Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz MGL, Sr. Benedicta, Diakon Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Mariana, Daniel Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret. Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Syalommmm.... Puji Tuhan...Halleluya... Syukur pada Tuhan untuk segala kasih karunia, berkat, suka dan duka yang boleh kita alami. Syukur pada Tuhan untuk bulan yang baru ini, di bulan ini kita akan memulai masa Advent, masa penantian kelahiran kembali Yesus Kristus dunia ini. Seperti seorang ibu hamil yang menanti kehadiran sang bayi, banyak hal yang perlu kita siapkan, rasa bahagia, cemas dan takut bercampur jadi satu. Banyak hal yang bisa direncanakan, semuanya demi kebaikan anak kita. Bapa disurga pun telah mempersiapkan jalan sedemikian rupa untuk kelahiran Putra-Nya sebagai manusia di dunia ini. Cara yang ajaib diluar akal manusia disiapkan oleh-Nya. Semua karena kasihNya yang begitu besar. Tuhan menciptakan kita pun dengan cara yang ajaib. Itu semua juga karena kasihNya yang begitu besar bagi kita. Maka layak dan sepantasnyalah kita untuk selalu bersyukur padaNya. Memuji dan menyembah Dia Sang Pencipta. Semoga masa penantian ini membuat kita semakin menyadari KasihNya yang luar biasa dalam hidup kita. Nathasa www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 1 SEKILAS INFO KEGIATAN DOJCC BALI Tak terasa DOJCC Bali telah berusia 8 tahun di tahun 2012 ini. Tepatnya 21 September 2004. 8 tahun yang lalu, DOJCC resmi hadir di Bali. Menjadi satu-satunya cabang DOJCC di Indonesia, DOJCC Bali terasa masih sangat muda usia dibandingkan usia 30 tahun DOJCC yang berpusatkan di Canberra Australia. Serangkaian acara kami selenggarakan dalam memperingati usia 8 tahun ini. Dimulai dengan misa syukur sekaligus penerimaan anggota baru dan pelantikan anggota covenant pada 21 September 2012 bersama Rm Hady Setiawan di Pasturan lantai 4 Gereja Fransiskus Xaverius Kuta. Dilanjutkan dengan perayaan pesta syukur yang diadakan di Restaurant Tuban - Hotel Maria , Sabtu 6 Oktober 2012. Acara yang dikemas ‘dari kita untuk kita’ sungguh membawa kesan tersendiri. Semua sharing group mempersembahkan acara sebagai hiburan bersama. Tak lupa juga dibagikan beberapa award bagi beberapa anggota. Berkaitan juga dengan perayaan 8 tahun ini, Komunitas DOJ mengambil tema perayaan “Be a Blessing to Others”. Dalam perayaan kali ini kami mengadakan roadshow ke-8 tempat. 4 tempat telah kami kunjungi diantaranya : Panti Jompo Wana Seraya Denpasar, Panti Asuhan Eben Haezer - Sesetan, SLB D Penyandang Anak Cacat di Jimbaran dan Panti Asuhan Elisama di Sesetan. Masih ada 4 tempat lagi yang akan kami kunjungi diantaranya rumah sakit, keluarga tidak mampu, dan lain - lain. Selain Gathering rutin (pertemuan komunitas) yang kami selenggarakan di bulan Oktober (Minggu 1, II dan III), pada bulan Oktober yang lalu Komunitas DOJ kembali mengadakan DOA TAIZE yang rutin diadakan setiap Rabu III di Gereja FX. Selain melayani sebagai Tatib di gereja FX, Komunitas DOJ juga kembali melayani dalam kehidupan menggereja di paroki FX dengan melayani sebagai petugas parkir motor dan mobil pada Sabtu - Minggu 27 - 28 Oktober 2012, empat kali misa. Komunitas DOJ Bali juga melayani dalam pelayanan koor Misa English pada hari Minggu 21 Oktober 2012 Tak terasa usia kepengurusan DOJ Bali telah berusia 3 tahun untuk periode pertama dari tahun 2009 - 2012 dibawah kepemimpinan Yovie Setiawan selaku Ketua DOJ Bali. Pada Rabu, 31 Oktober 2012 yang lalu diadakan kembali Pemilihan Umum Ketua DOJ periode ke - 2 untuk 2012 - 2017. Suara terbanyak kembali Yovie Setiawan mendapat kepercayaan untuk menjadi Ketua DOJ Bali Periode ke - 2. PROFICIAT ! Untuk jam gathering yang awalnya jam 7 malam juga mulai akan dimajukan ke jam 12 siang mulai 11 November 2012. Sabtu, 3 November 2012 beberapa anggota DOJ Bali mulai mengadakan survey untuk mencari tanah untuk mewujudkan visi DOJ Bali yaitu membuat rumah retret. Rumah retret yang bisa dipakai sebagai wadah untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Sebagai rumah retret dengan harga terjangkau yang bisa dipakai semua orang yang mengingkan ketenangan untuk merasakan kasih Tuhan melalui alam yang masih alami. Bagi saudara-saudari yang tertarik mengikuti kegiatan DOJCC atau ingin mengenal lebih dekat DOJCC Bali bisa menghubungi call centre DOJCC Bali 0361 - 8511223 atau klik www.DOJCC.com. Kegiatan Rutin Gathering Minggu 1, II, III pk 11.30 wita di Ruang Sekami Gereja FX di awali dengan makan siang bersama. Bagi saudara-saudari yang tergerak untuk menyumbang dalam bentuk materi atau barang untuk pembangunan Rumah Retret dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W (konfimasi sms 0361 - 8511223) Tuhan memberkati. 2 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 1 November 2012 : Kaka, kapan kemari Lagi ?? Hari Raya Semua Orang Kudus Why 7:2-4,9-14,Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6, 1Yoh 3:1-3, Mat 5:1-12a Matius 5:3 “Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” Bacaan hari ini mengajarkan beberapa ucapan bahagia yang disampaikan oleh Yesus kepada kita semua. Saya juga membuat judul “kaka kapan kemari lagi?” Karena itu juga adalah ucapan bahagia yang saya dapatkan dari seorang anak penghuni panti asuhan. Suara itu juga merupakan ucapan bahagia yang saya dengar ketika bersama teman - teman pada hari Sabtu, 20 Oktober’12 berkunjung ke Panti Asuhan Elisama. Dalam kesempatan roadshow ke 4 ulang tahun DOJCC yang ke 8 kali ini, kami memilih sebuah panti asuhan yang terletak di Jl. Dukuh Sari Gang Dara No.2 Sesetan Denpasar. Disana saya menggendong seorang anak kecil yang masih berusia 2 tahun, namanya Angel. Angel sudah berada dipanti asuhan sejak bayi, karena ayah dan ibunya tidak mengakui dia. Padahal dia seorang anak yang manis, lucu, dan cantik. Sungguh kasihan kalau saya mengenang saat - saat bermain bersama dia. Merasakan pancaran mata yang polos tidak berdosa dan serasa mata itu ingin berkata: “salah apakah aku?” Bacaan injil hari ini Tuhan Yesus mau mengajarkan dan berkata kalau kita semua sama dihadapanNya. Tidak ada perbedaan kaya ataupun miskin, karena Dia mau berkata kepada kita melalui bacaan hari ini bahwa kita semua “berbahagia”. Khusus Yesus menyebut yang pertama berbahagia adalah yang miskin, bukan bermaksud untuk berkata yang kaya tidak berbahagia. Namun Tuhan ingin memproritaskan “miskin” disini dimaksudkan bukan dari segi kekayaan duniawi melainkan miskin dalam arti penuh penyerahan total kepada Allah. Sama seperti halnya anak kecil penghuni panti asuhan dengan penuh kepolosan dan ketulusan hati. Kita semua diminta juga dihadapan Tuhan mempunyai hati yang miskin dihadapan Allah, sehingga kita bisa mempunyai kerajaan Surga. “Kaka kapan kemari lagi?” Itu juga merupakan ucapan bahagia yang mengandung arti pengharapan. Dalam bacaan kedua hari ini di 1 Yoh 3:3 mengatakan: “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.” Anjuran Firman Tuhan hari ini, selain agar kita miskin di hadapan Tuhan, mari kita juga selalu menaruh pengharapan kepada Tuhan agar mendapatkan kebahagiaan selalu. Amin! Salam bahagia selalu, Gbu... Yudi Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 3 2 November 2012 : Anugerah Bagi Orang Beriman HARI RAYA PERINGATAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN 2 Mak 12:43-46, Mzm 130:11-2,3-4,5-6a,6-7,8, 1Kor 15:12-34, Yoh 6:37-40 Yoh 6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Pada hari ini kita memperingati arwah semua orang beriman. Kita yakin dan percaya, bahwa sesudah hidup di dunia ini, masih ada satu kehidupan lagi, dimana kehidupan setelah ini merupakan kehidupan yang sempurna, karena merupakan anugerah dari Tuhan sendiri. Di samping itu, dengan adanya hari peringatan arwah semua orang beriman, menunjukkan kepada kita, bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Dengan kematian, kita dibawa menuju satu hidup yang baru, kembali berkumpul bersama Bapa dan Yesus di Surga. Seperti janji Yesus sendiri “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yoh 6 :37). Bagi kita, biasanya kematian membawa kesedihan bagi orang yang ditinggalkan. Kita merasa, kematian memisahkan kita, dengan orang yang kita kasihi. Maka itu, seringkali kita takut dengan yang namanya kematian. Melalui bacaan hari ini, kita diingatkan kembali, bahwa kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan. Kematian hanya mengubah bentuk. Berdasarkan iman yang kita percayai, seperti Yesus yang telah bangkit dari kematian, maka orang beriman pun akan turut dibangkitkan dari kematian. Maka itu, pada hari peringatan arwah semua orang beriman kali ini, marilah kita mengenang dan berdoa bagi semua orang yang telah meninggal di dalam Kristus. Biarlah semua orang beriman yang telah meninggal, boleh disucikan dengan darah Yesus sendiri, supaya boleh dilayakkan untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya. Dengan iman, kita berharap dan percaya, mereka dibangkitkan oleh Tuhan, dan boleh ditempatkan bersama – sama dengan Yesus, di sisi Allah Bapa. Doa : Tuhan yang baik, terima kasih untuk janjimu kepada kami, yaitu kehidupan yang kekal bagi kami semua yang beriman kepadamu. Terima kasih pula, pada hari ini Kau ingatkan kepada kami, bahwa kematian sendiri bukanlah sesuatu yang menakutkan bagi kami, tetapi merupakan kebahagiaan, karena kami akan kembali berkumpul dengan-Mu. Biarlah Engkau sendiri yang senantiasa memegang tangan kami, supaya kami terus beriman dan setia kepada-Mu. Sampai pada akhirnya nanti, kami boleh kembali bersama – sama dengan–Mu, menikmati kebahagiaan abadi di Surga. Amin Daniel 4 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 3 November 2012 : Rendah Hati Martinus de Porres, Pius Campideli, Rupert Mayer Flp 1:18b-26, Mzm 42:2,3,5bcd, Luk 14: 1,7-11 Luk 14:11: Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Pada suatu hari sabat Yesus diundang kerumah seorang