KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER Tugas

advertisement
KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER
Tugas III
Network Standart and Internet Protocol
Oleh
:
Kelompok 08
Adnin Rais
1108605017
Indra Maulana Bachtifar
1108605031
Joy Salomo S
1108605033
Km Ressa Caprytenta T
1108605060
Ps.Teknik Informatika
Jurusan Ilmu Komputer
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Udayana
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan ridhonya kepada kami , sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Komunikasi Data dan Jaringan komputer tentang “Network Standart amd Internet
Protocol”.
Laporan ini berisikan tentang penjelasan tentang perangakat keras jaringan
komputer dan topologi jaringan. Diharapkan laporan in dapat berguna dalam
proses belajar mengajar dalam mata kuliah Komunikasi Data dan Jaringan
Komputer.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Denpasar, 19 Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ...................................................................................... 2
1.5 Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Open System Interconection .................................................................... 3
2.1.1 Pengertian ..................................................................................... 3
2.1.2 Komponen Jaringan dan protokol layer ....................................... 4
2.1.3 Fungsi Layer ................................................................................ 6
2.2 TCP/IP Standart ....................................................................................... 12
2.3 TCP Protocol ............................................................................................ 13
2.4 UDP ......................................................................................................... 15
2.4.1 Karakter UDP ................................................................................ 15
2.4.2 Penggunaan UDP ........................................................................... 18
2.4.2 Port UDP........................................................................................ 18
2.4.2 Pesan-pesan UDP .......................................................................... 18
2.4.2 Pesan-pesan UDP .......................................................................... 18
2.5 IP adress ................................................................................................. 19
2.6 IP Classes ................................................................................................ 20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Network Standart sangat bebrperan penting pada jaringan komputer yang
luas. Dengan adanya TCP/IP pada jaringan komputer ini memungkinkan
komputer terkoneksi ke seluruh dunia. Namun ada harus ada standar yang harus
dipenuhi unruk menkoneksikan antar komputer tersebut. Standar ini haruslah
sempurna sehingga para penguna merasa aman untuk menyambungkan komputer
ke jaringan.
Untuk mengamankan jaringan tersebut internet protocol pun dibuat agar
teciptanya kenyamanan para pengguna menggunakan internet tanpa ada interupsi
dari komputer lain. Dalam laporan ini akan dijelasakan Network standart and
Internet protokol dan juga bagaimana protokol otu bekerja dalam jaringan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Apa yang dimaksud dengan ISO/OSI Standard ?
Apa yang dimaksud dengan TCP/IP Standard
Apa yang dimaksud dengan TCP Protocol ?
Apa yang dimaksud dengan UDP Protocol ?
Apa yang dimaksud dengan IP Address ?
Apa yang dimaksud dengan IP Classes ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan laporan ini dibuat untuk memhami network standart dan
Internet Protocol
1.4 Batasan Masalah
Laporan ini hnya menjelasakan tentang berbagai macam network standart
dan internet protokol
1.5 Manfaat
Pada laporan tentang keamanan media transmisi dan standar perangkat
wireless kami berharap laporan ini dapat memudahkan dalam proses belajar dan
mengajar pada kuliah Komunikasi Data dan Jaringan komputer.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Open System Interconection (OSI)
2.1.1
Pengertian
Masalah utama dalam komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda
adalah karena mereka mengunakan protocol dan format data yang berbeda-beda.
Untuk mengatasi ini, International Organization for Standardization (ISO)
membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open System
Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan
komputer-komputer dari vendor-vendor yang berbeda.
Model-OSI tersebut terbagi atas 7 layer, dan layer kedua juga memiliki
sejumlah sub-layer (dibagi oleh Institute of Electrical and Electronic Engineers
(IEEE)). Perhatikan tabel berikut:
7th- Layer : Application
6th- Layer : Presentation
5th- Layer : Session
4th- Layer : Transport
3rd- Layer : Network
2nd- Layer : Data-link
1st- Layer : Physical
Services
Services
Communications
Communications
Communications
Physical connections
Physical connections
Tabel MODEL OSI
Layer-layer tersebut disusun sedemikian sehingga perubahan pada satu layer
tidak membutuhkan perubahan pada layer lain. Layer teratas (5, 6 and 7) adalah
lebih cerdas dibandingkan dengan layer yang lebih rendah; Layer Application
dapat menangani protocol dan format data yang sama yang digunakan oleh layer
lain, dan seterusnya. Jadi terdapat perbedaan yang besar antara layer Physical dan
layer Application.
