10 Ekonomi & Keuangan Sua­ra Pem­ba­ru­an Sabtu-Minggu, 1-2 Juli 2017 Ekonomi Indonesia Terus Membaik [JAKARTA] Ekonomi Indonesia akan terus membaik hingga tahun depan yang diperkirakan tumbuh sampai 5,6%, dari tahun ini yang diperkirakan 5,3%. Pemulihan laju ekonomi ditopang baik oleh pertumbuhan konsumsi yang diproyeksikan 5%, investasi 6-6,6%, maupun kenaikan ekspor 5-5,5% atau lebih tinggi dari peningkatan impor 4-4,8% pada 2018. Prospek positif tersebut mendorong indeks bursa saham dalam negeri melejit 0,5% hingga kembali tembus level 5.818, Rabu (21/6), sehari sebelum bursa libur panjang. BEI libur dari Jumat (23/6) hingga Jumat (30/6). Saham-saham di BEI kembali diperdagangkan pada Senin (3/7). Transaksi pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (21/6), melambung ke Rp 10,4 triliun, melonjak 35% dibanding rata-rata harian Rp 7,7 triliun, dengan asing mencatatkan net buy Rp 194,7 miliar. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, asumsi ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal dalam RAPBN 2018 telah disepakati oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah. Asumsi pertumbuhan ekonomi tahun depan disepakati 5,2-5,6%, tingkat inflasi 2,5-4,5%, nilai tukar rupiah Rp 13.300-13.500 per dolar AS, dan tingkat bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 4,8-5,6%. “Kondisi ekonomi dunia sudah agak pulih mulai awal 2017 dan diharapkan sampai 2018, meski masih ada risiko dari politik, proteksionisme perdagangan, rebalancing Tiongkok, dan harga komoditas yang tidak mengalami pemulihan dengan cepat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan berkisar 5,2-5,6% bisa didorong dengan percepatan dan perbaikan pola penyerapan anggaran pemerintah, pembangunan infrastruktur da- sar dan proyek fisik yang fokus pada pemerataan antarwilayah, serta peningkatan kerja sama bilateral untuk ekspor produk utama yang bernilai tambah tinggi,” kata Sri Mulyani saat rapat kerja dengan DPD RI di Jakarta, pekan lalu. Ia menjelaskan, belanja negara diperkirakan bertambah menjadi Rp 2.204-2.349 triliun dalam RAPBN 2018, atau meningkat 5,9-12,9% dibanding pada APBN 2017 sebesar Rp 2.080,5 triliun. Sedangkan defisit anggaran didesain berkisar 1,9-2,3% dari produk domestik bruto (PDB). Anggota Komisi XI DPR Muhammad Sarmuji mengatakan, pertumbuhan ekonomi tahun ini juga kemungkinan lebih tinggi dari asumsi APBN 2017 sebesar 5,1%, yakni berkisar 5,2-5,3%. Pertumbuhan yang juga lebih tinggi dari capaian tahun lalu 5,02% tersebut didorong oleh kenaikan konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan perbaikan ekspor. “Dengan basis proyeksi pertumbuhan 5,2-5,3% pada 2017, maka target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6% tahun depan kemungkinan bisa tercapai, dengan tambahan dorongan dari Pilkada Serentak 2018 dan persiapan pileg dan Pilpres 2019. Yang penting, pemerintah harus bisa mempertahankan daya beli masyarakat agar konsumsi rumah tangga tetap tinggi dan menjadi pendorong pertumbuhan. Untuk ekspor 2018 kemungkinan akan membaik, seiring dengan meningkatnya harga komoditas akibat kondisi ekonomi global yang membaik,” kata Sarmuji. Selain itu, inflasi diperkirakan bisa terkendali. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, meski ada momentum Bulan Puasa dan Lebaran, inflasi Juni ini bakal tetap terkendali. Proyeksi Naik Sri Mulyani mengatakan lebih lanjut, kenaikan peringkat utang Inovasi Mobil Listrik Salah satu inovasi mobil listrik yang dipamerkan baru-baru ini di Gedung Patra Jasa, Jakarta. Mobil karya mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) tersebut juga didukung oleh PT Patra Jasa. Istimewa BCA Kembali Sabet Penghargaan Bank Terbaik di ASEAN dan Indonesia [HONG KONG] Eksistensi sebagai bank yang selalu mengedepankan layanan yang prima ke para nasabahnya membuat PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menyabet penghargaan. Di pertengahan tahun ini, tak tanggung-tanggung BCA berhasil untuk yang kedua kalinya dinobatkan sebagai Best Asian Bank dan Best Bank in Indonesia. Penghargaan dalam ajang FinanceAsia Country Awards for Achievement 2017 di Hong Kong itu langsung diterima Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Hotel Four Season, Kamis (29/6). Kepada SP dalam pesan elektroniknya, Jumat (30/6) Jahja mengungkapkan bahwa penghargaan tersebut tak lepas dari upaya bank swasta