Jaringan Komunikasi Dalam Penerapan Teknologi

advertisement
27
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Kerangka Pemikiran
Persoalan mengenai kesejahteraan, peningkatan produksi dan peningkatan
pendapatan serta kemandirian pangan masih menjadi persoalan yang penting di
Indonesia. Persoalan-persoalan tersebut hingga kini masih belum dapat diselesaikan
dengan baik, sehingga persoalan ini masih menjadi topik kajian yang menarik. Petani
sebagai
aktor
penting
dalam
menggerakkan
pembangunan
pertanian
pada
kenyataannya masih belum dapat memaksimalkan perannya sebagai produsen
pangan. Hal ini disebabkan oleh berbagai keterbatasan yang dialami petani, mulai dari
sulitnya mengakses bibit, kelangkaan pupuk, serangan hama dan penyakit, harga
panen yang fluktuatif, ancaman kerusakan lingkungan sampai pada teknik budidaya
yang masih konvensional. Berbagai hambatan di atas sebagian besar dapat diatasi
dengan tersedianya sistem informasi yang terpadu serta sumber-sumber informasi
yang kredibel. Hal ini akan membantu petani dalam memberikan pilihan dalam
pengambilan
keputusan
yang
berguna
untuk
mengantisipasi
kerugian
bagi
usahataninya. Namun, pada praktiknya, petani kesulitan untuk mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan.
Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu pemasok produksi ubi kayu
tertinggi di Provinsi Lampung. Namun, Petani ubi kayu di Desa Suko Binangun,
Kecamatan Way Seputih, Kabupaten Lampung Tengah mengeluhkan kurangnya
informasi yang memadai terkait dengan peningkatan produksi usahatani ubi kayu.
Peningkatan produksi pertanian tidak pernah lepas dari pembaharuan teknologi
sebagai inovasi dalam perubahan ke arah yang lebih baik. Teknologi merupakan
syarat mutlak dalam perkembangan usahatani agar lebih maju dan produktif. Teknologi
yang kerap diterapkan oleh petani adalah teknologi budidaya yang merupakan aspek
hulu dalam sistem agribisnis (Mosher, 1970; Mubyarto, 1995; Prihandana dkk, 2008).
Oleh karena itu, dalam meningkatkan produksi petani ubi kayu membutuhkan suplai
informasi yang tepat dan dapat dipercaya. Informasi yang diperlukan dalam konteks ini
adalah informasi mengenai teknologi produksi ubi kayu yang akan berimplikasi pada
penerapan budidaya usahatani ubi kayu. Di samping itu, suplai informasi yang mereka
butuhkan diduga dapat diperoleh dari jaringan komunikasi yang terbentuk diantara
petani tersebut, dengan demikian analisis jaringan komunikasi dalam penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan arus informasi dan struktur komunikasi yang
28
terbentuk sebagai upaya petani ubi kayu dalam mendapatkan informasi yang mereka
butuhkan.
Penelitian jaringan komunikasi dalam penerapan teknologi produksi ubi kayu ini
mengacu pada konsep model komunikasi konvergensi oleh Rogers and Kincaid
(1981). Model komunikasi konvergensi mendefinisikan komunikasi sebagai proses
dimana partisipan-partisipan komunikasi menciptakan dan membagi informasi satu
sama lain untuk mencapai kesamaan makna. Menurut Kincaid (1979) di dalam Rogers
and Kincaid (1981) Komponen utama pada model ini adalah informasi, ketidakpastian,
konvergen,
pengertian
bersama,
persetujuan
bersama,
aksi
kolektif
dan
keterhubungan jaringan. Model komunikasi konvergensi mengarah kepada suatu
perspektif hubungan komunikasi antar manusia yang bersifat interpersonal. Oleh
karenanya hubungan-hubungan yang terbentuk merupakan suatu rangkaian jalinan
yang interaktif.
Penelitian
jaringan
komunikasi
merupakan
penelitian
komunikasi
yang
menggunakan model komunikasi konvergen karena, dalam penelitian jaringan
komunikasi menginvestigasi dua aspek yang mengimplikasikan model konvergen yakni
(1) kealamiahan dinamika komunikasi manusia sepanjang waktu, (2) pertukaran
konten informasi. Tujuan penelitian komunikasi yang menggunakan analisis jaringan
komunikasi adalah (1) untuk memahami gambaran umum mengenai interaksi manusia
di dalam sistem sosial, (2) untuk mengidentifikasi struktur komunikasi yang ada di
dalam sistem sosial (Rogers and Kincaid, 1981).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan individu petani ubi
kayu dalam mengakses individu lain dan sumber informasi dalam sebuah jaringan.
