BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Iklan

advertisement
BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teori
4.1.1 Teori Iklan
Definisi iklan menurut Lee dan Johnsin (2004) adalah “ Komunikasi komersil dan
nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke
suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti tv, radio, koran, majalah,
direct mail, reklame luar ruang, kendaraan umum.”
Menurut Frank Jefkins dalam bukunya “Periklanan” menyebutkan bahwa tahapan
pendistribusian barang dari produsen ke konsumen sampai ke sebuah satu ruang lingkup
pemasaran dimana tahapan-tahapan tersebut merupakan sebuah rantai. Dan iklan
merupakan salah satu mata rantai yang sangat penting dimana mata rantai tersebut
menentukan keberhasilan mata rantai lainnya.
Berdasarkan
sumber
dari
http://www.denbagus.com,
sebuah
web
yang
menjelaskan tentang jenis-jenis iklan berdasarkan tujuannya iklan dibagi menjadi tiga
jenis yang diantarnya adalah Comercial Advertising, Corporate Advertising, Public
Service Advertising.
4.1.1.1 Comercial Advertising
Iklan jenis ini bertujuan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu
produk atau jasa. Iklan ini terbagi menjadi dua:
a. Iklan Strategis : Digunakan untuk membangun merek. Hal itu dilakukan
dengan mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk. Perhatian utama
dalam jangka panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa
pikiran dan pangsa pasar. Iklan ini mengundang konsumen untuk menikmati
hubungan dengan merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para
pengguna.
b. Iklan Taktis : Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk
mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada
umumnya iklan ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu
konsumen memberikan respon pada hari yang sama.
4.1.1.2 Corporate Advertising
Iklan yang bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya
diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi
oleh perusahaan tersebut. Iklan Corporate akan efektif bila didukung oleh fakta
yang kuat dan relevan dengan masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya
selalu dikaitkan dengan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat.
Iklan Corporate merupakan bentuk lain dari iklan strategis ketika sebuah
perusahaan
melakukan
kampanye
untuk
mengkomunikasikan
nilai-nilai
korporatnya kepada Public. Iklan Corporate sering kali berbicara tentang nilai-nilai
warisan perusahaan, komitmen perusahaan kepada pengawasan mutu, peluncuran
merek dagang atau logo perusahaan yang baru atau mengkomunikasikan
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar.
4.1.1.3 Public Service Advertising
Iklan Layanan Masyarakat merupakan bagian dari kampanye social
marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau
pelayanan masyarakat. Biasanya pesan Iklan Layanan Masyarakat berupa ajakan,
pernyataan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku yang
“tidak baik” supaya menjadi lebih baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan,
mendorong penghargaan terhadap perbedaan pendapat, anti narkoba dan
sebagainya.
Bersumber dari website wikipedia menurut dewan periklanan di Amerika
Serikat yang mensponsori PSA ada beberapa kriteria yang digunakan untuk
menentukan sebuah iklan tertentu merupakan iklan layanan masyarakat atau
bukan.
•
Tidak komersil (contoh: iklan pemakaian helm dalam berkendara)
•
Tidak bersifat keagamaan.
•
Tidak bersifat politis.
•
Berwawasan nasional
•
Diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat.
•
Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima.
•
Dapat diiklankan.
•
Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut memperoleh
dukungan media lokal maupun nasional.
Di Indonesia tidak ada organisasi khusus yang dibentuk untuk menangani
PSA. Pada umumnya PSA dibuat secara sendiri-sendiri oleh biro iklan yang
bekerja sama dengan media dan pengiklan. Hal ini mengakibatkan kurangnya
komitmen dan sinergi dalam merumuskan iklan, biaya, serta pesan yang ingin
disampaikan sehingga PSA tidak dilakukan secara rutin. Selain itu PSA juga
dikenakan pajak iklan, walalupun ruang dan waktunya disumbangkan oleh media.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat perumusan
kreatifitas iklan (Durianto, dkk, 2003) :
-
Directed Creativity : Kreatifitas yang dibuat harus sesuai dengan
what to say yang telah ditentukan. what to say ini adalah inti
pesan yang ingin disampaikan kepada sasaran, tertuang dalam
strategi kreatif dalam bentuk Creative Brief yang dibuat oleh tim
kreatif.
