PROSES KELOLOSAN SKENARIO FILM “MASIH BUKAN CINTA

advertisement
PROSES KELOLOSAN SKENARIO FILM
“MASIH BUKAN CINTA BIASA” PADA
SELEKSI KATEGORI SKENARIO TERBAIK
FFI 2011
Dian Martha Wijaya
Perumahan Poris Indah Blok E/919, Tangerang
082125268344
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian dalam melakukan penelitian ini ialah untuk mengetahui proses kelolosan
sebuah film, terutama pada film “Masih Bukan Cinta Biasa’ dalam kategori skenario terbaik
FFI 2011. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini ialah
kualitatif dengan fomat studi kasus. Dimana peneliti ingin mengetahui lebih dalam dengan
melakukan wawancara mendalam, observasi, dan menggunakan teori. Setelah itu peneliti
kemudian melakukan uji keabsahan data dengan melakukan triangulasi untuk mengecek
keakuratan dari data yang ada. Hasil yang dicapai oleh peneliti, skenario film yang baik
harus memiliki keunikan dibanding dengan skenario film yang lain dalam segi cerita dan
teknik penulisan skenario. Simpulan yang didapat oleh peneliti ialah seorang penulis
skenario yang berkualitas merupakan penulis skenario yang memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai skenario dan film.
Kata Kunci
Film, Skenario Film, Penulis Skenario Film, Festival Film Indonesia
Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan teknologi, media massa pun berkembang dengan pesat. Begitu pula dengan
film. Di Indonesia, film tidak hanya merupakan sebuah karya yang dapat dinikmati masyarakat umum,
tetapi juga merupakan sesuatu yang dapat dihargai lebih lagi.
Untuk memicu perkembangan film di Indonesia dan juga para sineas (sebutan bagi setiap orang yang
bergelut di bidang perfilman) untuk menghasilkan karya yang maksimal, diadakan Festival Film
Indonesia (FFI) sebagai ajang penghargaan tertinggi di Indonesia. Saat ini, FFI didukung oleh Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam pendanaan maupun aspek kelembagaan.
(Burhani)
Selain sebagai alat komunikasi yang berperan kuat sebagai salah satu media massa, film juga dapat
menghibur sehingga menarik minat masyarakat dalam menonton. Setiap film yang dibuat dan
disampaikan kepada khalayak, pasti memiliki tujuan dan motivasi tertentu.
Pembuatan sebuah film dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi.
Diperlukan sebuah tim yang solid dan saling mendukung untuk menghasilkan film yang luar biasa.
Biasanya tim tersebut terdiri dari produser, sutradara, penulis skenario, penata artistik, penata cahaya,
penata suara, dan penyunting.
Dalam tahap pra-produksi sebuah film, diskusi segitiga antara produser, sutradara dengan peneliti
skenario wajib dilakukan. Karena dari situlah akan muncul sebuah sinergi antara naskah, budget, dan juga
dalam aktivitas produksi. Skenario yang dihasilkan melalui sinergi tersebut merupakan bahan pokok yang
nantinya akan di break down untuk menentukan apa saja yang diperlukan dalam proses produksi.
Skenario atau yang biasa disebut sebagai script dapat digambarkan sebagai sebuah blue print bagi
insinyur dalam merencanakan pembangunan sebuah gedung. Karena itu, dalam membuat film yang bagus
diperlukan juga skenario yang bagus. Skenario menggambarkan secara detail baik dari aspek percakapan
para pemain, juga dalam visualisasinya. Sehingga dari skenario dapat diterjemahkan ke dalam hal-hal
teknis, seperti bagaimana cahayanya, dimana lokasinya, kejadiannya seperti apa, dan sebagainya. (Biran,
2007: 11)
Walaupun ditunjang oleh aspek lain seperti musik, cahaya, dan hal teknis lainnya, namun apabila sebuah
film tidak memiliki aspek cerita yang inovatif, tentunya tidak akan menarik minat masyarakat untuk
menontonnya. Bahkan dalam ajang penghargaan tertinggi film di Indonesia seperti FFI, salah satu
kategori penghargaannya ialah peneliti skenario terbaik.
Di Indonesia, sedikit sekali penulis skenario yang dapat dengan baik menghasilkan film-film yang
berkualitas untuk anak bangsa. Maka itu, tidak heran bila industri perfilman di Indonesia beberapa kali
pasang surut. Dan saat ini, beberapa film yang sempat naik daun bahkan disadur dari novel yang sudah
terbukti peminatnya, seperti Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi.