2.1.2
Komponen Jaringan dan Protokol Layer
1. Layer 1 – Physical
Network components:
•
Repeater
•
Multiplexer
•
Hubs(Passive and Active)
•
TDR
•
Oscilloscope
•
Amplifier
Protocols:
•
•
•
•
IEEE 802 (Ethernet standard)
IEEE 802.2 (Ethernet standard)
ISO 2110
ISDN
2. Layer 2 – Datalink
Network components:
Protocols:
•
Bridge
Media Access Control:
•
Switch
Communicates with the adapter card
•
ISDN Router
Controls the type of media being used:
•
Intelligent Hub
•
NIC
•
Advanced Cable Tester
•
•
•
•
802.3 CSMA/CD (Ethernet)
802.4 Token Bus (ARCnet)
802.5 Token Ring
802.12 Demand Priority
Logical Link Control
•
•
error correction and flow control
manages link control and defines
SAPs
802.2 Logical Link Control
3. Layer 3 (Network)
Network components:
•
Brouter
Protocols:
•
•
IP; ARP; RARP, ICMP; RIP;
OSFP;
IGMP;
•
Router
•
Frame Relay Device
•
ATM Switch
•
Advanced Cable Tester
•
•
•
•
•
•
IPX
NWLink
NetBEUI
OSI
DDP
DECnet
4. Layer 4 – Transport
Network components:
•
Gateway
•
Advanced Cable Tester
•
Brouter
Protocols:
•
•
•
•
TCP, ARP, RARP;
SPX
NWLink
NetBIOS / NetBEUI
•
ATP
5. Layer 5 – Session
Network components:
•
Gateway
Protocols:
•
•
•
NetBIOS
Names Pipes
Mail Slots
•
RPC
6. Layer 6 – Presentation
Network components:
•
Gateway
•
Redirector
Protocols:
•
None
7. Layer 7 – Application
Network components:
•
Gateway
Protocols:
•
•
DNS; FTP
TFTP; BOOTP
•
•
•
•
•
•
SNMP; RLOGIN
SMTP; MIME;
NFS; FINGER
TELNET; NCP
APPC; AFP
SMB
2.1.3 Fungsi Layer
1. Layer Physical
Physical Layer berfungsi dalam pengiriman raw bit ke channel komunikasi.
Masalah desain yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu
sisimengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit
pula, dan bukan 0 bit. Pertanyaan yang timbul dalam hal ini adalah : berapa volt
yang perlu digunakan untuk menyatakan nilai 1? dan berapa volt pula yang
diperlukan untuk angka 0?. Diperlukan berapa mikrosekon suatu bit akan habis?
Apakah transmisi dapat diproses secara simultan pada kedua arahnya? Berapa
jumlah pin yang dimiliki jaringan dan apa kegunaan masing-masing pin? Secara
umum masalah-masalah desain yang ditemukan di sini berhubungan secara
mekanik, elektrik dan interface prosedural, dan media fisik yang berada di bawah
physical layer.
2. Layer Data-link
Tugas utama data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan
mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi.
Sebelum diteruskan kenetwork layer, data link layer melaksanakan tugas ini
dengan memungkinkan pengirim memecag-mecah data input menjadi sejumlah
data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian data link
layer mentransmisikan frame tersebut secara berurutan, dan memproses
acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena physical
layer menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur
frame, maka tergantung pada data link layer-lah untuk membuat dan mengenali
batasbatas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus
ke awal dan akhir frame. Bila secara insidental pola-pola bit ini bisa ditemui pada
data, maka diperlukan perhatian khusus untuk menyakinkan bahwa pola tersebut
tidak secara salah dianggap sebagai batas-batas frame.
Terjadinya noise pada saluran dapat merusak frame. Dalam hal ini,
perangkat lunak data link layer pada mesin sumber dapat mengirim kembali frame
yang rusak tersebut. Akan tetapi transmisi frame sama secara berulang-ulang bisa
menimbulkan
duplikasi
frame.
Frame
duplikat
perlu
dikirim
apabila
acknowledgement frame dari penerima yang dikembalikan ke pengirim telah
hilang. Tergantung pada layer inilah untuk mengatasi masalah-masalah yang
disebabkan rusaknya, hilangnya dan duplikasi frame. Data link layer menyediakan
beberapa kelas layanan bagi network layer. Kelas layanan ini dapat dibedakan
dalam hal kualitas dan harganya. Masalah-masalah lainnya yang timbul pada data
link layer (dan juga sebagian besar layer-layer di atasnya) adalah mengusahakan
kelancaran proses pengiriman data dari pengirim yang cepat ke penerima yang
lambat. Mekanisme pengaturan lalulintas data harus memungkinkan pengirim
mengetahui jumlah ruang buffer yang dimiliki penerima pada suatu saat tertentu.
Seringkali pengaturan aliran dan penanganan error ini dilakukan secara
terintegrasi.
