STRATEGI RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG DALAM MENGELOLA BRAND IMAGE SEBAGAI RADIO ANAK MUDA (STUDI KASUS PADA KEGIATAN SPECIAL EVENT “9COUSTIC”) LAPORAN SKRIPSI Oleh Joshua Prakoso Wibowo 1200955165 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2015 STRATEGI RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG DALAM MENGELOLA BRAND IMAGE SEBAGAI RADIO ANAK MUDA (STUDI KASUS PADA KEGIATAN SPECIAL EVENT “9COUSTIC”) LAPORAN SKRIPSI Oleh Joshua Prakoso Wibowo 1200955165 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2015 ii STRATEGI RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG DALAM MENGELOLA BRAND IMAGE SEBAGAI RADIO ANAK MUDA (STUDI KASUS PADA KEGIATAN SPECIAL EVENT “9COUSTIC”) LAPORAN SKRIPSI Disusun oleh: Joshua Prakoso Wibowo 1200955165 Disetujui oleh: Pembimbing Dr. Dra. Ulani Yunus, M.M D4643 Disetujui oleh: Ketua Jurusan Dr. Dra. Ulani Yunus,M.M. Ketua Jurusan Komunikasi Pemasaran Universitas Bina Nusantara Jakarta 2015 iii iv PERNYATAAN Dengan ini saya Nama : Joshua Prakoso Wibowo NIM : 1200955165 Judul Skripsi : STRATEGI RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG DALAM MENGELOLA BRAND IMAGE SEBAGAI RADIO ANAK MUDA (STUDI KASUS PADA KEGIATAN SPECIAL EVENT “9COUSTIC”) Memberikan kepada Universitas Bina Nusantara hak non-eksklusif untuk menyimpan, memperbanyak dan menyebarluaskan skripsi karya saya, secara keseluruhan, atau hanya sebagian atau hanya ringkasannya saja, dalam bentuk format tercetak dan atau elektronik. Menyatakan bahwa saya, akan mempertahankan hak eksklusif saya, untuk menggunakan seluruh atau sebagian isi skripsi saya, guna pengembangan karya di masa depan, misalnya bentuk artikel, buku, perangkat lunak, ataupun sistem informasi. Jakarta, 10 Juni 2015 Joshua Prakoso Wibowo 1200955165 v UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Skripsi Sarjana Komunikasi Semester Genap Tahun 2014/2015 THE STRATEGY OF ‘99ERS 100.00 FM RADIO BANDUNG’ IN MAINTAINING ITS BRANDING AS THE YOUNGSTER’S RADIO (A CASE STUDY IN A SPECIAL EVENT “9COUSTIC”) Joshua Prakoso Wibowo 1200955165 Abstract Along with the rise of broadcasting media businesses in Indonesia, broadcasting companies should take part in the competition to be the best and the lead of it. Listeners of the ‘radio’ must be the main thing of this business, since amount of the listeners could push the credibility of a radio’s company. A main part that could contribute in the managerial structure of the radio is “Public Relation”. The existence of public relation in Nintyners FM radio is to anticipate the tight of radio business competitions, and there are so many new radios that competed too. Nintyners FM radio realized that It could be a must to maintain its image as the youngster’s radio with a strategy that hold to the radio to advance in this competition. So, the strategy of public relation is really needed here. Finally, in order to maintain and even improve the image of 99ers FM radio, this study implemented the public relation strategy based on Laswell’s communication theory and the image theory. We got a significant effect from the special event that called “9coustic”, and it could give an answer to us that 99ers FM kept the existence and image as the youngster’s radio. This research used “descriptive research method with qualitative approach”, where informants of this research internally were the 99ners FM employers, and performer. The peformants in one of the program was used in order to get a reliable information. Beside that, it’s done to get a clearer explanation of the public relation strategy to keep the radio’s image as the youngster’s radio. Keywords : Strategy, Public Relations, Branding, 9coustic vi UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Skripsi Sarjana Komunikasi Semester Genap Tahun 2014/2015 STRATEGI RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG DALAM MENGELOLA BRAND IMAGE SEBAGAI RADIO ANAK MUDA (STUDI KASUS PADA KEGIATAN SPECIAL EVENT “9COUSTIC”) Joshua Prakoso Wibowo 1200955165 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana radio 99ers FM menerapkan strategi public relation untuk memenangkan persaingan antar radio dan mempertahankan sebagai radio anak muda. Dengan adanya kegiatan Public Relations di radio 99ers FM dan mengantisipasi ketatnya persaingan bisnis di radio, dan banyaknya radio pesaing yang baru. 99ers FM menyadari bahwa dalam memelihara citranya sebagai radio anak muda, diperlukan sebuah strategi yang dapat membuat 99ers tetap bisa maju dan bertahan dari persaingan ini. Maka, dibutuhkan strategi Public Relations. Pada akhirnya, dalam mempertahankan atau lebih meningkatkan citra Radio 99ers FM di dalam pengimplementasian strategi Public Relations dan berdasarkan teori komunikasi Laswell dan teori citra terdapat efek yang dihasilkan dalam kegiatan Special Events “9coustic” ini dapat memberikan jawaban bagi peneliti bahwa 99ers FM tetap menjaga eksistensinya dan citranya sebagai radio anak muda dengan baik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil yang diperoleh sebagai berikut; Special Event program “9coustic” juga dirasakan cukup mendapatkan atensi dari banyak pihak karena segmentasinya yang terarah dan banyak diminati oleh sponsor. 99ers FM. Pada akhirnya, dalam mempertahankan atau lebih meningkatkan citra Radio 99ers FM di dalam pengimplementasian strategi Public Relations dan berdasarkan teori komunikasi antarpribadi dan teori citra terdapat efek yang dihasilkan dalam kegiatan Special Events “9coustic” ini dapat memberikan jawaban bagi peneliti bahwa 99ers FM tetap menjaga eksistensinya dan citranya sebagai radio anak muda dengan baik. Kata Kunci: Strategi, Pucblic Relations, Branding, 9coustic vii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas berkatNya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan skripsi ini. Selama menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 pada Jurusan Komunikasi Pemasaran di Univesitas Bina Nusantara, banyak pihak yang telah membantu penulis secara moril maupun materil, dan secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk iti pada kesempatan ini penulis akan mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM., Rektor Universitas Bina Nusantara. 2. Bapak Dr. Engkos Achmad Kuncoro, SE., MM, Dekan Ekonomi dan Komunikasi Bina Nusantara. 3. Ibu Dr. Ulani Yunus,MM., Ketua Jurusan Komunikasi Pemasaran dan Pembimbing skripsi. 4. Ibu Maria Anggia Widyakusumawati S.Sos, MM., Sekertaris Jurusan Komunikasi Pemasaran. 5. Para dosen-dosen Binus University yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan referensi, serta saran yang berguna bagi penulis. 6. Pihak Radio 99ERS 100.00 FM Bandung yang telah mengijinkan pengambilan data-data sebagai bahan laporan skripsi ini. 7. Ibunda tercinta Sylvia Hudi Rahayu, yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi agar terselesaikannya laporan skripsi ini. 8. Sahabat penulis, Ramdhani Rivay yang telah membantu dan menemani penulis dalam menyelesaikan laporan skripsi ini. 9. Sahabat dekat penulis, Caseylia Mindra yang selalu memberikan motivasi dalam penyeselaian laporan skripsi ini. 10. Teman-teman penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis. Akhir kata, mohon maaf bila tejadi kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Penulis menyadari bahwa laporan ini kurang sempurna, jika tidak adanya campur tangan dan pengarahan dari orang-orang yang telah disebutkan diatas. viii Penulis berharap, semoga hasil skripsi ini dapat diterima serta memberikan gambaran akan pengetahuan yang lebih kepada setiap pembaca yang membacanya. Jakarta, 28 April 2015 Penulis, Joshua Prakoso Wibowo ix DAFTAR ISI Halaman Sampul ....................................................................................................... i Halaman Judul.......................................................................................................... ii Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing................................................................ iii Halaman Pernyataan Dewan Penguji ....................................................................... iv Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Skripsi ................................................... v Abstract .................................................................................................................. vi Abstrak................................................................................................................... vii Kata Pengantar ...................................................................................................... viii Daftar Isi .................................................................................................................. x Daftar Tabel .......................................................................................................... xiii Daftar Gambar ....................................................................................................... xiv Daftar Lampiran ..................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 1.2 Fokus Penelitian ........................................................................................... 4 1.3 Pertanyaan Penelitian.................................................................................... 4 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 4 1.4.1 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4 1.4.2 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4 1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................... 5 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 7 2.1 State of The Art ............................................................................................. 7 2.2 Landasan Konseptual .................................................................................... 8 2.2.1 Definisi Komunikasi ........................................................................... 8 2.2.2 Event ................................................................................................... 9 2.2.3 Spesial Event..................................................................................... 18 2.2.4 Radio ................................................................................................ 19 2.2.4.1 Kelebihan Radio sebagai Media Massa ............................... 21 2.2.5 Komunikasi Pemasaran ..................................................................... 22 2.2.6 Brand ................................................................................................ 24 x 2.2.7 Jenis-Jenis Citra ................................................................................. 29 2.2.8 Brand Image (Citra Merek) ................................................................ 30 2.2.9 Citra .................................................................................................. 32 2.2.10 Peran Citra ....................................................................................... 33 2.2.11 Public Relations ............................................................................... 34 2.2.12 Fungsi Public Relations.................................................................... 37 2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 41 BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................ 43 3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................. 43 3.2 Tipe / Jenis Penelitian ................................................................................. 43 3.3 Metode Penelitian ....................................................................................... 43 3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 44 3.4.1 Data Primer ....................................................................................... 44 3.4.2 Data Sekunder ................................................................................... 45 3.5 Teknik Observasi ........................................................................................ 45 3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................... 45 3.7 Teknik Keabsahan Data .............................................................................. 46 BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................................. 49 4.1. Gambaran Obyek Penelitian ........................................................................ 49 4.1.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................ 49 4.1.2 Visi & Misi........................................................................................ 50 4.1.3 Motto................................................................................................. 50 4.1.4 Logo .................................................................................................. 50 4.1.5 Struktur Organisasi ............................................................................ 51 4.1.6 Subjek Penelitian ............................................................................... 52 4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................................ 52 4.2.1 Hasil Penelitian.................................................................................. 52 4.2.2 Pembahasan ....................................................................................... 70 4.2.3 WHO ................................................................................................. 72 4.3 Temuan Hasil Penelitian ............................................................................. 74 BAB 5 PENUTUP .................................................................................................. 77 5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 77 5.2 Saran........................................................................................................... 78 5.2.1 Saran Akademis ................................................................................. 78 xi 5.2.2 Saran Praktis ..................................................................................... 78 5.2.3 Saran Bagi Masyarakat Umum .......................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 81 LAMPIRAN ........................................................................................................... L1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Formatted: Normal, Line spacing: 1.5 lines, Tab stops: 5.71", Right,Leader: … SURAT KETERANGAN SURVEI xii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 State of The Art .........................................................................................7 Tabel 2.2 Keunggulan dan Keterbatasan media massa............................................. 21 Tabel 2.3 Kegiatan Public Relations ....................................................................... 36 Tabel 2.4 Perencanaan Strategi Ronald D. Smith .................................................... 39 xiii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi ................................................................... 23 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual .......................................................................... 41 Gambar 4.1 Logo 99ers Radio 100 FM Bandung .................................................... 50 Gambar 4.2 Struktur Umum Organisasi Stasiun Radio............................................ 51 xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Transkrip Wawancara Informan 1 ....................................................... L1 Lampiran 2 Transkrip Wawancara Informan 2 ....................................................... L4 Lampiran 3 Transkrip Wawancara Informan 3 ....................................................... L6 Lampiran 4 Transkrip Wawancara Informan 4 ....................................................... L9 Lampiran 5 Transkrip Wawancara Informan 5 ..................................................... L12 Lampiran 6 Transkrip Wawancara Informan 6 ..................................................... L14 Lampiran 7 Dokumentasi Foto ............................................................................. L15 xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan maraknya perkembangan bisnis media penyiaran di Indonesia, perusahaan yang bergerak dibidang media penyiaran tentunya harus berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dan terdepan. Oleh sebab itu, agar tujuannya tercapai, media penyiaran memerlukan usaha yang maksimal dalam mempertahankan loyalitas publiknya dengan berbagai strategi untuk mendorong pemikiran dalam mencari solusi agar perusahaan tersebut dapat bertahan di dalam ketatnya persaingan bisnis. Pendengar Radio menjadi hal yang utama dalam bisnis ini, karena jumlah dari pendengar mampu mendorong kredibilitas dari sebuah perusahaan radio. Seperti riset yang telah dilakukan oleh AC Nielsen menyatakan bahwa jumlah pendengar radio di Bandung paling banyak mendengar dipagi hari, yakni pada pukul 06.00 hingga 10.00, hal itu terjadi karena orang-orang menghabiskan waktu serentak di pagi hari. Namun pada sore hari, kondisi akan menjadi berbeda karena waktu pulang sekolah siswa-siswi, mahasiswa yang kuliah, dan para pekerja kantor berbeda-beda. (Djamilah, 2012) Dalam meminimalisir kendala dalam menjalankan bisnis media penyiaran, khususnya media radio. 