Benny Setiawan merupakan salah satu dari penulis skenario film yang berprestasi di Indonesia. Beliau
memulai karirnya dalam industri perfilman pada tahun 2009. Film pertamanya ialah Bukan Cinta Biasa,
dimana beliau menjadi menulis skenario sekaligus sutradara dalam film tersebut.
Film yang dihasilkan Benny Setiawan sebagai penulis skenario ialah Selendang Rocker dan Kejarlah
Jodoh Kau Kutangkap. Sedangkan film yang ia tulis dan sutradarai sendiri ialah Bukan Cinta Biasa; Cinta
2 Hati; 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta; dan Masih Bukan Cinta Biasa.
Film “Masih Bukan Cinta Biasa”, merupakan film lanjutan dari Bukan Cinta Biasa yang bercerita tentang
seorang mantan rocker yang sudah insaf dan hidup bersama istri (Lintang) dan anaknya (Nikita). Tibatiba datang Vino yang juga seorang rocker dan mengaku sebagai anak dari hubungan Tommy dan Vonny
(mama Vino). Demi mencari kebenaran, Tommy pergi mencari Vonny. Sementara Lintang dan Nikita
tidak terima dengan kehadiran Vino yang urakan dan semaunya sendiri. Setelah menemui Vonny, Tommy
masih belum tahu pasti apakah Vino adalah anaknya, namun, ia juga tidak bisa melepaskan Vino begitu
saja, sehingga ia memutuskan untuk menerima Vino untuk berada di rumahnya.
Vino sudah mulai berubah d an merasa telah memiliki keluarga yang utuh bersama dengan Tommy,
Lintang, dan Nikita, Vonny tiba-tiba datang untuk menjemputnya. Pada saat itu, Vonny mengatakan
bahwa Vino bukan anak dari Tommy, dan karena Vonny menyukai Tommy, makanya ia mengaku bahwa
Vino adalah anak Tommy. Dalam keadaan haru, Vino pergi dengan Vonny. Saat band Tommy, The Bokis
manggung dan membawakan lagu yang Tommy ciptakan untuk Vino, tiba-tiba Vino datang dari belakang
panggung sambil bermain gitar. Saat itu, Vonny menghampiri Lintang yang juga sedang menjadi
penonton, dan Vonny berkata kepada LIntang bahwa Vino ingin tinggal bersama dengan Tommy, dan
Vonny sudah merelakannya. Pernyataan Vonny diterima dengan baik oleh Lintang.
Film tersebut diproduksi oleh Wanna-B Production, yang didirikan pada tahun 2007 sebagai Wanna-B
Music Production, perusahaan rekaman Indonesia. Berawal dari bisnis cafe dan rekaman instan, Wanna-B
kemudian mengembangkan bisnisnya dalam bidang perfilman, dan telah menghasilkan beberapa film
layar lebar yang salah satunya merupakan film Masih Bukan Cinta Biasa. Film tersebut meraih prestasi
dalam kategori penelitian skenario terbaik, yang ditulis oleh Benny Setiawan.
Karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kriteria sebuah skenario sehingga dapat
dikatakan sangat baik dan memperoleh penghargaan dalam FFI. Dengan judul skripsi, Proses Kelolosan
Skenario Film “Masih Bukan Cinta Biasa” Pada Seleksi Kategori Skenario Terbaik FFI 2011.
Metode Penelitian
Secara umum, metode penelitian disefinisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang terencana,
terstruktur, sistematis, dan memiliki tujuan tertentu baik praktis maupun teoritis. Sekaran (2003)
mendefinisikan penelitian sebagai suatu kegiatan yang terorganisir, sistematis, berdasarkan data,
dilakukan secara kritis, objektif, ilmiah untuk mendapatkan jawaban atau pemahaman yang lebih
mendalam atas suatu masalah. (Raco, 2010: 5) Metode penelitian sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan format studi kasus, dimana bertujuan untuk
menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena, realitas sosial
yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan
sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena
tertentu. Format deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus.
(Bungin, 2008: 68)
Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu
penelitian berkenaan dengan “how” (bagaimana) atau “why” (mengapa). (Yin, 2002: 1)
Studi kasus adalah salah satu strategi dan metode analisis data kualitatif yang menekankan pada
kasus-kasus khusus yang terjadi pada objek analisis. Studi kasus bukanlah sebuah teknik analisis tunggal,
karena studi kasus juga dibantu oleh teknik analisis lainnya dalam melakukan analisis-analisis data.
