BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Produk Kotler (2007:13) menyebutkan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, prestise perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa produk diperlukan untuk mempertemukan hasil perusahaan dengan permintaan yang ada agar produk yang diperlukan oleh konsumen untuk memberikan kepuasan pada konsumen dan sekaligus menguntungkan perusahaan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, orang, tempat, property, organisasi, dan gagasan. 3.1.1 Level Produk Dalam menentukan tawaran pasar, pemasar perlu berpikir melalui lima level produk Manfaat Inti Gambar 3.1 Lima Level Produk 26 Tiap level menambahkan lebih banyak nilai pelanggan, kelimanya membentuk hierarki nilai pelanggan. Level paling dasar adalah manfaat inti (core benefit ), yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan. Pada level kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti itu menjadi produk dasar ( basic product ). Pada level ketiga, pemasar menyiapkan produk yang diharapkan (expected product ), yaitu serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika mereka membeli produk tersebut. Pada level keempat, pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan (augmended produk ) , yang melampaui harapan pelanggan. Persaingan sekarang pada dasarnya terjadi di level produk yang ditingkatkan, walaupun di beberapa negara yang terbelakang masih banyak persaingan yang berdasarkan produk yang diharapkan. Peningkatan produk mengarahkan pemasar untuk melihat pada keseluruhan sistem konsumsi pembeli : cara seorang pengguna produk melaksanakan tugas memperoleh, menggunakan, memperbaiki, dan membuang produk tersebut. Persaingan baru terjadi bukan di antara hasil-hasil yang diproduksi berbagai perusahaan dalam pabrik mereka, tetapi di antara apa yang mereka tambahkan pada hasil pabrik tersebut dalam bentuk pengemasan, pelayanan, iklan, konsultasi bagi pelanggan, pendanaan, pengaturan pengiriman, pergudangan , dan hal –hal lain yang dianggap orang bernilai. 27 Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai strategi peningkatan produk itu. Pertama, tiap peningkatan menimbulkan biaya bagi perusahaan. Pemasar harus bertanya apakah pelanggan bersedia membayar cukup besar untuk menutupi biaya tambahan tersebut. Kedua, manfaat tambahan tersebut akan segera menjadi manfaat yang diharapkan, Ketiga, saat berbagai perusahaan meningkatkan harga untuk produk yang mereka tingkatkan, sebagian pesaing sebaiknya dapat menawarkan produk yang ”lebih ringkas” dengan harga yang jauh lebih rendah. Keempat, terdapat produk potential ( potential product ), yang mencakup semua penigngkatan dan transformasi yang akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan. Di sinilah perusahaan-perusahaan secara agresif mencari berbagai cara baru memuaskan pelanggan dan membedakan tawarannya. Beberapa perusahaan yang paling berhasil menambahkan manfaat pada tawaran mereka yang tidak hanya memuaskan pelanggan tetapi juga mengejutkan dan menggembirakan mereka. Menggembirakan berarti memberikan manfaat tidak terduga yang melampaui harapan dan keingina normal. 28 3.1.2 Klasifikasi Produk Pemasar biasanya mengklasifikasikan produk berdasarkan karakteristik produk: daya tahan, keberwujudan, dan penggunaan ( konsumen atau industri ). Tiap jenis produk memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai. Daya tahan dan keberwujudan Produk dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya: Barang yang tidak tahan lama ( nondurable goods ) Barang yang tidak tahan lama yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Karena barang- barang tersebut cepat terkonsumsi dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakan di berbagai lokasi, mengenakan marjin yang kecil dan memasang iklan besarbesaran guna memancing orang untuk mencoba dan membangun prefensi. Barang tahan lama ( durable goods ) Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali- kali. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual. Jasa ( services ) Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan , dan mudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian. 29 Klasifikasi Barang konsumen Banyak barang yang dibeli konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan berbelanja konsumen. Kita dapat membedakan antara barang kenyamanan ( Convenience ), belanjaan ( shopping ), khusus ( speciaty ), dan barang yang dalam kondisi normal tidak dicari. Barang Convenience : Barang yang biasanya sering dicari konsumen, segera, dan dengan usaha yang minimum. Barang shopping : Barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas harga, dan gaya dalam proses pemilihan, dan pembelian. Barang khusus ( speciaty goods ) : Barang dengan karakteristik unik, dan atau identifikasi merk, dimana untuk memperoleh barang tersebut, pembeli mau melakukan usaha khusus untuk mendapatkannya 3.1.3. Atribut Produk Kotler, ( 2007:72 ) menyatakan bahwa “atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan oleh pembeli”. Definisi produk menurut William J. Stanton, (2001, hal. 222-223), dalam bukunya “Fundamental of Marketing” yang diterjemahkan oleh Yohanes Sumarto adalah : 30 “Sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata di dalamnya sudah tercakup warna, kemasan, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik, serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai suatu yang bisa memuaskan keinginannya.” Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut-atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen. Suatu produk harus memiliki atribut yang mendukungnya, contohnya adalah harga yang berfungsi sebagai harga beli yang berlaku bagi konsumen. Berikut ini adalah atribut yang harus ada dalam suatu produk, yaitu : a. Harga Menurut Kotler, (2007:339) harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa. b. Merek Merek adalah semua nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semua yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk dari satu penjual untuk membedakannya dengan produk pesaing. 31 c. Kemasan Kemasan adalah pembungkus luar produk yang berfungsi untuk melindungi produk, memudahkan konsumen dalam memakainya, menaikan citra produk atau bahkan sekaligus dapat dijadikan alat promosi ketika produk yang dilemparkan ke pasaran. Dengan menciptakan bentuk kemasan yang menarik disertai dengan sloganslogan yang memiliki ciri khas masing-masing produk yang berguna untuk meyakinkan konsumen tentang keunggulan produk tersebut. d. Kualitas Kualitas merupakan salah satu atribut produk yang paling penting di mata konsumen. Konsumen akan berusaha mencari produk yang paling berkualitas tinggi, karena menyangkut kepuasan konsumen. Oleh karena itu suatu perusahaan harus memperhatikan kualitas produk yang akan diluncurkan kepasaran. e. Ukuran Ukuran suatu produk mempunyai hubungan yang erat dengan kebiasaan membeli jumlah kebutuhan konsumen. Ini berati kebutuhan antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya berbedabeda, sehingga perlu menyediakan produk dengan berbagai macam ukuran. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat menyesuaikan antara kebutuhannya dengan ukuran produk yang ada. 32 3.1.4. Inovasi Produk Inovasi produk adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyempurnaan produknya agar dapat selalu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Tjiptono memberikan definisi inovasi produk (2005:124), sebagai berikut: “Inovasi produk merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk ke arah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih besar”. Sedangkan menurut penulis, inovasi produk adalah merupakan suatu proses pencarian ide produk baru sebagai perluasan dari lini produk yang sudah ada, dan hasil dari suatu inovasi produk adalah suatu produk baru yang dapat ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar. Kemudian Kotler (2007:316), mengemukakan bahwa produk baru terlihat dengan adanya produk yang benar-benar baru di pasaran, produk lama yang dimodifikasi, dan produk dengan merk baru dalam konsep produk yang telah diuraikan di atas. Dalam kebijakan inovasi produk menyangkut pula keputusan untuk mendesain atau memodifikasi produk yang sudah ada, yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi dengan pemanfaatan sumber-sumber daya yang maksimal. Untuk itu perlu dibahas lebih lanjut dahulu pengertian dari inovasi produk tertentu. 33 3.1.5. Arti dan tujuan inovasi produk Secara garis besar, aktivitas inovasi produk baru menurut Fandy, Chandra, dan Dadi (2008), dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Strategik , menghasilkan 6 macam produk tipe produk baru : 1. Produk baru bagi dunia (new to the world), yaitu produk yang menciptakan pasar yang sama sekali baru dan membentuk siklus hidup produk yang baru. Pada saat pertama kali diluncurkan, produk yang sungguh-sungguh baru ini tidak memiliki pesaing langsung. 2. Lini produk baru (new product line), yaitu produk yang baru bagi perusahaan, namun diluncurkan bagi pasar yang sudah ada. 3. Perluasan lini (new line product), yaitu produk baru yang memungkinkan perusahaan memperluas pasar yang dilayani dengan menawarkan manfaat yang berbeda. 4. Penyempurnaan produk yang telah ada (improvement to existing product), yaitu produk- produk yang biasanya dirancang untuk menggantikan penawaran produk yang sudah ada. 5. Repositioning, inovasi teknis yang memungkinkan suatu produk menawarkan aplikasi baru dan melayani kebutuhan yang baru. 6. Pengurangan biaya (cost reductions), yaitu versi dari produk yang ada yang dapat memberikan kinerja setara pada tingkat harga yang lebih murah. 