99ers FM sebagai salah satu radio di Bandung yang sudah berdiri selama kurang lebih 10 tahun, memiliki serangkaian kegiatan yang dilakukan. Program On Air pun terbagi atas dua, yaitu Program Harian dan Program Spesial. Program Harian adalah program yang bersifat cotinuity atau tetap. Program Spesial adalah sebuah program yang disiarkan di radio dan memiliki treatment yang lebih dari program harian, yang diharapkan menjadi ikon dari sebuah radio. Selain Program yang dijalankan dalam bentuk On Air, Radio 99ers memiliki kegiatan Off Air untuk menunjang penguatan nama mereka dalam memikat hati para pendengarnya, sebuah radio harus menawarkan berbagai ragam promosi, kontes dan Special Events. Hal ini ditujukan dalam rangka membangun stasiun radio tersebut menjadi stasiun radio yang dikenal oleh para pendengarnya, khususnya dalam persaingan bisnis di dalam segmentasi yang sama. (Field, 2004 : 162) Dalam mencari solusi dalam persaingan bisnis media penyiaran radio 99ers FM, khususnya dalam segmentasi yang sama, perlu menganalisa situasi baik faktor 1 2 internal maupun eksternal yang ada di dalam perusahaan. Faktor internal seperti kelemahan dan kekuatan, faktor eksternal seperti peluang dan ancaman. Hal ini bisa didapatkan melalui kesinergian dan kerjasama antar bidang di dalam media penyiaran radio. Format dalam pekerjaan media penyiaran Radio terdiri atas manajemen dibalik proses produksi. Bidang-bidang yang terdapat di dalam struktur manajemen media penyiaran radio diantarannya Public Relations, Marketing, Kreatif, dan Produksi. Salah satu bagian yang berkontribusi penting di dalam struktur manajemen Radio adalah Public Relations. Public Relations di dalam sebuah manajemen radio memiliki peran dan fungsi yang sama seperti Public Relations di dalam perusahaan profit atau non profit lainnya. Yaitu, sebagai penasihat, fasilitator komunikasi dan pemecahan masalah, teknisi komunikasi yang berpotensi memberikan gagasan dan ide yang efektif dan mempertahankan goodwill dan mutual understanding (kesepahaman). Tentunya dalam mempersiapkan segala yang diperlukan Perusahaan Radio dalam membentuk citranya, divisi Public Relations memiliki strategi-strategi dalam menjalankan kegiatannya. Strategi yang ada di bidang Public Relations pada umumnya terbagi menjadi dua, yaitu Proaktif dan Reaktif, dimana contoh dari strategi Proaktif yaitu Aksi dan Komunikasi. Kegiatan Aksi dalam Strategi Public Relations Proaktif contohnya adalah Special Events. Smith (2005 : 86) menyatakan bahwa Special Events merupakan cara lain yang sangat berguna dalam meningkatkan partisipasi khalayak, yang disebut staged activities (disebut juga pseudo-event). Kegiatan ini dikembangkan oleh organisasi atau perusahaan dalam menyediakan kesempatan untuk menaikkan atensi dan penerimaan (acceptance) dari key Public. Dalam menggerakan pastisipasi publik, seorang Public Relations di dalam media radio sendiri memiliki peranan dimana ia harus memiliki kemampuan dalam melakukan serangkaian kegiatan seperti menjalin kerjasama dan berhubungan baik dengan publik serta menciptakan kesadaran dan memelihara kesadaran publiknya, baik internal maupun eksternal. Publik Internal dalam Radio misalnya karyawan dari jajaran top executive sampai office boy, kemudian publik eksternal seperti klien, sekolah-sekolah, label musik, perusahaan yang menginginkan produknya diiklankan di radio, media massa lain seperti majalah, radio, social media, dan yang terakhir adalah komunitas. 3 99ers FM merupakan salah satu contoh stasiun Radio di Indonesia, khususnya Bandung yang memiliki Strategi Peblic Relations yang dilaksanakan dengan menjalin kerjasama dengan komunitas. Strategi Public Relations ini dilakukan sehingga program-program yang suguhkan juga dituangkan tidak hanya dalam On Air tetapi juga kegiatan on ground, atau sering disebut dengan “Off Air”. Salah satu kegiatan strategi Public Relations yang menarik dilakukan oleh 99ers FM adalah “9coustic” Off Air, acara musik yang digelar setiap satu bulan sekali dengan tema acara yang selalu berbeda-beda dan targetnya adalah untuk anak muda. Program Special Events “9coustic” dilaksanakan dalam rangka mengajak anak muda pendengar 99ers FM, seperti komunitas atau umum hadir di dalam event tersebut. Tentunya pengaturan strategi Public Relations dalam mencari khalayak Special Events “9coustic” didasarkan pada positioning 99ers FM yaitu sebagai “Radio Anak Muda Nomor Satu di Bandung”. Selain itu, 99ers FM juga melibatkan khalayak mereka yang tersegmentasi pada kalangan anak muda yang duduk dibangku sekolah, perkuliahan dan bekerja, yaitu mereka yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan usia 15-25 tahun yang tentunya menyukai musik baik individu maupun kelompok atau komunitas. Komunitas terbagi atas dua, yaitu Internal dan Eksternal. Internal seperti karyawan 99ers FM itu sendiri dan eksternal seperti komunitas musik, artis atau penyanyi dan sponsor. Komunitas yang diundang yaitu mereka yang menyukai musik sesuai dengan tema “9coustic” disetiap bulannya dengan pembawa acara yaitu seluruh penyiar 99ers FM. Tema disetiap bulannya dipilih berdasarkan keputusan seorang produser dan dilakukan polling lewat social media Twitter dan pemain band yang bertujuan dalam menjalin ikatan dengan komunitas-komunitas musik dan siapapun pendengar 99ers FM. Dengan adanya kegiatan Public Relations di radio 99ers FM dan mengantisipasi ketatnya persaingan bisnis di radio, dan banyaknya radio pesaing yang baru. 99ers FM menyadari bahwa dalam memelihara citranya sebagai radio anak muda, diperlukan sebuah strategi yang dapat membuat 99ers tetap bisa maju dan bertahan dari persaingan ini. Maka, dibutuhkan strategi Public Relations. 4 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas secara mendalam yang tertuang dalam fokus penelitian “Bagaimana pelaksanaan strategi Public Relations yang dilakukan Radio 99ers FM dalam mempertahankan citranya sebagai radio anak muda dalam program Special Event “9coustic?” 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana pelaksanaan strategi Public Relations 99ers FM untuk mempertahankan citra sebagai radio anak muda dalam program Special Event “9coustic?” 2. Apa saja hambatan Public Relation 99ers FM dalam mempertahankan citra sebagai radio anak muda dalam program Special Event “9coustic?” 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk memahami dan mengkaji bentuk strategi Public Relations yang dilakukan 99ers FM dalam Special Event “9coustic” 2. Mengetahui bentuk perencanaan dan kendala yang terjadi di dalam kegiatan Special Event “9coustic” 1.4.2 Manfaat Penelitian Manfaat Akademis 1. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi suatu gambaran yang jelas tentang pentingnya strategi Public Relations dalam mempertahankan citra perusahaannya melalui event yang dilaksanakan 2. Untuk melihat penerapan teori yang didapat selama mengenyam bangku perkuliahan dengan implementasinya secara langsung melalui penelitian lapangan, khususnya untuk Public Relations and Branding. Manfaat Praktis 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi 99ers FM untuk mengembangkan program Off Air nya dalam rangka menjalankan strategi Public Relations. 5 2. Memberikan ide dan masukan yang bermanfaat bagi manajemen 99ers FM yang ditujukan agar memahami pentingnya strategi Public Relations yang dapat diterapkan di dalam sebuah organisasi khususnya media Masyarakat / Umum 1. Sebagai gambaran dalam menciptakan strategi Public Relation dalam sebuah event Off Air di radio 2. Untuk mengetahui ide strategi Public Relations dalam mempertahankan branding sebuah stasiun radio untuk tetap menjadi yang terbaik. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan skripsi ini akan diuraikan secara singkat dan sistematis. Isi dari setiap bab penulisan ini terdiri dari lima bab dan menguraikan masalah secara berurutan. Adapun pembagian dari setiap bab dapat diuraikan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah yang mendasari penulis dalam memilih topik dan berisi sistematika penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, dengan adanya kegiatan Public Relations dan adanya persaingan yang ketat dalam dunia bisnis radio, maka radio 99ers FM harus membuat strategi untuk mempertahankan branding sebagai radio anak muda melalui kegiatan special event “9coustic”. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini dikemukakan konsep yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu teori utama dimana tertuang dalam teori komunikasi antarpribadi dan konsep khusus yaitu konsep citra. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini, penulis menjelaskan metode-metode yang digunakan dalam keseluruhan proses penelitian yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data primer dan sekunder dengan wawancara 6 secara mendalam, adapun teknik analisis data dan teknik keabsahan data. BAB IV : HASIL PENELITIAN Bab ini merupakan bagian utama dan ini dalam penelitian. Disebut sebagai bagian utama karena di dalam bab ini akan dibahas secara menyeluruh mengenai pelaksanaan strategi Public Relations di 99ers FM berdasarkan hasil pengumpulan data yang di dalamnya terdapat informasi mengenai sejarah awal berdirinya perusahaan, program yang berjalan, informasi dari data sekunder dan data primer serta pembahasan mengenai masalah yang dibahas dan dianalisis. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian yang diperoleh serta saran-saran yang dapat diberikan penulis mengenai penelitian yang dilakukan. BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 State of The Art Sebagai pijakan penelitian, maka direvisi penelitian sebelumnya: Tabel 2.1 State of The Art Nama Peneliti 1 Adhikara, C. T. & Brand Revitalization: Citra merek Manfaat bagi Nurparamesti, S. Penciptaan Brand membantu peneliti, yaitu dapat Image Produk Green stakeholder untuk membedakan citra Sands bebas alkohol membedakan antara radio untuk anak melalui marketing merek yang satu muda dibanding communication dengan lainnya dengan radio yang (advertising dan public meskipun merek lain. relations) ; Journal of tersebut berada Economic and dalam satu lingkup Business Binus yang sama. K. (2011) Judul Hasi penelitian Manfaat bagi No. peneliti University 2 Aksoy & Tekin, Event and Brand Kegiatan Peneliti dapat 2011 Image Transfer in sponsorship memperoleh kesan Multiple Fair mempengaruhi citra positif dari radio Sponsorship; African dari merek sponsor. 99ers dilihat dari Journal of Business Citra yang telah sponsor yang Management Vol. 6 dibentuk oleh mendukung event partisipan yang tersebut. Semakin datang akan banyak sponsor yang ditransfer kepada mendukungnya orang lain sehingga berarti sebakin baik citra dari satu orang atau semakin tinggi dapat mempengaruhi citra radio tersebut. beberapa orang. 7 8 No. Nama Peneliti Judul Hasi penelitian Manfaat bagi peneliti Oleh karena itu, pembentukan citra sangat penting bagi xperusahaan maupun produk/jasa yang diimiliki. 3 Bambang Sukma Wijaya, 2012 Dimensi Brand Image Citra merek dan Bagi peneliti citra dalam Komunikasi kredibilitas merek dan kredibiliras Merek; Journal of adalah poin penting radio 99ers akan UltimaComm UMN yang akan sangat menetukan Jakarta menentukan mana pendengar konsumen menjadi loyalis atau loyalis atau pendengar oportunis. oportunis (mudah berpindah ke merk lain) 4 Satendra Thakur Brand Image, Untuk Peneliti memahami Customer Satisfaction memenangkan Radio 99ers yang and loyalty kepuasan dan berfokus pada anak Intention : A Study in loyalitas pelanggan muda, membuat the Context of harus fokus kepada radio tersebut sangat Cosmetic Product Citra merek. diminati oleh Among the People of audience muda. Central India. 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Definisi Komunikasi Sering dikatakan bahwa mausia tidak bisa hidup apabila tidak melakukan komunikasi dengan manusia lain, terutama di lingkungan sekitar, dimana ia selalu berinteraksi dengan orang lain. Bagaimanapun juga komunikasi sudah menjadi kebutuhan manuasia, komunikasi tidak mungkin 9 dipisahkan dari keseharian dan aktivitas manusia. Meskipun makna dari komunikasi itu sendii sangat esensial tetapi para ahli dalam memaknai komunikasi masih sangat beragam. Charles H. Cooley yang dikutip oleh Djoenasih, (1991:15) mengemukakan konsep komunikasi, menurut definisinya yakni : “ By communication is here mean the mechanic through which human relations eaist develop all the symbol through space and preserving them in time”. Artinya, : “ Dengan komunikasi dimaksudkan mekanisme yang mengadakan hubungan antar manusia mengembangkan semua lambang dari pikiran bersama dengan arti yang menyertainya dan melalui keleluasaan yang menyediakan tempat dan waktunya”. Ada juga yang memahami komunikasi dari penciptaan pesan bersama dari sumber kepada penerima. Maksudnya antara penyampai pesan dan penerima pesan sama-sama terlibat dalam penciptaan pesan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleg Departemen Penerangan Republik Indonesia, yaitu proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima atau penciptaan pesan bersama. (Deppen RI 1980, Jakarta : 51.). Penerapan teori akan membuat perencanaan strategi menjadi lebih ilmiah dan tidak berantakan, dan tentunya membantu memastikan efektivitas. Dikarenakan Public Relations merupakan sebuang cabang dari ilmu komunikasi yang berhubungan dengan kemasyarakatan, maka di dalam menjalankan tugasnya, diperlukan pengetahuan mengenai ilmu komunikasi. Dalam hal ini, keterkaitan teori citra dengan strategi Public Relations kepada publik dalam penelitian ini adalah adanya pembentukan opini publik di dalam suatu proses komunikasi yang dijalankan melalui bentuk Special Events, dimana komunikasi yang dijalankan dan efek dari sebuah pesan yang disengaja serta sudah dipersiapkan secara strategis oleh komunikator. 2.2.2 Event 1. Definisi Event Event merupakan suatu kejadian penting atau peristiwa khusus, baik yang terjadi secara internal, lokal maupun nasional dan bahkan berkaitan dengan suatu peristiwa (event) secara internasional (Ruslan, 2006: 233). 10 Getz (1997) mendefinisikan sebagai berikut : “ Event are transient, and every event is a unique blending of is duration, setting, management, and people. Artinya event adalah fana, tidak abadi, dan setiap event merupakan suatu campuran unik dari durasi, pengaturan, pengurus, dan orang-orangnya. Vineet Gera (2012: 19) Sebuah event memiliki beberapa aspek seperti desain, penjualan dan eksekusi. Sudah barangb tentu aktivitasaktivitas tersebut mensyaratkan pengelolaan event dan pemasaran. Langkahlangkah tersebut dikenal dengan 5C dari events, yaitu : 1. Conceptualization 2. Costing 3. Canvassing 4. Customization 5. Carrying-out 2. Event Management Event management dapat didefinisikan sebagai pengorganisasian sebuah kegiatan yang dikelola secara profesional, sistematis, efisien, dan efektif. Kegiatan meliputi konsep (perencanaan) sampai dengan pelaksanaan hingga pengawasan. Dalam event management semua orang harus bekerja keras dengan visi yang sama untuk menghasilkan kegiatan yang sesuai dengan harapan. Sangatlah diperlukan kekompakan pada setiap orang yang terlibat dalam tim. Menurut Goldblatt (Goldblatt, 2013) Event management adalah kegiatan profesional mengumpulkan dan mempertemukan sekelompok orang untuk tujuan perayaan, pendidikan, pemasaran dan reuni, serta bertanggung jawab mengadakan penelitian, membuat desain kegiatan, melakukan perencanaan dan melaksanakan koordinasi serta pengawasan untuk merealisasikan kehadiran sebuah kegiatan. Menyelenggarakan sebuah kegiatan merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipungkiri bagi sebuah perusahaan komersial maupun non komersial, kegiatan-kegiatan tersebut untuk menunjang sebuah kegiatan Public Relations (PR) dalam menciptakan citra positif perusahaan dimata 11 stakeholders. Selain itu kegiatan tersebut tidak dapat dilepaskan dari kegiatan marketing communications dari perusahaan. Pada mulanya, kegiatan perusahaan terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan internal (seperti training, employee gathering, pertemuan, dll) maupun kegiatan external (seperti kegiatan pameran, kegiatan sponsorship, seminar, product launching, dll) secara langsung dilaksanakan oleh PR. Sementara itu di masyarakat, kegiatan-kegiatan semacam itu dilakukan dengan menbentuk kepanitiaan yang ditugaskan untuk melasanakan sebuah acara atau kegiatan. Prinsip dalam membuat kegiatan adalah 5W + 1 H 1. Why : Alasan kegiatan tersebut dibuat 2. What : Apa bentuk kegiatan itu 3. Where : Dimana akan dilaksanakan 4. When : Kapan dan berapa lama kegiatan tersebut dilaksanakan 5. Who : Siapa saja yang akan terlibat dalam kegiatan tersebut 6. How : Bagaimana kegiatan tersebut dapat berjalan. 3. Event Organizer Event organizer adalah jasa penyelenggara kegiatan yang merupakan usaha yang dilakukan untuk mempermudah perwujudan ide-ide atau rencana menggelar sebuah acara. Defenisi event organizer dalam sumber lain dijelaskan bahwa event organizer terdiri dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu event dan organizer. Dalam bahasa Indonesia event adalah acara, sedangkan organizer adalah pengatur. Pengertian harfiahnya sangat sederhana yaitu pihak yang mengatur acara, akan tetapi jika diperdalam pada aktifitas yang dilakukan akan menjadi sangat rumit karena pengatur bukan hanya satu orang melainkan terdiri dari tim dengan banyak anggota yang masing-masing membawahi suatu bidang sesuai dengan keahliannya. Kata acara juga memiliki berbagai arti mulai dari pertunjukkan seni musik, seni tari, pameran, kompetisi olahraga, seminar, launching produk, promosi produk, dan lain-lain (Megananda dan Wijaya, 2009:1). Event organizer (EO) lahir dari keinginan para pihak yang mempunyai sejumlah dana, dimana mereka memiliki beberapa tujuan yang 12 diharapkan dapat tercapai dengan mengadakan rangkaian acara, dan jelas sebagai penyandang dana mereka tidak mau repot-repot dalam hal mengatur acara tersebut. Dapat kita ambil kesimpulan dari semua penjelasan diatas tentang pengertian dibidang event organizer bahwa event organizer merupakan usaha jasa yang secara resmi ditunjuk oleh klien untuk mengorganisasikan rangkaian acara tersebut mulai dari perencanaan, sisi kreatif, persiapan, pelakasanaan hingga selesai, dalam rangka membantu klien menyukseskan dan mewujudkan tujuan yang diharapkannya melalui rangkaian acara. Event organizer dalam promosi penjualan modern mewujudkan tujuan klien melalui pengadaan sebuah acara dan memberikan pelayan terbaik melalui sejumlah peran dan fungsi yang berkaitan dengan event promosi. Rangkaian acara yang akan dilakukan klien merupakan salah satu leverage (kekuatan) untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan tercapai seusai acara. Tujuan itu diantaranya memberikan pengetahuan tentang produk yang dikeluarkan, meningkatkan penjualan untuk mempertahankan penguasaan market share, atau mengalahkan dominasi kompetitor, meningkatkan brand image, dan awareness, memotivasi distributor dan penjual yang berujung pada peningkatan penjualan dan sebagainya. Untuk mewujudkan keinginan dari perusahaan pemakai jasa EO tentu harus ada tujuan yang ingin dicapai, misalnya event menjadi daya tarik bagi masyarakat, jumlah khalayak yang menghadiri dan datang sangat banyak, khlayak sangat antusias dengan rangkaian acara, alur dari rangkaian acara mampu membawa emosi khlayak kearah yang diinginkan, dan tentu saja rangkaian acara diharap dapat berjalan dengan baik tanpa adanya masalah yang cukup signifikan (Megananda dan Wijaya, 2009:5). Event organizer harus mempersiapkan secara matang pelaksanaan event sesuai dengan tujuan yang ingin diraih oleh perusahaan. Proses pra event yaitu pembuatan konsep, pengembangan konsep, pembuatan bentukbentuk kreatif sebagai daya tarik tertentu bagi masyarakat untuk datang ke event, artis dan kru dalam event selain itu juga promosi dan sosialisasi event yang maksimal menjadi hal terpenting yang harus dikerjakan oleh event organizer sehingga event terlaksana dengan maksimal. 