PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

advertisement
PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Periode Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2014
(UnAudited) dan tahun yang berakhir 31 Desember 2013 (Audited)
dan Laporan Keuangan Konsolidasian yang berakhir pada
tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
Daftar Isi
Halaman
Surat Pernyataan Direksi
Laporan Keuangan
- Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1 - 2
- Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3
- Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
4
- Laporan Arus Kas Konsolidasian
5
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
6 – 27
PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013
Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Catatan
31 Maret 2014
31 Desember 2013
Aset
Aset Lancar
Kas dan Bank
Piutang Usaha Kepada Pihak Ketiga
Piutang Lain-Lain
Persediaan Barang
Uang Muka Pembelian
Beban Dibayar di muka
5
6
2.295.071.363
19.222.844.818
1.234.569.530
43.739.118.235
15.036.907.573
1.054.358.850
1.337.321.456
22.259.810.749
1.462.635.904
44.238.433.634
15.765.615.836
1.152.369.145
82.582.870.369
86.216.186.724
9d
5.604.666.968
5.576.142.126
10
362.086.285.818
367.119.490.678
207.116.000
207.116.000
367.898.068.786
372.902.748.804
450.480.939.155
459.118.935.528
7
8
Jumlah Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Aset Pajak tangguhan
Aset Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp. 125.853.781.141 dan Rp. 120.820.576.281
masing-masing pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31
Desember 2013
Aset Lain-Lain
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian
1
PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN - lanjutan
31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013
Disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain
Catatan
31 Maret 2014
31 Desember 2013
Liabilitas Dan Ekuitas
Liabilitas Jangka Pendek
Utang Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Utang Usaha Kepada Pihak Ketiga
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Utang Pajak
Utang Lain-lain
11
12
198.594.096.223
700.518.859
45.326.900
3.530.691.970
201.113.817
209.905.971.130
908.214.265
50.326.697
2.964.249.891
32.639.780
203.071.747.769
213.861.401.763
4.114.370.830
4.000.271.462
207.186.118.599
217.861.673.225
107.746.000.000
154.920.000
107.746.000.000
154.920.000
450.000.000
23.888.496.007
450.000.000
22.831.003.273
132.239.416.007
131.181.923.273
111.055.404.549
110.075.339.029
Total Ekuitas
243.294.820.556
241.257.262.302
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
450.480.939.155
459.118.935.528
9a
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
21
Jumlah Liabilitas
Ekuitas
Modal Dasar - terdiri atas saham seri A dengan nominal
Rp. 4.000 per saham sebanyak 21.000.000 lembar, seri B
dengan nominal Rp. 1.000 per saham sebanyak
80.000.000 lembar dan seri C dengan nominal Rp. 100 per
lembar saham sebanyak 2.669.840 saham.
Modal yang ditempatkan dan disetor penuh - terdiri atas
saham seri A sebanyak 10.774.600 saham dan saham seri
B sebanyak 64.647.600 saham pada 31 Maret 2014 dan
31 Desember 2013
Tambahan Modal Disetor
Saldo Laba
Ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
14
15
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Kepentingan Non Pengendali
13
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian
2
PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Catatan
31 Maret 2014
31 Maret 2013
Penjualan
17
21.663.055.436
20.957.647.179
Beban Pokok Penjualan
18
16.837.185.222
14.259.099.488
4.825.870.214
6.698.547.691
1.496.249.513
2.032.225.525
3.329.620.701
4.666.322.166
7.672.663
6.200.967.250
(6.478.599.320)
30.085.868
8.192.908
(238.660.531)
(3.143.092.017)
(4.241.496)
(239.873.539)
(3.377.801.136)
Laba Kotor
Beban Usaha
19
Laba Usaha
Pendapatan ( Beban ) Lain-lain
-Pendapatan jasa giro
-Rugi selisih kurs
-Beban Bunga dan Administrasi Bank
-Pendapatan lain-lain
20
Beban lain-lain -bersih
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
3.089.747.162
1.288.521.030
(1.080.713.750)
28.524.842
(1.050.188.000)
28.765.565
(1.052.188.908)
(1.021.422.435)
Beban Pajak
Beban Pajak Penghasilan Kini
Beban Pajak Penghasilan Tangguhan
9c
9d
Laba Periode Berjalan
Pendapatan Komprehensif Lain
-
-
Jumlah Laba Komprehensif
2.037.558.254
267.098.595
Laba yang didistribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan Non Pengendali
1.057.492.734
980.065.520
138.624.171
128.474.424
Jumlah Laba Komprehensif
2.037.558.254
267.098.595
14
2
Laba per saham dasar
16
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
3
PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada
pemilik entitas
Induk
Kepentingan
Non Pengendali
Jumlah Ekuitas
Modal ditempatkan
dan Disetor
Tambahan
Modal Disetor
107.746.000.000
154.920.000
400.000.000
22.449.270.151
130.750.190.151
109.675.216.425
240.425.406.576
-
-
-
138.624.171
138.624.171
128.474.424
267.098.595
Saldo 31 Maret 2013
107.746.000.000
154.920.000
400.000.000
22.587.894.322
130.888.814.322
109.803.690.849
240.692.505.171
Saldo 31 Desember 2013
107.746.000.000
154.920.000
450.000.000
22.831.003.273
131.181.923.273
110.075.339.029
241.257.262.302
-
-
-
1.057.492.734
1.057.492.734
980.065.520
2.037.558.254
107.746.000.000
154.920.000
450.000.000
23.888.496.007
132.239.416.007
111.055.404.549
243.294.820.556
Saldo 31 Desember 2012
Laba komperehensif periode berjalan
Laba komperehensif periode berjalan
Saldo 31 Maret 2014
Saldo Laba
Ditentukan
Belum Ditentukan
Penggunaannya
Penggunaannya
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
4
PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Maret 2014
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok
Pembayaran kas kepada karyawan
(Pembayaran) Penerimaan dari operasi lain-lain
Penerimaan jasa giro
Pembayaran beban bunga dan keuangan
Pembayaran pajak penghasilan
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
31 Maret 2013
24.700.021.367
(10.829.390.939)
(1.049.731.744)
(1.496.249.513)
7.672.663
(6.478.599.320)
(450.000.000)
23.227.363.966
(14.943.436.178)
(1.100.050.271)
310.372.654
8.192.908
(3.127.873.966)
(439.297.720)
4.403.722.515
3.935.271.393
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Perolehan aset tetap
-
-
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
-
-
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Penerimaan utang bank dan lembaga keuangan lainnya
Pembayaran utang bank
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Bank
(3.445.972.608)
(5.106.878.260)
(3.445.972.608)
(5.106.878.260)
957.749.907
(1.171.606.867)
Kas dan Bank Awal Tahun
1.337.321.456
3.964.777.988
Kas dan Bank Akhir Periode
2.295.071.363
2.793.171.121
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
5
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Nusantara Inti Corpora, Tbk ( dahulu bernama PT United Capital Indonesia, Tbk ) ( "Perusahaan ") didirikan berdasarkan akta Notaris No.