34 Faktor-faktor intern yang melatar belakangi adanya inovasi produk adalah: a. Kebutuhan akan pertumbuhan b. Menggunakan kapasitas yang berlebihan c. Melengkapi lini produk Sedangkan faktor-faktor ekstern adalah: a. Meningkatkan daya pilih konsumen b. Menghadapi pesaing c. Keadaan lingkungan dan sumber daya. Secara garis besar tujuan inovasi produk yaitu : 1) menurut pemilik perusahaan, 2) kaum ekonomi, dan 3) pandangan masyarakat umum. Bagi pemilik perusahaan produk baru berguna untuk menjaga pertumbuhan keuntungan perusahaan. Bagi kaum ekonomi inovasi produk berguna dalam persaingan teknologi dengan negara-negara lain. Menurut sudut pandang umum, inovasi produk baru mempunyai nilai-nilai yang tinggi baik bagi pendidikan, kesehatan, militer, dan untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Hal ini karena pada produk baru selalu akan ditawarkan sesuatu yang lebih baik dari yang sebelumnya. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa adanya produk baru adalah sangat penting, inovasi produk didorong oleh faktor intern dan 35 ekstern perusahaan. Hadirnya produk baru juga berguna dan penting bagi perusahaan, masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 3.2. Harga 3.2.1 Definisi harga : Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan . ( Tjiptono, 2005 : 241); Hermawan (1996:308) Istilah harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Kotler dan Amstrong (2007:439) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut. Alma (1992:79) harga dalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. 3.2.2. Peranan harga Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu: Peranan alokasi dari harga, Yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli 36 untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. Peranan informasi dari harga, Yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas.Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. (Tjiptono, 2005:152) Dalam menentukan keputusan pembelian, informasi tentang harga sangat dibutuhkan dimana informasi ini akan diperhatikan, dipahami dan makna yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen. 3.3.3. Strategi penetapan harga Penetapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan. Sasaran penetapan harga dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Berorientasi pada laba untuk: a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan perusahaan. b. Memaksimalkan laba 2. Berorientasi pada penjualan untuk: a. Meningkatkan penjualan. b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar. 37 3. Berorientasi pada status quo untuk: a. Menstabilkan harga b. Menangkal persaingan. Dalam dalam menentukan kebijaksanaan harga ada 3 kemungkinan: Penetapan harga diatas harga saingan Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa barang yang dijual mempunyai kualitas lebih baik, bentuk yang lebih menarik dan mempunyai kelebihan lain dari barang yang sejenis yang telah ada dipasaran. Penetapan harga dibawah harga saingan Kebijakan ini dipilih untuk menarik lebih banyak langganan untuk barang yang baru diperkenalkan dan belun stabil kedudukannya dipasar. Mengikuti harga saingan Cara ini dipilih untuk mempertahankan agar langganan tidak beralih ketempat lain. Tingkat harga terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : 1. Keadaan Perekonomian Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. 2. Permintaan dan penawaran Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. 38 3. Elastisitas permintaan Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar. 4. Persaingan Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. 5. Biaya Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. 6. Tujuan perusahaan Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah : - Laba maksimum - Volume penjualan tertentu - Penguasaan pasar Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu. 7. Pengawasan pemerintah Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktekpraktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli. Tujuan penetapan harga menurut Swasta (2002 : 242) tersebut adalah: 1. Meningkatkan penjualan 2. mempertahankan dan memperbaiki market share 39 3. Stabilisasi harga 4. mencapai target pengembalian investasi 5. Mencapai laba maksimum 3.3.4. Strategi penyesuaian harga Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka untuk memperhitungkan perbedaan pelanggan dan perubahan situasi. Dibawah ini merupakan strategi penyesuaian harga diantaranya adalah: a. