11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Pemasaran Istilah pemasaran dalam bahasa inggris lebih dikenal dengan nama Marketing yang berarti penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Jadi dalam pemasaran terdapat berbagai macak kegiatan seperti, membeli, menjual dan mengangkut barang. Menurut Djaslim Saladin 14 pemasaran (marketing) berasal dari kata market (pasar) pasar dapat diartikan sebagai tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan tukar menukar barang. Menurut Basu Swasta DH dan Irawan 15 menyatakan bahwa Pemasaran adalah merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba”. Sedangkan menurut Djaslim Saladin 16 “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan menejerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebuthan dan keinginan melalui, menciptakan, penawaran, dan pertukaran (nilai) dengan produk lain”. Dari definisi diatas dapat di simpulkan bahwa pemasaran merupakan kegiatan-kegiatan pokok atau utama dalam menjalnkan suatu usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. 14 Djaslim Saladin, Manajemen Pemasaran, Bandung: Linda Karya, 2003, Hal. 1 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty, 2001, hal. 5. 16 Djaslim Saladin, Op.Cit, hal. 2 15 12 Menurut Hermawan Kertajaya pemasaran mempunyai Sembilan elemen, yaitu 17 ; Segmentasi, Targeting, Positioning, Differensiasi, Bauran Pemasran, Penjualan, Merek, Service Proses. a. Segmentasi, Segmentasi pasar diartikan sebagai kegiatan membagi-bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam sastuan-satuan pasar yang bersifat homogeny. b. Targeting. Sebagai penentuan segmen-segmen pasar yang potensial bagi perusahaan dalam mengalokasikan segala sumber daya secara efektif. c. Positioning. Positioning pada mulanya dimulai dengan produk. Tetapi menurut AI Ries dan Jack Trout tidak semua positioning dimulai dari produk, positioning dimulai dari apa yang dilakukan terhadap produk agar merek tersebut dapat diingat pada para target konsumen. d. Differensiasi. Dalam arti harafiahnya differensiasi adalah pembeda antara suatu produk dengan produk yang lain dalam kaitan peningkatan nilai dikalangan pelanggan untuk menciaptakan Customer Satisfaction. e. Bauran Pemasaran/Promosi. Bauran pemasaran atau marketing mix adalah kumpulan alat-alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan. Formula tradisional dari bauran pemasaran ini disebut sebagai 4P – Product (produk), price (harga), place (tempat menjual) dan promotion (promosi). 17 Hermawan Kertajaya, Hermawan Kertajaya on Marketing Mix: Seri 9 Elemen Marketing, Bandung: MarkPlus&Co dan Mizan Publishing. 13 f. Penjualan. Untuk mencapai laba yang besar sebuah perusahaan mengandalkan kegiatannya dalam bentuk penjualan, semakin besar volume penjualan semakin besar pula laba yang akan diperoleh perusahaan. Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan dalam penjulaan yaitu mencapai volume penjualan, mendapatkan laba tertentu, dan menunjukkan pertumbuhan perusahaan. Menurut Joel G. Siegel dan Joe K. Shim yang diterjemahkan oleh Moh. Krdi, “Penjualan adalah penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai barang pertimbangan. g. Merek. Merek adalah “Payung” yang mempresentasikan produk atau layanan anda. Merek merupakan cerminan value bagi produk dan jasa yang ditawarkannya. Merek merupakan asset yang menciptakan value bagi pelanggan dengan memperkuat kepuasan dan pengakuan atas kualitas. h. Service. Bagi perusahaan servis tidak hanya sekedar menyangkut layanan purna jual, layanan pra jual, atau bahkan layanan selama jual. Servis bukan sekedar layanan telepon pelanggan bebas pulsa, layanan pemeliharaan, atau layanan pelanggan 24 jam. Servis adalah value enhancher produk dan perusahaan anda. Ia merupakan paradigma perusahaan untuk menciptakan value yang terus menerus bagi pelanggan melalui produk dan jasa. i. Proses. Proses menunjuk pada penciptaan customer value, customer value menunjukkan kepada kita bagaimana proses bisnis dalam organisasi dijalankan dengan kualitas yang tinggi, dengan harga serendah mungkin dan dengan waktu penyampaian yang secepat mungkin. Atau dengan kata 14 lain proses anda cukup bagus jika tiga hal yaitu, quality, cost delivery karena proses merupakan value enabler sebuah perusahaan. Komunikasi merupakan program yang luas yang mencakup – tanpa membatasi dirinya sendiri – kepentingan-kepentingan atau teknik-teknik setiap disiplin akademik. Pemasaran itu sendiri adalah fungsi organisasi dan sereangkain proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai keapda pelanggan dan untuk menglola hubungan dengan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemegang kepentingannya. Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran serta meraih, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan memalui pencipataan, penghantaran, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul. Tidak ada perusahaan yang berhasil menawarkan produk tanpa menetapkan strategi komunikasi produk yang terbaik kepada konsumen. 18 Dan beberapa pakar komunikasi mendifinisikan komunikasi pemasaran sebagai berikut: Menurut Terence (Periklanan&Promosi, 2003), Komunikasi Pemasaran adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran mempresentasikan “suara” perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.19 Menurut Phillip Kotler (2006), komunikasi pemasaran merupakan alat perusahaan 18 19 dalam usahanya untuk menginformasikan, membujuk Philip Kotler, Kevin Lane Keller: Manajemen Pemasaran, Erlangga 2002, Hal 32 Terence A Ship, Periklanan dan Promosi. (Jakarta: Erlangga. 2003) dan 15 mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung mengenai merek (brand) yang mereka jual. 20 Komunikasi pemasaran mempunyai 3 tujuan utama, diantaranya Untuk menyebarkan informaasi (Komunikasi Informatif), tujuan yang kedua untuk mempengaruhi konsumen, melakukan pembelian atau menarik konsumen (Komunikasi Persuasif) dan tujuan yang terakhir adalah untuk mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (Komunikasi Mengingatkan Kembali). 21 Ketiga tujuan utama dari dari komunikasi diatas pastinya tidak akan dicapai dalam waktu singkat, melainkan memerlukan proses yang panjang dan berkesinambungan. Hal ini karena respon dari audience yang mendapatkan informasi dari proses komunikasi pemasaran ini memerlukan proses waktu untuk menerima, mencerna informa yang didapatnya. Adapun respon dari komunikan atau orang yang mendapatkan informasi adalah dimulai dari menyadari terlebih dahulu mengenai merek yang ditawarkan (Brand Awareness), kemudian memiliki perasaan untuk menyukai brand yang di tawarkan (interest), mencoba brand yang di tawarkan (trial), mengambil tindakan untuk membeli dan proses yang paling tinggi adalah membeli kembali brand yang ditawarkan atau malah sebaliknya yaitu dengan melakukan penukaran merek (brand switching). Untuk dapat menempuh fase diatas, maka sebuah brand harus memiliki strategi dan konsep komunikasi pemasaran yang kuat sehingga mampu menempatkan dirinya secara tepat dibenak audience. Adapun aplikasi dari strategi 20 Phillip Kotler dan Keller, Marketing Management “Twelve Edition” (New Jersey: Pearson Prentice Hall. 