BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk membahas permasalahan tentunya diperlukan suatu alat yang menjadi dasar pembahasan. Berikut ini beberapa dari kerangka konsep yang akan mendukung peneliti dalam melakukan penelitian mengenai strategi Word of Mouth The Masgan Barbershop untuk meningkatkan Brand awareness. 2.1 Komunikasi Pemasaran Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect (Lasswell 1960)1. Unsur-unsur komunikasi berdasarkan Model S-M-C-R yaitu S singkatan dari Source yang berarti sumber atau komunikator, M singkatan dari Message yang berarti pesan, C singkatan dari Channel yang berarti saluran atau media, sedangkan R singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau komunikan2. Dari rumus tersebut kita dapat menyampaikan beberapa hal, yaitu pesan apa yang ingin disampaikan oleh komunikator, melalui saluran apa dan apakah pesan tersebut diterima oleh komunikan. Komunikasi sebagai aktifitas dari pemasaran karena komunikasi memegang peran penting dalam proses pertukaran. Komunikasi dapat menginformasikan, dan membuat konsumen potensial menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. George E. Belch dan Michael A. Belch, dalam buku Advertising & Promotion: an IMC Perspective, mengemukakan definisi konsep pemasaran sebagai fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk kreasi, komunikasi dan 1 Lasswell, Harold D. The Analysis of Political Behaviour. An Empirical Approach. Third Impression. London: Routledge & Kegan Paul Ltd., 1951. 2 Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 2003, hal.256. 9 10 penyampaian nilai kepada para pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan yang memberikan manfaat bagi organisasi dan para pemangku kepentingan (stakeholders) yang memiliki hubungan erat dengan organisasi3. Sedangkan definisi pemasaran menurut Philip Kotler adalah Suatu proses social dan managerial yang didalamnya individu dan kelompok mandapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernlai dengan pihak lain4. Dan menurut Morrisan, mendefinisikan komunikasi pemasaran adalah upaya untuk menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan promosi perusahaan dapat menghasilkan citra atau image yang bersifat satu dan konsisten bagi perusahaan5. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran merupakan bauran promosi yang merupakan alat efektif untuk berkomunikasi dengan para pelanggan untuk menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan promosi perusahaan untuk menghasilkan citra bagi perusahaan. Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju. Namun kini hal tersebut semakin berkembang tidak hanya dalam hal product, promotion, dan price. Namun juga mengenai place, people, process, dan physical evidence. Penulis kurang paham siapa yang terlebih dahulu mengemukakan konsep 7P ini, tetapi yang jelas, sangat berguna bagi penerapan konsep ini dalam komunikasi pemasaran. Dalam komunikasi pemasaran ada beberapa elemen yang dipadukan yang terwujud dalam bauran komunikasi pemasaran terpadu, yaitu bauran pemasaran (marketing mix), lalu bauran promosi (promotion mix) yang sebenarnya adalah 3 Belch, G.E & Belch, M.A. Advertising and Promotion : An Integrated Marketing Communication Perspective, 7th Edition. New York: McGraw Hill, 2007. 4 Philip kotler dan Gary Armstrong. Dasar‐dasar Pemasaran Jilid I. Jakarta : Prenhallindo, 1997. Hal:6 5 Aexander : Morissan. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta : Ramdina Prakarsa, 2007. 11 bagian dari marketing mix, namun kini lebih spesifik. Dan ada pula strategistrategi komunikasi pemasaran tertentu, seperti strategi segmenting, targeting, pricing,dan positioning, dalam bauran pemasaran. Semua itu kembali pada kondisi perusahaan jasa yang melaksanakannya. Dalam marketing mix perusahaan jasa khususnya, ada unsur-unsur atau elemen yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan keputusan dalam pembuatan strategi komunikasi pemasaran, yaitu 4P ditambah 3P : product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence. 1. Product (The Services) Produk jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari sesuatu yang ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah manfaat yang didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun kombinasinya. 2. Price Penetapan harga merupakan suatu hal penting . Perusahaan akan melakukan hal ini dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga akan dapat mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga merupakan faktor utama penentu posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran ragam produk, dan pelayanan, serta persaingan. 