0 - WordPress.com

advertisement
amplitudo
waktu getar
titik asal
tanda +, jika arah rambat ke
kiri (sumbu x-) dan tanda -,
jika arah rambat ke kanan.
Konstanta
gelombang/
bilangan
gelombang
Sudut fase awal
0  20
k  2
fase awal
KECEPATAN SESAAT
v  A  sin  t  kx   0 
Kecepatan maksimum
PERCEPATAN SESAAT
a  A sin t  kx 0 
2
Percepatan Maksimum
a  2y
Tanda negatif (-), menyatakan bahwa arah
percepatan (a) berlawanan arah dengan
simpangan (y)





Menentukan cepat rambat gelombang
 𝜔 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑡
𝑣 = 𝑓 = = =
𝑇 𝑘 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑥

pV  nRT

m   m 
p
 RT
  
   Mr 
= 𝟐𝑨 𝒔𝒊𝒏 𝒌𝒙
 
Jarak simpul, perut dari titik x = 0 (titik pantul)
pM
(5) PELAYANGAN GELOMBANG BUNYI
Frekuensi layangan = jumlah layangan/sekon
r
RT
x simpul   n  1  12  , : n  1 , 2 , 3 ,...
maka :
x perut   2 n  1  14  , : n  1 , 2 , 3 ,...
v 
RT

M
v 
Pada Ujung Bebas sepanjang 𝒍
𝒕 𝒍
−

𝑻 
𝒚 = 𝟐𝑨 𝒄𝒐𝒔 𝒌𝒙 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒕 − 𝒌𝒍
𝒅𝒚
𝒗=
= 𝟐𝝎𝑨 𝒔𝒊𝒏 𝒌𝒙 𝒄𝒐𝒔 𝝎𝒕 − 𝒌𝒍
𝒅𝒕
𝒂 = −𝟐𝝎𝟐 𝑨 𝒔𝒊𝒏 𝒌𝒙 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒕 − 𝒌𝒍
𝒚 = 𝟐𝑨 𝒄𝒐𝒔 𝟐𝝅
𝒙
v1
r
v2
T1

x
T2
M
r2
M
r1
Sumber-sumber Bunyi
1. Dawai
Amplitudo gel stasioner/amplitudo resultan
𝒙

= 𝟐𝑨 𝒄𝒐𝒔 𝒌𝒙
Jarak simpul,perut dari titik x = 0 (titik pantul)
x simpul   2 n  1  14  , : n  1 , 2 , 3 ,...
x perut   n  1  12  , : n  1 , 2 , 3 ,...
Gelombang bunyi
Sifat-sifat Gelombang Bunyi
 Merupakan gelombang longitudinal
 Tidak terpolarisasi
 Dapat dipantulkan (refleksi)
 Dapat dibiaskan (refraksi)
 Dapat berinterferensi
 Mengalami difraksi
 Tidak merambat dalam vakum (hampa udara)

tegangan
E 

A
L
L0

FL
0
AL
3. Dalam Zat Cair
v 

 
Modulus Bulk zat cair

Gejala Bunyi
(1) PEMANTULAN
(2) PEMBIASAN
(3) DIFRAKSI
(4) INTERFERENSI
adalah gabungan dari 2 sumber bunyi
koheren (koheren adalah frekuensinya sama)
INTERFERENSI MAKSIMUM/BUNYI KUAT
 Kedua gelombang bunyi sefase

L   n21 
f 0 : f1 : ... : f n  1 : 2 : ... : n  1
(s)
s  s1  s 2  n; n  0,1,2,...
Beda lintasannya
n = 0, bunyi kuat pertama (paling keras)
n = 1, bunyi kuat kedua, dst
INTERFERENSI MINIMUM/BUNYI LEMAH
 Kedua gelombang bunyi berlawanan fase
v
s  p  n 1
f   24nL1 v
L   4 
f 0 : f1 : ... : f n  1 : 3 : ... : 2n  1
Frekuensi pada nada
ke-n: 2 n 1
Catatan :
Jumlah simpul pada nada ken
s  n2
Jumlah perut pada nada ke-n
p  n 1
Frekuensi pada nada ke-n
f 
 v
n 1
2L

F

RESONANSI
Yaitu peristiwa ikut bergetarnya sumber bunyi
akibat sumber bunyi lain di dekatnya bergetar
Tabung Resonator
Panjang kolom udara
L   2 n  1  14 
Frekuensi Resonansi
 2n  1
f ress 
v