13 4. Jenis-Jenis Event Event yang dikelola oleh event organizer sangat banyak tergantung jenis-jenis acaranya, berikut ada beberapa jenis event: a. Event perusahaan, contohnya HUT perusahaan dalam berbagai format acara, employe/ family gathering, peresmian kantor baru, penghargaan pada karyawan b. Event promosi, contohnya pentas musik oleh sponsor, eksibisi/ pameran produk, variety show oleh sponsor, presentasi produk, launching produk, sampling dan selling, dealer/ costumer gathering c. Event pribadi, contohnya pesta pernikahan, perayaan ulang tahun, syukuran d. Event pendidikan, contohnya seminar, symposium, talk show, workshop e. Event olahraga, contohnya kompetisi olah raga professional, pertandingan olah raga semi pro, aneka lomba dan kompetisi f. Event seni, contohnya pagelaran seni musik, pagelaran seni tari, pagelaran seni teater, fashion show g. Event amal, berbagai pagelaran penggalangan dana, lelang untuk penggalangan dana h. Event publikasi, contohnya konferensi pers, media gathering Event organizer seolah menjadi partner baru dalam perusahaan. Melalui penggunaan jasa event organizer ini, perusahaan tidak perlu susah lagi dalam menangani urusan seperti melakukan promosi produk misalnya. Hubungan sinergi antara event organizer dengan perusahaanadalah suatu kegiatan untuk menanamkan pengertian guna memperoleh good will, kerjasama dan kepercayaan. pada gilirannya akan mendapat dukungan dari pihak lain. Perusahaan lebih terbantu dengan adanya event organizer, karena mereka memadukan konsep promosi dengan entertainment. Keberadaan event organizer memang telah membina sebuah hubungan yang menguntungkan dengan perusahaan. EO berperan penting dalam pelaksanaan sebuah event, ia menjadi pengatur seluruh unsur pendukung agar acara mampu bersinergi menghasilkan rangkaian acara yang sukses, baik penyelenggaraan maupun 14 tujuan dari event tersebut. EO akan mengatur dan mengawasi banyak orang yang mendukung acara dan keperluan acara agar sesuai dengan konsep yang telah ditentukan. EO mempersiapkan secara matang keperluan acara mulai lokasi dimana event akan digelar (out door atau in door), kru artis dan talenta yang digunakan dalam rangkaian event, seperti pembawa acara, penyanyi, band, supporting act seperti penari, pesulap, happening artist, dan lain-lain, juga termasuk pengiring tamu, Sales Promotion Girls (SPG), Sales Promotion Boy (SPB), dan pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam event. 5. Launching Event Dan Pameran Launching event merupakan event yang dilakukan untuk memperkenalkan dan menginformasikan suatu produk yang baru dikeluarkan oleh perusahaan, organisasi ataupun perorangan. Pameran adalah kegiatan yang menunjukkan sesuatu kepada orang banyak mengenai kelebihan dan keunggulan yang dimiliki sesuatu tersebut (Ruslan, 2006: 239). Dalam launching produkyang terpenting adalah menginformasikan keuntungan atau kelebihan produk kepada konsumen. Dalam memperkenalkan produkkepada masyarakat bauran promosi menjadi pendukung utama untuk menginformasikan tentang produk. Pameran merupakan program kegiatan yang dapat memperkenalkan produk ataupun jasa perusahaan kepada masyarakat luas, sehingga pameran dapat dijadikan ajang promosi produk dan jasa perusahaan. Adanya peranan suatu event pameran sebagai sarana kegiatan promosi produk sehingga dapat meningkatkan penjualan dan langsung mendapatkan tanggapan yang baik dari masyarakat atau pengunjung yang ikut serta dalam pameran. Untuk memamerkan produk dan jasa perusahaan biasanya pameran dilakukan dengan cara menyewa stand atau tempat dan dihiasi semenarik mungkin agar pengunjung yang datang mau melihat dari dekat produk atau jasa perusahaan dengan harapan agar pengunjung lebih mengenal dan kemudian mau mencoba bahkan sampai menggunakan produk atau jasa perusahaan (Yulianti:149). 15 Secara umum pameran merupakan suatu media promosi dan iklan yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat dengan harapan mereka tertarik dan kemudian membelinya. 6. Efektif Pameran Efektifnya pameran adalah pada sarana komunikasi itu public dapat menyaksikan peragaan proses benda tertentu, dapat bertanya sepuas hatinya, bahkan untuk mencoba benda benda tertentu. Secara komunikologis, pameran atau exhibition merupakan sarana yang efektif untuk menyebarkan suatu pesan karena bersifat informative dan persuasive. Dalam penelaahannya terhadap keefektifan komunikasi, para ahli komunikasi berpendapat bahwa seseorang akan mengerti secara memuaskan apabila bukan hanya mendengar dan melihat gambarnya, tetapi juga buktinya. pameran sebagai sarana komunikasi mampu membuat publik ingat dan mengerti dengan produk. Event semakin popular seiring terjadinya pergeseran trend pemasaran kearah community marketing, sehingga perusahaan membutuhkan event sebagai media interaksi langsung dengan komunitasnya. Dalam sebuah event, produk dapat dieksploitasi lebih detail dari kulit hingga bijinya dan dapat dirasakan langsung oleh konsumennya. Dengan kepiawaian orangorang event organizer sebuah acara yang biasa-biasa saja diolah menjadi tontonan yang menyenangkan dan menghibur (Hafidz, 2007: 3). Seoang ahli audio visual aid (AVA) bernama Jack Dove mengatakan “Knowledge is absorbed through the five senses, assessed in the following proportions: sight 75 %, hearaing 13%, touch 6%, smell 3%, taste3%”. (pengetahuan diserap melalui panca indera, yang diperkirakan menurut perbandingan sebagai berikut : penglihatan 75%, pendengaran 13%, perabaan 6%, penciuman 3%, dan pencicipan 3%) (Effendi, 2002: 141). Berdasarkan pendapat Jack Dove itu, khlayak akan memperoleh pengetahuan dari pameran lebih dari 90 % sebab pameran mampu menyajikan pengetahuan yang dapat diserap oleh publik dengan hampir semua panca indera. Publik pengunjung pameran akan melihat, mendengar, meraba, mencium bahkan mungkin mencoba benda-benda yang dipamerkan. Artinya 16 hampir semua pengetahuan tersebut atau 90% dapat diserap melalui panca indra manusia yang bersangkutan hadir, menyaksikan dan memperhatikan pada suatu pameran berlangsung (Ruslan, 2006: 239). Efektifnya pameran ialah karena pada sarana komunikasi itu publik dapat menyaksikan peragaan proses benda tertentu, dapat bertanya sepuas hatinya, bahkan untuk mencoba benda-benda tertentu. Pengunjung ataupun konsumen bisa memberikan tanggapan terkait dengan event yang dilaksanakan juga bisa memberikan tanggapan terhadap produk. Komunikasi model sirkular tercipta dalam event, dimana timbal balik terjadi ketika pertama komunikatornya adalah perusahaan yang mengadakan event dan komunikannya adalah pengunjung ataupun konsumen, selanjutnya konsumen ataupun pengunjung dengan adanya event bisa bertanya dan memberikan tanggapan balik dan dia menjadi komunikator. Karena efektifnya pameran itulah maka banyak lembaga atau perusahan yang menyelenggarakan pameran dalam rangka upaya mepromosikan produk atau jasanya oleh karena itu pula seorang humas patut menguasai seluk beluk pameran. Event pameran bagi perusahaan berguna untuk memperkenalkan produk-produk untuk mendapatkan dan dengan target pembeli dalam jumlah besar, dan dengan adanya pameran juga membangun kontak baru dalam pasar sasaran dari perusahaan atau organisasi. Event ini merupakan langkah awal bagi sebuah perusahaan atau organisasi untuk memasuki pasar atau daerah baru. Event organizer harus bisa mengelola dan melaksanakan event dengan maksimal, sehingga pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh konsumen melalui bentuk-bentuk komunikasi yang kreatif dan inovatif tertentu. Dalam launching event dan pameran biasanya event organizer membuat event tambahan untuk memeriahkan yang ditujukan untuk masyarakat dan pengunjung atau konsumen yang datang ketika event tersebut dan memberikan daya tarik bagi masyarakat untuk datang. Event tambahan tersebut dikenal dengan sebuatan extra event atau ada event tambahan didalam event utama. Extra event ini misalnya perlombaanperlombaan, perlombaan mewarnai, perlombaan fashion, perlombaan 17 menari, perlombaan musik dan lain-lain sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh perusahaan. 7. Faktor Keberhasilan Suatu Event Keberhasilan suatu acara tentunya diharapkan dapat menghasilkan/menyampaikan misi dari pihak penyelenggara/sponsor utama dengan berbagai macamnya kepentingannya, Pada umumnya semua pihak penyelenggara (brand product) menyelenggarakan sebuah event dengan tujuan memanfaatkan massa dari event ini untuk meng-awarness produknya secara langsung dan mengangkat top of mind produknya. Disamping ada juga yang menghasilkan profit dari event mereka, Bahkan ada event yang dilaksanakan sekedar untuk menghibur pegawai perusahaan tersebut, merayakan ulang tahun dan gathering suatu perusahaan. Tapi tidak menutup kemungkinan event diadakan untuk menyampaikan sebuah pesan khusus kepada masyarakat . Bagaimana membuat event creative dengan baik, benar, dan sukses? Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan event : a. Perijinan yang terorganisasi b. Keamanan yang terkoordinir dan disiplin c. Promosi yang baik dan sistematik d. Konsep pemasaran tiket yang baik sebelum dan pada saat event berlangsung e. Tempat event yang mudah dijangkau pengunjung. f. Fasilitas venue/tempat event yang menunjang seperti parkir, akses masuk, toilet, daya listrik dan fasilitas pendukung lain. g. Kapasitas kemampuan daya tampung tempat penyelenggaraan event yang memadai. h. Artis yang dikenal amat sangat mempengaruhi sukses tidaknya sebuah event . i. MC yang komunikatif dan cerdas juga merupakan kunci keberhasilan sebuah event. j. Performa teknis produksi dari stage, lighting, sound system dan desain yang menarik. 18 k. Konsep pendukung berupa games at the area yang dapat memberikan rasa puas pada para pengunjung event Dalam melaksanakan suatu acara, tujuan utama sebuah Event Organizer tentunya memuaskan kliennya, untuk itu dibutuhkan sikap profesional dari Event Organizer sehingga klien merasa puas karena kesuksesan acara mereka. Berhasil tidaknya sebuah Event Organizer ditentukan oleh adanya persiapan yang matang. Acara yang memang sudah dipersiapkan sejak dini, tentu berbeda dengan acara yang persiapannya secara mendadak. Agar acara yang dibuat dapat berjalan sesuai rencana, maka waktu persiapan juga sangat menentukan, lama tidaknya waktu persiapan juga ditentukan oleh besar kecilnya sebuah acara. Melalui konsep yang baik tentunya turut merperlancar dan mensuksesan suatu acara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pembuatan konsep suatu acara. Dalam membuat konsep Event Organizer dibagi menjadi tiga bagian: 1. Konsep baku, di mana konsep ini sebelumnya telah dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga tinggal melaksanakan saja. 2. Konsep baru, semua konsep acara dirancang sendiri kemudian dipresentasikan kepada klien (perusahaan). 3. Kombinasi, Ini berarti kita dengan pihak perusahaan mengadakan sharing bagaimana acara itu akan dibuat. Terakhir dan yang paling urgent untuk mengadakan suatu event organizer adalah budget, karena besar kecilnya budget perusahaan sangat menentukan bagaimana acara itu akan berlangsung. Kalau budget perusahaan tersebut besar, tentunya acara bisa dibuat sebaik dan sebagus mungkin. jika dana terbatas tentunnya acara dibuat sehemat mungkin tanpa menghilangkan tujuan dari dibuatnya acara tersebut. 2.2.3 Spesial Event 1. Definisi Special Event Allen (2002) mendefinisikan special event sebagai berikut: “Special events are defined as specific ritulas, presentation, performances or celebrations that are conciously planned and created to mark special 19 occasions or to archive particular social, cultural, or corporate objective”. Artinya spesial event adalah suatu ritual istimewa, penunjukan, penampilan, atau perayaan yang pasti direncanakan dan dibuat untuk menandai acaraacara khusus atau untuk mencapai tujuan sosial, budaya, atau tujuan bersama-sama. 2. Jenis Event Jenis event dibedakan menjadi public event dan private event. Yang termasuk dalam public event adalah : perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis atau perdagangan, kompetisi olah raga, pendidikan dan ilmu pengetahuan, rekreasi, serta politik atau kenegaraan. Sedangkan private enevt meliputi perayaan pribadi seperti peringatan hari jadi, liburan keluarga, pesta pernikahan, dan pesta ulang tahun, serta event-event sosial seperti pesta-pesta, gala, dan acara reuni (Getz, 1997) Dikaitkan dengan Special Events “9coustic”, daftar artis yang disuguhkan menjadi bagian dari pelaksanaan program dalam mengikat perusahaan dengan khalayaknya yang tersegmentasi pada kalangan anak muda khususnya komunitas tertentu dan tema yang disuguhkan akan selalu berbeda ditiap bulannya. 2.2.4 Radio Radio merupakan suatu alat media massa dalam buku What can I do Now? Radio and Television (2009: 36) dijelaskan bahwa identitas dan gaya dari program radio adalah hasil dari kolaborasi profesional on-air dan off-air. Penyiar radio melakukan “talk-the-talk” selama siaran, dan produser melakukan “walk-the-walk” di belakang layar. Produser dari sebuah radio mengandalkan masyarakat yang memiliki selera khusus, perbedaan dalam rasa memungkinkan untuk berbagai jenis radio untuk eksis, dan untuk melayani berbagai segmen yang berbeda dari komunitas. Hal lainnya yang berkaitan dengan radio adalah promosi. Promosi penting untuk staf stasiun radio. Kepribadian on-air sering terlibat dalam kegiatan masyarakat untuk mempromosikan stasiun radio tersebut. Daniel Dayan dan Elihu Katz dalam Loomers (2012: 243) menyatakan bahwa kegiatan off-air merupakan pertunjukan live dari “media events”. 20 “festive viewing is to ordinary viewing what holidays are to everyday, these events are the high holiday of mass communication. (melihat kemeriahan adalah hal yang biasa dalam liburan, event ini merupakan liburan besar bagi komunikasi massa)”. Acara yang disiarkan bisa memiliki dampak yang cukup besar karena karakter mereka yang unik. Rangkaian acara dapat berdampak karena pengulangan yang dilakukan oleh radio tersebut. “Rutinisasi” dari ritual media yang akan membuat peristiwa tersebut merupakan bagian terpadu dari kehidupan para pendengar. 1). Special Events Getz dalam Berridge (2007) mendefinisikan Special Event adalah : “A special event is a one-time or infrequenty occuring event outside normal programmes or activities of the sponsoring or organising body. To the customer or guest, a specuial event is an opportunity for leisure, social, or cultural experience outside the normal range of choices or beyond everyday experience. (Sebuah acara khusus adalah acara yang dilakukan satu kali atau jarang terjadi, peristiwa di luar program normal atau aktivitas mensponsori atau mengorganisir. Kepada pelanggan atau tamu, acara khusus adalah kesempatan untuk bersantai, sosial, atau pengalaman budaya di luar kisaran normal atau di luar pengalaman sehari-hari)”. Smith (2005: 165) menyatakan bahwa ada peran dari seorang perancang dalam menentukan daftar publiknya, seperti kutipan berikut : “Created by an organization mainly to interact with members of its publics. The list of special events is bounded only by the imagination of the planner.” (Dibuat oleh organisasi dalam rangka berinterkasi dengan anggota publiknya, daftar dari special events dibatasi oleh imajinasi dari perancang event). Dikaitkan dengan Special Events “9coustic”, daftar artis yang disuguhkan menjadi bagian dari pelaksanaan program dalam mengikat perusahaan dengan khalayaknya yang tersegmentasi pada kalangan anak muda khususnya komunitas tertentu dan tema yang disuguhkan akan selalu berbeda ditiap bulannya. 21 2). Publik John Dewey dalam Smith (2005: 42) menjelaskan publik adalah “A Public is a group of people that shares a common interest vis-a-vis an organization, recognizes its significance and sets out to do something about it”. (Publik merupakan sekumpulan orang yang saling berbagi kepentingan bersama, mengenai vis-a-vis (lawan) sebuah organisasi, mengetahui apa makna dari hal tersebut dan melakukan upaya terhadap hal tersebut. Publik di dalam Public Relation yaitu karyawan, financial publics, yaitu mereka yang memiliki modal di dalam perusahaan atau bisa juga disebut Stakeholders, Suppliers, Distributor, Customers, Pemerintah, Opinion Leaders, Media, Komunitas, Special Public, dan Publik Internasional. (Reddi, 2009: 70). 2.2.4.1 Kelebihan Radio sebagai Media Massa Kelebihan utama radio adalah kelenturan stasion-stasion sangat ditargetkan , iklan atau medianya sangat murah untuk diproduksi dan dipasang, penutupan yang singkat memungkinkan tanggapan yang cepat. Sedangkan kekurangan dari media radio adalah ketidakjelasan gambar visual dan sifat konsumen yang relatif pasif dalam mengolah hasilnya. Meskipun demikian, media radio sangat kreatif. Ada yang menganggap ketiadaan gambar visual merupakan nilai tambah, karena menurut mereka penggunaan yang cerdas atas musik, suara dan alat-alat kreatif lainnya dapat menampung imajinasi pendengar guna menciptakan gambar yang benar-benar relevan dan disukai. Tabel 2.2 Keunggulan dan Keterbatasan media massa Media Koran Keunggulan Keterbatasan Fleksibelitas, ketepatan waktu, Usia penggunaan pendek, jangkauan pasar yang baik. mutu produksi jelek. Penerimaan luas Tingkat kepercayaan tinggi Televisi Menggabungkan gambar, suara, Biaya tinggi. dan gerakan. Merangsang indera. Kekacauan tinggi. 