perusahaan atau organisasi
menuju sasarannya.
Public Relations memiliki peranan dan fungsi didalam sebuah perusahaan.
Public Relations merupakan alat komunikasi yang terencana dan berkelanjutan
36
didalam suatu organisasi, dan bertujuan untuk mendapatkan suatu pemahaman,
simpati, reputasi, dan citra yang berkaitan dengan kegiatan organisasi tersebut.
Kegiatan dalam Public Relations sendiri memiliki berbagai macam bentuk.
Terdapat empat model kegiatan di dalam Public Reations menurut Grunig dan Hunt
dalam Kitchen (2006: 9), dan Public Relations yang dikemukakan oleh Lasswell
yang bersifat propaganda juga terdapat didalam model Public Relations dalam tabel
berikut ini :
Tabel 2.3 Kegiatan Public Relations
Characteristic
Purpose
Press
Model Public
Two-Way
Two-Way
Agency/Publicity
Information
Asymmetric
Symmetric
Propaganda
Dissemination
Scientific
Mutual
of Information
Persuasion
Understanding
Nature of
One-way complete,
One-way truth
Two-way
Two-way
Communicati
truth not essential
important
imbalanced
balanced
effects
effects
Source rec
Group  Feedback
group 
on
Communicati
Source rec
Source rec
on Models
Feedback
Nature of
Little if any
Research
Little,
Formativre
Formative
readership
Attitude
Evaluation of
readability
Evaluation
Understanding
Examples of
Product, promotion, Government,
Competitive
Regulated,
current
sponsorship
non-profit-
Business
Business
practice
Theatre
making,
agencies
Agencies
Associatuions,
Businesses
Sumber: Kitchen, 2006: 9
37
Dalam model komunikasi yang juga digunakan dalam penelitian ini, yaitu
model komunikasi linear Lasswell dimana upaya yang dilaksanakan dengan satu
arah dari 99ers FM kepada pendengarnya atau khalayaknya.
2.2.12 Fungsi Public Relations
Dapat dikatakan bahwa PR terlibat dalam manajemen organisasi tempat ia
bekerja. Hal itu merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi
tersebut. Dengan demikian pihak lain mau dan tertarik dengan senang hati, serta
merasa puas membangun relasi maupun menggunakan produk atau jasanya.
1. Kesuksean PR terletak pada apakah organisasi dan produk atau jasanya
diakui dan diterima publik.
2. PR secara terus menerus mengadakan komunikasi dan dialog dengan
publik internal dan eksternal.
3. PR merupakan instrumen dalam manajemen yang dengan secara
kontinyu memberi informasi kepada kelompok publik terkait.
4. Informasi mengenai peraturan organisasi dan tanggungjawab terhadap
apa yang dilakukan organisasi.
5. PR merupakan fungsi manajemen, yang didasarkan pada analisis
terhadap pengaruh yang kuat dari lingkungan, apa efek dan dampaknya
terhadap publik internal dan eksternal, peraturan yang setelah diolah
menjadi perencvanaan yang nyata untuk doirealisasikan,
demi
keuntungan dua belah pihak.
Fungsi PR, yaitu :
1. It should serve the public′s interest (mengabdi kepada kepentingan
umum) bahwa kegiatan seorang PR harus benar-benar dicurahkan
kepada kepentingan umum, harus bisa membina hubungan baik secara
internal maupun eksternal.
2. Maintain good communications (memelihara komunikasi yang baik).
Seoirang PR adalah perantara antara pimpinan dengan publik, PR harus
bisa membina komunikasi yang terarah dan efektif.
3. Stress good morals and manners (menitikberatkan moral dan perilak
yang baik). PR harus mempu menjadi teladan dan mempunyai wibawa.
Jika PR berperilaku terpuji dengan moral yang tinggi, maka organisasi
38
yang diwakilinya itu memperoleh pandangahn yang positif dari publik,
baik publik intern maupun ektern.
Wasesa (2005: 101) menjabarkan bahwa terdapat dua fungsi yang dibedakan
didalam Public Relations, yaitu fungsi Public Relations internal dan eksternal.
Fungsi Public Relations yang dapat disimpulkan oleh peneliti pada intinya
merupakan sebuah profesi atau jabatan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
pensosialisasian manajemen dengan tujuan usaha yang positif baik untuuk pihak
internal maupun pihak eksternal. Pihak internal merupakan orang-orang yang berada
didalam perusahaan tersebut dan eksternal merupakan masyarakat luar perusahaan.
Fungsi Public Relations tersebut dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien
dalam rangka memperoleh kesadaran, goodwill, kesepahaman, dan kepercayaan, dan
adanya citra yang tercipta dengan baik terhadap perusahaan itu sendiri.
1) Strategi
Kata strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Bisa diartikan sama dengan tata cara. Thompson dalam Oliver (2007: 2)
mendefinisikan bahwa strategi merupakan sebuah alat untuk mencapai
tujuan.
“The ends concern the purposes and objectives of the organization.
There is a broad strategy for each activity. Functional strategies
contribute directly to competitive strategies.” (Ujung dari suatu maksud
meliputi tujuan dan objektif dari organisasi. Terdapat strategi yang luas
untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk setiap
kegiatan. Strategi fungsional berkontribusi langsung terhadap strategi
kompetitif)”.
Cutlip (2006: 360) mengatakan bahwa strategi mengacu kepada
konsep, pendekatan atau rencana umum untuk program yang didesain
guna mencapai tujuan. Didalam aktivitas Public Relations di 99ers FM,
diperlukan serangkaian strategi yang dimulai dari perencanaan strategi
Public Relations hingga tercapainya tujuan.
2) Strategi Public Relations
Bentuk strategi Public Relations terdapat berbagai gambaran dan
bentuk namun memiliki arah yang sama, seperti SOSTAC dan 6 STAGES
39
merupakan bentuk-bentuk strategi yang sering dikenal secara umum,
kemudian juga terdapat 9 STEPS oleh Ronald D. Smith.
3) Model Perencanaan Public Relations 9 Langkah
Smith (2005: 10) menjelaskan bahwa terdapat perencanaan
strategi yang mudah dijalankan, masuk akal dan mudah diterapkan,
terdiri dari empat fase dan sembilan langkah yaitu :
Tabel 2.4 Perencanaan Strategi Ronald D. Smith
a. Fase Pertama : Riset Formatif
Langkah 1
: Analisis Situasi
Langkah 2
: Analisis Organisasi
Langkah 3
: Analisis Publik
b. Fase Kedua : Strategi
Langkah 4
: Menentukan Goals dan Objective
Langkah 5
: Formulasi Kegiatan dan Respons Strategi
Langkah 6
: Penggunaan Komunikasi yang Efektif
c. Fase Ketiga : Taktik
Langkah 7
: Memilih Taktik Komunikasi
Langkah 8
: Implementasi Rencana Strategi
d. Fase Keempat : Riset Evaluatif
Langkah 9
: Evaluasi Rencana Strategi
Sumber : Smith, 2005: 10
Dari perencanaan pada tabel di atas, yang dimaksud dengan Fase
Riset Formatif adalah kebutuhan untuk mengumpulkan data berupa
informasi dan analisis situasi yang terjadi di dalam manajemen, baik
didalam perusahaan (internal) maupun publik (eksternal). Reddi (2009:
40
130-131) menjelaskan bahwa terdapat dua jenis analisa dalam riset, yaitu
berupa analisa SWOT (Strength, Weakness, Objectives, Threats) dan
analisa PEST (Politic, Economic, Social, and Technological).
Fase strategi adalah membuat pengaturan, keputusan yang
berkaitan dengan dampak yang diharapkan dari komunikasi. Fase Taktik
adalah peralatan apa saja yang digunakan dan elemen yang terlihat
didalam perencanaan komunikasi, dan yang terakhir adalah Fase Riset
Evaluatif, dimana hal ini berkaitan dengan pengevaluasian dan penilaian.
Hal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan di 99ers FM
adalah dimana perencanaan-perencanaan yang dapat dimulai sesuai
dengan penerapan strategi Public Relations seperti yang dikatakan oleh
Smith di atas, 9 STEPS dari riset sampai dengan evaluasi dimiliki oleh
99ers FM.
4) Tujuan dari Strategi Public Relations
Goals (tujuan) adalah sebuah kata yang menggambarkan harapan
yang diinginkan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Tujuan terkadang
tidak bisa dihitung, berbeda dengan objective. (Heath, 2005: 365)
Tujuan umum dari Public Relations adalah untuk menciptakan,
memelihara, dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada
publik yang bersangkutan dan memperbaikinya jika citra itu menurun
atau rusak akibat sebuah krisis atau isu yang negatif. Perencanaan
strategi Public Relations dilakukan dalam upaya meraih tujuan yang
diharapkan. Dari hal yang disebutkan di atas, dapat dikaitkan dengan
strategi Public Relations di 99ers FM yaitu dalam tujuannya memelihara
atau mempertahankan citra 99ers sebagai Radio Anak Muda dalam
bentuk Special Events.