2006) hal. 496 21 Fandy Tjiptono, Brand Management Strategy (Yogyakarta: Andi, 2005) hal. 11 16 komunikasi pemasaran yang diterapkan salah satunya bisa dilakukan dengan memanfaatkan bauran promosi atau promotion mix. 2.2 Kerangka Perencanaan Komunikasi Pemasaran Gambar 2. Kerangka Perencanaan Komunikasi Pemasaran (Sumber: Marketing Communication 5th edition- Chris Fill :309) Membahas perencanaan komunikasi maka ada dua konsep dasar yang berbeda dan memerlukan pembahasan lebih lanjut. Kedua konsep itu yakni “perencanaan” dan “komunikasi”. Perencanaan akan lebih banyak didekasi dari aspek manajemen sedangkan konsep komunikasi akan dilihat sebagai suatu proses penyebaran atau pertukaran informasi. Meskipun kedua konsep ini menunjukkan perbedaan terutama dari dua kajian yang berbeda, namun kedua konsep ini dapat diintegrasikan menjadi satu kajian khusus dalam studi komunikasiyang akhir-akhir 17 ini makin banyak di aplikasikan dalalm bidang penyebarluasan informasi, penyadaran masyarakat, dan pemasaran.22. Menentukan keberhasilan pemasaran suatu perusahaan sangat tergantung pada peranan komunikasi, dimana komunikasi merupakan proses pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu atau antara organisasi dengan indvidu. Berdasarkan pada pemasaran yang merupakan suatu proses yang mencakup siapa konsumen yang akan dituju, apa yang konsumen inginkan dan bagaimana mengembangkan produk atau jasaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta melakukan proses dalam menyampaikan atau memasarkan produk kepada konsumen. Kenyataannya proses pemasaran itu erat kaitannya dengan komunikasi, karena tanpa komunikasi pemasaran hal itu sulit diwujudkan. 23 Kotler dan Keller menyatakan bahwa, “Marketing communications are means by which firms attempt to inform, persuade, and remind comsumers – directly or indirectly – about the products and brands they sell”. Artinya, Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual.24 Pada perkembangannya tujuan komunikasi pemasaran berkembang tidak hanya untuk menentukan apa dan bagaimana komunikasi pemasaran tersebut dikembangkan dan disebarkan tetapi juga untuk mempengaruhi pemahaman komunikan dan isi yang ingin di sampaikan dari komunikasi itu sendiri. Dan pada 22 Prof. H. Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, PT. Raja Grafindo Perkasa, 2013. Hal 21 23 Kotler&Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran 8th Edition, Penerbit Erlangga, 2001. 24 Kotler, P. & Keller, K. L. Marketing Management 14thEdition. New Jersey : Pearson Education, Inc. 2012, hal 498 18 khirnya pengembangan dari sebuah komunikasi pemasaran tidak hanya berguna untuk membantu mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat proses komunikasi berlangsung tetapi juga harus efektif, efisien dan tepat sasaran.25 Ada begitu banyak elemen yang dapat mempengaruhi suatu komunikasi pemasaran. Seorang manajer komunikasi pemasaran seharusnya mengerti semua elemen-elemen tersebut dan mengerti masing-masing elemen dan bagaimana elemen tersebut berkonstribusi dalam mengembangkan sebuah strategi komunikasi pemasaran. Elemen-elemen tersebut mencakup tujuan, sumber daya (baik itu keuangan ataupun manusia), alat komunikasi yang digunakan untuk mengukur, dan mengevaluasi suatu strategi komunikasi. Semua elemen-elemen tersebut harus digunakan secara bersamaan apabila kita menginginkan rencana kita bekerja. Sebuah rencana strategi komunikasi pemasaran dapat menyatukan semua komponen-komponen proses komunikasi dan mengkaitkan semua komponen untuk dapat menghasilkan sebuah strategi komunikasi yang dapat mencapai tujuan yang hendak di capai. 26 Pada akhirnya seorang manajer komunikasi harus menentukan hal-hal berikut sebelum mengembangkan dan menjalankan semua proses strategi komunikasi, yaitu:27 1. Menentukan siapa yang akan menjadi target komunikasi. 2. Apa yang akan disampaikan 25 Chris Fill, Marketing Communication interactivity Communities and Content, 5th Edition, Hal. 308 26 Ibid. 27 Ibid. 19 3. Apa yang diharapkan perusahaan atau sebuah merek, dari suatu proses strategi komunikasi yang dikeluarkan. 4. Seberapa besar dana yang akan dibutuhkan untuk mencapai tujuan komunikasi tersebut 5. Bagaimana tujuan komunikasi tersebut disampaikan. 6. Apa sikap yang akan ditangkap oleh seorang komunikan. 7. Bagaimana proses kontrol dan evaluasi yang diterapkan setelah strategi komunikasi tersebut dilaksanakan 8. Apa hasil akhir yang didapatkan dari proses komunikasi teserbut Dari pertanyaan-pertanyaan diatas, diharapkan akan lebih dari satu pesan yang diterima oleh komunikan dari suatu proses komunikasi, dan pastinya akan lebih dari satu komunikan yang menerima proses komunikasi tersebut. Karena tujuan dari sebuah komunikasi pemasaran adalah untuk menyampaikan tujuan dan pesan yang hendak disampaikan sebuah organisasi atau sebuah merek, kepada semua target komunikasi mereka dan memberikan dorongan kepada mereka untuk memberikan tanggapan.28 Ada begitu banyak strategi yang digunakan dalam mengembangkan sebuah komunikasi pemasaran yang efektif. Salah satu strategi yang saat ini sering dipakai antara lain adalah SOSTAC (Situation, Objectives, Strategy, Tactics, Action and Control) dan yang akan kita bahas lebih lanjut adalah MCPF (The Marketing Communication Planning Framework) yang kalau di artikan ke bahasa Indonesia adalah Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu. 29 28 29 Ibid. Opcit.310 20 SOSTAC termasuk salah satu strategi yang penting dan lebih mendekati target suatu strategi komunikasi. Namun, karena strategi SOSTAC dapat di terapkan semua rancangan strategi komunikasi, ada kemungkinan pada saat komunikasi strategi tersebut dijalankan fokus nya akan hilang pada tahap menganalisa rencana. Hal ini dapat mengarah kembali pada penentuan SWOT (strength, weakness, opportunities, threats) dan juga pada rencana pemasaran utama, yang akhirnya mengarah pada munculnya masalah-masalah lain yang terkait permasalahan pembetulan dan pengertian dari strategi komunikasi dan bauran promosi yang hendak dikembangkan. Yang dapat disimpulkan pada akhirnya bahwa SOSTAC model tidak memberikan hasil yang sesuai untuk mengidentifikasi dan mengerti lebih dalam karekteristik dan keinginan target market, yang mana hal tersebut sangatlah penting untuk mengembangkan suatu strategi komunikasi yang sesuai. 