(Bungin, 2008: 229)
Bukti atau data untuk keperluan studi kasus bisa berasal dari enam sumber, yaitu: dokumen,
rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung, observasi patisipan, dan perangkat-perangkat fisik.
Secara spesifik, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut.
A. Data Primer
Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah:
1. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, data dokumentasi yang digunakan oleh peneliti ialah copy film “Masih
Bukan Cinta Biasa” yang peneliti dapatkan langsung dari Wanna-B Pictures. Melalui copy film ini,
peneliti dapat mengetahui persis bagaimana skenario dan cerita dari film Masih Bukan Cinta Biasa.
Terutama dalam penulisan data pemain dan juga kru, yang peneliti lihat melalui credit title di akhir film.
Tidak hanya itu, peneliti juga dapat lebih mendetailkan lagi pertanyaan-pertanyaan yang akan peneliti
gunakan pada saat wawancara.
2. Rekaman Arsip
Arsip yang peneliti dapatkan saat ini ialah Skenario Film Masih Bukan Cinta Biasa. Arsip ini
merupakan arsip yang sangat penting bagi peneliti, karena peneliti menganalisa tentang skenarionya yang
memenangkan Kategori Terbaik FFI 2011.
3. Observasi
Pada observasi ini pengamat harus mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatannya
dalam mengamati suatu objek. Pada observasi ini, yang terpenting adalah pengamatan harus menguasai
“ilmu” tentang objek secara umum dari apa yang hendak diamati, pengamat tidak perlu memahami secara
teoritis terlebih dahulu objek penelitian. Dengan demikian, akan membamtu lebih banyak pekerjaannya
dalam mengamati objek yang baru itu. (Bungin, 2008: 116-117)
4. Wawancara
Salah satu informasi studi kasus yang sangat penting ialah wawancara. Para responden dapat
memberi bagian-bagian bukti bagi sejarah situasi yang bersangkutan, agar peneliti yang bersangkutan
memiliki kesiapan untuk mengidentifikasi sumber-sumber bukti relevan lainnya. Pertanyaan umum
tentang perekaman wawancara harus berkaitan dengan tape recorder. (Yin, 2002: 108-111)
Peneliti menentukan responden yang akan diwawancara sehubungan dengan masalah yang
diteliti, yaitu:
a. Informan 1, Benni Setiawan, penulis skenario dan sutradara film Masih Bukan Cinta Biasa,
sekaligus pemenang Skenario Terbaik FFI 2011,
b. Informan 2, Jujur Prananto, Juri Seleksi Kategori Skenario FFI 2011 dan penulis skenario film.
c. Informasi 3, Dendy Ananda, Co-Produser dalampembuatan film Masih Bukan Cinta Biasa, dan
Direktur Operasional dalam Wanna-B Pictures,
B. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap dimana dalam penelitian ini data sekunder didapatkan
dari buku-buku perpustakaan, tulisan-tulisan yang berkaitan dengan skenario film, dan juga melalui
artikel di internet.
Uji keabsahan dilakukan peneliti dengan triangulasi pendekatan dengan kemungkinan
melakukan terobosan metodologis terhadap masalah-masalah tertentu yang kemungkinan dapat dilakukan
seperti apa yang dikemukakan oleh Burgess dengan “strategi penelitian ganda” atau seperti yang
dikatakan oleh denzin dengan “triangulasi”. Istilah penggabungan metode ini lebih dikenal akrab di
kalangan pemula dengan istilah “meta-metode” atau “mix-metod”. Yaitu metode campuran, dimana
metode kuantitatif dan kualitatif digunakan bersama-sama dalah sebuah penelitian. (Bungin, 2008: 249)
Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan
melakukan triangulasi peneliti, metode, teori, dan sumber data. Dengan mengacu kepada Denzin (1978),
dalam pelaksanaan teknis dari langkah pengujian keabsahan ini akan memanfaatkan: peneliti, sumber,
metode, dan teori. (Bungin, 2008: 256-257)
Dalam hal ini, peneliti hanya menggunakan triangulasi dengan sumber data dan triangulasi
dengan teori. Peneliti tidak menggunakan uji keabsahan dengan triangulasi kejujuran peneliti, karena
peneliti merasa apa yang dilakukan oleh peneliti dapat dipercaya dan objektif.
