BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1.ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH 3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014 Perekonomian Kabupaten Aceh Utara secara umum pada tahun 2013 tumbuh sebesar 4,56 persen atau masih berada di bawah laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh tahun 2013, yang berada pada kisaran 5,45 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa Kabupaten Aceh Utara masih harus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonominyaminimal sama dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh karena Kabupaten Aceh Utara sebagai daerahdengan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi yang tinggi di Provinsi Aceh. Secara umum, kondisi perekonomian Kabupaten Aceh Utara menunjukkan peningkatan, baik secara nominal maupun secara riil pada tahun 2013. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tanpa migas pada tahun 2013 diperkirakan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu dari Rp 3,06 trilyun menjadi Rp 3,25 trilyun.LajuPertumbuhan Ekonomi mencapai 4,56 persen, meningkat sebesar 0,32 persen dari laju pertumbuhan tahun 2012 yang mencapai 4,24 persen. Laju Pertumbuhan Ekonomi tersebut merupakan akumulasi dari 9 (sembilan) lapangan usaha ekonomi di dalam kategori PDRB. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2012 tumbuh sebesar 3,96 persen masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh dan Nasional. Kondisi ini menunjukkan bahwa kabupaten Aceh Utara masih jauh tertinggal dalam bidang ekonomi dari Kabupaten/kota lainnya di Provinsi Aceh, sehingga kedepan memerlukan inovasi baru untuk melakukan terobosan dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama harus memacu sektor pertanian. Pertumbuhan sector pertanian selama ini secara Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .241 konstribusi merupakan penyumbang terbesar PDRB, tetapi kecenderungannya dari tahun ketahun pergerakannya terus melambat. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2014 diperkirakan sebesar 5,05 persen dengan asumsi aktivitas ekonomi ada peningkatan disbandingkan tahun 2013. Untuk mengetahui secara lebih lanjut struktur perekonomian Kabupaten Aceh Utara, maka analisa selanjutnya dengan melihat kontribusi sektor perekonomian yang dibagi kedalam tiga kelompok sebagai berikut : 1. Sektor Primer yaitu sektor yang tidak mengolah bahan baku melainkan hanya menggunakan sumber-sumber sektor pertanian, pertambangan dan penggalian. 2. Sektor Sekunder yaitu yang mengolah bahan baku baik yang berasal dari sektor primer maupun dari sektor sekunder sendiri, menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Sektor ini mencakup sektor Industri Pengolahan, Listrik, dan Air Minum dan sektor Bangunan dan Konstruksi. 3. Sektor Tersier atau sektor jasa, yaitu sektor-sektor yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa, yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan serta sektor jasa-jasa. A. PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola dan menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan barang dan jasa. Besarannya tergantung pada hasil penggunaan potensi faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, sumberdaya manusia, modal dan teknologi serta semangat berwirausaha masyarakatnya dalam melakukan kegiatan ekonomi. Perkembangan kegiatan ekonomi Kabupaten Aceh Utara yang Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .242 dicerminkan dengan PDRB baik yang dinilai atas dasar berlaku tanpa migas terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Secara umum jika dianalisis berdasarkan sembilan sektor lapangan dalam PDRB, maka struktur perekonomian Kabupaten Aceh Utara relatif tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kurun waktu 2011-2013. Kelompok sektor primer masih menjadi kontributor terbesar bagi perekonomian Kabupaten Aceh Utara dan semakin mempertegas perkembangan perekonomian Kabupaten Aceh Utara adalah sektor primer. Belum berubahnya struktur ekonomi Kabupaten Aceh Utara menjadi hal yang penting untuk dicermati, dimana Kabupaten Aceh Utara masih mengandalkan lapangan usaha pertanian sebagai basis utama perekonomian tersebut. Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .243 Tabel 3-1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh UtaraMenurutSektorTahun 20112015 (dalam %) Kelompok Sektor Realisasi Proyeksi 2011 2012 2013 2014 2015 Pertanian 1,06 1,37 2,20 3,52 5,65 Pertambangan dan Penggalian -5,9 -4,33 -3,01 -2,09 -1,45 - Pertambangan Migas -6,15 -4,57 -3,09 -2,08 -1,41 - Penggalian dan Penggaraman 4,49 4,51 4,68 4,85 5,03 Industri Pengolahan 3,04 3,28 3,55 3,84 4,16 Listrik dan Air Minum 4,71 4,77 3,99 3,34 2,80 Bangunan dan Konstruksi 4,65 4,71 4,24 3,81 3,43 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,66 4,76 4,43 4,11 3,82 Pengangkutan dan Komunikasi 5,49 5,64 5,87 6,11 6,37 Bank dan Lembaga Keuangan 7,49 7,64 8,34 9,11 9,94 Jasa-jasa 9,20 9,27 9,34 9,42 9,49 PDRB Total (Non Migas) 3,96 4,24 4,43 4,62 4,83 PDRB Total ( Migas) 0,6 1,51 1,62 1,74 1,86 Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier Sumber: BPS Kabupaten Aceh Utara (Diolah) StrukturNilai PDRB Kabupaten Aceh Utara atas harga berlaku tanpa migas, cukup berfluktuasi selama kurun waktu 2011-2012. Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi per sektor yang dibagi ke dalam sembilan lapangan usaha, masih di dominasi oleh sektor pertanian tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan yang terealisasi sebesar 1,37 persen, sedangkan tahun 2013 diproyeksikan meningkat sebesar 2,20 persen, tahun 2014 sebesar 3,52persen dan tahun 2015 sebesar 5,65 persen. Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .244 Sektor pertambangan dan penggalian dengan memperhitungkan komponen gas, merupakan sektor yang terbesar sumbangannya terhadap perekonomian Kabupaten Aceh Utara. Namun dari tahun ke tahun kontribusinya terus menurun, seperti realisasi tahun 2012 sebesar 4,33 persen dan di proyeksikan pada tahun 2013 menurun sebesar -3,01 persen, tahun 2014 sebesar -2,09 persen dan tahun 2015 terus menurun sebesar -1,45 persen. Semakin menurunnya produksi sumber daya pertambangan terutama minyak dan gas bumi (Migas) yang terus di eksploitasi menyebabkan sektor ini terus mengalami penurunan tiap tahunnya yang akhirnya mempengaruhi sumbangan sektor ini terhadap perekonomian Kabupaten Aceh Utara. Sektor industri pengolahan terhadap pembentukan ekonomi Kabupaten Aceh Utara hanya dipengaruhi oleh sub sektor industri tanpa migas. Peranan sektor industri pengolahan walaupun masih dibawah 5 persen terhadap total nilai PDRB Aceh Utara, namun terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2012 realisasi mencapai 3,28 persen, di proyeksikan pada tahun 2013 meningkat sebesar 3,55 persen, tahun 2014 sebesar 3,84 persen, dan di proyeksikan akan terus mengalami peningkatansebesar 4,16 persen. Selain sebagai sektor penunjang kegiatan ekonomi dan infrastruktur yang mendorong aktifitas produksi, sektor listrik dan air minumjuga berperan besar dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada tahun 2012 realisasi sektor listrik dan air minum sebesar 4,77 persen, dan pada tahun 2013 menurun sebesar 3,99 persen, tahun 2014 menurun sebesar 3,34 persen dan tahun 2015 terus mengalami penurunan sebesar 2,80 persen. Sektor bangunan dan konstruksi pada tahun 2012 terealisasi sebesar 4,71 persen, di proyeksikan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 4,24 persen, tahun 2014 menurun sebesar 3,81 persen dan tahun 2015 terus mengalami penurunan sebesar 3,43 persen. Kontribusi yang diberikan oleh sektor bangunan dan konstruksi terhadap Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .245 perekonomian Aceh Utara relatif stabil dan menunjukkan adanya peningkatan setiap tahunnya. Peran sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam pertumbuhan ekonomi Aceh Utara terus menunjukkan tren yang terus meningkat seperti tahun 2012 sebesar 4,76 persen, di