BAB IV SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik sejumlah simpulan, antara lain 1. Tingkat kapitalisasi rumah mewah di Kota Malang diukur berdasarkan hasil survei yang didasarkan pada penilaian responden. Hasil survei menunjukkan tingkat kapitalisasi rumah mewah di Kota Malang adalah 5,5 persen. Temuan di atas tentunya bukan suatu temuan yang ideal. Seharusnya, tingkat kapitalisasi dihitung dengan dasar hasil bagi dari nilai sewa rumah terhadap nilai pasar dari harga rumah. Ketidaktersediaan data harga pasar yang akurat dan realiabel menyebabkan hal ini menjadi sulit diaplikasikan. Implikasinya, penulis menggunakan persepsi responden terhadap perkiraan harga pasar rumah terhadap harga sewa yang ada. Meskipun demikian, temuan hasil survei juga telah menunjukkan bahwa tingkat sewa rata-rata berbanding lurus dengan persepsi responden terhadap tingkat kapitalisasi rumah mewah. Oleh karena itu, variabel terikat dalam model estimasi ini menggunakan tingkat sewa rumah sebagai proksi dari tingkat kapitalisasi rumah. 2. Hasil estimasi model telah memperlihatkan faktor-faktor signifikan mempengaruhi tingkat kapitalisasi rumah mewah di Kota Malang adalah faktor fisik rumah yang ditunjukkan dengan luas tanah rumah serta faktor lokasi yang ditunjukkan dengan jarak rumah ke pusat Kota Malang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kapitalisasi rumah mewah di Kota Malang hanya 52 53 mempertimbangkan secara signifikan kedua faktor ini saja, sehingga aspek fisik dan pertimbangan lokasi menjadi dasar yang utama dalam penentuan tingkat sewa. Temuan hasil estimasi juga menunjukkan bahwa gaya arsitektur rumah yang modern tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam mempengaruhi tingkat sewa rumah. Arsitektur perumahan mewah tidak dianggap sebagai faktor pengaruh yang signifikan dalam penentuan harga sewa. Konsumen rumah mewah pun tidak terlalu mempertimbangkan ketersediaan fasilitas rumah dalam perilakunya terhadap tingkat sewa rumah tertentu. Ratarata tingkat sewa rumah mewah yang memiliki fasilitas maupun tidak relatif tidak dapat dibedakan secara statistik. Implikasinya, fasilitas rumah mewah yang ada seperti furnitur dan peralatan rumah tangga bukan sesuatu yang menjadi pertimbangan utama untuk mempengaruhi tingkat sewa. Faktor lokasi rumah yang ditunjukkan dengan jarak rumah ke pusat Kota Malang memiliki sebaran yang normal. Hal ini mengindikasikan bahwa rumah mewah tersebar di seluruh Kota Malang dan tidak terpusat pada lokasi tertentu. Hasil analisis dari scatter diagram juga telah secara signifikan mengkonfirmasi teori bahwa semakin dekat dengan pusat kota, harga sewa rumah (atau harga rumah) akan semakin tinggi. 4.2 Keterbatasan Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan terutama dalam pelaksanaan survei rumah mewah antara lain. 54 1. Jumlah observasi dalam penelitian ini hanya dapat dikumpulkan sebesar 84 sampel dengan menggunakan metoda pengambilan sampel stratified random sampling. Survei ini masih menemukan sejumlah kesulitan terkait dengan kemauan responden untuk diwawancarai. Meskipun demikian, jumlah sampel ini relatif memadai dalam melakukan metoda regresi statistika inferensia. 2. Tidak dapat diperolehnya seluruh populasi rumah mewah di Kota Malang juga dapat menyebabkan sulitnya mendapatkan variabel penjelas yang lain mengingat tidak adanya variasi dalam nilai variabel tersebut. Sebagai contoh, penulis juga menanyakan tentang ketersediaan fasilitas kolam renang di komplek perumahan. Hasil survei menunjukkan keseluruhan sampel menjawab bahwa terdapat kolam renang dalam perumahannya sehingga variabel ini tidak dapat digunakan. 3. Responden mengalami kesulitan dalam memperkirakan harga pasar dari harga jual rumah. Mereka hanya dapat memperkirakan persentase tertentu dari harga jual yang menjadi harga sewa rumah. Oleh karena itu, tingkat kapitalisasi tidak dihitung berdasarkan rasio harga sewa terhadap harga pasar rumah namun didasarkan pada persepsi responden. 4.3 Saran Berdasarkan simpulan yang dirumuskan dari hasil analisis, dapat dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut. 1. Tingkat kapitalisasi rumah mewah di Kota Malang sangat bergantung pada harga sewa rumah. Semakin tinggi harga sewa rumah, akan semakin besar pula tingkat kapitalisasi tersebut. Hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat sewa rumah selain secara tradisional dipengaruhi fisik luas tanah rumah, juga 55 dipengaruhi oleh faktor lokasi yang ditunjukkan dengan jarak rumah ke pusat Kota Malang. 2. Saran kepada pemilik rumah, dalam penentuan harga sewa yang berpengaruh pada tingkat kapitalisasi, harus mempertimbangkan faktor lokasi ini mengingat terdapat hubungan negatif yang signifikan antara jarak dan harga sewa. Begitu pula halnya ketika pengembang ingin membuat rumah untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke atas, faktor pemilihan lokasi merupakan adalah sesuatu yang strategis, kondisi ini sejalan dengan teori ekonomi perumahan yang menjelaskan hal ini. Pengembang rumah mewah di Kota Malang juga seharusnya tidak terlalu memfokuskan belanja perumahannya untuk gaya arsitektur atau pun pemberian fasilitas rumah mengingat hal ini bukan sesuatu yang penting dalam penentuan tingkat sewa. 3. Saran untuk penelitian berikutnya seharusnya juga mewawancarai responden pemilik rumah meskipun hal ini membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Hal ini untuk mengetahui tingkat harga pasar menurut pemilik terhadap nilai jual rumah agar dapat diketahui proksi kapitalisasi rumah yang lebih akurat.