Hasil dan Bahasan
Guna menjawab permasalahan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti
kemudian membagi hasil penelitian sesuai dengan permasalahan yang ada. Berikut ini merupakan
pembabakan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan:
1.
a.
b.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
Menentukan Skenario yang Baik
Faktor Artistik
Faktor Non-Artistik
Proses Pembuatan Skenario Film
Pengetahuan Dasar
Menulis Skenario
Menjadi Penulis Skenario
Proses film “Masih Bukan Cinta Biasa” lolos dalam seleksi kategori skenario terbaik FFI tahun
2011
Unsur Film Masih Bukan Cinta Biasa
Proses Seleksi Kategori Skenario dalam FFI 2011
Dari penelitian yang peneliti lakukan, maka didapatkan sejumlah hasil, berupa: hasil wawancara
terhadap 3 informan, copy skenario film Masih Bukan Cinta Biasa, dan teori. Maka, dengan metode
analisis triangulasi peneliti mencoba untuk menganalisa hasil yang didapatkan. Hasil penelitian yang
didapatkan oleh peneliti terbagi dalam tiga subbab, yaitu:
1.
Menentukan Skenario yang Baik
Penilaian untuk skenario yang baik secara artistik tidaklah memiliki sebuah patokan tertentu.
Namun, dalam wawancara dengan Informan 2, beliau berpendapat bahwa skenario yang baik memiliki
kriteria sebagai berikut:
“secara syarat-syarat skenario yang baik, itu masing-masing tokoh bisa berubah. Dari A, B, C, D,
terus berubah. Unsur entertaining, iya. Kemudian unsur action, ada. Unsur musikal, ada. Unsur
surprise. tetep unsur-unsur dramatik yang mendukung bagusnya skenario itu kan juga ada
susspect-nya, suspectnya itu tegangan, ada surprise.”
Menurut pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, skenario yang baik ialah skenario yang
memiiki alur surprise yang tinggi, tanpa melhat ke unsur teknisnya.
Melihat pernyataan wawancara diatas dan hasil wawancara yang peneliti lakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa skenario yang baik dinilai dari unsur-unsur yang terdapat didalamnya, baik itu
unsur entertaining, ketegangan, surprise, hingga unsur dramatiknya. Tidak hanya itu, tetapi dalam
skenario yang baik, juga ada perubahan tokoh yang karakternya menuju lebih baik. Dalam menentukan
skenario yang baik, peneliti membagi menjadi dua bagian yakni dilihat dari faktor artistik dan faktor non-
artistiknya. Faktor artistik mewakili hal-hal yang berkaitan dengan isi film, baik dari segi cerita maupun
hal-hal teknisnya. Sedangkan faktor non-artistik dilihat dari segi lain selain artistik.
Dari faktor artistik, sebuah skenario dapat dikatakan sebagai skenario yang baik apabila sebuah
skenario terdapat unsurentertaining, musikal, action, surprise, unsur-unsur dramatik, ketegangan, dan juga
setiap karakter tokohnya terus berubah menjadi lebih baik.
Diluar faktor artistik, sebuah skenario ditentukan sebagai skenario yang baik dinilai dari sisi
peminatnya. Semakin banyak peminat dari film tersebut nantinya, maka skenario tersebut semakin dinilai
baik oleh para menanam modal (investor).
2.
Proses Pembuatan Skenario Film
Proses pembuatan skenario film harus dimulai dengan pengetahuan mendasar menyangkut
skenario film tersebut. Penulis skenario merupakan seseorang yang merancang dan membangun sebuah
film melalui skenarionya. Ia memiliki peran sebagai orang kunci dalam suatu pembuatan film.
Skenario dalam sebuah film mengambil peran yang sangat penting dan menyeluruh. Tidak akan
ada sebuah film yang dapat diproduksi tanpa adanya skenario terlebih dahulu.
Hal tersebut dinyatakan oleh Informan 1, yang mengatakan bahwa:
“Skenario itu buat saya dan buat film, itu penting, sangat terpenting sebetulnya. Karna itu
merupakan dasar. Kalau bikin roti, adonannya, kalo ga ada skenario, ga akan bisa bikin film. Itu
basicnya, jadi sangat penting. Dan yang terpenting.”
Pernyataan tersebut kembali dikonfirmasi dengan teori yang mengatakan bahwa skenario adalah
blueprint pembuatan film. Semua kreator yang mengerjakan film harus mengacu kepada skenario.