 4L 
n = 1 (ress 1),
n = 2 (ress 2)
dst
L
FL
FL

AL 
m
 m L 
f  L1  F 
1


1
A
f 0 : f1 : ... : f n  1 : 2 : ... : n  1
cepat rambat gelombang transversal dawai :
 sebanding akar tegangan dawai
 berbanding terbalik dengan akar massa per
satuan panjang dawai
1
s  s1  s2  2n  1 2 ; n  1,2,...  berbanding terbalik dengan akar massa jenis
dawai
n = 0, bunyi lemah pertama (paling lemah)
 berbanding terbalik dengan akar luas
n = 1, bunyi lemah kedua, dst
penampang
 berbanding terbalik dengan jari-jari dawai
 berbanding terbalik dengan diameter dawai

n = 0 nada dasar (nada harmonik pertama)
n = 1 nada ke satu/nada atas pertama
n=2 nada atas kedua
L  (n  1) 12 
F
2L
2. Pipa Organa Tertutup (salah satu
ujungnya tertutup)
Jumlah simpul pada nada ken sama dengan jumlah
perutnya
Dawai/senar
F
 
ke-n:
E
regangan
𝒔𝒊𝒏 𝟐𝝅
f layangan  f tinggi  f rendah
Perbandingan cepat rambat untuk 2 gas
yang berbeda
2. Dalam Zat Padat
Modulus Young E
𝑨𝑹 = 𝟐𝑨 𝒄𝒐𝒔 𝟐𝝅
Aturan-aturan penting
Nyatakan A selalu dalam koefisien
positif
Apabila koefisien t dan koefisien x
berbeda tanda, arah rambat ke
kanan (sumbu x positif)
Apabila koefisien t dan koefisien x
bertanda sama, arah rambat ke kiri
(sumbu x negatif)
Jika koefisien t positif, maka titik
asal pertama digetarkan ke atas
Jika koefisien t negatif, maka titik
asal pertama digetarkan ke bawah
Menentukan beda fase dua titik
∆𝑥 Δ𝑡
∆𝜑 =
=
𝜆
𝑇
𝒙

v 
Amplitudo gel stasioner/amplitudo resultan
𝑨𝑹 = 𝟐𝑨 𝒔𝒊𝒏 𝟐𝝅
Jika sumber bunyi mendekati pendengar, maka – vs
Jika pendengar mendekati sumber bunyi, maka +vp
Jika angin mendekati pendengar, maka + va
Persamaan Umum Gas Ideal
p
Udara
y  A sin  t  kx   0 
𝒅𝒕
𝒂 = −𝟐𝝎𝟐 𝑨 𝒔𝒊𝒏 𝒌𝒙 𝒄𝒐𝒔 𝝎𝒕 − 𝒌𝒍
v = cepat rambat gelombang
dawai (transversal)
SIMPANGAN
Syarat beresonansi : frekuensinya
sama
Gelombang Stasioner
BAB 1. GELOMBANG MEKANIK
gelombang berjalan
v = cepat rambat gelombang bunyi
(longitudinal)
GELOMBANG (GELOMBANG BERJALAN, GEL STASIONER, GELOMBANG BUNYI), OPTIK FISIS, LISTRIK STATIS, MEDAN MAGNETIK, GAYA MAGNETIK (GAYA LORENTZ), INDUKSI ELEKTROMAGNETIK, ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK
2. Pipa Organa
Tinggi rendahnya bunyi ditentukan oleh
EFEKDOPPLER
DOPPLER
(5) EFEK
1. Pipa Organa Terbuka (kedua ujung
frekuensi bunyi, Kuat lemahnya bunyi
Frekuensi terdengar (fp) dipengaruhi oleh kecepatan rambat
terbuka)
Jumlah simpul pada nada keditentukan oleh amplitudonya
bunyi di udara v, kecepatan pendengar vp, kecepatan sumber
bunyi vs, kecepatan angin va, dan frekuensi sumber fs
Pada Ujung Tetap sepanjang 𝒍
s n n  1
Sudut fase gelombang
Jumlah
perut
pada nada ke-n


v

v

v


𝒚 = 𝟐𝑨 𝒔𝒊𝒏 𝒌𝒙 𝒄𝒐𝒔 𝝎𝒕 − 𝒌𝒍
a
p
Cepat Rambat Bunyi
fp  
 fs
Kecepatan sudut/frekuensi sudut/
ppada
 n nada
2
𝒅𝒚
1.
Dalam
Gas


v

v

v
Frekuensi
frekuensi anguler (dalam rad/s) Jarak sebuah titik dari titik asal
a
s 

𝒗=
= −𝟐𝝎𝑨 𝒔𝒊𝒏 𝒌𝒙 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒕 − 𝒌𝒍
f  n 1 v

INTENSITAS BUNYI
Satuannya : Joule/sekon/m2 = watt/m2
Intensitas Bunyi (I)
I 
W /t
P

Luas

luas b ola
I  2  f
 A
r
A = amplitudo
1
I1
I2
2
 r2 

 


 r1 
P
4 r
2
2
2
Intensitas total dari gabungan n buah
sumber bunyi identik adalah :
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛𝐼1 𝑏𝑢𝑎 𝑕
Page 1 of 6
INTEN GROUP@ESRON BUTARBUTAR 𝑅𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖, 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑋𝐼𝐼 𝑆𝑀𝐴 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 𝐺𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 ESRON BUTARBUTAR @INTEN GROUP
GELOMBANG (GELOMBANG BERJALAN, GEL STASIONER, GELOMBANG BUNYI), OPTIK FISIS, LISTRIK STATIS, MEDAN MAGNETIK, GAYA MAGNETIK (GAYA LORENTZ), INDUKSI ELEKTROMAGNETIK, ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK
3. POLARISASI
Materi Pengayaan (khusus), tidak semua kontras maka amplitudo kedua sinar harus memiliki Lapisan Tipis (indeks bias n, tebalnya d)
amplitudo yang hampir sama.
Cara mendapatkan cahaya terpolarisasi
Interferensi
maksimum
TARAF INTENSITAS BUNYI
sekolah membahas materi ini.
1. Penyerapan selektif
1
Satuannya : decibel = dB. Cat: 1 bel (B) = 10 dB
2𝑛𝑑𝑐𝑜𝑠𝑟 = 2𝑚 − 1 𝜆 ; 𝑚 = 1,2,3 …
Percobaan Celah Ganda/Percobaan Young