166 tanggal 30 Mei 1988 dari Mohamad Said Tadjoedin, S.H. Notaris di Jakarta dengan nama PT. Aneka Keloladana dan telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No. C2-5501 HT.01.01. Th. 1988 tertanggal 30 Juni
1988 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 11 Desember 1990 Tambahan No. 5045.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 151 tanggal 20 Juni 2013 dari Humberg
Lie, SH, MKn., Notaris di Jakarta mengenai perubahan susunan pengurus Perusahaan. Berdasarkan surat keterangan No 031/KET-N/VII/2013
tanggal 15 Juli 2013 dari Humberg Lie, SH.,MKn, anggaran perubahan tersebut masih dalam proses pengesahan dari Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Sesuai dengan Pasal 3 akta No 10 tanggal 29 Juni 2009 dari Eko Putranto, SH, Notaris di Jakarta, menjelaskan bahwa maksud dan tujuan
Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang investasi.
Perusahaan berdomisili di Menara Palma Lt. 12 Jl. HR. Rasuna Said Blok X-2 Kav 6 Kuningan, Jakarta 12950. Perusahaan mulai beroperasi
komersial pada tahun 1992.
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi perusahaan pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2014
31 Desember 2013
Dewan Komisaris :
Komisaris Utama
Komisaris (Independen)
:
:
Mohammad Su'ud
Thomas Hindarto
Mohammad Su'ud
Thomas Hindarto
:
:
Prianto Paseru, SH
Prianto Paseru, SH
Chrisna Putra Fadjar TJ.N,SE Chrisna Putra Fadjar TJ.N,SE
:
:
:
Mohammad Su'ud
Indra P
Awi Subhan
Mohammad Su'ud
Indra P
Awi Subhan
:
Purnomo
Purnomo
Dewan Direksi :
Direktur Utama
Direktur (Tidak Terafiliasi)
Komite Audit :
Ketua
Anggota
Internal Audit
Pembentukan komite audit telah dilakukan sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”BAPEPAMLK”) No. IX.1.5.
Perusahaan telah memiliki Divisi Audit Internal pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013. Jumlah karyawan Perusahaan dan entitas
anak adalah sebanyak 464 orang karyawan (tidak diaudit).
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 28 Maret 2002, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-614/PM/2004 untuk
melakukan Penawaran Umum atas 96.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 210 per saham kepada masyarakat. Waran seri
I tersebut diberikan sebagai insentif bagi para pemegang saham baru dimana setiap pemegang saham yang memiliki 19 saham baru dan
tercatat namanya sebagai pemegang saham pada tanggal 26 Mei 2000 akan mendapatkan 13 waran seri I yang memberikan hak untuk setiap
pemegang waran seri I untuk melakukan pembelian saham baru perusahaan dengan nilai nominal Rp. 200 per saham pada harga Rp. 210.
Waran seri I tersebut memiliki jangka waktu selama 3 tahun dan telah berakhir pada tanggal 18 April 2005.
Pada tanggal 18 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan surat
No. S-1873/PM/2004 untuk melakukan penawaran umum terbatas I kepada para pemegang saham Perusahaan untuk membeli saham
Perusahaan.
Pada tanggal 16 April 2004, Perusahaan melakukan perubahan dan peningkatan Modal Dasar Perseroan dari Rp. 84.000.000.000 menjadi
Rp. 164.000.000.000, melakukan penerbitan saham baru yang diklasifikasikan sebagai saham seri B dan melakukan perubahan nilai nominal
saham ("Reverse Stock ") dari Rp. 200 per saham menjadi Rp. 400 per saham dan waran seri I dengan rasio perbandingan 2 waran seri I yang
lama akan mendapatkan 1 waran seri I yang baru yang dapat digunakan untuk membeli saham seri A dengan nilai nominal Rp. 400 pada harga
Rp. 420 per saham.
6
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM - LANJUTAN
c. Entitas Anak
Perusahaan memiliki entitas anak yang bergerak dalam industri pemintalan benang yaitu :
Entitas Anak
Domisili
PT. Delta Nusantara
Yogyakarta
Persentase Kepemilikan
Per 31 Desember 2013
dan
31 Desember 2012
51,90%
Tahun Operasi Komersial
1989
Total Aset
Per 31 Maret 2014
dan
31 Desember 2013
Rp
443.199.684.310
dan
Rp. 452.297.031.543
2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN (ISAK) BARU DAN REVISI
a. Standar yang berlaku efektif sejak tahun 2014
Berikut ini standar dan interpretasi baru dan revisi yang diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasian efektif untuk periode akuntansi
yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2014. Penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan
dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi dapat mempengaruhi akuntansi untuk transaksi dimasa datang.
- ISAK 27, “Pengalihan Aset dari Pelanggan”;
- ISAK 28, “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”;
- ISAK 29, “Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka”.
b. Standar dan Interpretasi Telah Diterbitkan Tapi Belum Berlaku
Penerapan interpretasi baru berikut yang berlaku sejak 1 Januari 2015 adalah sebagai berikut:
- PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang diadopsi dari IAS 1, mengatur perubahan penyajian kelompok pospos
dalam pendapatan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan
direklasifikasi ke laba rugi.
- PSAK No. 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”, yang diadopsi dari IAS 4, mengatur persyaratan akuntansi ketika entitas induk
menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan.
- PSAK No. 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”, yang diadopsi dari IAS 28, mengatur penerapan
metode ekuitas pada investasi ventura bersama dan juga entitas asosiasi.
- PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, yang diadopsi dari IAS 19, yang menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas
informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan.
- PSAK No. 66, “Pengaturan Bersama”, yang diadopsi dari IFRS 11, menggantikan PSAK No. 12 (Revisi 2009) dan ISAK No. 12. PSAK
ini menghapus opsi metode konsolidasi proporsional untuk mencatat bagian ventura bersama.
- PSAK No. 66, “Pengaturan Bersama”, yang diadopsi dari IFRS 11, menggantikan PSAK No. 12 (Revisi 2009) dan ISAK No. 12. PSAK
ini menghapus opsi metode konsolidasi proporsional untuk mencatat bagian ventura bersama.
- PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”, yang diadopsi dari IFRS 12, mencakup semua pengungkapan yang diatur
sebelumnya dalam PSAK No. 4 (Revisi 2009), PSAK No. 12 (Revisi 2009) dan PSAK No. 15 (Revisi 2009). Pengungkapan ini terkait
dengan kepentingan entitas dalam entitas-entitas lain.
- PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”, yang diadopsi dari IFRS 13, memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar
ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.
Perusahaan dan entitas anak sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interprestasi tersebut terhadap laporan
keuangan konsolidasian.
3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Pernyataan kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan dan
Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan dan surat edaran
tentang pedoman penyajian laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
beradasarkan keputusan ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tertanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
7
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. IHKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI-LANJUTAN
b. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasian
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Laporan keuangan konsolidasian
disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam
kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Biaya historis pada umumnya berdasarkan nilai wajar yang digunakan pada saat pertukaran
aset.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan.
c. Prinsip konsolidasian
- Entitas Anak
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak yang dikendalikan oleh Perusahaan
(entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan
operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.
Penghasilan dan beban entitas anak yang diakuisisi atau penjualan selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba-rugi komprehensif
konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan.
Jika diperlukan, penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai
dengan kebijakan akuntansi yang digunakan Perusahaan.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan, dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian.