30 Lebih lanjut menurut Chris Fill MCPF (Marketing Communication Planning Framework) strategi bukan merupakan suatu jawaban untuk semua perencanaan strategi komunikasi, namun sangat direkomendasikan karena dapat mendekati untuk mengarahkan sehingga tujuan utama pemasaran dan mungkin para peniliti dapat tercapai. MCPF itu sendiri terdiri dari elemen-elemen strategi komunikasi pemasaran yaitu;31: 1. Analisa Konteks 2. Tujuan Komunikasi 3. Strategi Komunikasi Pemasaran 4. Bauran Promosi 30 31 Ibid. 310 Ibid. 21 5. Sumber Daya (Manusia dan Keuangan) 6. Jadwal dan Implementasi 7. Kontrol dan Evaluasi 8. Tanggapan 2.2.1 Analisa Konteks The purpose is to understand the key market and communication drivers that are likely to influence (or already are influencing) a brand (or organisation) and either help or hinder its progress towards meeting its long-term objectives. This is different from a situation analysis, because the situation analysis considers a range of wider organisational factors, most of which are normally considered in the development of marketing plans (while the communication focus is lost). Duplication is to be avoided, as it is both inefficient and confusing.32 Tujuannya adalah untuk memahami target market (pasar pesaing, pasar konsumen, dan pasar industri) dan alat komunikasi yang mungkin mempengaruhi (atau sudah yang mempengaruhi) merek (atau organisasi) dan baik membantu atau menghalangi kemajuan dalam memenuhi tujuan jangka panjang. Ini berbeda dari analisis situasi, karena analisis situasi mempertimbangkan berbagai faktor organisasi yang lebih luas, sebagian besar yang biasanya dipertimbangkan dalam pengembangan rencana pemasaran (sementara tujuan komunikasi hilang). Duplikasi adalah hal harus dihindari, karena keduanya tidak efisien dan membingungkan. 32 Ibid, hal 310-311 22 Sebelum kita menyusun suatu strategi komunikasi sangatlah penting bila kita mengetahui dan menganalisa semua faktor yang dapat memberikan informasi tentang target komunikasi kita. Sehingga kita mendapatkan gambaran yang sangat jelas tujuan dari strategi promosi kita. Semua informasi dan penelitan tentang keaadan pasar dan tentang konsumen kita (yang mereka butuhkan, motivasi mereka, sikap dan karakter pengambilan keputusan), tentang media dan tokoh yang digunakan pada penawaran produk. Karena pada intinya CA (context analysis) adalah rencana atau strategi pemasaran yang harus dipersiapkan dengan matang dan berisi tentang target market, kondisi bisnis dan tujuan pemasaran, competitor dan target waktu yang ditentukan. Analisis data yang lain yang muncul dari informasi yang di kumpulkan kemudian disesuaikan dan dikembangkan sesuai dengan tujuan utama. Dalam menentukan pasar konsumen konsep lain yang lebih dahulu diterapkan adalah STP (Segementing, Targeting, Positioning), Rhenald Kasali (1999), dapat dilihat aspek-aspek sebagai berikut: 2.2.1.1 Segmentasi Konsep segmentasi pemasaran menganggap bahwa konsumen secara individu berbeda dengan invidu lainnya. Setiap konsumen mempunyai persepsi, sikap, perilaku, lingkungan budaya, tempat dimana dilahirkan dan gaya hidup yang berbeda-beda. Oleh karena perbedaan itu, akibatnya konsumen akan mempunyai selera dan keinginnan yang bebeda-beda dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, konsep segmentasi pemasaran berarti mempelajari kelompok-kelompok 23 konsumen dan mengelompokkan konsumen yang mempunyai kesamaan kebutuhan dan keinginan ke dalam suatu kelompok tertentu.33 Segmentasi pasar merupakan strategi yang sangat penting dalam mengembangkan program pemasaran. Dengan segmentasi pasar, diharapkan usaha-usaha pemasaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif. Segmentasi pasar dikembangkan untuk memilih salah satu pasar sasaran yang bisa diidentifikasi dari berbagai sudut pandang seperti demografi, perilaku, psikografi dan variabel-variabel lain yang relevan.34 Segmentasi pasar menurut Phillip Kotler adalah membagi-bagi pasar kedalam kelompok-kelompok pembeli khas berdasarkan kebutuhan karakteristik, atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran pemasaran yang terpisah”.35 Segmentasi berarti memilah-milah konsumen ke dalam kelompokkelompok yang mempunyai kesamaan kebutuhan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan perilaku konsumen yang telah menggunakan produk. Pemasar dapat mengidentifikasi konsumen berdasarkan perilaku konsumen seperi; merek yang digunakan, loyalitas merek, pengguna katergori produk, dan tingkat penggunaan produk. 36 Variabel segmentasi yang lain antara lain berdasarkan Geografis (wilayah, ukuran kota, kepadatan), Demografis (umur, jenis kelamin, status pernikahan, penghasilan), Geo-demografis, Psikografis (aktifias, opini, minat) berdasarkan 33 Sutisna, SE.ME, Perilaku Konsumen & Kojunikasi Pemasaran, PT RemajaRosdakarya 2001. Hal 246 34 Ibid. Hal 248 35 Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks. 2006, hal 281 36 Opcit 30. Hal. 251 24 manfaat, penggunaan produk (pemakai berat, rata-rata dan ringan), generasi (kemerdekaan, Tritura, perang dingin, komputer, internet), Teknografi, Loyalitas Merek, dan sebagainya.37 2.2.1.2 Memilih pasar sasaran Targeting atau menetapkan target pasar adalah tahapan selanjutnya. Produk dari targeting adalah target market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan pemsaran. Kadang targeting disebut juga dengan selecting karena marketer harus menyeleksi, harus fokus kegiatannya pada beberapa segmen saja dan meninggalkan segmen yang lainnya.38 Kepada pasar sasaranlah seluruh usaha pemasaran (marketing mix) diarahkan. Pemilihan pasara sasaran akan juga menentukan bagaimana mengalokasikan sumber daya perusahaan diarahkan untuk program pemasaran. Setelah melakukan segementasi, pemasar dapat memilih target pasar yang sesuai dengan tahap segmentasi tersebut. 39 2.2.1.3 Posisi Produk di Pasaran Hal yang paling penting dalam proses STP (Segmenting, Targeting, Positioning) adalah mencoba menempatkan produk di benak konsumen dengan ciri-ciri yang untuk bisa dibedakan dengan produk lainnya atau disebut dengan positioning. Positioning merupakan cara pemasar menanamkan citra,persepsi dan 37 Opcit 31. Hal. 135-366 Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks. 2006, hal 281 39 Opcit 30. Hal. 254 38 25 imajinasi atas produk yang ditawarkan kepada konsumen melalui proses komunikasi. 40 Rhenald Kasali (1999) mendefinisikan positioning sebagai sebagai berikut; “Positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar produk/merek/nama Anda mengandung arti tertentu dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk/merek/nama lain dalam bentuk hubungan asosiatif.41 Secara lebih jelas Kasali (1999) menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pengertian tersebut diatas bahwa: (1) Positioning adalah strategi komunikasi, (2) Positioning bersifat dinamis, (3) Positioning berhubungan dengan event marketing, (4) Positioning berhubungan dengan atribut-atribut produk, (5) Positioning harus di ungkapkan dalam bentuk suatu pernyataan (positioning statement). 42 Menurut Myers (1996), 43 pernyataan positionign yang baik dan efektif harus mengandung dua unsur, yaitu klaim yang unik dan bukti yang mendukung. Dengan klaim yang unik dimaksudkan untuk memudahkan positioning masuk kedalam benak pikiran konsumen diantara begitu banyak produk yang beredar di pasaran. Sedangan dengan adanya bukti yang mendukung, membuat kepercayaan konsumen akan semakin baik, dari segi produk maupun perusahaan. Karena kredibilitas adalah salah satu aset perusahaan yang tidak berwujud tetapi mempunyai nilai yang tinggi. Rumusan dalam STP bisa dilihat pada gambar 2 berikut ini ; 40 Sutisna, SE.ME. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. ROSDA 2001. Hal. 258 Ibid. 42 Ibid. 43 Ibid. 535-536 41 26 Segmentasi 1. Identifikasi dasar-dasar segmentasi pasar 2. Mengembangka n profil setiap management Targeting 1. Mengembangkan metode penilaian atas daya tarik segmen 2. Memilih segmen yang akan dimasuki Gambar 3 Positioning 1. Merumuskan penetapan produk pada masingmasing segmen yang dipilih sebagai sasaran. 