PENGARUH PEMUPUKAN ORGANIK DAN ANORGANIK

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)
Saat ini terdapat lebih dari 100 varietas rosela yang tersebar di seluruh
dunia. Dua varietas yang paling terkenal adalah Sabdariffa dan Altissima Webster.
Varietas Sabdariffa mempunyai kelopak bunga yang dapat dimakan, berwarna
merah atau kuning pucat, dan kurang banyak mengandung serat. Sementara itu,
varietas Altissima Webster sengaja ditanam untuk mendapatkan seratnya, tetapi
kelopak
dari varietas
ini tidak
dapat
dimanfaatkan sebagai
makanan
(Maryani dan Lusi, 2008).
Dalam taksonomi tumbuhan, rosela diklasifikasikan sebagai berikut
(Mardiah, dkk 2009):
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Malvaceales
Famili
: Malvaceae
Genus
: Hibiscus
Species
: Hibiscus sabdariffa L.
Rosela merupakan herba tahunan yang bisa mencapai ketinggian 0,5–3 m.
Batangnya bulat, tegak, berkayu dan berwarna merah. Daunnya tunggal,
berbentuk bulat telur, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan
pangkal berlekuk. Panjang daun 6-15 cm dan lebarnya 5-8 cm. Tangkai daun bulat
berwarna hijau, dengan panjang 4-7 cm (Maryani dan Lusi, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Bunga rosela yang keluar dari ketiak daun merupakan bunga tunggal,
artinya pada setiap tangkai hanya terdapat satu bunga. Bunga ini mempunyai 8-11
helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1cm, pangkalnya saling berlekatan, dan
berwarna merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh
masyarakat. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan
minuman. Mahkota bunga berbentuk corong, terdiri dari 5 helaian, panjangnya
3-5 cm. Tangkai sari merupakan tempat melekatnya kumpulan benang sari
berukuran pendek dan tebal, panjangnya sekitar 5 mm dan lebar sekitar 5 mm.
Putiknya berbentuk tabung, berwarna kuning atau merah (Mardiah, dkk., 2009).
Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dapat hidup di daerah yang memiliki iklim
lembab dan hangat pada daerah tropis dan subtropis. Rosela memiliki kelebihan
dibandingkan tanaman tropis dan subtropis lainnya yaitu dapat bertahan
hidup dalam ruangan yang memiliki sedikit pencahayaan akan tetapi
pertumbuhan terbaik pada ruang yang terbuka dengan cahaya matahari.
(Anonimous, 2005a).
Kualitas bunga rosela sangat dipengaruhi oleh adanya sinar matahari. Jika
saat tanaman mulai berbunga kurang mendapat sinar matahari, bunga yang
dihasilkan akan berkualitas rendah. Karena itu, faktor utama yang perlu
dipertimbangkan saat memperhitungkan waktu tanam adalah tanaman harus
mendapatkan sinar matahari yang cukup. Sementara itu curah hujan yang kurang
dapat disiasati dengan pengairan yang baik (Mardiah, dkk., 2009).
Untuk mendapatkan kelopak yang besar tanaman perlu dipupuk, pupuk
yang diperlukan adalah pupuk kandang, urea dan NPK. Pupuk kandang diberikan
sebelum tanah diolah dan pupuk lanjutan diberikan 2 kali, yaitu pada umur 2-3
Universitas Sumatera Utara
minggu dan 1,5 bulan setelah tanam. Pupuk susulan pertama menggunakan urea
20-30 gr/lubang tanam dan NPK 30-50 gr/lubang tanam.
(Maryani dan Lusi, 2008).
Seluruh bagian tanaman mulai buah, kelopak bunga dan daunnya dapat
dimakan, dimanfaatkan sebagai bahan minuman, sari buah, salad, sirup, pudding
dan asinan. Minuman dari kelopak bunga rosela, selain mempunyai rasa yang
enak juga berkasiat sebagai obat batuk, sebagai obat tradisional, secara empiris
rosela berkasiat sebagai antiseptik (mencegah infeksi), aprodisiak (meningkatkan
gairah), digestif (melancarkan pencernaan), demulcent (menetralisir asam
lambung) , dan tonik (penambah tenaga). Beberapa zat gizi lain yang terkandung
dalam rosela adalah niasin, protrin, dan riboflavia serta besi yang cukup tinggi.