- Entitas Asosiasi
Entitas asosiasi adalah semua entitas dimana entitas anak mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak mengendalikan, pada umumnya
mempunyai kepemilikan saham antara 20% dan 50% hak suara. Investasi pada entitas asosiasi dicatat menggunakan metode ekuitas dan
pada awalnya diakui pada harga perolehan. Didalam investasi entitas anak atas entitas asosiasi termasuk goodwill yang diidentifikasi
ketika akuisisi.
Bagian entitas atau laba rugi entitas asosiasi pasca akuisisi diakui dalam laporan laba rugi dan bagian atas mutasi pendapatan komprehensif
lainya pasca akuisisi di dalam pendapatan komprehensif lainnya dan diikuti dengan penyesuaian pada jumlah tercatat investasi. Dividen
yang akan diterima dari entitas asosiasi diakui sebagai pengurang jumlah tercatat investasi. Jika bagian entitas anak atas kerugian entitas
asosiasi sama dengan atau melebihi kepentinganya pada entitas asosiasi, menghentikan pengakuan bagian kerugianya, kecuali entitas anak
memiliki kewajiban atau melakukan pembayaran atas nama asosiasi.
Keuntungan yang belum direalisasi atas transaksi antara entitas anak dan entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas dieliminasi
sebanyak kepemilikan entitas anak pada entitas asosiasi tersebut. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali transaksi
tersebut memberikan bukti penurunan nilai atas aset yang dipindahkan. Kebijakan akuntansi dari entitas asosiasi dan pengendalian bersama
entitas akan dirubah apabila perlu untuk menjaga konsistensi dengan kebijakan yang digunakan oleh entitas anak.
Keuntungan atau kerugian dilusi yang timbul dalam investasi entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas diakui dalam laporan laba
rugi.
d. Kombinasi bisnis
Akuisisi entitas anak dan bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya akuisisi adalah nilai agregat nilai wajar ( pada tanggal
pertukaran) dari aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau ditanggung dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai pertukaran atas
pengendalian dari pihak diakuisisi. Biaya-biaya terkait akuisisi diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya.
Dalam penerapannya, imbalan untuk akuisisi termasuk setiap aset atau liabilitas yang dihasilkan dari suatu kesepakatan imbalan kontijensi
diukur terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar disesuaikan dengan biaya akuisisi ketika
memenuhi syarat sebagai penyesuaian pengukuran tahun. Semua perubahan selanjutnya ddalam nilai wajar dari imbalan kontijensi
diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi yang relevan. Perubahan dalam nilai wajar dari
imbalan kontijensi yang di klasifikasikan sebagai ekuitas tidak dicatat.
8
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. IHKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI-LANJUTAN
d. Kombinasi bisnis-lanjutan
Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir tahun pelaporan saat kombinasi terjadi, Perusahaan dan entitas anak
melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntasinya belum selesai dalam laporan keuangan konsolidasiannya. Selama tahun
pengukuran, pihak pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui, untuk mencerminkan informasi baru yang
diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal
tersebut.
Tahun pengukuran adalah tahun dari tanggal akuisisi hingga tanggal Perusahaan dan entitas anak memperoleh informasi lengkap tentang fakta
dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan tahun pengukuran maksimum satu tahun dari tanggal akuisisi.
e. Transaksi dalam mata uang asing
Pembukuan Perusahaan dan entitas anak diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing selama tahun
berjalan dicatat sesuai dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan
liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun
yang bersangkutan. Kurs mata uang yang digunakan pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 per 1 USD masing-masing adalah
sebagai berikut Rp.11.404 dan Rp. 12.189.
f. Transaksi Dengan Pihak -Pihak Berelasi
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (dalam hal ini dirujuk sebagai
"Entitas Pelapor") sebagai berikut :
1) Orang atau keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut :
i. Pengendalian atau pengendali bersama atas entitas pelapor;
ii. Memiliki pengaruh signifikan atas pelapor atau entitas pelapor; atau
iii. Personil manajamen kunci entitas atau entitas induk dari entitas pelapor.
2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut :
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak
berikutnya terkait dengan entitas lainnya.
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan
anggota suatu kelompok usaha yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait
dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut maka entitas sponsor juga berelasi
dengan entitas pelapor.
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam poin (1).
vii. Orang yang diidentifikasi dalam poin 1 (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (suatu
entitas induk dari entitas).
Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan
kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.
g. Aset Keuangan
Seluruh aset keuangan Perusahaan dan entitas anak diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan
penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh
kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi dalam kategori aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
(FVTPL) tersedia untuk dijual (AFS) dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Pengklasifikasian ini tergantung pada hakekat dan tujuan aset
keuangan dan ditetapkan pada saat pengakuan awal.
9
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. IHKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI-LANJUTAN
g. Aset Keuangan-lanjutan
Metode suku bunga efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan dan
mengalokasikan pendapatan bunga selama tahun yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan
estimasi penerimaan kas dimasa datang (termasuk semua biaya yang diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif,
biaya transaksi dan seluruh premium diskonto lainnya) selama perkiraan umur dari aset keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan tahun yang
lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Pendapatan bunga diakui dengan suku bunga efektif untuk instrumen efek utang selain dari aset keuangan yang diklasifikasi sebagai FVTPL.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)
Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat
pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.
Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:
- diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
- merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung
dalam jangka pendek yang terkini; atau
- merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam akun keuntungan dan kerugian
perdagangan efek dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian lain mencakup deviden atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan juga
diakui dalam laba rugi komprehensif.
Aset keuangan tersedia untuk dijual/Available For Sale (AFS)
Keanggotaan entitas anak di bursa, yang mewakili kepentingan kepemilikan di bursa, dan memberikan hak pada entitas anak untuk
menjalankan usaha di bursa dan kustodian, diklasifikasi investasi tersedia untuk dijual. Investasi efek ekuitas tersebut tidak memiliki kuotasi
harga pasar pada pasar aktif, nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal dan derivatif melekat dan harus diselesaikan dengan penyerahan
investasi efek ekuitas yang tidak memiliki kuotasi tersebut. Investasi tersebut diukur sebesar biaya perolehan dikurangi penurunan nilai yang
dapat diidentifikasi pada setiap akhir tahun pelaporan.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak
mempunyai kuotasi dipasar aktif. Pinjaman yang diberikan dan piutang Perusahaan dan entitas anak diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif,
kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak akan material.
Pinjaman yang diberikan dan piutang Perusahaan dan entitas anak meliputi kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain dan pos tertentu aset
lain-lain.
Penurunan nilai aset keuangan
Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada akhir setiap
tahun pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi
setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan.
Untuk investasi ekuitas AFS Perusahaan dan entitas anak yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka
panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti objektif penurunan nilai.
Untuk aset keuangan lainnya, bukti objektif penurunan nilai termasuk kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak
peminjam; pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan
bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
10
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING-LANJUTAN
g. Aset Keuangan-lanjutan
Penurunan nilai aset keuangan-lanjutan
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan dievaluasi penurunan nilainya secara individual, akan
dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan
dan entitas anak atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata tahun kredit,
dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kegagalan atas piutang.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat
aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset
keuangan.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai
tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun
penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan
nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laba rugi komprehensif konsolidasian.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui dalam akun cadangan
revaluasi investasi direklasifikasi ke laba atau rugi dalam tahun yang bersangkutan.
Untuk aset keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan
penurunan dapat dikaitkan secara objektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan
nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak
melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi.
Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain dan akumulasi dalam pos
cadangan revaluasi investasi. Dalam hal efek utang, kerugian penurunan nilai dipulihkan kemudian melalui laba rugi, apabila kenaikan nilai
wajar investasi dapat dikaitkan secara objektif dengan kejadian yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset
berakhir, atau saat mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada
entitas lain. Jika Perusahaan dan entitas anak tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat
kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan entitas anak mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset
yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan entitas anak memiliki secara substansial
seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan dan entitas anak masih mengakui aset keuangan dan juga
mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
h. Kas dan Bank
Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan bank terdiri dari kas, bank, dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau
kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
i. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan
metode biaya masuk pertama keluar pertama.
j. Beban Dibayar Di Muka
Beban dibayar di muka diamortisasi berdasarkan taksiran masa manfaat dari masing-masing beban dengan menggunakan metode garis lurus
(Straight Line Method).
k. Aset tetap
PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset tetap, ini mengatur perlakuan akuntansi aset tetap sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami
informasi mengenai investasi entitas pada aset tetap dan perubahan pada investasi tersebut. Penerapan PSAK ini tidak berdampak signifikan
terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.
11
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING-LANJUTAN
k. Aset tetap - lanjutan
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah
dikurangi akumulasi penyusutan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap
sebagai berikut :
Jenis Aset
Masa Manfaat
%
Bangunan dan prasarana
Kendaraan
Mesin dan peralatan
Peralatan kantor
Komputer
20 tahun
10 tahun
5 dan 8 tahun
5 dan 8 tahun
4 tahun
5
10
12,5 - 20
12,5 - 20
25
Beban pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Perbaikan yang menambah masa manfaat atau meningkatkan
manfaat ekonomis aset tetap dikapitalisasi ke harga perolehan aset terkait dan disusutkan dengan tingkat penyusutan aset yang bersangkutan.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan
konsolidasian. Keuntungan atau kerugian dari pendapatan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
tahun berjalan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang
bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
l. Sewa
Apabila dalam suatu kontrak sewa porsi yang signifikan atas risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap berada ditangan lessor , maka sewa
tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian atas
dasar garis lurus selama masa sewa.
Sewa aset tetap dimana memiliki secara substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini pembayaran sewa minimum, jika
nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara bagian yang merupakan pelunasan liabilitas dan bagian yang merupakan beban keuangan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo pembiayaan. Unsur bunga dalam beban keuangan
dibebankan di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku
bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas setiap tahun.
Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan dengan metode yang sama dengan metode penyusutan aset tetap yang dimiliki
sendiri. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa akan mendapatkan kepemilikan atas aset pada akhir masa sewa, aset tersebut
disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset dan masa sewa.
m. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Perusahaan dan entitas anak menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai
aset dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset
tersebut.
Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi.
Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai
diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban
(pendapatan) pada laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
12
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING-LANJUTAN
n. Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian
kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Instrumen ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya emisi langsung.
Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dalam ekuitas.
Pembelian kembali instrumen ekuitas milik Perusahaan diakui dan dikurangi langsung ke ekuitas. Keuntungan atau kerugian tidak diakui pada
laba rugi komprehensif atas pembelian, penjualan, penerbitan atau pembatalan instrumen ekuitas milik Perusahaan.
Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi sebagai liabilitas keuangan yang pada awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar,
setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur dalam biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif,
dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari liabilitas keuangan dan mengalokasikan beban
bunga selama tahun yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran kas di masa
datang selama perkiraan umur liabilitas keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan tahun yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat
bersih dari liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.
Liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak tersebut meliputi utang bank, utang usaha, pos-pos tertentu utang lain-lain dan pos-pos
tertentu beban akrual.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan dan entitas anak telah
dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
o. Saling Hapus Antar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan
Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian jika dan hanya jika,
- Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
- Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
p. Imbalan Kerja
PSAK No. 24 (Revisi 2010) memberikan petunjuk untuk penghitungan dan dengan penambahan pengungkapan untuk imbalan kerja dengan
beberapa ketentuan transisi. Standar ini memberikan pilihan pengakuan laba atau rugi aktuarial sebagai alternatif atas penggunaan pendekatan
koridor, dimana laba atau rugi aktuarial diakui sebagai laba atau rugi komprehensif pada tahun terjadinya sebagai bagian dari pendapatan
komprehensif lain.
Penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010) tidak memiliki dampak signifikan pada laporan keuangan konsolidasian, kecuali pada pengungkapan
yang diharuskan. Entitas anak memilih mempertahankan kebijakan yang ada untuk mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial, yang mana
menggunakan pendekatan koridor sebagaimana dijelaskan dibawah ini.
Entitas anak menghitung imbalan pasca kerja pasti sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan
yang disisihkan oleh perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
13
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING-LANJUTAN
p. Imbalan Kerja - lanjutan
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Project Unit Credit . Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum
diakui yang melebihi 10 % dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang
diperkiraan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut tidak menjadi hak atau
vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama tahun rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti
disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
q. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Penjualan barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:
-
Perusahaan dan entitas anak telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
Perusahaan dan entitas anak tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada Perusahaan dan entitas anak; dan
Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.
Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga diakui berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terutang dan tingkat bunga yang sesuai.
Beban
Beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
r. Pajak Penghasilan
Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK No. 46 “Pajak Penghasilan” (Revisi 2010), yang mensyaratkan Perusahaan dan entitas anak
untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan
yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan
keuangan. PSAK revisi ini tidak berdampak secara signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Pajak Penghasilan Final
Penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajaknya diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi
yang diakui pada periode berjalan.Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak
kini pada perhitungan laba rugi komprehensif konsolidasian, diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau utang pajak.Perbedaan nilai tercatat
aset dan liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas
pajak tangguhan.
Pajak Penghasilan Tidak Final
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan
liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali perbedaan yang berhubungan
dengan pajak penghasilan final.Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan
diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena
pajak pada masa datang.
14
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING-LANJUTAN
r. Pajak Penghasilan-lanjutan
Pajak Penghasilan Tidak Final - lanjutan
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas
diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir
periode pelaporan.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan dan entitas anak
ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba
kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling
hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak
penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Perusahaan dan entitas anak yang berbeda yang bermaksud untuk
memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal
dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas),
dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi komprehensif.
s. Laba per saham
PSAK No. 56 (Revisi 2011), laba per saham, menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya
banding kinerja antara entitas yang berbeda pada tahun pelaporan yang sama dan antara tahun pelaporan yang berbeda untuk entitas yang
sama. Penerapan PSAK revisi ini tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar pada tahun yang
bersangkutan.
t. Informasi Segmen
Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal
mengenai komponen dari Perusahaan dan entitas anak yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka
mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sedangkan standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan dan entitas anak
mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan dan entitas anak yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
- Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait
dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
- Hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang
dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
- Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja mereka terfokus
pada kategori dari setiap produk.
15
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
Dalam proses penerapan standar akuntansi sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang mempunyai efek
yang signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, selain dari yang sudah dijelaskan dibawah ini.
Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir tahun
pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam tahun
pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini
Rugi penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang
Perusahaan dan entitas anak menilai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah
rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi komprehensif konsolidasian, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif
bahwa kerugian telah terjadi.
Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang di-review
secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya.
Penyisihan penurunan nilai persediaan
Perusahaan dan entitas anak membuat penyisihan persediaan usang apabila persediaan tersebut diestimasi tidak akan digunakan pada masa
mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan persediaan usang yang tercermin dalam laporan keuangan
konsolidasian dianggap telah sesuai dengan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penentuan nilai
tercatat persediaan dan biaya persediaan barang usang, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Perusahaan dan entitas anak.
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap
Masa manfaat setiap aset tetap Perusahaan dan entitas anak ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut.
Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Perusahaan dan entitas anak atas aset sejenis. Masa manfaat setiap
aset di-review secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan
komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi di masa mendatang dapat
dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta tahun pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan
diatas.
Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah penyusutan yang diakui dan nilai tercatat aset tetap.
Manfaat karyawan
Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah
liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi entitas
anak diakumulasi dan diamortisasi selama tahun mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di
masa mendatang. Walaupun asumsi entitas anak dianggap tetap dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan
signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja entitas anak.
16
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. KAS DAN BANK
31 Maret 2014
31 Desember 2013
Kas dan Bank terdiri dari :
Kas
673.601.123
786.064.873
Sub Jumlah
Bank :
Rupiah
PT CIMB Niaga, Tbk
PT Bank Capital Indonesia, Tbk
PT Bank Panin, Tbk
PT Bank Central Asia, Tbk
PT Bank Bumi Putra, Tbk
673.601.123
786.064.873
550.609.468
95.005.216
45.700.506
22.112.608
763.238
118.039.753
180.110.610
80.066.303
22.196.180
862.238
Sub Jumlah
Dollar Amerika
PT Bank Capital Indonesia, Tbk
PT Bank Panin, Tbk
PT CIMB Niaga, Tbk
714.191.036
401.275.084
592.368.578
287.245.206
27.665.420
82.164.828
46.114.644
21.702.027
Sub Jumlah
907.279.204
149.981.499
2.295.071.363
1.337.321.456
Jumlah
Tingkat suku bunga untuk kas di bank berkisar 0,10% - 3,00% dan 0,15% - 3,00% masing-masing pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember
2013. Seluruh saldo bank ditempatkan pada pihak ketiga.
6. PIUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA
31 Maret 2014
31 Desember 2013
Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang, terdiri dari :
Rupiah
Dollar Amerika Serikat
13.166.522.250
6.056.322.568
6.336.956.690
15.922.854.059
Jumlah
19.222.844.818
22.259.810.749
Rincian piutang usaha berdasarkan pelanggan, terdiri dari :
31 Maret 2014
31 Desember 2013
Pihak ketiga
Benang
Kapas
15.860.589.973
3.362.254.845
17.223.151.274
5.036.659.475
Jumlah
19.222.844.818
22.259.810.749
31 Maret 2014
Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang, terdiri dari :
Belum jatuh tempo
Lewat jatuh tempo :
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
> 90 hari
Jumlah
17
31 Desember 2013
6.332.544.560
7.220.336.548
6.887.720.655
4.003.665.998
1.636.658.772
362.254.833
8.621.339.857
4.456.325.569
1.321.785.085
640.023.690
19.222.844.818
22.259.810.749
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PIUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA-LANJUTAN
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, terdapat piutang usaha entitas anak pihak ketiga dijadikan jaminan atas fasilitas utang
lembaga keuangan lainnya (catatan 11).
Berdasarkan hasil penelahaan keadaan akun piutang usaha pihak ketiga masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan
berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu.
7. PERSEDIAAN BARANG
31 Maret 2014
31 Desember 2013
Barang Jadi
Bahan Baku
Suku cadang dan bahan penolong
Barang Dalam Proses
19.150.937.171
16.523.754.938
5.996.866.175
2.067.559.951
17.774.556.082
18.615.217.825
5.689.913.599
2.158.746.128
Jumlah
43.739.118.235
44.238.433.634
Berdasarkan hasil pengkajian ulang keadaan fisik persediaan pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, manajemen Perusahaan
berpendapat bahwa nilai tercatat persediaan dapat terpulihkan seluruhnya sehingga tidak diperlukan penyisihan untuk persediaan usang.
Persediaan barang jadi diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia (ACA) - pihak ketiga dengan jumlah pertanggungan sebesar
Rp 14.500.000.000 pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup
untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.
8. UANG MUKA PEMBELIAN
Akun ini merupakan uang muka atas pembelian bahan baku, dengan perincian sebagai berikut:
31 Maret 2014
PT Indorama Synthetics, Tbk
Jumlah
15.036.907.573
15.036.907.573
31 Desember 2013
15.765.615.836
15.765.615.836
9. PERPAJAKAN
a. Utang Pajak
31 Maret 2014
31 Desember 2013
PPh pasal 21
PPh pasal 29
PPh Pasal 4 ayat (2)
PPn keluaran
1.881.618
3.313.461.224
753.200
214.595.928
16.548.924
2.682.689.974
1.504.250
263.506.743
Jumlah
3.530.691.970
2.964.249.891
b. Pajak Penghasilan Badan
Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian
dengan taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan adalah sebagai berikut :
31 Maret 2014
31 Maret 2013
Laba sebelum taksiran pajak penghasilan menurut
laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian
3.089.747.162
1.288.521.030
Entitas anak
(3.882.761.230)
(3.775.420.402)
Laba sebelum taksiran pajak
(793.014.068)
(2.486.899.372)
18
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. PERPAJAKAN-LANJUTAN
c. Pajak Penghasilan Badan-lanjutan
31 Maret 2014
31 Maret 2013
Koreksi Fiskal
Perbedaan Permanen
Pendapatan jasa giro
Beban lain -lain
Jumlah Perbedaan Permanen
(164.294)
504.549
340.255
(192.514)
50.675.176
50.482.662
Jumlah koreksi fiskal
Rugi Fiskal
340.255
(792.673.813)
50.482.662
(2.436.416.710)
Penghasilan kena pajak
Taksiran pajak penghasilan :
(792.673.813)
-
(2.436.416.710)
-
Taksiran pajak penghasilan - entitas induk
Taksiran pajak penghasilan - entitas anak
Taksiran pajak penghasilan kini
1.080.713.750
1.080.713.750
Dikurangi :
PPh Pasal 25 - entitas induk
PPh Pasal 25 - entitas anak
PPh Pasal 23 - entitas anak
Taksiran pajak penghasilan badan - entitas induk
Taksiran pajak penghasilan badan - entitas anak
Jumlah PPh pasal 29 kurang bayar
1.050.188.000
1.050.188.000
(450.000.000)
630.713.750
(210.000.000)
(200.000.000)
640.188.000
630.713.750
640.188.000
Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak penghasilan diubah untuk yang keempat kalinya dengan
Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya
menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 30%, 28% masing-masing untuk tahun fiskal 2008 dan 2009 dan 25% untuk
tahun fiskal 2010 dan seterusnya.
Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) adalah berdasarkan perhitungan Perusahaan sendiri atas liabilitas pajaknya (self assessment ).
d. Pajak Tangguhan
Perhitungan taksiran pajak penghasilan adalah sebagai berikut :
31 Maret 2014
Penyusutan Aset tetap
Pajak tangguhan entitas anak
Jumlah
28.524.842
28.524.842
Saldo aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut :
31 Maret 2014
31 Maret 2013
28.765.565
28.765.565
31 Desember 2013
Saldo awal aset pajak tangguhan
Pajak tangguhan tahun berjalan
5.576.142.126
28.524.842
5.305.185.951
270.956.175
Saldo akhir aset pajak tangguhan
5.604.666.968
5.576.142.126
19
PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP
Awal
31 Maret 2014
Pengurangan
Penambahan
Reklasifikasi
Akhir
Harga Perolehan
Tanah
Bangunan dan Prasarana
Kendaraan
Mesin dan Peralatan
Peralatan kantor
Komputer
Renovasi Kantor
Jumlah
35.215.484.000
124.986.964.079
2.387.970.130
226.054.662.566
3.588.197.515
1.882.491.854
1.280.642.005
395.396.412.149
-
-
-
35.215.484.000
124.986.964.079
2.387.970.130
226.054.662.566
3.588.197.515
1.882.491.854
1.280.642.005
395.396.412.149
CIP Mesin
Jumlah
92.543.654.810
487.940.066.959
-
-
-
92.543.654.810
487.940.066.959
Akumulasi Penyusutan
Bangunan dan Prasarana
Kendaraan
Mesin dan Peralatan
Peralatan kantor
Komputer
Renovasi Kantor
Jumlah
34.370.509.066
2.189.978.405
78.178.243.644
3.164.144.217
1.882.491.854
1.035.209.095
120.820.576.281
1.488.832.580
50.683.520
3.451.055.570
27.293.635
15.339.555
5.033.204.860
-
-
35.859.341.646
2.240.661.925
81.629.299.214
3.191.437.852
1.882.491.854
1.050.548.650
125.853.781.141
Nilai Buku
367.119.490.678
Awal
362.086.285.818
31 Desember 2013
Pengurangan
Penambahan
Reklasifikasi
Akhir
Harga Perolehan
Tanah
Bangunan dan Prasarana
Kendaraan
Mesin dan Peralatan
Peralatan kantor
Komputer
Renovasi Kantor
Jumlah
35.215.484.000
124.668.214.079
2.387.970.130
225.994.662.566
3.579.132.515
1.882.491.854
1.280.642.005
395.008.597.149
318.750.000
60.000.000
9.065.000
387.815.000
-
-
35.215.484.000
124.986.964.079
2.387.970.130
226.054.662.566
3.588.197.515
1.882.491.854
1.280.642.005
395.396.412.149
CIP Mesin
Jumlah
395.008.597.149
92.543.654.810
92.931.469.810
-
-
92.543.654.810
487.940.066.959
Akumulasi Penyusutan
Bangunan dan Prasarana
Kendaraan
Mesin dan Peralatan
Peralatan kantor
Komputer
Renovasi Kantor
Jumlah
28.379.283.772
1.825.244.323
64.431.664.169
2.641.888.671
1.851.735.463
911.350.875
100.041.167.273
5.991.225.294
364.734.082
13.746.579.475
522.255.546
30.756.391
123.858.220
20.779.409.008
-
-
34.370.509.066
2.189.978.405
78.178.243.644
3.164.144.217
1.882.491.854
1.035.209.095
120.820.576.281
Nilai Buku
294.967.429.876
367.119.490.678
Entitas anak memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Sleman, Yogyakarta dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) berjangka
waktu 30 tahun.
Seluruh aset tetap, kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia (ACA) - pihak ketiga pada tanggal 31 Maret 2014 dan
31 Desember 2013 dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp. 55.500.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut
cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, aset tetap entitas anak dijadikan jaminan atas fasilitas utang bank (Catatan 11).
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut (Catatan 18 dan 19) :
31 Maret 2014
Dibebankan :
Biaya produksi tidak langsung
Biaya umum dan administrasi
Jumlah
4.607.074.515
426.130.345
5.033.204.860
20
31 Maret 2013
4.644.246.131
932.420.892
5.576.667.023
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. UTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA
31 Maret 2014
31 Desember 2013
a. Utang Bank
PT Bank Panin, Tbk.
Pinjaman Rekening Koran
Pinjaman Berulang 1
Pinjaman Sight L/C
Pinjaman Berulang 2
Usance L/C
PT Bank Capital Indonesia, Tbk.
Sub Jumlah
14.993.479.306
15.000.000.000
14.960.710.783
15.000.000.000
23.826.489.971
24.226.349.692
110.547.777.254
23.826.489.971
28.241.340.117
117.877.430.259
188.594.096.223
199.905.971.130
10.000.000.000
10.000.000.000
b. Utang Lembaga Keuangan Lainnya
PT Pacific Multi Finance
Sub Jumlah
Jumlah
10.000.000.000
10.000.000.000
198.594.096.223
209.905.971.130
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 Perusahaan dan entitas anak memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Panin, Tbk dan
PT Bank Capital Indonesia Tbk antara lain:
PT Bank Panin, Tbk
Entitas anak memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Panin, Tbk antara laian:
- Pinjaman Rekening Koran
Entitas anak memperoleh fasilitas kredit pinjaman rekening koran untuk modal kerja dengan maksimum plafon sebesar Rp. 15.000.000.000.
Masa pinjaman sampai dengan tanggal 22 Desember 2014 dengan tingkat bunga pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing
sebesar 12,5%.
-
Pinjaman Berulang 1 (satu)
Entitas anak memperoleh fasilitas kredit pinjaman berulang 1 untuk modal kerja dengan maksimum sebesar Rp 15.000.000.000. Masa
pinjaman sampai dengan 22 Desember 2014 dengan tingkat bunga pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing sebesar
12,5%.
-
Pinjaman Sight L/C
Perusahaan memperoleh fasilitas kredit pinjaman Sight L/C sehubungan dengan modal kerja khusus untuk melunasi fasilitas Sight L/C serta
impor barang bahan baku berupa kapas, polyester dan rayon dengan total maksimum sebesar USD 5.000.000 (Pinjaman Berulang 2 dengan
maksimum sebesar Rp 36.500.000.000 dan Usance L/C dengan maksimum sebesar USD 2.500.000) dengan tingkat bunga masing-masing
sebesar 12,5% pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, dan total maksimum sebesar USD 3.000.000 (Pinjaman Berulang 2 dengan
maksimum sebesar Rp 27.500.000.000 dan Usance L/C dengan maksimum sebesar USD 3.000.000) dengan tingkat bunga masing-masing
sebesar 12,5% pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013. Masa pinjaman sampai dengan tanggal 22 Desember 2014.
PT Bank Capital Indonesia, Tbk
Perusahaan memperoleh fasilitas L/C dari PT Bank Capital Indonesia,Tbk sehubungan dengan pembelian bahan baku dan modal kerja, dengan
plafond sebesar USD 3.250.000 sub limit P. Aksep I USD 1.000.000, P. Aksep II sebesar Rp 10.000.000.000, Usance dan Sight sebesar USD
1.050.000, P. Aksep III sebesar USD 950.000, P. Aksep IV sebesar Rp 35.000.000.000 dengan tingkat bunga pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31
Desember 2013 masing-masing sebesar 9% p.a. untuk P. Aksep II, 15% untuk P. Aksep III, 8% untuk Usance dan Sight, dan 15% untuk P.
Aksep IV. Fasilitas pinjaman dijaminkan dengan persediaan dan piutang usaha.