Farisi, disitu Yesus melihat para tamu berusaha untuk mendapatkan tempat kehormatan dengan berbagai alasan, antara lain karena status sosial, keahlian atau sifat luhur yang mereka ciptakan menurut ukuran mereka sendiri. Kebiasaan ini dikritik oleh Yesus. Merasa senang kalau dihormati atau dikagumi oleh orang lain, karena kelebihan atau talenta-talenta yang dimiliki, tidaklah salah atau berdosa, selama disadari bahwa semua itu berasal dari Tuhan. Ketika hal ini dilupakan maka orang akan menjadi sombong dan meninggikan diri atas segala kelebihan dan miliknya. Sikap sombong dan meninggikan diri ini yang tidak dikehendaki oleh Yesus bagi para pengikutnya, karena sikap ini menipu diri sendiri, dan berbahaya bagi keselamatan jiwa.Sikap ini berlaku bukan hanya untuk hal-hal yang kelihatan seperti kekayaan, kepandaian, kecantikan, atau bakat-bakat yang dimiliki, tapi juga untuk hal-hal rohani, dimana orang dapat saja menjadi sombong karena merasa lebih rohani dari pada yang lainnya. Pada perjamuan abadi yang berlangsung di dalam Kerajaan Allah, dimana Allah yang menjadi Tuan rumah, disana tentunya kerendahan hati yang akan mendapatkan tempat kehormatan.Kerendahan hati merupakan keutamaan dasar, kebalikan dari kesombongan. Orang yang rendah hati pada umumnya mempunyai cara hidup dan cara bertindak yang senantiasa melayani sesamanya. Mengikuti nasihat Yesus ini, marilah kita datang pada Bunda Maria untuk belajar kerendahan hati dan kesediaan untuk menjalani apa yang Tuhan kehendaki pada diri kita masing-masing dan semoga Tuhan berkenan menyempurnakan kekurangan-kekurangan kita, dan pada akhirnya memandang kita sebagai yang dikasihiNya, sehingga kita dapat ikut serta pada perjamuan abadi dalam KerajaanNya. Amin. Betty Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 5 4 November 2012 : Hal Mendengarkan yang Baik Ul 6:2-6,Mzm 18:2-3a,3bc-4,47,51ab, Ibr 7:23-28,Mrk 12:28b-34 Markus 12:29 “… Dengarlah, hai orang Israel…” Kita tahu bahwa orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat selalu ingin mencari kesalahan Yesus. Mereka selalu mencari dan mengikuti jejak Yesus ke mana saja Dia pergi. Mereka selalu mencari kesempatan apa saja, kapan dan di mana saja Dia berada. Ketika seorang ahli Taurat mendengar bahwa Yesus berada di sekitar tempat itu, dia datang dan bertanya, ‘Hukum manakah yang paling utama? Yesus tahu bahwa orang ini hanya ingin mencobai Dia, sebagai suatu jebakan bagi Dia. Sebagai jawaban atas pertanyaan itu, Yesus berusaha membuka diri orang itu. Dengan penuh wibawa, Yesus berkata, “Dengarlah, hai orang Israel!” Pernyataan ini mau menunjukan bahwa Dia ingin agar semua orang memusatkan perhatian kepada apa yang akan disampaikan. Pernyataan ini memerlukan suatu perhatian yang khusus. Kesan dan pesan yang akan disampaikan sungguh bermakna. Karena itu Yesus menginginkan suatu perhatian yang penuh dan tekun. Mendengarkan ini berarti meninggalkan hal-hal pribadi dan hanya memusatkan perhatian kepada berita yang akan disampaikan. Mendengarkan berarti memberikan diri seutuhnya ke dalam kehendak orang lain. Mendengarkan juga adalah suatu cara seseroang membukan diri untuk menerima orang lain apa adanya. Kita selalu ingin sekali untuk didengarkan oleh seseorang. Kita akan merasa ditolak kalau tidak didengarkan oleh orang lain. Namun kita sendiri sering tidak mempunyai suatu kesediaan untuk mendengarkan orang lain. Kalau kita betul-betul merenungkan hal itu, orang lain juga mengalami hal yang sama. Ketika kita tidak mendengarkan orang lain, orang itu akan merasa ditolak oleh kita. Mereka merasa tidak dihargai. Hari ini, Yesus mengajak dan mengundang kita untik mendengarkan berita pesan Injil. Dia mengajak kita untuk membawa dan membuka diri kita di hadapan Yesus. Yesus mengharapkan kita agar selalu mendengarkan warta pesan Kabar Gembira yang disampaikan. Kita diajak untuk menghadirkan diri sepenuhnya kepada karya perwartaan Yesus lewat SabdaNya. Rm. Joseph, MGL 6 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 5 November 2012 : Melayani Dengan Tulus Guido M Conforti, Fransiska Ambosi Flp 2:1-4, Mzm 131:1,2,3, Luk 14:12-14 Luk14:13 Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta Pada saat membaca Firman Tuhan hari ini, satu kata yang terbesit dalam pikiran saya, yaitu pelayanan. (Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta - Luk14:13). Tuhan Yesus mengajarkan kita semua untuk melakukan sesuatu tanpa pamrih. Tidak seperti dalam perjamuan yang diadakan oleh orang farisi pada bacaan ini, semua yang diundang adalah orang-orang yang mampu dan terkesan mengharapkan balasan, seperti harapan akan diundang kembali oleh orang tersebut jikalah orang itu mengadakan suatu perjamuan. Memberi dengan mengharapkan pamrih akan mendatangkan rasa marah atau kecewa bila kebaikan yang pernah kita perbuat tidak mendapatkan balasan sesuai dengan yang kita harapkan. Seperti halnya dalam hidup pelayanan kita, hendaknya kita melayani dengan tulus. Tidak semata-mata ingin dilihat oleh orang lain bahwa kita hebat (dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri - Mzm 131:2). Apa yang kita perbuat, haruslah semata-mata hanya untuk kemuliaan Tuhan. Dalam melakukan sesuatu, Tuhan Yesus menekankan segi tanpa pamrih, diam-diam, jangan sampai ada harapan minta dibalas. Cukup diketahui Allah dan kita akan mendapatkan balasnya nanti. Terkadang memang sulit untuk memberikan dengan tulus. Tetapi jika kita percaya bahwa Allah itu baik, dan bahwa Ia akan menjamin kehidupan kita. (Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan - Flp 2:1). Dan sebab itu hanya bila kita telah menerima dan berjalan bersama Kristus, kita akan mampu belajar untuk memberikan tanpa pamrih, tanpa menuntut balasan, suatu pemberian dari hati yang tulus. Amin. Santo Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 7 6 November 2012 : Perjamuan Keselamatan Angel Maria Prat Hostench Flp 2:5-11Mzm 22:26b-30a, 31-32Luk 14:15-24 Luk 14:23 “… karena rumah-Ku harus penuh” Apakah yang mendorong seseorang mengadakan sebuah pesta besar dan mengundang banyak orang? Tentu suatu kebahagiaan besar yang ingin dibagikan bersama keluarga dan sahabat kenalan. Tapi, apa yang dapat membuat seseorang menerima suatu undangan pesta dan menghadirinya? Tentu saja tergantung pada relasi yang ada antara yang bersangkutan dan tuan pesta. Bila yang mengundang adalah tuan yang murah hati, yang bahkan mengirim pelayan-pelayan-Nya untuk menjemput “Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap” (Luk 14:17), anda pasti berpikir para undangan yang ia kenal baik dan dekat tidak mungkin menolak undangan itu. Namun, tidak demikian apa yang dikisahkan penginjil Lukas hari ini. Sebagai tuan rumah yang murah hati, Allah telah menyiapkan perjamuan bagi para undangan, anak-anak kerajaan-Nya, tetapi dengan berbagai alasan satu demi satu menolak untuk hadir. Kemurahan hati Allah ditanggapi dengan penolakan karena ‘para undangan’ ternyata telah memiliki perjamuan lain yang menghapus rasa lapar mereka dan telah memilih menjalin relasi dengan tuan yang lain. Allah tetap setia dalam kemurahan kasih-Nya dan terus mengundang kita untuk mengambil bagian dalam perjamuan keselamatan-Nya. Tetapi hanya hati yang menerima undangan-Nya sebagai satu-satunya undangan untuk dihadiri: hati yang ‘miskin, cacat, lumpuh, terpinggirkan, dianggap hina’, merekalah yang yang akan terpuaskan dalam kelimpahan sukacita dan keselamatan. Bagaimana dengan anda? Sr. M. Grazia, OSB 8 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 7 November 2012 : Rumah Retret Si Pemimpi Gratia dr Kotar, Assunta Pallota Flp 2:12-18, Mzm 27:1,4,13-14, Luk 14:25-33 Lukas 14:28 : Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Ketika saya menulis renungan ini, saya dan teman teman DOJCC sedang semangat semangatnya membuat Rumah retret DOJCC. Rencana baik ini sudah dimulai sejak 3-4 tahun yang lalu, tapi belum juga terlaksana. Semangat kembali menyala ketika obrolan ringan dimulai di grup Whatsapp, sehingga akhirnya kita semua serius membentuk panitia kecil. Kami memang pemimpi. Kami cuma punya semangat dan ide besar, tanpa sepeser uang di tangan. Tapi kami yakin, segala yang baik akan dilapangkan jalannya dan rejeki akan mengalir. Saat ini kami sedang memburu lokasi tanah yang tepat untuk Rumah Retret ini, dan mudah2an rencana, gambar dan konsep bisa segera dituang dalam bentuk brosur, sehingga penggalangan dana bisa dimulai. Kutipan injil hari ini berkata “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu.”