Sebagaimana halnya dalam pembuatan rumah, maka tukang batu, tukang listrik, tukang ledeng, tukang
kusen, harus berpatokan pada blueprint karya arsitek. Dalam pembuatan rumah, tidak boleh satu
sentimeter pun meleset. Harus persis seperti gambar, supaya masing-masing komponen bisa terpasang
dengan tepat. Bedanya pada pembuatan film, juru kamera, art director, pemain, dan sebagainya tidak
hanya menggunakan skenario sebagai acuan, tapi mereka harus menafsirkannya secara kreatif. Dengan
begitu, maka semua komponen yang aktif dalam pembuatan film harus juga paham mengenai teori dan
teknik penulisan skenario, sehingga apa yang diutarakan oleh penulis skenario bisa dipahami ke mana
sebetulnya arah yang mau dituju. (Biran, 2007: 11)
Dan menurut pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, setiap bidang yang terkait dalam
memproduksi sebuah film, pasti bekerja dengan mengacu kepada skenario yang ada. Sehingga setiap
bagian memerlukan skenario dalam pekerjaannya.
Dari setiap pernyataan diatas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa peranan skenario dalam
sebuah film sangatlah penting bahkan merupakan bagian yang terpenting dari keseluruhan produksi film.
Tidak hanya itu, masing-masing bidang harus mengerti teknik penulisan skenario agar dapat
menterjemahkan apa yang ada di dalam skenario tersebut ke dalam hal-hal teknis, sehingga seluruh
bagian yang terlibat dalam “pembangunan” film tersebut tidak bekerja tanpa arah. Skenario film yang
telah disepakati, harus dimengerti oleh setiap bagian yang terlibat.
Skenario sendiri terdiri dari cerita dan susunannya ketika disampaikan. Menulis skenario
memerlukan teknik dalam mengatur susunan adegan sehingga unsur surprise dan kejutannya tidak hilang.
Tidak hanya itu, skenario film juga menggambarkan secara jelas dan utuh bagaimana adegan-adegan
dalam sebuah film akan ditampilkan.
Skenario film hendaknya ditulis dengan sesuatu yang dekat dengan penontonnya jaman itu.
Sehingga peminatnya juga lebih banyak, karena penonton lebih suka menonton sesuatu yang dengan
dengan mereka, baik secara fisik maupun emosional. Karena itu, tidak heran apabila skenario film
dikatakan menggambarkan sebuah bangsa pada jamannya.
Sebelum membuat sebuah film, terlebih dahulu dibutuhkan gagasan awal. Hal tersebut biasanya
diajukan oleh produser, namun tidak jarang apabila sutradara ataupun penulis skenario memiliki gagasan
terlebih dahulu. Terlepas dari siapa gagasan dalam membuat sebuah film muncul, proses membuat sebuah
film selalu melibatkan tiga pihak tersebut dalam berdiskusi, oleh sebab itu muncullah istilah triangle
sistem.
Membuat skenario film sebaiknya dilakukan secara bertahap, mulai dari sebuah ide atau gagasan,
pembuatan basic story atau sinopsis yang diikuti oleh penentuan karakter utama dalam sebuah film,
penambahan treatment yang dikembangkan kembali menjadi sebuah skenario film secara utuh.
Ide dalam membuat skenario film dapat berasal dari ide asli seseorang, baik itu produser,
sutradara, maupun penulis skenario. Namun, ide juga dapat diadaptasi dari cerita yang sudah ada. Bila ide
cerita sudah disepakati, hendaknya dalam penulisan skenario, disepakati secara bersama-sama batasan
ceritanya dan kesamaan tujuan.
Dalam penulisan skenario memang tidak memiliki standar tertentu, namun biasanya setiap
penulis memiliki standar masing-masing selain dari teknik penulisan skenario yang harus diterapkan.
Seseorang biasanya tidak langsung menjadi penulis skenario karena diperlukan seseorang yang
dapat dipercaya dalam membangun film melalui skenario yang dihasilkannya. Untuk memiliki hubungan
yang baik, biasanya penulis skenario berstrategi terlebih dahulu baik terjun ke lapangan dengan menjadi
seorang penulis skrip, kleper, ataupun asisten sutradara.
Menyadari bahwa penulis skenario sangatlah terbatas jumlahnya, maka masing-masing penulis
skenario juga telah memiliki caranya sendiri dalam mendidik dan mempersiapkan penulis skenario yang
baru, baik itu dengan menjadi asisten ataupun tim dalam menulis. Walaupun hal tersebut hanya bisa
dilakukan dalam penulisan skenario film. Tapi mereka juga tidak tertutup apabila diajak untuk sharing
mengenai penulisan skenario.
3.
Proses Film “Masih Bukan Cinta Biasa” Lolos dalam Seleksi Kategori Skenario Terbaik FFI Tahun
2011
Pembuatan skenario film Masih Bukan Cinta Biasa berawal dari permintaan para penggemar
film Bukan Cinta Biasa yang menginginkan Wanna-B sebagai rumah produksi membuat sequal-nya.