3. Place Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus juga menjadikan biaya rental atau investasi tempat menjadi semakin mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat terkompensasi dengan reducing biaya marketing, sebaliknya lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen agar berkunjung. Dekorasi dan desain sering menjadi daya tarik tersendiri bagi para target konsumen. Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan yang memberikan kenyamanan. 12 4. Promotion Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi pembelian. Tujuan kegiatan promosi antara lain : a. Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru b. Mengkomunikasikan produk baru c. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas d. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk e. Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk f. Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk. 5. People People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi people yang merupakan karyawan dengan performance tinggi. Kebutuhan konsumen terhadap karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan konsumen puas dan loyal. Kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Faktor penting lainnnya dalam people adalah attitude dan motivation dari karyawan dalam industri jasa. Moment of truth akan terjadi pada saat terjadi kontak antara karyawan dan konsumen. Attitude sangat penting, dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti penampilan karyawan, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur kata. Sedangkan motivasi karyawan diperlukan untuk mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan pada level yang diekspetasikan. 6. Process Process, mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Mengingat bahwa penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka untuk menjamin mutu layanan (quality assurance), seluruh operasional perusahaan harus dijalankan sesuai dengan sistem dan 13 prosedur yang terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja. 7. Physical Evidence Building merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dalai perusahaan jasa yang memiliki karakter. Perhatian terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lightning system, dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood pengunjung. Bangunan harus dapat menciptakan suasana dengan memperhatikan ambience sehingga memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat membrikan nilai tambah bagi pengunjung, khususnya menjadi syarat utama perusahaan jasa dengan kelas market khusus6. Untuk mencapai tujuan promosi tersebut, maka diperlukan beberapa instrumen dasar yang disebut dengan bauran pemasaran atau promotional mix. Secara tradisional, bauran promosi terdiri dari empat elemen, namun dalam perkembangannya George dan Michael Belch dalam Morissan menambahkan dua elemen tambahan dalam promotional mix, yaitu direct marketing dan interactive media (internet marketing atau disebut online marketing). Dibawah ini adalah bagan dari bauran promosi secara modern : Gambar 2.1 : Bagan Bauran Promosi 6 http://rifkiemuhammad.blogspot.com/2012/11/bauran‐pemasaran‐7p_8878.html 14 Elemen-elemen Promotional Mix : Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung dan tidak langsung tentang produk, merek, ataupun jasa yang mereka jual. Intinya, komunikasi pemasaran mempresentasikan “suara” perusahaan dan mereknya, serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.7 Meskipun Komnikasi Pemasaran Bisa memainkan sejumlah peran penting, mereka harus melakukannya dalam lingkungan komunikasi yang semakin keras. Teknologi dan factor-faktor lain telah sangat mengubah cara konsumen memproses komunikasi, bahkan jika mereka tidak memilih untuk memprosesnya sama sekali. Adapun bauran Komunikasi pemasaran ( Marketing Communication Mix) terdiri dari delapan model komunikasi utama8, yaitu : 1. Iklan Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas. 2. Promosi Penjualan Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk jasa. 3. Acara dan Pengalaman Kegiatan atau program yang di sponsori oleh perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. 4. Hubungan masyarakat dan publisitas Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya. 7 Philip Kotler dan Kevine Lane Keller. Manajemen pemasaran, edisi ketiga belas . Erlangga. 2009 Hal 173 8 Ibid Hal 174 15 5. Pemasaran Langsung Penggunaan surat, telepon, facsimile, e-mail, interet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respons atau dialog dari pelangan atau prospek tertentu. 