. Kutipan ini adalah ilustrasi bahwa bila kita ingin mengikuti Kristus, kita harus mempersiapkan segalanya, termasuk mempersiapkan hati kita. Melepas kebendaan dan berfikir bijaksana. Kami memang pemimpi. Tanah saja kami belum punya, uang juga belum untuk mendirikan Rumah retret, tapi kami semua berkomitmen untuk bekerja professional, detail dan mempersiapkan hati dan diri kamu untuk cita cita ini. Rumah retret DOJCC yang kita impikan pasti terlaksana. Bila tidak tahun depan, pasti tahun yang akan datang. Jeff –Bali 2012 Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 9 8 November 2012 : Bagaimana Suasana Hatimu ? Elisabet dr Tritunggal Flp 3:3-8a, Mzm 105:2-3,4-5,6-7, Luk 15:1-10 Lk.15:7 “Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa bertobat, lebih daripada sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan” Mari kita lihat Injil ini lebih dekat dan menarik satu pelajaran penting yang Tuhan Yesus hendak sampaikan. Pertama-tama, kepada siapa dan mengapa Yesus bercerita tentang domba dan dirham yang hilang……? Ia bercerita kepada orang Farisi dan ahli ahli Taurat yang bersungut-sungut, bukan kepada para pendosa! (Lk. 10:4) Sikap bersungut-sungut itu sangat bertolak belakang dengan sikap bersuka cita. Mereka bersungut sungut karena mereka merasa diri lebih baik. Ini terjadi karena mereka membandingkan diri mereka dengan para pelacur dan pemungut cukai yang mereka cap sebagai pendosa. Mereka tahu Yesus juga orang saleh yang taat berdoa, berpuasa dan giat dalam pelayanan seperti layaknya mereka sendiri. Mereka iri dengan Yesus yang mendapatkan banyak pengikut. Banyak orang pergi mendengarkan ajaranNya. Mereka bahkan merasa lebih baik karena Yesus makan dengan orang orang berdosa! Menurut mereka Yesus telah mencemarkan diri-Nya. Dari kegiatan-kegiatan rohani mereka, pelayanan, puasa, doa dan lain sebagainya mereka sudah merasa suci. Tanpa sadar mereka yakin kesucian bisa dicapai oleh usaha sendiri. Tuhan pun tidak diperlukan lagi. Disinilah kita harus berhati-hati, membedakan motivasi kita berdoa, berpuasa dan melayani. Apakah ini supaya kita merasa lebih baik dari orang lain, ataukah kita mau lebih dekat dengan Tuhan? Bagaimana kita bisa tahu..?! Mari kita melihat suasana hati kita! Pertama-tama apa ada suka cita atau malah bersungut-sungut? Kedua, bila kita semakin dekat dengan Tuhan, semakin Ia menunjukan kekurangan kekurangan kita, dosa dosa kita, dan kita sewajarnya terdorong untuk senantiasa bertobat dengan keyakinan bahwa kasih pengampunan-Nya selalu melimpah untuk kita. Hati kitapun sewajarnya merasakan sukacita bersama dengan para malaikat di sorga. Inilah pangilan Tuhan kepada kita semua. Bertobat bukan hanya sekali saja, karena pertobatan intinya adalah berbalik arah kembali kepada Tuhan dan menjadi semakin dekat dengan-Nya. Kerena itu sebenarnya setiap orang….baik yang benar atau tidak benar, semua dipanggil untuk senantiasa bertobat! Pertobatan yang sejati adalah pertobatan seumur hidup yang membawa sukacita bagi semua. Ya Yesus,kami bersyukur karena Engkau selalu pergi mencari kami disaat kami tersesat dan pergi menjauhi Engkau. Disaat kami rajin berdoa, puasa dan pelayanan, kami mohon Roh KudusMu untuk memurnikan niat kami. Janganlah biarkan kami membandingbandingkan diri dengan orang lain, tapi tambahkanlah hasrat kami untuk lebih dekat lagi dengan Engkau, sehingga kami semakin peka akan kedosaan kami dan semakin rindu untuk merasakan sukacita oleh karena kasih pengampunanMu yang tiada batasnya. Fr. David, MGL 10 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 9 November 2012 Kisah Orang Kudus : S. Theodorus Tiro Pemberkatan Gereja Basilik Lateran Yeh 47:1-2,8-9,12 atau 1Kor 3:9b-11,16-17, Mzm 46:2-3,5-6,8-9, Yoh 2:13-22 Pesta Pelindung S. Theodorus Tiro : 9 November Theodorus hidup pada abad ketiga. Baru saja ia diterima sebagai prajurit dalam ketentaraan Romawi ketika ia harus mati demi imannya. Meskipun masih muda, Theodorus tahu bagaimana menjaga agar jiwanya bersih dan kudus. Ia seorang yang bijaksana yang sungguh mengganggap setan sebagai musuh utamanya. Ketika pasukannya berkemah selama musim dingin di daerah Pontus, semua prajurit ikut ambil bagian dalam upacara penyembahan dewa-dewi kafir. Karena ia seorang Kristen, ia tahu bahwa dewa-dewi itu tidak ada. Jadi, Theodorus menolak ikut serta dalam upacaraupacara mereka. Maka, Theodorus ditangkap. “Berani benar engkau menganut agama yang diancam oleh kaisar dengan hukuman mati!” tuntut sang gubernur. Tanpa ragu, prajurit muda itu menjawab, “Saya tidak mengenal dewa-dewi tuan. Yesus Kristus, Putra Tunggal Allah, Dia-lah Tuhan-ku. Jika tuan menganggap jawaban saya sebagai suatu penghinaan, silakan tuan potong lidah saya. Setiap bagian tubuh saya siap menderita jika Tuhan menghendaki pengurbanan yang demikian.” Para hakim kafir meloloskan Theodorus sekali itu. Kemudian, ia ditangkap kembali. Para hakim mula-mula berusaha membujuknya dengan lemah-lembut. Ketika usaha tersebut gagal, mereka berusaha menakut-nakutinya dengan menyebutkan segala siksa dan aniaya yang harus ia tanggung. Pada akhirnya, mereka menyerahkan Theodorus kepada para algojo. Ketika prajurit yang telah disiksa dengan aniaya itu dibawa kembali ke penjara, beberapa orang mengatakan bahwa malaikat-malaikat datang untuk menghiburnya. Setelah diinterogasi tiga kali, akhirnya Theodorus dijatuhi hukuman mati dengan dibakar hidup-hidup pada tahun 306. Sebuah gereja yang indah kelak didirikan untuk menghormati abunya. Banyak orang datang ke sana untuk mohon bantuan doa sang martir. Bagaimana jika setiap hari aku hidup dalam penyerahan total kepada Yesus, seperti yang dilakukan Theodorus? “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.” Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 11 10 November 2012 : Tuhan adalah Sang Pemberi Leo Agung Flp 4:10-19, Mzm 112:1-2,5-6,8a,9, Luk 16:9-15 Filipi 4 : 19 “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” “Apakah keuntunganku di situ?” dewasa ini setiap orang ingin mengatakan seperti itu. Mereka tidak tertarik pada kepentingan orang lain. Mereka tidak mempunyai waktu untuk menolong orang lain yang membutuhkan. Mereka memusatkan perhatian pada apakah yang mereka inginkan, rasakan akan paling menguntungkan diri mereka sendiri. Ironisnya, sikap mementingkan diri sendiri ini seakan menjebaknya menjalani kehidupan yang dangkal dan kosong. Tidak peduli seberapa banyak pun yang mereka dapatkan tapi mereka tidak akan pernah puas, selalu merasa kurang. Namun demikian, Tuhan adalah sang pemberi, dan jika kita ingin mengalami suatu tingkat sukacita dalam Tuhan, jika kita ingin Ia mencurahkan berkat-berkat-Nya dan perkenanan-Nya dalam kehidupan kita, kita harus belajar menjadi pemberi, bukan penerima saja. Kita tidak diciptakan berfungsi sebagai orang yang terlibat dengan diri sendiri, dengan berpikir hanya tentang diri kita sendiri. Tidak demikian, Tuhan menciptakan kita untuk menjadi seorang pemberi. Dan kita benar-benar mengalami arti menjadi seorang manusia sebelum kita mempelajari Rahasia Sederhana, bagaimana memberikan hidup kita bagi kepentingan orang lain. Mungkin ada pertanyaan dalam benak Anda, “Tetapi engkau tidak mengerti. Aku tidak mempunyai apapun untuk diberikan?” Mungkin tidak, semua tergantung pada sikap Anda. Kita harus setia dalam hal kecil yang kita miliki sekarang sebelum Tuhan memberkati kita dengan lebih banyak lagi. Banyak orang berkata “Tuhan, kapankah Engkau akan memberkatiku?” Tetapi jika kita mau mendengarkan lebih teliti lagi, mungkin kita akan mendengarkan suara Tuhan mengatakan,” Kapankah engkau akan mulai menjadi berkat bagi orang lain?” Saat kita menjangkau orang lain yang membutuhkan, Tuhan akan memastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan kita sendiri akan disediakan. Jika Anda merasa kesepian hari ini, janganlah mengasihani diri sendiri. Alihkanlah pikiran Anda dan tolonglah orang yang membutuhkan. Pergilah ke rumah jompo, atau rumah sakit, menelepon sahabat dan memberikannya semangat, membelikan nasi bungkus bagi orang yang lapar, mengunjungi teman yang sudah lama tidak datang ke komunitas, menemani teman yang sudah lama tidak pernah ke gereja atau apapun hal baik lainnya yang dapat Anda lakukan. Menabur hal-hal yang baik, dengan setia pada perkara-perkara kecil bagi orang lain, Tuhan akan selalu memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Marilah kita jalani kehidupan yang terbaik saat ini, kita kembangkan sikap hidup untuk memberi, bukan untuk meminta, Siapakah yang dapat kuberkati hari ini? daripada bagaimana aku dapat diberkati?” Doa: Bapa, aku tahu Engkau telah memberkatiku dan aku ingin menjadi berkat bagi orang lain. Tolonglah aku untuk setia dalam hal kecil yang aku miliki sekarang,yang tidak menghalangiku untuk menjadi saluran berkatMu, sebelum Engkau memberkatiku lebih besar lagi, aku mau berbagi, mungkin yang kumiliki ini tidaklah seberapa, namun aku tidak mau semata-mata menjadi seorang pemakai berkat-berkat-Mu saja, tetapi seorang yang meneruskan berkat-berkat itu kepada orang lain. Amin Lulu 12 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 11 November 2012 : Bersyukur dalam kekurangan 1Raj 17:10-16, Mzm 146:7-10, Ibr 9:24-28, Mrk 12:38-44 Mrk 12:43-44, Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” Ketika rejeki kita berkelimpahan, ketika suasana kita lagi “good mood”, ketika hati kita penuh dengan sukacita, ketika hidup kita dipenuhi oleh yang baik dan bagus, kita mudah sekali untuk mengucapkan syukur atau berterimakasih kepada Tuhan. Mungkin doa kita bisa jadi seperti ini, “Tuhan terimakasih atas kelulusan putra-putri kami dengan nilai yang baik”, “Puji dan Syukur kami haturkan kepadaMu ya Yesus atas rahmat kesembuhan yang kau limpahkan” dan lain sebagainya. Saya tidak mengatakan doa-doa diatas tidak benar. Itu bagus dan seharusnya kita bersyukur kepada Tuhan. Namun, apakah kita pernah berterimakasih kepada Tuhan ketika kita mengalami penderitaan, ketika kita dipenuhi dengan kekurangan dan kelemahan dalam hidup ini? Tentu yang menjadi pertanyaan di benak kita adalah mengapa saya harus berterimakasih ketika saya sedang sengsara atau jatuh? Mengapa saya harus bersyukur ketika perusahaan dan bisnis saya hancur??? Ini sangatlah paradoksal. Lihatlah bacaan injil hari ini. Seorang janda yang hidup dari apa adanya, bahkan hidup dari segala kekurangannya, memberikan segala yang dia punya untuk dipersembahkan sebagai ungkapan rasa syukurnya. Memang benar bahwa orang yang mempunyai “lebih”, lebih gampang memberi, tetapi orang yang berkekurangan, bagaimana dia memberi? Apa yang mau diberikan??? Janda ini memberikan contoh bagaimana kita seharusnya bersyukur kepada Tuhan atas segala kekurangan yang kita alami. Karena dengan demikian, biarlah Tuhan sendiri yang akan memenuhi dan melimpahi dengan berkatNya. Bersyukur atas kekurangan yang kita punyai membuat kita sadar bahwa kita tergantung secara total kepada penyelenggaraan Ilahi. Seperti kata Tobit di dalam perjanjian lama, “Allah yang memberi, Allah pula yang mengambilnya. Kalau kita menerima kelimpahan dalam hidup, mengapa kita tidak bisa juga menerima kekurangan? Terpujilah nama Tuhan.” Maka dari itu, suatu ajakan buat kita semua untuk selalu bersyukur kepada Tuhan apapun keadaan kita. Amin Rm. Vincent, MGL Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 13 12 November 2012 : Beriman dan Percaya