-
Brand Name Exposure
-
Brand Name Exposure terdiri dari individual brand name dan
company brand name. Brand Name Exposure dianggap penting
karena bertujuan untuk mendapatkan brand awareness.
-
Positive Uniqueness : Iklan yang efektif harus mampu
menciptakan asosiasi yang positif. Pertama-tama iklan harus
efektif, kemudian kreatif. Iklan akan menjadi sia-sia jika hanya
sekedar kreatif tapi tidak efektif dan menimbulkan asosiasi yang
salah dibenak sasaran. Pesan yang mudah diingat dengan baik
adalah yang berkaitan dengan asosiasi indra (Visual), konteks
emosional (Cinta, kebahagiaan dan keadilan), kualitas yang
menonjol atau berbeda, asosiasi yang intens, dan hal-hal yang
memiliki keutamaan pribadi (Suyanto, 2004).
-
Selectivity : Berkaitan dengan pesan yang disampaikan kepada
sasaran dan endoser sebagai pembawa pesan dari iklan tersebut.
Berdasarkan perumusan tersebut di atas maka sebuah pesan
periklanan yang disampaikan dengan gaya yang berbeda harus memiliki
nilai-nilai, yaitu (Hakim, 2005) :
- Simple : Sebuah iklan haruslah simple. Kata simple sering
diartikan sederhana, sebagai sesuatu yang dapat dimengerti dengan sekali
lihat, tidak banyak elemen tapi komunikatif.
- Unexpected : Iklan yang unik dan tidak terprediksi akan
memiliki kemampuan untuk menempatkan diri dalam otak manusia
sehingga mudah diingat.
- Persuasive : Iklan dengan daya bujuk yang kuat akan
menggerakkan konsumen untuk dengan dengan brand dan tertarik untuk
mencobanya.
- Relevant :
Ide harus tetap relevan baik dari sisi rasionalitas
maupun dari produknya dan harus ada korelasi dengan positioning dan
personality brand.
- Entertaining
: Entertaining bukan berarti lucu, dalam skala yang
lebih luas berarti harus mampu mempermainkan emosi konsumen. Emosi
inilah yang akan mengangkat simpati konsumen terhadap produk.
- Acceptable :
Yang menilai sebuah iklan adalah konsumen, oleh
karena itu penerimaan mereka terhadap iklan harus diperhatikan.
4.1.2 Teori Penulisan Naskah Iklan
4.1.2.1 Penulisan Naskah Iklan
Berdasarkan buku Periklanan karya Frank Jefkins penulisan naskah
iklan yang baik, copywriting merupakan kewiraniagaan melalui media cetak.
Jika penulisan pesan penjualan tersebut gagal menarik perhatian,
ketertarikan, keinginan, keyakinan, dan tindakan sebagaiman yang
diinginkan, maka pesan penjualan atau copy iklan itu harus didukung oleh
bentuk kreativitas lain seperti gambar, tipogarfi, dan mungkin juga warna.
Namun penulis iklan dalam menyusun pesan penjualan harus berfikir secara
visual dan mengarahkan bentuk-bentuk kreativitas tersebut guna meraih
tujuannya.
4.1.2.2 Karakteristik Dasar Penulisan Naskah Iklan
Karakteristik dasar penulisan naskah iklan adalah sebagai berikut :
-
Naskah yang ditulis harus bersifat menjual, meskipun iklan itu
bertujuan untuk mengingatkan saja
-
Rahasia
keberhasilan
iklan
adalah
pengulangan,
apakah
pengulangan itu dengan manfaat iklan secara berkelanjutan,
ataupun dengan menerapkan pengulangan dalam tubuh naskah
iklan itu sendiri.
-
Orang tidak akan peduli untuk membaca naskah iklan. Karena itu,
pesan iklan harus memanfaatkan secara maksimal kata-kata dan
menyampaikan pesannya dengan segera.
-
Jika pembaca merasa tidak familiar terhadap suatu kata yang
asing, perhatian pembaca terhadap iklan tersebut akan hilang.