22 Media Radio Keunggulan Keterbatasan Perhatian tinggi. Paparan bergerak cepat. Jangkauan luas Pemilihan audience terbatas Penggunaan massal Hanya penyajian suara. Pemilihangeografis dan Perhatian lebih rendah dari demografis tinggi. televisi. Biaya rendah Strukutur harga tidak standar. Paparan bergerak cepat 2.2.5 Komunikasi Pemasaran Dalam setiap kegiatan pemasaran, elemen yang sangat penting untuk diperhatikan adalah komunikasi. Dengan berkomunikasi, kegiatan pemasaran akan berlangsung sedemikian rupa dan dapat mencapai segala sesuatu yang diinginkan, salah satunya adalah terjadinya proses pembelian. Pada tingkat dasar, komunikasi dapat menginformasikan dan membuat konsumen potensial menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi dapat membujuk konsumen saat ini dan konsumen potensial agar berkeinginan masuk dalam hubungan pertukaran (exchane relationship). Komunikasi juga dapat dijadikan sebagai pengingat bagi konsumen mengenai keberadaan produk, yang pada masa lalu pernah dilakukan transaksi pertukaran pada produk ini. Selain itu, peran lain dari komunikasi dalam pemasaran adalah untuk membedakan produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan dengan produk yang ditawarkan perusahaan lain. Pada tingkatan yang lebih tinggi, peran komunikasi tidak hanya pada pendukung transaksi dengan menginformasikan, membujuk, mengingatkan, dan membedakan produk, tetapi juga menawarkan sarana pertukaran itu sendiri. Komunikasi pemasaran adalah proses penyampaian dan perpaduan stimuli kepada target pasar yang bertujuan untuk menimbulkan respon dan minat akan produk serta membangun saluran untuk menerima, menginterpretasikan dan melakukan tindakan terhadap pesan dari pasar dengan maksud menyesuaikan ide perusahaan saat ini dan mengidentifikasi peluang baru dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Dalam dekade terakhir, komponen komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi penting. Bahkan telah diklaim : “bahwa 23 pemasaran di era 1990-an adalah komunikasi dan komunikasi adalah pemasaran”. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan suatu produk di pasar. Konsep secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut dengan bauran promosi (promotion mix). Terdapat lima jenis bauran promosi yaitu iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), humas dan publisitas (publicity and public relations), penjualan personal (personal selling), dan pemasaran langsung (direct marketing). Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupiun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot anggaran yang sangat besar, oleh karena itu pemasar harus hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun komunikasi pemasaran. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efisien. Berikut model proses komunikasi yang ditampilkan Philip Kotler dan Kevin lane Keller dalam bukunya Manajemen Pemasaran. Sender Encoding Message Media Decoding Receiver Noise Feedback Response Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi Dalam proses komunikasi tersebut, elemen-elemen didalamnya dapat diaplikasikan sebagai pemassran. Dimana sender sebagai elemen utama merupakan perusahaan yang memproduksi dan menjual produk. Biasanya perusahaan menggunakan biro jasa iklan dalam memasarkan produknya tapi ada juga yang melakukan pemasaran sendiri (in-house marketing). 24 Encoding adalah mengkomunikasikan ide-ide pemasaran yang ditransformasikan dalam bentuk yang bisa menarik perhatian. Sedangkan massage merupakan proses komunikasi pemasaran dan media sebagai saluran komunikasi seperti TV, radio, surat kabar, billboard. Decoding adalah persepsi konsumen yang terbentuk ketika menerima pesan dari pemasar. Receiver adalah target audiens yang menjadi sasaran oleh pemasar dan masyarakat pada umumnya. Response adalah tanggapan atau reaksi pada target audiens bisa berupa pembelian, komplain dan kunjungan ke website atau toko. Noise adalah banyaknya pesaing yang juga ingin menyampaikan pesan kepada audiens sejenis, sehingga terjadi penerimaan informasi yang overload oleh konsumen. Pemasar harus mengefektikan penggunaan komunikasi. Meraka harus memastikan target audiens dapat menerima pesan sebaik-baiknya, dengan kemungkinan adanya noise sekecil mungkin. 2.2.6 Brand Pengertian brand atau merek menurut Kotler adalah sebagai berikut :”A brand is a name, term, sign, symbol o design or combination of them, intended to identify to goods or services of one seller or group of sellers and differentiate them from those of competitors”. Menurut American Marketing Associations: “ brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, symbol atau rancangan atau komunikasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian brand adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing. Dalam hal ini brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, symbol, atau desain atau kombinasinya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang dan jasa yang membedakan suatu produk dengan produk pesaing. 1. Karakteristik Brand Esensi dari merek yang kuat adalah bahwa tidak mudah ditiru oleh pesaingnya. Merek terdiri atas dua jenis atribut utama, intrinsik dan ekstrinsik. Atribut intrinsik mengacu pada karakteristik fungsional produk, seperti bentuk, kinerja, dan kapasitas fisik. Atribut ekstrinsik mengacu pada unsur-unsur yang tidak intrinsik, dan jika berubah, tidak mengubah fungsi material dan kinerja produk itu sendiri, perangkat seperti nama merek, komunikasi pemasaran, kemasan, harga dan 25 mekanisme yang memungkinkan konsumen dari asosiasi yang memberi makna tertentu terhadap merek. Biel (1997) mengacu pada merek yang terdiri dari sejumlah elemen. Yang pertama mengacu pada kemampuan fungsional merek dan cara mendistribusikannya. Atribut khusus yang membedakan merek yang disebut sebagai ketrampilan merek. Elemen kedua adalah bentuk/ wujud merek dan sifat-sifat mendasar mengenai gaya hidup dan nilai-nilai yanhg dapat dirasakan, seperti menjadi hambar, petualang, menarik, membosankan atau peduli. Ide merek personifikasi bukanlah hal yang baru, tetapi merupakan bagian penting dari memahami bagaimana merek dapat dibayangkan sebagai orang dan bagaimana merek berbeda dari merek lain. Elemen merek ketiga adalah tentang membangun hubungan dengan pembeli individu. Blackstone (1993) berpendapat bahwa keberhasilan merek tergantung pada persepsi konsumen terhadap merek. Dia menggambarkan titik dengan penelitian ke pasar kartu kredit, dimana kartu yang berbeda berbagi profil demografis yang sama dari pengguna dan citra merek konvensional yang sama. Implikasi bagi pengembangan merek dan strategi pesan terkait menjadi lebih jelas. Sejalan dengan pemikiran ini, Beil menutip Fournier (1995), yang menganggap hubungan brand dalam hal tingkat keintiman, kualitas mitra, lampiran, saling ketergantungan, komitmen dan cinta. Oleh karena itu, beil mengelompokkan merek terdiri dari tiga unsur, wujud, ketram;pilan dan kegunaan merek. 2. Manfaat Branding Merek biasanya dihubungkan dengan pembeli, sehingga manfaat psikologis kepemilikan lebih disukai dengan penawaran bersaing dan bentuk hubungan yang muncul. Merek dikatakan untuk mengembangkan kepribadian dan merangkum nilai-nilai inti dari suatu produk. Komunikasi pemasaran memegang peranan penting dalam mengomunikasikan esensi kepribadian merek dan dalam memberikan kelanggengan hubungan merupakan suatu keharusan bagi merek yang dibuat dari waktu ke waktu. 26 3. Peran Strategis Branding Walton (2007) menunjukkan bahwa ada tiga dimensi untuk strategi merek : makna, ruang , dan bentuk. Dalam hal pembuatan merek, para penanam modal melakukan ketiga dimensi tersebut untuk mempertahankan pangsa pasar untuk melindungi atau mempertahankan merek agar tidak digeser oleh merek lain dalam pemasaran. Ketiga dimebnsi tersebut : 1. Integrasi hal ini : Untuk merek yang akan dipertahankan dan berhasil, penting agar komunikasi yang digunakan untuk mengembangkan dan memelihara merek konsisten daan bermakna. 2. Pembedaan : Merek yang ditawarkan harus mempunyai nilai yang berbeda dengan merek-merek yang sudah ada sebelumnya dan tidak kalah terhadap produk pesaing. 3. Nilai lebih : Merek memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan nilai tambah sebagai salah satu yang daapat memberikan keuntungan yang berbeda daari merek yang lain. Nilai ditambahkan ke perek melalui tiga komponen yaitu kinerja yang dirasakan, makna psikologis, dan kesadaran menginginkan merek tertentu. Komunikasi pemasaran untukmembangun hubungan memiliki tugas melalui utama, bagaimana yaitu konsumen mengidentifikasi, mengenali, memahami, menetapkan, menjadi lekat, mengembangkan hubungan dengan merek. 4. Asosiasi dan kepribadian Merek menyediakan sarana bagi individu untuk menunjukkan kepada orang lain kepribadian yang mereka sukai. Pendekatan emosional dan simbolis ini ditujukan untuk memberikan tambahan kepada konsumen agar menginginkan merek tersebut, di luar karakteristik fungsional yang normal, merek diperkenalkan agar tidak mudah ditiru oleh pesaing. Ada berbagai cara dimana asosiasi ini dapat dikembangkan untuk membentuk merek. Ini juga merupakan sebagian fungsi dari konteks dimana komunikasi sangat diperlukan. Sebagai kesimpulan, asosiasi dapat dikembangkan menjadi empat cara utama, yaitu : 27 1) Above-the-line : mempunyai anggaran tinggi, karena dalam hal ini iklan akan sering dilakukan untuk memperkenalkan merek yang ditawarkan. 2) Through-the-line : pendekatan pemasaran langsung pada konsumen. 3) Below-the-line : Sumber daya yang terbatas dan iklan bukanlah pilihan, nama merek harus terkait erat dengan fungsi dan penggunaan pengalaman produk. 4) Around-the-line : ketersediaan sumber daya yang mendukung pengenalan brand yang ditawarkan. 5. Bisnis ke Bisnis Branding Branding telah digunakan oleh sejumlah produsen untuk mencapai dua tujuan tertentu, untuk meningkatkan kualitas dan kredibilitas, dan untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan produsen. Beverland et al (2007) menawarkan model alternatif untuk prisma Kapferer untuk mengatasi kebutuhan pasar bisnis. Pendekatan mereka menggunakan lima dimensi utama yaitu : produk, jasa, adaptasi, logistik, dan saran. Para peneliti berpendapat bahwa unsur-unsur yang nyata biasanya lebih menonjol pada awal hubungan bisnis. Mudambi et al (1997) setuju bahwa resiko dan kinerja merupakan aspek penting dalam keputusan pembelian, dan bahwa keduanya ditandai dengan merek perusahaan. 6. Branding on Line Perbedaan utama antara online dan offline branding adalah konteks dimana asosiasi merek dikembangkan dan dipertahankan. Kedua, bentuk branding adalah tentang mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang berharga dengan konsumen, tapi online baranding terjadi dalam konteks virtual. Merek online cenderung ke arah penggunaan pesan rasional, menggunakan atribut prodek, ukuran kualitas dan kinerja, dukungan pihak ketiga, perbandingan dan harga sebagai sarana diferensiasi merek dan keuntungan. 7. Komunitas Merek Virtual Komunitas merek virtual muncul dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari interaksi positif yang dihasilkan melalui penggunaan 28 beberapa alat online, terutama chat room, forum, dan are diskusi. Sebuah VBC adalah sekelomppok individu yang berinteraksi online untuknberbagai minat mereka dalam sebuah merek atau produk tertentu. Muniz dan O”Guinn (2001) menyatakan bahwa ada tiga komponen inti dalam masyarakat : kesadaran yang baik, ritual dan tradisi, sebuah rasa tanggung jawab moral. 8. Ekuitas Brand Konsep ekuitas merek muncul dari pengakuan para konsumen bahwa merek mewakili nilai baik untuk organisasi dan pemegang saham. Merek sebagai aset dapat berdampak berat pada keuangan perusahaan. Feldwick (1996) meninjukkan ekuitas merek adalah gabungan dari : nilai merek (berdasarkan dasar keuangan dan akuntansi), kekuatan merek (mengukur kekuatan lampiran konsumen terhadapo sebuah merek), deskripsi merek (diwakili oleh sikap spesifik pelanggan) 9. Tahapan brand (merk) Pada dasarnya branding merupakan sebuah proses panjang yang tidak bisa dilakukan dalam sekejap mata. Ada dua point penting dalam branding, meliputi dua langkah yakni image building dan activation. Image building lebih dilakukan secara indirect dan memprioritaskan pada awareness serta knowledge sebuah brand di benak konsumennya. Langkah kedua adalah brand activation, yaitu kegiatan pemasaran yang menitikberatkan pada sales oriented melalui trial dari konsumen. Activation ini dilakukan secara direct. Namun sayangnya kecenderungan branding yang terjadi pada beberapa industri di tanah air justru tidak seimbang. Semakin banyak pemilik brand yang menyadari pentingnya brand activation sehingga tahapan ini sangat digemari. Bahkan beberapa diantaranya mengesampingkan tahap image building. Tuntutan pasar semakin ketat. Pemilik brand tidak bisa hanya mengandalkan komunikasi indirect dengan hasil jangka panjang saja. Nominal investasi komunikasi brand juga sangat tinggi, alhasil perusahaan lebih memilih hasil instan dan action oriented. Coba perhatikan pada persaingan mencari nasabah dari kartu kredit dan 29 asuransi yang dengan giat menyebar agen-agennya untuk turun langsung mencari nasabah. Fokusnya adalah sales atau jumlah nasabah yang dicapai saat itu juga. Urusan loyalitas mungkin bisa dinomorduakan.. Padahal faktanya, konsumen terus bergerak seiring dengan loyalitasnya yang berubah. Untuk me-maintain loyalitas ini image building paling berperan. Dengan mengokohkan awareness dan knowlwdge dipastikan kedekatan brand dengan konsumen tetap terjaga. Yang terpenting untuk menciptakan keintiman dengan konsumen, kegiatan brand audit adalah langkah pertama. Namun hal ini sering dilupakan oleh pemilik brand. Kegiatan branding yang paling kritikal adalah pemahaman (brand audit) konsumen, baik kebutuhan maupun aspirasinya. Ketidakpekaan pemilik brand audit tersebut juga berdampak pada alokasi anggaran. Dalam pengembangan brand porsi dana untuk activation cenderung lebih besar dibanding brand audit yang seharusnya menjadi landasan pemasaran. Dana untuk activation cenderung tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh, bahkan alokasi tersebut sebetulnya bisa ditekan agar lebih efektif dan efisien apabila brand audit-nya bisa seksama. 2.2.7 Jenis-Jenis Citra Citra Perusahaan adalah persepsi yang berkembang dalam benak publik mengenai realitas (yang terlihat) dari perusahaan itu. Dalam penjabaran yang lebih spesifik, Frank Jeffkins menyebutkan bahwa terdapat beberapa jenis citra, yaitu (Jefkins, dalam Ardianto. 2009: 38-43) : 1. Citra Bayangan (mirror image) Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organiasinya 2. Citra yang Berlaku (current image) Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. 3. Citra yang Diharapkan (wish image) Citra harapan adalah citra yang diinginkan oleh perusahaan. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik daripada citra yang sesungguhnya. 30 4. Citra Perusahaan (corporate image) Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan hanya citra atas produk dan pelayanannya. 5. Citra Majemuk (multiple image) Cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan seuatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan. Dari jenis-jenis citra di atas, citra yang sesuai dengan topik penelitian adalah citra yang berlaku (current image) karena dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui citra radio 99ers Bandung saat ini. 2.2.8 Brand Image (Citra Merek) Brand adalah sebuah nama, simbol, desain, ataupun kombinasi dari semuanya yang dipakai untuk mengidentifikasikan sesuatu seperti produk, tempat, orang, perusahaan, negara, organisasi, dan sebagainya. (Wijaya, 2012: 24). Menurut Supranto dan Limakrisma (Kotler, 2007: 132) brand image adalah apa yang konsumen pikir dan rasakan ketika mendengar atau melihat suatu brand dan apa yang konsumen pelajari tentang brand. Menurut Kotler (Kotler, 2007: 132) brand image ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Pada dasarnya brand image terbentuk dari persepsi yang telah terbentuk lama, setelah melalui tahap yang terjadi dalam proses persepsi, kemudian dilanjutkan pada keterlibatan konsumen. Level keterlibatan ini selain mempengaruhi persepsi juga mempengaruhi fungsi memori. Brand image merefleksikan bayangan atau image dari perspektif konsumen berdasarkan janji yang dibuat brand tersebut kepada konsumennya. Menurut Davis (Ardianto, 2011: 123) brand image memiliki dua elemen, yaitu: 1. Brand Association (Asosiasi Brand) Asosiasi merupakan karakteristik produk atau jasa yang dilekatkan oleh konsumen pada brand tersebut, termasuk persepsi konsumen mengenai janji-janji yang dibuat oleh brand tersebut, positif maupun negatif, dan harapan mengenai usaha-usaha untuk mempertahankan kepuasan konsumen dari brand tersebut. 31 2. Brand Personality (Kepribadian Brand) Brand personality merupakan karakteristik manusia yang oleh konsumen diasosiasikan dengan brand tersebut. Brand personality menjelaskan mengapa orang menyukai brand tertentu dibandingkan dengan brand yang lain. Menurut Philip Kotler (2008: 259) brand image yang baik memiliki beberapa manfaat bagi perusahaan, diantaranya yaitu: 1. Brand image yang baik menandakan kualitas produk yang bagus sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah melakukan pembelian kembali terhadap produk tersebut untuk memenuhi kebutuhannya. 2. Bagi perusahaan, brand image mempresentasikan bagian properti hukum yang sangat berharga dan dapat mempengaruhi perilaku konsumen, dapat dibeli & dijual, dan memberikan keamanan pendapatan masa depan yang langgeng bagi pemiliknya. Citra baik yang dimiliki sebuah brand tentunya akan menghasilkan respon yang positif pula dari pihak internal dan eksternal perusahaan. Respon yang dimaksud adalah kesetiaan terhadap brand dan kenyamanan untuk memilih brand yang sama dengan kuantitas yang sering. Oleh karena itu manfaat brand image yang disampaikan oleh Philip Kotler berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis, untuk membuktikan pada hasil penelitian mengenai tujuan dan strategi public relations untuk mempertahankan citra melalui special event “9coustic”. 