pada tahun 2013 menurun sebesar 4,43 persen, tahun 2014 sebesar 4,11 persen dan tahun 2015 terus menurun sebesar 3,82 persen. Sub sektor yang paling besar peranannya terhadap pembentukan sektor ini adalah sub sektor perdagangan besar dan eceran. Sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki peranan sebagai pendorong aktifitas di setiap sektor ekonomi. Pada tahun 2012 sektor ini memberikan sumbangan sebesar 5,64 persen, di proyeksikan pada tahun 2013 meningkat sebesar 5,87 persen, tahun 2014 sebesar 6,11 persen dan terus meningkat sebesar 6,37 persen. Sub sektor yang paling besar peranannya terhadap pembentukan sektor ini adalah sub sektor penggangkutan jalan raya. Sektor bank dan lembaga keuangan pada tahun 2012 terealisasi sebesar 7,64 persen, di proyeksikan tahun 2013 meningkat sebesar 8,34 persen, tahun 2014 9,11 persen, dan tahun 2015 terus mengalami peningkatan sebesar 9,94 persen. Secara garis besar sektor ini terbagi atas tiga kelompok utama yaitu, usaha perbankan dan moneter, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan dan usaha persewaan bangunan serta jasa perusahaan. Sektor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah sektor jasa-jasa yang terdiri dari sektor jasa pemerintahan umum dan jasa swasta. Pada tahun 2012 sektor ini terealisasi sebesar 9,27 persen, dan di proyeksikan terus mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 9,34 persen, tahun 2014 sebesar 9,42 persen dan tahun 2015 meningkat sebesar 9,49 persen. Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Aceh Utara lebih terperinci dapat dilihat pada tabel di bawah : Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .246 TABEL 3.2 PERKEMBANGAN INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN ACEH UTARA NO. INDIKATOR MAKRO 1 PDRB (HargaBerlaku) Non Migas Tingkat PertumbuhanEkon omi 2 SATUAN REALISASI TAHUN TAHUN 2012 2013 BERTAMBAH/ BERKURANG PROYEKSI TAHUN TAHUN 2014 2015 Triliun 7,28 8,31 9,12 Persen 4,24 4,56 4,62 4,83 3 Tingkat Inflasi Persen 2,44 3,00 3,7 4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Persen 72,85 73,07 73,45 73,98 PersentasePendud ukMiskin Persen 22,89 21,34 20,40 19,50 JumlahPenganggu ran Orang 15,47 10,8 10,5 10,1 5 6 B. Laju Inflasi Laju Inflasi menunjukkan tingkat perubahan harga-harga yang terjadi di suatu daerah. Laju inflasi Acehpada Desember 2012per bulanmencapai angka 0,22 persen, sedangkan laju inflasi tahun kalender 2013 hingga November 2013 untuk Kota Lhokseumawe sebesar8,75 persen, Kabupaten Aceh Utara disetarakan dengan Kota Lhokseumawe dan Provinsi Aceh sebesar 2,87 persen. Sedangkan inflasi tahun per tahun untuk Provinsi Aceh sebesar 7,31 persen.Kenaikan inflasi terutama disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, serta meningkatnya harga pada sejumlah barang jasa di pedesaan. Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .247 TABEL 3.3 Nilai Inflasi Rata-rata Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh dan Nasional Tahun 2009-2014 Tahun Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 Lhokseumawe/ Aceh Utara 3,96 7,19 3,55 2,44 8,27 Aceh 3,72 5,86 3,43 0,22 7,31 Nasional 2,78 6,96 3,79 4,3 8,38 Sumber : BPS Aceh dan BPS Nasional C. Pendapatan Per Kapita PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menjadi salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk suatu daerah. Semakin tinggi nilai PDRB per kapita maka dapat dikatakan tingkat kesejahteraan penduduk mengalami peningkatan. Pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten Aceh Utara atas dasar harga berlakutanpa migas pada tahun 2012 sebesar 12,02 juta rupiah.Bila dibandingkan tahun 2011 telah terjadi peningkatan sebesar 9,3 persen, kenaikan pendapatan per kapita ini tidak terlepas dari pengaruh meningkatnya total nilai PDRB tanpa Migas atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 naik sebesar 9,3 persen. 