BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Waduk Simo terletak di desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong Kabupaten
Gunungkidul. Pembangunan waduk Simo diresmikan pada tahun 2004 dengan
luas ±40.000 m2, mempunyai tujuan untuk irigasi dan perikanan. Laju aliran debit
air masuk (inlet) waduk Simo adalah 0,204 m3/dt dan debit air keluar (outlet)
adalah 0,189 m3/dt. Dalam fungsinya sebagai irigasi, waduk Simo mampu
menyuplai ± 2.000 hektar areal persawahan baik di Kecamatan Ponjong maupun
Kecamatan Karangmojo, terutama pada musim kemarau. Penyediaan air ini
disamping untuk memperluas areal pengairan, juga dapat meningkatkan intensitas
tanaman serta efisiensi air irigasi. Sumber air waduk Simo berasal dari air bawah
tanah yang mengalir keluar mulut goa Grenjeng.
Selain fungsinya sebagai irigasi, waduk Simo juga dimanfaatkan untuk
budidaya ikan dengan sistem karamba jaring apung. Budidaya ikan menggunakan
sistem keramba ini telah dimulai pada awal tahun 2005. Ikan yang dibudidayakan
antara lain nila, kaper dan bawal. Ukuran keramba yang digunakan untuk
budidaya ikan ini adalah lebar 1 meter, panjang 3 meter, dan tinggi 1 meter;
dengan kepadatan tebar benih ikan sebanyak 125 sampai 130 ekor. Di waduk
1
Simo terdapat 8 unit keramba jaring apung (kriteria sama dengan atas). Masingmasing keramba diisi dengan benih ikan sebanyak 125 sampai 130 ekor dengan
berat masing-masing perekor 30 gram atau dengan ukuran panjang 15 – 18 cm
(umur sekitar 2 bulan) dan pemberian pakan dilakukan 1 hari 3 kali. Pakan yang
digunakan antara lain adalah dari
bahan campuran berupa dedak halus dan
tepung jagung.
Dengan kehadiran karamba jaring apung tersebut diduga akan terjadi
penambahan bahan organik baik dari sisa-sisa pakan yang diberikan untuk ikan
maupun dari kotoran ikan tersebut. Limbah organik yang langsung jatuh sebagai
sedimen atau tertahan di badan air sebagai koloid, suspensi ataupun larutan akan
diurai oleh bakteri yang ada dalam badan air tersebut. Di lapisan atas akan diurai
oleh bakteri aerobik, sedangkan yang lapisan bawah akan diurai oleh bakteri
anaerobik. Bahan-bahan organik tersebut akan mengalami dekomposisi dan
mineralisasi unsur hara yang menyebabkan waduk menjadi subur
Kehadiran fitoplankton di dalam suatu perairan sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungan baik fisik maupun kimia. Kandungan unsur hara yang
ada di perairan waduk dan mementukan tinggi rendahnya densitas (kelimpahan)
fitoplankton di perairan tersebut. Unsur nitrat (N) dan fosfat (P) sering dikaitkan
dengan kelimpahan fitoplankton di suatu perairan. Tingginya kandungan unsur
hara (terutama N dan P) akan menyebabkan perairan tersebut subur dan sangat
baik untuk pertumbuhan fitoplankton, sehingga cenderung meningkatkan densitas
2
fitoplankton. Untuk itu perlu dilakukan penelitian di waduk Simo untuk
mengetahui tingkat kesuburannya.
B. Perumusan masalah :
1. Bagaimana tingkat kesuburan waduk Simo berdasarkan pengukuran densitas
fitoplankton?
2. Bagaimana pengaruh faktor fisik dan kimia yang terukur terhadap densitas
fitoplankton?
C. Tujuan penelitian
1. Mengetahui tingkat kesuburan waduk Simo berdasarkan densitas fitoplankton.
2. Mengetahui pengaruh faktor fisik dan kimia terukur terhadap densitas
fitoplankton.
D. Manfaat
1. Sebagai bahan evaluasi tentang eutrofikasi (pengkayaan perairan) sehingga
tidak terjadi adanya pendangkalan perairan waduk Simo.
2. Sebagai referensi data dalam pengelolaan waduk Simo secara berkelanjutan
agar tidak terjadi penurunan kualitas airnya.
3. Sebagai langkah awal untuk penelitian lanjutan dalam aspek limnologis lain
guna melengkapi informasi tentang waduk Simo.
3
Download