2. Mengembangkan bauran pemasaran bagi masing-masing segmen yang dipilih sebagai sasaran Langkah-langkah Segmentasi, Targeting, dan Posisioning 2.2.2 Tujuan Komunikasi Menentukan tujuan promosi dalam proses perencanaan sangatlah penting. Beberapa alasaan diantaranya antara lain; Pertama, mereka memberikan keseimbangan untuk rencana dan mengambil satu-satunya penekanan pada penjualan yang pasti muncul. Kedua, mereka menunjukkan masalah posisi, ketiga, mereka menyoroti keseimbangan yang diperlukan dari bauran promosi, keempat, mereka memberikan parameter waktu untuk kampanye, dan akhirnya, mereka menyediakan sarana penting dimana kegiatan komunikasi pemasaran tertentu dievaluasi. Idealnya, tujuan komunikasi harus terdiri dari tiga unsur utama: 1. Tujuan perusahaan, berasal dari rencana bisnis atau pemasaran. Mereka merujuk pada misi dan bisnis daerah itu organisasi percaya itu harus masuk 2. Tujuan pemasaran, berasal dari rencana pemasaran dan berorientasi output. Biasanya ini dapat dianggap sebagai tujuan penjualan-terkait, seperti 27 pangsa pasar, pendapatan penjualan, volume, ROI dan indikator profitabilitas. 3. Tujuan komunikasi pemasaran, berasal dari pemahaman tentang konteks sekarang di mana merek tersebut ada dan konteks masa depan dalam bentuk di mana merek diharapkan di beberapa titik di masa depan. Ini akan disajikan sebagai tingkat kesadaran, persepsi, pemahaman / pengetahuan, sikap arah dan tingkat keseluruhan preferensi untuk merek. Pemilihan tujuan komunikasi tergantung pada tugas-tugas yang perlu diselesaikan. Selain itu, merek yang paling perlu baik untuk mempertahankan posisi merek mereka saat ini atau reposisi diri dalam kaitannya dengan perubahan kontekstual kondisi. Ketiga elemen diatas menjadi dasar ditentukannya tujuan promosi. Dan tujuan promosi harus sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Lebih jauh tentang visi dan misi, visi dan misi adalah dua hal yang berbeda yang terkadang diartikan sama. Visi merujuk kepada sesuatu yang diharapkan atau dihasilkan dari sebuah misi yang dijalankan pada waktu yang ditentukan. Sedangkan misi lebih ke sebuah strategi yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi dimana strategi tersebut harus secara konsisten dijalankan . 2.2.3 Strategi Komunikasi Pemasaran Strategi komunikasi pelanggan harus tidak bermetode/berorientasi media. Oleh karena itu, strategi tergantung pada apakah target audiens adalah segmen konsumen, distributor atau agen jaringan atau apakah pemangku kepentingan lainnya harus dicapai. Di lain itu, sangat penting bahwa strategi harus diarahkan 28 untuk kebutuhan komunikasi target audiens yang terungkap selama pelanggan dan konteks bisnis analisis. Ini akan menunjukkan apa tugas adalah bahwa komunikasi pemasaran harus memenuhi. Setelah menetapkan siapa audiens, strategi push, strategi pull atau didominasi strategi profile bisa diidentifikasi. Langkah selanjutnya adalah menentukan tugas yang harus diselesaikan. Ini akan memiliki telah diartikulasikan sebelumnya dalam tujuan komunikasi pemasaran, tetapi pendekatan di tahap ini kurang kuantitatif dan lembut. Cara ini digunakan untuk memahami sifat target audience secara luas dan cara ini digunakan juga sebagai cara memposisikan target dalam fikiran mereka, yaitu dengan mengidentifikasi melalui strategi 3 point utama dalam strategi komunikasi pemasaran: 1. Strategi Mentarik (Pull-positioning) ini dimaksudkan untuk mempengaruhi pelanggan pengguna akhir (konsumen dan be to be). 2. Strategi Mendorong (Push-positioning) ini dimaksudkan untuk mempengaruhi pemasaran (perdagangan) saluran pembeli. 3. Strategi Profil (profile positioning) ini dimaksudkan untuk mempengaruhi berbagai pemangku kepentingan, bukan hanya pelanggan dan perantara. Gambar 4 Marketing Communications Strategi Options (Sumber: Marketing Communication 5th edition- Chris Fill :295) 29 2.2.3.1 Strategi Menarik (Pull Positioning) Jika pesan-pesan yang dirancang untuk posisi merek harus diarahkan pada sasaran, pelanggan pengguna akhir, maka maksudnya adalah selalu untuk menghasilkan peningkatan tingkat kesadaran, perubahan dan / atau memperkuat sikap, mengurangi risiko, mendorong keterlibatan dan akhirnya memprovokasi motivasi dalam kelompok sasaran. Motivasi ini adalah untuk mendorong tindakan sehingga target audiens mengharapkan penawaran yang akan tersedia bagi mereka ketika mereka memutuskan untuk menanyakan, percobaan atau membuat pembelian berulang. Pendekatan ini adalah tarik-(positioning) dan strategi bertujuan untuk mendorong pelanggan untuk 'menarik' produk melalui jaringan saluran (lihat Gambar 2.2.3.1). Ini biasanya berarti bahwa konsumen masuk ke gerai ritel (toko) untuk menanyakan tentang produk tertentu dan atau bahkan membelinya, atau untuk memasukkan transaksi yang sama langsung dengan produsen atau perantara melalui direct mail atau internet. Pelanggan be to be didorong untuk membeli dari dealer dan distributor sementara kedua kelompok konsumen dan pelanggan be to be memiliki kesempatan untuk membeli melalui langsung saluran pemasaran di mana tidak ada perantara.44 44 Opcit 297 30 Gambar 5 Pull Positioning Strategi (Sumber: Marketing Communication 5th edition- Chris Fill :298) 2.2.3.2 Stategi Mendorong (Push Positioning) Kelompok kedua atau jenis audiens target dapat diidentifikasi, berdasarkan pertama pada kontribusi mereka ke saluran pemasaran, dan kedua karena organisasi ini tidak mengkonsumsi produk dan jasa yang mereka beli, tetapi nilai tambah sebelum menjual produk kepada orang lain dalam permintaan rantai. Strategi sebelumnya ditargetkan pada pelanggan yang membuat keputusan pembelian yang terkait sebagian besar untuk pribadi (atau organisasi) konsumsi produk dan jasa. ini kedua kelompok membeli produk dan jasa, melakukan beberapa aktivitas nilai tambah dan menggerakkan produk melalui jaringan saluran pemasaran. Kelompok ini merupakan bagian dari sektor be to be.45 Channel organisasi perdagangan, dan memang semua organisasi be to be, secara aktif terlibat dalam 45 Opcit 300 pengembangan dan pemeliharaan hubungan 31 interorganisational. Tingkat kerja sama antara organisasi akan bervariasi dan bagian dari peran pemasaran komunikasi adalah untuk mengembangkan dan mendukung hubungan yang ada.46 Gambar 6 Push Positioning Strategi (Sumber: Marketing Communication 5th edition- Chris Fill :301) 2.2.3.3 Strategi Profil (Profile Positioning) Strategi yang dianggap sejauh menyangkut perlunya dialog dengan pelanggan (pull) dan perdagangan saluran perantara (push). Namun, ada berbagai macam pemangku kepentingan lainnya, banyak di antaranya perlu mengetahui dan memahami organisasi daripada benar-benar membeli produk dan jasa (lihat Gambar 2.2.3.3). Kelompok pemegang saham dapat mencakup keuangan analis, serikat pekerja, badan pemerintah, karyawan atau masyarakat setempat. Ini harus mudah untuk memahami bahwa kelompok-kelompok pemangku kepentingan yang berbeda dapat mempengaruhi organisasi dalam cara yang berbeda dan, dalam melakukannya, harus menerima (dan menanggapi) berbagai jenis pesan. Dengan demikian, para analis keuangan perlu tahu tentang kinerja keuangan dan perdagangan dan harapan, dan masyarakat setempat