3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014 dan 2015 A. Tantangan Perekonomian 2014 Perkembangan perekonomian Kabupaten Aceh Utara baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh dinamika perkembangan yang ada di lingkungan internal maupun eksternal-nya. Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .248 Lingkungan internal lebih dipengaruhi oleh kebijakan perekonomian Kabupaten Aceh Utara sedangkan lingkungan eksternal dipengaruhi oleh kebijakan perekonomian Provinsi Aceh dan Nasional. Berdasarkan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia, pemerintah menargetkan percepatan ekonomi yang lebih baik pada tahun 2014, yang ditargetkan mencapai 5,8-6,2 persen lebih. Sementara pertumbuhan ekonomi pada triwulan IVtahun 2013tumbuh sebesar 5,6-5,7 persen. Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah, pertama sumber-sumber yang ada harus digunakan secara lebih efisien. Ini berarti tidak boleh ada sumber-sumber yang menganggur penawaran dan alokasi penggunaannya harus efisien. Kedua, atau jumlah sumber-sumber atau elemen-elemen pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya. Berdasarkan capaian kemajuan perekonomian pada tahun 2012 dan perkiraan permasalahan yang akan dihadapi pada tahun 2013, maka pada tahun 2014 tantangan pokok yang akan dihadapi adalah sebagai berikut: 1. Kemiskinan Pertumbuhan ekonomi yang stabil telah mengurangi angka kemiskinan secara bertahap di seluruh wilayah Indonesia, yaitu dari 17 persen di tahun 2004 menjadi 11 persen di awal tahun 2012. Meskipun angka kemiskinan menurun, penduduk miskin semakin miskin dibanding saat krisis di 1997, serta makin melebar kesenjangan antara golongan kaya dan miskin. Hampir setengah dari penduduk hidup di atas garis kemiskinan. Masyarakat miskin sangat rentan dengan naiknyaharga pangan dan biaya kesehatan, meskipun telah dilakukan perbaikan dalam bidang pendidikan dankesehatan, pelayanan publik dan standar kesehatan di Indonesia masih tertinggal darinegara lain yang berpendapatan menengah. Tingginya tingkat kerawanan gizi anak dankematian ibu, serta kurangnya akses terhadap pendidikan, air bersih dan sanitasi adalahmasalah yang sering dialami oleh penduduk miskin. Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .249 Tingkat penduduk miskin yang tinggi adalah masalah yang harus diupayakan penanganannya. Kebijakan yang mengarah kepada pemberdayaan masyarakat miskin akan menjadi penting karena akan menjadikan masyarakat miskin bukan sebagai obyek melainkan sebagai subyek upaya penanggulangan kemiskinan. Berbagai upaya pemberdayaan agar masyarakat miskin dapat berpartisipasi langsung dalam kegiatan pembangunan dan ekonomi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga mengubah paradigma terhadap masyarakat miskin dari beban (Liabilities) menjadi potensi (asset). Kabupaten Aceh Utara dengan persentase 21,34 persen miskin lebih tinggi dibandingkan Provinsi Aceh 19 persen dan Nasional 11 persen, upaya yang harus dilakukan sesuai dengan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Aceh Utara, dimana penanggulangan kemiskinan harus dilakukan secara terpadu dan langkah ini perlu diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan. Koordinasi dan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan adalah upaya untuk memastikan bahwa program tersebut dijalankan secara terpadu dan berkesinambungan oleh seluruh sektor terkait dan pemangku kepentingan di dalamnya. Koordinasi dan pengendalian ini penting mengingat di daerah terdapat program-program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan secara nasional, dengan melibatkan kerjasama antar sektor dan program-program lain yang merupakan inisiatif daerah, atau yang ditujukan untuk menangani masalah spesifik terkait kemiskinan di daerah. Koordinasi dan pengendalian dalam konteks ini diperlukan untuk menghindari tumpang tindih antara programprogram penanggulangan kemiskinan, baik dalam komponen (instrumen) kegiatan, sasaran (penerima manfaat) dan alokasi anggaran. Dalam mengalokasikan anggaran harus dilakukan dengan mempertimbangkan tiga prinsip, yaitu : (1) Memperbaiki program