Perbup 2009 _17-36_ LANJUTAN

advertisement
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
NOMOR 21 TAHUN 2009
TENTANG
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
DINAS PERKEBUNAN
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,
Menimbang
: a. bahwa sebagai pelaksanaan BAB XI Pasal 46, Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat
Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Kabupaten
Kotawaringin Barat, perlu ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perkebunan Kabupaten
Kotawaringin Barat;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Bupati Kotawaringin Barat tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perkebunan
Kabupaten Kotawaringin Barat.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3
Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1820);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286) ;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
6. Undang-Undang Nomor 18 ahun 2004 tentang Perkebunan;
- 357 -
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3547);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah
dengan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4194);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737 );
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737 );
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah ;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran
Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 14)
16. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TENTANG TUGAS POKOK DAN
FUNGSI DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
- 358 -
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat;
2. Kabupaten adalah Kabupaten Kotawaringin Barat;
3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;
4. Pemerintah Daerah adalah Bupati Kotawaringin Barat beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan di Daerah;
5. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat;
6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat
7. Dinas Perkebunan adalah Dinas Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Barat;
8. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disebut UPTD adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas
Perkebunan;
9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Barat.
BAB II
PENETAPAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Bupati ini ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perkebunan.
BAB III
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 3
Susunan organisasi Dinas Perkebunan, terdiri dari :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretaris terdiri dari :
a. Kepala Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan;
b. Kepala Sub Bagian Keuangan;
c. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program.
3. Kepala Bidang terdiri dari :
a. Kepala Bidang Budidaya Perkebunan terdiri dari :
1) Kepala Seksi Perlindungan Tanaman.
2) Kepala Seksi Pengendalian Mutu Benih.
3) Kepala Seksi Teknis Budidaya.
b. Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran terdiri dari :
1) Kepala Seksi Pengolahan Hasil.
2) Kepala Seksi Pengendalian Mutu.
3) Kepala Seksi Pemasaran.
c. Kepala Bidang Kelembagaan, Sarana dan Prasarana terdiri dari :
1) Kepala Seksi Pembinaan Masyarakat dan Kelembagaan.
2) Kepala Seksi Sarana Prasarana Usaha.
3) Kepala Seksi Pemberdayaan dan Permodalan Petani.
d. Kepala Bidang Usaha terdiri dari :
1) Kepala Seksi Pengembangan dan Investasi.
2) Kepala Seksi Data dan Informasi Perkebunan.
3) Kepala Seksi Tata Guna Lahan dan Konservasi.
4) Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);
5) Kepala Kelompok Jabatan Fungsional.
- 359 -
Pasal 4
Bagan Susunan Organisasi Dinas Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Barat sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Bupati ini.
BAB IV
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN KEWENANGAN
DINAS PERKEBUNAN
Pasal 5
Dinas Perkebunan mempunyai tugas membantu Bupati menyelenggarakan kewenangan Pemerintahan Daerah di
bidang Perkebunan.
Pasal 6
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Dinas Perkebunan menyelenggarakan fungsi :
a. Melakukan perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan, koordinasi teknis dan tugas-tugas
lain yang diserahkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Melakukan pengembangan, rehabilitasi dan pengendalian lahan perkebunan, pemberian ijin usaha/ investasi,
pemantauan dan pengawasan ijin usaha/investasi di bidang perkebunan.
c. Melakukan penyusunan data , pengembangan statistik dan sistem informasi perkebunan.
d. Melakukan pemetaan , penetapan dan pengawasan tata ruang dan tata guna.
e. Melakukan pembinaan perlindungan tanaman perkebunanan serta konservasi lahan perkebunanan.
f. Melakukan perumusan kebijakan, penerapan kebijakan, pengembangan, pengawasan dan pembinaan benih
perkebunan.
g. Melakukan pembinaan teknis budidaya perkebunan.
h. Melakukan pembinaan pengolahan hasil panen dan pasca panen perkebunan.
i. Melakukan pembinaan mutu hasil produksi perkebunan.
j. Melakukan pembinaan pemasaran hasil produksi perkebunan.
k. Melakukan pembinaan masyarakat dan kelembagaan usaha tani.
l. Melakukan pembinaan saran prasarana pengelolaan dan pemasaran hasil produksi perkebunan.
m. Melakukan pembinaan pemberdayaan dan permodalan petani/ pelaku agribisnis.
n. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Daerah.
o. Melakukan pelayanan ketatausahaan dinas.
Pasal 7
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 6, Dinas Perkebunan, mempunyai kewenangan sebagai
berikut :
a.