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga. Mengurangi harga untuk memberikan penghargaan kepada pelanggan yang memberikan tanggapan seperti membayar lebih awal atau mempromosikan produk. Macam-macam diskon yang ditawarkan perusahaan: - Diskon kas adalah pengurangan harga pada pembeli yang membayar tagihan mereka tepat waktu. - Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam volume besar. - Diskon fungsional adalah pengurangan harga yang ditawarkan penjual bagi anggota jalur distribusi yang melakukan fungsi-fungsi tertentu. - Diskon musiman adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli barang atau jasa diluar musim. Alasan perusahaan memprakarsai pemotongan harga: - Kelebihan kapasitas - Merosot bagian pasar akibat makin ketatnya persaingan - Untuk mengunggulkan pasar melalui struktur biaya yang lebih rendah. 40 Alasan perusahaan memprakarsai kenaikan harga; - Adanya inflasi yang selalu berlanjut. - Permintaan yang berlebihan. Perusahaan besar sering ditantang oleh perusahaan kecil melalui prakarsa pemotongan harga, sedangkan perusahaan besar ( market leader misalnya) sering mencoba menaikkan harga karena merasa kuat dan produknya sangat disenangi konsumen karena memiliki kekhususan yang lain. b. Penetapan harga tersegmentasi. Menyesuaikan harga untuk membuat perbedaan diantara pelanggan, produk maupun lokasi. c. Penetapan harga psikologis. Menyesuaikan harga untuk mempengaruhi secara psikologis. d. Penetapan harga promosi. Sewaktu-waktu mengurangi harga untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek. e. Penetapan harga geografis. Menyesuaikan harga untuk memperhitungkan lokasi geografis pelanggan. f. Penetapan harga internasional. Menyesuaikan harga untuk pasar tradisional. (Kotler & Amstrong, 2007:485) Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa harga adalah jumlah uang yang digunakan untuk mendapatkan suatu barang. Dengan indikator ; 1. Tingkat harga, 2. Harga saingan, 3. Permintaan. 41 Sedangkan harga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah uang yang digunakan untuk memperoleh pengharum ruangan “Denis”. 3.3. Perilaku Konsumen 3.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa tersebut di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Tjiptono,, 2005: 10). Hubungannya dengan minat beli suatu produk atau jasa, pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti apa (what) yang dibeli, dimana membeli (where), bagaimana kebiasaan what (how condition) perusahaan dalam often) membeli barang-barang pemasaran dan dan perlu dalam keadaan jasa-jasa dibeli. didukung pemahaman apa (under Keberhasilan yang baik 42 mengenai perilaku konsumen, konsumen perusahaan dapat karena dengan merancang apa memahami saja yang perilaku diinginkan konsumen. 3.3.2. Model Perilaku Konsumen Model menerangkan dipengaruhi rangsangan perilaku bahwa oleh konsumen yang dikemukakan Kotler (2007) keputusan konsumen dalam pembelian selain karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh perusahaan yang mencakup produk, harga, tempat dan promosi. Variabel - variabel di atas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian. Gambar 3.2. Gambar Perilaku Konsumen (Kotler : 2007) 43 Model lain yang dapat disajikan adalah model perilaku konsumen seperti yang disajikan dalam gambar 3.3. Gambar 3.3. Gambar Perilaku Konsumen Model perilaku konsumen yang dikembangkan Assael bahwa proses keputusan konsumen dalam pembelian ditekankan pada tiga faktor yaitu : a. Stimuli Stimuli menunjukkan penerimaan informasi oleh konsumen dan pemprosesan informasi terjadi saat konsumen mengevaluasi informasi dari periklanan, teman atau pengalaman sendiri. b. Karakteristik Pribadi Konsumen Karakteristik pribadi konsumen meliputi persepsi, sikap, manfaat serta karakteristik konsumen (demografi, kepribadian, gaya hidup). c. Respon Konsumen Respon konsumen adalah hasil akhir dari proses keputusan konsumen dan suatu pertimbangan yang menyeluruh dari semua faktor di atas. 44 3.4. Minat Beli Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat yang muncul dalam melakukan pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam benaknya itu. Ajay dan Goodstein (1998) mengatakan bahwa jika kita ingin mempengaruhi seseorang, maka cara yang terbaik adalah mempelajari apa yang dipikirkannya, dengan demikian akan didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentang orang itu, tentu lebih bagaimana proses informasi itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan “The Buying Process” (Proses Pembelian). Menurutnya proses pembelian meliputi lima hal : 1. Need (kebutuhan) Proses pembelian berawal dari adanya kebutuhan yang tak harus dipenuhi atau kebutuhan yang muncul pada saat itu dan memotivasi untuk melakukan pembelian. 