Kandungan zat besi pada kelopak segar rosella dapat mencapai 8,89 mg/100g,
sedangkan pada daun rosella sebesar 5,4 mg/100g. Selain itu, kelopak rosella
mengandung 1,12% protein, 12% serat kasar, 21,89 mg/100g sodium, vitamin C
dan A (Mardiah, dkk., 2009).
Selain mengandung vitamin C, kelopak bunga rosela juga mengandung
vitamin A dan 18 jenis asam amino yang diperlukan tubuh. Salah satunya adalah
arginin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Disamping itu, rosela
juga mengandung protein, kalsium dan unsur-unsur yang berguna bagi tubuh
(Maryani dan Lusi, 2008).
Bila pH tanah mineral rendah sejumlah Al, Fe dan Mn menjadi sangat
larut, sehingga merupakan racun bagi tanaman sedangkan jika pada pH 6-7
kemungkinan keracunan Al, Fe dan Mn rendah (Hakim, dkk., 1986).
Universitas Sumatera Utara
Secara alamiah zat besi (Fe) pada manusia diperoleh dari makanan.
Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari dapat menimbulkan
penyakit anemia atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah.
Unsur Fe penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Dengan ini
diharapkan kandungan zat besi pada kelopak rosela yang dikonsumsi dapat
mensuplai
kebutuhan
zat
besi
dalam
pembentukan
hemoglobin
darah
(Anonimous, 2007).
Tanaman rosela tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian <600 m dpl.
Rosela dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis, dengan suhu rata-rata bulanan
24-320 C. Namun rosela masih toleran pada suhu 19-360 C. Untuk menghasilkan
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, rosela memerlukan waktu 3-4
bulan. Curah hujan rata-rata yang dibutuhkan rosella 140-270 mm per bulan,
dengan kelembaban udara diatas 70%. Jika curah hujan tidak mencukupi dapat
diatasi dengan pengairan yang baik. Periode kering dibutuhkan rosela untuk
penbungaan dan produksi biji. Rosela juga dapat tumbuh pada berbagai jenis
tanah, terutama tanah yang berstruktur dalam, bertekstur ringan dan berdrainase
baik dan toleran terhadap tanh masam tetapi tidak dengan tanah salin. pH
optimum untuk rosella adalah 5,5-7 tetapi masih toleran pada pH 4,5-8,5
(Mardiah, dkk., 2009).
Temperatur Tanah
Permukaan bumi merupakan penyerap utama radiasi matahari. Oleh sebab
itu permukaan bumi merupakan sumber panas bagi udara di atasnya dan bagi
lapisan tanah dibawahnya. Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih
Universitas Sumatera Utara
tinggi dibandingkan dengan suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini
karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari secara langsung pada siang
hari (Anonimous, 2009b).
Panas didalam tanah merupakan keadaan yang timbul akibat adanya
radiasi sinar matahari,panas bumi,reaksi-reaksi kimia didalam tanah maupun
aktifitas biologi di dalam tanah. Adanya panas didalam tanah diukur
menggunakan istilah suhu tanah.Suhu tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yakni faktor lingkungan dan faktor tanah (Lubis, 2007).
Temperatur tanah sebagai salah satu komponen mikro dapat diubah
dengan banyak cara seperti, pemilihan tempat, irigasi, drainase, pemupukan,
pengendalian hama, dan macam-macam strategi budidaya lainnya (seperti, waktu
penanaman, kerapatan tanam, dan pengaturan ruang) (Gardner,dkk., 1991).
Suhu
merupakan
faktor
lingkungan
yang
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta berkorelasi positif dengan radiasi
matahari. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi
matahari, kerapatan tanaman distribusi cahaya dalam tajuk tanaman kandungan
lengas tanah (Anonimous, 2009a).
Sinar energi yang utama di atmosfer baik termal maupun mekanis adalah
berasal dari energi surya. Energi surya dalam bentuk gelombang pendek hanya
kira-kira 20% dapat diserap langsung oleh atmosfer, sisanya dirubah dulu oleh
bumi dalam bentuk gelombang panjang dengan suhu rendah kemudian barulah
diserap oleh tanaman dari udara sebagian dilepas dalam bentuk uap pada proses
transpirasi, dan sebagian lagi digunakan untuk proses fotosintesis yang
Universitas Sumatera Utara
melepaskan oksigen yang mengakibatkan udara disekitar tanaman lebih sejuk
(Anonimous, 1991).
Jika temperatur tanah turun secara drastis, maka kehidupan jasad hidup
didalam tanah turun aktivitasnya sehingga akhirnya proses kehidupan jasad-jasad
itu terhenti. Hal yang sama juga terjadi pada tanaman yang tumbuh pada tanah itu.