Penetapan kebutuhan dan pengembangan lahan perkebunan.
b.
Penyusunan peta pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi, dan pengendalian lahan perkebunan.
c.
Pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi, dan pengendalian lahan perkebunan
d.
Penetapan dan pengawasan tata ruang dan tata guna lahan perkebunan.
e.
Pemetaan potensi dan pengelolaan lahan perkebunan.
f.
Pengembangan lahan perkebunan.
g.
Pengaturan dan penerapan kawasan perkebunan terpadu.
h.
Penetapan sentra komoditas perkebunan.
i.
Penetapan sasaran areal tanaman perkebunan.
j.
Pemanfaatan sumber-sumber air untuk perkebunan.
k.
Pemanfaatan air permukaan dan air tanah untuk perkebunan.
l.
Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan air untuk perkebunan.
m.
Pengembangan sumber-sumber air untuk perkebunan.
n.
Pengembangan teknologi irigasi air permukaan dan air bertekanan untuk perkebunan.
o.
Pemantauan dan evaluasi pengembangan air untuk perkebunan.
p.
Bimbingan penggunaan pupuk.
q.
Pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pupuk wilayah kabupaten.
r.
Pengembangan dan pembinaan unit usaha pelayanan pupuk.
- 360 -
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
z.
å.
ä.
ö.
aa.
bb.
cc.
gg.
ee.
ff.
jj.
hh.
ll.
mm.
kk.
oo.
pp.
qq.
oo.
ss.
qq.
rr.
ss.
tt.
xx.
yy.
zz.
xx.
bbb.
zz.
åå.
eee.
fff.
ggg.
hhh.
Bimbingan penyediaan, penyaluran dan penggunaan pupuk.
Pelaksanaan peringatan dini dan pengamanan terhadap ketersediaan pupuk.
Bimbingan penerapan standar mutu pupuk.
Pelaksanaan kebijakan penggunaan pestisida wilayah kabupaten
Pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pestisida wilayah kabupaten.
Pengembangan dan pembinaan unit usaha pelayanan pestisida.
Bimbingan penyediaan, penyaluran dan penggunaan pestisida.
Pelaksanaan peringatan dini dan pengamanan terhadap ketersediaan pestisida.
Bimbingan penerapan standar mutu pestisida.
Pelaksanaan kebijakan alat dan mesin perkebunan wilayah kabupaten.
Identifikasi dan inventarisasi kebutuhan alat-alat dan mesin perkebunan wilayah kabupaten
Pengembangan alat dan mesin perkebunan sesuai standar
Penerapan standar mutu alat dan mesin perkebunan.
Pengawasan standar mutu dan alat mesin perkebunan wilayah kabupaten.
Pembinaan dan pengembangan jasa alat dan mesin perkebunan.
Pemberian izin pengadaan dan peredaran alat dan mesin perkebunan.
Analisis teknis, ekonomis dan sosial budaya alat dan mesin perkebunan sesuai kebutuhan lokalitas.
Bimbingan penggunaan dan pemeliharaan alat dan mesin perkebunan.
Pembinaan dan pengembangan bengkel/pengrajin alat dan mesin perkebunan
Bimbingan penerapan pedoman perbenihan perkebunan wilayah kabupaten.
Penerapan kebijakan dan pedoman perbenihan perkebunan wilayah kabupaten.
Identifikasi dan pengembangan varietas unggul lokasi
Pemantauan benih impor wilayah kabupaten
Bimbingan penerapan standar mutu benih perkebunan wilayah kabupaten
Pengaturan penggunaan benih perkebunan wilayah kabupaten
Pembinaan dan pengawasan penangkar benih perkebunan.
Pembinaan dan pengawasan perbanyakan peredaran dan penggunaan benih perkebunan.
Bimbingan dan pemantauan produksi benih perkebunan.
Bimbingan penerapan standar teknis perbenihan perkebunan.
Pemberian izin produksi benih perkebunan.
Pengujian dan penyebarluasan benih perkebunan varietas unggul spesifikasi lokasi.
Perbanyakan dan penyaluran mata tempel dan benih tanaman perkebunan
Pelaksanaan dan bimbingan dan distribusi pohon induk.
Penetapan sentra produksi benih perkebunan.
Pengembangan sistem informasi perbenihan perkebunan.
Pembangunan dan pengelolaan balai benih wilayah kabupaten.
Pembinaan dan pengawasan balai benih milik swasta.
Bimbingan pengembangan dan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan/kredit perkebunan.
Bimbingan penyusunan rencana usaha perkebunan.
