BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Prestasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prestasi Akademik Prestasi belajar menurut Tirtonegoro (dalam Wibowo, 2003) adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Purwodarminto (dalam Murdjono, 1996) menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah istilah yang menunjukkan derajat keberhasilan siswa mencapai tujuan belajar setelah mengikuti proses belajar dari suatu program yang telah ditentukan. Koster (2001) mengungkapkan prestasi belajar sebagai berikut: Dalam kegiatan pengajaran terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa dimana guru memegang peran yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar tersebut, sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang terwujud dalam bentuk prestasi belajar siswa (kognitif) maupun konsep diri siswa (afektif) seperti sikap, watak dan kepribadian siswa. Prestasi belajar merupakan pengetahuan yang dicapai siswa pada sejumlah mata pelajaran di sekolah yang dinampakkan dalam bentuk angka atau skor dan dimuat di raport. Prestasi belajar menurut 9 Wiramihardja (2003) adalah kemampuan yang diwujudkan dalam pemikiran, perasaan dan perilaku sebagai hasil proses belajar, misalnya kemampuan untuk merencanakan atau mewacanakan suatu hal, kemampuan untuk melakukan suatu tindakan atau bekerja, setelah sebelumnya mengenal serta melatih apa yang dimaksudkan hal-hal tersebut. Dalam konteks pendidikan tradisional, seperti yang masih ada dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, salah satu ukuran yang dipakai untuk menilai keberhasilan proses belajar tersebut adalah prestasi akademik peserta didik. Prestasi merupakan hasil akhir dari suatu kegiatan, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil ahir dari proses belajar. (Hanifah dan Abdullah, 2001) mengatakan bahwa untuk mengetahui prestasi belajar yang diperoleh mahasiswa, maka setelah proses belajar mengajar berlangsung diadakan evaluasi. Penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh dosen. Menurut Darsinah (2004) prestasi belajar mahasiswa berarti hasil-hasil kemampuan nyata sebagai akibat keaktifannya dalam kegiatan belajar yang dinyatakan dalam simbol angka atau huruf. Sedangkan, menurut Suwardjono (1992), nilai yang diperoleh peserta didik, mempunyai fungsi ganda, sebagai ukuran keberhasilan peserta didik dalam mempelajari mata kuliah dan sekaligus sebagai alat evaluasi keberhasilan mata kuliah itu sendiri. 10 Kegiatan belajar dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, dan dapat pula memengaruhi prestasi belajar. Hamalik (dalam Hanifah dan Abdullah, 2001) menyimpulkan faktorfaktor yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah (1) faktor yang bersumber dari diri sendiri, (2) faktor yang bersumber dari lingkungan belajar, (3) faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, (4) faktor yag bersumber dari masyarakat. Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut dinyatakan dalam seluruh aspek perilaku. Slameto (2010) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Azwar (1996) menjelaskan pengertian prestasi belajar dari kata belajar dan prestasi. Belajar memiliki pengertian setiap perubahan perilaku yang diakibatkan pengalaman atau hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Oleh karena manusia bersifat dinamis dan terbuka terhadap berbagai bentuk perubahan yang terjadi pada dirinya dan pada lingkungan sekitarnya maka proses belajar selalu terjadi. Sedangkan arti dari prestasi dapat dioperasionalkan 11 dalam bentuk indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi, angka kelulusan dan prediksi keberhasilan. Slameto (2010) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan R. Gagne dalam (Slameto, 2010) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku, belajar juga merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi. Dari definisi tentang belajar, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah: a). Merupakan suatu proses, b). Selalu berhubungan dengan pengalaman, c). Merupakan penguasaan pengetahuan yang diperoleh dari instruksi. Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan ataupun dikerjakan oleh seseorang. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) menjelaskan prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh 12 mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh dosen. 1. 2. 3. Tu’u (2004) merumuskan bahwa prestasi adalah sebagai berikut: Prestasi adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah/Universitas. Prestasi tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesa dan evaluasi. Prestasi dibuktikan dengan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan atau ujian-ujian yang ditempuhnya. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah pencapaian tingkat keberhasilan seseorang tentang suatu tujuan setelah mempelajari materi pelajaran dalam kurun waktu tertentu secara optimal. Prestasi akademik seorang mahasiswa sering disajikan dalam bentuk symbol berupa angka yang disebut dengan Indeks Prestasi Akademik (IPK) yang sudah dicapai oleh setiap mahasiswa pada suatu periode tertentu.Prestasi akademik merupakan hasil pengukuran terhadap mahasiswa meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). 