Entitas anak memperoleh fasilitas pinjaman angsuran berjangka dari PT Bank Capital Indonesia, Tbk untuk refinancing mesin dengan jumlah
plafon sebesar Rp 25.000.000.000. Masa pinjaman sampai dengan bulan Juli 2014 dengan tingkat bunga 12,5% tanggal 31 Desember 2013.
Fasilitas pinjaman dijaminkan dengan aset tetap.
Semua fasilitas pinjaman dijaminkan dengan tanah dan bangunan pabrik beserta mesin-mesin dan peralatan Perusahaan.
Pada bulan Juli 2013, entitas anak memperoleh fasilitas pinjaman anjak piutang dengan recourse dari PT Pacific Multi Finance (PMF) sebesar
Rp. 10.000.000.000 untuk modal kerja dengan tingkat bunga 15% per tahun dan diangsur bunganya setiap bulan selama 12 bulan sampai bulan
Juli 2014. Pinjaman ini dijamin dengan tagihan senilai Rp. 12.000.000.000,-.
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 Perusahaan dan entitas anak telah memenuhi persyaratan dan pembatasan sesuai dengan
perjanjian bank.
21
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. UTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA
31 Maret 2014
31 Desember 2013
a. Rincian utang usaha berdasarkan pemasok, terdiri dari :
Pihak Ketiga
Suku Cadang
Bahan Penolong
Jumlah
503.882.987
196.635.872
700.518.859
670.023.115
238.191.150
908.214.265
b. Rincian utang usaha berdasarkan mata uang, terdiri dari :
Pihak Ketiga
Rupiah
Dollar Amerika Serikat
Jumlah
400.262.554
300.256.305
700.518.859
304.589.785
603.624.480
908.214.265
Utang usaha dikategorikan sebagai belum jatuh tempo berdasarkan umur utang masing-masing pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember
2013. Tidak terdapat jaminan yang diberikan atas utang usaha pihak ketiga tersebut.
13. KEPENTINGAN NON PENGENDALI
Akun ini merupakan kepentingan non pengendali atas aset bersih pada PT Delta Nusantara, entitas anak masing - masing sebesar Rp.
111.055.404.549,- pada tanggal 31 Maret 2014 dan Rp. 110.075.339.029,- pada tanggal 31 Desember 2013.
14. MODAL SAHAM
Berdasarkan data laporan daftar pemegang saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek, PT Ficomindo Buana Registrar, daftar
pemegang saham per 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah :
Pemegang Saham
Jumlah Saham
( lembar )
Bloom International Ltd
Lenovo Worldwide Corporation
Masyarakat (masing-masing dibawah 5%)
Jumlah
14.250.000
27.073.425
34.098.775
75.422.200
Kepemilikkan
(%)
18,89
35,90
45,21
100,00
Nilai Nominal ( Rp )
20.357.142.857
38.676.321.429
48.712.535.714
107.746.000.000
Berdasarkan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, Perusahaan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba setiap tahun buku
untuk cadangan apabila saldo laba positif sampai cadangan tersebut mencapai paling sedikit 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan
disetor.
Berdasarkan berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan tanggal 20 Juni 2013 di hadapan Notaris Humberg Lie, SH.,MKn,
Perusahaan telah meningkatkan dana cadangan Rp. 50.000.000,- yang semula sebesar Rp. 400.000.000,- atau 0,3712 % menjadi Rp. 450.000.000,atau 0,4176% dari jumlah yang telah ditempatkan dan disetor.
15. TAMBAHAN MODAL DISETOR
31 Maret 2014
543.200.000
(388.280.000)
154.920.000
Agio Saham Penawaran Umum Saham Perdana
Biaya Emisi Penawaran Umum Saham Perdana
Jumlah Tambahan Modal Disetor
31 Desember 2013
543.200.000
(388.280.000)
154.920.000
16. LABA PER SAHAM
Berikut ini adalah rekonsiliasi perhitungan laba bersih per saham dasar:
31 Maret 2014
Laba yang diatribusikan kepada pemegang saham Perusahaan
Jumlah rata-rata tertimbang saham
Laba per saham dasar
1.057.492.734
75.422.200
14
22
31 Maret 2013
138.624.171
75.422.200
2
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. PENJUALAN
31 Maret 2014
Penjualan Benang
Penjualan bahan baku
Penjualan lain-lain
Jumlah
10.788.007.743
10.861.396.248
13.651.445
21.663.055.436
18. BEBAN POKOK PENJUALAN
31 Maret 2014
Bahan baku yang digunakan
Upah langsung
Biaya produksi tidak langsung
Jumlah biaya produksi
Persediaan barang
Dalam Proses
Awal tahun
Akhir tahun
Jumlah biaya pokok produksi
Barang jadi
Awal tahun
Akhir tahun
Jumlah beban pokok penjualan
31 Maret 2013
17.502.654.847
3.354.833.369
100.158.963
20.957.647.179
31 Maret 2013
11.035.245.651
700.326.645
6.386.807.838
18.122.380.134
7.002.666.453
518.894.487
6.531.813.142
14.053.374.082
2.158.746.128
(2.067.559.951)
18.213.566.311
1.696.669.529
(1.742.577.162)
14.007.466.449
17.774.556.082
(19.150.937.171)
17.067.093.243
(16.815.460.204)
16.837.185.222
14.259.099.488
Tidak ada pihak penjual dengan jumlah nilai penjualan melebihi 10% dari pendapatan konsolidasian.
19. BEBAN USAHA
31 Maret 2014
Beban penyusutan
Beban gaji dan tunjangan
Beban penjualan
Imbalan pasca kerja (catatan 21)
Jasa layanan KSEI
Beban sewa kantor
Beban konsultan
Beban lain-lain (dibawah Rp. 50 juta)
Jumlah
31 Maret 2013
426.130.345
349.405.099
250.035.525
114.099.368
70.400.000
47.900.005
40.000.000
198.279.171
932.420.892
330.251.700
274.856.244
115.062.259
70.400.000
51.238.880
69.500.000
188.495.550
1.496.249.513
2.032.225.525
20. BEBAN BUNGA DAN ADMINISTRASI BANK
Akun ini merupakan beban bunga dan administrasi bank sebagai berikut :
31 Maret 2014
31 Maret 2013
Provisi dan bunga pinjaman
Administrasi bank
6.410.863.149
67.736.171
3.136.066.874
7.025.143
Jumlah
6.478.599.320
3.143.092.017
23
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. IMBALAN PASCA KERJA
Perusahaan dan entitas anak telah membentuk penyisihan untuk imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13
tahun 2003. Penyisihan imbalan kerja karyawan (terdiri dari biaya jasa kini dan amortisasi biaya jasa lalu) yang dibebankan secara langsung ke
beban umum dan administrasi.