Yosafat Theodorus Studit Tit. 1 : 1-9 Mzm. 24 : 1-2-3-4ab, 5 – 6 Luk. 17 : 1 – 6 Luk 17:6 Jawab Tuhan : “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini : Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu”….. Tahun 1995 awal adalah masa sangat sulit di kehidupan saya, pada saat itu saya masih berada di kota Mataram Lombok – NTB. Saya sering melihat teman-teman saya yang kuliah dan bekerja di bali sepertinya bisa mencukupi semuanya. Saya sering berdoa pada Tuhan, untuk bisa mendapatkan pekerjaan di bali. Saat itu saya masih kuliah sambil bekerja. Tidak lama kemudian pada bulan Maret saya ditelepon seorang teman baik saya di bali dan minta saya datang ke bali membawa lamaran pekerjaan. Saya bahagia dan bercampur bingung, karena saya tidak mengetahui apa yang bisa saya kerjakan di bali. Lalu saya pulang saya cerita ke ibu saya, ibu saya bilang, “berangkatlah ke bali nak.. gapai impianmu”. Saat itu saya hanya mempunyai uang 15 ribu rupiah saja, saya nekat berangkat ke bali. Sampai di terminal ubung, demi mencukupkan uang saya jalan kaki ke rumah teman saya di Nangka Selatan,kalau dipikir lumayan jauh saya harus berjalan. Saya diantar ke tabanan sama teman saya, ternyata ke sebuah proyek hotel besar milik Aburizal Bakrie. Tentu saya kaget, bingung dsb, tetapi saya ingat kata ibu saya, kalau di interview ditanya computer dsb katakana selalu “Bisa”. Karena saat itu saya belum terlalu bisa computer, saya melihat pesaing saya yang melamar cukup berpengalaman semua. Sambil menunggu giliran interview, saya terus berdoa dan percaya Tuhan pasti tidak menyia2kan saya datang ke bali ini dengan berbekal hanya 15 ribu rupiah. Saat interview, saya hanya ditanya bisa computer.. saya jawab bisa, bisa bahasa inggris saya jawab saya mengerti tetapi saya akan belajar lagi untuk percakapan jika saya diterima disini. HRD yang menginterview saya kaget mendengar jawaban saya, tetapi dia hanya diam. Kemudian saya diminta keluar tunggu, saya dan para pelamar lain menunggu. Kemudian diumumkan kalau interview selanjutnya setelah makan siang, semua para pelamar keluar makan siang dulu, kecuali saya. Karena sisa uang di kantong tinggal 8 ribu, saya mesti hemat untuk bekal saya pulang ke Lombok. Sambil duduk di luar saya terus berdoa, agar Tuhan memberi jawaban hari ini (ini adalah pemaksaan ke Tuhan). Saat itu HRD dan Pimpinan Perusahaan yang ternyata orang Perancis keluar untuk makan siang, mereka melihat saya duduk sendiri, lalu mereka mendekat dan bertanya mengapa kamu masih disini? Saya bilang saya tidak makan siang. Karena saya harus pulang ke Lombok malam ini, kemudian pimpinan itu berbisik ke HRD, lalu mereka memanggil saya ke kantornya. Saat di kantor pimpinan, saya sempat melirik ke kertas lamaran saya, ternyata pimpinan itu melingkari agama katolik yang saya cantumkan. Mereka lalu bilang, bahwa saya diterima bekerja mulai senin minggu depan. Saya begitu bahagia, karena permintaan saya ke Tuhan untuk jawaban harus hari ini segera di jawab hari itu juga. Akhirnya malam itu saya kembali ke Lombok dengan membawa ke gembiraan, karena Tuhan memberi jawaban saya mendapat pekerjaan di bali. Itulah Iman dan percaya akan Kuasa Tuhan harus selalu kita punya, selalu minta pertambahan iman setiap hari, karena rencana Tuhan selalu Indah Pada WaktuNya. Rina 14 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 13 November 2012 : Seandainya aku mendengarkan Dia Stanislaus Kostka, Didakus dr Alkala, Eugenius Bossilkoff, Artemides Zatti Tit 2:1-8,11-14, Mzm 37:3-4,18,23,27,29, Luk 17:7-10 Titus 2:6 Ajaklah orang-orang muda untuk menahan diri Pada bulan Januari tahun 2011, saya dan temanku berlibur di salah satu keluarga Katholik di Sydney selama seminggu. Suatu hari kami bersama mereka bertamasya untuk menikmati keindahan daerah pantai di sekitar Sydney. Dalam satu kesempatan saya duduk sharing bersama dengan ibu yang kami tinggal saat itu. Dalam sharingnya, ibu itu menyampaikan pengalaman suka-duka hidup perkawinan mereka. Dia menikah dan bersama suaminya mereka dikarunia tiga orang anak. Sebelum menikah, ayahnya mengatakan bahwa “tolong dipikirkan lagi keputusanmu untuk menikah dengan pemuda idamanmu itu”. Tampaknya, ia tidak terlalu peduli dengan pernyataan atau nasihat dari ayahnya. Ia percaya bahwa cowok pilihannya itu adalah yang terbaik untuk masa depan dan hidupnya. Mereka pun menikah dan menjadi ibu dan ayah dari ketiga anak. Setelah pernikahan, keaslian dari masing-masing pribadi mulai tampak. Ketidakharmonisan, kesalahpahaman dan keengganan untuk mendengarkan satu-sama lain pun bertumbuh. Komunikasi dan saling memaafkan tidak menjadi tolak-ukur dalam membina dan membangun hidup perkawinan mereka. Akhirnya ibu ini telah mengambil keputusan untuk bercerai dan bertunangan dengan pria lain. Kedua bacaan Kitab Suci hari ini memiliki visi yang sama untuk menjalani hidup sebagai orang Kristen. Hal itu entah sebagai bapak atau ibu rumah-tangga, dan juga sebagai biarawan-biarawati. Singkatnya apapun status hidup saya dan anda saat ini. Dalam suratnya kepada Titus St. Paulus menasihatkan kita semua untuk hidup penuh tanggung jawab dan menjadi teladan bagi kaum muda dan mudi dalam hal iman, kasih dan ketekunan. Kepada Titus ia mengatakan supaya perbuatanmu hendaknya menjadi contoh (Tit. 2:7). Demikian halnya dalam Injil Lukas, Tuhan Yesus menasihati saya dan anda untuk tahu dan senatiasa berterima kasih (Luk. 17: 9). Saya yakin sudah banyak orang telah mengajarkan, menunjukan kebaikan serta ajaran yang sehat kepada saya dan anda. Mereka menasihati kita untuk hidup penuh tanggung-jawab dan mengajar kita menolak cara hidup yang tidak saleh dan serakah (Tit. 2:12). Tapi, seringkali dan bahkan berulangkali saya dan anda tidak pernah atau lebih dari itu tidak mau mendengarkan apalagi mengikuti nasihat mereka. Saya lebih mendengarkan dirku sendiri ketimbang mendengarkan Dia, Karena sekarang bukanlah jaman Siti Nurbaya lagi. Sadar atau tidak saya telah jatuh dan menjerumuskan diri saya dan sesama ke dalam dunia kejahatan baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Doa: Tuhan Yesus ampunilah segala dosaku, dan berilah aku rahmat-Mu untuk memerangi cara hidupku yang tidak berkenan dengan ajaran Bapa di Surga melalui Gereja dan orang-orang dalam hidupku sehari-hari. Terima kasih atas rahmat dan cinta-Mu Bapa, Putra dan Roh Kudus. Amin. Fr. Anis, MGL Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 15 14 November 2012 : Selalu bersyukur Padanya dalam Segala Situasi Nikolaus Tavelic, Yosef Pignatelli Tit 3:1-7, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, Luk 17:11-19 Luk 17:18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?” Siapa sich yang gak mau kalau dengar sesuatu yang gratis alias tidak bayar ? Tentu orang akan berbondong – bondong untuk mendapatkan sesuatu yang gratis itu. Pembagian sembako gratis di hari-hari besar keagamaan, pembagian hewan kurban, mencoba sample parfum di mall, atau peristiwa lainnya yang berbau gratis. Orang rela antri, bahkan kalau tidak sabar mereka akan saling berdesak-desakan untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan. But mesti di ingat friend, di balik yang gratis itu tentunya ada maksud tersembunyi dari bagian marketingnya. Mereka membagikan gratis, dengan harapan orang dapat mencoba dan kembali membeli barang tersebut di kemudian hari. Strategi yang lain dari mereka adalah, “Gratis dengan persyaratan sebagai berikut …… bla…bla….bla !”. Kalau ini sich namanya gratis bersyarat. Masih sama dengan yang kejadian yang berbau gratis, seringkali kita melihat di dalam sebuah komunitas - jika ada sebuah persekutuan doa, orang yang datang jumlahnya bisa dibilang tidak terlalu banyak. Nach, kalau ada pesta atau doa penyembuhan – biasanya banyak orang yang akan datang. Kesamaan dari dua cerita di atas adalah, orang akan senang ketika mendapatkan sesuatu yang menyenangkan dirinya, dan ketika ia tidak mendapatkan yang ia senangi – maka ia akan pergi dan hilang tanpa ada kabar. Orang mencapai kepuasan pada titik tertentu, dan tidak mensyukuri bahwa itu adalah cara kerja atau anugerah yang Tuhan berikan dalam hidupnya. Yesus dalam bacaan hari ini menyembuhkan sepuluh orang sakit kusta, namun yang kembali dan berterima kasih kepada Yesus hanya 1 orang ; Orang Samaria lagi coba – yang notabene adalah orang asing dan tidak dipandang ! Yesus menyembuhkan secara gratis, dan orang Samaria ini beriman penuh akan mukjizat kesembuhan dari Yesus sendiri. Yesus tentu tidak berharap orang ini akan kembali pada-Nya, dan berterima kasih pada-Nya. Yesus juga gak gila hormat banget khan !! Tapi, orang Samaria ini “tahu diri” dan penuh rasa syukur, karena Yesus telah menyembuhkan-Nya. Dalam kehidupan ini, marilah kita semua sebagai anak-anak Tuhan semakin “tahu diri” dan merasa malu di hadapan Bapa kita. Tahu untuk bersyukur karena anugerah-Nya dalam hidup kita, serta mengembalikan setiap talenta yang kita miliki untuk memuliakan nama-Nya. Tuhan gak menuntut macam-macam kok !! Ia mengajak kita jangan lupa dan terlena dengan berbagai kenikmatan duniawi yang bersifat fana, melainkan untuk tetap berserah dan bersyukur selalu untuk setiap hal yang telah Ia berikan dalam hidup kita. Jadi, siap ya untuk setia dalam komitmen kita. Siap datang dan memuliakan nama-Nya dalam keadaan apapun, itulah anak-anak Tuhan yang jempolan and WOW banget dach pokoknya !! KRIS 16 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 15 November 2012 : Pintu Kerajaan Allah Albertus Agung, Magdalena Morano Flm 1 : 20, Mzm 146 :7, 8-9a,9bc-10, 12-13ab, 17-18, Lukas 17 : 20 - 25 Luk 17:21 “ Sebab sesungguhnya kerajaan Allah ada di antara kamu .” Di mana letak kerajaan Allah ? Itu, di sana, di atas awan ada langit.. Nah, di situ letak kerajaan Allah. Wahhh..jauh ya..kerajaan Allah. Besok kalau aku naik pesawat terbang, aku mau menengok ke atas langit ah.. Biar bisa melihat kerajaan Allah.. Wah , lebay.., kerajaan Allah itu ada di gereja, lihat