41
2.3
Kerangka Pemikiran
Di bawah ini merupakan konsep berpikir dari penelitian :
Public Relations
Strategi Public
Relations
Event
Branding
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Sumber: Data olahan peneliti
Dari kerangka berpikir di atas, penulis menggambarkan kerangka pemikiran
dari penelitian ini bahwa public relations dalam sebuah perusahaan menerapkan
komunikasi yang baik. Public relations di perusahaan tentunya memiliki strategi
public relations untuk mempertahankan citra baik perusahaan. Dalam penelitian kali
ini strategi public relations yang akan diteliti adalah event “9coustic”. Event rutin
bulanan yang diadakan oleh public relations diharapkan dapat membina hubungan
baik antara bookers, media dan karyawan radio 99ers Bandung. Dengan
menjalankan acara ini, public relations memiliki tujuan untuk mempertahankan citra
dan keeksisan brand radio 99ers sebagai radio anak muda. Hubungan konsep teori
yang digunakan pada penelitian adalah public relations radio 99ers Bandung
memiliki peran dalam meningkatkan citra radio, dengan cara menjalin hubungan
baik dengan bookers dan media melalui event “9coustic”. Sehingga radio 99ers
Bandung bisa mempertahankan citra baik dan eksistensinya pada konsumen dan
masyarakat.
42
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan Penelitian
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat empiris (dapat diamati
dengan panca indra sesuai dengan kenyataan), hanya saja pengamatan atas data
bukanlah berdasarkan ukuran-ukuran matematis yang terlebih dulu ditetapkan
peneliti dan harus dapat disepakati oleh pengamatan lain, melainkan berdasarkan
ungkapan subjek penelitian, sebagaimana yang dikehendaki dan dimaknai oleh
subjek penelitian. Pendekatan kualitatif menggunakan konsep kealamiahan
(kecermatan, kelengkapan, atau orisinalitas) data dan apa yang sebenarnya terjadi di
lapangan. Pendekatan kualitatif terutama layak untuk menelaah sikap atau perilaku
dalam lingkungan yang agak artifisial, seperti dalam survei atau eksperimen. Peneliti
kualitatif lebih menekankan proses dan makna ketimbang kuantitas, frekuensi atau
intensitas (yang secara matematis dapat diukur), meskipun peneliti tidak
mengharamkan statistik deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi atau presentase
untuk melengkapi analisis datanya. (Mulyana, 2007:11).
3.2
Tipe / Jenis Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
deskriptif
karena
dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data
yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari
dan mengumpulkan
data
yang
ada
di
lapangan
dengan
tujuan
untuk
mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di
masyarakat. (Nazir, 1998: 51)
3.3
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif. Metode
penelitian berisi rumusan langkah-langkah penellitian dan pendekatan yang
digunakan. Miles dan Hubberman menjelaskan mengenai metode kualitatif yang
berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok,
masyarakat atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci,
dalam dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (Basrowi dan Suwandi,
2008: 22)
43
44
Peneliti menggunakan Metode Kualitatif Deskriptif yang digunakan dalam
penelitian diharapkan dapat memberikan penjelasan dan melakukan penelitian
secara evaluatif karena hal ini berkaitan dengan proses strategi Public Relations di
99ers FM dalam mempertahankan citranya sebagai Radio anak muda yang diperoleh
melalui serangkaian kegiatan Special Events “9coustic”.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif yang dilakukan, pengumpulan data dibedakan
menjadi dua, yaitu :
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli. Untuk mendapatkan
data primer dalam penelitian ini, maka dapat dilakukan dengan teknik wawancara.
Wawancara, menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 141) semacam dialog atau tanya
jawab antara pewawancara dengan responden dengan tujuan memperoleh jawabanjawaban yang dikehendaki.
A. Wawancara Personal
Wawancara personal yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis in-depth (mendalam) dengan bentuk wawancara semi terstruktur,
dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended question) yang tidak
menuntut keteraturan.
Wawancara personal dilakukan kepada :
•
Program Director Radio 99ers 100.00 Fm Bandung
•
Head Of Off Air Division Radio 99ers 100.00 Fm Bandung
•
Produser “9coustic” Radio 99ers 100.00 Fm Bandung
•
Public Relation Radio 99ers 100.00 Fm Bandung
•
Penyiar Radio 99ers 100.00 Fm Bandung Dan Host “9coustic”
•
“Evita” Pengisi Event “9coustic”
Wawancara semi terstruktur memiliki sedikit fleksibilitas, dimana
pewawancara mengarahkan jalannya wawancara yang lebih direct. Banyak
pertanyaan yang ditentukan sebelumnya dibandingkan dengan wawancara
tidak terstruktur. Dalam hal ini, ada kesempatan bagi informan menggunakan
45
fleksibilitasnya
untuk
membentuk
arus
informasi.
(Wikinson
dan
Birmingham, 2003: 45)
3.4.2 Data Sekunder
Menurut Struwig (2007: 80) untuk menyempurnakan informasi dari
wawancara yang dilakukan peneliti, terdapat data sekunder. Data sekunder dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis dan dapat diperoleh dari sumber lain, seperti :
a. Data mentah yang sudah dikumpulkan
b. Ringkasan angka atau statistik
c. Risalah yang ditulis (buku, artikel, tesis)
Dalam penelitian ini, data sekunder yang bisa didapat adalah data-data 99ers
FM yang telah tersedia, seperti company profile, naskah, data R&D, dan data lainnya
yang bisa diperoleh melalui buku dan jurnal.
3.5
Teknik Observasi
Gall dkk memandang observasi sebagai suatu metode pengumpulan data
dengan cara mengamati perilaku dan lingkungan (sosial dan atau material) individu
yang sedang diamati (Sutoyo, 2012:85-86).
Metode observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja,
sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala pisis untuk kemudian
dilakukan pencatatan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis langsung terjun
ke lapangan menjadi partisipan (observer partisipatif) untuk menemukan dan
mendapatkan data yang berkaitan dengan fokus penelitian.
3.6
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis data yang dibuat
oleh Miles dan Huberman sebagaimana ditulis dalam Basrowi dan Suwandi (2008:
206) terdapat tiga kegiatan yang bersamaan, yaitu :
1. Penyajian Data
Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk
menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajiannya akan
berbentuk teks naratif, matriks, jaringan, dan bagan. Tujuan peyajian data
untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Dalam proses ini,
data diklasifikan berdasarkan tema-tema inti.
46
2. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu
diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin.
3.7
Teknik Keabsahan Data
Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif menggunakan
triangulasi. Triangulasi merupakan penelitian yang digunakan dengan cara
mengkombinasikan metode, studi kelompok, dan perspektif teori yang berbeda-beda
didalam menangani sebuah fenomena. Hal ini dapat berarti menggunakan beberapa
metode atau data. Dalam hal ini, data dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif.
(Uwe Flick, 2006: 444).
Triangulasi yang digunakan oleh peneliti sesuai penjabaran Sugiyono, (2008:
127) adalah triangulasi data dalam bentuk sumber pengumpulan data. Triangulasi
sumber adalah mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber,
mendeskripsikan mengkategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda,
dan mana yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Kesimpulan selanjutnya
dibuat oleh peneliti dan meminta kesepakatan narasumber lain dalam melakukan
pengecekan.
Triagulasi sumber untuk citra dilakukan dengan wawancara dengan informan
dalam dan inforn luar. Informan dalam adalah Head Production dan Produser.
Sementara informan luar adalah pengisi acara.
Citra radio 99ners menurut Head Productoin adalah cara perwujudan secara
organik sebuah brand. Hal ini dapat ditempuh dengan membuat sebuah event yang
menarik dan sangat berguna bagi audience. Sementara menurut Produser , dia
sangat yakin bahwa melalui acara seperti ini dapat mewujudkan image yang jelas ,
khas dan unik dari sebuah event.
Dari pandangan audience yang diwakili oleh Evita, dia memberi kesaksian
bahwa 99ners mampu menyajikan event yang bagus banget dan membedakan
dengan event=-event radio lain. Dengan event 9coustic memberi image bahwa
99ners identik dengan radionya anak muda.
Triagulasi sumber untuk public relations dilakukan dengan wawancara
dengan Program Director, Produser, dan Public Relations 99ers.
47
Public Relation menurut Program Director, harus mengetahui secara detail
semua bagian dari SDM, event, media, artis dan semua yang terkait dengan event.
PR sebagai bagian yang mendasari secara teoritis, sedangkan pelaksanaan dan
eksekusinya menjadi tanggung jawab Program Director. Dalam hal ini PR harus
dapat menciptakan iklim kerjasama yang baik dan lancar sehingga tujuan event
dapat tercapai dengan baik. Termasuk membangun relasi dengan berbagai pihak
seperti; media, manajer artis, sponsor, dan pihak lain.
Sementara menurut Produser, sebenarnya PR penting di semua program,
karena pada umumnya setiap produser akan cenderung berkutat dengan programnya
sendiri. Kami ciptakan program yang dapat dinikmati tidak hanya oleh ninetyniners,
tetapi dapat dinikmati pula oleh pendengat potensial di luar ninetyners, dengan
tujuan untuk meningkatkan awareness.
Strategi yang kami lakukan yaitu selalu menjalin hubungan dengan fans- fans yang
ada di event 9caustic, sehingga terbangun awareness baru.