Saluran yang dapat mengirim data pada kedua arahnya juga bisa
menimbulkan masalah. Sehingga dengan demikian perlu dijadikan bahan
pertimbangan bagi software data link layer. Masalah yang dapat timbul di sini
adalah bahwa frameframe acknoeledgement yang mengalir dari A ke B bersaing
saling mendahului dengan aliran dari B ke A. Penyelesaian yang terbaik (piggy
backing) telah bisa digunakan; nanti kita akan membahasnya secara mendalam.
Jaringan broadcast memiliki masalah tambahan pada data link layer.
Masalah tersebut adalah dalam hal mengontrol akses ke saluran yang dipakai
bersama. Untuk mengatasinya dapat digunakan sublayer khusus data link layer,
yang disebut medium access sublayer
3. Layer Network
Network layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain
yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari
sumber ke tujuannya. Route dapat didasarkan pada table statik yang
“dihubungkan ke” network. Route juga dapat ditentukan pada saat awal
percakapan misalnya session terminal. Terakhir, route dapat juga sangat dinamik,
dapat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh karena itu, route pengiriman sebuah
paket tergantung beban jaringan saat itu.
Bila pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu banyak
paket, maka ada kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang
bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bottleneck. Pengendalian
kemacetan seperti itu juga merupakan tugas network layer.
Karena operator subnet mengharap bayaran yang baik atas tugas
pekerjaannya. seringkali terdapat beberapa fungsi accounting yang dibuat pada
network layer. Untuk membuat informasi tagihan, setidaknya software mesti
menghitung jumlah paket atau karakter atau bit yang dikirimkan oleh setiap
pelanggannya. Accounting menjadi lebih rumit, bilamana sebuah paket melintasi
batas negara yang memiliki tarip yang berbeda.
Perpindahan paket dari satu jaringan ke jaringan lainnya juga dapat
menimbulkan masalah yang tidak sedikit. Cara pengalamatan yang digunakan
oleh sebuah jaringan dapat berbeda dengan cara yang dipakai oleh jaringan
lainnya. Suatu jaringan mungkin tidak dapat menerima paket sama sekali karena
ukuran paket yang terlalu besar. Protokolnyapun bisa berbeda pula, demikian juga
dengan yang lainnya. Network layer telah mendapat tugas untuk mengatasi semua
masalah seperti ini, sehingga memungkinkan jaringan-jaringan yang berbeda
untuk saling terinterkoneksi.
4. Layer Transport
Fungsi dasar transport layer adalah menerima data dari session layer,
memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data
ke network layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di
sisi lainnya dengan benar. Dalam keadaan normal, transport layer membuat
koneksi jaringan yang berbeda bagi setiap koneksi transport yang diperlukan oleh
session layer. Bila koneksi transport memerlukan throughput yang tinggi, maka
transport layer dapat membuat koneksi jaringan yang banyak. Transport layer
membagi-bagi pengiriman data ke sejumlah jaringan untuk meningkatkan
throughput. Di lain pihak, bila pembuatan atau pemeliharaan koneksi jaringan
cukup mahal, transport layer dapat menggabungkan beberapa koneksi transport ke
koneksi jaringan yang sama.
Transport layer juga menentukan jenis layanan untuk session layer, dan
pada gilirannya jenis layanan bagi para pengguna jaringan. Jenis transport layer
yang paling populer adalah saluran error-free point to point yang meneruskan
pesan atau byte sesuai dengan urutan pengirimannya. Akan tetapi, terdapat pula
jenis layanan transport lainnya. Layanan tersebut adalah transport pesan terisolasi
yang tidak menjamin urutan pengiriman, dan membroadcast pesan-pesan ke
sejumlah tujuan. Jenis layanan ditentukan pada saat koneksi dimulai.
Transport layer merupakan layer end to end sebenarnya, dari sumber ke
tujuan. Dengan kata lain, sebuah program pada mesin sumber membawa
percakapan dengan program yang sama dengan pada mesin yang dituju. Pada
layer-layer bawah, protokol terdapat di antara kedua mesin dan mesin-mesin lain
yang berada didekatnya. Protokol tidak terdapat pada mesin sumber terluar atau
mesin tujuan terluar, yang mungkin dipisahkan oleh sejumlah router. Perbedaan
antara layer 1 sampai 3 yang terjalin, dan layer 4 sampai 7 yang end to end. Hal
ini dapat dijelaskan seperti pada gambar 2-1.
5. Layer Session
Session layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan session dengan
pengguna lainnya. Sebuah session selain memungkinkan transport data biasa,
seperti yang dilakukan oleh transport layer, juga menyediakan layanan yang
istimewa untuk aplikasi-aplikasi tertentu. Sebuah session digunakan untuk
memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing system atau untuk
memindahkan file dari satu mesin kemesin lainnya. Sebuah layanan session layer
adalah untuk melaksanakan pengendalian dialog. Session dapat memungkinkan
lalu lintas bergerak dalam bentuk dua arah pada suatu saat, atau hanya satu arah
saja. Jika pada satu saat lalu lintas hanya satu arah saja (analog dengan rel kereta
api tunggal), session layer membantu untuk menentukan giliran yang berhak
menggunakan saluran pada suatu saat.