perlindungan sosial, dimana prinsip ini memperbaiki dan mengembangkan sistem perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan miskin yang terdiri atas bantuan sosial; (2) Meningkatkan akses pelayanan dasar, seperti akses terhadap Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .250 pendidikan, kesehatan, air bersih dan sanitasi, serta pangan dan gizi akan membantu mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh kelompok masyarakat miskin; (3) Memberdayakan kelompok masyarakat miskin, dimana masyarakat miskin tidak diperlakukan semata-mata sebagai obyek pembangunan, tetapi memberdayakan masyarakat miskin agar dapat keluar dari kemiskinan dan tidak jatuh kembali dalam kemiskinan. 2. Pengangguran Tingginya jumlah angkatan kerja dari tahun ketahun tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang berakibat tidak semua angkatan kerja dapat diserap oleh lapangan kerja yang tersedia baik formal maupun informal. Tingginya angka pengangguran juga sebagai akibat dari buruknya kualitas lulusan lembaga pendidikan, terutama perguruan tinggi yang terus melahirkan sarjana-sarjana yang tidak mampu menciptakan lapangan kerja, tetapi cenderung menjadi pekerja, ini merupakan salah satu penyebab tingginya angka pengangguran di Kabupaten Aceh Utara. Disamping itu tingkat pendidikan, ketrampilan/keahlian dan kompetensi tenaga kerja masih rendah. Sementara disisi lain tuntutan dunia kerja akan kebutuhan tenaga kerja terampil semakin meningkat seiring dengan tuntutan pasar kerja. Hal ini menjadi tantangan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara bagaimana menanggulangi angka pengangguran yang cenderung bertambah dengan melakukan berbagai program dan kegiatan yang tepat sasaran. Program pioritas yang akan dilakukan seperti, (1)Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui usaha yang berbasis pertanian; (2) memantapkan pengembangan kawasan pesisir dengan pola integrasi program lintas sektoral; (3)Mengembangkankelembagaan sosial yang dapat menangani penganggur; (4) Memfungsikan Balai Latihan Kerja (BLK) dan rumah kreatif;(5) Mengembangkan potensi pertanian tanaman pangan, palawija dan hortikultura;(6) Mengembangkan potensi perkebunan terutama komoditi karet, sawit dan kakao; (7)Mengembangkan potensi Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 kelautanmelaluiperikanan III .251 tangkap dan memenuhi sarana dan prasarana PPI; (8) Pengembangan budidaya perikanan. 3. Pertumbuhan Ekonomi Tantangan ini merupakan tantangan yang cukup berat mengingat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Utara secara dominan masih digerakkan oleh sektor konsumtif baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat. Sektor pertanian mencakup sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sampai saat ini peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Aceh Utara masih sangat dominan, dan relatif stabil dari tahun ke tahun. Berdasarkan harga konstan tanpa migas, peranan sektor pertanian ini mencapai 45,97 persen pada tahun 2012.Pembangunan sektor pertanian menjadi tantangan yang sangat besar bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2015.Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Utara tanpa migas untuk tahun 2013, yaitu sebesar 4,56 persen. Jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi sektoral terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Utara, terdapat tujuh sektor dengan pertumbuhan di atas pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Utara. Sedangkan dua sektor lainnya, yaitu sektor industri pengolahan dan sektor pertanian berada di bawah pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Utara. Selain itu, diperlukan suatu kebijakan pengembangan industri yang berorientasi kepada industri agro yang berbahan baku komoditas lokal serta memiliki keterkaitan kedepan. Pertumbuhan ekonomi Aceh di perkirakan sebesar 5,45 persen di tahun 2013. Pertumbuhan ini relatif sama dari tahun 2012.Kondisi ini diharapkan mempengaruhi dan berkaitan erat dengan perekonomian Kabupaten Aceh Utara.Ekonomi Kabupaten Aceh Utara diperkirakan tumbuh sebesar 5,05 persen pada tahun 2014. Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .252 B. Prospek Perekonomian 2015 Secara umum Kontribusi paling utama pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Aceh Utara sebagian besar disumbang oleh sektor pertanian. Prospek perekonomian Kabupaten Aceh Utara tahun 2015 akan lebih baik. Namun sejatinya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Utara akan lebih baik bila ditopang oleh efektivitas pengelolaannya. Prospek perekonomian Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015secara makro dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 diperkirakan sebesar4,62Persen dan pada tahun 2015 diperkirakan meningkat sebesar 4,83 persen; 2. Tingkat kemiskinan diperkirakan akan turun menjadi sekitar 19,50persen pada tahun 2015; 3. Tingkat pengangguran sebesar 10,8 persen pada tahun 2013 atau menurun sebesar 4,67 persen dari tahun 2012. 4. Tingkat inflasi diperkirakan dapat terkendali sekitar5 persen; 3.2.Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.1.Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Dalam proses penyusunan, pelaksanaan, hingga pelaporan APBK, kemampuan keuangan daerah dipergunakan untuk membiayai program/kegiatan pembangunan di daerah. Keuangan daerah terdiri dari seluruh komponen yang ada pada pos Pendapatan Daerah dan pada pos Penerimaan Pembiayaan. Sejalan dengan rencana tahun berjalan, maka kondisi keuangan daerah pada tahun 2015 diperkirakan relatif sama dengan tahun berjalan. Hal ini diselaraskan dengan beberapa prioritas kebijakan di sisi belanja yang pada akhirnya dapat mempertahankan kemampuan keuangan daerah. Pada tahun 2015 kemampuan keuangan daerah dari sisi Pendapatan Daerah yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .253 Pencapaian target yang telah direncanakan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mengarahkan kebijakan pendapatan tahun 2015 adalah sebagai berikut : (1) Intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PAD dengan cara membuat rencana kerja dalam hal Pemungutan Pajak dan Retribusi secara bulanan, triwulan dan tahunan; (2) Peningkatan koordinasi dengan SKPD pemungut PAD melalui rapat evaluasi setiap tiga bulan; (3) Melakukan penagihan secara rutin dan sosialisasi kepada wajib pajak dan retribusi daerah; (4) Meningkatan profesionalisme SDM pengelola PAD melalui pendidikan dan pelatihan tentangPAD; (5) Meningkatkan pola pengawasan oleh Inspektorat/Instansi terkait mengenai penerimaan PAD pada masing-masing SKPD yang menjadi kewenangan penerimaan PAD sebagai pemungut sehingga tingkat kebocoran bisa diperkecil; dan (6) Perbaikan sistem administrasi pengelolaan PAD yang maka perlu berkesinambungan. Untuk melakukan Prognosa pendapatan mengetahui perkembangan pendapatan daerah beberapa tahun sebelumnya. Secara rinci realisasi pendapatan diuraikan dalam tabel berikut: Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .254 Tabel 3.4 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013– 2014 No. REALISASI PERKIRAAN 2013 2014 URAIAN 1 PENDAPATAN 1.493.268.533.998 1.690.112.715.497 1.1 Pendapatan Asli Daerah 99.930.629.292 119.416.078.392 1.1.1 Pajak Daerah 13.070.854.170 21.768.303.000 1.1.2 1.1.3 52.079.085.316 55.048.066.422 14.255.926.830 15.727.284.970 1.1.4 Restribusi Daerah Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang Dipisahkan Zakat 6.014.049.981 6.000.000.000 1.1.5 Lain-lain PAD yang sah 14.510.712.995 20.872.424.000 1.2 1.2.1 Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum 1.258.034.779.995 1.335.158.186.050 511.392.051.995 509.846.527.050 690.327.098.000 755.061.139.000 56.315.630.000 70.250.520.000 135.303.124.711 235.538.451.055 - - - - 18.038.861.711 18.781.089.000 101.909.263.000 80.428.694.000 15.355.000.000 136.328.668.055 - - 1.2.2 1.2.3 1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5 1.3.6 Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Hibah Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi pendapatan daerah pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.493.268.533.998,-, mengalami kenaikan sebesar Rp. 233.022.275.234,-, dari tahun 2012, sedangkan dari Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .255 sisi pendapatan PAD mengalami peningkatan 35.448.645.030,- dan perkiraan tahun 2014 sebesar Rp. pendapatan daerah meningkat sebesar Rp. 171.177.149.804 atau sebesar 11,5 persen. Tabel 3.5 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Aceh Utara No. URAIAN PROYEKSI TAHUN 2015 1 PENDAPATAN 1.1 Pendapatan Asli Daerah 1.1.1 Pajak Daerah 20.912.951.386 1.1.2 Restribusi Daerah 79.789.967.250 1.1.3 Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang Dipisahkan 15.727.284.970 1.1.4 Zakat 1.1.5 Lain-lain PAD yang sah 1.2 Dana Perimbangan 1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 318.187.598.177 1.2.2 Dana Alokasi Umum 755.061.139.000 1.2.3 Dana Alokasi Khusus - 1.3 Lain–lain Pendapatan Daerah yang Sah 1.3.1 Hibah - 1.3.2 Dana Darurat - 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya - 1.3.6 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat - Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 1.443.635.598.615 138.421.608.606 6.000.000.000 15.991.405.000 1.073.248.737.177 231.965.252.832 19.151.630.780 212.813.622.052 III .256 3.2.2.Arah Kebijakan Belanja Daerah Arah kebijakan belanja daerah tahun 2015 mencakup: 1. Belanja tidak langsung, meliputi: 1) Belanja Pegawai : a. Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan jumlah pegawai dan belanja pegawai dengan memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas; b. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan calon PNSD dari honorer K2; c. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarannya 2,5% dari jumlah pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan; d. Penyediaan dana penyelenggaraan asuransi kesehatan yang dibebankan pada APBD berpedoman pada Undang-undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS); e. Penganggaran tambahan penghasilan PNSD dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah. 2) Belanja Subsidi hanya diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual dari hasil produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas. Produk yang diberi subsidi merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak. 3) Belanja Hibah pada tahun 2015 akan dialokasikan pada hal-hal yang mendukung dan menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat dengan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan seperti lembaga semi pemerintah. Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .257 4) Belanja Bantuan Sosial diarahkan untuk penanganan resiko sosial dalam masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat krisis sosial, ekonomi, politik, bencana atau fenomena alam agar dapat memenuhi kehidupan minimum. 5) Belanja bantuan keuangan diarahkan kepada Pemerintah Gampong untuk meningkatkan kapasitas gampong berupa gaji aparatur gampong, operasional geuchik, PKK, kepemudaan, majelis taklim dan penunjang majelis adat gampongserta bantuan keuangan padapartai politik. 6) Belanja tidak terduga dialokasikan untuk kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi, di luar kendali Pemerintah Daerah serta tidak biasa/tanggap darurat, yang tidak diharapkan berulang dan belum tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2015. 2. Belanja langsung Belanja langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan program dan kegiatan, dengan kebijakan diarahkan untuk : 1) Belanja Pegawai antara lain untuk pembayaran honorarium PNS dan non PNSdengan memperhatikan azas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud, sehingga pemberian honorarium tersebut dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNS dan Non PNS dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan dimaksud. 