6. Emasaran Interaktif Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk atau jasa. 7. Pemasaran dari Mulut ke Mulut Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk dan jasa. 8. Penjualan Personal Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospekif untuk tujan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan. 2.2 Word of Mouth Marketing (WoMM) Dalam dunia bisnis, word of mouth adalah tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain dari seseorang kepada orang lain (antarpribadi) non-komersial baik merek, produk, ataupun jasa.9 WoM sendiri terbagi atas dua jenis10 yaitu : 1) Organic Word of Mouth Organic WoM adalah WoM yang terjadi secara alami. Orang-orang yang merasa senang dan puas pada sebuah produk, memiliki hasrat alami untuk membagi dukungan dan antusiasme mereka. 9 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 32 Sumardy., Marlin Silviana., and Melina Melone. The Power of Word Marketing. 2011 Hal 67 10 16 Mereka inilah yang akan menjadi advokast bagi produk tersebut. Tapi walau terjadi secara alami, bukan berarti kita pasrah dan hanya menyerahkan semua kepada pelanggan. 2) Amplified Word of Mouth Amplified WoM adalah WoM yang by design perusahaan. WoM jenis ini terjadi ketika pemasar/perusahaan melakukan kampanye yang dirancang untuk mendorong atau mempercepat WoM kepada konsumen. Word of Mouth Marketing (WoMM) adalah sebuah percakapan yang di design secara online maupun offline memiliki multiple effect, non-hierarchi horizontal dan mutinasional11. Perusahaan memicu minat konsumen dengan cara yang menyebabkan konsumen berbagi pengalaman dengan orang lain. Agar prosesnya dapat berjalan dengan sempurna marketer perlu mencari orangorang yang sangat terkesan dan sangat puas atau bahagia karena produk, atau jasa yang ia terima, orang semacam ini akan menjadi rekomender yang besar pengaruhnya bagi orang lain. Word of Mouth marketing bisa juga berbentuk online dan offline. Tiga karakteristik penting adalah12 : 1. Kredibel Karena orang mempercayai orang lain yang mereka kenal dan hormati, pemasaran dari mulut ke mulut bisa sangat berpengaruh 2. Pribadi Pemasaran dari mulut ke mulut bisa menjadi dialog yang sangat akrab yang mencerminkan fakta,pendapat, dan pengalaman pribadi. 11 Ali Hasan, Opc.cit, 29 Philip Kotler dan Kevine Lane Keller. Manajemen pemasaran, edisi ketiga belas. Erlangga. 2009 Hal 192 12 17 3. Tepat Waktu Pemasaran dari mulut ke mulut terjadi ketika orang menginginkannya dan ketika mereka paling tertarik, dan sering kali mengikuti acara atau pengalaman penting atau berarti. Word of Mouth menjadi media yang paling kuat dalam mengkomunikasikan produk atau jasa kepada dua atau lebih konsumen. Umumnya, para manajer atau advisor merek yang secara alami mendorong para marketer untuk memancarkan tingkat kepercayaan yang kuat kepada konsumen, kejujuran CEO, marketer dan usahawan yang alamiah tanpa rekayasa adalah kunci terbentuknya tingkat kepercayaan konsumen. Hanya dengan cara demikian, maka perusahaan dapat berhasil atau karena keinginan yang sesaat munculnya perilaku jujur yang dipaksakan justru perusahaan akan gagal sama sekali. Dalam word of mouth, konnsumenlah yang memutuskan tentang sesuatu yang sangat berharga untuk dibicarakan. Perusahaan (CEO, marketer, usahawan dan seluruh mitra internal lainnya) harus bekerja keras untuk dapat memposisikan produk sedemikian rupa agar semua konsumen merasa bahwa semua produk itu berharga untuk didiskusikan dan kemudian mereka rekomendasikan kepada orang lain. Pelanggan yang telah memiliki pengalaman unik tentang produk, jasa dan merek itu ke dalam daftar agenda percakapan. Mereka secara sadar mengungkapkan kepada orang lain secara lisan (word of mouth) dalam berbagai kesempatan. Produk (quality, branded, value) yang excellence dapat mendorong kuatnya mutual dialogue, pass along effect, knowledge diffusion, cause and effect. 