2
o Intensitas ambang : I0 = 10-12 W/m2
 Persamaan GEM
Interferensi Maksimum (konstruktif);
Interferensi minimum
o Intensitas ambang perasaan : 1 W/m2
2𝑛𝑑𝑐𝑜𝑠𝑟 = 𝑚𝜆 ; 𝑚 = 1,2,3 …
Beda Fase :   0,  ,2 ,4 ,.....
E  E max cos kx  t
𝐶𝑎𝑡𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔 ∶

,
Interferensi minimum (destruktif)
 Jika cahaya datang tegak lurus lapisan, maka
B  Bmax cos kx  t
Beda Fase :   ,3 ,5 ,.....
nilai sudut datang i = 0 (berimpit dengan
Taraf Intensitas Bunyi (TI)
normal bidang) sehingga sudut bias r juga
Bmax  Beff 2 , Emax  Eeff 2
jarak antara garis-garis pada layar
𝑠𝑖𝑛𝑖
𝑛
sama dengan nol karena
= 𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑛𝑎𝑟
𝑠𝑖𝑛𝑟
𝑛 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑝𝑖𝑠
jarak kedua celah
Persaman Maxwell :
 Agar pemantulan minimum, maka harus
beda jarak

E Emax 
terjadi interfensi maksimum pertama (m = 1)
p
lintasan
kedua
d
o
o


 m   s  d sin
Selisih TI di 2 titik yang berjarak
Intensitas cahaya yang melalui sistem Polaroid
cahaya
B Bmax k
L
Cincin Newton
Menurut Hukum Mallus
RA dan RB dari sumber dimana
Jari-jari
garis
terang
𝑘𝑒
−
𝑚
E
2f
2
2
1
RB > R A

 f  c
1
panjang gelombang cahaya
2
1
0
2
(2𝑚
−
1)
𝜆𝑅
B 2 / 
2
B
𝑟𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 =
orde
Dimana :
𝑛𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚
jarak celah ke layar
I0 = intensitas cahaya yg tidak terpolarisasi
Jari-jari garis gelap 𝑘𝑒 − 𝑚
A
2
1
I1 = intensitas cahaya yang lewat polarisator 1
Rapat Energi Listrik : u e  2  0 E
𝑚𝜆𝑅
Taraf intensitas sumber bunyi
I2 = intensitas lewat polarisator 2 (analisator)
G
𝑟
=
3
𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔
𝑛𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚
T0 – T1
m = 1-0 = 1
sejumlah n>> (banyak) identik
B2
 = sudut sumbu analisator dgn sumbu polarisator
T2
Rapat Energi magnetik : u m 
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ∶ 𝑚 = 1,2,3 …
T0 – T2
m = 2-0 =2
serentak dibunyikan adalah :
G
2
2 0
𝑅 = 𝑗𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑒𝑛𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
2. pemantulan
T2 – T4
m = 4-2 = 2
n 
T1
Sinar pantul
Rapat
energi
total
rata-ratanya
adalah
(terpolarisasi sempurna)
G2 – G5
m = 5-2 = 3
n 
n 
n 
2. DIFRAKSI
G1
Sinar datang
G1 – G15
m = 15-1 = 14
E B
Pada Celah Tunggal
T0
u  max max
i p
Interferensi Maksimum (konstruktif)
90
G1
T0 – G1
m = 1/2
2 0 c
1
𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
=
2𝑚
−
1
𝜆
;
𝑚
=
1,2,3
…
r
T1
2
Sinar bias
 Gelombang elektromagnetik adalah gelombang Laju energi rata-ratanya adalah :
T0 – G7 = T0-T6-G7
m = 6,5
(terpolarisasi sebagian)
Interferensi minimum (destruktif)
G
2
yang dihasilkan akibat perubahan medan
𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑚𝜆 ; 𝑚 = 1,2,3 …
P
P
T2
G1 – T7 = G1-G7-T7
m = 6,5
S  u.c  I  
magnetik B dan secara tegak lurus
𝑑 = 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑙𝑎𝑕
2
G3
p
A 4r
dengan perubahan medan listrik E. Jadi
Pada Celah Banyak/Kisi
gelombang elektromagnetik adalah merupakan
Interferensi Maksimum (konstruktif)
Jarak 2 terang berurutan = jarak 2 gelap berurutan ;
 Sifat-Sifat GEM
gelombang medan magnet dan medan listrik
tujuan
𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑚𝜆 ; 𝑚 = 1,2,3 …
 Merambat dalam hampa dalam arah lurus
E cos 