Setelah pihak Wanna-B Pictures menghubungi penulis skenario, ternyata yang bersangkutan telah
mempersiapkan skenarionya.
Ide cerita Masih Bukan Cinta Biasa merupakan ide cerita murni dari penulis skenarionya, Benni
Setiawan. Ide cerita ini tentang kehidupan humanis seorang pensiunan rocker yang kedatangan seseorang
yang mengaku anaknya.
Pembuatan sinopsis Film biasanya berisi garis besar jalan cerita, tokoh, dan dialog utama. Dalam
sinopsis film Masih Bukan Cinta Biasa, garis besar jalan crita terlihat dari keseluruhan sinopsisnya,
dimana setiap orang yang membaca sinopsis ini dapat dengan jelas mengetahui isi film Masih Bukan
Cinta Biasa. Problema utama yang terlihat pada sinopsis Masih Bukan Cinta Biasa ialah dimana Tommy
sama sekali tidak terpikir bahwa ia akan memiliki anak lagi, apalagi ia mengenal anak itu saat anak itu
sudah besar. Setiap adegan yang ada pada film tersebut didasari oleh motif dimana Tommy takut ia akan
terkutuk apabila Vino benar-benar anak kandungnya. Hal tersebut mendasari Tommy yang pergi mencari
Voni dan juga berusaha untuk mengubah Vino.
Saat klimaks terjadi pada saat Vino sudah berubah dan diterima di keluarga Tommy, Voni
datang menjemput dan mengatakan bahwa Vino sebetulnya bukanlah anak Tommy. Keteganganyang
terjadi pada saat klimaks diakhiri dengan kesimpulan dimana akhirnya Tommy, Lintang, dan Nikita
terlihat bahagia, serta The Boxis meliris album bersama Vino.
Sinopsis film Masih Bukan cinta Biasa telah menyebutkan tokoh-tokoh dalam film Masih Bukan
Cinta Biasa. Baik itu tokoh protagonis (Tommy), tokoh antagonis (Vino), maupun tokoh penting lainnya
seperti Lintang dan Nikita.
Menulis skenario memerlukan teknik tertentu, seperti format deskripsi gambar, suara, tokoh,
flashback, insert, scene dan sequence, camera set up, dan time line. Dari keseluruhan format yang ada,
skenario film Masih Bukan Cinta Biasa tidak memakai format penulisan flashback dan insert, karena hal
tersebut memang tidak diperlukan dalam cerita dan skenario film tersebut.
Skenario Masih Bukan Cinta Biasa mengalami beberapa kali revisi oleh karena beberapa sebab,
terutama durasi. Skenario film Masih Bukan Cinta Biasa pada awalnya berdurasi 100 menit, seharusnya
90 menit, sehingga dipersingkat kembali. Alasan lainnya ialah penyesuaian idealisme penulis dengan
pasar atau penonton, mulai dari keadaan dan situuasi hingga tata bahasanya.
Dalam prakteknya, hanya sekitar 70-75% dari skenario dapat direalisasikan dalam bentuk film.
Hal tersebut dikarenakan oleh keadaan yang kurang mendukung, cuaca, dan juga kreatifitas dari editor
mengenai susunan adegan di bagian ending film.
Pendaftaran film Masih Bukan Cinta Biasa pada Festival film Indonesia, pada awalnya pihak
FFI menghubungi Wanna-B Pictures dan menyatakan bahwa film Masih Bukan Cinta Biasa masuk ke
dalam beberapa nominasi penilaian yang ada pada FFI 2011. Dari kabar baik tersebut, pihak Wanna-B
kemudian mendaftarkan filmnya dan memberikan data-data sesuai dengan prosedur yang berlaku pada
FFI 2011.
Film Masih Bukan Cinta Biasa memiliki keunikan tersendiri sehingga dapat memperoleh
penghargaan skenario terbaik FFI 2011. Keunikan tersebut dapat terlihat dari ide ceritanya yang unik dan
jarang terpikir oleh orang lain, serta susunan ceritanya yang membuat film tersebut memiliki twist serta
surprise yang benar-benar menonjol, terutama pada saat diketahui bahwa Vino bukanlah anak Tommy.
Film Masih Bukan Cinta Biasa merupakan pemenang skernario terbaik dalam Festival Film
Indonesia 2011. Hal tersebut membuktikan bahwa ada hal-hal yang menonjol dari film tersebut bila
dibandingkan dengan film-film lain yang mungkin saja secara unsur-unsur lain lebih unggul dari Masih
Bukan Cinta Biasa.