2) Belanja Barang dan Jasa a. Penganggaran belanja barang pakai habis yang besarannya disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan; Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .258 b. Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding, perjalanan dinas dalam negeri dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud. 3) Belanja modaladalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap atau aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 1 (satu) periode anggaran. Belanja Modal meliputi antara lain Belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,irigasi, jaringan dan belanja modal fisik lainnya. Berdasarkan prognosa pendapatan daerah, maka kebijakan pengelolaan belanja daerah tahun 2015 diarahkan kepada : 1) Alokasi belanja menggunakan pendekatan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil yang diharapkan. 2) Belanja daerah diprioritaskan pada pemenuhan urusan wajib . 3) Prioritas anggaran belanja adalah untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam melaksanakan kewenangan daerah yang menjadi urusannya 4) Alokasi belanja yang menyangkut dengan peningkatan kinerja pelayanan dasar dan peningkatan kesejahteraan masyarakat ditingkatkan. 5) Pagu Indikatif disesuaikan dengan kondisi kemampuan keuangan daerah dan prioritas kebutuhan daerah serta pertimbangan kinerja. 6) Penentuan kebijakan belanja daerah didasarkan pada strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan pada dokumen perencanaan oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat. 7) Pemerintah Daerah akan melakukan intervensi kebijakan belanja dalam rangka mendukung program/kegiatan strategis. Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .259 Realisasi belanja daerah Tahun 2013 dan perkiraan belanja daerah Tahun 2014 serta proyeksi belanja daerah Tahun 2015 di uraikan dalam Tabel berikut: Tabel 3.6 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2012-2015 NO. 1 TAHUN BERJALAN PROYEKSI 2012 REALISASI 2013 2014 2015 3 4 5 6 1.212.682.531.924 1.471.191.695.466 1.745.371.875.179 644.647.954.370 715.378.206.696 744.900.351.074 856.333.774.685,73 6.365.007.045 5.440.236.358 3.000.000.000 5.000.000.000 URAIAN 2 BELANJA DAERAH 1.443.635.598.615 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1 Belanja Pegawai 2 Belanja Subsidi 3 Belanja Hibah 50.118.644.631 42.620.238.618 4 Belanja Bantuan Sosial 13.209.241.041 8.709.410.000 10.657.830.000 10.000.000.000 - - - 47.708.499.925 53.054.074.925 56.725.448.050 56.725.448.050 2.217.286.025 1.549.702.747 2.026.500.000 2.000.000.000 5 6 7 Belanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota, Pemerintah Desa dan Politik Belanja Tidak Terduga JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG - 764.266.633.037 826.751.869.344 24.007.553.000 21.000.000.000 841.317.682.124 951.059.222.736 BELANJA LANGSUNG 1 Belanja Pegawai 2 Belanja Barang dan Jasa 3 Belanja Modal JUMLAH BELANJA LANGSUNG TOTAL JUMLAH BELANJA 76.487.043.586 85.584.652.017 92.469.442.950 86.000.000.000 228.809.390.283 255.013.516.621 372.003.145.594 198.814.716.405 143.119.465.018 303.841.657.484 448.581.604.511 448.415.898.887 644.439.826.122 913.054.193.055 1.212.682.531.924 1.471.191.695.466 Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 1.754.371.875.179 207.761.659.474 492.576.375.879 1.443.635.598.615 III .260 3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Analisis ini dilakukan untuk mengetahui jumlah penerimaan pembiayaan daerah tahunrencana. Metode yang digunakan sama dengan target yang ada diRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk tahun rencana. Untuk lebih akurat perhitungan maka dilakukan penyesuaiandengan kondisi tahun rencana. Komponen penerimaan pembiayaan daerah mencakup: 1. Penerimaan Pembiayaan Daerah a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya b. Penerimaan Pinjaman Daerah 2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah a. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah b. Pembayaran Pokok Utang Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 III .261