mungkin tertarik dalam 46 Opcit 300 32 pekerjaan dan dampak dari organisasi lingkungan setempat, sedangkan pemerintah mungkin tertarik dalam cara organisasi menerapkan peraturan kesehatan dan keselamatan dan membayar perusahaan, PPN dan lainnya pajak. Hal ini juga harus diingat bahwa konsumen dan pelanggan bisnis-ke-bisnis mungkin juga lebih tertarik pada organisasi itu sendiri sehingga membantu memulai sebuah merek payung strategi.47. Secara tradisional kegiatan ini berorientasi organisasi telah disebut sebagai perusahaan komunikasi, karena mereka harus lebih atau kurang secara eksklusif dengan entitas perusahaan atau organisasi. Produk, layanan dan penawaran lainnya biasanya tidak fokus komunikasi ini. Ini adalah organisasi dan perannya dalam konteks kegiatan para pemangku kepentingan tertentu ' yang penting. Perbedaan antara komunikasi korporat dan pemasaran mulai menjadi jauh lebih jelas. Memang, bila dianggap dalam terang perkembangan dan kepentingan dalam internal marketing (dan komunikasi), mungkin dari keuntungan yang lebih besar untuk mempertimbangkan komunikasi perusahaan sebagai payung pendekatan komunikasi organisasi, dengan pemasaran kegiatan komunikasi a sub bagian komunikasi perusahaan. 47 Opcit 302 33 Gambar 7. Profile Positioning Strategi (Sumber: Marketing Communication 5th edition- Chris Fill :302) 2.2.4 Bauran Promosi Terkoordinasi (Metode, Alat, dan Media) Dari campuran promosi ini perlu dipertimbangkan untuk setiap strategi yang diusulkan, yaitu, campuran untuk strategi konsumen, campuran untuk strategi perdagangan dan campuran yang berbeda untuk komunikasi untuk mencapai yang lebih luas berbagai pemangku kepentingan. Pemilihan metode promosi harus jelas menyatakan metode dan media untuk digunakan. Penggunaan media khususnya adalah sebagian besar tergantung pada sifat dari tujuan, target audiens dan sumber daya. Kuncinya adalah untuk memberikan konsistensi pesan dan ukuran integrasi. Kemudian pelaksanaan strategi dengan menggunakan alat bauran promosi. Semua elemen dalam marketing mix harus saling mempengaruhi sehingga akhirnya akan dapat membentuk opini konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Berikut akan di bahas saru persatu, mengenai bauran promosi. 34 Bauran promosi adalah konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan. Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar sering menggunakan berbagai jenis promosi secara simultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk. Terdapat 5 jenis promosi yang biasanya disebut bauran promosi yaitu iklan (Advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales Promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (publicity and public relation), serta pemasaran langsung (direct marketing) (Kotler: 2000).48. Setiap alat promosi punya karakter dan biayanya sendiri-sendiri. Memang masih banyak perusahaan yang mengandalkan satu atau dua alat promosi untuk mencapati tujuan komunikasinya. Praktek ini masih dilakukan walau kini muncul fenomena terbaginya pasar massa menjadi pecahan-pecahan pasar kecil yang masing-masing menuntut pendekatan tersendiri, belum lagi kalau dipertimbangkan munculnya berbagai jenis media baru dan tuntutan konsumen yang makin canggih. Dari campuran promosi ini perlu dipertimbangkan untuk setiap strategi yang diusulkan, yaitu, campuran untuk strategi konsumen, campuran untuk strategi perdagangan dan campuran yang berbeda untuk komunikasi untuk mencapai yang lebih luas berbagai pemangku kepentingan. Pemilihan metode promosi harus jelas menyatakan metode dan media untuk digunakan. Penggunaan media khususnya adalah sebagian besar tergantung pada sifat dari tujuan, target audiens dan sumber daya. Kuncinya adalah untuk memberikan konsistensi pesan dan ukuran integrasi.49 48 49 Sutisna, SE.ME, Perilaku Konsumen& Komunikasi Pemasaran,(ROSDA, 2001) hal. 267 Ibid Hal 313 35 Kemudian pelaksanaan strategi dengan menggunakan alat bauran promosi. Semua elemen dalam marketing mix harus saling mempengaruhi sehingga akhirnya akan dapat membentuk opini konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Berikut akan di bahas saru persatu, mengenai bauran promosi. 2.2.4.1 Iklan (Advertising) Iklan bisa didefinisikan sebagai semua bentuk presentasi non personal yang mempromosikan gagasan, barang, atau jasa yang dibiayai oleh pihak sponsor tertentu.50 Sasaran atau tujuan dari iklan (Advertising Goal) merupakan kelanjutan dari keputusan perusahaan sebelumnya tentang pasar sasaran, posisioning dan bauran pemasaran serta analisa mendalam tentang situasi pasar terkini, berikut ini adalah perbedaan iklan berdasarkan tujuannya, yaitu ; 51 a. Iklan informatif, umumnya untuk peluncuran produk baru, dimana tujuannya adalah merangsang permintaan awal. b. Bersifat persuasif, sangat penting apabila mulai tercipta tahap persaingan, dimana tujuan iklan adalah membangun preferensi pada merek tertentu. c. Iklan yang bertujuan mengingatkan (reminder advertising), lebih cocok untuk produk yang sudah memasuki tahap kedewasaan. Jenis iklan yang terkait adalah reinforcement advertising, yang bertujuan menyakinkan pembeli produknya bahwa mereka telah memilih produk yang tepat. Berdasarkan definisi dan tujuan iklan diatas, terlihat bagaimana iklan mempunyai tugas bagaimana mengkomunikasikan produk kepada konsumen, 50 51 Ibid. 90 Ibid. 91-93 36 bagaimana peran iklan sehingga dapat mempengaruhi pikiran dan tindakan konsumen. Media yang digunakan antara lain seperti koran, televisi, direct mail, radio, majalah, luar ruang, halaman kuning, news letter, brosur, telepon, dan internet. 2.2.4.2 Humas (Public Relations) Menurut Scott M, Cutlip, Aleen H. Center dan Glen M. Broom Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik.52Fungsi utama Humas adalah: a. Hubungan dengan pers: menyajikan berita dan informasi tentang perusahaan dengan cara sepositif mungkin. b. Publisitas produk: mensponsori berbagai program yang dapat mempublikasikan produk tertenu. c. Komunikasi korporat: meningkatkan kesepahaman organisasi melalui komunikasi internal dan eksternal. d. Lobi: menjalin hubungan erat dengan para penentu kebijakan dan kalangan 36 ublic 36 tive untuk mendukung atau justru menggagalkan peraturan tertentu. e. Konseling: memberi saran manajemen tentang isu-isu 36 ublic dan bagaimana perusahaan harus menyikapinya serta tentang citra perusahaan. 52 Ardianto, E. Handbook Of Public Relations: Pengantar Komprehensif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2011, hal 8 37 Humas tidak berorientasi pada laba perusahaan, fokus utama dari humas adalah membangun citra produk dan perusahaan dimata konsumen. 2.2.4.3 Promosi Penjualan (Sales Promotion) Definisinya adalah suatu bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif, umumnya berjangka pendek, yang dapat diatur untuk dapat merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen atau pedagang.53 Bentuk promosi penjualan untuk konsumen antara lain ; sampel, kupon, cash refound, discount, potongan harga, hadiah, coba produk gratis, garansi, demonstrasi produk dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk promosi penjualan untuk pedagang adalah potongan harga, subsidi iklan dan display serta barang gratis. Serta promosi bisnis dan pramuniaga (pameran dagang dan konvensi, kontes untuk pramuniaga dan speciality advertising).54 Pameran, konfrensi dan seminar merupakan bagian dari bauran komunikasi pemasaran yang dikembangkan oleh bagian promosi penjualan. Berikut penjelasannya ; 55 a. Pameran merupakan event yang diselenggarakan oleh suatu organisasi yang independent dan terbuka untuk umum dan dapat dihadiri oleh berbagai kalangan, baik umum maupun tertentu. Pameran sangat fokus pada penjualan. 