3. Brand Awareness Menurut Eti Rochaety (2005:35) Brand awareness merupakan kemampuan seseorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah dirancang dengan katakata kunci. Kesadaran ini digunakan sebagai salah satu indikator efektivitas pemasaran. Dapat ditarik simpulan bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran,adanya brand awareness yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan 32 keputusan.Brand awareness menunjukkan pengetahuan konsumen terhadap eksistensi suatu brand. Peran brand awareness dalam ekuitas brand (nilai brand) tergantung pada tingkat pencapaian kesadaran dalam benak konsumen. Durianto (2004: 30) menyatakan bahwa brand awareness dapat dibangun dan diperbaiki melalui cara-cara berikut: 1. Pesan yang disampaikan oleh suatu brand harus mudah diingat oleh konsumen. 2. Pesan yang disampaikan harus berbeda dengan produk lainnya serta harus ada hubungan antara brand dengan kategori produknya. 3. Memakai slogan maupun jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen mengingat brand. 4. Jika suatu brand memiliki simbol, hendaknya simbol tersebut dapat dihubungkan dengan brandnya. 5. Perluasan nama brand dapat dipakai agar brand semakin diingat konsumen. 6. Brand awareness dapat dperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai dengan kategori produk, brand, maupunkeduanya. 7. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena membentuk ingatan adalah lebih sulit dibanding membentuk pengenalan. 2.2.9 Citra Menurut David A. Arker, John G. Mayer, citra adalah seperangkat anggapan, impresi atau gambaran seseorang/sekelompok orang mengenai suatu objek bersangkutan. (Nova, 2011: 298) Citra merupakan serangkaian pengetahuan, pengalaman, perasaan (emosi) dan penilaian yang diorganisasikan dalam sistem kognisi manusia; atau pribadi yang sangat diyakin kebenarannya. Menurut Canton, citra adalah dunia menurut persepsi kita. (Rakhmat, 2009: 28). Citra adalah kesan, perasaan, gambaran, diri publik terhadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang, atau organisasi. (Ardianto, 2010: 98-99) 33 Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan, atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. (Kriyantono, 2008: 9) Dari pengertian-pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa citra terbentuk dari pengalaman dan kepercayaan publik terhadap perusahaan yang dirasakan secara langsung atau dari issue yang beredar. Setiap perusahaan pasti mengharapkan citra perusahaannya positif dan baik di mata publik, dimana citra tersebut muncul dari penilaian dan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Menurut Sutojo (2004:3), citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat, yaitu: a. Daya saing jangka menengah dan jangka panjang yang mantap (Mid and Long Term Sustainable Competitive Position). b. Menjadi persisai selama masa krisis (An Insurance for Adverse Times). c. Menjadi daya tarik eksekutif handal (Attraction the Best Executives Available). d. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran (Increasing Effectiveness of Marketing Instruments). e. Penghematan biaya operasional (Cost Saving). 2.2.10 Peran Citra Mark Graham R. Dewney mengatakan bahwa citra perusahaan merupakan keseluruhan impresi mengenai perusahaan yang ada dalam benak konsumen. Citra perusahaan menurut Jeffkins diartikan sebagai karakter sebuah organisasi. Sementara PR Smith mendefinisikan citra perusahaan sebagai jumlah persepsi terhadap sebuah organisasi. (Nova, 2011: 301) Citra yang baik dari suatu organisasi merupakan aset yang sangat penting karena citra mempunyai suatu dampak persepsi konsumen dan operasi organisasi dalam berbagai hal. Gronroos mengidentifikasikan terdapat empat peran citra bagi perusahaan, yaitu (Setiadi, 2003: 182) : 1. Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi, dan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra yang positif memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi secara efektif dan membuat orang-orang lebih mengerti 34 dengan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra yang netral atau tidak diketahui mungkin tidak menyebabkan kehancuran, tetapi hal itu tidak membuat komunikasi dari mulut ke mulut berjalan lebih efektif. 2. Citra adalah sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi kegiatan perusahaan. 3. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen. 4. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen. Setiap perusahaan harus mempunyai citra di masyarakat, dan citra itu sendiri dapat berperingkat baik, sedang, atau buruk. Dampak peringkat citra yang berlainan tersebut terhadap keberhasilan kegiatan bisnis dan pemasaran produk berlainan. Citra buruk melahirkan dampak yang negatif bagi operasi bisnis perusahaan dan juga dapat melemahkan kemampuan perusahaan untuk bersaing. 2.2.11 Public Relations Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suartu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Sebagai ilmu pengetahuan manajemen yang bersifat universal dan sistematis, yaitu mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip dan konsepsi serta mengacu pada landasan teoritis yang ada dalam melaksanakan fungsi-fungsi dasar dari manajemen umum, tahap perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan sampai pada akhir tahap evaluasi. Disamping itu kemampuan praktisi PR dalam berkomunikasi (communication skill) dan membangun hubungan (relationship) yang positif. Batasan pengertian mengenai Public Relations, menurut para ahli sampai saat ini belum ada satu kesepakatan secara tegas, banyak hal yang menyebabkan, yaitu : Pertama, banyaknya definisi Public Relations yang telah dirumuskan oleh para pakar atau ahli maupun profesional Public Relations yang satu sama lain saling berbeda pendapat tentang pengertian dari Public Relations. Kedua, terjadinya perbedaan batasan pengertian Poublic Relations tersebut dengan latar belakang yang berbeda misalnya definisi yang dilontarkan oleh kalangan akademisi perguruan tinggi tersebut akan berbeda bunyinya dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi (public relations practitioner). Ketiga, sesuatu yang menunjukkan baik secara teoritis maupun praktis bahwa kegiatan public relations itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan 35 dinamika masyarakat serta mengikuti kemajuan zaman, khususnya memasuki era globalisasi saat ini. (Rosady Ruslan, 2007: 16-17). Menurut penelitian yang pernah dilakukan di Amerika Serikat terdapat 2000 orang terkemuka di bidang PR telah membuat definisi PR, dari definisi itu diantaranya menganggap bahwa PR adalah suatu ilmu, suatu system, seni, fungsi, proses, profesi, metode, kegiatan, dan sebagainya. Satu panitia yang terdiri dari para pakar PR yang cukup kondang telah memilih 3 (tiga) definisi yang mereka anggap baik : a. J.C. Seidel, Direktur PR, division of Housing, State New York berbunyi: PR adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill (kemauan baik) dan pengertian dari pelanggan, pegawai, dan publik yang lebih luas. Ke dalam mengadakan analisis dan perbaikan diri sendiri sedangkan ke luar memberikan pernyataanpernyataan. b. W. Emerson Reck, Direktur PR Universitas Coltage, berbunyi : PR adalah lanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan, pelayanan, dan tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayaan dan goodwill dari publik. Pembuatan kebijaksanaan, pelayanan, dan tindakan untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang menyeluruh. c. Howard Bonham, Wakil Ketua Palang Merah Nasional Amerika Serikat, menyatakan PR adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu, organisasi, atau perusahaan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa public relations adalah suatu komunikasi baik itu ke dalam atau ke luar suatu organisasi atau perusahaan kepada khalayak, yang peranannya lebih kepada melakukan komunikasi yang berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan strategi, yakni mengamankan arah dan tujuan perusahaan atau organisasi menuju sasarannya. Public Relations memiliki peranan dan fungsi didalam sebuah perusahaan. Public Relations merupakan alat komunikasi yang terencana dan berkelanjutan 36 didalam suatu organisasi, dan bertujuan untuk mendapatkan suatu pemahaman, simpati, reputasi, dan citra yang berkaitan dengan kegiatan organisasi tersebut. Kegiatan dalam Public Relations sendiri memiliki berbagai macam bentuk. Terdapat empat model kegiatan di dalam Public Reations menurut Grunig dan Hunt dalam Kitchen (2006: 9), dan Public Relations yang dikemukakan oleh Lasswell yang bersifat propaganda juga terdapat didalam model Public Relations dalam tabel berikut ini : Tabel 2.3 Kegiatan Public Relations Characteristic Purpose Press Model Public Two-Way Two-Way Agency/Publicity Information Asymmetric Symmetric Propaganda Dissemination Scientific Mutual of Information Persuasion Understanding Nature of One-way complete, One-way truth Two-way Two-way Communicati truth not essential important imbalanced balanced effects effects Source rec Group  Feedback group  on Communicati Source rec Source rec on Models Feedback Nature of Little if any Research Little, Formativre Formative readership Attitude Evaluation of readability Evaluation Understanding Examples of Product, promotion, Government, Competitive Regulated, current sponsorship non-profit- Business Business practice Theatre making, agencies Agencies Associatuions, Businesses Sumber: Kitchen, 2006: 9 37 Dalam model komunikasi yang juga digunakan dalam penelitian ini, yaitu model komunikasi linear Lasswell dimana upaya yang dilaksanakan dengan satu arah dari 99ers FM kepada pendengarnya atau khalayaknya. 2.2.12 Fungsi Public Relations Dapat dikatakan bahwa PR terlibat dalam manajemen organisasi tempat ia bekerja. Hal itu merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi tersebut. Dengan demikian pihak lain mau dan tertarik dengan senang hati, serta merasa puas membangun relasi maupun menggunakan produk atau jasanya. 1. Kesuksean PR terletak pada apakah organisasi dan produk atau jasanya diakui dan diterima publik. 2. PR secara terus menerus mengadakan komunikasi dan dialog dengan publik internal dan eksternal. 3. PR merupakan instrumen dalam manajemen yang dengan secara kontinyu memberi informasi kepada kelompok publik terkait. 4. Informasi mengenai peraturan organisasi dan tanggungjawab terhadap apa yang dilakukan organisasi. 5. PR merupakan fungsi manajemen, yang didasarkan pada analisis terhadap pengaruh yang kuat dari lingkungan, apa efek dan dampaknya terhadap publik internal dan eksternal, peraturan yang setelah diolah menjadi perencvanaan yang nyata untuk doirealisasikan, demi keuntungan dua belah pihak. Fungsi PR, yaitu : 1. It should serve the public′s interest (mengabdi kepada kepentingan umum) bahwa kegiatan seorang PR harus benar-benar dicurahkan kepada kepentingan umum, harus bisa membina hubungan baik secara internal maupun eksternal. 2. Maintain good communications (memelihara komunikasi yang baik). Seoirang PR adalah perantara antara pimpinan dengan publik, PR harus bisa membina komunikasi yang terarah dan efektif. 3. Stress good morals and manners (menitikberatkan moral dan perilak yang baik). PR harus mempu menjadi teladan dan mempunyai wibawa. Jika PR berperilaku terpuji dengan moral yang tinggi, maka organisasi 38 yang diwakilinya itu memperoleh pandangahn yang positif dari publik, baik publik intern maupun ektern. Wasesa (2005: 101) menjabarkan bahwa terdapat dua fungsi yang dibedakan didalam Public Relations, yaitu fungsi Public Relations internal dan eksternal. Fungsi Public Relations yang dapat disimpulkan oleh peneliti pada intinya merupakan sebuah profesi atau jabatan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan pensosialisasian manajemen dengan tujuan usaha yang positif baik untuuk pihak internal maupun pihak eksternal. Pihak internal merupakan orang-orang yang berada didalam perusahaan tersebut dan eksternal merupakan masyarakat luar perusahaan. Fungsi Public Relations tersebut dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien dalam rangka memperoleh kesadaran, goodwill, kesepahaman, dan kepercayaan, dan adanya citra yang tercipta dengan baik terhadap perusahaan itu sendiri. 1) Strategi Kata strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Bisa diartikan sama dengan tata cara. Thompson dalam Oliver (2007: 2) mendefinisikan bahwa strategi merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan. “The ends concern the purposes and objectives of the organization. There is a broad strategy for each activity. Functional strategies contribute directly to competitive strategies.” (Ujung dari suatu maksud meliputi tujuan dan objektif dari organisasi. Terdapat strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk setiap kegiatan. Strategi fungsional berkontribusi langsung terhadap strategi kompetitif)”. Cutlip (2006: 360) mengatakan bahwa strategi mengacu kepada konsep, pendekatan atau rencana umum untuk program yang didesain guna mencapai tujuan. Didalam aktivitas Public Relations di 99ers FM, diperlukan serangkaian strategi yang dimulai dari perencanaan strategi Public Relations hingga tercapainya tujuan. 2) Strategi Public Relations Bentuk strategi Public Relations terdapat berbagai gambaran dan bentuk namun memiliki arah yang sama, seperti SOSTAC dan 6 STAGES 39 merupakan bentuk-bentuk strategi yang sering dikenal secara umum, kemudian juga terdapat 9 STEPS oleh Ronald D. Smith. 3) Model Perencanaan Public Relations 9 Langkah Smith (2005: 10) menjelaskan bahwa terdapat perencanaan strategi yang mudah dijalankan, masuk akal dan mudah diterapkan, terdiri dari empat fase dan sembilan langkah yaitu : Tabel 2.4 Perencanaan Strategi Ronald D. Smith a. Fase Pertama : Riset Formatif Langkah 1 : Analisis Situasi Langkah 2 : Analisis Organisasi Langkah 3 : Analisis Publik b. Fase Kedua : Strategi Langkah 4 : Menentukan Goals dan Objective Langkah 5 : Formulasi Kegiatan dan Respons Strategi Langkah 6 : Penggunaan Komunikasi yang Efektif c. Fase Ketiga : Taktik Langkah 7 : Memilih Taktik Komunikasi Langkah 8 : Implementasi Rencana Strategi d. Fase Keempat : Riset Evaluatif Langkah 9 : Evaluasi Rencana Strategi Sumber : Smith, 2005: 10 Dari perencanaan pada tabel di atas, yang dimaksud dengan Fase Riset Formatif adalah kebutuhan untuk mengumpulkan data berupa informasi dan analisis situasi yang terjadi di dalam manajemen, baik didalam perusahaan (internal) maupun publik (eksternal). Reddi (2009: 40 130-131) menjelaskan bahwa terdapat dua jenis analisa dalam riset, yaitu berupa analisa SWOT (Strength, Weakness, Objectives, Threats) dan analisa PEST (Politic, Economic, Social, and Technological). Fase strategi adalah membuat pengaturan, keputusan yang berkaitan dengan dampak yang diharapkan dari komunikasi. Fase Taktik adalah peralatan apa saja yang digunakan dan elemen yang terlihat didalam perencanaan komunikasi, dan yang terakhir adalah Fase Riset Evaluatif, dimana hal ini berkaitan dengan pengevaluasian dan penilaian. Hal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan di 99ers FM adalah dimana perencanaan-perencanaan yang dapat dimulai sesuai dengan penerapan strategi Public Relations seperti yang dikatakan oleh Smith di atas, 9 STEPS dari riset sampai dengan evaluasi dimiliki oleh 99ers FM. 4) Tujuan dari Strategi Public Relations Goals (tujuan) adalah sebuah kata yang menggambarkan harapan yang diinginkan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Tujuan terkadang tidak bisa dihitung, berbeda dengan objective. (Heath, 2005: 365) Tujuan umum dari Public Relations adalah untuk menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang bersangkutan dan memperbaikinya jika citra itu menurun atau rusak akibat sebuah krisis atau isu yang negatif. Perencanaan strategi Public Relations dilakukan dalam upaya meraih tujuan yang diharapkan. Dari hal yang disebutkan di atas, dapat dikaitkan dengan strategi Public Relations di 99ers FM yaitu dalam tujuannya memelihara atau mempertahankan citra 99ers sebagai Radio Anak Muda dalam bentuk Special Events. 41 2.3 Kerangka Pemikiran Di bawah ini merupakan konsep berpikir dari penelitian : Public Relations Strategi Public Relations Event Branding Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Sumber: Data olahan peneliti Dari kerangka berpikir di atas, penulis menggambarkan kerangka pemikiran dari penelitian ini bahwa public relations dalam sebuah perusahaan menerapkan komunikasi yang baik. Public relations di perusahaan tentunya memiliki strategi public relations untuk mempertahankan citra baik perusahaan. Dalam penelitian kali ini strategi public relations yang akan diteliti adalah event “9coustic”. Event rutin bulanan yang diadakan oleh public relations diharapkan dapat membina hubungan baik antara bookers, media dan karyawan radio 99ers Bandung. Dengan menjalankan acara ini, public relations memiliki tujuan untuk mempertahankan citra dan keeksisan brand radio 99ers sebagai radio anak muda. Hubungan konsep teori yang digunakan pada penelitian adalah public relations radio 99ers Bandung memiliki peran dalam meningkatkan citra radio, dengan cara menjalin hubungan baik dengan bookers dan media melalui event “9coustic”. Sehingga radio 99ers Bandung bisa mempertahankan citra baik dan eksistensinya pada konsumen dan masyarakat. 42 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat empiris (dapat diamati dengan panca indra sesuai dengan kenyataan), hanya saja pengamatan atas data bukanlah berdasarkan ukuran-ukuran matematis yang terlebih dulu ditetapkan peneliti dan harus dapat disepakati oleh pengamatan lain, melainkan berdasarkan ungkapan subjek penelitian, sebagaimana yang dikehendaki dan dimaknai oleh subjek penelitian. Pendekatan kualitatif menggunakan konsep kealamiahan (kecermatan, kelengkapan, atau orisinalitas) data dan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Pendekatan kualitatif terutama layak untuk menelaah sikap atau perilaku dalam lingkungan yang agak artifisial, seperti dalam survei atau eksperimen. Peneliti kualitatif lebih menekankan proses dan makna ketimbang kuantitas, frekuensi atau intensitas (yang secara matematis dapat diukur), meskipun peneliti tidak mengharamkan statistik deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi atau presentase untuk melengkapi analisis datanya. (Mulyana, 2007:11). 