13 Mutual dialog, dimana konsumen memiliki pengalaman unik tentang produk secara alami cenderung untuk membagi pengalamannya pada setiap orang yang bertemu dengannya. Proses perbincangan lisan ini bukan suatu solidaritas melainkan sebagai sebuah kebanggaan atas interaksi dan pengalaman yang pernah mereka alami tentang produk. Untuk memperkuat mutual dialogue ini, perusahaan harus berupaya semacam “memimpin” (melalui leaflet, brosur 13 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 32 18 atau tulisannya) para konsumen untuk mempertimbangkan masalah – masalah inti yang akan mereka perbincangkan. Pass along effect, dimana konsumen umumnya suka menjawab, suka memperluas dialog mereka, mereka juga memiliki ketika mendengar sebuah kata yang baik, mereka cenderung mengklaim sebagai sebuah pengalamannya sendiri dengan tekanan kata yang sangat menarik. Pengalaman inilah kemudian sering menjadi efek yang terus berjalan antar konsumen dalam sepanjang kehidupan mereka. Krowledge diffusion word of mouth memiliki efek ganda, tidak hanya sebagai penyebaran tawaran produk, tetapi juga sebagai media penyebaran pengetahuan kepada orang lain. Terutama jika word of mouth produk ini jatuh pada konsumen atau orang yang suka berperan sebagai teacher, advisor atau orang yang mempunyai rasa ingin tahu yang kuat. Cause and effect merupakan cara yang paling mudah menciptakan efek yang berjenjang dalam memprakarsai kegiatan pemasaran dalam perbincangan produk. Cara ini lebih efektif dalam memotong kekacauan pasar, ketika konsumen dapat memahami aspek perbincangan produk, mereka akan menjadi bagian dari buzz, viral atau stealth marketing. Jaringan sosial, seperti myspace, dan facebook, menjadi kekuatan penting bagi dalam pemasaran bisnis-ke-konsumen maupun pemasaran bisnis-ke-bisnis. Aspek kunci jaringan sosial adalah berita dari mulut ke mulut (word of mouth) serta jumlah dan sifat percakapan dan komunikasi antara berbagai pihak. Meskipun jaringan raksasa seperti myspace dan facebook menawarkan paparan yang paling banyak, jaringan ceruk yang menawarkan pasar yang lebih terarah lebih mungkin menyebarkan pesan merek. Word of mouth antarkonsumen yang muncul secara alami dan jujur merupakan efek yang diinginkan oleh perusahaan, dan ini diakui oleh semua pakar marketing bahwa pesan pemasaran yang dihasilkanpun jauh lebih efektif dibanding dengan media lain. Ketika isi pesan word of mouth itu jujur, maka setiap orang akan menganggapnya sebagai sesuatu yang menyenagkan, tidak akan menimbulkan kerugian, mendorongkan diri mereka untuk layak menceritakan 19 kepada orang lain. Bahkan, terkadang mendesak orang lain yang mereka temui agar lebih cepat membeli produk atau merek yang secara nyata sangat bernilai atau berharga. Word of mouth akan semakin kuat ketika terjadi dalam suatu mutual dialogue. Dalam praktik pemasaran, cara kerja word of mouth marketing menggunakan sentuhan one to one personalized yang kemudian pesan itu menyebar bagaikan virus (viral) sehingga menjadi heboh (buzz). Pemasaran buzz dan viral mencoba menciptakan publikasi di pasar untuk memamerkan merek dan fitur berharganya. Sebagian percaya bahwa pembagian viral dan buzz lebih banyak digerakkan oleh peraturan hiburan daripada peraturan penjualan.14 2.2.1 Filosofi Word of Mouth Marketing Word of mouth marketing adalah upaya memberikan alasan agar orang berbicara tentang merek, produk maupun jasa dan membuat berlangsungnya pembicaraan itu lebih mudah. Struktur dialog dan percakapan yang baik bersumber dari advokasi merek aktual dan orang-orang (rekomender) bersedia pergi dari satu tempat ke tempat lain (offline) untuk berbagi pendapat, pengalaman, atau antusiasme mereka tentang suatu produk. Alasan yang begitu kuat dalam WoM adalah percakapan timbale balik, yang tidak dapat ditemukan dengan ratusan pesan lain dalam folder konvensional perusahaan. Filosofi dasar word of mouth marketing itu adalah15 : Keberlanjutan suara pelanggan , bukan suara perusahaan/owner/marketer Alami, asli, proses jujur bukan buatan dan juga manipulasi Konsumen mencari sumber informasi bukan perusahaan/owner/marketer Konsumen bicara tentang produk, layanan, atau merek dan mereka telah memiliki pengalaman 14 15 Philip Kotler dan Kevine Lane Keller. Op.cit., 257 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 29 20 2.2.2 Teknik Word of Mouth Marketing Beberapa pemasar menekankan pada dua bentuk khusus berita dari mulut ke mulut pemasaran dari buzz dan viral. Pemasaran buzz (gossip/perbincangan) menghasilkan ketertarikan, menciptakan publisitas, dan mengekspresikan informasi relevan baru yang berhubungan dengan merek melalui sarana yang tak terduga atau bahkan mengejutkan. Pemasarn viral (menular seperti virus) adalah bentuk lain dari mulut ke mulut atau “berita dari suatu klik mouse ke klik berikutnya (word of mouse),“ yang mendorong konsumen menceritakan produk dan jasa yang dikembangkan perusahaan atau informasi audio, video, dan tertulis kepada orang lain secara online.16 Adapun sejumlah teknik word of mouth marketing yang diarahkan untuk mendorong berbicara satu sama lain tentang produk atau jasa adalah sebagai berikut17 : Buzz Marketing : Menggunakan high profile berita