terbesar nasional ini untuk fokus melayani nasabah. “Kuncinya berusaha agar tim kerja tetap solid dan fokus ke nasabah. Lalu terus memberi layanan prima untuk sistem pembayaran nasabah, serta menjaga kualitas kredit,” ungkapnya. Melalui penghargaan ini, di kategori regional, BCA menang mengungguli bank -bank dari negara lain seperti Tiongkok, Hong Kong, Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, Korea, Vietnam, India , Bangladesh, Ta i w a n , M y a n m a r, Mongolia, dan Pakistan. Alhasil kemenangan ini bukan hanya membanggakan bagi segenap manajemen dan karyawan BCA, melainkan seluruh entitas industri perbankan dan keuangan di Tanah Air, juga bagi rakyat Indonesia pada umumnya. Pasalnya, di tengah ketatnya persaingan dunia perbankan Indonesia dan global, komitmen BCA untuk terus memenuhi kebutuhan nasabahnya melalui layanan dan inovasi terbaik berbuah hasil yang membanggakan. Ajang tersebut merupakan survei tahunan yang dilakukan oleh majalah FinanceAsia. Survei ini telah memasuki tahun ke-17 dengan mengidentifikasi perusahaan-perusahaan terbaik di Asia, dipilih secara polling oleh para investor dan para analis. Penghargaan ini untuk informasi diberikan kepada perusahan di bidang perbankan yang berhasil mencapai kinerja perusahaan terbaik di dalam negeri maupun tingkat Asia. Pemenang pada penghargaan ini dinilai berdasarkan pencapaian kinerja perusahaan yang berhasil menjawab tantangan dari kondisi perekonomian perbankan saat ini. [O-2] RI ke investment grade (layak investasi) dari lembaga rating internasional S&P merupakan bukti pemerintah mampu menjaga stabilitas ekonomi, serta melaksanakan tata kelola keuangan secara baik. “Pengelolaan fiskal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga telah dilakukan optimal, tanpa menimbulkan risiko yang berlebih terhadap keberlangsungan APBN. Kondisi ini juga memberikan rasa aman kepada pelaku usaha dan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia,” ujar dia di Jakarta, Rabu (21/6). Bank Dunia juga menilai positif kondisi perekonomian Indonesia, yang telah memiliki pijakan yang kuat memasuki 2017. Ini juga dibantu oleh lingkungan global yang lebih mendukung, kondisi fundamental dalam negeri yang membaik, serta peningkatan ekspor dan harga komoditas. Oleh karena itu, dalam laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia (Indonesia Economic Quarterly) edisi Juni 2017, lembaga multilateral tersebut meramalkan bahwa pertumbuhan produk domestik bruto riil Indonesia terus meningkat, dari 5,2% pada 2017 menjadi 5,3% pada 2018 dan 5,4% pada 2019. [ID/M-6] Lelang SUN, Pemerintah Serap Rp 14,65 Triliun [JAKARTA] Pemerintah menyerap dana Rp 14,65 triliun dari lelang lima seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara, dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp 22,2 triliun. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menyebutkan lelang ini memenuhi target indikatif yang telah ditetapkan sebesar Rp 12 triliun dan target maksimal Rp 18 triliun. Dari lelang tersebut, Antara melaporkan jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN03170921 mencapai Rp 1,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,95751%. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 21 September 2017 ini mencapai Rp 2,9 triliun. Untuk seri SPN12180301, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 0,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,59522%. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 1 Maret 2018 ini mencapai Rp 3,1 triliun. Jatuh Tempo Sementara seri FR061, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 3,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,62973%. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2022 ini mencapai Rp 5,06 triliun. Berikutnya seri FR074, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 4,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,33942%. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2032 ini mencapai Rp 5,65 triliun. Untuk seri FR072, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 4,45 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,51596%. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2036 ini mencapai Rp 5,3703 triliun. Dalam lelang lima seri SUN sebelumnya pada Selasa (6/6), pemerintah berhasil menyerap dana sebesar Rp 14 triliun dari total penawaran yang masuk Rp 33,5 triliun. [Ant/M-6]