Bimbingan pemberdayaan lembaga keuangan mikro pedesaan.
Pengawasan dan penyaluran, pemanfaatan dan pengendalian kredit wilayah kabupaten.
Pengamatan, identifikasi, pemetaan, pengendalian dan analisis dampak kerugian Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT)/fenomena iklim wilayah kabupaten.
ccc. Bimbingan pemantauan, pengamatan, dan peramalan OPT/fenomena iklim wilayah kabupaten.
ddd. Penyebaran informasi keadaan serangan OPT/fenomena iklim dan rekomendasi pengendaliannya di wilayah
kabupaten.
eee. Pemantauan dan pengamatan daerah yang diduga sebagai sumber OPT/fenomena iklim wilayah kabupaten.
fff.
Penyediaan dukungan pengendalian, eradikasi tanaman dan bagian tanaman wilayah kabupaten.
mmm. Pemantauan, peramalan, pengendalian dan penanggulangan eksplosi OPT/fenomena iklim wilayah kabupaten.
nnn. Pengaturan dan pelaksanaan penanggulangan wabah hama dan penyakit menular tanaman wilayah kabupaten.
ooo. Penanggulangan ganguan usaha perkebunan wilayah kabupaten.
ppp. Pemberian perizinan usaha perkebunan wilayah kabupaten.
qqq. Pemantauan dan pengawasan izin usaha perkebunan di wilayah kabupaten.
rrr.
Bimbingan penerapan teknis budidaya perkebunan wilayah kabupaten.
- 361 -
sss.
ttt.
uuu.
vvv.
qqq.
xxx.
yyy.
zzz.
aaaa.
bbbb.
cccc.
dddd.
eeee.
ffff.
gggg.
hhhh.
iiii.
jjjj.
kkkk.
Bimbingan kelembagaan usaha tani, manajemen usaha tani, dan pencapaian pola kerjasama usaha tani wilayah
kabupaten.
Bimbingan pemantauan dan pemeriksaaan hygiene dan sanitasi lingkungan usaha perkebunan wilayah
kabupaten.
Pelaksanaan studi amdal/UKL-UPL di bidang perkebunan wilayah kabupaten.
Bimbingan pelaksanaan amdal wilayah kabupaten.
Bimbingan penerapan/pedoman kerjasama kemitraan usaha perkebunan.
Bimbingan penangan panen, pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan wilayah kabupaten.
Bimbingan peningkatan mutu hasil perkebunan wilayah kabupaten.
Penghitungan perkiraan kehilangan hasil perkebunan wilayah kabupaten.
Bimbingan penerapan standar unit pengolahan, alat transportasi, unit penyimpan dan kemasan hasil
perkebunan wilayah kabupaten.
Penyebarluasan dan pemantauan penerapan teknologi panen, pasca panen dan pengolahan hasil wilayah
kabupaten.
Bimbingan penerapan teknologi panen, pasca panen dan pengolahan hasil wilayah kabupaten.
Bimbingan pemasaran hasil perkebunan wilayah kabupaten.
Promosi komoditas perkebunan wilayah kabupaten.
Penyebarluasan informasi pasar wilayah kabupaten.
Pengawasan harga komoditas perkebunan wilayah kabupaten.
Bimbingan pengembangan sarana usaha wilayah kabupaten.
Bimbingan teknis pembangunan dan sarana fisik (bangunan) penyimpanan, pengolahan dan pemasaran sarana
produksi serta pemasaran hasil perkebunan wilayah kabupaten.
Penyusunan statistic perkebunan wilayah kabupaten.
Bimbingan penerapan sistem informasi perkebunan wilayah kabupaten.
BAB V
RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN
PADA DINAS PERKEBUNAN
Bagian Pertama
KEPALA DINAS
Pasal 8
Kepala Dinas Perkebunan mempunyai tugas memimpin, membina, mengkoordinasikan, merencanakan serta
menerapkan program kerja, tata kerja dan mengembangkan kegiatan dibidang perkebunan serta bertanggungjawab atas
terlaksananya tugas pokok dan fungsi Dinas Perkebunan.
Pasal 9
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 8, Kepala Dinas Perkebunan menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Perkebunan sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
b. Mengkoordinasikan perencanaan program bidang perkebunan;
c. Melaksanaakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan program bidang perkebunan;
d. melakukan evaluasi pelaksanaan program bidang perkebunan;
e. Pemberian perizinan bidang perkebunan
f. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan Dinas Perkebunan, pembinaan, pengendalian, pengawasan, monotoring,
evaluasi dan pelaporan.
g. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Bupati.