Beban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut :
31 Maret 2014
Beban jasa kini
Beban bunga
Jumlah
25.737.393
88.361.975
114.099.368
Liabilitas imbalan pasca kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut :
31 Maret 2014
Nilai kini liabilitas yang tidak didanai
Keuntungan aktuarial yang belum diakui
Liabilitas bersih
3.296.460.577
817.910.253
4.114.370.830
31 Maret 2013
25.954.592
89.107.667
115.062.259
31 Desember 2013
3.205.043.424
795.228.038
4.000.271.462
Mutasi liabilitas bersih di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut :
31 Maret 2014
Saldo awal
Beban tahun berjalan
Jumlah
4.000.271.462
114.099.368
4.114.370.830
31 Desember 2013
3.558.053.398
442.218.064
4.000.271.462
Perhitungan imbalan kerja Perusahaan dihitung oleh aktuaris independen PT Bhumi Darma Aktuaria sesuai dengan laporannya tanggal 10 Maret
2014, dan perhitungan imbalan kerja entitas anak dihitung oleh PT Dian Artha Tama sesuai dengan laporannya tanggal 17 Pebruari 2014. Metode
yang digunakan untuk menghitung imbalan kerja ini adalah "Projected Unit Method "
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2014 adalah sebagai berikut :
Tingkat mortalita
Umur pensiun
Tingkat kenaikan gaji tahunan
Tingkat diskonto
:
:
:
:
CSO-1980
55 tahun
5%-8%
5,5%-6%
22. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
31 Maret 2014
USD
IDR
(nilai penuh)
(ekuivalen)
31 Desember 2013
USD
IDR
(nilai penuh)
(ekuivalen)
ASET
Kas dan bank
Piutang usaha
$
$
79.558
531.070
907.279.204
6.056.322.568
$
$
12.305
1.306.330
149.981.499
15.922.854.059
Jumlah aset
$
610.628
6.963.601.772
$
1.318.634
16.072.835.558
LIABILITAS
Utang bank
Utang usaha
$
$
6.421.355
26.329
73.229.126.946
300.256.305
$
$
6.692.381
49.522
81.573.432.009
603.624.480
Jumlah liabilitas
$
6.447.684
73.529.383.251
$
6.741.903
82.177.056.489
LIABILITAS BERSIH
$
(5.837.056)
(66.565.781.479)
$
(5.423.269)
(66.104.220.931)
24
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. INFORMASI SEGMEN OPERASI
Segmen Operasi
Segmen operasi Perusahaan dan entitas anak ditetapkan berdasarkan pertimbangan risiko dan hasil terkait dengan produk yang dihasilkan yaitu
benang, kapas dan lainnya.
Informasi segmen operasi Perusahaan dan entitas anak pada 31 Maret 2014 dan 31 Maret 2013 adalah sebagai berikut :
Laporan laba rugi komprehensif
31 Maret 2014
Benang dan bahan baku
Lainnya
Jumlah
Pendapatan
Penjualan
21.649.403.991
13.651.445
21.663.055.436
Hasil Segmen
21.649.403.991
13.651.445
21.663.055.436
Beban Pokok Penjualan
Beban Usaha
Laba Usaha
Beban lain-lain - bersih
Jumlah laba komprehensif
16.837.185.222
1.496.249.513
3.329.620.701
(1.292.062.447)
2.037.558.254
Aset Segmen
Dialokasikan
Tidak dialokasikan
Jumlah
450.480.939.155
450.480.939.155
Liabilitas segmen
Dialokasikan
Tidak dialokasikan
207.186.118.599
207.186.118.599
31 Maret 2013
Benang dan bahan baku
Lainnya
Jumlah
Pendapatan
Penjualan
20.857.488.216
100.158.963
20.957.647.179
Hasil Segmen
20.857.488.216
100.158.963
20.957.647.179
Beban Pokok Penjualan
Beban Usaha
Laba Usaha
Beban lain-lain - bersih
Jumlah laba komprehensif
14.259.099.488
2.032.225.525
4.666.322.166
(4.399.223.571)
267.098.595
Aset Segmen
Dialokasikan
Tidak dialokasikan
Jumlah
376.072.604.936
376.072.604.936
Liabilitas segmen
Dialokasikan
Tidak dialokasikan
131.706.984.108
131.706.984.108
25
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN NILAI WAJAR
Risiko merupakan sebuah ketidakpastian yang berpengaruh secara material terhadap tujuan Perusahaan dan entitas anak, yang disebabkan oleh
kemungkinan tidak tercapainya sasaran Perusahaan dan entitas anak. Oleh sebab itu, manajemen Perusahaan dan entitas anak perlu
mengantisipasi dan mempersiapkan penanganan risiko yang efisien dan efektif, dengan pengelolaan yang profesional.
Tujuan Perusahaan dan entitas anak dalam mengelola risiko keuangan adalah untuk mencapai keseimbangan yang sesuai antara risiko dan tingkat
pengembalian dan meminimalisasi potensi efek memburuknya kinerja keuangan Perusahaan dan entitas anak
Risiko yang berasal dari instrumen keuangan Perusahaan dan entitas anak adalah risiko keuangan, termasuk diantaranya adalah risiko kredit,
risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko suku bunga.
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika pelanggan Perusahaan dan entitas anak gagal memenuhi liabilitas
kontraktualnya kepada Perusahaan dan entitas anak. Risiko kredit terutama berasal dari piutang usaha yang diberikan kepada pelanggan dari
penjualan Perusahaan dan entitas anak.
Nilai maksimum eksposur adalah sebesar nilai tercatat sebagaimana diungkapkan pada Catatan 6.
b. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan dan entitas anak tidak dapat memenuhi liabilitas pembayaran pada saat jatuh tempo.
Perusahaan telah menelaah, memantau, serta menetapkan kebijakan syarat pembayaran yang sesuai dengan penerimaan penjualan. Secara
umum, kebutuhan dana untuk pelunasan liabilitas yang jatuh tempo diperoleh dari pelunasan piutang dari pelanggan.
Tabel dibawah ini merupakan jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak berdasarkan pembayaran kontraktual yang
tidak didiskontokan.
Dibawah
Diatas
31 Maret 2014
1 - 5 tahun
1 tahun
5 tahun
Total
700.518.859
198.594.096.223
Utang usaha
Utang bank dan
lembaga keuangan lainy
Utang lain-lain
Beban yang masih harus
dibayar
700.518.859
-
-
198.594.096.223
201.113.817
-
-
45.326.900
-
-
45.326.900
Jumlah
199.541.055.799
-
-
199.541.055.799
201.113.817
c. Risiko Pasar
Perusahaan memiliki eksposur terhadap risiko pasar yaitu risiko mata uang asing.
Risiko mata uang asing adalah risiko atas perubahan nilai tukar Rupiah sebagai mata uang pelaporan terhadap mata uang asing, khususnya
Dollar Amerika Serikat. Risiko ini muncul jika terjadi pelemahan Rupiah terhadap mata uang asing dapat secara negatif mempengaruhi
pendapatan dan kinerja Perusahaan dan entitas anak. Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu
instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar.
d. Risiko Suku Bunga
Perusahaan dan entitas anak memiliki pinjaman dengan bank dimana bila terjadi kenaikan suku bunga yang signifikan di pasar maka
Perusahaan dan entitas anak akan menegosiasikan ulang suku bunga tersebut dengan pemberi pinjaman.
Nilai Wajar
Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
26
PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk dan Entitas Anak
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta
Untuk Periode-Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN NILAI WAJAR - LANJUTAN
d. Risiko Suku Bunga - lanjutan
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian mendekati nilai
wajarnya karena jatuh tempo dalam jangka pendek atau karena mereka dicatat pada nilai pasar.
25. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian yang diselesaikan pada tanggal
25 April 2014.
27
Download