saja, ada banyak suster, ada banyak orang berdoa, dipimpin oleh seorang romo.., Walah..salah..bukan di sana tapi di sini.., bukannnnn , di situ… Kapan kerajaan Allah datang ? Oh.. ya di akhir jaman. Kalau terjadi gempa bumi hebat, tsunami, itu tanda-tanda mau kiamat. Kerajaan Allah berarti sudah dekat, mau datang ke dunia. Benarkah sejauh itu kerajaan Allah? Injil Lukas pada hari ini berbicara tentang kerajaan Allah. “ Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan : Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya kerajaan Allah ada di antara kamu. Dekat ya ternyata kerajaan Allah itu. Sebenarnya hanya ada di antara kita. Kerajaan Allah itu bisa diartikan bahwa kita membiarkan Allah meraja dalam hidup kita. Kerajaan pasti punya pemimpin. Dan di dalam kerajaan Allah, Allah adalah pemimpinnya. Sama seperti sebuah kerajaan yang memiliki pemimpin, dan untuk menjalankan kepemimpinan maka akan dibuat aturan-aturan sehingga tercipta sebuah masyarakat kerajaan yang tertib dan aman. Demikian juga kerajaan Allah, dengan Allah adalah pemimpinnya, maka Allah punya aturan-aturan yang ditawarkan kepada kita sehingga tercapai kehidupan yang aman , bahagia, damai dan sejahtera. Aturan-aturan yang diberikan oleh Allah dalam kerajaanNya adalah sebuah tawaran. Tergantung pada kita, mau melakukan peraturanNya, atau melanggar peraturanNya. Mau hidup dengan aturan yang mengikat tapi berakhir bahagia, atau mau hidup dengan bebas tapi berakhir dengan penderitaan. Kerajaan Allah yang ada di antara kita bisa dibilang bahwa ada di antara hidup kita sehari-hari. Kerajaan Allah bukan sesuatu tempat yang bisa dilihat secara fisik. Dengan sebuah pekarangan luas yang kita bisa masuki, dengan sebuah pintu dengan gerbangnya yang megah. Kerajaan Allah seperti ada tapi tidak ada. Bisa dirasakan tetapi tidak bisa dilihat. Dengan membiarkan kita selalu dibimbing oleh Tuhan, membiarkan Tuhan merajai kita dalam setiap tingkah laku kita, kita sudah “menciptakan” sebuah kerajaan Allah. Dengan membiarkan Allah membimbing kita melakukan kebaikan,menghindari perbuatan dosa, itu juga sebuah cara untuk melihat kerajaan Allah. Mari kita menciptakan sebanyak-banyaknya pintu kerajaan Allah di sekitar kita. Alin Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 17 16 November 2012 : Hari yang Dasyat Margarita dr Skotlandia, Gertrudis, Rochus Gonzales 2Yoh 4-9, Mzm 119:1,2,10,11,17,18, Luk 17:26-37 Luk 17:30, “Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diriNya.” Biasanya, bacaan-bacaan tentang akhir dunia, dalam sistem liturgi Katolik, dibacakan pada akhir tahun liturgi, yakni sekitar pertengahan Nivember seperti ini. Seperti kali ini Yesus sendiri menggambarkan keadaan saat-saat mendekati hari KedatanganNya yang kedua, yang orang mengenalnya sebagai ‘Hari Kiamat.’ Awal-awal saya mendengarkan bacaan seperti, timbul rasa takut yang luar biasa. Apalagi kalau mendengar ramalan-ramalan, misalnya yang sudah berlalu, tentang berakhirnya dunia pada akhir tahun 1999. Tapi kemudian tidak terjadi apa-apa. Begitu pun ramalan-ramalan yang kemudian dibuat berdasarkan peramalan peramal hebat di abad-abad lalu, atau suku-suku tertentu yang terkenal dengan ketajaman ilmu astrologi jaman dulu. Seperti yang beredar saat ini ramalan yang sama dengan beberapa tahun sebelumnya dengan versi yang berbeda. Tetapi kita tahu juga semua akan berlalu seperti biasa lagi. Itulah perputaran dunia. Saya pernah begitu ketakutan, sampai terbawa mimpi dan selalu berdoa agar bila hari seperti itu tiba, saya sudah tidak hidup di dunia ini lagi. Lalu suatu hari, Tuhan memberi pengertian kepada saya akan rancangan-rancanganNya yang selalu baik untuk masa depan. Seolah Tuhan berkata, “Demi satu bayi yang baru lahir hari ini, dimana orang tuanya memimpikan agar kelak anak itu akan menjadi Uskup atau seseorang yang baik dan melakukan hal yang baik demi kerajaan Allah, maka Tuhan rela menahan murkaNya dan membatalkan hari yang dahsyat itu demi anak itu dan cita-cita kedua orang tuanya. Saya teringat Doa Abraham sebelum Sodom dan Gomora dihanguskan. Abraham telah berusaha membujuk Tuhan membatalkan rancangan itu dengan meminta ‘demi 10 orang baik di kota itu’ tetapi Tuhan tidak menemukan 10 orang baik itu. Di sini kita lihat, demi orang-orang yang berkenan kepadaNya Tuhan mau membatalkan suatu bencana di dunia ini. Maka, janganlah takut akan ramalan hari kiamat. Tapi takutlah akan Tuhan. Jadilah orang-orang yang berkenan di hatiNya, dan milikilah impian-impian yang baik akan masa depan bagi diri sendiri, orang-orang yang kita kasihi dan bagi kota kita serta berdoalah selalu seperti Abraham meminta belas kasih Allah untuk situasi buruk di sekitar hidup Anda, belajarlah mendengarkan dan mencintai Tuhan lebih dari segala sesuatu, maka Anda akan menjadi pelangi di atas awan, yang mengingatkan Tuhan akan janjiNya untuk tidak membinasakan manusia dengan bencana. Melainkan Ia akan meniupkan roh pertobatan dan kedamaian yang mendatangkan hidup baru dan masa depan yang gemilang, demi kemuliaan Tuhan dan kebaikan manusia. (Narita) 18 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 17 November 2012 : Bertekun dalam Doa St. Elizabeth dari Hungaria 3 Yoh: 5-8, Mzm 112: 1-2, 3-4, 5-6, Luk 18: 1-8 Luk 18:7 : Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya ? Dan adakah Ia megulur-ulur waktu sebelum menolong mereka ? Kegigihan seorang anak dalam meminta sesuatu yang disampaikan dengan wajah polos yang berharap pada orangtuanya seringkali membuat orangtuanya cepat luluh, dan karena sayangnya pada anak, ia akan berusaha dengan sangat untuk mewujudkan keinginan sang anak walau kadang permohonan itu berada diluar kemampuannya. Ketekunan dalam berdoa menunjukan bahwa kita sungguh menginginkan dan memerlukan apa yang kita minta (seperti seorang yang memerlukan udara ketika dibenamkan kedalam air),dan kita percaya bahwa Tuhan pasti akan mengabulkannya. Kesetiaan kita dalam berdoa menunjukan sejauh mana kita mampu bergantung dan mau mengandalkan Tuhan.Berdoa dengan tekun bisa berarti mengulangi permohonan yang sama kepada Tuhan di setiap jam-jam doa yang sudah kita tentukan, tetapi lebih dari itu, berdoa dengan tekun juga berarti berdoa dengan iman yang berharap dan percaya kepada Tuhan bahwa Ia pasti menjawab doa-doa kita dengan cara dan waktu yang terbaik bagi kita menurut Tuhan. Doa juga dapat mengurangi emosi, kemarahan, stress serta dapat meningkatkan ketegaran hati dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi berbagai persoalan, juga membuat orang menjadi lebih pasrah , lebih dapat menerima kekurangan sesama dan diri sendiri, serta memiliki kemampuan untuk mengubah yang tidak baik menjadi baik dan pada akhirnya menjadi layak menerima keselamatan karena inti doa yang sebenarnya adalah MEMBINA HUBUNGAN YANG INTIM DENGAN TUHAN. Y a k i n l a h : TUHAN PASTI BERTINDAK PADA SAATNYA Karenanya:JANGAN PERNAH JEMU UNTUK BERDOA A m i n. Betty Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 19 18 November 2012 : Malaikat Pelindung Dan 12:1-3, Mzm 16:5,8,9-10,11, Ibr 10:11-14,18, Mrk 13:24-32 Markus 13:27 “Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya…” Empat tahun yang lalu, aku mengikuti 30 hari ret-ret diam di Australia bagian SelatanAdelaide. Tempat itu dikelola oleh Serikat Yesus. Mereka mempunyai perkebunan dan pembuatan anggur yang sangat terkenal dan besar. Ada banyak sekali latihan-latihan rohani yang harus aku lakukan saat itu. Salah satu latihan rohani menurut St. Ignatius, yang harus aku lakukan adalah bahwa setiap malam aku harus berdoa kepada malaikat pelindungku. Intensinya bahwa malaikat pelindungku harus membangunkan aku kapan saja setelah aku tidur lelap. Aku diminta untuk tidak menggunakan alarm atau orang lain untuk membangunkan aku. Aku harus percaya bahwa malaikat pelindungku akan menolong membangunkan aku pada saat yang tepat. Ketika malam pertama tiba, aku tidak yakin dan percaya. Namun Pembimbing Rohaniku terus meyakinkan aku. Kemudian aku memberanikan diri untuk berdoa meminta bantuannya. Ternyata benar, aku percaya bahwa malaikat pelindung kita selalu saja berada di samping kita. Dia ingin membantu dan menolong kita. Dia selalu membangunkan aku setiap malam setelah aku lelap tertidur. Dia tidak pernah lupa untuk membangunkan aku, sekalipun aku sering lupa meminta dia. Injil kita hari ini mengisahkan bahwa pada masa sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya. Tuhan akan mengutus dan menyuruh keluar malaikant-malaikatnya untuk menolong kita di kala kita membutuhkan mereka. Tuhan selalu mengutus malaikatNya untuk melindungi kita dari berbagai cobaan dan serangan roh jahat. Hari ini kita diundang untuk selalu meyakinkan diri akan kehadiran para malaikat, terlebih malaikat pelindung kita. Malaikat itu selalu berada disamping atau di belakang kita dan menjaga kita agar tidak jatuh ke dalam cobaan. Marilah kita berdoa bagi Allah lewat pertolongan malaikat pelidung kita. Rm. Joseph, MGL 20 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 19 November 2012 : Faith is Believing Rafael dr Yosef Kalinowski, Mechtildis Why 1:1-4, 2:1-5a, Mzm 1:1-2,3,4,6, Luk 18:35-43 Luk 18:42 Lalu kata Yesus kepadanya: “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!” FAITH IS BELIEVING EVERTYHING THAT LOOKS WRONG. Sorry, grammar saya agak buruk, hehe.. Eits, bukan kok. Memang sengaja. Saya memakai kalimat itu untuk desain kaos CCT (Community Care Team) yang dijual untuk umum untuk penggalangan dana kegiatan sosial yang dilakukan oleh DOJCC. Kalimat yang secara typography (ilmu tentang huruf) begitu menarik, tapi lebih mendalam punya makna yang begitu menyentuh. Ya, Iman adalah mempercayai segala sesuatu yang kelihatannya salah. Hmm.. agak susah ya? Tapi susah bukan berarti tidak bisa. Saya sudah membuktikannya. Ceritanya, saya dan teman saya Rani berencana pergi ke Korea, yah mewujudkan impian berdua dari lama ingin mengunjungi negeri ginseng atau sekarang