Menurut Public Relations 99ers, PR harus memahami strategi untuk
mengetahui marketnya seperti apa, tak tik apa yang tepat diterapkan dan bagaimana
menerapkannya. Sementara market 99ers adalah anak muda usia 15-25 tahun, smart,
dan energik. Dengan event seperti ini kita mengharapkan informasi perusahaan
dapat sampai ke masyarakat, bukan hanya karena mengumpulkan fans, secara
kebetulan tren pada saat itu banyak bermunculan konser musik dimana-mana.
Sehingga kami berkeyakinan event 9coustic akan mampu membangun awarenes di
kalangan kaum muda.
48
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1.
Gambaran Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Perusahaan
99ers Radio 100 FM (99ers radio 100 FM) Bandung merupakan sebuah
Radio terbesar di daerah bandung, keberadaan radio 99ers dirintis oleh sepasang
suami istri yaitu Boediman Soemali dan Lisa Marlina yang senang akan musik,
karena kegiatan di bidang music dianggap tidak cukup untuk mengekspresikan
perhatian mereka pada music, maka digunakan media radio sebagai alatnya. Radio
99ers pertama kali On Air pada tanggal 09 September 2000 selama Sembilan hari,
lalu berhenti untuk penyempurnaan system dan kembali On Air pada tanggal 22
Desember 2000. Radio 99ers berada di gedung BRI Tower lantai 14, Jln Asia Afrika
No. 55-59 Bandung, dan memancar di jalur 100FM, Paket acara yang disajikan sarat
dengan musik dan disajikan dalam bentuk yang menarik, sehingga dalam waktu
yang singkat Radio 99ers muncul sebagai stasiun Radio swasta dengan format acara
yang berbeda dari radio swasta dengan format acara yang berbeda dari format acara
radio lainnya yang ada di kota Bandung.
Tepat 1,5 tahun radio 99ers mengudara, 99ers berhasil mencapai posisi
puncak untuk menjadi radio anak muda No 1, yaitu segment pendengar 15-24AB
dan ke 5 untuk all segment di survey AC Nielsen 2002. 99ers kembali menjadi radio
anak muda 15-24AB No 1. Juga naik pangkat ke posisi 3 pendengar all segment di
survey AC Nielsen 2003, untuk tiga tahun berturut-turut 99ers menempati posisi
radio anak muda No 1 Di Bandung 15-24AB dalam survey AC Nielsen May 2004,
semua prestasi ini dapat dicapai karena 99ers berpromosi secara baik dan benar serta
konsisten dan konsekwen. Perusahaan yang menaungi 99ers Radio 100 FM (99ers
radio 100 FM) Bandung sendiri yaitu PT. Radio Swara Milliard Artha. Seperti
halnya Radio 99ers, memiliki konsep dasar sehingga selalu berpikiran untuk
selangkah lebih baik dari yang sudah ada dan mempunyai nilai yang lebih positif,
dan itulah merupakan komitment 99ers Radio 100 FM (99ers radio 100 FM)
Bandung.
49
50
4.1.2 Visi & Misi
Visi & Misi Radio 99ers adalah sebagai berikut :
1. Visi
“Menjadi media promosi bagi kebutuhan periklanan perusahaan di kota
Bandung Jakarta & sekitarnya.”
2. Misi
a. Menjalin kerjasama dengan para pelaku bisnis/ klien.
b. Memberikan info untuk pendengar dengan gaya bahasa yang ringan dan
mudah dicerna.
c. Menyediakan sarana promosi bermutu.
d. Memberikan informasi dengan mudah.
4.1.3 Motto
Radio Ninetynners mempunya motto sebagai berikut :
“Keep Funky Be Your Self NO MATTER WHAT THEY SAY” itulah motto
atau slogan yang dimiliki oleh Radio 99ers, dimana motto tersebut dapat
disimpulkan bahwa seorang remaja selalu funky juga selalu menjadi diri sendiri,
istilah Funky disinilah yang membedakan antara pendengar radio yang lainnya yang
mempunyai arti yaitu para remaja yang pintar, berpendidikan, petualang,
menyenangi musik, selalu mengikuti trend (Trend Setter), dinamis, kreatif,
menyenangkan, mencintai dan memperhatikan sesama.
4.1.4 Logo
Sebagai satu bentuk identitas diperlukan suatu logo, Logo Radio 99ers
adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Logo 99ers Radio 100 FM Bandung
Sumber: Arsip Humas 99ers Radio
51
Logo merupakan bentuk identitas yang membedakan 99ers Radio 100 FM
(99ers radio 100 FM) Bandung dengan radio remaja lain. Identitas tersebut
kemudian dipresentasikan dan dirancang sehingga menjadi satu bentuk visual yang
mampu memberikan ciri atau identitas tertentu untuk suatu lembaga, perusahaan,
merk produk, kelompok atau bahkan individu.
4.1.5 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari 99ers Radio 100 FM (99ers radio 100 FM) Bandung
hampir sama dengan struktur organisasi di perusahaan pers lainnya, karena
merupakan dasar dari pembagian wewenang dan tugas dari setiap bagiannya.
Dengan adanya struktur perusahaan ini diharapakan lebih mempermudah karyawan
dalam pembagian tugas dan kerja menjadi lebih sistematis dan dinamis.
99ers Radio 100 FM (99ers radio 100 FM) Bandung memiliki susunan
jabatan sebagai berikut :
Gambar 4.2 Struktur Umum Organisasi Stasiun Radio
Sumber: romeltea.com
52
4.1.6 Subjek Penelitian
1) Informan 1
Nama
: Haried Surya Prakasa
Profesi
: Program Director 99ers 100 FM Bandung
Alasan pemilihan informan : Untuk mengetahui program yang dilakukan
oleh pihak 99ers FM.
2) Informan 2
Nama
: Deri Ardiantara
Profesi
: Head of Off Air Division 99ers 100 FM Bandung
Alasan pemilihan informan : Orang yang bertanggung jawab pada acara off
air 99ers FM.
3) Informan 3
Nama
: Abi Ardianda
Profesi
: Head of Creative dan Produser “9coustic”
Alasan pemilihan informan : Sebagai tim kreatif 99ers FM
4) Informan 4
Nama
: Made
Profesi
: Public Relations 99ers 100 FM Bandung
Alasan pemilihan informan : Untuk mengetahui strategy PR yang
dilakukan oleh 99ers FM.
5) Informan 5
Nama
: Vinca Callista
Profesi
: Penyiar dan MC Special Events “9coustic”
Alasan pemilihan informan : Selaku penghubung antara isi acara dengan
audience.
6) Informan 6
Nama
: Dian Hendaryani. S.sos PG Diploma Mgt Comm.MMS
Profesi
: Dosen PR & Event Management di Akademi Sekretaris Don
Bosco
Alasan pemilihan informan : Selaku akademis yang mengerti PR & Event.
4.2.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.2.1 Hasil Penelitian
Transkrip Wawancvara Informan 1
53
Program Director :
a. WHO
1. Bagaimana keadaan persaingan radio saat ini?
Kompetitor itu pasti ada, tetapi kalau kita sudah memiliki tujuan kemana
arahnya, diselaraskan pula kemana arahnya. Kalau program paginya kuat
biasanya keatasnya akan ikut kuat.
2. Program “9coustic” dijalankan oleh siapa saja?
Semua crew Ninetyniners ikut melaksanakan “9coustic”, karena kan
kerja tim, jadi dari tim off air, host, program, music, PR juga hadir, jadi
saling membantu.
3. Ide awal “9coustic” ini dari siapa?
Idenya Abi Ardianda, dia merangkap sebagai produser di acara tersebut.
4. Anda berperan sebagai apa?
Aku di program, bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan acara
tersebut, baik on air maupun off air.
b. WHAT : STRATEGI
1. Menurut anda strategi itu apa?
Strategi itu perencanaan untuk bisa menghasilkan hasil yang maksimal.
2. Apakah ini merupakan strategi PR?
Iya ini salah satu strategi PR yang dijalankan oleh Ninetyniners.
3. Apakah fungsi PR dijalankan oleh PR?
PR di Ninetyniners harus mengetahui detail mulai dari SDM, walaupun
fungsinya tidak bisa menjadi eksekutor, dia teorinya dan PD itu
prakteknya, dan bagaimana membangun hubungan dengan media,
menemani media yang datang.
54
4. PR memiliki peran khusus di “9coustic”?
Mengatur tempat dan menemani media yang datang saat acara.
c. MENENTUKAN GOALS & OBJECTIVE
1. Bagaimana menentukan tujuan acara?
Kita harus tahu visi misi lalu mengaplikasikannya dan lempar jadi sebuah
nilai yang bisa dijual oleh marketing.
2. Apa key message acara ini?
Musik indie, karena musik indie jarang sekali diputar di radio.
3. Apa tujuan acara ini?
Mengenalkan program ini dengan cara kita aplikasikan di off air.
d. FORMULASI KEGIATAN
1. Bagaimana langkah pengambilan keputusan?
Semua di meeting kan dulu, keputusan akhir tersebut mengacu pada
kesepkatan awal, pihak venue, artis, sponsor,
2. Siapa yang memberikan keputusan?
Ada station manager yang bertanggung jawab atas semuanya.