6. Layer Presentation
Pressentation layer melakukan fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk
menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu.
Pressentation Layer tidak mengijinkan pengguna untuk menyelesaikan sendiri
suatu masalah. Tidak seperti layer-layer di bawahnya yang hanya melakukan
pemindahan bit dari satu tempat ke tempat lainnya, presentation layer
memperhatikan syntax dan semantik informasi yang dikirimkan. Satu contoh
layanan pressentation adalah encoding data. Kebanyakan pengguna tidak
memindahkan string bit biner yang random. Para pengguna saling bertukar data
sperti nama orang, tanggal, jumlah uang, dan tagihan. Item-item tersebut
dinyatakan dalam bentuk string karakter, bilangan interger, bilangan floating
point,struktur data yang dibentuk dari beberapa item yang lebih sederhana.
Untuk memungkinkan dua buah komputer yang memiliki presentation yang
berbeda untuk dapat
berkomunikasi, struktur data yang akan dipertukarkan dapat dinyatakan
dengan cara abstrak, sesuai dengan encoding standard yang akan digunakan “pada
saluran”. Presentation layer mengatur data-struktur abstrak ini dan mengkonversi
dari representation yang digunakan pada sebuah komputer menjadi representation
standard jaringan, dan sebaliknya.
7. Layer Application
Application layer terdiri dari bermacam-macam protokol. Misalnya terdapat
ratusan jenis terminal yang tidak kompatibel di seluruh dunia. Ambil keadaan
dimana editor layar penuh yang diharapkan bekerja pada jaringan dengan
bermacam-macam terminal, yang masing-masing memiliki layout layar yang
berlainan, mempunyai cara urutan penekanan tombol yang berbeda untuk
penyisipan dan penghapusan teks, memindahkan sensor dan sebagainya.
Suatu cara untuk mengatasi masalah seperti di atas, adalah dengan
menentukan terminal virtual jaringan abstrak, serhingga editor dan programprogram lainnya dapat ditulis agar saling bersesuaian. Untuk menangani setiap
jenis terminal, satu bagian software harus ditulis untuk memetakan fungsi
terminal virtual jaringan ke terminal sebenarnya. Misalnya, saat editor
menggerakkan cursor terminal virtual ke sudut layar kiri, software tersebut harus
mengeluarkan urutan perintah yang sesuai untuk mencapai cursor tersebut.
Seluruh software terminal virtual berada pada application layer.
Fungsi application layer lainnya adalah pemindahan file. Sistem file yang
satu dengan yang lainnya memiliki konvensi penamaan yang berbeda, cara
menyatakan baris-baris teks yang berbeda, dan sebagainya. Perpindahan file dari
sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan penanganan untuk
mengatasi adanya ketidak-kompatibelan ini. Tugas tersebut juga merupakan
pekerjaan appication layer, seperti pada surat elektronik, remote job entry,
directory lookup, dan berbagai fasilitas bertujuan umum dan fasilitas bertujuan
khusus lainnya.
2.2 TCP/IP Standard
TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggung
jawab atas bagian-bagian tertentu dalam komunikasi data dan didesain untuk
melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada LAN (Local Area Network)
maupun WAN (Wide Area Network). Dengan prinsip pembagian tersebut TCP/IP
menjdai protokol komunikasi data yang fleksibel dan dapat diterapkan dengan
mudah di setiap jenis komputer dan antar-muka jaringan, karena sebagian besar isi
kumpulan protokol ini tidak spesifik terhadap satu komputer atau peralatan
jaraingan tertentu. Agar TCP/IP dapat berjalan pada antar-muka jaringan tertentu,
hanya diperlukan perubahan pada bagian protokol yang berhubungan dengan
antar-muka jaringan saja.
Sekumpulan protokol TCP/IP ini dimodelkan dalam empat lapisan/layer
yang bertingkat. Keempat layer tersebut ialah:
Layer 1 : Network Interface Layer
Layer ini bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari
media fisik, media fisiknya dapat berupa kabel, fiber optic, atau gelombang radio.
Karena tugasnya ini protocol pada layer ini harus mampu menterjemahkan sinyal
listrik menjadi data digital yang dimengerti komputer, yang berasa dari peralatan
lain yang sejenis.
Protokol-protokol yang ada pada layer ini antara lain SLIP (Serial Line
Internet Protocol), PPP (Point to Point Protocol), dan ARP (Address Resolution
Protocol) yaitu protocol yang digunakan untuk menerjemahkan alamat logic ke
dalam alamat hardware atau sebaliknya dari alamat hardware ke dalam alamat
logic (Reverse ARP).