negeri boyband kali ya, hehe. Kami berangkat tanggal 29 Oktober, dan sampai tanggal 24 Oktober Visa Rani belum diapproved juga, sedangkan visa saya sudah. Perasaan cemas, galau, bingung, campur aduk menghampiri, apa jangan – jangan visanya ditolak? Atau sudah diapproved tapi belom dikirim? Saya tidak mungkin berangkat sendiri karena semua rencana sudah disusun berdua. Ok Tuhan, saat ini iman kami berdua diuji. Rani seorang muslim, dan kami beriman dengan cara kami masing – masing. Saya cuma bisa curhat sama Tuhan, minta petunjuk dan kesabaran, dan Rani tetap menjalankan sholatnya. Semuanya kami pasrahkan sama Tuhan, walaupun dengan cara yang berbeda. Sempat terbesit untuk mencari info seandainya visa Rani ditolak, mungkin kami bisa memundurkan hari keberangkatan kami dengan menghubungi maskapai yang kami gunakan. Tapi kami berdua merasa kalau kami melakukan itu berarti kami tidak mempercayai bahwa kami bisa berangkat. Seperti cerita sebuah kelompok yang meminta hujan kepada Tuhan, mereka bilang mereka percaya Tuhan akan menurunkan hujan, tapi tidak ada seorang pun yang menyiapkan payung. Hahaha, kalau mereka percaya hujan akan turun, mereka pasti sudah mempersiapkan payung agar tidak kehujanan. Saya belajar dari cerita tersebut, saya dan Rani tidak perlu mencemaskan kemungkinan – kemungkinan yang terjadi, karena kami percaya visa itu akan datang dan kami akan berangkat ke Korea. Dengan segala harap – harap cemas kami, kami terus berdoa, meminta bantuan teman – teman untuk mendoakan kami juga. Dan akhirnya, 27 Oktober 2012, 2 hari sebelum keberangkatan kami, visa bisa kami ambil. Wow!! Mepet ya? Tapi tidak terlambat kan? Ya, iman kami menyelamatkan kami. Saya percaya kekuatan iman dan doa begitu dahsyat. Bukankah doa orang benar yang dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya? Dengan yakin. Dengan iman. Yuk, sama – sama minta Tuhan pertambah iman kita dari hari ke hari. Dan yang terpenting ketika Tuhan memberikan iman, Dia juga akan menguji kita dengan iman yang sudah kita punya. Bukankah iman tanpa perbuatan itu mati? ^^ Maia Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 21 20 November 2012 : Pertobatan yang Sejati Agnes dr Assisi Why 1:1-4, 2:1-5, Mzm 1:1-4.6, Luk 19:1-10 Luk 19:10 “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” Membaca kisah tentang Zakeus mungkin mengingatkan anda pada sabda Yesus berikut ini: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam kerajaan Allah” (Luk 18:24) tetapi lalu menambahkan “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah” (Luk 18:27). Sabda ini kini digenapi. Tuhan memandang hati yang dengan tulus ingin melihat-Nya. Menyambut undangan Yesus untuk menumpang di rumahnya, Zakeus mendapat pengampunan atas dosa-dosanya dan memulai hidup iman yang baru. “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat” (Luk 16:8). Pertobatan diwujudkan secara nyata dalam kepedulian kepada sesama yang miskin dan menjadi korban ketidakadilan. Pertobatan yang sejati adalah mengarahkan hati kembali kepada Allah dan pada saat yang bersamaan melakukan perbuatan amal kasih kepada sesama. Semoga dalam hati kita tertanam pertobatan yang sejati. Tuhan Yesus memberkati kita semua Sr. Maria Benedicta, OSB 22 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 21 November 2012 : Berbagi SP Maria Dipersembahkan kepada Allah Why 4:1-11, Mzm 150:1-2,3-4,5-6, Luk 19:11-28 Lukas 19 : 26 : Jawabnya : Aku berkata kepadamu : Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Ketika saya memutuskan menjadi relawan di Tajikistan, banyak orang yang mendukung tapi ada banyak juga yang bertanya sinis. “Mengapa harus menjadi relawan di Tajikistan? Di Indonesia saja masih butuh banyak bantuan”. “Ah, alasan saja mau jadi relawan, pasti Cuma mau jalan jalan gratis aja”, dan masih banyak komentar sinis lainnya. Sempat saya menjadi panas hati dan kuping saya terbakar, saya menjawab “Karena saya mau dan saya mampu untuk menjadi sukarelawan di luar Indonesia.” Dan saya bertanya ulang ke penanya “Lho.. kamu sendiri sudah jadi relawan di Indonesia belum?”. Hampir sebagian besar yang saya tanya balik seperti itu pergi dan merasa malu. Sekarang saya merasa bersalah membuat orang merasa malu, tapi setidaknya saya menyadarkan bahwa sangat mudah mencela dan mengkritisi orang lain,padahal diri sendiri belum melakukan apa apa. Banyak orang hebat dan pintar di sekitar kita, tapi tidak semua bisa berbagi. Banyak orang yang hanya pintar untuk diri sendiri, tapi tidak bisa membagi ilmunya bagi orang lain. Ada yang menutup rapat rapat apa yang ia punya, tanpa pernah terlintas untuk berbagi. Injil hari ini bercerita tentang seorang bangsawan yang meninggalkan modal (mina) pada 10 orang hambanya, ada yang mengolah uang itu dan menjadi berbuah banyak, tapi ada juga yang hanya menyimpannya untuk diri sendiri, karena takut hartanya akan diambil. Ketika bangsawan itu kembali, ia mengetahui tingkah laku hamba hambanya. Ia memberi hadiah kekuasaaan atas beberapa kota kepada yang mengolah modalnya, sedangkan yang hanya menyimpan, ia murka dan menghukum dia. Seperti kita, apabila kita memiliki talenta tapi tidak membagi dan membangun nya, kita tidak akan mendapat apa apa. Sedangkan bila kita mengembangkan dan membagi, ada banyak orang yang terbantu dan hidupnya menjadi lebih baik. Mungkin tanpa kita sadari. Jadi, sudahkan anda berbagi talenta anda hari ini ? Jeff – Bali 2012 Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 23 22 November 2012 : Hati Tuhan Yesus yang Terkoyak Sesilia Why 5:1-10, Mzm 149:1-2,3-4,5-6a,9b, Luk 19:41-44 Lk 19: 41-42 “Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu Iam menangisinya, kata-Nya: “Wahai Yerusalem, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!” Kata ‘Yerusalem’ itu berasal dari kata Salem atau dalam bahasa Ibrani ‘Shalom’. Kita orang Indonesia pun mengunakan kata Salam, dan dalam Misa Kudus kita saling membagikan salam damai. Yerusalem bisa kita artikan sebagai ‘penjuru damai’ atau ‘vision of peace.’ Damai yang dimaksudkan di Injil Lukas ini bukan merupakan perdamaian dengan kerajaan Romawi yang berkuasa pada saat itu. Damai ini juga bukan semata-mata ketenteraman hati setiap individu. Damai yang ditekankan adalah perdamaian yang menyeluruh dalam konteks keselamatan: semua pemberian Tuhan yang membawa keselamatan umatNya yang mencakupi segala aspek termasuk didalamnya sosial, materi dan spiritual. Tidakkah ironis bila penduduk kota ‘penjuru damai’ tidak tahu apa yang mereka perlukan untuk damai sejahtera mereka. Sungguh memprihatinkan melihat ketidaksadaran mereka ketika Yesus sang Raja Damai datang berkunjung. Seorang raja layaknya disambut dan diperlakukan sebagai raja. Tetapi pemberian damai dari Yesus itu tidak dihargai. Pesan-pesan keselamatan-Nya dianggap tidak masuk akal. Sang Raja Damai sendiripun akhirnya ditolak, dipermalukan dan disalibkan di Golgota yang letaknya diluar Yerusalem. Bagaimana mungkin mereka bisa menjadi penjuru damai? Tidakkah wajar bila kota ‘penjuru damai’ ini hancur karena tidak lagi mencerminkan namanya sendiri? Disini ada suatu kontras yang tajam. Walaupun disaat kedatanganNya Yesus dielu-elukan, hatiNya sedih bukan karena Ia tahu nasibnya yang tragis mati disalib, melainkan Yesus menangisi nasib malang yang akan terjadi pada kota ‘damai’ itu (Lk 19:41). Kitapun juga dikenal sebagai orang Kristen atau Kristen-Katolik (baca pengikut Kristus). Kalau Gereja itu kita umpamakan kotaNya Yesus, kita adalah warganya. Terlebih dari itu, Santo Paulus mengatakan bahwa kita adalah bagian dari tubuhNya Yesus. Mungkin kita sering ikut acara-acara gereja yang meriah danYesus kita elu elukan. Tapi apakah kita sadar akan kebutaan kebutaan kita yang membuat Yesus sedih. Apakah benar kita selalu sadar saat Ia mengunjungi kita? Satu contoh konkrit adalah saat kita bertanya “dimana sih Tuhan…? Kok Dia diam saja dan tidak mendengarkan doaku, tidak membantu aku?” Contoh lainnya, dikala godaan untuk berbuat dosa datang, apakah kita seratus persen memilih Yesus… selalu berhasil melawan godaan…. di setiap saat…? Kalau belum, ini tandanya masih ada kebutaan. Janganlah kita berkecil hati! Sadar jadi orang buta itu jauh lebih baik. Yang sudah pasti, Yesus tetap sayang pada kita walaupun masih ada kebutaan…masih ada kekerasaan hati yang perlu dicairkan…masih ada tembok tembok kesombongan hati yang perlu dihancurkan…seperti di kota Yerusalem itu (Lk 19:44). Yesus menangisi hati kita yang tumpul (Lk…yang tidak peka akan kehadiran-Nya…yang menolak diriNya. Ia rela mati untuk kita…tepat disaat kita tidak sadar…tidak mampu atau bahkan tidak mau menerima-Nya didalam hati kita. Tuhan manakah yang sebegitu sabar…? Maukah kita bertobat…? Maukah kita kita juga sabar diasah, walaupun ada sedikit sakit gesekan dihati kita? Ya Yesus, Engkaulah Tuhan kami, sang Raja Damai. Kami bersyukur karena Engkau mencintai kami apa adanya. Engkau rela mati untuk kami disaat kami menolak Engkau…. Kirimlah Roh Kudusmu agar kami bisa semakin peka akan keberadaanMu, yang sudah selalu ada didalam jiwa kami disetiap waktu. Biarlah kami senantiasa tekun untuk membiarkan tembok tembok keras dihati kami diremukan, atau yang tumpul diasah kembali. Bentuklah hati kami supaya menjadi seperti hatiMu yang selalu penuh cinta kasih. Fr. David, MGL 24 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 23 November 2012 Kisah Orang Kudus : B. Mikhael Agustinus Pro Klemens I, Kolumbanus Why. 10:8-11; Mzm. 119:14,24,72,103,111,131; Luk. 19:45-48 Pesta Pelindung B. Mikhael Agustinus Pro : 23 November Mikael Pro dilahirkan di Guadalupe, Meksiko pada tahun 1891. Ia merupakan seorang martir dari abad keduapuluh. Penganiayaan yang dilakukan oleh pemerintah Meksiko terhadap Gereja dimulai pada tahun 1910. Mikael menjalani masa novisiat (masa percobaan 1-2 tahun, sebagai latihan rohani sebelum mengucapkan kaul biara) di Serikat Yesus pada tahun 1911. Waktu itu ia seorang pemuda berusia duapuluh tahun, murah