3. Bagaimana langkah / tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatan?
Setiap program yang akan diselenggarakan pasti kita meeting terlebih
dahulu. Mencari situasi-situasu, masukan dari para pendengar melalui
tim-tim terkait, lalu dikumpulkan jadi satu dengan meeting, apa yang
akan diambil, apa yang lagi tren, dan tentunya penuh pertimbangan.
4. Fungsi dan peran PR saat itu apa?
PR harus menguasai dan mengetahui program Ninetyniners, media
handling, dan mempromosikan ke media-media untuk kerja sama, ada
kalanya bekerja sama dengan kampus.
55
e. KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Bagaimana upaya komunikasi yang efektif?
Memberikan secara 2 arah promo di radio, dan campaign di twitter,
bekerja sama dengan media cetak.
2. Bagaimana penyampaian hal tersebut?
Macem-macem ya, tergantung apa yang lagi kita bahas, kadang juga
bikin t-shirt sesuai dengan tema yang akan dibahas.
3. Apa ada hal lain yang dipikirkan sebelum berjalannya acara?
Apapun juga dibutuhkan budget, baik dari internal maupun eksternal dari
sponsor, agar terbangun image atau citra yang melekat pada pendengar.
f. CHANNEL : TAKTIK
1. Media apa yang digunakan?
Twitter dan bekerja sama dengan majalah Rolling Stones beberapa kali.
2. Bagaimana mengundang publik?
Empat belas hari sebelum hari H berupa spot promo dan adlips, twitter
yang berisi tentang informasi acara ini.
g. WHOM
1. Cara menganalisa publik darimana? (contoh : SWOT)
Dari social media, dilihat dari facebook dan twitter. Parameternya dilihat
dari sosial media
2. Apakah menggunakan penelitian eksternal?
Yang kita undang itu band-band yang punya fans loyal, jadi tidak perlu.
3. Acara ini ditujukan untuk siapa?
Acara ini buat umum, siapa saja pendengar ataupun penyuka musik yang
sesuai dengan tema kalau mau datang ya datang saja.
h. EFFECT : EVALUASI
1. Indikator kesuksesan?
56
Ya worth it ga acara ini, memberikan kontribusi yang bagus ga terhadap
brand awarenes, mencapai target pengunjung yang disesuaikan dengan
venue nya. dan target akan lebih sukses.
2. Efek terhadap 99ers?
Ya selain Ninetyniners makin banyak pendengarnya, tapi juga masuk
sebagai billing, pemasukan dari sponsor yang bekerja sama.
3. Efek terhadap citra?
Ninetyniners sebagai radio anak muda yang up to date, segmennya A+
sampai B dari program Ninetyniners lainnya, sesuai dengan visi misinya.
4. Kendala?
Sponsor yang terkadang susah, tanpa sponsor kita ga berani jalan.
5. Citra itu apa?
Citra itu hampir sama kaya daya tarik, pencitraan sesuatu yang harus
dibuat bagus dan berguna.
6. Upaya untuk mendapatkan citra?
Diperoleh saat kita melakukan campaign promo, dengan sebelumnya
dibuat strategi, dengan planning, kemudian mendapatkan sentimen pasar
yang positif. Pencitraan program itu dapat diprediksikan melalui media
sosial misalnya.
Transkrip Wawancara Informan 2
HEAD OF OFF AIR DIVISION RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG
a. WHO
1. Bagaimana keadaan persaingan radio saat ini?
Sekarang era digital persaingan lebih kompetitif dan pilihannya makin
banyak.
2. Program “9coustic” dijalankan oleh siapa saja?
57
Semuanya sih ikut gabung dan punya tugas sendiri-sendiri.
3. Ide awal “9coustic” ini dari siapa?
Dibuat sama abi, banyak program yang dia bikin.
b. WHAT : STRATEGI
1. Apakah ini merupakan strategi PR?
Iya, ini harusnya strategi PR
c. MENENTUKAN GOALS & OBJECTIVE
2. Bagaimana menentukan tujuan acara?
Semua harus masuk ke visi misi Ninetyniners dan pengisi acaranya harus
menarik.
3. Apa tujuan acara ini?
Untuk Ninetyniners aja.
d. FORMULASI KEGIATAN
1. Siapa yang memberikan keputusan?
Ada station manager.
2. Fungsi dan peran off air division saat itu apa?
Sebagai project officer yang bertanggung jawab atas acara tersebut, dari
mulai penyewaan tempat, mengundang artis, gimana mengatur tiket.
e. KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Bagaimana upaya komunikasi yang efektif?
Ya kalau ninetyniners kan radio anak muda jadi nuansanya ya harus anak
muda.
2. Apa ada hal lain yang dipikirkan sebelum berjalannya acara?
Ya gimana caranya mengumpulkan penonton aja sih biar seru acaranya.
f. CHANNEL : TAKTIK
1. Media apa yang digunakan?
58
Pake twitter radio dan spot radio aja sih
2. Bagaimana mengundang publik?
Kita umumin di twitter dan si bintang tamu juga mengundang fans nya.
g. WHOM
1. Cara menganalisa publik darimana? (contoh : SWOT)
Kita udah punya tim khusus yang mengatur itu semua
2. Acara ini ditujukan untuk siapa?
Umumnya untuk pendengar ninetyniners aja.
h. EFFECT : EVALUASI
1. Bagaimana mengevaluasi acara ini?
Kita meetiung sehabis acara, nanti ada laporannya masing-masing.
2. Indikator kesuksesan?
Ya antusiasme penontonnya bagus.
3. Efek terhadap 99ers?
Meningkatnya mutu program ninetyniners.
4. Efek terhadap citra?
Variatif sih menurut gue.
5. Kendala?
Paling kendalanya di sponsor kadang.
6. Ada aturan yang tidak boleh dilakukan selama acara?
Tidak ada
7. Acara indoor atau outdoor? Kenapa?
Tergantung tempat
59
8. Citra itu apa?
Citra itu perwujudan secara organik sebuah brand
9. Upaya untuk mendapatkan citra?
Bikin sesuatu hal yang menarik dan berguna bagi orang banyak.
Transkrip Wawancara Informan 3
PRODUSER “9COUSTIC” RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG
a. WHO
1. Bagaimana keadaan persaingan radio saat ini?
Kebetulan ide memang dari gue, tadinya kita berpikir hanya membuat
event tribute, Cuma gue pikir kalau hanya event tribute lalu event, selesai
dan tidak berkesinambungan lagi, terus gue punya ide bagaimana kalau
kita bikin event bulanan dalam bentuk event.
b. WHAT : STRATEGI
2. Apakah ini merupakan strategi PR?
Ini adalah strategi PR namun dijalankan oleh tim kreatif. Sebenarnya,
karena saya konseptor dari “9coustic”, jadi tim saya lebih banyak
berperan, Cuma memang sebenarnya ini merupakan kegiatan Public
Relations. Produk radio adalah pendengar, ini adalah salah satu strategi
yang berpengaruh terhadap citra aware ya terhadap musik.
c. MENENTUKAN GOALS & OBJECTIVE
1. Apa tujuan acara ini?
Dari sisi promosinya, setiap bulan kita selalu mendapatkan pendengar
baru.
d. FORMULASI KEGIATAN
1. Bagaimana langkah perencanaan?
60
Persiapan event dilakukan setiap satu bulan, Ditahap awal sudah di set up
untuk dua bulan di awal-awal “9coustic” pertama kali. Kita meeting,
kemudian kita adakan lagi brainstorming untuk bulan berikutnya.
2. Siapa yang memberikan keputusan?
Semua kembali ke station manager, tapi ya kalau urusan acara sama kita,
nanti untuk urusan hal yang berkaitan dengan venue dan segala
macemnya bagian off air, nanti urusan keuangan ya marketing tapi semua
akan disetujui oleh station manager.
e. KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Bagaimana upaya komunikasi yang efektif?
Tentunya MC yang yang harus berinteraksi dengan penonton, menjalin
keakraban melalui event ini, sehingga loyalitas pendengar akan ada.
2. Bagaimana penyampaian hal tersebut?
Nah isinya di event tersebut ada performance dari penyanyi dan band
ternama.
f. CHANNEL : TAKTIK
1. Media apa yang digunakan?
Kita menggunakan social media seperti twitter, facebook. Dan beberapa
kali bekerja sama dengan beberapa majalah.
2. Bagaimana mengundang publik?
Kalau setiap acara kita juga usahain media handling dan kerja sama
dengan beberapa media, gue kasih tahu dengan program ini.
g. WHOM
1. Cara menganalisa publik darimana? (contoh : SWOT)
Sebelumnya dilakukan penelitian terlebih dahulu, misalnya mau
ngundang band Noah, saya cek dulu reaksi massa nya di twitter, bagus
atau tidak, kalau bagus ya kita datangkan band Noah.