untuk mendapatkan orang untuk berbicara tentang merek. Viral Marketing : Menciptakan masukan pesan informative yang dirancang untuk dapat diteruskan dalam model eksponensional, melalui e-mail misalnya. Community Marketing : Pembentukan atau mendukung ceruk komunitas yang mungkin untuk berbagi kepentingan tentang merek (seperti kelompok pengguna, kipas klub, dan forum diskusi); providing alat, konten, dan informasi untuk dukungan komunitas tersebut. Grassroats Marketing : Pengorganisasian dan memotifasi relawan untuk engage pribadi atau jangkauan lokal. Evangelist Marketing : Merekrut pendukung baru, advokasi, atau relawan yang didorong untuk mengambil peran leadership dalam menyebarkan pesan secara aktif. 16 Philip Kotler dan Kevine Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas. Erlangga. 2009 Hal 256 17 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 31 21 Influencer Marketing : Mengidentifikasikan masyarakat dan pendapat kunci leaders yang cenderung berbicara tentang produk dan memiliki kemampuan untuk influence pendapat orang lain. Street Marketing : Menjangkau dan berinteraksi dengan konsumen secara langsung – tatap muka di suatu tempat secara berkala. Stealth-Undercover Marketing : Gerakan marketing dibawah ambang sadar, misalnya menggunakan seorang actor untuk menyebar pesan positif dan suatu brand kepada publik. Cause Marketing : Pendukung begitu – menyebabkan keuangan untuk mendapatkan rasa hormat dan support dari orang – orang yang merasa sangat tahu tentang penyebabnya. Product Seeding : Meletakkan yang benar produk ke tangan kanan di waktu yang tepat, menyediakan informasi atau sampel untuk individu berpengaruh. Conversation Creation : Menarik atau menyenangkan iklan, email, menangkap frase, hiburan, atau dirancang untuk memulai aktifitas mulut. Brand Blogging : menciptakan blog dan berpartisipasi dalam blogging, dalam semangat terbuka, trans – orangtua komunikasi; berbagi informasi nilai. Referral Programs : Membuat alat yang memungkinkan pelanggan puas melihat teman-teman mereka. 2.2.3 Mindset Word of Mouth Marketing WoM Marketing memerlukan perubahan serangkaian mindset yang berbeda, ketika marketer ingin menjelaskan dan menawarkan manfaat sebuah produk, ia memutuskan untuk membuat dan mengirimkan press release ke media cetak dengan harapan agar target pasar dapat dicapai secara luas. Prospek diharapkan akan membaca press release dan promo-produk baru di media ini dan juga diharapkan komunikasi dapat berlanjut dengan perusahaan. Pesan komunikasi berasal dari perusahaan dalam bentuk satu arah yang dikendalikan oleh perusahaan dan monolog. Selagi pelanggan membaca atau mengamati 22 release, surat kabar atau majalah mungkin pesan ini menjadi perantara dengan pelanggan (itulah bentuk tradisional marketing).18 Tetapi, jika CEO atau staff blogging, membuat release manfaat produk baru dalam deretan blog atau media lainnya, sangat mungkin pelanggan tertarik untuk membacanya, menyediakan umpan balik, dan menjadi sarana interaktif dengan perusahaan atau marketer, prospek berbicara secara langsung dengan marketer. Pelanggan dilibatkan dalam proses pembuatan produk yang lebih baik. Itulah sebabnya akan lebih efektif dalam membangun kesetiaan pelanggan (inilah bentuk mindset word of mouth marketing).19 2.2.4 Konsep Kerja Word of Mouth dalam Memengaruhi Keputusan Konsumen WoM berperan dalam tiga hal (1) Arus informasi, (2) Arus pengaruh, dan (3) karakteristik tertentu yang dapat memainkan peran lebih besar dalam tahap awal, sementara yang lain memiliki pengaruh yang lebih besar kemudian. Pengambilan keputusan konsumen sampai pada tahap pembelian (tahap akhir) daalam WoM Marketing adalah sebagai berikut20 : Awereness. Konsumen tahu ada alternative, tetapi mungkin tidak memiliki kepentingan baik didalamnya atau informasi yang cukup untuk memahami kemungkinan keuntungan. Interest. Konsumen sadar, mengembangkan minat, dan karenanya memutuskan untuk mempelajari lebih lanjut tentang produk (harga, kualitas, manfaat, probabilitas keuntungan, probabilitas tindakan positif dan asal usul informasi). Cost, dan Benefit. Keputusan yang dibuat oleh penerima email atau mengadopsi layanan yang disarankan, umumnya akan terjadi proses 18 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 43 Ibid Hal 44 20 Ibid 19 23 evaluasi dan analisis rentang biaya dan manfaat berdasarkan informasi yang tersedia dipengaruhi oleh interaksi pengirim dan penerima email. Power. Kekuatan interpersonal adalah “kombinasi dari jumlah waktu, intensitas emosional, keintiman, dan layanan WoM”. Kekuatan ini dapat