hati, pemberani serta penuh semangat. Tahun 1914 revolusi semakin hebat. Para novis Yesuit diungsikan ke luar negeri. Mereka dikirim ke seminari-seminari di luar negeri untuk menempuh pendidikan mereka. Mikael menyelesaikan pendidikan imamnya di Belgia dan ditahbiskan pada tahun 1926. Kesehatan imam muda ini amat buruk. Terutama ia mengalami sakit perut berkepanjangan. Kepulangannya ke Meksiko merupakan sukacita di satu pihak dan derita di lain pihak. Ia melihat bagaimana rakyat ditindas oleh pemerintah yang seharusnya melayani mereka. Pastor Pro menyadari bahwa ia dapat memberikan penghiburan rohani kepada mereka. Ia dapat memberikan pengampunan bagi dosa-dosa mereka melalui Sakramen Rekonsiliasi. Ia dapat memberikan Yesus dalam Ekaristi supaya menjadi sumber kekuatan bagi mereka. Dan itu semua ia lakukan. Mikael sangat pintar menyamar. Ia menyelinap keluar masuk bangunan dan ruangan dan kehidupan. Ia selalu saja nyaris tertangkap, ketika kemudian tiba-tiba ia menghilang. Pastro Pro melaksanakan pelayanan imamatnya dengan berani hingga 23 November 1927. Ia tertangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh karena ia seorang imam Katolik. Pastor Pro menghadapi regu tembak dengan berani dan merentangkan kedua belah tangannya hingga seluruh tubuhnya menyerupai sebuah salib yang hidup. Kemudian ia berseru dengan suara lantang dan nyaring: “Viva Cristo Rey!” (Hidup Kristus sang Raja!) Presiden Calles melarang pemakaman secara umum bagi Pastor Pro. Ia bahkan mengancam akan menghukum siapa saja yang menghadiri pemakaman imam yang dihukum mati tersebut. Meskipun begitu, umat bergerombol di sepanjang jalan yang akan dilewati jenasah Pastor Pro. Mereka berdiri sambil berdoa dalam hati, mengucap syukur kepada Tuhan oleh karena hidup dan kesaksian Mikael Pro. Pastor Pro dinyatakan “beato” oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 25 September 1988. Marilah pada hari ini kita berdoa agar kita juga memiliki semangat cinta yang sama kepada Yesus, cinta yang menyebabkan Beato Mikael menyerahkan nyawanya demi pewartaan Injil. “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.” Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 25 24 November 2012 : Tetap Percaya Andreas Dung Lac Why 11:4-12, Mzm 144:1,2,9-10, Luk 20:27-40 Mzm 144 :1-2 “ Terpujilah Tuhan, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang, yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat kuberlindung yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!” Kita semua pernah menghadapi kekecewaan dari waktu ke waktu. Tidak peduli seberapa besarnya iman atau seberapa pun baiknya Anda,seberapa lama dan banyaknya kegiatan pelayanan yang telah Anda lakukan, cepat atau lambat, sesuatu ( atau seseorang! ) akan mengguncangkan iman anda sampai ke dasar-dasarnya. Itu mungkin hal yang sederhana, seperti tidak mendapatkan promosi kerja yang benar-benar Anda harapkan, atau tidak mendapatkan pinjaman untuk pembelian rumah yang benar-benar Anda inginkan, atau sesuatu yang lebih serius lagi, hubungan pernikahan bermasalah atau kematian tiba-tiba orang yang sangat dikasihi. Apapun itu, kekecewaan tersebut mempunyai potensi untuk melemahkan dan menghancurkan iman Anda. Itulah sebabnya sangat penting bagi kita untuk mengenali kekecewaan-kekecewaan itu terlebih dahulu, belajarlah bagaimana tetap berada dijalur yang benar dan menanganinya saat semua itu datang. Kekecewaan-kekecewaan hampir selalu disertai dengan kemunduran. Saat Anda menderita kerugian. Seseorang mungkin meninggalkan Anda. Atau Anda berdoa supaya supaya kehidupan seseorang yang dikasihi diselamatkan, tetapi orang yang Anda kasihi itu justru meninggal. Serahkanlah semuanya itu pada Tuhan dan lanjutkanlah hidup Anda. Hal-hal rahasia adalah milik Tuhan. Tinggalkan semua itu. Untuk semua kejadian yang telah terjadi, tak seorangpun mengharapkan Anda menjadi sebongkah batu karang yang tidak tertembus atau sebuah pulau yang tidak dapat diakses oleh siapapun. Bahkan Tuhan sendiri tidak mengharapkan Anda sebegitu tegarnya sehingga Anda hanya mengabaikan kekecewaankekecewaan dalam kehidupan, dengan memandang remeh seolah-olah hal tersebut tidak terjadi dan Anda menahan rasa sakit. Tidak, ketika kita mengalami kegagalan, kerugian atau kehilangan adalah normal jika kita merasa sakit, menyesal atau sedih. Itulah cara Tuhan menciptakan kita. Tetapi jika Anda terus masih berkabung dan merasa sedih karena kekecewaan yang terjadi setahun atau beberapa tahun, ada yang salah! Anda sedang menghalangi masa depan Anda. Anda harus membuat sebuah keputusan bahwa Anda akan terus melanjutkan kehidupan Anda. Itu tidak terjadi secara otomatis. Anda harus bangkit dan berkata,” Aku tidak peduli seberapapun sukarnya ini, aku tidak akan membiarkan ini merugikanku.” Mari inilah saatnya maju dan mulailah menjalani kehidupan yang terbaik sekarang. Doa: Bapa didalam surga, aku tahu bahwa aku tidak dapat mengubah satu hal pun tentang masa lalu, tetapi aku dapat memilih bagaimana aku akan hidup di masa depan. Tolonglah aku untuk membangun imanku, Bapa, untuk percaya bahawa Engkau akan mendatangkan kebaikan bahkan dari keadaan-keadaan yang tidak dapat aku pahami. Aku memilih untuk mempercayai Engkau untuk hal-hal baik yang akan terjadi bagiku pada hari-hari mendatang. Amin Lulu 26 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 25 November 2012 : Kita Dikuasai oleh Siapa? Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam Dan 7:13-14, Mzm 93:1-5, Yoh 8:33b-37 Yoh 8: 34, Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa”. Dalam cerita-cerita jaman dulu sebuah kerajaan tergantung dari seorang raja. Kalau rajanya memerintah dengan baik, kerajaannya akan makmur, damai dan tenteram. Kalau rajanya suka berperang, maka yang menerima akibat adalah rakyat kecil dari kerajaan tersebut. Kalau rajanya dictator alias sewenang-wenang, rakyatnya akan perlahan-lahan mengadakan kudeta untuk menggulingkan kekuasaan sang raja tersebut. Hari ini kita merayakan Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Seperti yang kita ketahui, Yesus adalah Raja yang membawa damai ke seluruh dunia. Kata “Damai” di sini bukan saja terbebas dari peperangan, tetapi terlebih lagi bahwa Yesus datang ke dunia mengalahkan dosa yang selama ini membelenggu manusia dengan cara kematianNya di kayu Salib. Seseorang yang dipenuhi dengan dosa hatinya pasti tidak damai. Tidak damai, karena menjadi hamba dosa. Yesus yang seharusnya menjadi Raja di dalam hati orang tersebut telah diganti dengan setan yang adalah penguasa dosa. Yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah apakah saya ini kita “dikuasai” oleh Yesus atau “dikuasai” oleh setan. Yang menjadi tanda kalau kita dikuasai oleh Yesus adalah hati yang damai, penuh dengan sukacita serta buah-buah roh lainnya yang seperti diungkapkan oleh Santo Paulus di suratnya kepada umat di Galatia. Di samping itu, yang menjadi tanda kita dikuasai oleh setan adalah hidup kita dipenuhi dengan dosa yang disertai oleh buah-buah kedagingan seperti iri hati dan lain sebagainya. Tuhan memberikan kita rahmat kebebasan dalam memilih untuk dikuasai oleh Yesus sebagai raja atau dikuasai oleh setan dan menjadi hamba atau budak dosa. Seperti sabda Yesus yang mengatakan bahwa memasuki kerajaan Allah tidaklah mudah, lebih mudah seekor unta masuk ke dalam lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam kerajaan Sorga. Mengapa demikian? Seorang yang kaya bisa jatuh ke dalam dosa karena mengandalkan kekayaanya dan lupa akan Tuhan yang menjadi rajanya. Apakah anda sekarang dikuasai oleh Tuhan Yesus? Kalau iya, Puji Tuhan. Kalau Anda saat ini menjadi budak dosa atau dibawah kekuasaan setan, tinggalkanlah “kerajaannya” dan beralihlah kepada Kerajaan Surga dimana Yesus menjadi raja kita yang damai. Amin Rm. Vincent, MGL Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 27 26 November 2012 : Ayo Berbagi Leonardus a Porto Mauritio, Yohanes Berchmans Why 14:1-3,4b-5, Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6, Luk 21:1-4 Lukas 21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya. Bacaan injil hari ini mengingatkan saya akan perbincangan saya dengan sahabat saya beberapa waktu yang lalu. Saat itu kami sedang tertarik membicarakan dengan sebuah program orang tua asuh bagi anak - anak dari suku - suku pedalaman di Indonesia, yang dimana keadaan finansial keluarga anak - anak tersebut tidak memungkinkan untuk membiayai pendidikan anak mereka. Saat membaca visi misi serta program dari lembaga tersebut, kami tergerak untuk ingin membantu. Sebelum memutuskan untuk apply menjadi orangtua asuh di lembaga tersebut, sempat kami ragu, “ Kita kan masih mahasiswa. Gimana bisa ngasih donasi ke orang lain? kalo udah kerja ya baru bisa ngasih donasi.” Tetapi bacaan ini menguatkan kami saat itu untuk memutuskan apply. Firman Tuhan dalam bacaan injil hari ini, pada perikop Persembahan Janda yang Miskin.Dalam ayat (Lukas 21:4) “Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.” Disini Tuhan Yesus jelas menjabarkan bahwa nilai pemberian seseorang bukan ditentukan oleh jumlah yang ia berikan, tetapi oleh jumlah pengorbanan yang terlibat dalam pemberian itu. Sering kali orang kaya hanya memberi dari kekayaannya , dimana hal ini tidak menuntut suatu pengorbanan yang harus dilakukan seorang kaya, karena si orang kaya memberi dari kelebihan yang ia miliki. Pemberian janda ini menuntut segalanya yang ada padanya. Ia memberi sebanyak-banyaknya yang dapat diberikannya. Bacaan inijil hari ini memberikan suatu perenungan bahwa memberi dari kekurangan yang dimaksudkan adalah totalitas memberi dari apa yang kita miliki.Jadi dari penjabaran tersebut, jelas dinyatakan bahwa standar nilai Allah terhadap suatu pemberian bukan didasarkan berapa nominalnya tetapi berdasarkan kadar pengorbanan, iman, dan kasih yang tulus yang terlibat di dalamnya. Yuk, mari kita belajar saling memberi. Belajar untuk saling melayani sesama kita. Tidak perlu menunggu untuk memberi kepada orang yang membutuhkan, tidak selalu materi, tidak selalu nominal yang berjuta - juta, melainkan segala hal yang dapat kita lakukan bagi orang lain, baik itu waktu, support, kata - kata penghiburan dan banyak hal lainnya, selama itu dilakukan dengan setulus hati, itu adalah hal yang sangat berharga bagi sesama kita yang memerlukannya. Selamat melayani :) Mariana Ferdinandez. 