Efektivitas Cuci Tangan dengan Sabun Antiseptik Mengurangi

advertisement
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1.
Hasil
Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media agar sangat
bervariasi, tergantung dari jenis tindakan, dan kepatuhan cuci tangan
sebelum melakukan tindakan. Selain itu hasil hitung jumlah bakteri pada
media agar setelah cuci tangan juga dipengaruhi oleh kepatuhan perawat
pada standar operasional prosedur cuci tangan. Hasil hitung jumlah bakteri
pada tangan perawat sebelum maupun sesudah cuci tangan di ruang
Famboyan 2 diringkas dalam bentuk grafik pada Gambar 1.
Gambar 1. Ragam angka penurunan jumlah bakteri stafilokokus pada
tangan perawat usai mencuci tangan: kategori sedang (
kategori tinggi (
),
).
16
17
Perawat partisipan yang menunjukkan jumlah penurunan bakteri
stafilokokus antara 10-99 dikategorikan dalam penurunan sedang (grafik
warna biru). Apabila jumlah penurunan mencapai 100-300 dikategorikan
dalam penurunan tinggi (grafik warna merah). Satu perawat tidak
menunjukkan penurunan jumlah bakteri dan satu perawat lain menunjukkan
penurunan jumlah yang sangat tinggi dibanding sebelum cuci tangan.
Penelitian ini menemukan pula 8 koloni stafilokokus pada sampel air
dari kran namun sama sekali tidak pada tissue pengering tangan.
Ditemukan pula bahwa jenis tindakan berpengaruh terhadap jumlah
stafilokokus yang ditemukan sebelum perawat cuci tangan (Tabel 1.).
Tabel 1. Gambaran jumlah stafilokokus setelah perawat melakukan
tindakan keperawatan tertentu.
Jenis tindakan
Injeksi
Jumlah setelah tindakan
20 - 180
Melepas infus
17-90
Memberikan obat oral
256
Memegang peralatan perawat
38
Memobilisasi pasien
4.2
129-300
Pembahasan
Jumlah stafilokokus setelah melakukan tindakan tergantung dari
jenis tindakan dan kepatuhan perawat pada standar operasional seperti
18
penggunaan sarung tangan (handschoen) dan hand hygiene sebelum
melakukan tindakan. Semakin lama dan semakin banyak tangan perawat
kontak dengan pasien atau lingkungan pasien, semakin tinggi tingkat
cemaran pada tangan perawat. Selain itu penggunaan sarung tangan juga
mempengaruhi jumlah cemaran pada tangan perawat.
Penggunaan sarung tangan merupakan prosedur operasional
standar dalam setiap tindakan yang bertujuan untuk memutus rantai infeksi
silang dari perawat ke pasien maupun sebaliknya. Namun pada
kenyataannya penggunaan sarung tangan dianggap kurang praktis dan
pemborosan biaya untuk beberapa tindakan yang dianggap perawat tidak
berisiko besar untuk tertular (tidak kontak dengan cairan tubuh pasien).
Faktor-faktor inilah yang mempengaruhi jumlah stafilokokus pada tangan
perawat setelah melakukan tindakan keperawatan. Mencuci tangan
sebelum melakukan tindakan merupakan salah satu usaha untuk mencegah
infeksi silang dan menekan jumlah bakteri sehingga tidak terjadi infeksi
silang dari lingkungan perawat ke pasien.
Jumlah bakteri yang terhitung pada tangan perawat setelah
melakukan tindakan diduga ada hubungannya dengan shift. Pada shift pagi
jumlah bakteri setelah melakukan tindakan lebih sedikit dibanding shift siang
dan shift malam. Kemungkinan hal ini ada hubungannya dengan personal
hygiene pasien dan kebijakan ruangan yang mengganti linen pada pagi hari.
Tingginya cemaran pada shift siang dan malam, diduga akibat dari
19
kontaminasi orang-orang yang membesuk pasien karena tidak adanya
kebijakan membatasi jumlah pengunjung pasien.
Perbedaan tingkat efektivitas cuci tangan dapat dipengaruhi pula
oleh kemungkinan kesalahan dalam teknik pengeringan. Lebih dari
setengah perawat partisipan menunjukkan efektivitas cuci tangan dengan
kategori sedang. Hal ini merupakan akibat dari kesalahan perawat
melaksanakan prosedur cuci tangan. Kesalahan yang terjadi umumnya
pada proses pengeringan air pada tangan. Pada 10 tahap cuci tangan versi
WHO, pencucian hanya sebatas telapak tangan. Perawat umumnya
melakukan hal ini, tetapi pada tahap pengeringan perawat mengusapkan
tisu pengering hingga melebihi batas telapak tangan yang dicuci, misalnya
pengeringan dilakukan sampai siku. Penggunaan tisu untuk mengeringkan
siku kemudian diarahkan kembali ke telapak tangan, memungkinkan
perpindahan stafilokokus dari bagian yang tidak dicuci ke bagian yang telah
dicuci sehingga terjadi kontaminasi ulang pada bagian telapak tangan yang
sudah bersih (Gambar 3).
arah gerak tisu
Gambar 3. Arah gerak tisu dari area bersih menuju area kotor dan kembali
lagi ke area bersih
Download