53 Ibid. 109 Ibid. 110 55 Ibid, hal 83-84 54 38 b. Konfrensi hampir sama dengan pameran, tetapi dibedakan dengan tujuannya. Bila pameran ditujukan untuk berjualan, maka konfrensi tujuannya untuk berbagi ilmu pengetahuan biasanya melalu pidato. Konfrensi terkadang bila dilihat ada juga nilai penjualan, tetapi lebih bersifat soft-sell. c. Seminar adalah suatu event yang bersifat pribadi, ekslusif dan seringkali dilaksanakan demi kepentingan perusahaan. Seminar bisa menjadi peluang utama untuk melakukan bisnis nyata. Media pada promosi penjualan antara lain : flyer, banner, poster, folder, katalog perusahaan dan profil perusahaan.56 2.2.4.4 Penjualan Personal (Personal Selling) Personal selling adalah interaksi langsung dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan mendapatkan pesanan.57 Kelebihan dari personal selling adalah bersifat lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang berminat biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka panjang dengan pelanggannya. Sedangkan kekurangannya adalah karena mengunakan armada penjualan yang relatif besar, maka metode ini biasanya mahal. Di samping itu, 56 Kennedy, Jhon E.and R Dermawan Soemanegara, op.cit., 2 Kotler, Philip, Swee Hoong Ang,dkk. Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia, Jilid2, Jakarta: PT Index Kelompok Gramedia. 2005 hal 306 57 39 spesifikasi penjual yang diinginkan perusahaan mungkin sulit dicari. Aktivitas personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut:58 a. Prospecting, yaitu mencari pembeli dan mejalin huubungan dengan mereka. b. Targetting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli. c. Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan. d. Selling, yakni mendekati, mempresentasikan, dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan. e. Servicing, yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan. f. Allocating, yakni menentukan pelanggan yang dituju. Personal Selling adalah ujung tombak atau duta perusahaan. Keberadaan mereka mewakili perusahaan dimata konsumen. Komunikasi yang dijalankan pada personal selling adalah komunikasi pemasaran yang sangat efektif, merupakan komunikasi dua arah, sehingga dapat mengetahaui langsung feed back dari konsumen. Peran Personal selling sangan dibutuhkan dalam menggali kebutuhan dan keinginan konsumen.59 58 59 Ibid. 145 Ibid. 40 2.2.4.5 Pemasaran Langsung (Direct Selling) dan Interaktif Definsi dari pemasaran langsung dan interaktif adalah pemanfaatan surat, telepon, fax, pos, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan pelanggan dan calon pelanggan tertentu.60 Internet merupakan saluran publik global yang menyediakan berbagai informasi. Internet juga menjadi sarana yang efektif untuk berkomunikasi dan melakukan kegiatan pemasaran. Internet telah mengubah wajah pemasaran. Internet mendorong pengurangan biaya, hemat, memudahkan pengiriman dan pemeliharaan penciptaan pendapat baru.61 Strategi dorong (push strategy) mencakup produsen yang menggunakan tenaga penjual dan promosi dagang yang membujuk perantara supaya mengambil, mempromosikan dan menjual produk kepada pemakai terakhir. Strategi dorong sangat tepat untuk kesetiaan merek dalam suatu katagori rendah, pemilihan merek dilakukan ditoko produk itu merupakan barang impils dan manfaat produk sangat jelas. 62 Startegi tarik (pull strategy) mencakup produsen yang menggunakan iklan dan promosi konsumen yang guna mendoromg pemakai akhir untuk meminta produk tersebut kepada perantara dan dengan demikian mendorong perantara memesan produk itu dari produsen. Strategi tarik sangat tepat digunakan jika terdapat kesetiaan merek yang tinggi dan keterlbatan yang tinggi dalam katagori 60 Kotler, Philip, Swee Hoong Ang,dkk, op.it., 306 Ibid. 89-91 62 Ruslan Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi; Konsepsi dan Aplikasi :jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 238 61 41 tersebut, konsumen menganggap ada perbedaan diantara berbagai merek dan orang memilih produk tersebut sebelum pergi ke toko.63 2.2.5 Sumber Daya (Manusia dan Keuangan) Ini adalah bagian sangat penting dari rencana, salah satu yang sering dihindari atau lupa. Sumber daya yang diperlukan untuk mendukung rencana tersebut perlu ditentukan dan ini merujuk tidak hanya untuk masalah keuangan tetapi untuk kualitas keahlian pemasaran yang tersedia dan waktu yang tersedia untuk mencapai hasil yang diperlukan. Gantt chart dan alat bantu perencanaan proyek lainnya yang terbaik digunakan untuk mendukung ini bagian dari rencana. Biaya media dan metode baik dapat dialokasikan dalam kolom kanan tabel, atau grafik baru dapat disiapkan. Sebaiknya, biaya yang sebenarnya harus diberikan, meskipun persentase dapat dialokasikan jika waktu pemeriksaan adalah pada premium. Yang penting adalah relatif pembobotan biaya dan pengakuan dan pemahaman tentang biaya umum yang terkait dengan masing-masing kegiatan yang diusulkan. Biaya keseluruhan strategi harus sebanding dengan ukuran organisasi klien, tingkat (mungkin) profitabilitas dan ukuran dan dinamika pasar di mana beroperasi. 2.2.6 Penjadwalan dan Implementasi Langkah berikutnya adalah untuk menjadwalkan penyebaran metode dan media. Dalam hal ini produksi yang terbaik dicapai adalah dari bagan Gantt. 63 Ibid. 42 Acara harus dijadwalkan sesuai dengan tujuan dan dorongan strategis. Jadi, jika diperlukan untuk berkomunikasi dengan perdagangan sebelum peluncuran publik, kegiatan tersebut terikat ke strategi mendorong harus dijadwalkan sebelum mereka dihitung untuk mendukung strategi tarik. Demikian pula, jika kesadaran adalah tujuan maka, jika dana memungkinkan, mungkin yang terbaik untuk menggunakan televisi dan poster terlebih dahulu sebelum promosi penjualan (kecuali sampling digunakan), pemasaran langsung, titik pembelian dan personal selling. 2.2.7 Evaluasi dan Kontrol Ada beberapa bentuk evaluasi, tidak akan ada dialog dan tidak ada komunikasi pemasaran yang benar.Ada banyak metode untuk mengevaluasi kinerja individu dari alat dan media yang digunakan, dan untuk tujuan pemeriksaan tersebut harus dinyatakan. Selain itu, dan mungkin lebih bermakna, langkah yang paling penting adalah tujuan komunikasi diatur di tempat pertama. Keberhasilan strategi promosi dan rencana terkait adalah derajat yang tujuan yang ditetapkan tercapai. 