2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu faktor di dalam diri individu dan luar individu. Faktor yang berasal dari dalam diri individu meliputi: A. Faktor Fisik Menurut Suryabrata (2004) faktor fisik yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar terdiri dari: 13 a) Nutrisi harus cukup karena jika kekurangan kadar makanan akan menimbulkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah dan sebagainya. Terlebih bagi anak yang masih muda, pengeruh itu sangat besar. b) Penyakit yang kronis sangat mengganggu terjadinya proses belajar. Penyakit seperti pilek, influenza. Sakit gigi, batuk jika dibiarkan akan mengganggu aktivitas belajar. c) Fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama fungsi panca indera. B. Faktor Psikologis Slameto (2010) menyebutkan faktor psikis yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar terdiri dari: a) Inteligensi Inteligensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efekif, mengetahui/ menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. b) Perhatian Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, siperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. d) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. e) Motif Motif sangat erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan / menunjang belajar. f) Kematangan Anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak 14 sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar. g) Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan memberi respon atau bereaksi. kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Dilain pihak faktor yang berasal dari luar individu dikemukakan sebagai berikut: Slameto (2010) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar individu antara lain: a) Lingkungan Keluarga Suasana harmonis yang terjadi di dalam keluarga akan dapat memberikan rasa aman bagi seorang anak dan menyebabkan anak merasa bebas untuk mengembangkan kemampuan dirinya. Relasi yang terjamin antar keluarga dan anak dapat berpengaruh pada prestasi belajar. Hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang antar keluarga akan mempengaruhi keberhasilan anak dalam berprestasi. b) Lingkungan Sekolah Menyangkut sejauh mana sekolah dapat memenuhi kebutuhankebutuhan siswa untuk berprestasi di sekolah. Bila seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di sekolah terpenuhi, akan terdorong untuk berprestasi. Kebutuhan untuk berprestasi dapat didukung melalui fasilitas yang tersedia disekolah meliputi gaya belajar, relasi guru dengan siswa relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, keadaan gedung dan metode belajar yang digunakan. c) Lingkungan Masyarakat Adalah lngkungan sekitar individu hidup dan bergaul sehari-hari. Lingkungan sekitar yang memberikan banyak stimulus intelektual akan mendorong individu untuk berprestasi. Berdasarkan faktor-faktor yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri yaitu, faktor fisik dan faktor psikologis. Kemudian faktor yang 15 berasal dari luar individu antara lain, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingungan masyarakat. 2.1.3 Pengukuran Prestasi Belajar Maksud penilaian hasil belajar ialah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan anak didik (mahasiswa). Hasil mengadakan tindakan penilaian itu dinyatakan dalam pendapat yang perumusannya bermacam-macam. Ada yang penggolongannya dengan menggunakan lambang (A,B,C,D,E) dan ada yang menggunakan skala yaitu mulai perhitungan 0 sampai 10, dan penilaian sampai 0 sampai 10 dan lambang A, AB, B, BC, C, CD, D, E, yang dikaitkan dengan angka kualitas. Terutama di tingkat perguruan tinggi yang sering disebut dengan Indeks Prestasi (IP). Istilah indeks prestasi dalam penilaian ini berkaitan dengan prestasi belajar mahasiswa. Setiap mahasiswa yang masuk perguruan tinggi, pada akhir semester akan menerima laporan hasil belajar untuk mengetahui prestasi belajar selama satu semester. Prestasi belajar mahasiswa merupakan perwujudan atau aktualisasi dari kemampuan mahasiswa dan upaya belajar seseorang mahasiswa dalam jangka waktu tertentu. Nilai berdasarkan peraturan penyelenggaraan kegiatan akademik dalam sistem kredit Universitas Kristen Satya Wacana (2009) sebagai berikut: Daftar nilai, arti, dan angka kualitas adalah sebagai berikut: 16 A = Bagus sekali, dengan angka kualitas 4,0 per kredit AB = Lebih dari bagus, dengan angka kualitas 3,5 per kredit B = Bagus, dengan angka kualitas 3,0 per kredit BC = Lebih dari cukup, dengan angka kualitas 2,5 per kredit C = Cukup, dengan angka kualitas 2,0 per kredit CD = Kurang dari cukup, dengan angka kualitas 1,5 per kredit D = Kurang, dengan angka kualitas 1,0 per kredit E= Gagal/Tidak lulus, dengan angka kualitas 0 per kredit “Indeks prestasi adalah angka kualitas kumulatif dibagi dengan jumlah kredit kumulatif yang dicoba dinyatakan dalam bilangan dua angka di belakang koma, kredit atau nilai mata kuliah remidiasi (MAREM), L, TL, T, DT dan P tidak diperhitungkan dalam penentuan indeks prestasi”. (ket: L= lulus, TL= tidak lulus, T= tunda/batal, DT= ditangguhkan, P= pendengar). Berdasarkan pengertian indeks prestasi yang telah