3.2 Tipe / Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. (Nazir, 1998: 51) 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif. Metode penelitian berisi rumusan langkah-langkah penellitian dan pendekatan yang digunakan. Miles dan Hubberman menjelaskan mengenai metode kualitatif yang berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (Basrowi dan Suwandi, 2008: 22) 43 44 Peneliti menggunakan Metode Kualitatif Deskriptif yang digunakan dalam penelitian diharapkan dapat memberikan penjelasan dan melakukan penelitian secara evaluatif karena hal ini berkaitan dengan proses strategi Public Relations di 99ers FM dalam mempertahankan citranya sebagai Radio anak muda yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan Special Events “9coustic”. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif yang dilakukan, pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yaitu : 3.4.1 Data Primer Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli. Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini, maka dapat dilakukan dengan teknik wawancara. Wawancara, menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 141) semacam dialog atau tanya jawab antara pewawancara dengan responden dengan tujuan memperoleh jawabanjawaban yang dikehendaki. A. Wawancara Personal Wawancara personal yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis in-depth (mendalam) dengan bentuk wawancara semi terstruktur, dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended question) yang tidak menuntut keteraturan. Wawancara personal dilakukan kepada : • Program Director Radio 99ers 100.00 Fm Bandung • Head Of Off Air Division Radio 99ers 100.00 Fm Bandung • Produser “9coustic” Radio 99ers 100.00 Fm Bandung • Public Relation Radio 99ers 100.00 Fm Bandung • Penyiar Radio 99ers 100.00 Fm Bandung Dan Host “9coustic” • “Evita” Pengisi Event “9coustic” Wawancara semi terstruktur memiliki sedikit fleksibilitas, dimana pewawancara mengarahkan jalannya wawancara yang lebih direct. Banyak pertanyaan yang ditentukan sebelumnya dibandingkan dengan wawancara tidak terstruktur. Dalam hal ini, ada kesempatan bagi informan menggunakan 45 fleksibilitasnya untuk membentuk arus informasi. (Wikinson dan Birmingham, 2003: 45) 3.4.2 Data Sekunder Menurut Struwig (2007: 80) untuk menyempurnakan informasi dari wawancara yang dilakukan peneliti, terdapat data sekunder. Data sekunder dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis dan dapat diperoleh dari sumber lain, seperti : a. Data mentah yang sudah dikumpulkan b. Ringkasan angka atau statistik c. Risalah yang ditulis (buku, artikel, tesis) Dalam penelitian ini, data sekunder yang bisa didapat adalah data-data 99ers FM yang telah tersedia, seperti company profile, naskah, data R&D, dan data lainnya yang bisa diperoleh melalui buku dan jurnal. 3.5 Teknik Observasi Gall dkk memandang observasi sebagai suatu metode pengumpulan data dengan cara mengamati perilaku dan lingkungan (sosial dan atau material) individu yang sedang diamati (Sutoyo, 2012:85-86). Metode observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala pisis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis langsung terjun ke lapangan menjadi partisipan (observer partisipatif) untuk menemukan dan mendapatkan data yang berkaitan dengan fokus penelitian. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis data yang dibuat oleh Miles dan Huberman sebagaimana ditulis dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 206) terdapat tiga kegiatan yang bersamaan, yaitu : 1. Penyajian Data Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajiannya akan berbentuk teks naratif, matriks, jaringan, dan bagan. Tujuan peyajian data untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Dalam proses ini, data diklasifikan berdasarkan tema-tema inti. 46 2. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin. 3.7 Teknik Keabsahan Data Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif menggunakan triangulasi. Triangulasi merupakan penelitian yang digunakan dengan cara mengkombinasikan metode, studi kelompok, dan perspektif teori yang berbeda-beda didalam menangani sebuah fenomena. Hal ini dapat berarti menggunakan beberapa metode atau data. Dalam hal ini, data dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif. (Uwe Flick, 2006: 444). Triangulasi yang digunakan oleh peneliti sesuai penjabaran Sugiyono, (2008: 127) adalah triangulasi data dalam bentuk sumber pengumpulan data. Triangulasi sumber adalah mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, mendeskripsikan mengkategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Kesimpulan selanjutnya dibuat oleh peneliti dan meminta kesepakatan narasumber lain dalam melakukan pengecekan. Triagulasi sumber untuk citra dilakukan dengan wawancara dengan informan dalam dan inforn luar. Informan dalam adalah Head Production dan Produser. Sementara informan luar adalah pengisi acara. Citra radio 99ners menurut Head Productoin adalah cara perwujudan secara organik sebuah brand. Hal ini dapat ditempuh dengan membuat sebuah event yang menarik dan sangat berguna bagi audience. Sementara menurut Produser , dia sangat yakin bahwa melalui acara seperti ini dapat mewujudkan image yang jelas , khas dan unik dari sebuah event. Dari pandangan audience yang diwakili oleh Evita, dia memberi kesaksian bahwa 99ners mampu menyajikan event yang bagus banget dan membedakan dengan event=-event radio lain. Dengan event 9coustic memberi image bahwa 99ners identik dengan radionya anak muda. Triagulasi sumber untuk public relations dilakukan dengan wawancara dengan Program Director, Produser, dan Public Relations 99ers. 47 Public Relation menurut Program Director, harus mengetahui secara detail semua bagian dari SDM, event, media, artis dan semua yang terkait dengan event. PR sebagai bagian yang mendasari secara teoritis, sedangkan pelaksanaan dan eksekusinya menjadi tanggung jawab Program Director. Dalam hal ini PR harus dapat menciptakan iklim kerjasama yang baik dan lancar sehingga tujuan event dapat tercapai dengan baik. Termasuk membangun relasi dengan berbagai pihak seperti; media, manajer artis, sponsor, dan pihak lain. Sementara menurut Produser, sebenarnya PR penting di semua program, karena pada umumnya setiap produser akan cenderung berkutat dengan programnya sendiri. Kami ciptakan program yang dapat dinikmati tidak hanya oleh ninetyniners, tetapi dapat dinikmati pula oleh pendengat potensial di luar ninetyners, dengan tujuan untuk meningkatkan awareness. Strategi yang kami lakukan yaitu selalu menjalin hubungan dengan fans- fans yang ada di event 9caustic, sehingga terbangun awareness baru. Menurut Public Relations 99ers, PR harus memahami strategi untuk mengetahui marketnya seperti apa, tak tik apa yang tepat diterapkan dan bagaimana menerapkannya. Sementara market 99ers adalah anak muda usia 15-25 tahun, smart, dan energik. Dengan event seperti ini kita mengharapkan informasi perusahaan dapat sampai ke masyarakat, bukan hanya karena mengumpulkan fans, secara kebetulan tren pada saat itu banyak bermunculan konser musik dimana-mana. Sehingga kami berkeyakinan event 9coustic akan mampu membangun awarenes di kalangan kaum muda. 48 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan 99ers Radio 100 FM (99ers radio 100 FM) Bandung merupakan sebuah Radio terbesar di daerah bandung, keberadaan radio 99ers dirintis oleh sepasang suami istri yaitu Boediman Soemali dan Lisa Marlina yang senang akan musik, karena kegiatan di bidang music dianggap tidak cukup untuk mengekspresikan perhatian mereka pada music, maka digunakan media radio sebagai alatnya. Radio 99ers pertama kali On Air pada tanggal 09 September 2000 selama Sembilan hari, lalu berhenti untuk penyempurnaan system dan kembali On Air pada tanggal 22 Desember 2000. Radio 99ers berada di gedung BRI Tower lantai 14, Jln Asia Afrika No. 55-59 Bandung, dan memancar di jalur 100FM, Paket acara yang disajikan sarat dengan musik dan disajikan dalam bentuk yang menarik, sehingga dalam waktu yang singkat Radio 99ers muncul sebagai stasiun Radio swasta dengan format acara yang berbeda dari radio swasta dengan format acara yang berbeda dari format acara radio lainnya yang ada di kota Bandung. Tepat 1,5 tahun radio 99ers mengudara, 99ers berhasil mencapai posisi puncak untuk menjadi radio anak muda No 1, yaitu segment pendengar 15-24AB dan ke 5 untuk all segment di survey AC Nielsen 2002. 99ers kembali menjadi radio anak muda 15-24AB No 1. Juga naik pangkat ke posisi 3 pendengar all segment di survey AC Nielsen 2003, untuk tiga tahun berturut-turut 99ers menempati posisi radio anak muda No 1 Di Bandung 15-24AB dalam survey AC Nielsen May 2004, semua prestasi ini dapat dicapai karena 99ers berpromosi secara baik dan benar serta konsisten dan konsekwen. Perusahaan yang menaungi 99ers Radio 100 FM (99ers radio 100 FM) Bandung sendiri yaitu PT. Radio Swara Milliard Artha. Seperti halnya Radio 99ers, memiliki konsep dasar sehingga selalu berpikiran untuk selangkah lebih baik dari yang sudah ada dan mempunyai nilai yang lebih positif, dan itulah merupakan komitment 99ers Radio 100 FM (99ers radio 100 FM) Bandung. 49 50 4.1.2 Visi & Misi Visi & Misi Radio 99ers adalah sebagai berikut : 1. Visi “Menjadi media promosi bagi kebutuhan periklanan perusahaan di kota Bandung Jakarta & sekitarnya.” 2. Misi a. Menjalin kerjasama dengan para pelaku bisnis/ klien. b. Memberikan info untuk pendengar dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dicerna. c. Menyediakan sarana promosi bermutu. d. Memberikan informasi dengan mudah. 4.1.3 Motto Radio Ninetynners mempunya motto sebagai berikut : “Keep Funky Be Your Self NO MATTER WHAT THEY SAY” itulah motto atau slogan yang dimiliki oleh Radio 99ers, dimana motto tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang remaja selalu funky juga selalu menjadi diri sendiri, istilah Funky disinilah yang membedakan antara pendengar radio yang lainnya yang mempunyai arti yaitu para remaja yang pintar, berpendidikan, petualang, menyenangi musik, selalu mengikuti trend (Trend Setter), dinamis, kreatif, menyenangkan, mencintai dan memperhatikan sesama. 4.1.4 Logo Sebagai satu bentuk identitas diperlukan suatu logo, Logo Radio 99ers adalah sebagai berikut : Gambar 4.1 Logo 99ers Radio 100 FM Bandung Sumber: Arsip Humas 99ers Radio 51 Logo merupakan bentuk identitas yang membedakan 99ers Radio 100 FM (99ers radio 100 FM) Bandung dengan radio remaja lain. Identitas tersebut kemudian dipresentasikan dan dirancang sehingga menjadi satu bentuk visual yang mampu memberikan ciri atau identitas tertentu untuk suatu lembaga, perusahaan, merk produk, kelompok atau bahkan individu. 4.1.5 Struktur Organisasi Struktur organisasi dari 99ers Radio 100 FM (99ers radio 100 FM) Bandung hampir sama dengan struktur organisasi di perusahaan pers lainnya, karena merupakan dasar dari pembagian wewenang dan tugas dari setiap bagiannya. Dengan adanya struktur perusahaan ini diharapakan lebih mempermudah karyawan dalam pembagian tugas dan kerja menjadi lebih sistematis dan dinamis. 99ers Radio 100 FM (99ers radio 100 FM) Bandung memiliki susunan jabatan sebagai berikut : Gambar 4.2 Struktur Umum Organisasi Stasiun Radio Sumber: romeltea.com 52 4.1.6 Subjek Penelitian 1) Informan 1 Nama : Haried Surya Prakasa Profesi : Program Director 99ers 100 FM Bandung Alasan pemilihan informan : Untuk mengetahui program yang dilakukan oleh pihak 99ers FM. 2) Informan 2 Nama : Deri Ardiantara Profesi : Head of Off Air Division 99ers 100 FM Bandung Alasan pemilihan informan : Orang yang bertanggung jawab pada acara off air 99ers FM. 3) Informan 3 Nama : Abi Ardianda Profesi : Head of Creative dan Produser “9coustic” Alasan pemilihan informan : Sebagai tim kreatif 99ers FM 4) Informan 4 Nama : Made Profesi : Public Relations 99ers 100 FM Bandung Alasan pemilihan informan : Untuk mengetahui strategy PR yang dilakukan oleh 99ers FM. 5) Informan 5 Nama : Vinca Callista Profesi : Penyiar dan MC Special Events “9coustic” Alasan pemilihan informan : Selaku penghubung antara isi acara dengan audience. 6) Informan 6 Nama : Dian Hendaryani. S.sos PG Diploma Mgt Comm.MMS Profesi : Dosen PR & Event Management di Akademi Sekretaris Don Bosco Alasan pemilihan informan : Selaku akademis yang mengerti PR & Event. 4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1 Hasil Penelitian Transkrip Wawancvara Informan 1 53 Program Director : a. WHO 1. Bagaimana keadaan persaingan radio saat ini? Kompetitor itu pasti ada, tetapi kalau kita sudah memiliki tujuan kemana arahnya, diselaraskan pula kemana arahnya. Kalau program paginya kuat biasanya keatasnya akan ikut kuat. 2. Program “9coustic” dijalankan oleh siapa saja? Semua crew Ninetyniners ikut melaksanakan “9coustic”, karena kan kerja tim, jadi dari tim off air, host, program, music, PR juga hadir, jadi saling membantu. 3. Ide awal “9coustic” ini dari siapa? Idenya Abi Ardianda, dia merangkap sebagai produser di acara tersebut. 4. Anda berperan sebagai apa? Aku di program, bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan acara tersebut, baik on air maupun off air. b. WHAT : STRATEGI 1. Menurut anda strategi itu apa? Strategi itu perencanaan untuk bisa menghasilkan hasil yang maksimal. 2. Apakah ini merupakan strategi PR? Iya ini salah satu strategi PR yang dijalankan oleh Ninetyniners. 3. Apakah fungsi PR dijalankan oleh PR? PR di Ninetyniners harus mengetahui detail mulai dari SDM, walaupun fungsinya tidak bisa menjadi eksekutor, dia teorinya dan PD itu prakteknya, dan bagaimana membangun hubungan dengan media, menemani media yang datang. 54 4. PR memiliki peran khusus di “9coustic”? Mengatur tempat dan menemani media yang datang saat acara. c. MENENTUKAN GOALS & OBJECTIVE 1. Bagaimana menentukan tujuan acara? Kita harus tahu visi misi lalu mengaplikasikannya dan lempar jadi sebuah nilai yang bisa dijual oleh marketing. 2. Apa key message acara ini? Musik indie, karena musik indie jarang sekali diputar di radio. 3. Apa tujuan acara ini? Mengenalkan program ini dengan cara kita aplikasikan di off air. d. FORMULASI KEGIATAN 1. Bagaimana langkah pengambilan keputusan? Semua di meeting kan dulu, keputusan akhir tersebut mengacu pada kesepkatan awal, pihak venue, artis, sponsor, 2. Siapa yang memberikan keputusan? Ada station manager yang bertanggung jawab atas semuanya. 3. Bagaimana langkah / tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan? Setiap program yang akan diselenggarakan pasti kita meeting terlebih dahulu. Mencari situasi-situasu, masukan dari para pendengar melalui tim-tim terkait, lalu dikumpulkan jadi satu dengan meeting, apa yang akan diambil, apa yang lagi tren, dan tentunya penuh pertimbangan. 4. Fungsi dan peran PR saat itu apa? PR harus menguasai dan mengetahui program Ninetyniners, media handling, dan mempromosikan ke media-media untuk kerja sama, ada kalanya bekerja sama dengan kampus. 55 e. KOMUNIKASI EFEKTIF 1. Bagaimana upaya komunikasi yang efektif? Memberikan secara 2 arah promo di radio, dan campaign di twitter, bekerja sama dengan media cetak. 2. Bagaimana penyampaian hal tersebut? Macem-macem ya, tergantung apa yang lagi kita bahas, kadang juga bikin t-shirt sesuai dengan tema yang akan dibahas. 3. Apa ada hal lain yang dipikirkan sebelum berjalannya acara? Apapun juga dibutuhkan budget, baik dari internal maupun eksternal dari sponsor, agar terbangun image atau citra yang melekat pada pendengar. f. CHANNEL : TAKTIK 1. Media apa yang digunakan? Twitter dan bekerja sama dengan majalah Rolling Stones beberapa kali. 2. Bagaimana mengundang publik? Empat belas hari sebelum hari H berupa spot promo dan adlips, twitter yang berisi tentang informasi acara ini. g. WHOM 1. Cara menganalisa publik darimana? (contoh : SWOT) Dari social media, dilihat dari facebook dan twitter. Parameternya dilihat dari sosial media 2. Apakah menggunakan penelitian eksternal? Yang kita undang itu band-band yang punya fans loyal, jadi tidak perlu. 3. Acara ini ditujukan untuk siapa? Acara ini buat umum, siapa saja pendengar ataupun penyuka musik yang sesuai dengan tema kalau mau datang ya datang saja. h. EFFECT : EVALUASI 1. Indikator kesuksesan? 56 Ya worth it ga acara ini, memberikan kontribusi yang bagus ga terhadap brand awarenes, mencapai target pengunjung yang disesuaikan dengan venue nya. dan target akan lebih sukses. 2. Efek terhadap 99ers? Ya selain Ninetyniners makin banyak pendengarnya, tapi juga masuk sebagai billing, pemasukan dari sponsor yang bekerja sama. 3. Efek terhadap citra? Ninetyniners sebagai radio anak muda yang up to date, segmennya A+ sampai B dari program Ninetyniners lainnya, sesuai dengan visi misinya. 4. Kendala? Sponsor yang terkadang susah, tanpa sponsor kita ga berani jalan. 5. Citra itu apa? Citra itu hampir sama kaya daya tarik, pencitraan sesuatu yang harus dibuat bagus dan berguna. 6. Upaya untuk mendapatkan citra? Diperoleh saat kita melakukan campaign promo, dengan sebelumnya dibuat strategi, dengan planning, kemudian mendapatkan sentimen pasar yang positif. Pencitraan program itu dapat diprediksikan melalui media sosial misalnya. Transkrip Wawancara Informan 2 HEAD OF OFF AIR DIVISION RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG a. WHO 1. Bagaimana keadaan persaingan radio saat ini? Sekarang era digital persaingan lebih kompetitif dan pilihannya makin banyak. 2. Program “9coustic” dijalankan oleh siapa saja? 57 Semuanya sih ikut gabung dan punya tugas sendiri-sendiri. 3. Ide awal “9coustic” ini dari siapa? Dibuat sama abi, banyak program yang dia bikin. b. WHAT : STRATEGI 1. Apakah ini merupakan strategi PR? Iya, ini harusnya strategi PR c. MENENTUKAN GOALS & OBJECTIVE 2. Bagaimana menentukan tujuan acara? Semua harus masuk ke visi misi Ninetyniners dan pengisi acaranya harus menarik. 3. Apa tujuan acara ini? Untuk Ninetyniners aja. d. FORMULASI KEGIATAN 1. Siapa yang memberikan keputusan? Ada station manager. 