Menurut Informan 1 ketika ditanyakan mengenai hal-hal yang menonjol dari skenario film
Masih Bukan Cinta Biasa, beliau menanggapi:
“Ya kemarin sih dari beberapa pengamat bilang bahwa itu film sangat sederhana, maksudnya
kita tidak bermain, itu film dengan budget yang sangat murah. Karena kita bermain di rumah.
Tapi bagaimana situasi bisa dibuat orang bisa menikmati film itu walaupun setting-nya di situsitu aja. Dan yang film-film keluarga seperti ini kan jarang-jarang di tema film-film kita itu
mereka ga berani ngambil resiko bikin film keluarga. Paling film remaja ya, cinta kan itu ga ada
resiko ya. Tapi MBCB kekuatannya di situ. Karena kuat dari sisi-sisi humanis gitu antara
anggota keluarga, ayah, ibu, cerita sehari-hari. Sederhana tapi sebetulnya ya memang deket
dengan kita semua.”
Sebagai Juri Seleksi, Informan 2 pun menyatakan keunggulan skenario film Masih Bukan Cinta
Biasa dibandingkan dengan film-film yang lain, katanya:
“Emh, itu faktor unikum itu yah. Karna keunikan sebab kalau dibandingkan dengan yang lain
sesama nominee gitu, ya sama-sama bener lah. Beberapa nominasi yang lain itu oke. Nah,
setelah kita banding-bandingkan, ini diantara yang menonjol ini akhirnya kita pilih yang
keunikannya, karena kita semua terperangah itu dalam hal keunikan ceritanya, gitu. Terus semua
unsur-unsur syarat skenario yang baik itu ada di situ. Kalo ada unsur entertaining, iya. Kemudian
unsur action, ada. Unsur musikal, ada. Unsur surprise, ini luar biasa banget. Gitu, jadi tetep
unsur-unsur dramatik yang mendukung bagusnya skenario itu kan juga ada suspectnya,
suspectnya itu tegangan, ada surprise. Kalo istilah surprise itu sekarang orang banyak istilahkan
dnegan istilah twist. Twist itu sesuatu yang tadinya kita yakini A, trus ternyata B. Gitu, surprise
kan, jadi tiba-tiba kenyataan itu berbalik sedemikian rupa hingga penonton terperangah. Nah itu,
di film itu ada. Nah itu, unsur-unsur tuh ada. Dan terbangun luar biasa mulus gitu sampe dibikinbikin surprise, gitu. Surprise yang baik ya, surprise yang betul-betul tidak terduga-duga, gitu.
Jadi akhinya, wah itu. Nih, ini memang unsurnya skenario terlalu menonjol dibandingkan
dengan yang lain. Ya kalau keunikannya sendiri sebenarnya dari segi tema ya, dari cerita. Cerita
yang bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari skenario kan. Jadi keunikannya itu bercerita
tentang seorang pensiunan rocker gitu, yang tiba-tiba memilih tobat dan menjadi ayah rumah
tangga yang ngurus rumah, sementara istrinya yang kerja. Dari judul sendiri kan begitu unik kan,
yang orang lain ga pernah kebayang. Awam gitu. Awam itu pasti ga kebanyang. Kehidupan
seorang rocker itu seperti apa sih. Gitu.”
Saat hal ini coba diamati oleh peneliti, film Masih Bukan Cinta Biasa memang memiliki tema
besar yang jarang diangkat oleh film-film lain, yaitu keluarga rocker. Selain itu, alur ceritanya pun
penuh dengan kejutan, dimana Vino yang tadinya ditolak, sudah berubah dan dianggap salah satu bagian
dalam keluarga tersebut dan akhirnya dinyatakan bahwa ia bukan anak Tommy. Ditambah dengan
karakter-karakter seperti Ustad Jepret, yang unik untuk diangkat, membuat penonton tidak bosan saat
pesan moral disampaikan. Sehingga layak bila mendapatkan skenario terbaik.
Namun, kesimpulan dari semuanya ialah, film ini patut untuk mendapatkan penghargaan sebagai
skenario terbaik, karena memang memiliki unsur keunikan baik dari segi cerita maupun urutan adegannya
sehingga unsur suprise atau twistnya benar-benar menonjol. Tidak hanya itu, perkembangan masingmasing karakter pun menjadi nilai tambah bagi penilaian juri. Walaupun dari segi cerita sepertinya dekat
dengan penonton, namun dengan pengurutan adegan yang baik, maka film ini mampu membuat cerita
tersebut mengalami twist. Dan juga, film ini mampu untuk menyampaikan pesan moralnya dengan situasi
drama-komedi.