2. Recognition (Pengenalan) Kebutuhan belum cukup untuk merangsang terjadinya pembelian karena mengenali kebutuhan itu sendiri untuk dapat menetapkan sesuatu untuk memenuhinya. 45 3. Search (Pencarian), Merupakan bagian aktif dalam pembelian yaitu mencari jalan untuk mengisi kebutuhan tersebut. 4. Evaluation (Evaluasi) Suatu proses untuk mempelajari semua yang didapat selama proses pencarian dan mengembangkan beberapa pilihan. 5. Decision (Keputusan) Langkah terakhir dari suatu proses pembelian untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima. Lima tahap diatas merupakan suatu proses dimana kita dapat memberikan suatu informasipersuasif yang spesifik untuk mempengaruhinya. Stanton (1995) dalam Ajay dan Goodstein (1998) memberikan tahapan proses dalam pengambilan keputusan untuk membeli adalah : 1. Pengenalan Masalah. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal dari pembeli. 2. Pencarian Informasi. Konsumen yang tergugah akan mencari informasi. Secara umum,konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber komersial, yaitu sumber yang didominasi pemasar. Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui tentang merek-merek 46 yang bersaing dan keistimewaan mereka. Jadi perusahaan harus mempersiapkan komunikasi yang efektif dengan pasar sasaran. 3. Evaluasi Alternatif. Konsumen memproses informasi merek yang kompetitif dan membuat penilaian akhir. 4. Keputusan Pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merekmerek dalam kumpulan pilihan. Kemudian konsumen membentuk minat untuk membeli produk yang paling disukai. 5. Perilaku Pasca beli. Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian,pemakaian dan pembuangan pasca pembelian. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak. Sejalan dengan hal tersebut minat beli dalam penelitian ini secara kontektual dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu motivasi konsumen untuk membeli. Secara kondisional maka kondisi yang terjadi berkaitan dengan produk pengharum ruangan yang dapat dicerminkan dari atribut produk yaitu desain dan harga produk. 47 3.5. Pengaruh Antar Variabel 3.5.1. Pengaruh Inovasi produk Terhadap Minat Beli Pada penelitian ini indikator inovasi produk, ditelaah pengaruhnya baik sebagai indikator tunggal ataupun secara bersama-sama sebagai atribut gabungan (multi atribut) pada persepsi pembeli tentang inovasi produk. Hanya saja dalam penelitian ini tidak menelaah lebih lanjut pengaruhnya pada variabel nilai yang dirasakan dan keinginan membeli. Kaitan antara inovasi produk dengan minat beli dikemukakan bahwa inovasi produk akan berpengaruh langsung terhadap tingginya minat beli terhadap suatu produk. Hal tersebut didukung oleh perkembangan pasar yang demikian pesat mendorong konsumen untuk lebih memperhatikan inovasi dan pengembangan dari suatu produk dalam memutuskan pembelian. Hal tersebut menjustifikasi pengaruh inovasi produk terhadap minat beli. 3.5.2. Pengaruh Harga Terhadap Minat Beli Mengembangan produk, mendesain saluran distribusi serta mendesain promosi membutuhkan waktu lama. Sedangkan harga, penetapannya tidak lama. Misalnya sore ini, pukul 17.35 wib, harga suatu produk naik 100%, dalam hitungan detik, harganya bisa langsung dinaikan. Lalu mengapa harga begitu penting? Menetapkan harga memang mudah, tetapi menetapkan harga yang tepat, itulah persoalannya. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dan banyak pihak yang berkepentingan dengan harga. Bagi perusahaan harga jelas mempengaruhi keuntungan. Jelasnya harga tidak boleh 48 lebih rendah dari biaya rata-rata per produk kalau perusahaan ingin memperoleh keuntungan, dan tidak boleh terlalu tinggi, agar terjangkau oleh konsumen, dan bisa menimbulkan minat beli konsumennya. Bagi pembeli, harga memberikan dampak ekonomis dan psikologis. Dampak ekonomisnya berkaitan dengan minat beli dan daya beli. Sebab harga merupakan biaya (cost) bagi pembeli. Semakin tinggi harga, semakin sedikit produk yang bisa mereka beli. Sebaliknya, semakin rendah harga, semakin banyak produk yang bisa mereka beli. Namun tidak otomatis semakin banyak produk yang dibeli. Justru kadang-kadang harga mempunya asspek psikologis, di mana harga tinggi mencerminkan kualitas tinggi dan harga rendah menceminkan kualitas rendah pula. Kalau ini berlaku untuk suatu produk, menurunkan harga bisa berakibat menurunkan minat beli, sehingga akhirnya permintaan pasar menurun. Diungkapkan bahwa harga yang sesuai dan terjangkau akan mendorong minat beli konsumen. Jika sebuah barang berupa pengharum ruanagn mampu memberikan harga yang relatif murah, bagus, potongan harga yang menarik dan kompetitif untuk produk yang berkualitas, seperti adanya desain yang menarik, aroma yang lebih tahan lama, barang yang mudah didapat, dan harga yang murah, diharapkan mampu mendorong konsumen untuk memberi produk tersebut. Terutama untuk golongan barang- barang yang menjangkau segment menengah ke bawah, dengan jenis barang yang habis dalam sekali pakai, dan dilakukan berulang-ulang, maka peranan harga di sini sangat sensitif. 