61
2. Acara ini ditujukan untuk siapa?
Sudah pasti pendengar Ninetyniners, range nya 15-25 tahun.
h. EFFECT : EVALUASI
1. Bagaimana mengevaluasi acara ini?
Pasti kita mengadakan evaluasi tiap bulannya, kita meeting khusus
“9coustic” misalnya, “kok bulan ini kurang ramai ya, baik dari media
yang kita pakai, respon dari sms atau twitter, nanti untuk bulan depannya
harus kita cari lagi apa yang banyak diminati, agar sesuai dengan yang
diharappkan audience.
2. Indikator kesuksesan?
Kita lihat exposure di twitter banyak atau tidak, pas di event yang dateng
ada atau tidak.
3. Efek terhadap 99ers?
Dikenal banyak pendengar baru dan sempat menjadi trending topic di
twitter.
4. Efek terhadap citra?
Dengan adanya event musik ini mereka sudah tahu bahwa ninetyniners
peduli dengan musik dengan image anak muda, karena itukan juga
merupakan visi dan misi nineetyniners, kita gaboleh lari dari segmentasi
tadi.
5. Hambatan apa saja saat mengimplementasikan strategi?
Lebih ke budget.
6. Apa arti citra dan seberapa penting citra tersebut?
Citra itu perwujudan secara organik sebuah brand dibenak audience.
7. Citra apa yang diharapkan oleh radio 99ers?
Melalui acara ini diharapkan dapat mewujudkan image secara jelas
dibenak konsumen.
62
8. Seberapa penting peranan Public Relations dalam strategi “9coustic”?
Sebenarnya PR penting di semua program, karena setiap program itu
akan berkutat dengan programnya sendiri, gue bikin program untuk
orang yang sering dengerin ninetyniners, gimana caranya program ini
punya potensi di luar pendengar ninetyniners untuk meningkatkan
awareness.
9. Strategi PR apa saja yang dilakukan?
Kita selalu berhubungan sama fans-fans yang kita bahas, dari situ kan
akan dapat awareness baru.
10. Berapa rata-rata pengunjung “9coustic”?
Tergantung tempat yang kita pakai, rata-rata sih 200 orang.
11. Bagaimana cara memilih media yang tepat dalam mempertahankan citra?
Tentunya yang sesuai dengan segmen ninetyniners dan karena event ini
tentang musik maka media yang kita pilih juga yang mengulas tentang
musik secara mendalam.
Transkrip Wawancara Informan 4
PUBLIC RELATION RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG
a. WHO
1. Bagaimana keadaan persaingan radio saat ini?
Persaingan radio sih sama aja, tapi gimana caranya kita harus membuat
acara yang berbeda dan menarik daripada yang lain.
2. Program “9coustic” dijalankan oleh siapa saja?
Semua divisi ikut turun tangan.
3. Ide awal “9coustic” ini dari siapa?
Abi Ardiantara, kalau masalah tema kita ganti perbulannya.
b. WHAT : STRATEGI
1. Menurut anda strategi itu apa?
63
Strategi itu gimana kita tau marketnya seperti apa, taktinya apa dan
gimana. Ninetyniners sendiri marketnya udah tau anak muda umur 1525tahun, smart, and enerjik.
2. Apakah ini merupakan strategi PR?
Iya, karena waktu itu kan kita ingin nge blast twitter, kita pingin banget
followers twitter meningkat bukan karena ngumpulin fans, tapi juga
karna ingin informasi perusahaan ini bisa sampai ke masyarakat gimana
caranya, agar punya tanggapan Ninetyniners itu gimana.
3. Mengapa menggunakan bentuk event?
Karena tahun 2012 itu lagi banyak banget konser dan kita ingin
mengadakan juga untuk masyarakat luas dan menghibur mereka.
c. MENENTUKAN GOALS & OBJECTIVE
1. Apa tujuan acara ini?
Ingin ada kedekatan antara media dan market yang kita punya.
d. FORMULASI KEGIATAN
2. Bagaimana langkah / tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatan?
Rembukan sih satu sama lain, karena di perusahaan pasti kerjasama
marketing koordinator, account executive kita tanya dulu sama mereka
ada kemungkinan sponsor tidak, kita kan media, budget kecil, jadi kita ga
mungkin ngelaksanain program tapi budgetnya 100% dari kita. Jadi
semua tim meetin dulu apakah event ini beneficial, kita juga nanya dulu
sama orang-orang yang datang ke ninetyniners langsung, kira-kira acara
ini bakal rame atau tidak, pada suka atau tidak.
3. Fungsi dan peran PR saat itu apa?
Untuk deketin audience, ngasih sticker ninetyniners, mereka dapatkan
secara gratis, jadi mereka akan senang, lebih ke pendekatan kepada
audience dan kerja sama dengan media partner.
64
e. KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Bagaimana upaya komunikasi yang efektif?
Kita selalu berupaya konsisten dengan apa yang kita sampaikan, bisa
menarik perhatian audience.
2. Apa ada hal lain yang dipikirkan sebelum berjalannya acara?
Ya sebelumnya harus deketin dulu fans-fans dari bintang tamu yang akan
kita tampilkan, kita tanya bagaiman cara mengundang mereka melalui
ketua fansbasenya.
f. CHANNEL : TAKTIK
1. Media apa yang digunakan?
Kerja sama dengan media lain, seperti majalah HAI dan Rolling Stone,
kebanyakan barter, tapi dilain itu ada adlips, direct selling, media online.
2. Bagaimana mengundang publik? Bagaimana kerjasama tim? Berapa hari
sebelum?
Fleksibel, kita kan punya banyak program, apabila station manager
bilang ada event ya kita bikin event.
g. WHOM
1. Cara menganalisa publik darimana? (contoh : SWOT)
Kita punya banyak cara, salah satunya dengan menggunakan consultant
company untuk melihat skala pendengar.
2. Apakah menggunakan penelitian eksternal?
Waktu itu kita pakai online sih, twitter.
3. Acara ini ditujukan untuk siapa?
Boleh untuk siapa saja.
h. EFFECT : EVALUASI
1. Bagaimana mengevaluasi acara ini?
65
Dilakukan setelah acara, membahas apa saja yang harus diperbaiki ke
depannya.
2. Indikator kesuksesan?
Seberapa banyak pendengaryang datang dan kalau finasial ga terlalu
really matters.
3. Efek terhadap 99ers?
Besar banget ya, pasarnya juga semakin besar.
4. Efek terhadap citra?
Kalau secara general sih ga berubah ya karena dengan adanya acara ini
tetap radio yang mass, banyak suka. Soalnya banyak programnya, dan
ninetyniners peduli dengan musik.
5. Kendala?
Gimana caranya dapat budget yang sesuai dari sponsor biar bisa attract
lebih banyak pengunjung.
6. Citra itu apa?
Gimana seseorang menjalankan peran di lingkungannya. Ninetyniners
bagaimana akhirnya mereka punya peran sehingga orang akan melihat
ninetyniners sebagai radio apa sih, image ga harus visual tapi orang akan
mengingat kita atas peran kita.
7. Bagaiamana cara mendapatkan image tersebut?
Ya gimana akhirnya benar-benar bisa ngumpulin semua masyarakat di
dalam satu tempat yang sudah dipersiapkan oleh ninetyniners, terus
semua market ninetyniners datang. Muncullah di ingatan orang tersebut,
oh ninetyniners itu gini ya.
Transkrip Wawancara Informan 5
66
PENYIAR RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG DAN HOST “9COUSTIC”
a. WHO
1. Bagaimana keadaan persaingan radio saat ini?
Ya cukup bersaing apalagi banyak radio baru yang punya segmen yang
bagus.
b. WHAT : STRATEGI
1. Apakah ini merupakan strategi PR?
Iya ini termasuk kegiatan PR.
2. Apakah fungsi PR dijalankan oleh PR?
Iya PR handle media massa dan undangan.
c. MENENTUKAN GOALS & OBJECTIVE
1. Apa tujuan acara ini?
Tujuannya udah pasti menghibur.
d. FORMULASI KEGIATAN
1. Siapa yang memberikan keputusan?
Semua ada pada station manager.
e. KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Bagaimana upaya komunikasi yang efektif?
Komunikasi dua arah, saling mengerti maksud satu sama lain
2. Bagaimana penyampaian hal tersebut?
Dengan cara mengenal karakter partner kerja
f. CHANNEL : TAKTIK
1. Media apa yang digunakan?
Social media
2. Bagaimana mengundang publik?
Menyebarkan dan memanjang f-lyers
g. WHOM
1. Acara ini ditujukan untuk siapa?
67
Untuk pendengar setia Ninetyniners
h. EFFECT : EVALUASI
1. Bagaimana mengevaluasi acara ini?
Gue ga ikutan
2. Citra itu apa?
Jati diri
3. Upaya untuk mendapatkan citra?
Down to earth dan mencerdaskan para pendengarnya.
4. Ceritakan mengenai radio 99ers?
Ninetyniners termasuk radio anak muda yang berhasil mempertahankan
predikatnya sebagai radio anak muda nomor satu di Bandung.
5. Apakah ada feedback atau tidak dari audience?
Kebanyakan dari on air, tapi kalo off air jadi bisa lebih deket aja sama
pendengar yang datang.
