BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan cetak

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan cetak digunakan untuk mencetak atau mereproduksi bentuk dan
relasi gigi serta jaringan di rongga mulut (Powers dan Sakaguchi, 2006). Craig
dkk. (2000) menyatakan bahwa fungsi bahan cetak adalah untuk mendapatkan
rekaman akurat dari dimensi jaringan rongga mulut dan hubungan antar gigi.
Bahan cetak alginat digunakan untuk menghasilkan cetakan gips pada berbagai
macam aplikasi, termasuk di dalamnya perawatan restoratif dan ortodontik, serta
pembuatan protesa lepasan. Hasil cetakan alginat mengandung 60% - 70% air dan
cenderung terjadi penyimpangan karena ekspansi yang dihubungkan dengan
imbibisi atau menyusut karena kehilangan kandungan airnya (Nichols, 2006;
Walker dkk, 2010). Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) hasil cetakan alginat
yang tidak dapat langsung diisi dengan dental stone harus disimpan pada kondisi
lembab.
Dokter gigi praktek meskipun dibantu oleh perawat terkadang tidak bisa
langsung mengisi hasil cetakan alginat dengan gips sehingga cetakan harus
disimpan sampai dokter atau perawat dapat menangani. Dokter gigi bekerja
selama 2-5 jam sehari atau per-shift. Dengan demikian, pengisian hasil cetakan
alginat dapat tertunda selama beberapa menit sampai beberapa jam. Pada praktek
dokter gigi penyimpanan alginat dilakukan dengan meletakkan hasil cetakan
alginat di tempat terbuka atau di balut tisu yang dibasahi air pada daerah cetakan
anatomisnya.
Hasil cetakan alginat
dapat menyerap atau mengeluarkan kandungan
airnya. Jika direndam dalam air maka alginat akan menyerap air dan membesar.
Jika diletakkan di lingkungan terbuka maka hasil cetakan alginat akan kehilangan
kandungan airnya sehingga volumenya menyusut (Vanable dan Lo Presti, 2004).
Apabila terjadi perubahan dimensi pada hasil cetakan alginat yang cukup besar
maka protesa atau alat kedokteran gigi lain yang dihasilkan tidak akan pas di
rongga mulut (Nichols, 2006). Menurut Hatrick dkk., (2011) hasil cetakan alginat
harus disimpan dalam kelembaban 100%. Kelembaban di Daerah Istimewa
Yogyakarta berkisar antara 65% hingga 98% dengan rata-rata 74% (Fresia, 2012),
sehingga jika diletakkan di tempat terbuka hasil cetakan alginat dapat terjadi
perubahan dimensi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, diajukan permasalahan: bagaimanakah
perbandingan perubahan dimensi hasil cetakan alginat pada penyimpanan kondisi
kering dan lembab?
C. Keaslian Penelitian
Son (2006) telah meneliti pengaruh lama penundaan pengisian alginat
dalam kondisi kering terhadap dimensi hasil cetakan pada 5 rentang waktu
tertentu dan dihasilkan kesimpulan bahwa lama penundaan pengisian hasil
cetakan alginat dalam kondisi kering mempengaruhi dimensi hasil cetakan.
Penelitian mengenai perbandingan perubahan dimensi hasil cetakan alginat pada
penyimpanan kondisi kering dan lembab belum dilakukan.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan perubahan dimensi
hasil cetakan alginat pada penyimpanan kondisi kering dan lembab.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu: memberikan alternatif
penyimpanan hasil cetakan alginat yang dapat meminimalkan perubahan dimensi
hasil cetakan.
Download