BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Keputusan pemerintah melalui kebijakan fiskal akan memiliki dampak pada perekonomian, salah satunya variabel yang menangkap dampak tersebut adalah premi risiko dari surat utang pemerintah atau disebut sovereign bond spread. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memahami pengaruh dari fundamental fiskal kepada sovereign bond spread Indonesia. Penelitian ini menggunakan alat analisis IRF dan dekomposisi varians. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis shock variabel fundamental fiskal terhadapsovereign bond spread Indonesia dan menganalisis kontribusi varibel fundamental fiskalterhadap variasisovereign bond spread Indonesia. Berdasarkan seluruh pembahasan yang telah dilakukan pada Bab III, dengan menggunakan variabel-variabel sovereign bond spread, utang pemerintah, defisit anggaran, belanja modal, belanja subsidi, nilai tukar, inflasi dan cadangan devisa dapat diambil beberapa kesimpulan penting sebagai berikut: 1. Hasil analisisIRFmenunjukkan ketika ada shock utang pemerintah dan defisit anggaran sebesar 1 deviasi standar, sovereign bond spread merespon secara positif. Hal tersebut sesuai dengan teori keseimbangan permintaan dan penawaran surat utang. 2. Sedangkan shock belanja modal cenderung direspon secara negatif oleh sovereign bond spread. Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian Baldacci dkk. (2008) yang menemukan bahwa komposisi belanja untuk investasi publik memberikan kontribusi untuk spread lebih rendah selama posisi fiskal tetap berkelanjutan dan defisit fiskal tidak dalam keadaan buruk. Menurut Olievira 53 dkk. (2012) shock dari modal dapat direspon secara berbalik karena jalur pengaruh belanja modal dapat melalui dua jalur, yaitu ekspektasi gagal bayar dimana naiknya belanja modal akan berkontribusi pada naiknya defisit anggaran yang berakibat pada melebarnya spread. Namun pada jalur ekspektasi peningkatan output, naiknya belanja modal diharapkan dapat meningkatkan output di masa depan dan naiknya belanja modal dapat berakibat menyempitnya spread. 3. Shock dari belanja subsidi direspon positif oleh spread. Respon positif spread yang diakibatkan oleh shock dari belanja subsidi memiliki hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya oleh Olievira dkk. (2012). Belanja subsidi dikatakan sebagai belanja yang bersifat konsumtif dan efeknya yang sedikit pada ekspektasi peningkatan output. 4. Hasil analisis dekomposisi varians menunjukkan belanja subsidi memiliki persentase kontribusi tertinggi dibandingkan variabel lainnya, dari kuartal kedua hingga kuartal ketigapuluh. 4.2. Saran Berdasarkan dari hasil temuan yang didapatkan melalui penelitian ini, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Merujuk pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa belanja subsidi berkontribusi lebih banyak dibandingkan varibel yang lainnya serta respon positif dari spread, Pemerintah Indonesia harus melihat bahwa belanja subsidi dianggap oleh pasar sebagai keputusan yang meningkatkan risiko karena 54 belanja subsidiyang terlalu besar dianggap sentimen negatif atas sustainabilitas fiskal Indonesia. 2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel diluar fundamental fiskal agar lebih dapat menjelaskan variabel yang paling berpengaruh terhadap sovereign bond spread. Penentuan variabel tambahan dapat meliputi kelompok variabel sebagai berikut: (i) solvabilitas dan likuiditas, (ii) fundamental ekonomi, (iii) kondisi keuangan global, dan (iii) fundamental fiskal dengan pertimbangan berbagai studi empiris yang telah dilakukan. Pada penelitian ini belum dimasukan variabel yang termasuk dalam kelompok variabel kondisi keuangan global. 3. Karena adanya hubungan yang condong searah antara variabel fiskal dan sovereign bond spreaddi Indonesia, penelitian selanjutnya dapat menggunakan model ekonometrika seperti Ordinary Least Square (OLS) atauError Correction Model (ECM). 55