- 362 -
Bagian Kedua
SEKRETARIS
Pasal 10
Sekretaris mempunyai tugas mengkordinasikan penyusunan program, penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara
terpadu dan tugas pelayanan administratif yang meliputi : perlengkapan, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan,
protokol, humas dan rumah tangga, organisasi, tata laksana dan analisis jabatan serta perpustakaan, dokumentasi dan
data pada Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Pasal 11
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 10, Sekretaris menyelenggarakan fungsi:
a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran SKPD
b. Mengatur pelaksanaan urusan umum, kepegawaian dan perlengkapan SKPD
c. Mengatur pelaksanaan administrasi pengelolaan keuangan SKPD
d. Menyusun evaluasi dan pelaporan kegiatan SKPD
e. Mengkoordinasikan dan membina pelaksanaan tugas bidang secara terpadu
Pasal 12
Sekretaris, terdiri dari :
1. Kepala Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan
2. Kepala Sub Bagian Keuangan.
3. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program
Paragraf 1
Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan
Pasal 13
Kepala Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan umum,
administrasi perkantoran, kepegawaian, kehumasan dan protokol serta perlengkapan.
Pasal 14
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan
Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. Menyelenggarakan pelayanan umum, tata usaha dan surat menyurat.
b. Melakukan perencanaan kebutuhan, pengelolaan dan pengendalian, perlengkapan, perbekalan serta sarana dan
prasarana
c. Melaksanakan urusan kepegawaian.
d. Melaksanakan urusan kehumasan dan keprotokolan.
e. Melaksanakan urusan perpustakaan dan kearsipan.
f. Menyiapkan bahan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 2
Sub Bagian Keuangan
Pasal 15
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan rencana, pengelolaan dan
pengendalian keuangan, melaksanakan penatausahaan dan pelaporan keuangan.
- 363 -
Pasal 16
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Kepala Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan
fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan anggaran keuangan.
b. Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian keuangan.
c. Menghimpun, mengklarifikasi serta mengolah data dan bahan analisa pelaksanaan anggaran, pembukuan,
perbendaharaan dan verifikasi.
d. Melaksanakan akuntansi keuangan.
Paragraf 3
Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program
Pasal 17
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program mempunyai tugas menyiapkan dan menghimpun data
dalam pengelolaan program yang meliputi perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
Pasal 18
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Kepala Sub Bagian Penyusunan Program
menyelenggarakan fungs:
a. Melaksanakan penyusunan rencana program dan anggaran.
b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dan sratistik.
c. Melaksanakan pengelolaan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan.
Bagian Ketiga
BIDANG BUDIDAYA PERKEBUNAN
Pasal 19
Kepala Bidang Budidaya Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan menyusun rumusan kebijakan,
pedoman, rencana program dan kegiatan, serta mengkoordinasian pelaksanaan pengembangan dan pembinaan
Perlindungan Tanaman, Pengendalian Mutu Benih, dan Teknis Budidaya, melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan
prgram dan kegiatan bidang budidaya perkebunan.
Pasal 20
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 19, Kepala Bidang Budidaya Perkebunan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rumusan kebijakan, pedoman pelaksanaan, rencana program dan kegiatan bidang budidaya
Perkebunan,
b. Pengkoordinasian pelaksanaan perlindungan tanaman perkebunan;
c. Pengkoordinasian pelaksanaan pengembangan, pembinaan dan
pengawasan perbenih dan pembibitan tanaman
perkebunan;
d. Pengkoordinasian pelaksanaan pembinaan, pembinaan serta bimbingan teknis budidaya perkebunan.
e. Pelaporan dan evaluasi program kegiatan bidang budidaya perkebunan
Pasal 21
Kepala Bidang Budidaya Perkebunan, terdiri dari :
1. Kepala Seksi Perlindungan Tanaman;
2. Kepala Seksi Pengendalian Mutu Benih;
3. Kepala Seksi Teknis Budidaya.
- 364 -
Paragaraf 1
Kepala Seksi Perlindungan Tanaman
Pasal 22
Kepala Seksi Perlindungan Tanaman mempunyai tugas menyusun rumusan kebijakan, merencanakan program dan
kegiatan, mengkoordinasikan, melaksanakan kegiatan perlindungan tanaman perkebunan, serta melaporkan dan
mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan seksi perlindungan tanaman.