2. Fungsi dan peran off air division saat itu apa? Sebagai project officer yang bertanggung jawab atas acara tersebut, dari mulai penyewaan tempat, mengundang artis, gimana mengatur tiket. e. KOMUNIKASI EFEKTIF 1. Bagaimana upaya komunikasi yang efektif? Ya kalau ninetyniners kan radio anak muda jadi nuansanya ya harus anak muda. 2. Apa ada hal lain yang dipikirkan sebelum berjalannya acara? Ya gimana caranya mengumpulkan penonton aja sih biar seru acaranya. f. CHANNEL : TAKTIK 1. Media apa yang digunakan? 58 Pake twitter radio dan spot radio aja sih 2. Bagaimana mengundang publik? Kita umumin di twitter dan si bintang tamu juga mengundang fans nya. g. WHOM 1. Cara menganalisa publik darimana? (contoh : SWOT) Kita udah punya tim khusus yang mengatur itu semua 2. Acara ini ditujukan untuk siapa? Umumnya untuk pendengar ninetyniners aja. h. EFFECT : EVALUASI 1. Bagaimana mengevaluasi acara ini? Kita meetiung sehabis acara, nanti ada laporannya masing-masing. 2. Indikator kesuksesan? Ya antusiasme penontonnya bagus. 3. Efek terhadap 99ers? Meningkatnya mutu program ninetyniners. 4. Efek terhadap citra? Variatif sih menurut gue. 5. Kendala? Paling kendalanya di sponsor kadang. 6. Ada aturan yang tidak boleh dilakukan selama acara? Tidak ada 7. Acara indoor atau outdoor? Kenapa? Tergantung tempat 59 8. Citra itu apa? Citra itu perwujudan secara organik sebuah brand 9. Upaya untuk mendapatkan citra? Bikin sesuatu hal yang menarik dan berguna bagi orang banyak. Transkrip Wawancara Informan 3 PRODUSER “9COUSTIC” RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG a. WHO 1. Bagaimana keadaan persaingan radio saat ini? Kebetulan ide memang dari gue, tadinya kita berpikir hanya membuat event tribute, Cuma gue pikir kalau hanya event tribute lalu event, selesai dan tidak berkesinambungan lagi, terus gue punya ide bagaimana kalau kita bikin event bulanan dalam bentuk event. b. WHAT : STRATEGI 2. Apakah ini merupakan strategi PR? Ini adalah strategi PR namun dijalankan oleh tim kreatif. Sebenarnya, karena saya konseptor dari “9coustic”, jadi tim saya lebih banyak berperan, Cuma memang sebenarnya ini merupakan kegiatan Public Relations. Produk radio adalah pendengar, ini adalah salah satu strategi yang berpengaruh terhadap citra aware ya terhadap musik. c. MENENTUKAN GOALS & OBJECTIVE 1. Apa tujuan acara ini? Dari sisi promosinya, setiap bulan kita selalu mendapatkan pendengar baru. d. FORMULASI KEGIATAN 1. Bagaimana langkah perencanaan? 60 Persiapan event dilakukan setiap satu bulan, Ditahap awal sudah di set up untuk dua bulan di awal-awal “9coustic” pertama kali. Kita meeting, kemudian kita adakan lagi brainstorming untuk bulan berikutnya. 2. Siapa yang memberikan keputusan? Semua kembali ke station manager, tapi ya kalau urusan acara sama kita, nanti untuk urusan hal yang berkaitan dengan venue dan segala macemnya bagian off air, nanti urusan keuangan ya marketing tapi semua akan disetujui oleh station manager. e. KOMUNIKASI EFEKTIF 1. Bagaimana upaya komunikasi yang efektif? Tentunya MC yang yang harus berinteraksi dengan penonton, menjalin keakraban melalui event ini, sehingga loyalitas pendengar akan ada. 2. Bagaimana penyampaian hal tersebut? Nah isinya di event tersebut ada performance dari penyanyi dan band ternama. f. CHANNEL : TAKTIK 1. Media apa yang digunakan? Kita menggunakan social media seperti twitter, facebook. Dan beberapa kali bekerja sama dengan beberapa majalah. 2. Bagaimana mengundang publik? Kalau setiap acara kita juga usahain media handling dan kerja sama dengan beberapa media, gue kasih tahu dengan program ini. g. WHOM 1. Cara menganalisa publik darimana? (contoh : SWOT) Sebelumnya dilakukan penelitian terlebih dahulu, misalnya mau ngundang band Noah, saya cek dulu reaksi massa nya di twitter, bagus atau tidak, kalau bagus ya kita datangkan band Noah. 61 2. Acara ini ditujukan untuk siapa? Sudah pasti pendengar Ninetyniners, range nya 15-25 tahun. h. EFFECT : EVALUASI 1. Bagaimana mengevaluasi acara ini? Pasti kita mengadakan evaluasi tiap bulannya, kita meeting khusus “9coustic” misalnya, “kok bulan ini kurang ramai ya, baik dari media yang kita pakai, respon dari sms atau twitter, nanti untuk bulan depannya harus kita cari lagi apa yang banyak diminati, agar sesuai dengan yang diharappkan audience. 2. Indikator kesuksesan? Kita lihat exposure di twitter banyak atau tidak, pas di event yang dateng ada atau tidak. 3. Efek terhadap 99ers? Dikenal banyak pendengar baru dan sempat menjadi trending topic di twitter. 4. Efek terhadap citra? Dengan adanya event musik ini mereka sudah tahu bahwa ninetyniners peduli dengan musik dengan image anak muda, karena itukan juga merupakan visi dan misi nineetyniners, kita gaboleh lari dari segmentasi tadi. 5. Hambatan apa saja saat mengimplementasikan strategi? Lebih ke budget. 6. Apa arti citra dan seberapa penting citra tersebut? Citra itu perwujudan secara organik sebuah brand dibenak audience. 7. Citra apa yang diharapkan oleh radio 99ers? Melalui acara ini diharapkan dapat mewujudkan image secara jelas dibenak konsumen. 62 8. Seberapa penting peranan Public Relations dalam strategi “9coustic”? Sebenarnya PR penting di semua program, karena setiap program itu akan berkutat dengan programnya sendiri, gue bikin program untuk orang yang sering dengerin ninetyniners, gimana caranya program ini punya potensi di luar pendengar ninetyniners untuk meningkatkan awareness. 9. Strategi PR apa saja yang dilakukan? Kita selalu berhubungan sama fans-fans yang kita bahas, dari situ kan akan dapat awareness baru. 10. Berapa rata-rata pengunjung “9coustic”? Tergantung tempat yang kita pakai, rata-rata sih 200 orang. 11. Bagaimana cara memilih media yang tepat dalam mempertahankan citra? Tentunya yang sesuai dengan segmen ninetyniners dan karena event ini tentang musik maka media yang kita pilih juga yang mengulas tentang musik secara mendalam. Transkrip Wawancara Informan 4 PUBLIC RELATION RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG a. WHO 1. Bagaimana keadaan persaingan radio saat ini? Persaingan radio sih sama aja, tapi gimana caranya kita harus membuat acara yang berbeda dan menarik daripada yang lain. 2. Program “9coustic” dijalankan oleh siapa saja? Semua divisi ikut turun tangan. 3. Ide awal “9coustic” ini dari siapa? Abi Ardiantara, kalau masalah tema kita ganti perbulannya. b. WHAT : STRATEGI 1. Menurut anda strategi itu apa? 63 Strategi itu gimana kita tau marketnya seperti apa, taktinya apa dan gimana. Ninetyniners sendiri marketnya udah tau anak muda umur 1525tahun, smart, and enerjik. 2. Apakah ini merupakan strategi PR? Iya, karena waktu itu kan kita ingin nge blast twitter, kita pingin banget followers twitter meningkat bukan karena ngumpulin fans, tapi juga karna ingin informasi perusahaan ini bisa sampai ke masyarakat gimana caranya, agar punya tanggapan Ninetyniners itu gimana. 3. Mengapa menggunakan bentuk event? Karena tahun 2012 itu lagi banyak banget konser dan kita ingin mengadakan juga untuk masyarakat luas dan menghibur mereka. c. MENENTUKAN GOALS & OBJECTIVE 1. Apa tujuan acara ini? Ingin ada kedekatan antara media dan market yang kita punya. d. FORMULASI KEGIATAN 2. Bagaimana langkah / tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan? Rembukan sih satu sama lain, karena di perusahaan pasti kerjasama marketing koordinator, account executive kita tanya dulu sama mereka ada kemungkinan sponsor tidak, kita kan media, budget kecil, jadi kita ga mungkin ngelaksanain program tapi budgetnya 100% dari kita. Jadi semua tim meetin dulu apakah event ini beneficial, kita juga nanya dulu sama orang-orang yang datang ke ninetyniners langsung, kira-kira acara ini bakal rame atau tidak, pada suka atau tidak. 3. Fungsi dan peran PR saat itu apa? Untuk deketin audience, ngasih sticker ninetyniners, mereka dapatkan secara gratis, jadi mereka akan senang, lebih ke pendekatan kepada audience dan kerja sama dengan media partner. 64 e. KOMUNIKASI EFEKTIF 1. Bagaimana upaya komunikasi yang efektif? Kita selalu berupaya konsisten dengan apa yang kita sampaikan, bisa menarik perhatian audience. 2. Apa ada hal lain yang dipikirkan sebelum berjalannya acara? Ya sebelumnya harus deketin dulu fans-fans dari bintang tamu yang akan kita tampilkan, kita tanya bagaiman cara mengundang mereka melalui ketua fansbasenya. f. CHANNEL : TAKTIK 1. Media apa yang digunakan? Kerja sama dengan media lain, seperti majalah HAI dan Rolling Stone, kebanyakan barter, tapi dilain itu ada adlips, direct selling, media online. 2. Bagaimana mengundang publik? Bagaimana kerjasama tim? Berapa hari sebelum? Fleksibel, kita kan punya banyak program, apabila station manager bilang ada event ya kita bikin event. g. WHOM 1. Cara menganalisa publik darimana? (contoh : SWOT) Kita punya banyak cara, salah satunya dengan menggunakan consultant company untuk melihat skala pendengar. 2. Apakah menggunakan penelitian eksternal? Waktu itu kita pakai online sih, twitter. 3. Acara ini ditujukan untuk siapa? Boleh untuk siapa saja. h. EFFECT : EVALUASI 1. Bagaimana mengevaluasi acara ini? 65 Dilakukan setelah acara, membahas apa saja yang harus diperbaiki ke depannya. 2. Indikator kesuksesan? Seberapa banyak pendengaryang datang dan kalau finasial ga terlalu really matters. 3. Efek terhadap 99ers? Besar banget ya, pasarnya juga semakin besar. 4. Efek terhadap citra? Kalau secara general sih ga berubah ya karena dengan adanya acara ini tetap radio yang mass, banyak suka. Soalnya banyak programnya, dan ninetyniners peduli dengan musik. 5. Kendala? Gimana caranya dapat budget yang sesuai dari sponsor biar bisa attract lebih banyak pengunjung. 6. Citra itu apa? Gimana seseorang menjalankan peran di lingkungannya. Ninetyniners bagaimana akhirnya mereka punya peran sehingga orang akan melihat ninetyniners sebagai radio apa sih, image ga harus visual tapi orang akan mengingat kita atas peran kita. 7. Bagaiamana cara mendapatkan image tersebut? Ya gimana akhirnya benar-benar bisa ngumpulin semua masyarakat di dalam satu tempat yang sudah dipersiapkan oleh ninetyniners, terus semua market ninetyniners datang. Muncullah di ingatan orang tersebut, oh ninetyniners itu gini ya. Transkrip Wawancara Informan 5 66 PENYIAR RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG DAN HOST “9COUSTIC” a. WHO 1. Bagaimana keadaan persaingan radio saat ini? Ya cukup bersaing apalagi banyak radio baru yang punya segmen yang bagus. b. WHAT : STRATEGI 1. Apakah ini merupakan strategi PR? Iya ini termasuk kegiatan PR. 2. Apakah fungsi PR dijalankan oleh PR? Iya PR handle media massa dan undangan. c. MENENTUKAN GOALS & OBJECTIVE 1. Apa tujuan acara ini? Tujuannya udah pasti menghibur. d. FORMULASI KEGIATAN 1. Siapa yang memberikan keputusan? Semua ada pada station manager. e. KOMUNIKASI EFEKTIF 1. Bagaimana upaya komunikasi yang efektif? Komunikasi dua arah, saling mengerti maksud satu sama lain 2. Bagaimana penyampaian hal tersebut? Dengan cara mengenal karakter partner kerja f. CHANNEL : TAKTIK 1. Media apa yang digunakan? Social media 2. Bagaimana mengundang publik? Menyebarkan dan memanjang f-lyers g. WHOM 1. Acara ini ditujukan untuk siapa? 67 Untuk pendengar setia Ninetyniners h. EFFECT : EVALUASI 1. Bagaimana mengevaluasi acara ini? Gue ga ikutan 2. Citra itu apa? Jati diri 3. Upaya untuk mendapatkan citra? Down to earth dan mencerdaskan para pendengarnya. 4. Ceritakan mengenai radio 99ers? Ninetyniners termasuk radio anak muda yang berhasil mempertahankan predikatnya sebagai radio anak muda nomor satu di Bandung. 5. Apakah ada feedback atau tidak dari audience? Kebanyakan dari on air, tapi kalo off air jadi bisa lebih deket aja sama pendengar yang datang. Transkrip Wawancara Informan 6 “Dian Hendaryani. S.sos PG Diploma Mgt Comm.MMS 1. Apakah anda pendengar radio 99ers 100.00 FM Bandung? Karena saya tinggal di Jakarta, saya tidak mendengarkan 99ers. Tetapi saya tau adanya radio tersebut dan kegiatan event-event Radio 99ers. 2. Tahu mengenai kegiatan Special Event 99ers “9 Coustic” darimana? Kebetulan waktu itu saya sedang liburan bersama keluarga saya, lalu melihat event tersebut. 3. Bagaimana menurut kamu tentang event “9coustic” ini? Bagus banget, acaranya beda dari yang lain. 4. Bagaimana pandangan kamu terhadap image 99ers? Ninetyniners bagus, bisa ngasih warna baru di dunia radio. 5. Bagaimana menurut anda tentang audience yang datang ke acara tersebut? Respon penontonnya bagus, karena pengisi acaranya juga bagus-bagus. 68 6. Menurut anda apakah special event “9 Coustic” sudah mengikuti konsep event yang benar ? Menurut saya sudah, karena berjalan sesuai dengan target mereka dan antusias audience sangat besar. 7. Apa harapan anda dengan adanya event seperti “9coustic”? Ya dibikin festival kali ya, dibikin lebih meriah lagi, undang band dari luar kota juga seru tuh. Untuk meneliti kegiatan yang telah berlangsung ini, peneliti melakukan wawancara dengan enam orang informan internal dan satu informan eksternal dari pengisi acara. Informan internal dari Radio 99ers adalah Haried Surya Prakasa selaku Program Director, Abi Ardianda selaku Head of Creative dan Producer, Deri Ardiantara selaku Head of Off Air Division, Made selaku Public Relation, Vinca Callista dan Doddy 3D selaku Penyiar dan pembawa acara “9coustic”. Sebelumnya peneliti menganalisa terlebih dahulu kepada infroman bahwa kegiatan atau program Special Event ini merupakan strategi Public Relation yang dijalankan oleh Perusahaan Radio yang bernama 99ers FM, seperti yang diutarakan oleh Program Director 99ers, Haried Surya Prakasa yang menyatakan bahwa ini adalah salah satu strategi Public Relation yang dijalankan oleh 99ers. Hal ini juga diakui oleh Public Relations 99ers FM saat itu, Made, bahwa hal ini adalah strategi Public Relations : “Sebenarnya strategi Public Relation, karena waktu itu kan kita lagi pingin nge blast Twitter, kita pingin banget followers Twitter meningkat, bukan karena cuma ngumpulin fans, tapi juga karena kita pingin informasi perusahaan ini bisa sampai ke masyarakat gimana caranya. Agar punya tanggapan 99ers itu gimana” Hal ini didukung oleh Deri Ardiantara, Head of Creative 99ers FM dalam pernyataannya : “Ini adalah strategi Public Relations namun dijalankan oleh tim kreatifnya 99ers. Sebenarnya, karena saya merupakan konseptor dari “9coustic”, jadi tim saya lebih banyak berperan, Cuma memang sebenarnya ini merupakan kegiatan Public Relations. Promo radio produk radio itu pendengar, salah satu strategi yang pengaruh terhadap citra, aware ya terhadap musik yang cukup segmented” 69 Dari penjabaran para informan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan Special Event “9coustic” Off Air ini adalah sebuah strategi Public Relations yang dijalankan oleh 99ers FM dan terdapat tujuan atau objektif di dalam pembuatan strategi tersebut, salah satunya adalah Citra. Citra itu sendiri menurut Abi Ardianda selaku Head of Creative sekaligus Producer “9coustic” adalah “Citra itu perwujudan secara organik sebuah brand dibenak audience” Off Air Division 99ers FM juga menyatakan bahwa citra adalah jati diri. Kemudian hal tersebut diakui oleh Public Relations 99ers FM, Made, bahwa : “Image itu peran, gimana seseorang menjalankan peran di lingkungannya, 99ers bagaimana akhirnya mereka punya peran sehingga orang akan melihat 99ers sebagai radio apa sih, image gak harus visual tapi orang akan mengingat kita atas peran kita” Hal ini juga didukung oleh pernyataan Program Director 99ers FM, Haried Surya Prakasa bahwa “Citra itu hampir sama kaya daya tarik, pencitraan sesuatu yang harus dibuat bagus dan berguna”. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa citra menurut para informan merupakan sebuah gambaran, peranan, dan daya darik dari sebuah perusahaan atau kegiatan yang dilakukan sehingga hal tersebut tertanam di dalam benak publik mereka. Dalam memperoleh citra yang diharapkan ataupun diinginkan oleh perusahaan, khususnya 99ers FM, diperlukan serangkaian perencanaan yang didalamnya tertuang strategi yang terorganisir dan terencana. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Program Director 99ers FM, Haried Surya Prakasa : “Diperoleh saat kita melakuakan campaign promo, dentegigan sebelumnya dibuat strategi, dengan planning, kemudian mendapatkan sentimen pasar yang positif, sehingga kita lontarkan kepada publik, pencitraan program itu dapat diprediksikan. Dari penggunaan Social Media, dan harus diselaraskan nanti, dengan Eventsnya di hari H nya harus bagus”. Public Relations 99ers FM saat itu, Made, juga mendukung pernyataan tersebut : “Ya gimana akhirnya bener-bener bisa ngumpulin semua masyarakat di dalam suatu tempat yang sudah dipersiapkan oleh 99ers, terus semua market 99ers datang. Munculah diingatan orang tersebut, Oh 99ers itu gini ya”. 70 Deri Ardiantara, Head of Off Air Division menambahkan : “Berkenaan dengan materi siaran yang dapat mengedukasi dan mencerdaskan para pendengarnya, dan juga hal tersebut bisa didapat melalui sikap dan perilaku karyawan yang selalu melayani dan down to earth”. Sesuai dengan pernyataan para informan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menciptakan sebuah citra harus didukung dengan program yang telah dipersiapkan matang oleh perusahaan bagi publiknya, dan dari kegiatan itulah dilakukan serangkaian aktivitas yang dapat menyuguhkan pesan yang diharapkan menciptakan suatu gambaran yang sesuai dengan keinginan perusahaan tersebut. 4.2.2 Pembahasan Program “ 9coustic” merupakan strategi PR yang dilaksanakan oleh semua crew Ninetyners dari tim off air, program, music, PR yang bekerja dalam satu tim. Ide awal program ini dari Abi Ardianda yang sekaligus sebagai produser acara tersebut. PR harus mengetahui secara detail mulai dari SDM sampai membangun relasi dengan media. Untuk menentukan tujuannya kita harus mengetahui visi dan misi lalu mengaplikasikannya sehingga mampu mewujudkan nilai yang bisa dijual oleh marketing. Adapun tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan terlebih dulu diawali dengan meeting untuk mencermati situasi, meminta masukan dari pendengar melalui tim terkait, menganalisis masukan, mencermati trending topic yang sedang berkembang dan pengambilan keputusan. PR berperan mengetahui program Ninetyniners, media handling, dan mempromosikan ke media-media untuk kerja sama, ada kalanya bekerja sama dengan kampus. Upaya komunikasi yang efektif dilakukan dengan dua arah, promo di radio dan campaign di twitter, bekerja sama dengan media cetak. Penyampaian informasi tersebut ditempuh dengan macam-macam cara tergantung apa yang akan kita sampaikan, kadang kita membuat t-shirt sesuai dengan tema yang akan dibahas. Untuk channel TakTik digunakan media twitter bekerja sama dengan majalah Rolling Stones, dilaksanakan empat belas hari sebelum hari H berupa spot promo dan adlips, twitter yang berisi informasi acara tersebut. 