Layer 2 : Internet Layer
Protocol-protocol yang berada pada layer ini bertanggung jawab dalam
proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. Pada layer ini terdapat beberapa
protocol penting, antara lain:
•
IP (Internet Protocol), adalah protokol di internet yang mengurusi
masalah pengalamatan dan mengatur pengiriman paket data hingga sampai
ke alamat yang benar.
•
ICMP (Internet Control Message Protocol), adalah protokol yang
bertugas mengirimkan pesan-pesan kesalahan bila terjadi masalah
pengiriman paket data.
Layer 3, Transport Layer
Transport layer merupakan layer komunikasi data yang mengatur aliran data
antara dua host, untuk keperluan aplikasi di atasnya. Dua protokol yang sangat
penting pada layer ini adalah:
1. TCP (Transmission Control Protocol), yaitu protokol yang menjamin
keandalan
pengiriman
data
dengan
menggunakan
proses
acknowledgement yaitu sinyal pemberitahuan bahwa data telah sampai /
diterima.
Protokol TCP selalu meminta konfirmasi setiap selesai mengirimkan data,
apakah data sudah sampai di tujuan dengan selamat, bila sudah maka TCP
akan mengirimkan data urutan berikutnya, bila belum maka akan
dilakukan pengiriman ulang (retransmisi), data yang dikirim maupun yang
diterima selalu menggunakan nomor pengurutan.
2. UDP (User Datagram Protocol). Lain halnya dengan protokol TCP,
untuk protokol UDP adalah protokol yang tidak menggunakan proses
acknowledgement dan pengurutan, sehingga lapisan diatas protokol ini
tidak pernah mengetahui sampai atau tidaknya paket data yang dikirim ke
tujuan.
Layer 4 : Application Layer
Pada layer inilah terletak semua aplikasi yang menggunakan protocol
TCP/IP, misalnya:
•
FTP (File Transfer Protocol), yaitu protocol untuk transfer file.
•
Telnet, yaitu protocol untuk akses dari jarak jauh.
•
SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), yaitu protocol untuk pertukaran email.
•
HTTP (Hypertext Transfer Protocol), yaitu protocol untuk transfer file
HTML dan Web.
2.3 TCP (Transfer Control Protokol)
TCP (Transport Control Protocol) merupakan protokol yang berada pada
layer transport dari layer TCP/IP. TCP adalah protokol yang bersifat byte stream,
connection-oriented dan reliable dalam pengiriman data. TCP menggunakan
komunikasi byte-stream, yang berarti bahwa data dinyatakan sebagai suatu
urutan-urutan byte. Connection-oriented berarti sebelum terjadi proses pertukaran
data antar komputer terlebih dahulu harus dibentuk suatu hubungan. Hal ini dapat
dianalogikan dengan proses pendialan nomor telepon dan akhirnya terbentuk
suatu hubungan.
Keandalan TCP dalam megirimkan data didukung oleh mekanisme yang
disebut Positive Acknowledgement with Re-transmission (PAR) [Craig Hunt.
1992: 20]. Data yang dikirim dari layer aplikasi akan dipecah-pecah dalam
bagian-bagian yang lebih kecil dan diberi nomor urut (sequence number) sebelum
dikirimkan ke layer berikutnya. Unit data yang sudah dipecah-pecah tadi disebut
segmen (segment). TCP selalu meminta konfirmasi setiap kali selesai
mengirimkan data, apakah data tersebut sampai pada komputer tujuan dan tidak
rusak. Jika data berhasil sampai mencapai tujuan, TCP akan mengirimkan data
urutan berikutnya. Jika tidak berhasil
maka TCP akan melakukan pengiriman ulang urutan data yang hilang atau rusak
tersebut. Dalam kenyataannya TCP menggunakan sebuah acknowledgement
(ACK) sebagai suatu pemberitahuan antara komputer pengirim dan penerima.
Data yang diterima pada sisi penerima akan disusun berdasarkan nomor urut
yang diberikan oleh sisi pengirim. Untuk mengatasi kerusakan data yang diterima,
TCP menggunakan sebuah checksum untuk memastikan bahwa data tersebut tidak
rusak.
Model komunikasi dua arah antara komputer sisi kirim dan sisi terima
sebelum terjadi proses pengiriman data disebut handshake. Tipe handshake yang
digunakan TCP adalah three-way handshake, karena menggunakan tiga segmen.
Tujuan three-way handshake ini adalah untuk pembentukan koneksi, sinkronisasi
segmen, dan pemberitahuan besar data yang bisa diterima pada suatu saat antara
sisi kirim dan sisi terima.