Karena itu, setiap kata yang digunakan harus mudah dipahami dan
tidak ada kemungkinan untuk menimbulkan keraguan di benak
pembaca.
-
Kata-kata singkat, kalimat-kalimat yang pendek, paragraf yang
tidak terlalu panjang membantu menyampaikan pesan iklan serta
memudahkan pembaca untuk memahami dan mengerti maksud
naskah iklan itu dengan cepat.
4.1.3 Teori Animasi
4.1.3.1 Definisi Animasi
Definisi animasi sendiri berasal dari kata 'to animate' yang berarti
menggerakkan serta menghidupkan. Pada dasarnya dengan membuat gambargambar yang gerakannya berkesinambungan lalu digabungkan menjadi 1 gerakan
yang solid, dengan bantuan ilmu komputer beserta perangkat lunak sebagai
pelengkapnya membuat sebuah proses animasi akan sangat terbantu.
4.1.3.2 Animasi Di Indonesia
Di Indonesia sudah sejak nenek moyang kita membuat animasi proyeksi
bayangan yang mempunyai cerita dimana tokoh-tokohnya merupan dewa-dewi
kepercayaan dari berbagai macam budaya. Sampai saat ini animasi tersebut masih
dapat kita nikmati, animasi tersebut merupakan wayang kulit yang sudah lama ada.
Namun jauh sebelum ditemukannya wayang, sudah terlebih dahulu bahwa
sebuah animasi telah diciptakan di bumi nusantara ini, dimulai dari peninggalan
nenek moyang kita berupa lukisan – lukisan yang ditemuka di Gua Leang-Leang
(Sulawesi), beberapa gua di Kalimantan Timur, serta gua-gua lain yang tersebar di
berbagai wilayah di Indonesia.
Saat ini perkembangan film animasi di Indonesia sedang tumbuh diiringi
dengan berkembangnya film-film animasi luar yang jauh lebih baik dari segi
kualitasnya, namun bukan tidak mungkin kualitas animasi Indonesia dapat
bersaing dengan animasi luar.
4.1.3.3 Prinsip-Prinsip Animasi
Teori animasi yang akan dipergunakan dalam produksi iklan layanan
masyarakat ini adalah Prinsip Animasi.
Prinsip Animasi terdiri dari 12. Prinsip Animasi tersebut adalah :
a. Antisipasi
Adalah gerak awalan, untuk memberikan gambaran akan kegiatan yang akan
dilakukan oleh sang karakter, dapat disebut juga sebagai ancang-ancang
sebelum melakukan gerakan utamanya.
b. Squash and Stretch
Adalah perwujudan gerak yang memiliki berat dan kelenturan dimana dibuat
terkesan lebih terasa dari aslinya.
c. Straight ahead action, pose to pose
Adalah tekhnik dalam memproduksi animasi klasik dimana menggambar
frame demi frame secara utuh dengan kelebihan animasi yang konsisten
karena dikerjakan oleh seorang animator,namun memiliki kekurangan yaitu
membutuhkan waktu pengerjaan yang lama.
d. Follow through, overlapping action
Follow through adalah gerakan dari bagian tubuh atau objek yang menempel
di tubuh seorang karakter, dimana gerakan tersebut muncul sesaat gerakan
karakter berhenti.
Overlapping action adalah gerakan yang saling mendahului seperti gerakan
tangan dan kaki.
e. Staging
Adalah bentuk penyampaian mood atau maksud dari sebuah adegan. Dapat
disebut juga dengan memperlihatkan siluet karakter dalam satu adengan agar
dapat mudah dimengerti.
f. Slow in, slow out
Adalah efek mempercepat atau memperlambat sebuah gerakan. Pada satu
adengan objek atau karakter yang bergerak akan memulai gerakannya dengan
lambat kemudian cepat, begitu pula saat akan berhenti. Ini dilakukan agar
gerakan lebih terasa alami.
g. Timing, Spacing
Adalah penentuan waktu saat adegan yang akan dibuat, sedangkan spacing
adalah pengaturan percepatan sebuah gerakan.