Transkrip Wawancara Informan 6
“Dian Hendaryani. S.sos PG Diploma Mgt Comm.MMS
1. Apakah anda pendengar radio 99ers 100.00 FM Bandung?
Karena saya tinggal di Jakarta, saya tidak mendengarkan 99ers. Tetapi saya
tau adanya radio tersebut dan kegiatan event-event Radio 99ers.
2. Tahu mengenai kegiatan Special Event 99ers “9 Coustic” darimana?
Kebetulan waktu itu saya sedang liburan bersama keluarga saya, lalu melihat
event tersebut.
3. Bagaimana menurut kamu tentang event “9coustic” ini?
Bagus banget, acaranya beda dari yang lain.
4. Bagaimana pandangan kamu terhadap image 99ers?
Ninetyniners bagus, bisa ngasih warna baru di dunia radio.
5. Bagaimana menurut anda tentang audience yang datang ke acara tersebut?
Respon penontonnya bagus, karena pengisi acaranya juga bagus-bagus.
68
6. Menurut anda apakah special event “9 Coustic” sudah mengikuti konsep
event yang benar ?
Menurut saya sudah, karena berjalan sesuai dengan target mereka dan
antusias audience sangat besar.
7. Apa harapan anda dengan adanya event seperti “9coustic”?
Ya dibikin festival kali ya, dibikin lebih meriah lagi, undang band dari luar
kota juga seru tuh.
Untuk meneliti kegiatan yang telah berlangsung ini, peneliti melakukan
wawancara dengan enam orang informan internal dan satu informan eksternal dari
pengisi acara. Informan internal dari Radio 99ers adalah Haried Surya Prakasa
selaku Program Director, Abi Ardianda selaku Head of Creative dan Producer, Deri
Ardiantara selaku Head of Off Air Division, Made selaku Public Relation, Vinca
Callista dan Doddy 3D selaku Penyiar dan pembawa acara “9coustic”.
Sebelumnya peneliti menganalisa terlebih dahulu kepada infroman bahwa
kegiatan atau program Special Event ini merupakan strategi Public Relation yang
dijalankan oleh Perusahaan Radio yang bernama 99ers FM, seperti yang diutarakan
oleh Program Director 99ers, Haried Surya Prakasa yang menyatakan bahwa ini
adalah salah satu strategi Public Relation yang dijalankan oleh 99ers.
Hal ini juga diakui oleh Public Relations 99ers FM saat itu, Made, bahwa hal
ini adalah strategi Public Relations :
“Sebenarnya strategi Public Relation, karena waktu itu kan kita lagi
pingin nge blast Twitter, kita pingin banget followers Twitter
meningkat, bukan karena cuma ngumpulin fans, tapi juga karena kita
pingin informasi perusahaan ini bisa sampai ke masyarakat gimana
caranya. Agar punya tanggapan 99ers itu gimana”
Hal ini didukung oleh Deri Ardiantara, Head of Creative 99ers FM dalam
pernyataannya :
“Ini adalah strategi Public Relations namun dijalankan oleh tim
kreatifnya 99ers. Sebenarnya, karena saya merupakan konseptor dari
“9coustic”, jadi tim saya lebih banyak berperan, Cuma memang
sebenarnya ini merupakan kegiatan Public Relations. Promo radio
produk radio itu pendengar, salah satu strategi yang pengaruh
terhadap citra, aware ya terhadap musik yang cukup segmented”
69
Dari penjabaran para informan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
Special Event “9coustic” Off Air ini adalah sebuah strategi Public Relations yang
dijalankan oleh 99ers FM dan terdapat tujuan atau objektif di dalam pembuatan
strategi tersebut, salah satunya adalah Citra.
Citra itu sendiri menurut Abi Ardianda selaku Head of Creative sekaligus
Producer “9coustic” adalah “Citra itu perwujudan secara organik sebuah brand
dibenak audience”
Off Air Division 99ers FM juga menyatakan bahwa citra adalah jati diri.
Kemudian hal tersebut diakui oleh Public Relations 99ers FM, Made, bahwa :
“Image itu peran, gimana seseorang menjalankan peran di
lingkungannya, 99ers bagaimana akhirnya mereka punya peran
sehingga orang akan melihat 99ers sebagai radio apa sih, image gak
harus visual tapi orang akan mengingat kita atas peran kita”
Hal ini juga didukung oleh pernyataan Program Director 99ers FM, Haried
Surya Prakasa bahwa “Citra itu hampir sama kaya daya tarik, pencitraan sesuatu
yang harus dibuat bagus dan berguna”.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa citra
menurut para informan merupakan sebuah gambaran, peranan, dan daya darik dari
sebuah perusahaan atau kegiatan yang dilakukan sehingga hal tersebut tertanam di
dalam benak publik mereka. Dalam memperoleh citra yang diharapkan ataupun
diinginkan oleh perusahaan, khususnya 99ers FM, diperlukan serangkaian
perencanaan yang didalamnya tertuang strategi yang terorganisir dan terencana. Hal
tersebut seperti yang disampaikan oleh Program Director 99ers FM, Haried Surya
Prakasa :
“Diperoleh saat kita melakuakan campaign promo, dentegigan
sebelumnya dibuat strategi, dengan planning, kemudian mendapatkan
sentimen pasar yang positif, sehingga kita lontarkan kepada publik,
pencitraan program itu dapat diprediksikan. Dari penggunaan Social
Media, dan harus diselaraskan nanti, dengan Eventsnya di hari H nya
harus bagus”.
Public Relations 99ers FM saat itu, Made, juga mendukung pernyataan
tersebut :
“Ya gimana akhirnya bener-bener bisa ngumpulin semua masyarakat
di dalam suatu tempat yang sudah dipersiapkan oleh 99ers, terus
semua market 99ers datang. Munculah diingatan orang tersebut, Oh
99ers itu gini ya”.
70
Deri Ardiantara, Head of Off Air Division menambahkan :
“Berkenaan dengan materi siaran yang dapat mengedukasi dan
mencerdaskan para pendengarnya, dan juga hal tersebut bisa didapat
melalui sikap dan perilaku karyawan yang selalu melayani dan down
to earth”.
Sesuai dengan pernyataan para informan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa dalam menciptakan sebuah citra harus didukung dengan program yang telah
dipersiapkan matang oleh perusahaan bagi publiknya, dan dari kegiatan itulah
dilakukan serangkaian aktivitas yang dapat menyuguhkan pesan yang diharapkan
menciptakan suatu gambaran yang sesuai dengan keinginan perusahaan tersebut.
4.2.2 Pembahasan
Program “ 9coustic” merupakan strategi PR yang dilaksanakan oleh semua
crew Ninetyners dari tim off air, program, music, PR yang bekerja dalam satu tim.
Ide awal program ini dari Abi Ardianda yang sekaligus sebagai produser acara
tersebut. PR harus mengetahui secara detail mulai dari SDM sampai membangun
relasi dengan media.
Untuk menentukan
tujuannya kita harus mengetahui visi dan misi lalu
mengaplikasikannya sehingga mampu mewujudkan nilai
yang bisa dijual oleh
marketing. Adapun tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan terlebih
dulu diawali dengan meeting untuk mencermati situasi, meminta masukan dari
pendengar melalui tim terkait, menganalisis masukan, mencermati trending topic
yang sedang berkembang dan pengambilan keputusan.
PR berperan mengetahui program Ninetyniners, media handling, dan
mempromosikan ke media-media untuk kerja sama, ada kalanya bekerja sama
dengan kampus.
Upaya komunikasi yang efektif dilakukan dengan dua arah, promo di radio
dan campaign di twitter, bekerja sama dengan media cetak. Penyampaian informasi
tersebut ditempuh dengan macam-macam cara tergantung apa yang akan kita
sampaikan, kadang kita membuat t-shirt sesuai dengan tema yang akan dibahas.
Untuk channel TakTik digunakan media twitter bekerja sama dengan
majalah Rolling Stones, dilaksanakan empat belas hari sebelum hari H berupa spot
promo dan adlips, twitter yang berisi informasi acara tersebut.
71
Sasaran acara ini untuk umum, siapapun pendengar atau penyuka musik yang cocok
dengan tema bisa datang, dalam acara tersebut diundang band-band yang punya
fans loyal.
Indikator keberhasilan acara ini bisa dilihat kontribusinya terhadap brand
awarenes dan target pengunjung yang disesuaikan dengan veneunya.
Citra perusahaan dapat dicapai saat kita melakukan campaign promo, dengan
planning yang baik dan strategi yang tepat kita akan mendapatlan sentimen pasar
yang positif.
Pada era digital ini persaingan yang terjadi lebih kompetitif dan pilihan yang
ditawarkan juga semakin banyak dan bervariasi. Jika kita ingin memenangkan
persaingan itu kita harus membuat terobosan-terobosan baru agar dapat merebut
kepercayaan pelanggan dan tentu memenangkan persaingan tersebut.