2.2.8 Tanggapan (Feedback) Proses perencanaan selesai ketika umpan balik disediakan. Tidak hanya harus informasi mengenai hasil keseluruhan dari kampanye dipertimbangkan tetapi harus jadi aspek individu kegiatan. Sebagai contoh, kinerja alat individu digunakan dalam kampanye, apakah sumber daya yang cukup diinvestasikan, ketepatan strategi di tempat pertama, setiap masalah yang dihadapi selama pelaksanaan dan 43 relatif mudah dengan yang tujuan telah dicapai adalah semua aspek yang perlu diberi makan kembali ke semua pihak internal dan eksternal terkait dengan proses perencanaan. Umpan balik ini sangat penting karena memberikan informasi untuk analisis konteks yang jangkar kampanye berikutnya. Informasi umpan balik secara formal dan sistematis merupakan kesempatan bagi organisasi untuk belajar dari mereka sebelumnya kegiatan kampanye, titik sering diabaikan dan diabaikan. 2.3 Definisi dan Kategori Produk Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.”( Kotler dan Amstrong (1996:274) ). Klasifikasi Produk, Menurut Kotler produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu: 1). Berdasarkan wujudnya a) Barang, Merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Contoh: Mobil, motor dll. b) Jasa, adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. Contoh: Layanan taksi 44 2). Berdasarkan aspek daya tahan a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods), adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya: Mie instan b. Barang tahan lama (durable goods), merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya : Mobil, Motor dll 3). Berdasarkan tujuan konsumsi a. Barang konsumsi (consumer’s goods), merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut. Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis” (Kotler (2002, p.451)). Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis : 1 Convenience goods (barang sehari-hari). Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contoh: Beras, rokok dll 2 Shopping goods (barang toko). Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. 45 Contoh: alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya. 3 Specialty goods (barang khusus), adalah barang-barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contoh: Barang-barang limited edition 4 Unsought goods (barang yang tidak dicari), merupakan barang- barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contoh: Asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya. 4). Barang industri (industrial’s goods). Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali. Barang industri dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : a. Bahan baku dan suku cadang (materials and part). Merupakan barang-barang yang seluruhnya masuk ke produk produsen tersebut. b. Barang modal (capital items). Merupakan barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. c. Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies and business service). Merupakan barang dan jasa berumur pendek memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. 46 2.4 Kebijakan Terkait Produk Susu Bayi Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 29 ayat 1 dinyatakan bahwa “Pemerintah bertanggung jawab atas pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha serta dilaksanakannya kewajiban konsumen dan pelaku usaha”.64 Undang-undang Pangan yang telah diberlakukan, bukan saja melindungi konsumen secara fisik juga secara psikis. Undang-undang melindungi konsumen terhadap pangan yang tidak aman bagi fisik konsumen, juga memberikan jaminan akan kehalalan produk bagi konsumen yang beragama Islam. Konsumen yang merasa puas terhadap produk yang dikonsumsinya bukan saja menguntungkan konsumen sendiri tetapi kepuasan ini juaga kan bedampak positif bagi produsen, bahkan konsumen yang puas akan kembali lagi membeli dan mengkonsumsi produk tesebut. Hal tersebut dapat berarti bahwa permintaan akan meningkat, dengan kata lain perusahaan atau produsen akan meningkatkan produksinya dan merain keuntuhan lebih besar. Secara makro, perekonomian akan semakin pesat. Undang-undang pangan pada akhirnya bukan sekedar melindungi konsumen tetapi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan produsen. 65 Wells and Prensky (1996) mengemukakan bahwa isu kebijakan publik meliputi empat hal dalam perilaku konsumen: (a) keadilan (fairness), (b) persamaan (equity), (c) keamanan (safety), (d) kesejahteraan ekonomi dan sosial (economic social wellfare). Keadilan menekankan pada kesempatan konsumen untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam proses pertukaran dengan produsen. 64 65 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Ibid 8. Hal. 18 47 Konsumen harus memperoleh informasi yang benar dan jujur tentang berbagai alternatif produk/merek yang akan dibelinya dalam rangka memenuhi kebutuhannya, selain itu konsumen dapat memilih produk sesuai dengan pilihannya, bebas menetukan pilihan tanpa ada paksaan, tekanan, dan ancaman dari pihak manapun. 66 Persamaan yang berfokus pada apakah semua lapisan konsumen memiliki akses terhadap suatu produk yang sama dan diperlakukan sama oleh produsen ketika mereka melakukan transaksi. Praktik-praktik diskriminasi seperti menolak konsumen dari etnik tertentu, agama tertentu, atau kelompok-kelompok tertentu untuk membeli suatu produk merupakan contoh mengenai isu persamaan. 67 Dari sudut pandang keamanan, konsumen berhak memperoleh barang dan jasa yang aman bagi dirinya, tidak berpontensi membahayakan dirinya dan orang lain. Produsen berkewajiban untuk mendesain dan memproduksi barang dan jaya yang aman bagi konsumen. Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang lengkap dan benar mengenai barang dan jasa yang dijualnya sehingga konsumen dapat melakukan pilihan yang tepat. Pemerintah dilain pihak memiliki kewajiban untuk membuat peraturan dan kebijakan yang mengatur produsen agar mereka membuat barang dan jasa yang aman bagi konsumen. Pemerintah juga berkewajiban untuk mengawasi produsen agar mereka memproduksi barang dan jasa yang aman bagi konsumen. 68 Pada situasi seperti ini, pemerintah dan DPR melalui kebijakan publik dan perundang-undangan harus melakukan intervensi untuk melindungi konsumen. 66 Ibid. 8. Hal. 19 Ibid 8. Hal. 19 68 Ibid. Hal. 19 67 48 Pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan terhadap pratik-praktik bisnis yang merugikan konsumen. Pemerintah berwenang untuk memeriksa pabrik makanan dan memberikan penilaian apakah produk yang dihasilkan tersebut telah memenuhi persyratan sehingga menjamin keamanan pangan. Melalui persetujuan mengenai Undang-undang Pangan oleh DPR dan Presiden maka permintah memiliki legalitas hukum dan berkewajiban untuk melindungi konsumen. 69 Undang-undang yang dikeluarkan pemerintah yang berhubungan langsung tentang perlindungan konsumen antara lain : KUH PIDANA, tentang Perdagangan UU RI No. 8/1999, tentang Perlindungan Konsumen UU RI No. 40/1999, tentang Pers UU RI No. 32/2002, tentang Penyiaran UU RI No. 7/1996, tentang Pangan PP RI No. 69/1999, tentang Label dan Iklan Pangan PP RI No. 19/2003, tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan SK Menteri Kesehatan RI No. 368/Men.Kes/SK/IV/1994, tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Makanan-Minuman Dari undang undang yang telah dikeluarkan pemerintah diatas, yang sangat menarik adalah undang-undang tentang pangan yang di atur dalam PP RI NO. 