Proses-proses kimiawi dan aktivitas jasad-jasad yang dapat merombak hara-hara
tanaman menjadi bentuk tersedia, juga sangat ditentukan oleh temperatur tanah.
Dengan demikian temperatur tanah juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Adapun faktor seperti temperatur mempengaruhi matabolisme tanaman oleh
karena faktor tersebuk akan segera langsung turut mempengaruhi serapan hara
(Hakim, dkk., 1986).
Kanopi tanaman mempengaruhi suhu tanah. Kanopi tanaman menjaga
tanah dari pertambahan suhu pada musim panas dan menyimpan radiasi sinar
matahari dan mengurangi tingkat kehilangan panas selama musim dingin. Akan
tetapi pengaruh dari kanopi lebih besar pada musim panas dibandingkan pada
musim dingin . Pada musim panas, suhu tanah pada permukaan dibawah kanopi
yang tertutup lebih dingin dengan tanah yang terbuka
(Sanchez, 1992).
Salah satu dari sebagian besar faktor penting yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman adalah cuaca. Tanggapan suatu tanaman terhadap
pemakaian pupuk sebagian besar ditentukan oleh cuaca, terutama penyediaan
kelembaban. Tetapi dengan melihat hubungan antara pupuk dan cuaca, bahwa
pupuk pada umunya merangsang pertumbuhan di awal tanaman. Namun,
Universitas Sumatera Utara
mempunyai pengaruh yang kecil pada laju pertumbuhan, tetapi pada saat panen
satu ketentuan meningkatkan hasil (Foth, 1994).
Kompos
Kompos merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikrobia
dengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yang rendah. Bahan
yang ideal untuk dikomposkan memiliki nisbah C/N sekitar 30, sedangkan
kompos yang dihasilkan memiliki nisbah C/N < 20. Bahan organik yang memiliki
nisbah C/N jauh lebih tinggi di atas 30 akan terombak dalam waktu yang lama,
sebaliknya jika nisbah tersebut terlalu rendah akan terjadi kehilangan N karena
menguap selama proses perombakan berlangsung (Anonimous, 2004).
Kompos menyediakan hara baik makro maupun mikro mineral. Kebutuhan
hara makro mineral bagi tanaman, seperti N, P, K, Ca dan Mg didalam kompos
berada dalam bentuk tersedia bagi tanaman karena proses dekomposisi. Hara-hara
mikro mineral yang juga terkandung dan dibutuhkan tanaman seperti Fe, S, Mn
Cu, Zn, B, Mo, Si dan mineral lainnya yang
dalam jumlah sedikit
tapi di
butuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Kompos banyak mengandung mikro
organisme (fungi, actinomicetes, bakteri dan alga) yang berfungsi untuk proses
dekomposisi lanjut terhadap bahan organik tanah. Dengan ditambahkannya
kompos didalam tanah, tidak hanya jutaan mikroorganisme yang ada di dalam
kompos, akan tetapi mikroorganisme yang ada di dalam tanah juga terpacu untuk
berkembang biak. Selain itu aktifitas mikroorganisme di dalam tanah juga
menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin, giberellin dan
Universitas Sumatera Utara
sitokinin yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar rambut
sehingga daerah pencarian unsur-unsur hara semakin luas (Elisa, 2008).
Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan
mikrobia agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Yang
dimaksud mikrobia disini bakteri, fungi dan jasad renik lainnya. Bahan organik
disini merupakan bahan baku untuk kompos ialah jerami, sampah kota, limbah
pertanian, kotoran hewan/ternak dan sebagainya (Murbandono, 2000).
Komponen kompos yang sangat berpengaruh terhadap sifat kimia tanah
adalah kandungan humusnya. Humus dalam kompos mengandung unsur hara
yang dibutuhkan tanaman. Humus mengandung asam humat atau jenis asam
lainnya yang mengoksidasikan zat besi (Fe) dan aluminium (Al) menjadi tidak
larut, sehingga tidak meracun bagi tanaman. Selain itu humus merupakan
penyangga kation yang dapat mempertahankan unsur hara sebagai bahan makanan
untuk tanaman (Djuarnani, dkk, 2005).
Menurut Sutanto (2002) kompos yang umum digunakan
memiliki
kandungan unsur hara Nitrogen 0.5- 0.7 %, Fosfor 1.7- 3.1 %, Kalium 0.3-0.5 %.
Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang ayam mengandung Nitrogen (N) tiga kali lebih besar
daripada pupuk kandang lain. Dalam semua pupuk kandang Fosfor(P) selalu
terdapat dalam kotoran padat, sedang sebagian besar Kalium(K) dan N terdapat
dalam kotoran cair atau urine. Kandungan K dalam urine adalah 5 kali lebih
banyak dari kotoran padat sedang kandungan N adalah 2-3 kali lebih banyak.
Kandungan unsur hara dalam kotoran ayam adalah yang paling tinggi karena
Universitas Sumatera Utara
bagian cair atau urine tercampur dengan bagian padat. Kandungan unsur hara
dalam pupuk kandang ditentukan oleh jenis makanan yang diberikan
(Harjowigeno, 2003).
Pupuk kandang mempunyai kandungan yang lengkap yaitu mengandung
unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman. Kandungan unsur
hara dalam pupuk kandang ini berbeda-beda tergantung pada jenis hewan,
makanan hewan, umur hewan, kesehatan hewan serta pemeliharaan dan
pengolahan kotoran sebelum digunakan. Kandungan unsur hara kotoran hewan ini
mudah hilang yang disebabkan penyimpanan, penguapan, pencucian oleh air, dan
dekomposisi. Proses ini dapat menghilangkan kandungan nitrogen, fosfat atau
kalsium dalam jumlah yang besar, bahkan mencapai setengah kadar semula
(Isnaini, 2006).
Pupuk kandang selalu diaplikasikan sebelum atau pada saat pengolahan
sebelum benih atau bibit ditanam. Sebagai pupuk dasar pupuk kandang
diaplikasikan secara sebar merata diseluruh permukaan tanah kemudian tanah
dibajak dan digaru, selain pupuk dasar pupuk kandang dapat juga sebagai pupuk
susulan (Sutanto, 2002a).
Menurut Hardjowigeno (2003)
pupuk kandang ayam atau unggas
memiliki kandungan unsur hara yang lebih besar dari pada jenis ternak lain, yaitu
N 1.7 %, P2O5 1,9 % dan K2O 1,5 %.
Nilai pupuk kandang tidak hanya ditentukan berdasarkan pasokan bahan
organik tetapi besarnya pasokan nitrogen. Nitrogen yang dilepaskan oleh aktivitas
mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk kandang
mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik tanah dan kimia tanah.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan pupuk kandang untuk mempertahankan kesuburan tanah merupakan
bentuk praktek pertanian organik. Pada umumnya bahan-bahan ini mengandung
N, P, K dalam jumlah yang rendah, tetapi dapat memasok unsur hara mikro
esensial. Bahan organik juga memacu pertumbuhan dan perkembangan bakteri
dan biota tanah. Nitrogen dan unsur hara lainnya yang dikandung bahan organik
dilepaskan
secara
perlahan-lahan.
Dengan
demikian
pemberian
yang
berkesinambungan membantu dalam membangun tanah, terutama dalam jangka
panjang (Sutanto, 2002b).
Abu Sekam Padi
Sekam padi yang di peroleh dari sisa limbah gabah yang banyak terdapat
didaerah pertanian serta tersedia cukup banyak dan mudah mendapatkannya.
Umumnya petani banyak yang mengusahakan tamanan cabe dan tomat, yang
ditanam setelah tanaman padi dengan kondisi tanah yang memiliki tektstur berat
dan pH yang sangat rendah sehingga secara teoritis unsur-unsur makro seperti N,
P dan K berada dalam keadaan relatif tidak tersedia. Dengan demikian perlu
diperbaiki tekstur tanahnya. Dari studi beberapa literatur dijumpai bahwa analisis
sekam padi umumnya dijumpai unsur N, P dan K dalam jumlah yang cukup
banyak sedangkan unsur mikro tersedia dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan
abu sekam hasil pembakaran kulit gabah yang merupakan limbah penggilingan
gabah memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu sarana produksi
pertanian, paling tidak dapat menjadikan bahan alternatif untuk mengatasi
masalah akan kurangnya ketersediaan pupuk kandang sebagai pupuk organik
(Anonimous, 2005a).
Universitas Sumatera Utara
Sekam padi dan jerami mempunyai kandungan silika sangat tinggi namun
berkadar nitrogen rendah. Dengan demikian pemberian abu sekam padi pada
akhirnya
akan
meningkatkan
pertumbuhan
dan
produksi
tanaman
(Anonimous, 2005b).