Strategi yang kita lakukan, kita harus kembali ke visi misi Ninetyniners dan pengisi
acaranya juga harus menarik, sehingga kita mampu menarik penonton sebanyakbanyaknya. Suksesnya acara ini akan berdampak pada meningkatnya
kualitas
program nyntynners serta variatifnya program yang sudah barang tentu akan
semakin meningkatnys citra radio tersebut yang mewujudkan
Menurut Pruduser “9COUSTIC” RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG
adalah acara yang kita kemas untuk memenangkan persaingan radio di
kota
Bandung. Semula kita berfikir untuk membuat event tribute, namun kalau acara
selesai tidak ada kelanjutannya, lalu kita merancang event bulanan.
Event ini merupakan salah satu strategi PR yang dilaksanakan oleh Tim Kreatif yang
akan berpengaruh pada citra aware terhadap musik.. Tujuan dari kegiatan ini kita
akan mendapatkan pendengar baru setiap bulannya.
Persiapan event ini dilakukan setiap awal bulan dalam meeting dengan cara
brainstorming, kemudian diputuskan oleh station manager. Sementara untuk acara
menjadi tanggungjawab produser, venue dan segala sesuatu yang berkaitan menjadi
tanggung jawab bagian off air dan urusan keuangan menjadi tanggung jawab
finance.
Komunikasi yang efektif menjadi tanggungjawab MC yang berinteraksi
langsung dengan penonton yang hadir dalam event ini sehingga loyalitas pendengar
terpelihara dengan baik. Dalam event tersebut ada performance dari penyanyi dan
band ternama.
72
Seluruh kegiatan event ini kita evaluasi setiap bulannya, kita buat meeting
secara khusus “9coustic”, misalnya :
•
Event bulan ini koq kurang ramai ya ?, baik dari media yang kita pakai,
respon melalui sms maupun twitter.
Hal ini kita jadikan masukan untuk menentukan event bulan berikutnya,
kita cari trend yang diminati oleh audience..
Efeknya event ini bagi 99ers ? semakin dikenal oleh pendengar baru dan sempat
menjadi trending topic.
Dengan adanya event musik seperti ini mereka tahu bahwa ninetyners peduli
musik dengan image anak muda, ini sejalan dengan visi dan misi ninetyners yang
menjadi segmentasi kita. Sehingga di benak konsumen tertanam image yang baik
tentang event kita. Untuk mempertahankan image kita pilih media yang mengulas
tentang musik secara mendalam karena event ini adalah event tentang musik.
4.2.3 WHO
Untuk mengetahui 99ers FM secara mendalam, peneliti telah melakukan
wawancara dengan informan yang ikut dalam pelaksanaan kegiatan Special Events
“9coustic” tersebut. Dalam analisa WHO ini peneliti mendapatkan hasil mengenai
kondisi atau situasi yang dihadapi oleh 99ers FM, yang dapat peneliti kaitkan pula
dengan strategi perencanaan Ronald. D. Smith di dalam fase pertamanya yaitu dalam
menganalisa situasi yang ada di dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam upaya
mengenal lebih lanjut mengenai kondisi 99ers FM dan persaingan bisnis di dalam
dunia Radio.
Hal tersebut dapat dilihat seperti yang dijabarkan oleh Haried Surya Prakasa
mengenai keadaan persaingan perusahaan radio dan 99ers FM, yaitu :
“Kalau dilihat segmentasi Mustang 15-25, ada kompetitor yang memiliki
segmentasi yang sama pada usia. Kita tidak takut dengan kompetitor tapi tetap
berjaga-jaga, hasil survey AC Nielsen juga menunjukan 99ers nomor satu selama
enam tahun berturut-turut secara jumlah pendengar. Kalau kita sudah memiliki
tujuan kemana arahnya, diselaraskan pula kemana arahnya, kalau program paginya
kuat biasanya ke atasnya ikut kuat”.
Sesuai dengan pernyataan para informan, maka dapat disimpulkan bahwa
pengenalan terhadap analisis situasi radio saat ini mengenal kondisi persaingan radio
bisa dikatakan kompetitif. Persaingan yang ketat dalam bisnis radio ditambah
73
tumbuhnya media digital yang menyebabkan perkembangan media radio semakin
banyak diminati pesaing bisnis.
99ers sendiri memiliki kompetitor yang berada di dalam segmentasi usia
yang sama. Namun, hal ini tidak menjadi suatu resiko besar bagi 99ers FM dalam
pergerakan bisnis radio. Di sisi lain, 99ers FM tetap mencoba untuk bersikap
waspada terhadap perkembangan bisnis tersebut.
Setelah menganalisa mengenai situasi dan kondisi 99ers FM saat itu,
diperlukan sebuah gerakan ataupun kegiatan yang mampu menciptakan 99ers FM
sebagai radio yang memiliki daya saing yang baik. Hal tersebut akan dikaitkan oleh
peneliti siapa sesungguhnya pembuat ide atau konseptor dibalik kegiatan Special
Event “9coustic” tersebut.
•
Tim Kreatif
Dalam dimulainya perencanaan kegiatan Special Event “9coustic” Off
Air perlu mengetahui konseptor dari kegiatan ini. Kegiatan Special Event
“9coustic” pada awalnya dicetuskan oleh Abi Ardianda, selaku Head of
Creative dan Producer 99ers FM.
Abi Ardianda juga memberikan idenya di dalam beberapa program 99ers
FM dan termasuk Special Event “9coustic” Off Air. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Program Director 99ers FM :
“Tercetus atas ide Abi Ardianda, dia merangkap sebagai Producer acara
tersebut. Tim siapapun yang memiliki ide dan gagasan itu lalu ditawarkan,
kemudian kita kembangkan, dan kita matangkan. Off Air nya sendiri kita
minta tolong dari tim Off Air dan marketing untuk mencari sponsorship”.
Hal ini,didukung oleh Head of Off Air Division 99ers FM, Deri
Ardiantara bahwa Abi Ardianda juga telah berkontribusi memberikan ide-ide
lain di dalam program 99ers FM, seperti berikut ini :
“Kebetulan acara ini dibuat oleh Abi Ardianda, memang dia kreatifnya
99ers saat itu, banyak sih program yang dia ciptakan untuk 99ers FM”.
Pernyataan tersebut juga diakui oleh Made, Public Relations 99ers
saat itu bahwa konseptor dari acara tersebut adalah Abi Ardianda sih, kan dia
produsernya juga”.
Vinca Callista, Penyiar 99ers FM yang juga merupakan pembawa
acara “9coustic”, juga mendukung hal tersebut.
74
“Abi Ardianda, jadi kebetulan program awal “9coustic” itu pertama
kali datang dari creativenya 99ers FM, idenya simple sih awalnya dia mau
bikin satu band yang cukup mewakili atau bisa dibilang cukup memberikan
inspirasi buat orang-orang dan buat fans band tersebut”.
Dinyatakan oleh Head of Creative 99ers FM itu sendiri, Abi
Ardianda, bagaimana terciptanya kegiatan program Special Event “9coustic”
tersebut.
“Kebetulan ide memang dari gue. Tadinya kita berpikir untuk hanya
membuat Event Tribute, tapi ternyata kalau setiap event nya disajikan
dengan tema yang selalu berbeda-beda dan itu lebih menarik”.
Dari penyataan-pernyataan di atas, disimpulkan bahwa kegiatan
Special
Event
“9coustic”
merupakan
sebuah
kegiatan
yang telah
direncanakan oleh Head of Creative 99ers FM, yaitu Abi Ardianda.
Dari pernyataan hasil wawancara yang didapatkan oleh peneliti
didapatkan juga dalam pelaksanaan kegiatan “9coustic” dilaksanakan oleh
seluruh anggota tim ataupun crew 99ers FM, seperti yang dikatakan oleh
Haried Surya Prakasa, Program Director 99ers FM.
“Semua crew 99ers akan ikut melaksanakan aktivasi lapangan, karena
kan disini semua kerja tim ya, jadi dari tim off air, Host, program, musik,
Public Relations juga hadir, karena semua kerja dalam teamwork ya, semua
saling membantu”.
Dari pernyataan di atas, didapatkan bahwa kegiatan Special Event
“9coustic” ini dilakukan secara bersama-sama oleh para staff radio 99ers
FM. Keterlibatan antara divisi yang solid tentunya menjadikan hal ini
sebagai bagian dari aktivasi lapangan. Dalam hal tersebut dikerjakan dalam
bentuk teamwork yang saling membantu satu sama lain.
4.3
Temuan Hasil Penelitian
Temuan dalam hasil penelitian ini adalah kegiatan Strategi Public Relations
yang dilakukan secara berttahap sehingga langkah-langkah yang dijalankan dapat
dilakukan secara terorganisir. Didalam perjalanan awal tahapan tersebut terdapat
rancangan kegiatan yang diawali dengan rapat atau meeting, dari situlah didapatkan
strategi dan taktik dalam pelaksanaan kegiatan. Di dalam meeting ini didiskusikan
berbagai hal tentang event yang akan dibuat, seperti jenis event yang akan dipilih,
75
efektivitas event, faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar event yang dipilih dapat
berhasil dengan baik, launching event, maupun pelaksanaan event tersebut
Dalam hal ini penggunaan media yang diharapkan dapat menyalurkan pesan
secara efektif adalah lewat media Online dan Spot Promo Radio yang menjadi media
utama dalam penyampaian pesan. Dari hal ini, 99ers FM menggunakan Twitter
sebagai media online yang terlihat juga meningkat dibulan sebelumnya. Dalam
kegiatan Special Event banyak para pendengar yang datang untuk menyaksikan
kegiatan tersebut dari para penggemar band tersebut.