h. Solid Drawing
Adalah pemahaman
dan kemampuan dalam menggambar, dimana
kemampuan dan sebuah syarat bagi animator dalam membuat komposisi,
mengatur keseimbangan, cahaya, berat, dll.
i. Arcs
Adalah pola pergerakan dari makhluk hidup yang membentuk garis
lengkung pada proses animasi. Arcs membuat gerakan animasi menjadi lebih
alami dan lebih hidup.
j. Appeal
Sebuah penokohan karakter yang berkolerasi dengan karisma si karakter
tersebut, dimana yang terpenting adalah karakter yang terlihat nyata dan
hidup.
k. Exageration
Adalah sebuah bentuk dramatisir dalam film animasi yang bersifat
berlebihan atau Hiperbola.
l. Secondary Action
Adalah gerakan tambahan untuk memperkuat gerakan utama agar terlihat
lebih realistis.
4.1.3.4 Teknik Animasi
Secara teknik animai dibagi oleh tiga jenis teknik :
a. Animasi Tradisional
adalah animasi yang dibuat dengan kertas yang digambar sesuai dengan
gerakan yang berkelanjutan, ditemukan pada sekitar abad 20 baik
menggunakan gambar tangan, maupun kertas seluloid.
b. Animasi Modern
dapat disebut juga dengan animasi komputer, konsep kerjanya sama
dengan konsep awal pengerjaan pada animasi tradisional, namun dengan
bantuan komputer proses pengerjaan dapat dilakukan lebih cepat dan
konsisten.
Animasi komputer sendiri di bagi menjadi dua jenis, yaitu :
- Animasi 2d
Adalah jenis animasi dimana kumpulan gambar baik vektor,
bitmap, jpeg, dan lainnya dibuat menjadi saru kesatuan gerak yang
berkesinambungan.
-Animasi 3d
Adalah animasi yang sudah memiliki kedalaman dan ruamg gerak
yang lebih kompleks dibandingkan dengan animasi 2d, seperti
halnya proses modelling, texturing, rigging, lighting, rendering.
c. Animasi Stop Motion
Jenis animasi ini di buat dengan teknik memanipulasikan suatu objek
dengan menciptakan sebuah ilusi gerakan dimana terlihat objek bergerak
dengan sendirinya.
4.1.4 Proses Kerja Animasi PSA
Tahapan ini merupaka proses pembuatan PSA yang didasari ilmu
komunikasi visual animasi, berikut tahapannya :
4.1.4.1 Pra Produksi
a. Proses Mind Map
Mind maping juga dapat disebut dengan brain storming merupakan
tahap pengumpulan pengumpulan ide awal dari satu isu yang
diamabil kemudian ditarik satu kesimpulan untuk menentukan target
audience dan eksekusi produksinya.
b. Penulisan Naskah
Tahap pembuatan cerita mulai dari isu cerita hingga karakter yang
membuat PSA lebih menarik
c. Referensi Visual dan Audio
Pencarian referensi PSA yang sesuai dengan isu dan target penonton
agar arah pembuatan PSA lebih terarah.
d. Treatment
Gaya visual yang diambil untuk PSA yang dibuat, dari mood hingga
arah sudut pandang kamera.
e. Storyboard
Bentuk visual dari treatment yang sudah terbentuk dengan pandangan
sudut kamera yang lebih jelas juga interkasi karakter dengan
background di tiap adegannya.
f. Previs/Animatic Storyboard
Storyboard yang sudah terbentuk dibuat menjadi lebih hidup dimana
pergaerakan karakter serta interaksinya dengan objek lainnya serta
background lebih jelas, namun gerakan dari karakter masih berupa
gerakan awal, belum detil. Pada tahap ini mood visual sudah
dilengkapi dengan audio.