Pasal 23
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 22, Kepala Seksi Perlindungan Tanaman,
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rumusan kebijakan, pedoman, rencana program dan kegiatan urusan seksi perlindungan tanaman;
b. Pelaksanaan pemantauan, pengamatan, peramalan dan pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT) /
fenomena alam;
c. Pelaksanaan pembinaan pemantauan, pengamatan, peramalan dan pengendalian Organisme Penggangu Tanaman
(OPT) / fenomena alam;
d. Pelaksanaan penyediaan dukungan pengendalian dan penanggulangan OPT/fenomena alam;
e. Pelaksanaaan penanggulangan wabah hama dan penyakit menular tanaman perkebunan;
f. Pelaksanaan pembinaan dan penanganan gangguan usaha dan kebakaran lahan perkebunan;
g. Pengelolaan dan penyediaan sarana dan prasarana perlindungan tanaman.
h. Pelaporan dan evaluasi program kegiatan seksi perlindungan tanaman.
Paragraf 2
Kepala Seksi Pengendalian Mutu Benih
Pasal 24
Kepala Seksi Pengendalian Mutu Benih mempunyai tugas menyusun rumusan kebijakan, merencanakan program dan
kegiatan mengkoordinasikan, melaksanakan kegiatan pengembangan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian benih
dan bibit tanaman perkebunan, melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan seksi perlindungan
tanaman.
Pasal 25
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 24, Kepala Seksi Pengendalian Mutu,
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rumusan kebijakan, rencana program dan kegiatan urusan seksi pengendalian mutu benih;
a.
Pelaksanaan pengembangan, pembinaan dan penyebarluasan varietas unggul lokasi;
b.
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan peredaran serta penggunaan benih/bibit tanaman perkebunan;
c.
Pelaksanaan pemantauan produksi benih/bibit tanaman perkebunan;
d.
Pelaksanaan penyediaan benih/bibit tanaman perkebunan;
e.
Pelaksanaan pembangunan dan pembinaan pengelolaan balai benih dan kebun sarana produksi dinas;
f.
Pelaksanaan pemberian izin/rekomendasi bidang benih/bibit tanaman perkebunan;
g. Pelaporan dan evaluasi program kegiatan seksi pengendalian mutu benih.
Paragraf 3
Seksi Teknis Budidaya
Pasal 26
Kepala Seksi Teknis Budidaya mempunyai tugas menyusun rencana dan kegiatan, melaksanakan kegiatan pembinaan
teknis budidaya perkebunan, melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan seksi teknis budidaya.
- 365 -
Pasal 27
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 26, Kepala Seksi Teknis Budidaya, menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi teknis budidaya;
b. Pelaksanaan pembinaan teknis penerapan standar bahan tanam, penanaman, pemeliharaan dan perawatan tanaman
perkebunan;
c. Pelaksanaan pembinaan dan pemantauan penerapan standar teknis pembenihan/pembibitan tanaman perkebunan
yang dikelola oleh petani/pelaku agribisnis;
d. Pelaporan dan evaluasi program kegiatan seksi teknis budidaya.
Bagian Keempat
BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
Pasal 28
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan kegiatan menyusun rencana program dan
kegiatan, serta mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan penanganan pengolahan, peningkatan mutu hasil, dan
pengembangan pembinaan pemasaran hasil usaha perkebunan, melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program
dan kegiatan bidang pengolahan dan pemasaran.
Pasal 29
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 28, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran,
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan rencana program dan kegiatan bidang pengolahan dan pemasaran;
b. Pengkoordinasian pelaksanaan pembinaan pengolahaan hasil perkebunan;
c. Pengkoordinasian pelaksanaan pembinaan peningkatan mutu hasil perkebunan;
d. Pengkoordinasian pelaksanaan pembinaan pemasaran hasil perkebunan;
e. Pelaporan dan evaluasi program kegiatan bidang pengolahan dan pemasaran.
Pasal 30
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran, terdiri dari :
1. Kepala Seksi Pengolahan Hasil;
2. Kepala Seksi Pengendalian Mutu Hasil;
3. Kepala Seksi Pemasaran.
Paragraf 1
Seksi Pengolahan Hasil
Pasal 31
Kepala Seksi Pengolahan Hasil mempunyai tugas menyusun rencana dan kegiatan, melaksanakan kegiatan
pengembangan dan pembinaan teknis penanganan panen, pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan, melaporkan
dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan seksi pengolahan hasil.