dibentuk berdasarkan sumber-sumber informasi. Persepsi Affinity. Proses penggabungan kesamaan sikap, nilai, gaya hidup antara dua orang, suka, ketidaksukaan, dan pengalaman, menjadi pendorong kedekatan hubungan dalam kelompok target, maka WoM akan menghasilkan antusiasme yang lebih besar. Kesamaan Demografis. Kesamaan demografis antara sumber dan target untuk menjadi penting untuk menjelaskan terjadinya pengaruh WoM, dan biasanya diukur sepanjang beberapa dimensi seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, atau tingkat pendidikan memfasilitasi arus informasi lebih sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan lebih mudah terutama dalam hal usia, jenis kelamin, dan status sosial. Kesamaan demografis akan memiliki pengaruh positif pada berbagai tahap proses pengambilan keputusan. Final Decision. Pada tahap terakhir ini konsumen mengambil tindakan yang dapat diamati, pembelian atau jasa adopsi yang berkelanjutan sebagai konsekuensi tahapan sebelumnya, pada tahapan ini juga muncul sebuah keputusan untuk menjadi pendistribusi – penyebar (spreaders) informasi bagi yang lain. 2.3 Strategi Word of Mouth Marketing Marketing sebagai strategi bisnis, merupakn tindakan penyesuaian perusahaan terhadap realitas bisnis yang berorientasi pasar agar terjadi pertukaran (exchange) antara produsen dengan konsumen, merangsang konsumen agar mau mengeluarkan uang yang mereka miliki untuk membeli dan menggunakan produk. Perusahaan yang unggul biasanya didukung oleh tiga hal pokok: pertama, mereka memiliki visi, misi dan tujuanyang jelas kemudian menerjemahkannya 24 kedalam bentuk kebijakan dan program untuk di transfer ke mind set semua mitra internal bisnis agar mereka memiliki arah yang sama dengan apa yang diinginkan oleh top leader sebagai driver perusahaan. Kedua, mereka memiliki kemampuan melakukan berbagai analisis seperti analisis lingkungan makro dan mikro, analisis kepuasan dan loyalitas pelanggan, analisis competitive advantage, analisis perilaku konsumen, analisis segmentasi pasar, analisis target pasar, analisis positioning, analisis dan perencanaan strategi pemasaran, analisis portfolio produk, analisis strategi harga, analisis saluran pemasaran, analisis strategi promosi. Ketiga, mereka adalah para kreator, inovator produk dan layanan serta kemampuan eksekusi strategi yang cemerlang dalam menyampaikan produk yang memiliki nilai tambah yang tinggi bagi konsumen mereka.21 WoM Marketing merupakan bagian dari strategi promosi dalam kegiatan pemasaran yang menggunakan “orang ke orang” yang puas untuk meningkatkan kesadaran produk dan menghasilkan tingkat penjualan tertentu. Komunikasi dari mulut ke mulut menyebar melalui jaringan bisnis, sosial dan masyarakat yang dianggap sangat menyebarluaskan berpengaruh informasi , biaya produk. efektif, Berbagai dan cara strategi cepat untuk diadopsi untuk memperlancar proses ini, termasuk kemitraan dengan pelanggan dan pembuatan rencana rujukan pelanggan. Focus WoM adalah pada upaya penciptaan suasana kegembiraan atau “buzz” mengenai produk baru, dalam kelompok sosial tertentu. Word of Mouth sebagai strategi promosi sangat menarik, karena mampu menggabungkan prospek dan pelanggan untuk mengatasi keraguan, biaya yang lebih rendah dan pengiriman pesan lebih cepat terutama melalui teknologi internet dalam meningkat kinerja perusahaan dari waktu ke waktu, karena itu WoM sebagai salah satu instrumen promosi tidak hanya efektif tetapi juga efesien sebagai syarat untuk keberlangsungan perusahaan, dorongan semakin kuat terutama karena22 : 21 22 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 230 Ali Hasan, Loc.cit 25 1. Online marketing (dengan keragaman media sosial yang ada) yang terus menerus berevolusi informasi dan perilaku konsumen dan produsen. 2. Meningkatkan minat menangani emosi konsumen sebagai alasan untuk memasuki pikiran bawah sadar konsumen untuk membuka wawasan pelanggan baru. 3. Meningkatkan peran word of mouth dalam memengaruhi pilihan pelanggan, yang dihasilkan dari pertumbuhan konsumen yang menggunakan media sosial seperti website, blog, facebook, myspace,twitter dan sebagainya. 4. Semakin tingginya tuntutan tanggung jawab sosial perusahaan untuk menunjukan sikap yang lebih perduli terhadap masyarakat dan masalah sosial. 5. Meningkatkan tekanan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi salah satunya lewat pemasaran. 