Komputer A memulai hubungan dengan mengirimkan segmen sinkronisasi
nomor urut (SYN) pada komputer B. Segmen tersebut merupakan pemberitahuan
pada komputer B bahwa komputer A ingin melakukan sebuah hubungan dan
menanyakan nomor urut berapa yang akan digunakan sebagai awal urutan segmen
yang akan dikirim. (Nomor urut tersebut digunakan agar data tetap berada pada
urutan yang benar). Komputer B memberikan respon pada komputer A dengan
sebuah segmen yang memberikan ACK dan SYN. Dengan demikian komputer A
akan tahu informasi nomor urut yang digunakan untuk komputer B. Akhirnya,
komputer A pun mengirimkan sebuah segmen sebagai balasan dari segmen yang
dikirim komputer B, sekaligus melakukan pengiriman data yang sebenarnya
pertama kali. Setelah terjadi proses tersebut komputer A mendapati bahwa
komputer B siap menerima data dan segera setelah hubungan dipastikan dapat
terjadi data pun dikirim sepenuhnya ke komputer B. Pada saat seluruh data telah
selesai dikirim, proses three-way handshake untuk mengakhiri hubungan pun
terjadi untuk memastikan bahwa tidak ada lagi data yang dikirim.
2.4 UDP (User Datagram Protocol )
UDP, singkatan dari User Datagram Protocol yaitu suatu protokol yang
berada pada lapisan transpor TCP/IP yang bekerja pada lapisan antar host yang
berguna untuk membuat komunikasi yang bersifat connectionless. Hal ini berarti
suatu paket yang dikirim melalui jaringan dan mencapai komputer lain tanpa
membuat suatu koneksi. Sehingga dalam perjalanan ke tujuan paket dapat hilang
karena tidak ada koneksi langsung antara kedua host, jadi UDP sifatnya tidak
realibel.
2.4.1Karakteristik UDP
UDP memiliki karakteristik-karakteristik berikut:
•
Connectionless (tanpa koneksi)
Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses negosiasi
koneksi antara dua host yang hendak bertukar informasi.
•
Unreliable (tidak andal)
Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut
atau pesan acknowledgment. Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP
harus melakukan pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi.
Umumnya,
protokol
lapisan
aplikasi
yang
berjalan
di
atas
UDP
mengimplementasikan layanan keandalan mereka masing-masing, atau mengirim
pesan secara periodik atau dengan menggunakan waktu yang telah didefinisikan.
•
UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah
protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam
jaringan yang menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi field Source
Process Identification dan Destination Process Identification.
UDP tidak menyediakan layanan-layanan antar-host berikut:
•
UDP tidak menyediakan mekanisme penyanggaan (buffering) dari data
yang masuk ataupun data yang keluar. Tugas buffering merupakan tugas
yang harus diimplementasikan oleh protokol lapisan aplikasi yang berjalan
di atas UDP.
•
UDP tidak menyediakan mekanisme segmentasi data yang besar ke dalam
segmen-segmen data, seperti yang terjadi dalam protokol TCP. Karena
itulah, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus
mengirimkan data yang berukuran kecil (tidak lebih besar dari nilai
Maximum Transfer Unit/MTU ) yang dimiliki oleh sebuah antarmuka di
mana data tersebut dikirim. Karena, jika ukuran paket data yang dikirim
lebih besar dibandingkan nilai MTU, paket data yang dikirimkan bisa saja
terpecah menjadi beberapa fragmen yang akhirnya tidak jadi terkirim
dengan benar.
•
UDP tidak menyediakan mekanisme flow-control, seperti yang dimiliki
oleh TCP.
2.4.2Penggunaan UDP
UDP sering digunakan dalam beberapa tugas berikut:
•
Protokol yang "ringan" (lightweight)
Untuk menghemat sumber daya memori dan prosesor, beberapa protokol
lapisan aplikasi membutuhkan penggunaan protokol yang ringan yang dapat
melakukan fungsi-fungsi spesifik dengan saling bertukar pesan.
Contoh dari protokol yang ringan adalah fungsi query nama dalam protokol
lapisan aplikasi Domain Name System.
•
Transmisi broadcast
Karena UDP merupakan protokol yang tidak perlu membuat koneksi
terlebih dahulu dengan sebuah host tertentu, maka transmisi broadcast pun
dimungkinkan. Sebuah protokol lapisan aplikasi dapat mengirimkan paket data ke
beberapa tujuan dengan menggunakan alamat multicast atau broadcast. Hal ini
kontras dengan protokol TCP yang hanya dapat mengirimkan transmisi one-toone. Contoh: query nama dalam protokol NetBIOS Name Service.