Simpulan dan Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Penulis skenario serta skenario sebuah film memiliki peran yang sangat penting dalam
pembuatan sebuah film. Bagaikan arsitek dengan blueprintnya dalam membangun sebuah rumah
•
•
•
atau gedung, tanpa penulis skenario tidak mungkin lahir sebuah skenario film. Dan tanpa
skenario film, seluruh kru yang ada tidak dapat membangun sebuah film.
Skenario yang baik tidak hanya dilihat dari segi cerita dan teknis penulisannya – walaupun
keduanya juga sangat penting – melainkan dilihat pada susunan cerita tersebut sehingga
menghasilkan unsur-unsur dramatik.
Film “Masih Bukan Cinta Biasa” dikatakan layak lolos seleksi kategori skenario terbaik dalam
FFI 2011 karena keunikannya. Terutama dari ide cerita film tersebut. Tidak hanya itu, setiap
unsur yang terdapat dalam sebuah skenario film yang baik, dari segi penulisan hingga cerita juga
terdapat dalam skenario tersebut.
Perkembangan tokoh karakter dalam cerita film “Masih Bukan Cinta Biasa” ke arah yang lebih
baik, menjadikan film ini memiliki nilai lebih di mata para juri seleksi FFI 2011.
Saran yang dianjurkan oleh peneliti bagi para penulis skenario, ialah:
• Untuk dapat mengahasilkan sebuah skenario film, penulis skenario harus terlebih dahulu
mengetahui unsur-unsur yang harus terdapat dalam sebuah skenario film, dari segi teknik
menulis skenario film, maupun unsur cerita yang harus terdapat dalam sebuah film.
• Penulis skenario sebaiknya banyak menonton film-film dan menganalisa dari segi skenarionya,
karena hal tersebut akan menunjang penulis dalam mengembangkan kapasitasnya.
• Saat menulis sebuah skenario film, sebaiknya memiliki ide cerita yang unik yang membuat film
tersebut berbeda dengan film-film lainnya.
• Sebuah skenario film juga sebaiknya dibuat dekat dengan penontonnya sehingga mudah dicerna
oleh penontonnya.
Referensi
Ariatama, A., & Mushlisiun, A. (2008). Job Description Pekerja Film (Versi 01). Jakarta: FFTV-IKJ.
Biran, H. M. (2007). Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta: Pustaka Jaya.
Bungin, B. (2008). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Kencana.
Imanjaya, E. (2006). A to Z About Indonesian Film. Bandung: PT Mizan Bunaya Kreativa.
Krevolin, R. (2003). Rahasia Sukses Skenario Film-Film Box Office: 5 Langkah Jitu Mengadaptasi Apa
Pun Menjadi Skenario Jempolan. Bandung: Kaifa.
Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pratista, H. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Saroengallo, T. (2008). Dongeng Sebuah Produksi Film. Jakarta: PT Intisari Mediatama.
Set, S., & Sidharta, S. (2006). Menjadi Penulis Skenario Profesional. Yogyakarta: Grasindo.
Jurnal:
Indonesia, F. F. (2011). Pedoman Pelaksanaan Festival Film Indonesia 2011. Pedoman Pelaksanaan
Festival Film Indonesia 2011, 4, 6, 10-11, 14-15.
Referensi:
Burhani, R. (n.d.). Kemenparekraf-Kemendikbud Sinergi Bangun Industri Film. Retrieved May 22, 2012,
from
www.antaranews.com:
http://www.antaranews.com/berita/304001/kemenparekrafkemendikbud-sinergi-bangun-industri-film, diakses pada tanggal 22 Mei 2012 pukul 20.33 WIB
Anonim, 2009, Sinopsis Masih Bukan Cinta Biasa, http://www.wannab-studio.com, diakses pada tanggal
1 Juni 2012 pukul 22.53 WIB
Riwayat Penulis
Dian Martha Wijaya lahir di kota Palembang pada 19 Januari 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1
di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komunikasi Pemasaran pada tahun 2012. Penulis aktif di
Media Rayon 3 sebagai Voulenteer dalam melakukan kegiatan dokumentasi maupun karya-karya seperti
Film “Hidup Itu Pilihan”, taklshow “Buka Hati Buka Suara”, dan karya lainnya.
Download