Pasal 32
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 30, Kepala Seksi Pengolahan Hasil, menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi pengolahan hasil;
b. Pelaksanaan pembinaan penanganan panen, pasca panen, dan pengolahan hasil perkebunan;
c. Pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan penyebaran teknologi panen, pasca panen, dan pengolahan hasil
perkebunan;
d. Pelaksanaan pembinaan dan pemantauan penerapan teknologi panen, pasca panen, dan pengolahan hasil
perkebunan;
- 366 -
e. Pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan tempat dan peralatan pengolahan hasil perkebunan;
f. Pelaporan dan evaliasi program kegiatan seksi pengolahan hasil.
Paragraf 2
Seksi Pengendalian Mutu Hasil
Pasal 33
Kepala Seksi Pengendalian Mutu Hasil mempunyai tugas menyusun rencana dan kegiatan, melaksanakan kegiatan
pembinaan peningkatan dan pemantauan mutu hasil perkebunan, melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program
dan kegiatan seksi pengolahan hasil.
Pasal 34
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 33, Kepala Seksi Pengendalian Mutu Hasil,
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi pengendalian mutu hasil;
b. Pelaksanaan pembinaan peningkatan mutu hasil perkebunan;
c. Pelaksanaan pembinaan penerapan standar unit pengolahan, alat transport, unit penyimpan, dan kemasan hasil
perkebunan;
d. Pelaksanaan pembinaan pemantauan dan pemeriksanaan hygiene dan sanitasi lingkungan usaha perkebunan;
e. Pelaksanaan pemeriksanaan dan pemberian keterangan asal hasil perkebunan.
f. Pelaporan dan evaluasi program kegiatan seksi pengolahan hasil.
Paragraf 3
Seksi Pemasaran
Pasal 35
Kepala Seksi Pemasaran mempunyai tugas menyusun rencana dan kegiatan, melaksanakan kegiatan pembinaan
pemasaran dan pengembangan layanan pemasaran hasil perkebunan rakyat, melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan
program dan kegiatan seksi pemasaran.
Pasal 36
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 35, Kepala Seksi Pemasaran, menyelenggarakan fungsi
:
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi pemasaran;
b. Pelaksanaan pembinaan pemasaranan hasil perkebunan;
c. Pelaksanaan promosi komoditas perkebunan;
d. Pelaksanaan pengembangan dan penyebarluasan informasi pasar;
e. Pelaksanaan pengawasan harga komoditas perkebunan;
f. Pelaksanaan pembangunan, pembinaan dan pengelolaan tempat pemasaran hasil perkebunan;
g. Pelaporan dan evaliasi program kegiatan seksi pengolahan hasil.
Bagian Kelima
BIDANG KELEMBAGAAN, SARANA DAN PRASARANA
Pasal 37
Kepala Bidang Kelembagaan, Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan kegiatan menyusun rencana
program dan kegiatan, serta mengoordinasian pelaksanaan pembinaan petani, kelembagaan usaha tani, dan penyuluh,
pengembangan metode dan teknik dan materi penyuluhan, penyusunan dan penyedian pedoman bidang perkebunan,
pembinaan penggunaan sarana dan prasarana, pembinaan pemanfaatan sarana dan prasarana usaha perkebunan,
melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan bidang kelembagaan, sarana dan prasarana.
- 367 -
Pasal 38
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 37, Kepala Bidang Kelembagaan, Sarana dan Prasarana,
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan bidang kelembagaan, sarana dan prasaran;
b. Pelaksanaan pengembangan metode, teknis, dan bahan penyuluhan;
c. Pelaksanaan penyusunan dan penyediaan pedoman bimbingan teknis bidang perkebunan;
d. Pengoordinasian pelaksanaan peningkatan kemampuan sumber daya petani, penyuluh dan kelembagaan petani
perkebunan;
e. Pengoordinasian pelaksanaan pembinaan sarana dan prasaran perkebunan;
f. Penggordinasian pelaksanaan pemberdayaan dan permodalan petani;
g. Pelaporan dan evaliasi program kegiatan bidang kelembagaan, sarana dan prasarana.
Pasal 39
Kepala Bidang Kelembagaan, Sarana dan Prasarana, terdiri dari :
1. Kepala Seksi Pembinaan Masyarakat dan Kelembagaan.
2. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana;
3. Kepala Seksi Pemberdayaan dan Permodalan Petani.
Paragraf 1
Seksi Pembinaan Masyarakat dan Kelembagaan
Pasal 40
Kepala Seksi Pembinaan Masyarakat dan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program
dan kegiatan, pengembangan metode, teknis dan bahan penyuluhan, penyusunan dan penyediaan pedoman bidang
perkebunan, peningkatan kemampuan sumber daya petani, lembaga petani, dan penyuluh, pelaporan dan evaluasi
program dan kegiatan seksi pembinaan masyarakat dan kelembagaan.