2.4.3 Pesan-pesan UDP
UDP, berbeda dengan TCP yang memiliki satuan paket data yang disebut
dengan segmen, melakukan pengepakan terhadap data ke dalam pesan-pesan
UDP (UDP Messages). Sebuah pesan UDP berisi header UDP dan akan
dikirimkan ke protokol lapisan selanjutnya (lapisan internetwork) setelah
mengepaknya menjadi datagram IP. Enkapsulasi terhadap pesan-pesan UDP oleh
protokol IP dilakukan dengan menambahkan header IP dengan protokol IP nomor
17 (0x11). Pesan UDP dapat memiliki besar maksimum 65507 byte: 65535 (216)20 (ukuran terkecil dari header IP)-8 (ukuran dari header UDP) byte. Datagram
IP yang dihasilkan dari proses enkapsulasi tersebut, akan dienkapsulasi kembali
dengan menggunakan header dan trailer protokol lapisan Network Interface yang
digunakan oleh host tersebut.
2.4.4 Port UDP
Seperti halnya TCP, UDP juga memiliki saluran untuk mengirimkan
informasi antar host, yang disebut dengan UDP Port. Untuk menggunakan
protokol UDP, sebuah aplikasi harus menyediakan alamat IP dan nomor UDP Port
dari host yang dituju. Sebuah UDP port berfungsi sebagai sebuah multiplexed
message queue, yang berarti bahwa UDP port tersebut dapat menerima beberapa
pesan secara sekaligus. Setiap port diidentifikasi dengan nomor yang unik. Tabel
di bawah ini mendaftarkan beberapa UDP port yang telah dikenal secara luas.
2.4.5 Cara Kerja UDP
1. Paket berisi port client dan port sumber berbentuk file text dikirimkan ke
server dalam UDP header
2. Paket berisi port client dan port sumber berbentuk file audio dikirimkan ke
server dalam UDP header
3. UDP tujuan membaca nomor port tujuan dan memproses data
4. Paket asli memiliki port tujuan sehingga server dapat mengirimkan data
kembali ke ftfp client
5. Untuk point 3 dan 4 berulang lagi saat server menerima file audio dari
client
6. saat aplikasi yang ingin mengirim data, UDP tidak akan mem-buffer atau
mem-fragmen data.
7. Karena UDP tidak mem-fragmen data, jika data yang lebih besar dari
MTU, lapisan IP yang harus mem-fragmen nya
2.5 IP Address
Alamat IP (Internet Protocol Address) atau sering disingkat IP adalah
deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat
identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka
ini adalah 32-bit (untuk IPv4) dan 128-bit (untuk IPv6) yang menunjukkan alamat
dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP. Internet Assigned
Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi alamat IP global.
Dalam pengertian lain, Internet Protocol (IP) Address dapat diartikan alamat
numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam
jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara
node-nya.
Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya
ditampilkan
agar
memudahkan
manusia
menggunakan
notasi,
seperti
208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6).
Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP
dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi dari
sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan
untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi
CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya: 208.77.188.166/24.
Pengiriman data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan IP address komputer
pengirim dan komputer penerima. ip address memiliki dua bagian, yaitu alamat
jaringan (network address) dan alamat komputer lokal (host address) dalam
sebuah jaringan.
Alamat jaringan digunakan oleh router untuk mencari jaringan tempat
sebuah komputer lokal berada, semantara alamat komputer lokal digunakan untuk
mengenali sebuah komputer pada jaringan lokal. Sistem pengalamatan IP ini
terbagi menjadi dua, yakni:
2.5.1 Alamat IP versi 4 (IPv4)
Alamat IP versi 4 (IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang
digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP
versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati
hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh
dunia.
Jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4
(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut
adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol. Sehingga nilai nilai host
yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. Jadi bila
host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6
atau IPv6.
2.5.2 Alamat IP versi 6 (IPv6)
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total
alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6 memiliki
panjang 128-bit. Meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya
tidak sampai 4 miliar alamat karena ada beberapa limitasi, sehingga
implementasinya
saat
ini
hanya
mencapai
beberapa
ratus
juta
saja.
IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga
2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk
menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke
depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hirarki,
sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server
sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan
static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP
Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika
konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address
configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (highorder bit) sebagai alamat jaringan. Sementara bit-bit pada tingkat rendah (loworder bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6,
bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat
IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet
mask, yang ada hanyalah Format Prefix. Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam
RFC 2373.
2.6 IP Classes
Pembagian kelas kelas IP Address didasarkan dua hal network
ID dan host ID dari suatu IP Address. Setiap IP Address meruapakan pasangan
sebuah network ID dan sebuah host ID. Network ID ialah bagian IP Addres yang
digunakan untuk menujukan temapat komputer ini berada, sedangkan host
ID ialah bagian dari IP Address yang digunakan untuk menunjukan workstation,
server, router dan semua TCP?IP lainnya dalam jaringan tersebut dalam
jaringan host ID harus unik.