49 3.6 Penelitian Terdahulu Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh Dede Darsono (2007), dengan judul pengaruh kebijakan harga dan produk terhadap minat beli konsumen Perum griya Bandung, uji hipotesa yang digunakan adalah uji T dan uji F, data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kebijakan harga yang terjangkau, sesuai dengan daya beli dan adanya potongan harga penjualan serta kebijakan produk melalui pengingkatan, kualitas, desain, dan bentuk produk, memiliki korelasi yang kuat terhadap minat beli konsumen. Kebijakan harga secara parsial memiliki korelasi yang kuat terhadap minat beli konsumen yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kebijakan harga dengan minat beli konsumen. Dan secara simultan kebijakan harga dan kebijakan produk memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap minat beli konsumen. Penelitian yang mendukung lainnya juga pernah dilakukan oleh Ujianto dan Abdurachman (2009), dengan judul penelitian ”Analisis faktor-faktor yang menimbulkan minat beli pada produk sarung”, dimana hasil penelitiannya menunjukan bahwa faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli produk sarung adalah inovasi produk yang meliputi kualitas, warna, kemasan , harga, diskon, dan hadiah. Dari keseluruhan faktor tersebut, kualitas dan harga yang paling dominan. Dari paparan di atas dapat diajukan hipotesis berikut: H1: Terdapat pengaruh antara inovasi produk terhadap minat beli konsumen. H2 : Terdapat pengaruh antara harga terhadap minat beli konsumen 50 3.7. Kerangka Pemikiran Minat beli yang dilakukan konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor inovasi produk dan harga. Kepuasan konsumen akan suatu kinerja produk mempengaruhi konsumen untuk melakukan pemakaian ulang. Kepuasan konsumen telah menjadi konsep sentral dalam teori dan merupakan salah satu tujuan esensial praktik bagi aktifitas pemasaran, bisnis. serta Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya minat beli kembali/loyalitas pelanggan, meningkatnya reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya biaya transaksi masa depan serta meningkatnya efisiensi dan produktifitas karyawan. Konsumen yang loyal merupakan kunci sukses suatu bisnis atau usaha. Memciptakan pelanggan/ konsumen memang harus mendapatkan prioritas yang utama. Inovasi produk juga sangat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membelanjakan sejumlah uangnya untuk melakukan pembelian ulang pada toko yang sama. Selain faktor inovasi produk yang meliputi kemasan produk yang menarik, desain yang sesuai selera konsumen,aroma atau wangi dari produk pengharum ruanagn tersebut, kualitas produk yang cukup baik, serta modelnya yang selalu mengikuti perkembangan jaman, harga juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang mempengaruhi konsumen untuk loyal terhadap suatu produk, apalagi untuk golongan konsumen menengah ke bawah yang peka terhadap harga. Dengan inovasi produk, bisa lebih meningkatkan nilai guna dan manfaat dari produk tersebut, disertaikan harga yang kompetitif diharapkan bisa 51 menciptakan minat beli yang besar dan memperbesar segment pasar, diharapkan dengan inovasi produk bisa menciptakan pelanggan baru. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya faktor keragaman produk dan harga yang konpetitif dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan konsumen untuk tetap mempunyai minat beli untuk membeli produk pengharum ruangan Denis. Secara garis besar, keragaman produk dan harga mempengaruhi tingkat minat beli dapat dilihat didalam bagan dibawah berikut ini: Gambar 3.4. Kerangka Berfikir Penelitian Inovasi Produk (X1) - Kemasan yang menarik - Desain sesuai selera - Aroma yang bervariasi - Kualitas yang baik - Modelnya yang up to date Harga (X2) - Harga sesuai kualitas - Harganya terjangkau - Harga sesuai manfaat - Potongan harganya menarik Minat Beli (X3) : Berminat karena desainnya menarik Berminat karena aromanya yang beraneka macam Berminat karena harganya yang murah dan terjangkau Berminat karena potongan harganya yang menarik 52 3.8 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. (Sugiono, 2004:51) Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada pengaruh inovasi produk terhadap minat beli produk pengharum ruangan Denis. 2. Ada pengaruh harga terhadap minat beli produk pengharum ruangan Denis. 3. Ada pengaruh dari inovasi produk dan harga secara bersama-sama terhadap minat beli produk pengharum ruangan Denis. 53