Pupuk Majemuk NPK
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam budidaya
untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Pemberian pupuk kedalam tanah
bertujuan untuk menambah atau merpertahankan kesuburan kimia tanah, dimana
kesuburan tanah dinilai berdasarkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, baik
hara makro maupun hara mikro secara berkecukupan dan berimbang. Pemberian
pupuk kedalam tanah akan menambah satu atau lebih unsur hara tanah dan ini
akan mengubah keseimbangan hara lainnya (Silalahi, dkk., 2004).
Pupuk majemuk terdiri dari pupuk majemuk tak lengkap dan pupuk
majemuk lengkap. Pupuk majemuk tak lengkap adalah kombinasi dari pupuk
yang mengandung unsur pupuk seperti NP, NK, dan PK, sedangkan pupuk
majemuk lengkap ialah pupuk yang mengandung tiga unsur pupuk yakni NPK.
Penggunaan pupuk ini selain memberikan keuntungan dalam arti mengurangi
biaya penaburan dan penyebaran unsur hara lebih merata dan kombinasi hara
berimbang pupuk ini juga mudah dalam pengaplikasiannya Salah satu pupuk
yang mengandung tiga unsur sekaligus (NPK) yaitu Rustica Yellow, dengan
kadar unsur hara 15%N+15%P2O5+15% K2O. Disamping itu juga mengandung
Mg sebanyak 0,5% dan juga unsur-unsur mikro seperti B, Cu, Zn
(Harjowigeno, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengurangi biaya pemupukan,sering digunakan pupuk majemuk
sebagai alternatif dari pemakaian pupuk tunggal. Penggunaan pupuk ini selain
memberikan keuntungan dalam arti mengurangi biaya penaburan, dan
penyimpanan, juga penyebaran unsur hara lebih merata (Hasibuan, 2006).
Fungsi Nitrogen (N) yaitu: memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman,
pembentukan protein. Fungsi Fosfor (P): pembelahan sel, pembentukan albumin,
pembentukan bunga, buah dan biji, mempercepat pematangan, tahan terhadap
penyakit. Fungsi Kalium (K): pembentukan pati, mengaktifkan enzim, pembukaan
stomata (Harjowigeno, 2003).
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi tanaman, yang pada umumnya
sangat diperlukan untuk pembentuakan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif
tanaman, seperti daun, batang dan akar, tetapi bila terlalu banyak dapat
mengahambat pembungaan dan pembuahaan pada tanaman (Sutedjo, 2002).
Phospat
penting
untuk
mempercepat
pertumbuhan
akar,
mempercepat
pendewasaan tanaman, dan mempercepat pembentukan buah dan biji serta
meningkatkan produksi. Sumber phospat yang di dalam tanah sebagai phospat
mineral yaitu batu kapur phospat, sisa-sisa tanaman dan bahan organik lainnya,
pupuk buatan (double fosfat, super fosfat, dan lainnya) (Isnaini, 2006).
Phospat dibutuhkan mulai ada pertumbuhan vegetatif (batang, cabang,
ranting, dan daun) serta generatif (bunga dan buah). Kekurangan Phospat akan
menyebabkan pertumbuhannya berhenti secara keseluruhan, karena pertumbuhan
akarnya sangat terhambat (Rismunandar, 2001).
Dosis pupuk dalam pemupukan haruslah tepat, artinya dosis tidak terlalu
sedikit atau terlalu banyak yang dapat menyebabkan pemborosan atau dapat
Universitas Sumatera Utara
merusak akar tanaman. Bila dosis pupuk terlalu rendah, tidak ada pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman, sedangkan bila dosis terlalu banyak dapat
menggangu
kesetimbangan
hara
dan
dapat
meracun
akar
tanaman
(Hasibuan, 2006).
Kalium meningkatkan mobilitas dan kelarutan Fe, sedangkan tingginya
penyerapan N mendorong terjadinya defisiensi Fe akibat meningkatnya
laju pertumbuhan. Anion bikarbonat merupakan media translokasi
Fe
(Hanafiah, 2004).
Pupuk majemuk dapat dijadikan sebagai pupuk awal untuk memacu
perkembangan bibit (starter fertilizer) dan sebagai pupuk susulan untuk tanaman
buah dan bunga yang akan memasuki fase generatif. Kandungan P dan K yang
tinggi dapat merangsang pembentukan akan bunga dan meningkatkan kualitas
buah (Novizan, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Download