Pasal 41
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 40, Kepala Seksi Pembinaan Masyarakat dan
Kelembagaan, menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi pembinaan masyarakat dan kelembagaan;
b. Pelaksanaan pengembangan metode, teknis, dan bahan penyuluhan;
c. Penyusunan dan penyediaan pedoman standar dan pedoman penggunaan pupuk, pestisida, alat dan mesin, unit
pengolahan, alat transportasi, unit penyimpanan, dan kemasan hasil perkebunan.
d. Penyusunan dan penyediaan pedoman budidaya
e. Pelaksanaan pembinaan peningkatan kemampuan sumber daya petani dan tenaga penyuluh perkebunan;
f. Pelaksanaan pembinaan pemberdayaan kelembagaan usaha tani perkebunan;
g. Pelaporan dan evaliasi program kegiatan seksi pembinaan masyarakat dan kelembagaan.
Paragraf 2
Seksi Sarana dan Prasarana
Pasal 42
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan penyusun rencana program dan kegiatan,
pelaksanaan pembinaan sarana dan prasanana usaha perkebunan, pelaporan dan evaluasi program dan kegiatan seksi
Pasal 43
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 42, Kepala Seksi Saran dan Prasarana,
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana dan kegiatan seksi sarana dan prasarana;
b. Pelaksanaan pembinaan penggunaan pupuk, pestisida, alat dan mesin perkebunan;
- 368 -
c. Pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan serta pengendalian penggunaan, peredaran, ketersediaan
pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin perkebunan di wilayah kabupaten;
d. Penyusunan rumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan alat dan mesin perkebunan di daerah;
e. Pelaksanaan bimbngan teknis pembangunan dan sarana bangunan penyimpanan, pengolahan dan pemasaran
sarana produksi, serta pemasaran hasil pekebunan.
f. Pelaporan dan evaliasi program kegiatan seksi sarana dan prasarana.
Paragraf 3
Seksi Pemberdayaan dan Permodalan Petani
Pasal 44
Kepala Seksi Pemberdayaan dan Permodalan Petani mempunyai tugas melaksanakan penyusun rencana program dan
kegiatan, membina kemampuan usaha, pembiayaan usaha petani perkebunan, serta memfasilitasi sumber-sumber
pembiayaan / kredit
Pasal 45
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 44, Kepala Seksi Pemberdayaan dan Permodalan Petani,
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana dan kegiatan seksi pemberdayaan dan permodalan petani;
b. Pelaksanaan pembinaan pengembangan dan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan/kredit perkebunan;
c. Pelaksannaan pembinaan rencana dan manajemen usaha perkebunan;
d. Pelaksanaan pembinaan pemberdayaan kelembagaan keuangan mikro pedesaan dan kelembagaan usaha tani
perkebunan
e. Pelaksanaan pengawasan penyaluran, pemanfaatan dan pengendalian kredit;
f. Pelaksanaan fasilitasi dan pendampingan kerja sama/kemitraan usaha perkebunan;
g. Pelaporan dan evaluasi program kegiatan seksi pemberdayaan dan permodalan petani
Bagian Keenam
BIDANG USAHA
Pasal 46
Kepala Bidang Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rumusan kebijakan, rencana program dan kegiatan
pengembangan lahan perkebunan, serta mengoordinasian pelaksanaan pengembangan, rehabiitasi, konservasi dan
pengendalian lahan perkebunan, menyusun dan menyajikan data dan informasi perkebunan, pembinaan dan
pengawasan investasi usaha perkebunan, melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan bidang
usaha.
Pasal 47
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 46, Kepala Bidang Usaha, menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan bidang usaha;
b. Penyusunan rumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan pengembangan dan eksplorasi lahan perkebunan di
wilayah kabupaten;
c. Pengoordinasian pelaksanaan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi dan pengendalian lahan
perkebunan;
d. Pelaksanaan penyusunan dan pembinaan data dan statistik perkebunan, serta pengembangan sistem informasi
perkebunan;
e. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan investasi bidang perkebunan;
f. Pelaksanaan penataan pemanfaatan lahan dan potensi perkebunan;
g. Pelaporan dan evaluasi kegiatan bidang usaha.