Faktor tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar individu yang
berkomunikasi. Pada penelitian ini diduga terdapat faktor yang berhubungan dengan
kemampuan seseorang dalam menciptakan jaringan komunikasinya. Faktor tersebut
dalam penelitian ini adalah karakteristik personal petani ubi kayu yang terdiri dari usia,
pendidikan, pendapatan, luas lahan, pengalaman berusahatani, keikutsertaan dalam
kelompok dan kepemilikan media massa. Menurut Rogers (2003) hakekat dari suatu
jaringan komunikasi adalah hubungan-hubungan yang bersifat homofili (homophilus),
yakni kecenderungan manusia untuk melakukan hubungan atau kontak sosial dengan
orang-orang yang memiliki atribut sama atau yang lebih tinggi sedikit dari posisi
dirinya. Sehingga diduga terciptanya jaringan komunikasi diantara petani ubi kayu
dipengaruhi oleh karakteristik personal atau atribut yang dimiliki masing-masing petani
ubi kayu. Dengan demikian, penelitian ini bermaksud untuk melihat hubungan antara
29
karakteristik personal petani ubi kayu dengan kemampuan mereka dalam menciptakan
jaringan komunikasi baik dengan individu lain maupun dengan sumber-sumber
informasi lainnya.
Jaringan komunikasi yang dibentuk oleh petani ubi kayu dianggap sebagai upaya
petani dalam mendapatkan informasi mengenai teknologi produksi ubi kayu dengan
jalan mencari, menerima dan menyebarkan informasi guna meningkatkan penerapan
teknologi budidaya yang dapat meningkatkan produksi ubi kayu. Sehingga, dalam
penelitian ini jaringan komunikasi juga diasumsikan menjadi salah satu faktor yang
berhubungan dengan penerapan teknologi produksi yang dilakukan oleh petani ubi
kayu. Diduga semakin tinggi kemampuan individu dalam mengakses individu lain dan
berbagai sumber informasi dalam sebuah jaringan maka semakin tinggi pula tingkat
penerapan teknologi produksi yang dilakukan. Keterhubungan antara jaringan
komunikasi dengan penerapan teknologi sangat penting untuk dilihat mengingat,
informasi dalam jaringan komunikasi berfungsi untuk mengurangi penyebaran
informasi yang tidak merata yang nantinya akan terjadi kekosongan informasi (lack of
information) mengenai teknologi produksi sehingga berdampak pada penerapan
teknologi produksi yang lebih baik. Penerapan teknologi produksi dalam penelitian ini
dilihat dalam hal penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan panen.
Aspek kajian jaringan komunikasi meliputi peranan individu dan indikator
jaringan komunikasi. Peranan individu ditunjukkan dengan peranannya sebagai
bintang, jembatan, penghubung, atau pencilan dalam sistem sosial. Indikator jaringan
yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pengukuran menurut Freeman
(1979) dalam Scott (2000) yang terdiri sentralitas lokal dan sentralitas global.
Sentralitas lokal dipilih karena dapat memberikan gambaran tentang kemampuan
seseorang dalam menjalin hubungan dengan individu lain dalam sistem sosial di
lingkungan sekitar dirinya sendiri (sistem pertetanggaan). Dipilihnya sentralitas global
dipilih karena dapat menggambarkan kemampuan seseorang dalam mengakses
semua individu anggota sistem secara keseluruhan. Diduga semakin tinggi tingkat
kemampuan petani ubi kayu dalam menghubungi individu lain atau sumber informasi
lainnya baik dalam sistem pertetanggaan maupun sistem keseluruhannya maka
semakin tinggi pula tingkat penerapan teknologi produksi ubi kayu yang dilakukan oleh
petani tersebut.
Secara sederhana simpulan dari kerangka pemikiran tentang keterhubungan
antara karakteristik personal dengan jaringan komunikasi petani dan penerapan
teknologi produksi ubi kayu dapat di lihat pada Gambar 2 berikut ini :
30
KARAKTERISTIK
PERSONAL PETANI (X)
(X1) Usia
(X2) Pendidikan
(X3) Pendapatan
PENERAPANTEKNOLOGI
PRODUKSI
UBI KAYU (Y2)
JARINGAN
KOMUNIKASI PETANI
(Y1)
Penyiapan Lahan
(X4) Luas Lahan
Sentralitas Lokal
Pembibitan
(X5) Pengalaman
Berusahatani
Sentralitas Global
Penanaman
Pemeliharaan
Panen
(X6) Keikutsertaan
Dlm Kelompok
(X7) Kepemilikan
Media Massa
Keterangan
: Hubungan yang di uji dalam penelitian
Gambar 2. Keterhubungan antara karakteristik personal dengan jaringan
komunikasi petani dan penerapan teknologi produksi ubi kayu
31
Hipotesis
1.
Terdapat hubungan yang nyata antara karakteristik personal petani ubi kayu
yaitu usia, pendidikan, pendapatan, luas lahan, pengalaman berusahatani,
keikutsertaan dalam kelompok dan kepemilikan media massa dengan jaringan
komunikasi yaitu sentralitas lokal dan sentralitas global.
2.
Terdapat hubungan yang nyata antara jaringan komunikasi petani ubi kayu yaitu
sentralitas lokal dan sentralitas global dengan tingkat penerapan teknologi
produksi ubi kayu.
Download