71 Sasaran acara ini untuk umum, siapapun pendengar atau penyuka musik yang cocok dengan tema bisa datang, dalam acara tersebut diundang band-band yang punya fans loyal. Indikator keberhasilan acara ini bisa dilihat kontribusinya terhadap brand awarenes dan target pengunjung yang disesuaikan dengan veneunya. Citra perusahaan dapat dicapai saat kita melakukan campaign promo, dengan planning yang baik dan strategi yang tepat kita akan mendapatlan sentimen pasar yang positif. Pada era digital ini persaingan yang terjadi lebih kompetitif dan pilihan yang ditawarkan juga semakin banyak dan bervariasi. Jika kita ingin memenangkan persaingan itu kita harus membuat terobosan-terobosan baru agar dapat merebut kepercayaan pelanggan dan tentu memenangkan persaingan tersebut. Strategi yang kita lakukan, kita harus kembali ke visi misi Ninetyniners dan pengisi acaranya juga harus menarik, sehingga kita mampu menarik penonton sebanyakbanyaknya. Suksesnya acara ini akan berdampak pada meningkatnya kualitas program nyntynners serta variatifnya program yang sudah barang tentu akan semakin meningkatnys citra radio tersebut yang mewujudkan Menurut Pruduser “9COUSTIC” RADIO 99ERS 100.00 FM BANDUNG adalah acara yang kita kemas untuk memenangkan persaingan radio di kota Bandung. Semula kita berfikir untuk membuat event tribute, namun kalau acara selesai tidak ada kelanjutannya, lalu kita merancang event bulanan. Event ini merupakan salah satu strategi PR yang dilaksanakan oleh Tim Kreatif yang akan berpengaruh pada citra aware terhadap musik.. Tujuan dari kegiatan ini kita akan mendapatkan pendengar baru setiap bulannya. Persiapan event ini dilakukan setiap awal bulan dalam meeting dengan cara brainstorming, kemudian diputuskan oleh station manager. Sementara untuk acara menjadi tanggungjawab produser, venue dan segala sesuatu yang berkaitan menjadi tanggung jawab bagian off air dan urusan keuangan menjadi tanggung jawab finance. Komunikasi yang efektif menjadi tanggungjawab MC yang berinteraksi langsung dengan penonton yang hadir dalam event ini sehingga loyalitas pendengar terpelihara dengan baik. Dalam event tersebut ada performance dari penyanyi dan band ternama. 72 Seluruh kegiatan event ini kita evaluasi setiap bulannya, kita buat meeting secara khusus “9coustic”, misalnya : • Event bulan ini koq kurang ramai ya ?, baik dari media yang kita pakai, respon melalui sms maupun twitter. Hal ini kita jadikan masukan untuk menentukan event bulan berikutnya, kita cari trend yang diminati oleh audience.. Efeknya event ini bagi 99ers ? semakin dikenal oleh pendengar baru dan sempat menjadi trending topic. Dengan adanya event musik seperti ini mereka tahu bahwa ninetyners peduli musik dengan image anak muda, ini sejalan dengan visi dan misi ninetyners yang menjadi segmentasi kita. Sehingga di benak konsumen tertanam image yang baik tentang event kita. Untuk mempertahankan image kita pilih media yang mengulas tentang musik secara mendalam karena event ini adalah event tentang musik. 4.2.3 WHO Untuk mengetahui 99ers FM secara mendalam, peneliti telah melakukan wawancara dengan informan yang ikut dalam pelaksanaan kegiatan Special Events “9coustic” tersebut. Dalam analisa WHO ini peneliti mendapatkan hasil mengenai kondisi atau situasi yang dihadapi oleh 99ers FM, yang dapat peneliti kaitkan pula dengan strategi perencanaan Ronald. D. Smith di dalam fase pertamanya yaitu dalam menganalisa situasi yang ada di dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam upaya mengenal lebih lanjut mengenai kondisi 99ers FM dan persaingan bisnis di dalam dunia Radio. Hal tersebut dapat dilihat seperti yang dijabarkan oleh Haried Surya Prakasa mengenai keadaan persaingan perusahaan radio dan 99ers FM, yaitu : “Kalau dilihat segmentasi Mustang 15-25, ada kompetitor yang memiliki segmentasi yang sama pada usia. Kita tidak takut dengan kompetitor tapi tetap berjaga-jaga, hasil survey AC Nielsen juga menunjukan 99ers nomor satu selama enam tahun berturut-turut secara jumlah pendengar. Kalau kita sudah memiliki tujuan kemana arahnya, diselaraskan pula kemana arahnya, kalau program paginya kuat biasanya ke atasnya ikut kuat”. Sesuai dengan pernyataan para informan, maka dapat disimpulkan bahwa pengenalan terhadap analisis situasi radio saat ini mengenal kondisi persaingan radio bisa dikatakan kompetitif. Persaingan yang ketat dalam bisnis radio ditambah 73 tumbuhnya media digital yang menyebabkan perkembangan media radio semakin banyak diminati pesaing bisnis. 99ers sendiri memiliki kompetitor yang berada di dalam segmentasi usia yang sama. Namun, hal ini tidak menjadi suatu resiko besar bagi 99ers FM dalam pergerakan bisnis radio. Di sisi lain, 99ers FM tetap mencoba untuk bersikap waspada terhadap perkembangan bisnis tersebut. Setelah menganalisa mengenai situasi dan kondisi 99ers FM saat itu, diperlukan sebuah gerakan ataupun kegiatan yang mampu menciptakan 99ers FM sebagai radio yang memiliki daya saing yang baik. Hal tersebut akan dikaitkan oleh peneliti siapa sesungguhnya pembuat ide atau konseptor dibalik kegiatan Special Event “9coustic” tersebut. • Tim Kreatif Dalam dimulainya perencanaan kegiatan Special Event “9coustic” Off Air perlu mengetahui konseptor dari kegiatan ini. Kegiatan Special Event “9coustic” pada awalnya dicetuskan oleh Abi Ardianda, selaku Head of Creative dan Producer 99ers FM. Abi Ardianda juga memberikan idenya di dalam beberapa program 99ers FM dan termasuk Special Event “9coustic” Off Air. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Program Director 99ers FM : “Tercetus atas ide Abi Ardianda, dia merangkap sebagai Producer acara tersebut. Tim siapapun yang memiliki ide dan gagasan itu lalu ditawarkan, kemudian kita kembangkan, dan kita matangkan. Off Air nya sendiri kita minta tolong dari tim Off Air dan marketing untuk mencari sponsorship”. Hal ini,didukung oleh Head of Off Air Division 99ers FM, Deri Ardiantara bahwa Abi Ardianda juga telah berkontribusi memberikan ide-ide lain di dalam program 99ers FM, seperti berikut ini : “Kebetulan acara ini dibuat oleh Abi Ardianda, memang dia kreatifnya 99ers saat itu, banyak sih program yang dia ciptakan untuk 99ers FM”. Pernyataan tersebut juga diakui oleh Made, Public Relations 99ers saat itu bahwa konseptor dari acara tersebut adalah Abi Ardianda sih, kan dia produsernya juga”. Vinca Callista, Penyiar 99ers FM yang juga merupakan pembawa acara “9coustic”, juga mendukung hal tersebut. 74 “Abi Ardianda, jadi kebetulan program awal “9coustic” itu pertama kali datang dari creativenya 99ers FM, idenya simple sih awalnya dia mau bikin satu band yang cukup mewakili atau bisa dibilang cukup memberikan inspirasi buat orang-orang dan buat fans band tersebut”. Dinyatakan oleh Head of Creative 99ers FM itu sendiri, Abi Ardianda, bagaimana terciptanya kegiatan program Special Event “9coustic” tersebut. “Kebetulan ide memang dari gue. Tadinya kita berpikir untuk hanya membuat Event Tribute, tapi ternyata kalau setiap event nya disajikan dengan tema yang selalu berbeda-beda dan itu lebih menarik”. Dari penyataan-pernyataan di atas, disimpulkan bahwa kegiatan Special Event “9coustic” merupakan sebuah kegiatan yang telah direncanakan oleh Head of Creative 99ers FM, yaitu Abi Ardianda. Dari pernyataan hasil wawancara yang didapatkan oleh peneliti didapatkan juga dalam pelaksanaan kegiatan “9coustic” dilaksanakan oleh seluruh anggota tim ataupun crew 99ers FM, seperti yang dikatakan oleh Haried Surya Prakasa, Program Director 99ers FM. “Semua crew 99ers akan ikut melaksanakan aktivasi lapangan, karena kan disini semua kerja tim ya, jadi dari tim off air, Host, program, musik, Public Relations juga hadir, karena semua kerja dalam teamwork ya, semua saling membantu”. Dari pernyataan di atas, didapatkan bahwa kegiatan Special Event “9coustic” ini dilakukan secara bersama-sama oleh para staff radio 99ers FM. Keterlibatan antara divisi yang solid tentunya menjadikan hal ini sebagai bagian dari aktivasi lapangan. Dalam hal tersebut dikerjakan dalam bentuk teamwork yang saling membantu satu sama lain. 4.3 Temuan Hasil Penelitian Temuan dalam hasil penelitian ini adalah kegiatan Strategi Public Relations yang dilakukan secara berttahap sehingga langkah-langkah yang dijalankan dapat dilakukan secara terorganisir. Didalam perjalanan awal tahapan tersebut terdapat rancangan kegiatan yang diawali dengan rapat atau meeting, dari situlah didapatkan strategi dan taktik dalam pelaksanaan kegiatan. Di dalam meeting ini didiskusikan berbagai hal tentang event yang akan dibuat, seperti jenis event yang akan dipilih, 75 efektivitas event, faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar event yang dipilih dapat berhasil dengan baik, launching event, maupun pelaksanaan event tersebut Dalam hal ini penggunaan media yang diharapkan dapat menyalurkan pesan secara efektif adalah lewat media Online dan Spot Promo Radio yang menjadi media utama dalam penyampaian pesan. Dari hal ini, 99ers FM menggunakan Twitter sebagai media online yang terlihat juga meningkat dibulan sebelumnya. Dalam kegiatan Special Event banyak para pendengar yang datang untuk menyaksikan kegiatan tersebut dari para penggemar band tersebut. Pada akhirnya, dalam mempertahankan atau lebih meningkatkan citra Radio 99ers FM di dalam pengimplementasian strategi Public Relations dan berdasarkan Brand Awareness dan teori citra terdapat efek yang dihasilkan dalam kegiatan Special Events “9coustic” ini dapat memberikan jawaban bagi peneliti bahwa 99ers FM tetap menjaga eksistensinya dan citranya sebagai radio anak muda dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara penulis, dapat disimpulkan bahwa, 1. Ninetyniners termasuk radio anak muda yang berhasil mempertahankan predikatnya sebagai radio anak muda nomor satu di Bandung. 2. Feedback dari audience kebanyakan melalui on air, tetapi kalau off air bisa lebih dekat dengan sesama pendengar. 3. Pengisi event umumnya mengenal radio 99ers 100.00 FM Bandung dari Ninetyninersnya yang disosialisasikan melalui social media twitter. Menurut mereka Ninetyniners bagus banget, acaranya berbeda dengan radio yang lain karena pengisi acaranya juga bagus-bagus dan bisa memberi warna baru di dunia radio. 4. Harapan dari pengisi event “9coustic” agar dibuat festival yang lebih meriah lagi dengan mengundang band dari luar kota. 76 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, usaha dalam mencapai tujuan yang diinginkan oleh sebuah perusahaan harus terlebih dahulu dilakukan suatu perencanaan dan penyusunan strategi yang matang dan setelah itu diimplementasikan oleh perusahaan tersebut melalui kerja tim yang kompeten dan melakukan evaluasi hasil dari kegiatan tersebut. Dalam hal ini, strategi Public Relations yang dijalankan oleh 99ers FM adalah Special Events yang dibantu dengan adanya kerjasama internal meeting, penggunaan media Spot Promo Radio, Social Media Twitter, dan kerjasama eksternal melalui media partner. 1. Public Relations dalam perusahaan memiliki fungsi yang dapat membantu terwujudnya tujuan dalam mempertahankan citra perusahaan yang sudah ada, sehingga tidak menurun. Dengan memanfaatkan media komunikasi yang ada secara efektif dan efisien. Namun dalam upaya dari strategi Public Relations ini merupakan konsep dari Tim Kreatif 99ers FM. Special Event program “9coustic” juga dirasakan cukup mendapatkan atensi dari banyak pihak karena segmentasinya yang terarah dan banyak diminati oleh sponsor. 99ers FM tidak melakukan rangkaian perencanaan secara bertahap seperti Strategi Perencanaan Public Relations 9 Steps Ronald D. Smith. Hal ini dikarenakan strategi Public Relations yang merupakan perencanaan, dimana yang peneliti lakukan justru pada kegiatan yang telah berlangsung. 2. Sedangkan hambatan yang ditemui peneliti dalam melakukan pengelolaan Brand Image pada Radio 99ers FM tidak terlalu signifikan. Adapun asosiasi merek yang ingin dikelola oleh 99ers FM melalui acara Special Event “9 Coustic” adalah radio anak muda. Pada akhirnya, dalam mempertahankan atau lebih meningkatkan citra Radio 99ers FM di dalam pengimplementasian strategi Public Relations teori citra terdapat efek yang dihasilkan dalam kegiatan Special Events “9coustic” ini dapat 77 78 memberikan jawaban bagi peneliti bahwa 99ers FM tetap menjaga eksistensinya dan citranya sebagai radio anak muda dengan baik. 5.2 Saran Berdasarkan analisa hasil penelitian, peneliti ingin memberikan beberapa saran yang diharapkan berguna untuk penelitian selanjutnya dan untuk kemajuan 99ers FM. Saran tersebut terbagi atas saran akademis, praktis, dan saran bagi masyarakat umum. 5.2.1 Saran Akademis Berdasarkan hasil analisis terhadap Strategi Public Relations 99ers FM dalam mempertahankan citranya sebagai radio anak muda, peneliti menambahkan saran akademis guna membantu pihak-pihak yang berada dalam lingkup akademis dalam melakukan penelitian selanjutnya, yaitu : a. Strategi Public Relations 9 Steps atau perencanaan yang dibuat oleh Ronald Smith ini dapat dikembangkan dan diteliti lebih lanjut. b. Keefektifan dari Media yang digunakan tidak bisa diukur secara objektif, dilihat dari indikator keefektifan sebuah media dalam memberikan efek citra terhadap suatu perusahaan, sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan mengenai ukuran keefektifan media terhadap suatu kegiatan promosi. 5.2.2 Saran Praktis Berdasarkan hasil analisis terhadap Strategi Public Relations sebuah radio dalam mempertahankan citranya, maka peneliti memberikan saran praktis sebagai berikut : a. Diharapkan 99ers FM memiliki divisi Public Relations yang kuat, sehingga fungsi dan peranan Public Relations di dalam perusahaan dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya. b. Strategi yang dilakukan berdasarkan susunan akan memperjelas tahapan dalam pelaksanaan sebuah kegiatan Public Relations, sehingga penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak 99ers FM khususnya bagi Program Director ataupun Public Relations 99ers FM untuk meningkatkan kinerjanya dalam pembuatan perencanaan strategi 79 sehingga pengimplementasian dari strategi tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan. c. Internal briefing atau meeting dilakukan secara intensif dan terorganisir sehingga program ataupun kegiatan lain yang akan diadakan lebih terarah dan sesuai dengan analisis yang telah dilakukan, dan hal ini akan memperkuat kesepahaman di dalam internal sehingga citra 99ers FM dapat lebih dipertahankan d. Perluasan Media Relations oleh 99ers FM kepada Media lainnya ke dalam jaringan media elektronik (Televisi), media cetak (Majalah), dan New Media (Website, Social Media) yang sesuai dengan segmentasi 99ers FM, karena media tersebut akan mendukung promosi kegiatan yang dilakukan oleh 99ers FM. e. Penggunaan New Media yang update dan intensif. 5.2.3 Saran Bagi Masyarakat Umum Setelah penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berdasarkan analisa yang dilakukan, peneliti ingin memberikan beberapa saran yang diharapkan berguna untuk penelitian selanjutnya dan untuk kemajuan 99ers FM. a. Bagi setiap perusahaan agar sungguh memahami dan mengkaji bentuk strategi Public Relations yang dilakukan agar dapat memperoleh pelanggan yang loyalis bagi perusahaan. b. Perusahaan agar merencanakan dengan matang bentuk kegiatan dan memprediksi kendala yang mungkin terjadi, sehingga apabila terjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan dapat dengan mudah mengalihkan pada rencana yang lain agar tetap dapat mencapai tujuan perusahaan secara efektif. 80 DAFTAR PUSTAKA Buku Arikunto, Suharsimi. 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta. Cangara, Hafied. 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. Efefendy, Onong Uchjana. 1992, Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Efendi, Onong Uchajana. (2002). Humas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Effendy, Onong, Uchjana. 2003, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung, Citra Aditya Bakti. Hafidz, Ibnu Novel. (2007). aiu EO Mengulik Bisnis Event Organizer. Jogjakarta: Gava Media. Iriantara, Yosal. 2005, Media Relation. Bandung, Simbiosa Rekatama Media. Jefkins, Frank. 2003, Public Relations, Jakarta, Erlangga. Megananda, Yudhi dan Johannes Ariffin Wijaya. (2009). EO 7 Langkah Jitu Membangun Bisnis Event Organizer. Jakarta: PT.Bhuana Ilmu Populer Mulyana, Deddy. 2000, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2001, Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2002, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan (R. Wayne Pace dan Don F. Faules), Bandung, Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin. 2005, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya. Ruslan, Rosady. (2006). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Ruslan, Rosady. 2001, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta, Rajawali Pers. Ruslan, Rosady. 2006, Manajemen Public relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Smith, Ronald D. 2005. Strategic Planning for Public Relations - Second Edition. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Sugiyono. 2007, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, ALFABETA,cv. 81 82 Wisesa, Silih Agung. 2005. Strategi Public Relation Bagaimana Strategi Public Relation dari 36 Merek Global dan Lokal Membangun Citra, Mengendalikan Krisis, dan Merebut Hati Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Yandianto. 2000, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung, M2S. Yenny Ratna Suminar, Soleh Soemirat, dan Elvinaro Ardianto. 2003, Komunikasi Organisasional, Jakarta, Universitas Terbuka. Sumber Lain: www.sagepub.com www.garudadikti.com