4.1.4.2 Produksi
Tahap produksi merupakan pembuatan animasi, dimana karakter
sampai objek lainnya seperti properti dan lingkungan dibuat yang kemudian
dilanjutkan ke tahap animasi. PSA Konsentrasi Berkendara ini akan
menggunakan teknik animasi 3d.
g. Modelling Texturing
Pembuatan model dalam bentuk 3d menggunakan software di
komputer, baik karakter, properti hingga lingkungannya. Kemudian
diberikan textur yang sesuai dengan mood PSA. Untuk karakter akan
diberikan rigging (tulang/kerangka) agar dapat digerakan pada proses
animasi.
h. Animasi
Proses penggerakan model 3d yang sudah jadi dalam adegan yang
sesuai dengan storyboard dan naskah.
i. Ligting Rendering
Merupakan proses penempatan cahaya dalam setiap adegan dalam
animasi sesuai dengan story board dan naskah yang selanjutnya
masuk ke dalam proses render, tahap akhir dalam produksi untuk
melihat hasil visual yang sudah final.
4.1.4.2 Pasca Produksi
Pasca produksi merupakan tahap selanjutnya dalam proses pembuatan
PSA animasi ini, berikut adalah tahapannya :
j. Compositing dan Editing
Dalam tahap ini hasil render tiap cut hingga adegan akan disusun
menjadi sebuah rangkaian adengan yang berkseinambungan,
diberikan visual effect dan penyusunan adegan yang baik.
k. Sound effect dan Scoring
Proses penyusunan suara baik dari karakter maupun suara-suara
properti dan lingkungannya dari hasil compositing dan editing sesuai
dengan naskah.
4.1.5 Teori Warna
Warna adalah elemen penting dari sebuah karya visual, kehadiran
warna merupakan salah satu pembentuk mood serta penyampaian pesan dari
visual yang ditayangkan.
Menurut Karen Triedman dan Chery Dangel Cullen dalam bukunya
yang berdasarkan Leatrice Eiseman “Color Graphics”, warna adalah elemen
kunci yang dapat digunakan untuk menangkap perhatian penonton. Baik itu
terang atau redup, simpel atau rumit, psisosiologis atau psikologis, teoritikal
atau eksperimental, yang kekuatan persuasiv dari warna menarik dan
menjual.
Dalam PSA Konsentrasi Berkendara ini warna yang akan diambil
lebih mengarah ke warna coklat atau sephia, agar memberikan kesan
dramatis serta dapat dengan mudah ditangkap oleh penonton.
4.1.6 Teori Positioning
Positioning bukanlah merupakan sesuatu yang dilakukan terhadap iklan,
melaikan sesuatu yang dilakukan terhadap pelanggan yang berhubungan dengan
bagaimana konsumen menempatkan iklan dan isu yang diangkat di otaknya, di
alam khalayknya. Sehingga konsumen memiliki penilaian tertentu dan kemudian
menidentifikasikan dirinya dalam iklan tersebut. Pernyataan tersebut dikutip dalam
buku “ Positioning : The Battle for Your Mind” karya Al Rise dan Jack Trout.
Animasi iklan layanan masyarakat Konsentrasi Berkendara menempatkan
diri sebagai iklan layanan masyarakat dengan visual 3d yang ditargetkan untuk
pekerja yang menggunakan kendaraan pribadi dalam kesehariannya .
4.1.7 Teori Tipografi
Tipografi juga sangat berperan dalam penentuan mood dari sebuah iklan,
reaksi penonton serta tanggapan imajinasi dalam melihat tipografi sebuah iklan
sangat berpengaruh dalam penilaian sebuah iklan. Misalny dalam iklan dibutuhkan
tipografi yang bersifat larangan, maka font tipe san seriflah yang cocok karena
memiliki karakteristik yang kokoh dan kuat.
Namun tidak sebatas itu, tipografi juga dapat dilihat dari segi fungsi dimana
dapat dibagi menjadi Empat faktor yang menentukan fungsi tipografi. Empat
faktor menurut Danton Sihombing tersebut adalah :
- Legibility : Kejelasan bentuk secara visual huruf yang dipilih
- Readibility : Huruf yang mudah dibaca
- Visibility : Huruf yang dipilih mudah terlihat
- Clearity
: Huruf yang dipilih terlihat jelas.
Tipografi yang digunakan dalam iklan layanan masyarakat Konsentrasi
Berkendara menggunakan font yang tegas karena berisikan ajakan yang bersifat
perintah, karena mengambil mood yang dramatis dan gloomy.