28 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 27 November 2012 : Mengalahkan Segala Ketakutan Fransiskus-Antonius Pasani Why 14:14-20, Mzm 96:10,11-12,13, Luk 21:5-11 Luk. 21:6 Apa yang kamu lihat di situ? Kedua bacaan Kitab suci hari ini sama-sama mengisahkan tentang akhir zaman. Aku teringat ketika masih di Sekolah Dasar, ada yang mengatakan bahwa pada tahun 2000 nanti dunia akan kiamat. Situasi yang menyertai itu adalah air laut akan naik dan kita tidak bisa lari untuk menghindari karena tanah tempat kita tinggal dan hidup saat ini dikelilingi oleh air laut. Sebagai anak kecil gambaran tersebut sangat menakutkan dan saya mulai berpikir bagaimana untuk menyelamatkan diri. Ternyata ramalan tentang akhir zaman itu sama sekali tidak benar. Dalam bacaan pertama kita mendengar tentang pengelihatan St. Yohanes mengenai Tuaian di bumi. Di sana kita tidak diberitahukan kapan hal itu akan terjadi. Tapi ia menggambarkan keadaan tersebut cukup mengerikan. Apalagi di sana disebutkan sabit yang siap untuk memotong tuaian (Ayunkanlah sabitmu dan tuailah, karena waktu untuk menuai telah tiba dan tuaian bumi sudah matang (Why 14:15). Demikian halnya dalam bacaan injil Lukas, Tuhan Yesus memberitahukan kepada murid-murid-Nya mengenai situasi yang menyertai akhir zaman. Di sana ada penyesatan (Luk 21:8), peperangan (Luk. 21:10), dan juga gempa bumi yang dahsyat, kelaparan, penyakit sampar dan aneka hal aneh yang terjadi di langit (Luk. 21:10). Dengan bertolak pada apa yang kita lihat atau alami sehari-hari saat ini, seakan-akan hal itu sedang terjadi. Mungkin situasi atau kejadian yang dikisahkan dalam kedua bacaan hari ini akan terus meningkat dalam kehidupan kita saat ini entah sampai kapan, dan tak seorangpun tahu mengenai waktu dan saatnya. Lalu apa sikap dan respon saya dan anda sebagai orang Katholik yang percaya akan Tuhan Yesus yang adalah Raja atas maut dan alam semesta. Pertama-tama; saya dan anda perlu tahu bahwa sebelum masa Advent, setiap akhir tahun liturgi, Gereja Katholik salalu merayakan Pesta Kristus Raja Alam Semesta. Perayaan itu mengingatkan serta menguatkan iman kita ketika berhadapan dengan pelbagai persoalan kehidupan sehari-hari, teristimewa ketika kita melihat karya dan pelayanan kita seakan tidak membawa berkat bagi sesama dan orang-orang yang kita layani. Kedua; saya dan anda diajak untuk terus mengarahkan visi dan misi kita kepada Tuhan Yesus yang adalah Tuhan atas segala baik di Surga maupun di bumi. Dia adalah sumber kekutan kita dalam menyebarkan Kabar Sukacita-Nya serta membangun kerajaan Bapa kini dan saat ini. Situasi apapun yang dihadapi saya dan anda, hendaklah kita sadari bahwa Tuhan Yesus telah mengalahkan semuanya bahkan maut sekalipun. Akhirnya, marilah kita melihat peristiwa hidup kita dalam terang iman, bukanlah seperti anak kecil yang melihatnya dengan penuh ketakutan dan bahkan mau mencari jalan sendiri. Doa: Bapa di Surga, puji syukur atas anugerah rahasia hidup ilahi yang telah Engkau tunjukan melalui Putra-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus, terutama cinta-Mu yang mengalahkan segala ketakutan dan kecemasan kami. Kami mohon, tumbuhkanlah iman, harapan dan kasih kami akan Dikau dan sesama, sehingga ketika saatnya tiba, kami boleh menjadi tandan buah anggur yang matang dalam kerajaan Bapa, Putra dan Roh Kudus kini dan selamanya. Amin. Fr. Anis, MGL Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 29 28 November 2012 : Selalu Bertahan dengan Iman di Dalam NamaNYA Katarina Labour ; Yakobus dr Marka, Maria Helena Stollenwerk Why 15:1-4, Mzm 98:1,2-3ab,7-8,9, Luk 21:12-19 Luk 21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur tua. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, si petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup – karena berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia mengajak tetangga-tetangganya untuk membantu menimbun sumur. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur. Si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Sementara tetangga - tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri ! Bertahan terkadang sulit bagi kita pada umumnya. Bertahan dari rasa kantuk, bertahan untuk menunggu sesuatu yang tak kunjung datang, bertahan untuk tidak mengeluh menghadapi permasalahan hidup, dll. Dari kisah si Keledai di atas, kita belajar untuk “mengguncangkan” setiap “kotoran ataupun tanah” yang jatuh ke badan kita, tetap bertahan, dan perlahan mulai bangkit untuk keluar dari “sumur yang kotor dan dalam”. Yesus mengajak kita juga untuk semakin setia dan tetap bertahan di dalam kebenaran dan kuasa-Nya. Yesus sendiri yang akan mendampingi dan membekali kita dengan keberanian, untuk mengatasi setiap beban hidup dan persoalan kita. Jangan pernah menyerah di dalam hidup ini friend, karena Yesus juga tak pernah menyerah mendampingi setiap kita anak-anak-Nya di dunia. Sudah jelas janji Yesus kepada kita, bahwa barangsiapa yang bertahan dan tetap setia pada-Nya – ia akan memperoleh hidup dan keselamatan kekal dari Allah bapa di surga. “Ketika kita dapat bertahan dari segala persoalan hidup, kesabaran – rasa syukur – dan semangat untuk bangkit sudah muncul di dalam diri kita”. KRIS 30 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012 29 November 2012 : Diruntuhkan Bukan Berarti Dihancurkan Fredericus dr Regensburg Why 18 : 1-2, 21-23, 19 : 1-3, 9a, Mzm 100 : 2,3,4,5, Lukas 21 : 20-28 Luk 21:28 “ Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat .” Di jaman sekarang ini, kalau mendengar kata diruntuhkan, kebanyakan orang berpikir dan berkonotasi negative. Diruntuhkan berarti sudah dianggap tidak berguna sehingga sengaja untuk dihilangkan. Dianggap menggangu sehingga ditiadakan. Bacaan dan Injil hari ini sama – sama menuliskan tentang kota yang diruntuhkan. Injil Lukas 21:20-28 menuliskan tentang runtuhnya Yerusalem dan Wahyu 18 : 1-2, 21-23, 19 : 1-3, 9a menuliskan tentang jatuhnya Babel. Apakah sedemikian tidak bergunanya kedua kota itu sehingga dihancurkan? Padahal dalam Mzm 100 : 2,3,4,5 , kita benarbenar bermazmur tentang kebaikan Tuhan yang selama-lamanya dan kesetiaan Tuhan yang turun menurun, karena Tuhanlah Allah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita. Seringkali kalau kita mengalami sesuatu yang menyesakkan, kita merasa bahwa dunia kita benar-benar runtuh. Padahal seperti dalam bacaan hari ini, bahwa setelah kehancuran itu, akan muncul penyelamat kita. Tuhan meruntuhkan bukan untuk memusnahkan, tetapi meruntuhkan untuk “membangun” sesuatu yang pasti lebih baik. Jika kita bisa bertahan dalam keruntuhan itu, kita akan mendapat kebaikan yang tidak terhingga. Bacaan dan mazmur hari ini, mengingatkan saya akan lagu semua baik. Bahwa apapun yang diperbuat Allah adalah baik. Karena dari semula telah ditetapkanNya rancangan kita. Mengingat lagu semua baik, jadi ingat story di balik penciptaan lagu semua baik. Lagu yang sering kita nyanyikan dan seakan tak lekang oleh waktu, diciptakan oleh 2 orang Budi Haryanto dan Tommy “one way”.Budi sudah pulang ke rumah Bapa karena sakit jantung. Tapi royalty lagu ini, bisa menghidupi istrinya yang telah ditinggalkannya , dan bisa dipergunakan untuk menghidupi anaknya yang menderita tuna rungu. Saat sang suami sudah meninggal, Bu Yani berpikir bahwa semua hancur, tapi sang suami meninggal dengan meninggalkan sebuah lagu yang sampai sekarangpun kerap dinyanyikan orang sehingga menghasilkan royalty dan donasi. Runtuh bukan berarti diruntuhkan dan dihancurkan, meninggal bukan berarti ditinggalkan. alin Vol. 36/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 31 30 November 2012 Cinta Mula-Mula Pesta St. Andreas, Rasul Rm 10:9-18, Mzm 19:2-3,4-5, Mat 4:18-22 Mat 4:18d-19, “Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: ‘Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan kujadikan penjala manusia.” Percaya enggak? Cobalah lihat ke sekitar kita, teman-teman sepelayanan kita, dan orang-orang lain yang melayani Tuhan. Mereka yang melayani Tuhan, mengembangkan pelayanan mereka sesuai hobi atau bidang pekerjaan. Itulah Yesus, ketika Ia memanggil seseorang masuk dalam rencana kerjaNya, dia tahu latar belakang pekerjaan seseorang itu atau hobi orang tersebut. Kalau pun Tuhan memerintahkan seseorang melakukan pelayanan di luar kebiasaan dia sebelumnya, itu hanya cara Tuhan menggali potensi orang tersebut yang selama ini tersimpan. Dan kelak, orang tersebut akan sadar bahwa dia telah dimampukan untuk bertumbuh dan berkembang. Saya bertemu dengan Romo Babey, seorang Romo, yang membina kami di masa awal pelayanan saya dan teman-teman di PD ALGONZ Denpasar, sekitar 18 tahun lalu. Saat itu, Romo Babey selalu punya waktu untuk mendengarkan masalah setiap kami yang datang padanya dalam pengakuan dosa atau konseling. Dan Romo banyak sekali meneguhkan atau membangkit kami untuk maju dalam pelayanan sesuai kebiasaan, kemampuan, pendidikan dan hobi kami. Jika melihat ke belakang, saya menyadari bahwa kami bertumbuh dalam pelayanan sesuai hobi dan bidang pekerjaan kami masing. So janganlah takut bila dipanggil Tuhan masuk dalam sebuah kelompok pelayanan, kita punya kebebasan untuk memilih dan melangkah terus. Bila merasakan kasih kekeluargaan majulah terus. Tuhan mengenal dirimu dan Ia akan membantu Anda melakukan tugas pelayanan sesuai kemampuan, hobi, pendidikan dan pengalaman sebelumnya. Sehingga apa yang Anda lakukan pada akhirnya seperti menyatu dengan diri Anda. (Narita) 32 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 36/2012