E
fotosel
   
polarisator
Cahaya tak
terpolarisasi
analisator
E
I
TI  10 log 
I

 P 
  10 log  

 AI 
900
E cos 
I  I cos   I cos 
 10 log 

m = 1/2
 TI
TI
m=1
R 
TI  20 log  
R 
BAB 2. GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
0
Sudut Polarisasi (i )
 Cepat Rambat GEM
1
c
 0 0
 3.10 8 m / s
 Spektrum GEM
f,Energi, indeks bias makin besar,
panjang gelombang makin kecil
MEJIKUHIBINIU
Ra M
Gel
radio
radar
televisi
Merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu
Gel.mikro
in
Infra
merah
Ta Uli
X
Cahaya ultraviolet Sinar X
tampak
 Merupakan gelombang transversal karena arah
rambatnya tegak lurus arah getarnya.
 Tidak dibelokkan dalam medan listrik dan
medan magnet karena tidak bermuatan
 Mengalami peristiwa pemantulan (refleksi),
pembiasan (refraksi), interferensi, difraksi dan
polarisasi
Pendalaman Sifat-sifat GEM
Sinaga
Sinar gamma
frekuensi, energi, semakin besar,
panjang gelombang semakin kecil
1. INTERFERENSI
yaitu gabungan dua cahaya koheren (cahaya dengan
beda fase tetap bisa nol tetapi tidak harus nol dan
frekuensinya harus sama). Agar interferensi lebih
p
L
orde maksimum :
d
Jarak garis terang ke garis gelap adalah
p
L
2d
,sudut pisahnya

p
L
Pengaruh indeks bias medium n terhadap nilai p ;
p1 n2

p 2 n1
tani p  
m  d
Interferensi minimum (destruktif)
1
𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃 = 2𝑚 − 1 𝜆 ; 𝑚 = 1,2,3 …
2
1
𝑑 = ; 𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠
𝑁
Catatan :
𝑝𝑑
 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃 =
𝐿
 Yang umum terjadi pada kisi adalah interfensi
maksimum, sedangkan pada celah tunggal adalah
interferensi minimum
3.
4.
n
nasal
Dengan pembiasan ganda
Terjadi pada kristal yang memilki dua nilai
indeks bias.
Dengan hamburan
Hamburan adalah penyerapan dan pemancaran
kembali cahaya oleh partikel-partikel (misalnya
gas). Hamburan cahaya matahari oleh partikelpartikel dalam atmosfer bumi tampak oleh
pengamat di permukaan bumi sebagai cahaya
terpolarisasi sebagian
Page 2 of 6
INTEN GROUP@ESRON BUTARBUTAR 𝑅𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖, 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑋𝐼𝐼 𝑆𝑀𝐴 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 𝐺𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 ESRON BUTARBUTAR @INTEN GROUP
GELOMBANG (GELOMBANG BERJALAN, GEL STASIONER, GELOMBANG BUNYI), OPTIK FISIS, LISTRIK STATIS, MEDAN MAGNETIK, GAYA MAGNETIK (GAYA LORENTZ), INDUKSI ELEKTROMAGNETIK, ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK
b) muatan pada dua tali
o Medan Listrik dan Potensial Listrik pada Bola
Menghitung jarak “TITIK” dari muatan lain agar
Menghitung nilai r
c) susunan muatan pada sudut persegi
Konduktor bermuatan 𝑞 dan berongga dengan
muatan tersebut tidak mengalami medan listrik
jari-jari 𝑟
o Gaya Coulomb/Gaya Elektrostatis (dalam N)
F
14
(resultan
medan
listriknya
nol),
sama
dengan
α
𝑞
𝑞1 𝑞2
F24
Di dalam bola : 𝐸 = 0 dan 𝑉 = 𝑘
l
α
𝐹=𝑘 2
rumus
menghitung
resultan
gaya
nol
𝑟
y
F
F
34
43
𝑞
𝑞
𝑟
3
l
Di kulit bola : 𝐸 = 𝑘 2 dan 𝑉 = 𝑘
4+ α
F berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya
𝑟
𝑟
α T
𝑞
o Potensial Listrik (dalam volt) : 𝑉 = 𝑘
Di luar bola sejauh x dari kulit/permukaan bola
𝑟
F  r12
𝑞
𝑞
x
Tsinα
½ r
F13
𝐸=𝑘
dan 𝑉 = 𝑘
𝑟+𝑥 2
(𝑟+𝑥)
r
o Energi Potensial Listrik (dalam Joule)
Hal penting untuk mengerjakan soal
F23
F=kq1q2/r2
sinα = 1/2r/l
½ r
𝑞
𝑞
1
2
 gambar semua gaya-gaya yang dibutuhkan
F32
r = 2lsinα
𝐸𝑝 = 𝑘
Catatan Penting :
F31
𝑟
 hitung resultan gayanya dengan rumus cosinus
mg
 F dan E adalah besaran vektor, sehingga perlu
F
21
F12
α
α
resultan dua vektor
digambarkan arahnya, tetapi nilainya selalu
α
+
+
o
Usaha
Listrik
(dalam
Joule)
Tsinα = F
1
2
2
2
positif
F
F  0
42
𝑊
=
𝑞∆𝐸
=
𝑞
𝑉
−
𝑉
𝐴𝐵
𝑝
𝐵
𝐴
Tcosα = mg
Ftotal  F1  F2  2F1 F2 cos 
 V dan Ep adalah besaran skalar yang tidak
𝑊𝐴𝐵 = ∆𝐸𝑘
memiliki arah, tetapi nilainya tergantung jenis
F41
𝑀𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑞 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑎𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑚
4. Mengitung jarak “muatan” dari muatan lain
muatan yg mengakibatkan (+ atau – sangat
Bentuk-bentuk Permasalahan
beda potensial
agar muatan tersebut tidak mengalami gaya
berpengaruh)
1. Menghitung gaya yang dipengaruhi besaranbesaran lain
Cara menghitung resultan gaya pada muatan 1
(resultan gayanya nol)