4.1.8 Metode Eksekusi Pesan
Metode eksekusi pesan merupakan metode-metode yang dilakukan agar
pesan yang disampaikan ke penonton lebih menarik.
4.1.8.1 Metode Slogan
Sebuah iklan layanan masyarakat rasanya hambar jika tidak ada slogan yang
menyimbolkan isi pesannya yang mudah diingat. Untuk sebuah iklan komersil pun
rasanya aneh jika sebuah merk dalam iklan yang mengisi frameya. Selain itu
slogan juga berfungsi sebagai penyederhanaan isi pesan. Misalnya, Honda : Satu
Hati atau Apple : Think Different.
4.1.8.2 Metode Simbol/Logo
Penggunaan metode simbol dalam iklan sudah dengan mudah dikenali oleh
semua kalangan, seperti pada contoh logo apel yang tercoak pada Apple atau
garpu tala pada Yamaha.
4.1.8.3 Metode Majas
Penggunaan majas sudah banyak diterapkan dalam berbagai macam jenis
iklan. Berikut beberapa jenis majas:
a. Majas Hiperbola, perumpamaan kata yang dilebih-lebihkan, dapat
diaplikasikan juga dalam visual sebuah iklan.
b. Majas Personifikasi, perumpamaan gerak-gerik benda yang menyerupai
gerakan manusia.
c. Majas Ironi, perumpamaan yang menggunakan sindiran halus dalam iklan
tersebut
d. Majas Metafora, perumpamaan yang menggunakan masalah dalam iklan
dengan masalah lain.
e. Majas Klimaks, masalah yang terjadi menunjukan hal progresif dalam
iklan.
f. Majas Antiklimaks, perumpamaan yang sebaliknya dari klimaks.
4.2 Strategi Kreatif
4.2.1 Strategi Komunikasi
4.2.1.1 Data dan Fakta
- Jumlah Kecelakaan yang meningkat dari tahun 2009 hingga 2010
sekitar 7,5%
- Jumlah korban kecelakaan pria 85,366% sedangkan korban wanita
sekitar 14,63%
- Persentase waktu kecelakaan menunjukan pukul 18.00-00.00 sebagai
waktu terbanyak dalam waktu kecelakaan sekitar 31,82% yang
merupakan jam pulang kantor.
- Jumlah korban berdasarkan usia 20-39 menunjukan 78,26% sebagai
angka persentase tertinggi, pada usia ini merupaka usia produktif
masyarakat.
- Jumlah wilayah kecelakaan ditempati wilayah Jaksel dengan
presentae 54,55%
- Jumlah kecelakaan motor ditabrak mobil sebesar 33,33% merupakan
angka presentase tertinggi.
- Dari simulasi berkendara yang aman disimpulkan bahwa jarak aman
antar kendaraan lain sekitar 3 detik sejauh 22,2 meter.
- Diurut dari kasus yang ada angka-angka di atas dapat dikurangi jika
konsentrasi masing-masing pengendara ditingkatkan serta lebih
paham akan arti aman berkendara.
- 1 detik konsentrasi hilang di detik selanjutnya kejadian yang akan
terjadi.
4.2.1.2 Komunikasi Antara Masalah Dengan Strategi
Iklan Layanan Masyarakat aman berkendara dengan judul
Konsentrasi berkendara dikhususkan agar pengendara pada jam-jam
pulang kantor khususnya pria berkendaraan pribadi dapat melihat sisi
lain berkendara dimana konsentrasi merupakan masalah yang sepele
namun berikbat fatal.
4.2.1.3 Tujuan Komunikasi Proyek
Dengan
menggunakan
metode
penyampaian
iklan
yang
sederhana dan tidak dapat diprediksi serta metode persuasif dengan
ditargetkan langsung kepada pengendara kendaraan pribadai yang
mayoritasnya pulang kantor, diharapkan penonton dapat melihat sisi
lain dari konsentrasi dalam berkendara, dimana hubungan diantara itu
sangatlah kuat dan tidak dapat ditawar lagi.