2.3.1 Empat strategi word of mouth marketing Berikut adalah beberapa strategi word of mouth marketing yang dapat digunakan lewat website bisnis. Marketer tidak perlu menyewa konsultan marketing yang mahal untuk memulai aktifitas pemasaran. Adapun caranya adalah sebagai berikut23 : 1. Leverage jaringan sosial Komunitas online memiliki keeratan anggota kelompok pengguna yang dapat membantu meningkatkan kesadaran merek produk kita. Link-an ke komunitas online ini dengan alat atau penargetan konten khusus untuk mendapatkan banyak perhatian. Cara ini dapat digunakan dalam aplikasi platform untuk situs web tertentu seperti facebook, firefox dan wordpress, yang masing-masing memiliki jaringan pengguna yang luas. Teliti dan analisis bagaimana dampak konten itu dalam komunitas online yang sudah dijalankan. 23 Ali Hasan, Loc.cit, 267 26 2. Menargetkan influencer Cari individu yang memiliki trendsetter atau memiliki kewenangan pada topik tertentu. Mereka harus berasal dari individu-individu yang memiliki koneksi pribadi yang lebih banyak atau luas. Jika orang-orang ini menyebarkan pesan, maka produk akan sangat mudah disebarkan dalam kelompok sasaran potensial. Identifikasilah influencer yang mampu membangun hubungan dengan orang lain dan pasar melalui lingkup yang ada pengaruh sosialnya. Influencer-influencer kondang juga dapat dilacak dari pengguna situs-situs sosial seperti digg, webmaster, atau blogger yang memiliki banyak pendukung setia. 3. Eksklusivitas dan Kelangkaan Banyak situs bisnis yang menawarkan produk terbatas atau diskon temporal yang dikombinasikan dengan power influencer menjadi sebuah strategi yang sangat baik untuk menyebarluaskan kesadaran merek dari sebuah produk. Prinsip eksklusivitas dan kelangkaan pada dasarnya akan mengundang rasa ingin tahu dan konsisten menghasilkan permintaan dan percakapan produk-produk langka. Misalnya saja, banyak orang yang tidak henti-hentinya membicarakan ayat-ayat cinta, lascar pelangi dan buku kiamat 2012 atau filmnya mulai dari emperan toko sampai mimbar masjid beberapa waktu lalu. 4. Mikro Market Saat online, teknik viral marketing dapat memanfaatkan web untuk menyebarkan konten unik kepada calon user yang didukung dengan skema promosi yang bagus. Mikro market berfokus pada pemasaran individual dalam menyediakan produk-produk dikustomisasi. Nike dan Puma’s adalah contoh pemasaran skema mikro ini, yang memungkinkan orang untuk membuat rencana untuk membeli sepatu unik ini secara online. Micromarket dapat dikombinasikan dengan kelangkaan dan jaringan sosial 27 yang ada untuk menghasilkan eksprosur word of mouth. Pemasaran yang berfokus secara langsung pada pelanggan, walaupun jumlahnya mungkin kecil tetapi dapat membangun merek jauh lebih baik daripada mencari jutaan pelanggan, membidik sebuah ceruk komunitas untuk membangun relasi, pengaruhnya mendatangkan miliaran rupiah dalam waktu panjang. 2.3 Brand Awareness Ketika suatu produk akan diluncurkan, tentunya harus mempunyai merk atau brand. Brand adalah nama, logo, identitas visual lainnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan perusahaan ketika membuat brand. Yaitu mudah diucapkan, tidak biasa, mudah diingat, dilindungi secara identitas dan dapat diterima secara universal24. Logo-logo terkenal dikenali bahkan sebelum logo itu dibaca, bentuk-betuk huruf yang khusus dan elemen-elemen informasi lainnya bekerja sama untuk mempermudah pengenalan. Kesadaran (awareness) menggambarkan keberadaan merk didalam benak atau pikiran konsumen. Meningkatkan kesadaran adalah suatu makanisme untuk memperluas pasar merk. Peran kesadaran merk dalam membantu merk dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana suatu merk dapat menciptakan suatu nilai25. Biasanya orang akan lebih nyaman dengan sesuatu yang familiar atau merk berasumsi bahwa brand tersebut dapat dipercaya, kuat, dan kualitas yang jelas. Brand awareness adalah kemampuan dari pembeli potensial untuk meRecall sebuah merk dari suatu kategori26. Merk adalah sebuah inti dari visi perusahaan atau usaha. Strategi yang melaluinya semua aktifitas pemasaran dan komunikasi diukur untuk memaksimalisasikan nilai yang dirasakan dalam benak pelanggan. Sehingga membangun merk yang dengan identitas yang kuat dan memotivasi yang diketahui dan dipercaya para pelanggan, dapat ditingkatkan lebih dari harga dan 24 Paul temporal, branding in Asial, hal 23 Darmadi durianto, sugiarto, Lie joko budiman, brand equity ten, hal 6 26 David A.acker, hal 61 25 28 karakteristik pesaing. Merk-merk yang abadi dapat memberi keuntungan pada bisnis daripada kekayaan lainnya, dan berfungsi sebagai penghubung emosional perusahaan atau suatu usaha dengan para pelanggannya. Suatu diferensiasi, kesan merk yang “dapat dimiliki” dapat membangun jembatan emosional dan rasional dari para pelanggan terhadap suatu perusahaan, produk dan jasa. Branding adalah istilah lain dari kegiatan kampanye produk dan layanan. Kesuksesan yang diraih kampanye ini berdasarkan pada kemampuan tim pemasaran dalam menentukan strategi promosi dan distribusi produk secara stimulant. Upaya kampanye produk akan mengalami kegagalan jika strategi promosi dilakukan secara tergesa-gesa. Ketidak kompakan bagian promosi dengan bagian distribusi produk atau operasional dapat menggagalkan kampanye. 