22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Agustus 2013. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis adalah desain asosiatif klausal. Menurut Sugiyono (2010), desain asosiatif berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori yang diperoleh selama masa perkuliahan dan tinjauan pustaka. Metode penelitian dirancang melalui langkah – langkah penelitian dari operasional variabel, penentuan jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan diakhiri dengan rancangan pengujian hipotesis dan statistik. C. Hipotesis 1. Pengaruh Quick Ratio Terhadap Return Saham Jika Quick Ratio rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadi masalah dalam likuiditas perusahaan dan akan berakibat terjadinya penurunan harga pasar dari saham perusahaan yang bersangkutan. Quick Ratio yang tinggi maka akan membawa pengaruh baik, karena pada situasi tersebut menunjukkan perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya. Hal tersebut berperan dalam menjaga performance kinerja perusahaan yang kemudian mempengaruhi performance harga saham. Dengan begitu investor semakin yakin dan tertarik untuk membeli saham perusahaan sehingga berpengaruh juga pada peningkatan return saham. H1 : Rasio Leverage (Debt to Total Equity Ratio) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap Return Saham Menurut Horne dan Wachowicz (2012) para kreditor secara umum akan lebih tertarik jika rasio DER lebih rendah. Semakin rendah rasio tersebut maka semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang berasal dari pemegang saham, dan perlindungan bagi kreditor semakin besar jika nilai aktiva menyusut atau ketika terjadi kerugian pada perusahaan. Debt to equity ratio mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua utang. 23 Perusahaan dengan Debt to Equity Ratio rendah akan mempunyai resiko kerugian lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, namun ketika kondisi ekonomi membaik, kesempatan memperoleh laba rendah. Sebaliknya perusahaan dengan rasio leverage tinggi, beresiko menanggung kerugian yang besar ketika keadaan ekonomi merosot, tetapi mempunyai kesempatan memperoleh laba besar saat ekonomi membaik. DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat utang yang semakin tinggi berarti beban bunga perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi keuntungan. Namun sampai batas tertentu besarnya debt dapat mengakibatkan tax saving yang dapat digunakan untuk meningkatkan arus kas bagi perusahaan yang berdampak pada meningkatnya performance dan kinerja perusahaan. Bila performance dan kinerja perusahaan meningkat maka minat investor terhadap perusahaan menjadi tinggi dan dampaknya terhadap return saham akan meningkat. Berdasarkan konsep tersebut maka dimungkinkan adanya pengaruh DER terhadap Return saham. H2 : Rasio Likuiditas (Quick Ratio) berpengaruh return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Pengaruh Return On Equity Terhadap Return Saham Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010), tingkat ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham. Jika perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi, 24 maka permintaan akan saham akan meningkat dan selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan. Ketika harga saham semakin meningkat maka return saham juga akan meningkat. Sesuai dengan teori pecking order, maka tingkat ROE yang tinggi akan berdampak pada rendahnya tingkat penggunaan dana eksternal. Hal ini disebabkan perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan mempunyai dana internal yang besar. H3 : Rasio Profitabilitas (Return On Equity dan Return On Asset) berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Pengaruh Return On Asset Terhadap Return Saham Return on Assets (ROA) menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. Return on assets digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan jumlah assets yang dimiliki, return on asset akan dapat menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan akan berdampak pada pemegang saham perusahaan. Return on asset yang semakin bertambah menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang diterima semakin meningkat. 25 Atau semakin meningkatnya harga saham yang juga berdampak pada return saham. Semakin tinggi return on asset berarti kinerja perusahaaan semakin baik dan return saham semakin tinggi pula. H4 : Rasio Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. D. Variabel dan Skala Pengukuran 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel dependen dalam penelitian ini ialah Return saham dan variabel independennya ialah Rasio Profitabilitas (Return On Equity dan Return On Asset), Leverage (Debt to Total Equity) dan Likuiditas (Quick Ratio). 2. Definisi Operasional Definisi dari variabel terikat (dependent variable) yaitu return saham. Return adalah suatu tingkat pengembalian baik keuntungan ataupun kerugian dari investasi yang dilakukan investor. Return bagi pemegang saham dapat berupa penerimaan deviden tunai ataupun adanya perubahan 26 harga saham pada suatu periode (capital gain). Return saham dapat dirumuskan sebagai berikut: = − Dimana, Kt = Tingkat pengembalian yang diharapkan = Harga pada tahun t = Harga pada tahun t-1 Definisi operasional dari variabel bebas (Independent variable) yang terdiri dari quick ratio, debt to equity ratio, return on equity dan return on asset. Definisi dari masing - masing variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1. Quick Ratio Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Quick ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu: = − 27 2. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio (DER) yaitu perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri perusahaan. Rumus DER yaitu : = 3. Return On Equity Return On Equity (ROE) yaitu perbandingan antara laba setelah pajak (laba bersih) dengan modal sendiri. Rumus ROE adalah: = ℎ 4. Return On Asset Return on Assets (ROA) adalah perbandingan laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. ROA dirumuskan sebagai berikut = 28 E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu: 1. Observasi (Studi Pustaka) Teori diperoleh melalui literatur, artikel, jurnal dan hasil penelitian terdahulu. Metode ini digunakan untuk mempelajari dam memahami literatur – literatur yang membuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Studi Dokumentasi Yaitu dengan mengadakan pencatatan dan penelaahan terhadap aspek – aspek atau dokumen – dokumen yang berhubungan dengan objek dalam penelitian ini. Data dokumen seperti rasio keuangan diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) (www.idx.co.id) dan untuk nama perusahaan diperoleh dari Indonesian Capital Market Direktori (ICMD) 2010 sampai 2012. F. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang sumber datanya diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yaitu Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur pada periode 2010-2012. 29 G. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010 selama periode 2010-2012. Dari populasi diatas kemudian dilakukan teknik pemilihan sampel. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah purpose sampling, yaitu pemilihan anggota sample dengan mendasarkan kriteria – kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 2010 dan tetap terdaftar di BEI hingga tahun 2012. 2. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan jelas untuk periode yang berakhir pada 31 Desember. 3. Perusahaan manufaktur yang memiliki kelengkapan data berdasarkan variabel yang dipilih. Jumlah populasi dalam penelitian ini ialah 102 data dari 34 perusahaan selama 3 tahun periode 2010 sampai 2012. Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini ialah sebanyak 93 data dari 31 perusahaan selama 3 tahun periode 2010 sampai 2012. 30 Berdasarkan kriteria diatas terdapat 34 perusahaan manufaktur yang ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Daftar Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian No. Nama Perusahaan 1 PT. Akasha Wira International Tbk. 2 PT. Asiaplast Industries Tbk. 3 PT. Astra-Graphia Tbk. 4 PT. Astra International Tbk. 5 PT. Sepatu Bata Tbk. 6 PT. Bentoel International Investama Tbk. 7 PT. Betonjaya Manunggal Tbk. 8 PT. Citra Tubindo Tbk. 9 PT. Delta Djakarta Tbk. 10 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 11 PT. Goodyear Indonesia Tbk. 12 PT. Gudang Garam Tbk. 13 PT. Holcim Indonesia Tbk. 14 PT. Indo Acidatama Tbk. 15 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 16 PT. Indofarma (Persero) Tbk. 17 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 18 PT. Indorama Syntetics Tbk. 19 PT. Kabelindo Murni Tbk. 20 PT. Kedaung Indah Can Tbk. 21 PT. Kedawung Setia Industrial Tbk. 22 PT. Kimia Farma Tbk. 23 PT. KMI Wire and Cable Tbk. 24 PT. Langgeng Makmur Industry Tbk. 25 PT. Lautan Luas Tbk. 26 PT. Merck Tbk. 27 PT. Mustika Ratu Tbk. 28 PT. Sampoerna Agro Tbk. 29 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. 30 PT. Suparma Tbk. 31 PT. Surabaya Agung Industry Pulp Tbk. 32 PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 33 PT. Unilever Indonesia Tbk. 34 PT. United Tractors Tbk. Sumber: Indonesian Capital Market Directory dan www.idx.co.id 31 H. Metode Analisis Data 1. Analisis Statistik Deskriptif Menurut Sugiyono (2010) menyatakan bahwa: “Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik. 2. Uji Asumsi Klasik Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketetapan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Penyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya 32 mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Alat uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik histogram, grafik normal plot, dan analisis statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sampel K-S ). 1. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan data distribusi normal. Metode lain adalah dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan histogram dari residualnya. 2. Analisis Statistik Selain dengan menggunakan grafik, pada penelitian ini menguji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.uji ini adalah metode yang umum digunakan untuk menguji normalitas data. Jika nilai Kolmogorov – smirnov tidak signifikan (variabel memiliki tingkat signifikan diatas 0,05), maka semua data terdistribusi secara normal b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas(Independen). Metode 33 untuk mendiagnosa adanya multicollinearity dilakukan dengan uji Varience Inflation Factor (VIF) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut : Jika VIF lebih besar dari 10 maka antar variabel bebas (Independen Variable) terjadi persoalan multikolonieritas. c. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji adanya autokorelasi dalam penelitian, maka digunakan metode Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin-Watson (DW test) hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Pengambilan ada tidaknya autokorelasi, yaitu: Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Autokorelasi Hipotesis Nol Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Keputusan Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak Jika 0 < d < dl dl ≤ d ≤ du 4 – dl < d < 4 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl du < d < 4 - du 34 d. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual dari pengamatan ke homokedastisitas, pengamatan dan jika yang lain variance tetap, maka disebut berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Cara mendeteksinya ialah dengan cara melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen(ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Namun, penggunaan koefisien determinasi memiliki kelemahan mendasar yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Angka R2 ini di dapat dari pengolahan melalui program SPSS yang bisa dilihat dari tabel model summary kolom R square. 35 b. Uji Hipotesis Secara Bersama – sama (Uji F) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yang digunakan dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-samaterhadap variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a. Apabila nilai signifikansi t < 0.05, maka Ho akan ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen b. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka Ho akan diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. c. UJI Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Uji t dilakukan pada pengujian hipotesis secara parsial, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel secara individual terhadap variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi 5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a. Apabila nilai signifikansi t < 0.05, maka Ho akan ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. b. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka Ho akan diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. 36 4. Analisis Regresi Berganda Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression). Menurut Sugiyono (2010), analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikan/diturunkan. Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS. Analisis linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh lebih antara satu variabel bebas terhadap variabel terikat dan dapat dinyatakan dengan persamaan : = + + + + + Dimana: Y = Return saham = Koefisien Regresi = Quick Ratio = Debt to Equity Ratio = Return On Equity = Return On Assets ε = Random Error Term α = Konstanta 37