•
Kelas A
Karakteristik :
Format
: 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhh
Bit pertama
:0
Panjang NetID
: 8 bit
Panjang HostID
: 24 bit
Byte pertama
: 0 – 127
Jumlah
: 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP
: 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP
: 16.777.214 IP Address pada tiap kelas A
IP Address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang
sangat besar. Bit pertama dari kelas A selalu diset 0 sehingga byte terdepan kelas
A selalu bernilai antara 0 dan 127. IP Address kelas A, network ID ialah 8 bit
pertama, sedangkan host ID 24 bit berikutnya. Dengan demikian pembacaan IP
Address kelas A : misalnya 012.26.2.6 ialah :
Network ID
: 012
Host ID
: 26.2.6
Dengan panjang host ID yang 24 , maka network ini dapat menampung
sekitar 16 juta host setiap jaringan .
•
Kelas B
Karakteristik :
Format
: 10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
Dua bit pertama
: 10
Panjang NetID
: 16 bit
Panjang HostID
: 16 bit
Byte pertama
: 128 – 191
Jumlah
: 16.384 kelas B
Range IP
: 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP
: 65.532 IP Address pada tiap kelas B
IP Address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang
dan besar. Dua bit pertama dari IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte
terdepan dari IP adders ini selalu bernilai diantara 128 hingga 191. Pada IP
address kelas B, network ID ialah 16 bit pertama sedangkan 16 bit berikutnya
ialah host ID. Dengan demikian pembacaan IP address kelas B misalkan: 128.29
121.1 ialah:
Network ID
: 128.29
Host ID
: 121.1
Dengan panjang host ID yang 16 bit, IP address Kelas B ini menjangkau
sampai 16.320 jaringan dengan masing-masing 65024 host.
• Kelas C
Karakteristik :
Format
: 110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
Tiga bit pertama
: 110
Panjang NetID
: 24 bit
Panjang HostID
: 8 bit
Byte pertama
: 192 – 223
Jumlah
: 2.097.152 kelas C
Range IP
: 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP
: 65.532 IP Adders pada tiap kelas C
IP address kelas C awalnya digunkan untuk jaringan berskala kecil
mislanya LAN. Terdiri atas network 192.0.0.0 sampai 223.255.255.0. Network ID
ada pada tiga bit yang pertama selalu berisi 111. Bersama 21 bit berikutnya
membentuk network ID 24 bit. Host ID ialah 8 bit terakhir. Kelas ini menjangkau
hingga hampir 2 juta jaringan dengan masing-masing 254 host.
• Kelas D
Karakteristik :
Format
: 1110mmmmm mmmmmmmm mmmmmmmm
mmmmmmm
4 Bit pertama
: 1110
Bit multicasting
: 28 bit
Byte inisial
: 224 – 247
Diskripsi
: Kelas D adalah ruang alamat multicasting RFC
(1112)
IP address kelas D dipergunakan untuk IP address multicasting. 4 bit
pertama IP address kelas D diset 1110 . Bit bit seterusnya diatur sesuai
multicasting grup yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak
dikenal host ID dan network ID.
• Kelas E
Karakteristik :
Format
: 1111rrrrr rrrrrrrr rrrrrrrr rrrrrrr
4 Bit pertama
: 1111
Bit cadangan
: 28 bit
Byte inisial
: 248 – 255
Diskripsi
: Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan
untuk keperluan
eksperimental
IP Addres kelas E tidak digunakan untuk keperluan umum. 4 bit pertama
diset 1111.
BAB III
KESIMPULAN
Model OSI adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan
oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada
tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection.
Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer
model). Model OSI ini harus dipatuhi oleh setiap pemasok (vendor) agar semua
device memiliki protokol yang sama dan dapat saling berkomunikasi.
TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggung
jawab atas bagian-bagian tertentu dalam komunikasi data dan didesain untuk
melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada LAN (Local Area Network)
maupun WAN (Wide Area Network). Dengan prinsip pembagian tersebut TCP/IP
menjdai protokol komunikasi data yang fleksibel dan dapat diterapkan dengan
mudah di setiap jenis komputer dan antar-muka jaringan, karena sebagian besar isi
kumpulan protokol ini tidak spesifik terhadap satu komputer atau peralatan
jaraingan tertentu. Agar TCP/IP dapat berjalan pada antar-muka jaringan tertentu,
DAFTAR PUSTAKA
Listanto, Virgiawan. 2011. Teknik Jaringan Komputer. Prestasi Pustaka Raya:
Jakarta.
Ariyus, Doni & Rum Andri K.R (2008). Komunikasi Data. C.V ANDI OFFSET.
Yogyakarta.
Download