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL & IKLAN PANGAN yang isinya adalah sebagai berikut: 69 Ujang Sumarwan dan Rekan. Pemasaran Strategik – Perpektif Value-Based Marketing & Pengukuran Kineja. IPB Press 2011. Hal. 18 49 Pasal 47 1. Iklan dilarang dibuat dalam bentuk apapun untuk diedarkan dan atau disebarluarkan dalam masyarakat dengan cara mendiskreditkan produk pangan lainnya. 2. Iklan dilarang semata-mata menampilkan anak-anak berusia dibawah 5 (lima) tahun dalam bentuk apapun, kecuali pangan tersebut diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia dibawah 5 (lima) tahun. 3. Iklan tentang pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak dilarang dimuat dalam media apapun yang secara khusus ditujukan untuk anak-anak. 4. Iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 (satu) tahun dilarang dimuat dalam media massa, kecuali dalam media cetak khusus tentang kesehatan, setelah mendapat persetujuan Menteri Kesehatan, dan dalam iklan yang bersangkutan wajib memuat keterangan bahwa pangan yang bersangkutan bukan pengganti ASI. Fungsi standar adalah untuk memberikan perlindungan konsumen, pelaku usaha, dan masyarakat lainnya, membantu kelancaran perdangan, dan mewujudkan persaingan usaha yang sehat. Standar produk pangan umumnya terdiri dari persyaratan teknis yang terkait dengan keamanan dan gizi produk. Persyaratan keamanan pangan meliputi tiga aspek penting, yaitu sanitasi, cemaran, dan bahan tambahan pangan. Deputi III Badan POM Roy Sparringa mengatakan, semua produk pangan wajib menerapkan cara Produksi Pangan Olahan yang Baik, tak terkecuali untuk produk susu yang diperuntukkan bagi bayi 50 dan anak harus menerapkan HACCP. Adapun tentang persyaratan cemaran pada susu diatur dalam Peraturan Kepala BPOM No. 00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. Roy menjelaskan, isu tentang bakteri E. zakazaki telah menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh industri, sesuai dengan aturan CODEX. Adapun cemaran kimia yang menjadi perhatian antara lain cemaran logam berat, mikotoksin, antibiotik, dan sulfonamida. Sedangkan pengaturan penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) telah diatur melalui Permenkes RI Nomor 722/menkes/per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan.70 Produk formula bayi adalah salah satu contoh produk pangan beresiko tinggi karena ditujukan untuk bayi. Indonesia telah menetapkan Standar Nasional Indonesia untuk produk formula bayi sejak tahun 1995 (SNI 01-3955-1995). SNI ini adalah referensi yang bersifat sukarela (voluntary). Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) RI menetapkan regulasi teknis tertakit mutu produk formula bayi yang wajib dipenuhi oleh produk dalam rangka memperoleh izin edar. Regulasi tekni ini berupa Keputusan Jendral Pengawas Obat dan Makanan. Dalam proses penyusunan SNI produk pangan, pemerintah memperhatikan berbagai ketentuan internasional, diantaranya adalah standar yang disusun oleh Codex Alimentarius Commision (CAC). Standar Codex merupakan referensi dunia internasional. Proses penyusunannya melibatkan diskusi panjang yang diikuti oleh perwakilan dari berbagai Negara dan berdasarkan kajian ilmiah. Standar Codex 70 http://www.alpindonesia.org/index1.php?view&id=203 51 merupakan acuan yang dipakai oleh World Trade Organization (WTO) dalam menyelesaikan perdebatan antar negara untuk perdagangan pangan.71 Codex Alimentarius Commission pada tahun 2008 mengeluarkan standar Codex no. CAC/RCP 66 – 2008 tentang Infant Formula and Formulas for Special Medical Purposes Intended for Infants dan Codex Stan 72 – 1981 Rev. 2007 tentang Code of Hygienic Practice for Powdered Formulae for Infants and Young Children menetapkan revisi Standar Codex untuk produk formula bayi. Bentuk larangan KODE sendiri meliputi:1. Dilarang mengiklankan susu formula dan produk lain pada masyrakat 2. Dilarang memberi sampel gratis susu formula pada ibu 3. Dilarang promosi susu formula di sarana layanan kesehatan 4. Dilarang memberi hadiah atau sampel pada petugas kesehatan 5. Dilarang memuat gambar bayi atau gambar lainnya yang mengidealkan susu formula pada label produk 6. Informasi pada petugas kesehatan harus faktual dan ilmiah 7. Informasi susu formula termasuk pada label harus menjelaskan keuntungan menyusui dan biaya serta bahaya pemberian susu buatan.72 KODE WHO sendiri mencakup produk pengganti ASI dan produk susu lainnya, yaitu makanan dan minuman yang dipasarkan atau direpresentasikan cocok untuk digunakan sebagai pengganti ASI secara keseluruhan atau sebagian. Dikarenakan WHO merekomendasikan menyusui sampai 2 tahun, maka produk susu formula berlaku mulai anak berusia 2 tahun. http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/8193/Bahan-Konferensi-Pers-Menteri-Kelautandan-Perikanan-dalam-Sidang-ke-32-Codex-Committee-on-Fish-and-Fishery-Product-KutaBali-1-5-Oktober-2012/ 71 72 http://health.kompas.com/read/2010/09/03/0855212/Pemasaran.Susu.Formula.Perlu.Kod e.Etik 52 Namun semua produk susu merupakan produksi industri. Beberapa di antaranya diproduksi oleh industri rumah tangga (IRT). Mengacu pada PP No.28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi pangan, pada pasal 43 menyatakan bahwa pangan olahan yang diproduksi IRT wajib memiliki sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (SPPIRT) sebelum diedarkan. Sedangkan Keputusan Kepala BPOM RI No. HK.00.05.5.1640 tahun 2003 tentang Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), yang menyatakan bahwa permohonan SPP-IRT tidak dapat dipenuhi apabila ijinnya adalah untuk produk berupa susu dan hasil olahannya. SPP-IRT hanya diperbolehkan jika pangan tersebut menggunakan perisa susu. Susu dan produk olahannya seperti susu pasteurisasi, yogurt, es susu dan es krim sebelum diedarkan harus mendapat izin MD dari BPOM. Produk pangan lainnya yang mengandung susu dan sering ditemukan sebagai pangan olahan hasil IRT dan diperbolehkan sebagai IRTP adalah kembang gula, kue kering, cake, roti/donat (produk bakery), dan kue pia. Perubahan peraturan ini disebabkan oleh kejadian keracunan produk susu dan olahnnya di Indonesia. Beberapa catatan penyebab keracunan adalah peredaran susu kadarluarsa, susu pasteurisasi yang salah penyimpanan, penyajian dan tidak higienis, dan lain-lain.73 Dikarenakan begitu banyaknya produk susu yang beredar di pasaran terutama di pasar Indonesia, Indonesia menjadi salah satu negara yang angka pemberian ASI eksklusifnya sangat rendah. Pelanggaran kode etik pemasaran 73 http://www.alpindonesia.org/index1.php?view&id=203 53 produk (khususnya susu formula) sangat luar biasa, yaitu terjadi semua media, menembus jajaran petugas kesehatan, dan langsung ke konsumen. 74 Sebab itulah pemerintah lantas mengeluarkan beberapa program untuk memastikan bahwa kesehatan setiap individu terutama balita dan ibu mengandung di perhatikan lebih dalam. Dalam program pemerintah ini, atau saat ini disebut sebagai program EMAS (MDGs = Millenium Development Goals) ini merupakan kerjasama antara Indonesia dengan AS melalui USAID yang berlangsung selama 5 tahun dari 2012-2016. Pendekatannya dengan meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan neonatal minimal di 150 RS pemerintah dan swasta serta 300 puskesmas atau balai kesehatan masyarakat.75 74http://health.kompas.com/read/2010/09/03/0855212/Pemasaran.Susu.Formula.Perlu.Ko de.Etik 75 MDG