dirumuskan tersebut dapat dipahami bahwa indeks prestasi belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan mahasiswa yang telah dievaluasi selama satu semester atau beberapa semester oleh dosen mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa pada semester tertentu. Bila indeks prestasi semester digabung dengan indeks prestasi semester berikutnya akan menjadi indeks prestasi kumulatif (IPK). Predikat kelulusan mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang dimiliki mahasiswa diatur sebagai berikut: 17 IP 2,00 – 2,74 = BAIK IP 2,75 – 2,99 = MEMUASKAN IP 3,00 – 3,49 = SANGAT MEMUASKAN IP 3,50 – 4,00 = TERPUJI (CUM LAUDE) Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan prestasi belajar diukur dengan melakukan penilaian terhadap hasil pendidikan dengan cara memberi tes, tugas dan ujian. Hasil atau nilai yang diperoleh tiap mata kuliah dicantumkan dalam indeks prestasi dan prestasi belajar dapat dilihat dari perbandingan hasil sebelumnya. Winkel (1996) menyatakan kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan keluaran atau hasil dari proses belajar. 2.2 Perilaku Belajar 2.2.1 Pengertian Perilaku Perilaku adalah suatu perubahan atau aktifitas atau sembarang respons baik itu reaksi, tanggapan, jawaban, atau itu balasan yang dilakukan oleh suatu organisme. Secara khusus pengertian perilaku adalah bagian dari satu kesatuan pola reaksi (Chaplin dalam Kartono, 1989). 2.2.2 Pengertian Perilaku Belajar Perilaku belajar adalah kebiasaan, kemauan dan ketrampilan belajar yang dimiliki oleh seseorang (Ginting, 2003). 18 Aliran behaviorisme yang digagas Watson punya pengaruh besar pada bidang pendidikan dan pembelajaran. Watson menekankan pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkah laku. Ia percaya bahwa seorang manusia biasa dikondisikan dengan cara-cara tertentu agar mempunyai sifatsifat tertentu pula. Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku manusia. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam aktivitas belajar dan pembelajaran. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Dalam kaitannya dengan proses belajar, Watson menganggap bahwa urusan utama para psikolog adalah perilaku (bukan kesadaran) serta bagaimana perilaku itu berbeda dengan pengalaman. Berbeda dengan kesadaran, perilaku adalah apa yang dapat dilihat dan dipelajari. Dan, berbeda dengan perilaku, kesadaran termasuk kawasan fantasi dan imajinasi. Kedua kawasan ini bersifat abstrak dan sukar diuji karena mengandung banyak subyektivitas. Dengan demikian, telaah proses belajar yang berorientasi pada kesadaran selalu bersifat subyektif. Karena subyektif, maka bertentangan dengan kaidah-kaidah keilmuan yang sahih. 19 Berdasarkan asumsi dasar seperti itu, Watson mengajukan suatu paradigma dalam belajar berdasarkan perilaku yang dapat diukur, diamati, dianalisis, dan diuji. Aliran behaviorisme yang dicetuskan Watson lebih memperhatikan perilaku daripada kesadaran jiwa. Ini disebabkan karena kesadaran bersifat subyektif, sedangkan perilaku lebih obyektif, empirik, dan karenanya dianggap memenuhi kaidah ilmiah. Menurut Watson, Perilaku tidak lain adalah gerak otot-otot. Berbicara adalah gerakan dari kerongkongan, berfikir adalah berbicara subvokal, yaitu berbicara dengan dirinya sendiri. Bagi Watson, manusia tidak memiliki segala sesuatu yang bersifat kejiwaan atau mental yang sering juga disebut sebagai naluri, bakat, sifat, kecenderungan dan semacamnya. Yang dibawa manusia sejak lahir semata-mata adalah raga, fisik, badan dan refleks. Refleks inilah yang kemudian dianggap sebagai perilaku manusia. Aliran Behaviorisme menekankan pembahasan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori kaum behavioris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar mengandung arti perubahan perilaku manusia organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia itu baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku manusia dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. 20 Watson tidak mempercayai unsur hereditas (keturunan) sebagai penentu perilaku. Perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting. Dengan demikian, pandangan Watson bersifat deterministik, perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal, bukan berdasarkan kehendak bebas (free will). Ali (2007) juga mengatakan bahwa sifat perubahan perilaku dalam belajar relatif permanen. Dengan demikian hasil belajar dapat diidentifikasikan dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulangulang dengan hasil yang sama. 2.2.3 Faktor-faktor Perilaku Belajar Menurut Syah (2005), secara global faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar siswa dapat dibedakan kedalam: a. Faktor Internal Siswa 1. Fisiologis Tonus Jasmani, Yang menandai tingkat kebugaran organ-organ dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. 2. Psikologis a. Inteligensi Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko – fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan, dengan cara yang tepat. b. Sikap Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang 21 relative tetap terhadap obyek orang, bara, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. c. Bakat Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global, bakat itu mirip dengan inteligensi. d. Minat Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. e. Motivasi Motivasi adalah keadaan internal organism – baik manusia maupun hewan yang mendorongnya berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. b. Faktor Eksternal 1. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti guru dan teman sekelas, yang dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa sehingga menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan siswa itu sendiri, karena sifat-sifat dan pengelolaan keluarga semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai nantinya. 2. Lingkungan Non Sosial Yang termasuk disini adalah: gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat beajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. c. Faktor pendekatan belajar Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar adalah faktor internal yang terdiri dari fisiologis 22 dan psikologis, faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial, dan yang terakhir faktor pendekatan belajar siswa. 2.2.4 Aspek Pengukuran Perilaku Belajar Surachmad (dalam Hanifah dan Abdullah, (2001) mengungkapkan bahwa perilaku belajar yang baik dapat berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa. Dengan berprilaku belajar yang baik, mahasiswa dapat memiliki prestasi akademik yang bagus. Perilaku belajar tersebut diukur dengan menggunakan 4 hal, yaitu : (1) kebiasaan mengikuti pelajaran, yang dilihat dari kebiasaan memusatkan perhatian kepada materi, membuat catatan atau pertanyaan, mengerjakan latihan, meminta penjelasan, mengejar ketinggalan materi, berdiskusi dengan teman, mendengarkan pembicaraan dosen, memenuhi kewajibannya. (2) kebiasaan membaca buku teks, yang dilihat dari kebiasaan mempersiapkan bahan sebelum kuliah, membaca sampai mengerti, memperhatikan kesehatan membaca, memahami bacaan, memberi tanda bagian penting, memusatkan perhatian, keharusan membaca buku teks, membaca buku teks lain. (3) kunjungan ke perpustakaan, yang dilihat dari kebiasaan memanfaatkan waktu luang, bertahan membaca di perpustakan, meminjam buku setiap berkunjung, ke perpustakaan secara teratur, meminjam buku ke perpustakaan bila ada tugas. (4) kebiasaan menghadapi ujian, yang dilihat dari kebiasaan membuat catatan secara teratur, belajar teratur dan disiplin, berlatih mengerjakan soal, suka atau tidak suka tetap belajar, banyak belajar sebelum ujian, gugup dan bingung sebelum ujian. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan perilaku belajar terwujud dalam bentuk kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian. Penulis 23 menggunakan 4 perwujudan tersebut sebagai aspek dalam pembuatan skala sikap. Perilaku belajar mahasiswa erat kaitannya dengan penggunaan waktu, baik untuk belajar maupun untuk kegiatan lain yang menunjang belajar (Hanifah dan Abdullah, 2001). Hal ini sesuai dengan pendapat Roestiah (dalam Hanifah dan Abdullah, 2001) bahwa belajar yang efisien dapat dicapai apabila menggunakan strategi yang tepat, yaitu adanya pengaturan waktu, baik waktu untuk mengikuti kuliah, belajar, maupun untuk mengikuti ujian. Perilaku belajar merupakan dimensi belajar yang dilakukan individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau spontan. Perilaku ini akan mempengaruhi prestasi belajar (Rampengan dalam Hanifah dan Abdullah, 2001). 2.3 Temuan-temuan Penelitian yang Relevan Hasil penelitian sebelumnya dari Hanifah dan Abdullah (2001) yang berjudul Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Progdi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh menunjukkan bahwa secara serentak faktor kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa, sementara secara parsial hanya faktor kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian yang signifikan. 24 Aditya (2009) juga telah melakukan penelitian yang juga berjudul Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi dengan sampel yang berbeda, yaitu mahasiswa progdi Akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan 2005-2007. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan mengikuti pelajaran dan kebiasaan menghadapi ujian berpengaruh positif terhadap prestasi akademik mahasiswa akuntansi. Endang Sariatun (2010) dalam penelitiannya Pengaruh Perilaku Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Pembagunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kebiasaan mengikuti kuliah, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, teruji kebenarannya. 2.4 Kerangka Pikir Berdasarkan uraian telaah teoritis diatas dapat dirumuskan model penelitian sebagai berikut : Model Penelitian X Y X = Perilaku Belajar Y = Prestasi Akademik 25 Perilaku belajar sangat berpengaruh terhadaphasil prestasi akademik mahasiswa. Apabila prestasi akademik seorang mahasiswa minimal berkategori baik, maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa tersebut sudah berhasil dalam menempuh kuliahnya dengan didukung usaha belajarnya. Semakin naik skor Perilaku Belajar maka semakin meningkat pula Prestasi Akademik Mahasiswa. 2.5 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Perilaku belajar mahasiswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik” 26