V
KAPASITOR
a) akibat perubahan medium
a) dua muatan sejenis berjarak r
y
åFx = F31 cos α - F21
1
o Muatan yang disimpan : 𝑄 = 𝐶𝑉
F31
letak muatan
𝐹𝑑𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚 = 𝐹𝑑𝑖 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
1
1
1 𝑄2
åFy = F31 sin α - F41
𝜀𝑟
o Energi yang disimpan : 𝑊 = 𝐶𝑉 2 = 𝑄𝑉 =
0
ke-3
2
2
2 𝐶
F
21
α
b) akibat perubahan besar kedua muatan
x
o Kapasitor Keping Sejajar
2
2



F


F


F
𝑞
q
q
F
cos
α
x
y
31
+/F
1 2
 Rapat muatan : 𝜎 =
' 
' '
F31 sin α
Tcosα
BAB 3. LISTRIK STATIS
q1 q2
F41
c) akibat perubahan jarak kedua muatan
F
F'


2
r'
r
2
3 F13
b) susunan muatan pada sudut segitiga
F13
3 +

F23
1
F31
Ftotal
y
+
 Medan Listrik : 𝐸 =
s
F12
F=Eq
Tsinα
mg
-2
F  0
q1  q2
r
qV  mv
1
2
terletak di antara kedua muatan 1 dan 2
b) dua muatan berlainan jenis berjarak r
Jarak muatan ke-3 dari muatan ke-1
q1
q1  q2
r
Tsinα = F = Eq
Tcosα = mg
+/-
x
+
1
r
kecepatan akhirnya :
2
letak muatan ke-3, jika
muatan 1 lebih kecil
dari muatan 2
Catatan : tanda – tidak merupakan besar
muatan, hanya menyatakan jenis muatan
o Medan Listrik (dalam N/C atau V/m)
𝑞
𝐸=𝑘 2
𝑟
E menjauhi muatan + penyebabnya, menuju
muatan - penyebabnya
𝜀0
=
𝑞
𝐴𝜀 0
2
v
2 qV
m
𝐴
𝑑
𝜀𝑟 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑖𝑘 (𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 1)
o Kapasitor Bola :
𝐶 = 4𝜋𝜀0 𝑅
percepatannya :
a
-
𝐴
𝜎
 Kapasitas Kapasitor : 𝐶 = 𝜀𝑟 𝜀0
𝑊 = ∆𝐸𝑘
terletak di sebelah luar kedua muatan 1
dan 2, tetapi lebih dekat dengan muatan
terkecil.
F32

r12
x
r23
F21
α
l
T
Ftotal
Ftotal
+
E
x
q1
x
α
Ftotal = F12 + F32
Ftotal = F21 + F31
r13
3. Menghitung besaran-besaran F, E, q, m, dan T
a) muatan pada satu tali
medan listrik
+ F31 F32
1
F23
r
2
Menghitung resultan gaya pada muatan-yang lain,
hampir sama dengan analisa pada muatan 1
Ftotal = F23 - F13
F12
x
Jarak muatan ke-3 dari muatan ke-1
2. Menghitung resultan gaya pada muatan
a) susunan 3 muatan segaris
F21
+
1
Tcosα
F
 
v
v =0
F
m

Eq
m

V d q
m

Vq
md
Jarak tempuhnya :
v 2  2as
2
s  2v a
lamanya sampai mencapai kecepatan v
t
v
a
o Flux Listrik (𝜙 = jumlah garis-garis medan
listrik)
𝜙 = 𝐸𝐴𝑐𝑜𝑠𝜃
𝜃 = 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝐸 𝑑𝑎𝑛 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔
o Hukum Gauss
Jumlah garis-garis medan listrik (fluks listrik)
yang menembus suatu permukaan tertutup sama
dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi
oleh permukaan tertutup itu dibagi dengan
permitivitas udara 𝜺𝟎
∑𝑞
𝜙 = 𝐸𝐴𝑐𝑜𝑠𝜃 =
𝜀0
Page 3 of 6
INTEN GROUP@ESRON BUTARBUTAR 𝑅𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖, 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑋𝐼𝐼 𝑆𝑀𝐴 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 𝐺𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 ESRON BUTARBUTAR @INTEN GROUP
GELOMBANG (GELOMBANG BERJALAN, GEL STASIONER, GELOMBANG BUNYI), OPTIK FISIS, LISTRIK STATIS, MEDAN MAGNETIK, GAYA MAGNETIK (GAYA LORENTZ), INDUKSI ELEKTROMAGNETIK, ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK
II. GAYA MAGNETIK (GAYA LORENTZ)
 Gaya tolak-menolak jika arah arus pada
FLorentz  Fsentripetal
B
B
B B
(a) Kawat Lurus Berarus Listrik
kawat berlawanan arah, dan tarik menarik
2
jika arah arusnya searah
I
I
F  Bil sin 
Bqv  m vR , maka :
Menentukan resultan gaya pada kawat sejajar
Menentukan arah gaya Lorentz
BAB 4. MEDAN MAGNETIK
B
Berbagai arah gaya Lorentz pada kawat
berarus listrik
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´F ´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
F´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
I
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´