Pada akhirnya, dalam mempertahankan atau lebih meningkatkan citra Radio
99ers FM di dalam pengimplementasian strategi Public Relations dan berdasarkan
Brand Awareness dan teori citra terdapat efek yang dihasilkan dalam kegiatan
Special Events “9coustic” ini dapat memberikan jawaban bagi peneliti bahwa 99ers
FM tetap menjaga eksistensinya dan citranya sebagai radio anak muda dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara penulis, dapat disimpulkan bahwa,
1. Ninetyniners termasuk radio anak muda yang berhasil mempertahankan
predikatnya sebagai radio anak muda nomor satu di Bandung.
2. Feedback dari audience kebanyakan melalui on air, tetapi kalau off air
bisa lebih dekat dengan sesama pendengar.
3. Pengisi event umumnya mengenal radio 99ers 100.00 FM Bandung
dari Ninetyninersnya yang disosialisasikan melalui social media twitter.
Menurut mereka Ninetyniners bagus banget, acaranya berbeda dengan
radio yang lain karena pengisi acaranya juga bagus-bagus dan bisa
memberi warna baru di dunia radio.
4. Harapan dari pengisi event “9coustic” agar dibuat festival yang lebih
meriah lagi dengan mengundang band dari luar kota.
76
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, usaha dalam mencapai tujuan
yang diinginkan oleh sebuah perusahaan harus terlebih dahulu dilakukan suatu
perencanaan
dan
penyusunan
strategi
yang
matang
dan
setelah
itu
diimplementasikan oleh perusahaan tersebut melalui kerja tim yang kompeten dan
melakukan evaluasi hasil dari kegiatan tersebut. Dalam hal ini, strategi Public
Relations yang dijalankan oleh 99ers FM adalah Special Events yang dibantu
dengan adanya kerjasama internal meeting, penggunaan media Spot Promo Radio,
Social Media Twitter, dan kerjasama eksternal melalui media partner.
1. Public Relations dalam perusahaan memiliki fungsi yang dapat
membantu terwujudnya tujuan dalam mempertahankan citra perusahaan
yang sudah ada, sehingga tidak menurun. Dengan memanfaatkan media
komunikasi yang ada secara efektif dan efisien. Namun dalam upaya
dari strategi Public Relations ini merupakan konsep dari Tim Kreatif
99ers FM.
Special Event program “9coustic” juga dirasakan cukup mendapatkan
atensi dari banyak pihak karena segmentasinya yang terarah dan banyak
diminati oleh sponsor.
99ers FM
tidak melakukan rangkaian
perencanaan secara bertahap seperti Strategi Perencanaan Public
Relations 9 Steps Ronald D. Smith. Hal ini dikarenakan strategi Public
Relations yang merupakan perencanaan, dimana yang peneliti lakukan
justru pada kegiatan yang telah berlangsung.
2. Sedangkan
hambatan
yang
ditemui
peneliti
dalam
melakukan
pengelolaan Brand Image pada Radio 99ers FM tidak terlalu signifikan.
Adapun asosiasi merek yang ingin dikelola oleh 99ers FM melalui acara
Special Event “9 Coustic” adalah radio anak muda.
Pada akhirnya, dalam mempertahankan atau lebih meningkatkan citra Radio
99ers FM di dalam pengimplementasian strategi Public Relations teori citra terdapat
efek yang dihasilkan dalam kegiatan Special Events “9coustic” ini dapat
77
78
memberikan jawaban bagi peneliti bahwa 99ers FM tetap menjaga eksistensinya dan
citranya sebagai radio anak muda dengan baik.
5.2
Saran
Berdasarkan analisa hasil penelitian, peneliti ingin memberikan beberapa
saran yang diharapkan berguna untuk penelitian selanjutnya dan untuk kemajuan
99ers FM. Saran tersebut terbagi atas saran akademis, praktis, dan saran bagi
masyarakat umum.
5.2.1 Saran Akademis
Berdasarkan hasil analisis terhadap Strategi Public Relations 99ers FM
dalam mempertahankan citranya sebagai radio anak muda, peneliti menambahkan
saran akademis guna membantu pihak-pihak yang berada dalam lingkup akademis
dalam melakukan penelitian selanjutnya, yaitu :
a. Strategi Public Relations 9 Steps atau perencanaan yang dibuat oleh
Ronald Smith ini dapat dikembangkan dan diteliti lebih lanjut.
b. Keefektifan dari Media yang digunakan tidak bisa diukur secara objektif,
dilihat dari indikator keefektifan sebuah media dalam memberikan efek
citra terhadap suatu perusahaan, sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan
mengenai ukuran keefektifan media terhadap suatu kegiatan promosi.
5.2.2 Saran Praktis
Berdasarkan hasil analisis terhadap Strategi Public Relations sebuah radio
dalam mempertahankan citranya, maka peneliti memberikan saran praktis sebagai
berikut :
a. Diharapkan 99ers FM memiliki divisi Public Relations yang kuat,
sehingga fungsi dan peranan Public Relations di dalam perusahaan dapat
berjalan dengan sebagaimana mestinya.
b. Strategi yang dilakukan berdasarkan susunan akan memperjelas tahapan
dalam pelaksanaan sebuah kegiatan Public Relations, sehingga penelitian
ini dapat menjadi masukan bagi pihak 99ers FM khususnya bagi
Program Director ataupun Public Relations 99ers
FM
untuk
meningkatkan kinerjanya dalam pembuatan perencanaan strategi
79
sehingga pengimplementasian dari strategi tersebut dapat berjalan sesuai
dengan tujuan.
c. Internal briefing atau meeting dilakukan secara intensif dan terorganisir
sehingga program ataupun kegiatan lain yang akan diadakan lebih terarah
dan sesuai dengan analisis yang telah dilakukan, dan hal ini akan
memperkuat kesepahaman di dalam internal sehingga citra 99ers FM
dapat lebih dipertahankan
d. Perluasan Media Relations oleh 99ers FM kepada Media lainnya ke
dalam jaringan media elektronik (Televisi), media cetak (Majalah), dan
New Media (Website, Social Media) yang sesuai dengan segmentasi
99ers FM, karena media tersebut akan mendukung promosi kegiatan
yang dilakukan oleh 99ers FM.
e. Penggunaan New Media yang update dan intensif.
5.2.3 Saran Bagi Masyarakat Umum
Setelah penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berdasarkan analisa yang
dilakukan, peneliti ingin memberikan beberapa saran yang diharapkan berguna
untuk penelitian selanjutnya dan untuk kemajuan 99ers FM.
a. Bagi setiap perusahaan agar sungguh memahami dan mengkaji bentuk
strategi Public Relations yang dilakukan
agar dapat memperoleh
pelanggan yang loyalis bagi perusahaan.
b. Perusahaan agar merencanakan dengan matang bentuk kegiatan dan
memprediksi kendala yang mungkin terjadi, sehingga apabila terjadi
kendala dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan dapat dengan mudah
mengalihkan pada rencana yang lain agar tetap dapat mencapai tujuan
perusahaan secara efektif.
80
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arikunto, Suharsimi. 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta,
Rineka Cipta.
Cangara, Hafied. 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada.
Efefendy, Onong Uchjana. 1992, Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Efendi, Onong Uchajana. (2002). Humas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Effendy, Onong, Uchjana. 2003, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung,
Citra Aditya Bakti.
Hafidz, Ibnu Novel. (2007). aiu EO Mengulik Bisnis Event Organizer. Jogjakarta:
Gava Media.
Iriantara, Yosal. 2005, Media Relation. Bandung, Simbiosa Rekatama Media.
Jefkins, Frank. 2003, Public Relations, Jakarta, Erlangga.
Megananda, Yudhi dan Johannes Ariffin Wijaya. (2009). EO 7 Langkah Jitu
Membangun Bisnis Event Organizer. Jakarta: PT.Bhuana Ilmu Populer
Mulyana, Deddy. 2000, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2001, Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2002, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan (R. Wayne Pace dan Don F. Faules), Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 2005, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Ruslan, Rosady. (2006). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi
Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Ruslan, Rosady. 2001, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta,
Rajawali Pers.
Ruslan, Rosady. 2006, Manajemen Public relations dan Media Komunikasi. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Smith, Ronald D. 2005. Strategic Planning for Public Relations - Second Edition.
New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Sugiyono. 2007, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, ALFABETA,cv.
81
82
Wisesa, Silih Agung. 2005. Strategi Public Relation Bagaimana Strategi Public
Relation dari 36 Merek Global dan Lokal Membangun Citra, Mengendalikan
Krisis, dan Merebut Hati Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Yandianto. 2000, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung, M2S.
Yenny Ratna Suminar, Soleh Soemirat, dan Elvinaro Ardianto. 2003, Komunikasi
Organisasional, Jakarta, Universitas Terbuka.
Sumber Lain:
www.sagepub.com
www.garudadikti.com
Download