2.3.1 Elemen Brand Awareness Brand awareness merupakan salah satu cara untuk mengukur efektivitas pemasaran yang diukur oleh kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk mengenali maupun mengingat sebuah brand tertentu. Dalam hal ini bisa meliputi nama, gambar, logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pasar untuk mempromosikan produk-produknya.Brand awareness menjadi salah satu faktor penting dalam brand yang kuat (faktor lainnya adalah diferensiasi yang relevan). Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa brand awareness memiliki korelasi yang tinggi dengan intensitas pembelian, pangsa pasar dan ekuitas merek penting lainnya serta matriks bisnis. Sebab, tak bisa kita pungkiri bila semakin banyak konsumen yang mengingat produk Anda, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang akan mereka lakukan. 29 Dari Bagan Brand Equity tersebut, terlihat bahwa Brand Awareness adalah salah satu faktor pembentuk dari Brand Equity. Pengertian dari Brand Awareness itu sendiri adalah kemampuan dari seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize) atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk.27 27 Aaker, 1991:62 30 Piramida Awareness (Aaker, 1991:62) Brand awareness ini terbagai dalam 4 tingkatan, yaitu : 1. Unaware of Brand, Pada tingkatan ini seseorang tidak mengetahui suatu Brand tertentu. 2. Brand Recognition, Pada tingkatan ini, merupakan tingkatan paling rendah dariawareness seseorang. Implikasi dari brand Recognition ini menjadi penting ketika seseorang berada pada suatupoint of purchase, seperti seseorang ketika berada di supermarket. 3. Brand Recall, tahapan ini lebih tinggi dibandingkan pada tahap recognition, pada tahap ini seseorang diminta untuk menyebutkan namanama produk dalam suatu kategori produk tertentu tanpa melalui bantuan seperti pada tahap recognition. Top of Mind, adalah nama suatu merek atau Brand yang disebutkan pertama kali oleh seseorang, berada pada posisi yang istimewa. Dalam pengertian 31 sederhana, merek tersebut menjadi pimpinan dalam benak konsumen tersebut dibandingkan nama merek-merek lain.28 2.4 Pemanfaatan Sosial Media Menurut Philip Kotler yang dperubahan pola pemasaran paling tidak terbagi dalam tiga fase yakni pemasaran transaksional (pemasaran tradisioal atau transactional marketing) yang terjadi pada era 1950an, pemasaran relasional (relationship marketing) yang terjadi pada era 1980-an, serta pemasaran kolaboratif (collaborative marketing) yang terjadi pada era pasca-2000. Pemasaran kolaboratif terjadi sejak hadirnya gelombang baru (New Wave) yaitu web 2.0, dimana komunikasi antara marketer dan konsumen berjalan dua arah dan hal tersebut terbukti telah membawa perubahan dalam dunia marketing29. web 2.0 saat ini tentu akan merubah cara berkomunikasi perusahaan ke konsumen, perubahan perilaku konsumen terhadap adaptasi teknologi membuat perusahaan harus lebih jeli. Di era yang serba digital konsumen lebih mudah terhubung satu sama lainnya melalui social memudahkan konsumen saling terhubung. Perangkat social media ini merupakan piranti efektif yang bisa digunakan untuk media kampanye marketing perusahaan. Konsumen dengan beragam fasilitas teknologi yang mereka miliki memungkinkan mereka untuk mencari informasi produk, belanja produk, bersosialisasi dengan sesama pemakai produk, mengakses berita terkini dll. Dengan google mereka bisa mencari informasi yang mereka inginkan, dengan facebook mereka bisa mencari rekomendasi dari teman-teman, dengan twitter mereka juga bisa mendapat informasi seputar produk pesaing. Dengan adanya instagram mereka pun bisa dapat dengan jelas melihat foto-foto dan video yang diunggah oleh si pembuat produk atau jasa. Setiap orang bisa mengakses informasi dari perangkat mobile mereka dari mana saja dan kapan saja. Dari 28 Aaker, 1991:62 Kartajaya, Hermawan. Connect! Surfing New Wave Marketing. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : 2010. 29 32 perubahan perilaku inilah kenapa perusahaan harus jeli memanfaatkan social media sebagai bagian aktifitas bisnis yang dijalankan.