I
´
F
´
arah B
arah B
menjauhi
arah arus i
Berbagai posisi lingkaran berarus dan arah B
I
B
I
B
I
I
Berbagai arah medan magnetik B di titik akibat
kawat listrik berarus I
B
B
I
B
I
B

























































































































I 
























F
I
F
F
I
F
U

Karena  = 1800, maka F = 0, sehingga
geraknya tidak dipengaruhi gaya dan
lintasannya akan “lurus”
c) v tegak lurus B
“lintasannya akan melingkar”
Arah B masuk bidang kertas
S
B
B
D.
Solenoida
di tengah solenoida
di ujung solenoida
Toroida
(b) Kawat Lurus Berarus Listrik dan
Sejajar
:𝐵 =
:𝐵 =
𝜇0 𝐼𝑁
𝐵=
2𝜋𝑎
𝜇 0 𝐼𝑁
𝑙
𝜇 0 𝐼𝑁
2𝑙
F  0 I1 I 2

l
2a
dengan :
 𝑙 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
 𝑎 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´ ´
´ ´
´ ´
´ q´2
´ ´
´ ´
´ ´
´ ´
´ ´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
Dari ilustaris gambar di atas, maka muatan
terbesar dimiliki q2, sedangkan jenis muatannya
adalah q1 positif (kaidah tangan kanan) dan q2
negatif (kaidah tangan kiri), atau dituliskan :
Bentuk-bentuk lintasan partikel bermuatan yang
bergerak dalam medan magnetik
a) v searah B
Karena  = 00, maka F = 0, sehingga
geraknya tidak dipengaruhi gaya dan
lintasannya akan “lurus”
b) v berlawanan arah B
I
C.
´
´
´
´
´
´
´
´
´
q2  q2 ; q1  0, q2  0
B
B
I
B
F  Bqv sin 
I
B
B
I
I
B
B
Arah B keluar kertas
C
(c) Muatan Bergerak



F
B
´ ´ ´
´ ´ ´
´ ´ ´
´ ´ ´
´ ´ ´
´ ´q1 ´
´ ´ ´
´ ´ ´
´ ´ ´
+
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
v´ ´
´
´
´
v
´
´
´
´
´
´
´
+
´
F
+
F
+
´
´
´
´
´
´
+´
+
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
+´
´
´
´
´
F
´
´
´
F
´
v
 Periode : 𝑇 =
2𝜋𝑚
𝑚
𝐵𝑞
2𝜋𝑚
𝐵𝑞
 Kuat arus pada lintasan : 𝐼 =
𝐵𝑞 2
2𝜋𝑚
Y+
´
R
 Frekuensi linier : 𝑓 =
d) v membentuk sudut : 0    900)
´
v
 Momentum sudut : 𝐿 = 𝐵𝑞𝑅 2
𝐵𝑞
 Kecepatan sudut : 𝜔 =
+
B
´
´
´
´
´
´
´
´
´
´
ah
us
i
ar
ah
ar
´
𝐵𝑞
α
v cos α
X+
Ar
𝜇 𝐼𝑁
Arah pergeseran kutub kompas akibat kawat berarus
FBC
FAC
A
Arah B masuk kertas
di pusat lingkaran : 𝐵 = 0
2𝑎
di sebuah titik sejauh x dari pusat lingkaran
𝜇0 𝐼𝑁
𝐵=
𝑠𝑖𝑛3 𝛼
2𝑎
menuju
FAB
𝑚𝑣
Jari-jari lintasan kecil jika muatannya besar
Z+
v
v sin α
´
+
B
I
()...baca cross :
arah
masuk
bidang
kertas,
pembaca/pengamat/arah utara
()....baca dot :
arah
keluar
bidang
kertas,
pembaca/arah selatan
FBA
FCB
I
I
FCA
F
ah
B
I
𝟐𝝅𝒂
 Jari-jari lintasan : 𝑅 =
Ar
𝝁𝟎 𝑰
I
Kawat lurus sangat panjang : 𝑩 =
B
I
4𝜋𝑎
B
B
𝑐𝑜𝑠𝛼 + 𝑐𝑜𝑠𝛽
I
Kawat lurus pendek : 𝐵 =
I
B
𝜇 0𝐼
F
arah gerak
v cos α
arah gerak dengan
kecepatan v cos
α dipengaruhi gaya
F sehingga
gerakannya
melingkar
gaya Lorentz F akan berfungsi sebagai gaya
sentripetalnya
Page 4 of 6
INTEN GROUP@ESRON BUTARBUTAR 𝑅𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖, 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑋𝐼𝐼 𝑆𝑀𝐴 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 𝐺𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 ESRON BUTARBUTAR @INTEN GROUP
GELOMBANG (GELOMBANG BERJALAN, GEL STASIONER, GELOMBANG BUNYI), OPTIK FISIS, LISTRIK STATIS, MEDAN MAGNETIK, GAYA MAGNETIK (GAYA LORENTZ), INDUKSI ELEKTROMAGNETIK, ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK
perubahan medan magnetik induksi yang
arah gerak dengan
menentang perubahan medan magnetik (arus
GGL induksi diri 𝜺 sebanding dengan
kecepatan tidak
induksi
berusaha
mempertahankan
fluks
laju perubahan kuat arus terhadap waktu
dipengaruhi gaya
𝒅𝑰
magnetik totalnya konstan)
sehingga
𝒅𝒕
Menentukan arah arus induksi dengan hukum
v sin α gerakannya tetap
(medan magnet homogen)
𝒅𝑰
Maka : 𝜺 = −𝑳
,
Lentz
𝒅𝒕
lurus pada sumbu
I
Ar
ah
B
R
Z+
Maka lintasan muatan akan berbentuk spiral
searah sumbu Z+
ohm
Arah gaya Lorentz
C
Arah arus
B
+
Y+
D
x
+
Z+
X+
v
l
sebagai sumber tegangan
Perubahan luas per satuan waktu :
𝑑𝐴 𝑑(𝑙𝑥)
𝑑𝑥
=
=𝑙
= 𝑙𝑣
𝑑𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑡
GGL induksi yang ditimbulkan