Pasal 48
Kepala Bidang Usaha, terdiri :
1. Kepala Seksi Pengembangan dan Investasi;
- 369 -
2. Kepala Seksi Data dan Informasi;
3. Kepala Seksi Tata Guna Lahan dan Konservasi.
Paragraf 1
Seksi Pengembangan dan Investasi
Pasal 49
Kepala Seksi Pengembangan dan Investasi melaksanakan tugas penyusunan rumusan kebijakan, rencana program dan
kegiatan pengembangan dan eksplorasi, pelaksanaan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi, dan
pengendalian lahan, pembinaan dan pengawasan eksplorasi lahan perkebunan, pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi
pengembangan dan investasi.
Pasal 50
Untuk melaksanakantugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 49, Kepala Seksi Pengembangan dan Investasi,
melaksanakan fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi pengembangan dan investasi;
b. Penyusunan rumusan kebijakan pengembangan dan investasi usaha perkebunan di wilayah kabupaten;
c. Pelaksanaan pengembangan, rehabilitasi, pengendalian lahan perkebunan;
d. Pelaksanaan pemberian ijin usaha perkebunan di wilayah kabupaten;
e. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan dan pengawasan izin usaha perkebunan di wilayah kabupaten;
f. Pelaporan dan evaluasi program kegiatan seksi pengembangan dan investasi.
Paragraf 2
Seksi Data dan Informasi
Pasal 51
Kepala Seksi Data dan Informasi melaksanakan tugas penyusunan rencana program dan kegiatan, pelaksanaan
pembinaan penyusunan data statistik perkebunan, pengembangan sistem informasi perkebunan, pelaporan dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan seksi data dan informasi
Pasal 52
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 51, Kepala Seksi Data dan Informasi, melaksanakan
fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan;
b. Pelaksanaan penyusunan data informasi dan penyajian informasi perkebunan di wilayah kabupaten
c. Pelaksanaan bimbingan pengembangan sistem informasi perkebunan
d. Pelaksanaan penyusunan dan penyajian statistik perkebunan di wilayah kabupaten;
e. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan seksi data dan informasi.
Paragraf 3
Seksi Tata Guna Lahan dan Konservasi
Pasal 53
Kepala Seksi Tata Guna Lahan dan Konservasi melaksanakan tugas penyusunan rencana dan kegiatan, pelaksanaan
pemetaan kebutuhan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, dan pengendalian lahan, pelaksanaan penetapan lahan
dan kawasan perkebunan, pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi tata guna lahan dan konservasi
Pasal 54
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 52, Kepala Seksi Tata Guna Lahan dan Konservasi,
melaksanakan fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan;
b. Perumusan kebijakan penetapan tata ruang dan tata guna lahan dan kawasan perkebunan di wilayah kabupaten;
- 370 -
c.
d.
e.
f.
g.
Pelaksanaan pemetaan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi dan pengendalian lahan perkebunan;
Pelaksanaan pengembangan, pembinaan dan pemantauan pemanfaatan air untuk perkebunan;
Pelaksanaan studi amdal/UKP-UPL di bidang perkebunan;
Pelaksanaan pembinaan amdal;
Pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi tata guna lahan dan konsrvasi.
BAB VI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 55
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perkebunan sesuai bidang
keahlian dan kebutuhan.
Pasal 56
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Pasal 55, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang
Jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya:
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional
senior yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;
(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Ayat (2), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja;
(4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaiman dimaksud pada Ayat (3), diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
Perundang – undangan yang berlaku.
BAB VII
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
Pasal 57
(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Barat mempunyai kedudukan
sebagai unsur pelaksana teknis operasional Dinas Perkebunan;
(2) Unit Pelaksana Teknis Dinas Perkebunan Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Barat dipimpin oleh seorang
Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Kepala Dinas;
BAB VIII
TATA KERJA
Pasal 58
(1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas,
Kepala Sub Bagian, dan Kepala Seksi serta pemegang Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi, simplikasi dan sinkronisasi secara vertikal serta horizontal baik dalam lingkungan Dinas maupun
instansi lain sesuai dengan tugas pokok masing – masing;
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti, memenuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggungjawab kepada
atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya ;
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 60
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka segala peraturan yang mengatur hal yang sama dinyatakan tidak
berlaku
- 371 -
Pasal 61
Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah.
Ditetapkan di Pangkalan Bun
pada tanggal 15 Maret 2009
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
ttd
H. UJANG ISKANDAR, ST. M.Si
Diundangkan di Pangkalan Bun
pada tanggal 16 Maret 2009
Plt. SEKRETARIS DAERAH
Kabupaten Kotawaringin Barat,
Drs. BUDASMAN, M.Si
NIP. 19560514 198303 1 012
BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2009 NOMOR 21
- 372 -
Download