4.2.1.4 Profil Target Audien
4.2.1.4.1 Target Primer
4.2.1.4.1.1 Geografis
- Domisili : kota besar
- Wilayah : DKI Jakarta dan sekitarnya
- Iklim : Tropis
4.2.1.4.1.2 Demografis
- Profesi : Pekerja Kantor
- Usia : 20-39 tahun
- Jenis Kelamin : Pria, wanita
- Agama : Semua Agama
- Pendidikan : SMA, Perguruan tinggi
- Kelas Ekonomi : menengah ke bawah
- Kebangsaan : Indonesia
4.2.1.4.1.3 Psikografis
- Kepribadian : bersemangat, tempramental.
- Gaya hidup : akhir pekan ke mall, tempat makan yang
sederhana, pulang kantor langsung pulang.
4.2.1.4.1 Target Sekunder
4.2.1.4.1.1 Geografis
- Domisili : kota besar
- Wilayah : DKI Jakarta dan sekitarnya
- Iklim : Tropis
4.2.1.4.1.2 Demografis
- Profesi : Siswa dan mahasiswa
- Usia : 17-23 tahun
- Jenis Kelamin : Pria, wanita
- Agama : Semua Agama
- Pendidikan : SMA, SMP
- Kelas Ekonomi : menengah ke bawah
- Kebangsaan : Indonesia
4.2.1.4.1.3 Psikografis
- Kepribadian : bersemangat, tempramental.
- Gaya hidup : akhir pekan ke mall, tempat makan yang
sederhana.
4.2.1.5 Keyword
a. Iklan
b. Fokus
c. Bekendara
d. Aman
e. Waktu
4.2.1.6 Premis
Konsentrasi Anda Nyawa Anda
4.2.1.7 Penetapan Judul PSA
Animasi Iklan Layanan Masyarakat Konsentrasi Berkendara
4.2.1.8 Tagline
“Bekonsentrasilah demi keselamatan berkendara”
4.2.1.9 Positioning
Animasi iklan layanan masyarakat Konsentrasi Berkendara
menempatkan diri sebagai iklan layanan masyarakat dengan visual
3d yang ditargetkan untuk pekerja yang menggunakan kendaraan
pribadi dalam kesehariannya. Dan diharapkan agar pengendara
khususnya para pekerja kantor lebih memikirkan sisi konsentrasi
dalam berkendara. Karena apapun yang terjadi setelah konsentrasi
terpecah di jalan nyawa pengendara lainpun bisa menjadi
taruhannya.
4.2.1.10 Ringkasan Cerita
Iklan layanan masyarakat Konsentrasi Berkendara dibuat
dalam dua versi, dimana menggunakan sudut pandang pengendara
sepeda motor yang berkonsentrasi sebagai sudut pandang
utamanya. Dimana pengendara yang berkonsentrasi dapat
menghindari bahaya saat pengendara lain tidak berkonsentrasi.
Versi 1 : Pemotor bernama Budi dalam perjalanannya pulang dari
kantor, berkendara namun dia sering mengunakan telepon
genggamnya saat bersamaan. Pada sore itu kejadian yang tidak
diinginkan terjadi, dia terpeleset akibat ban depan kendaraanya
kehilangan traksi akibat rem mendadak oleh karena telepon
genggamnya menggangu konsentrasinya.
Versi 2 : Pengendara mobil bernama Tony yang bergegas pulang
kantor sedang menyetir mobilnya, seperti biasa dia sering
berponsel ria saat berkendara. Namun jalan yang biasa dia lewati
diblokir, karena konsentrasinya teralih dengan ponselnya, dia
tidak sadar akan menghantam jalan yang diblokir itu.
4.3 Strategi Desain
4.3.1 Perancangan Look/Mood Visual
Perancangan look visual dari iklan layanan masyarakat Konsentrasi
Berkendara dengan berdasarkan desain karakter komik dari buku Jokis Ngebut
Bikin Benjut yang akan dieksekusi dalam bentuk 3d berdasarkan visual film
animasi 3d Megamind, kemudian akan mengambil warna hangat dari look visual
film 300. Agar terciptanya look dramatis dan panas yang merefleksikan keadaan
jalan raya saat ini.
Download