   N ddt
BAB 6. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
L = induktansi diri (dalam Henry)
d ( AB )
dA
 N
  NB
  NBlv
dt
dt
  Blv
  N
  N

t
d
dt
Apabila B dan v membentuk sudut ,
maka :
  Blv sin 
  NA dB
dt
Flux Magnetik (dalam weber), dikemukakan
Michael Faraday
 Kuat arus rangkaian
  BA cos 
Akibat perubahan luas bidang kumparan A
  BA cos 
R
F  Bil sin 
P  i2R
 Energi pada hambatan R
W  Pt
2.
Akibat perubahan besar induksi magnetik B
  B A cos 
   N ddt   NA dB
dt
Perubahan besar induksi magnetik B merupakan
prinsip kerja Transformator
TRANSFORMATOR
3.
𝒍
𝝁 𝝁 𝑵 𝑵 𝑨
bahan/inti dengan permeabilitas
Lbahan   r L
u
ind
r
:
ind
Energi pada induktor
𝟏
𝑾 = 𝑳𝑰𝟐
𝟐
u
d
dt
 N
d
( AB cos  )
dt
B2
U
2 0
2
 1

I1
I 2
t
t
N 2 1
M
I1
N
M 1 2
I2
 NN A
M 0 1 2
l
M
ind
u
ind
u
d
( AB cos t )
dt
  NAB  sin t
 max  NAB
  N
II. HUKUM LENTZ
Jika GGL induksi timbul pada suatu rangkaian,
maka arah arus induksi yang dihasilkan
mempunyai arah sedemikian rupa sehingga
menimbulkan medan magnetik yang menentang
Rapat energi atau energi per satuan
volume
IV. INDUKTANSI SILANG (M)
Akibat perubahan sudut antara arah B
dengan arah normal bidang
Merupakan prinsip dasar pembuatan
generator
  N
𝝁𝒓 𝝁𝟎 𝑵𝟐 𝑨
Untuk Toroida : 𝑳 = 𝒓 𝟎 𝟏 𝟏
𝟐𝝅𝒓
Induktansi diri solenoida/toroida dengan
𝑃𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 𝑉𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑥𝐼𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟
 Daya pada hambatan R
Catatan Penting :
Jika disebutkan medan magnet menembus
bidang secara tegak lurus, berarti B berimpit
dengan garis Normal, sehingga θ = 00.
1.

Untuk Solenoida : 𝑳 =
𝑉𝑠 𝑁𝑝
𝑥100%
𝑉𝑝 𝑁𝑠
𝑁𝑠 𝐼𝑠
𝜂=
𝑥100%
𝑁𝑝 𝐼𝑝
 Efisiensi Transformator yang dihubungkan
dengan lampu berspesifikasi VL dan PL
𝑃𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟
𝜂=
𝑥100%
𝑃𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟
2
𝑉𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟
𝑃𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 =
𝑥 𝑃𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑥 𝑛𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
𝑉𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢
 Gaya Lorentz
θ = sudut antara B dan garis normal bidang
perubahan flux magnet
Perubahan flux Magnetik
i
u
𝜂=
Untuk 1 lilitan (N = 1) :
HUKUM FARADAY
u
 Efisiensinya tidak pernah 100% karena ada
flux bocor
 Efisiensi Transformator
𝑃𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟
𝜂=
𝑥100%
𝑃𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟
𝑉𝑠 𝐼𝑠
𝜂=
𝑥100%
𝑉𝑝 𝐼𝑝
Jika laju perubahannya konstan :
∆𝑰
𝜺 = −𝑳
∆𝒕
Induktansi Diri (L)
III. GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI DIRI
Yaitu GGL induksi yang disebabkan oleh
perubahan fluks magnetik yang ditimbulkan
oleh kumparan itu sendiri
Hukum Joseph Henry :
Page 5 of 6
INTEN GROUP@ESRON BUTARBUTAR 𝑅𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖, 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑋𝐼𝐼 𝑆𝑀𝐴 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 𝐺𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 ESRON BUTARBUTAR @INTEN GROUP
GELOMBANG (GELOMBANG BERJALAN, GEL STASIONER, GELOMBANG BUNYI), OPTIK FISIS, LISTRIK STATIS, MEDAN MAGNETIK, GAYA MAGNETIK (GAYA LORENTZ), INDUKSI ELEKTROMAGNETIK, ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK
Nilai efektif adalah nilai yang
Tegangan Total Rangkaian
 Sudut fase bernilai positif
 Impedansi rangkaian : z = R dan
diukur dengan menggunakan
bernilai minimum sehingga arusnya

Analisa
KAPASITOR
MURNI
2
2
alat ukur
akan maksimum
v AD  VR  VL  VC  vef
Grafik V dan I
 Arus resonansinya :
f) Sudut Fase rangkaian (θ)
ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK
II. RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK
V
Sumber arus bolak-balik adalah generator
Rangkaian Seri RLC
X  XC
I ress  ef
tan   L
AC yang berputar dengan kecepatan sudut 
R
R
yang berada dalam medan magnetik sehingga
 Frekuensi Resonansi
g) Faktor Daya (cos θ)
menghasilkan gaya gerak listrik induksi

2
(tegangan) dan arus listrik induksi yang
1
R
f ress 
berbentuk sinusoida.
cos  
 

I  I max sin   t 

2 LC
A. Bentuk arus dan Tegangan Bolak2 
z

balik
h) Daya rangkaian
BAB 7. ARUS DAN TEGANGAN
BOLAK-BALIK
I.

AC
Diagram Phasor
Fasor adalah suatu vektor yang berputar
berlawanan arah jarum jam terhadap titik
asal dengan kecepatan sudut .


disebut
dengan
daya
aktif/daya
efektif/daya hilang/daya terpakai/disipasi
daya/daya nyata
Pef  Vef I ef cos   I 2 R
i) Sifat-sifat Rangkaian
1) Induktif
 XL > XC
 Tegangan V mendahului I sebesar θ
 Persamaan arus dan tegangan
𝐼 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 − 𝜃
V= 𝑉𝑚𝑎𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 + 𝜃
 Pada induktor murni, nilai θ = 900
 Sudut fase bernilai positif
 Analisa INDUKTOR MURNI
Grafik V dan I

a) Reaktansi Induktif (dalam ohm)
B.
C.
Persamaan Arus dan Tegangan
Bolak-balik
Persamaan Arus Bolak-Balik
𝐼 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 ± 𝜃
Persamaan Tegangan BolakBalik
V= 𝑉𝑚𝑎𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 ± 𝜃
 = beda sudut fase tegangan
dengan arus ( untuk resistor 0,
kapasitor murni dan induktor
murni 900)
Nilai Arus dan Tegangan Bolakbalik
2𝐼
𝐼𝑟 = 𝑚𝑎𝑥 dan 𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝐼𝑒𝑓 2
𝑉𝑟 =
𝜋
2𝑉𝑚𝑎𝑥
𝜋
dan 𝑉𝑚𝑎𝑥 = 𝑉𝑒𝑓 2
X L  L
c) Impedansi rangkaian (ohm)
2
z
e) Tegangan pada rangkaian (volt)
Pada hambatan R
: VR = Ief.R = vAB
Pada induktor L
: VL = Ief.XL = vBC
Pada Kapasitor C
: VC = Ief.XC = vCD
(saat
I  I max sin  t 
 Analisa vektor
z  R2  X L  X C 
I efektif 
 Sudut fase bernilai nol
 Analisa RESISTOR MURNI
Resonansi)
Grafik V dan I
 

I  I max sin   t 

2 

Diagram fasor
Vefektif
Resitif/Resonansi
XL = XC
Tegangan V sefase degan I
Persamaan arus dan tegangan
𝐼 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡
V= 𝑉𝑚𝑎𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡
2
1
C
d) Kuat Arus rangkaian (ampere)
3)




b) Reaktansi Kapasitif (dalam ohm)
XC 
 Diagram fasor
2)



Kapasitif
XL > XC
Tegangan V mendahului I sebesar θ
Persamaan arus dan tegangan
𝐼 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 + 𝜃
V= 𝑉𝑚𝑎𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 − 𝜃
 Pada induktor murni, nilai θ = 900
Page 6 of 6
INTEN GROUP@ESRON BUTARBUTAR 𝑅𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖, 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑋𝐼𝐼 𝑆𝑀𝐴 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 𝐺𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 ESRON BUTARBUTAR @INTEN GROUP
Download