52 BAB IV SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

advertisement
BAB IV
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik sejumlah simpulan, antara lain
1. Tingkat kapitalisasi rumah mewah di Kota Malang diukur berdasarkan hasil
survei yang didasarkan pada penilaian responden. Hasil survei menunjukkan
tingkat kapitalisasi rumah mewah di Kota Malang adalah 5,5 persen. Temuan
di atas tentunya bukan suatu temuan yang ideal. Seharusnya, tingkat
kapitalisasi dihitung dengan dasar hasil bagi dari nilai sewa rumah terhadap
nilai pasar dari harga rumah. Ketidaktersediaan data harga pasar yang akurat
dan realiabel menyebabkan hal ini menjadi sulit diaplikasikan. Implikasinya,
penulis menggunakan persepsi responden terhadap perkiraan harga pasar
rumah terhadap harga sewa yang ada.
Meskipun demikian, temuan hasil
survei juga telah menunjukkan bahwa tingkat sewa rata-rata berbanding lurus
dengan persepsi responden terhadap tingkat kapitalisasi rumah mewah. Oleh
karena itu, variabel terikat dalam model estimasi ini menggunakan tingkat
sewa rumah sebagai proksi dari tingkat kapitalisasi rumah.
2. Hasil
estimasi
model
telah
memperlihatkan
faktor-faktor
signifikan
mempengaruhi tingkat kapitalisasi rumah mewah di Kota Malang adalah
faktor fisik rumah yang ditunjukkan dengan luas tanah rumah serta faktor
lokasi yang ditunjukkan dengan jarak rumah ke pusat Kota Malang. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kapitalisasi rumah mewah di Kota Malang hanya
52
53
mempertimbangkan secara signifikan kedua faktor ini saja, sehingga aspek
fisik dan pertimbangan lokasi menjadi dasar yang utama dalam penentuan
tingkat sewa. Temuan hasil estimasi juga menunjukkan bahwa gaya arsitektur
rumah yang modern tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam
mempengaruhi tingkat sewa rumah. Arsitektur perumahan mewah tidak
dianggap sebagai faktor pengaruh yang signifikan dalam penentuan harga
sewa.
Konsumen rumah mewah pun tidak terlalu mempertimbangkan ketersediaan
fasilitas rumah dalam perilakunya terhadap tingkat sewa rumah tertentu. Ratarata tingkat sewa rumah mewah yang memiliki fasilitas maupun tidak relatif
tidak dapat dibedakan secara statistik. Implikasinya, fasilitas rumah mewah
yang ada seperti furnitur dan peralatan rumah tangga bukan sesuatu yang
menjadi pertimbangan utama untuk mempengaruhi tingkat sewa.
Faktor lokasi rumah yang ditunjukkan dengan jarak rumah ke pusat Kota
Malang memiliki sebaran yang normal. Hal ini mengindikasikan bahwa rumah
mewah tersebar di seluruh Kota Malang dan tidak terpusat pada lokasi
tertentu. Hasil analisis dari scatter diagram juga telah secara signifikan
mengkonfirmasi teori bahwa semakin dekat dengan pusat kota, harga sewa
rumah (atau harga rumah) akan semakin tinggi.
4.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan terutama dalam pelaksanaan
survei rumah mewah antara lain.
54
1. Jumlah observasi dalam penelitian ini hanya dapat dikumpulkan sebesar 84
sampel dengan menggunakan metoda pengambilan sampel stratified random
sampling. Survei ini masih menemukan sejumlah kesulitan terkait dengan
kemauan responden untuk diwawancarai. Meskipun demikian, jumlah sampel
ini relatif memadai dalam melakukan metoda regresi statistika inferensia.
2. Tidak dapat diperolehnya seluruh populasi rumah mewah di Kota Malang juga
dapat menyebabkan sulitnya mendapatkan variabel penjelas yang lain
mengingat tidak adanya variasi dalam nilai variabel tersebut. Sebagai contoh,
penulis juga menanyakan tentang ketersediaan fasilitas kolam renang di
komplek perumahan. Hasil survei menunjukkan keseluruhan sampel menjawab
bahwa terdapat kolam renang dalam perumahannya sehingga variabel ini tidak
dapat digunakan.
3. Responden mengalami kesulitan dalam memperkirakan harga pasar dari harga
jual rumah. Mereka hanya dapat memperkirakan persentase tertentu dari harga
jual yang menjadi harga sewa rumah. Oleh karena itu, tingkat kapitalisasi tidak
dihitung berdasarkan rasio harga sewa terhadap harga pasar rumah namun
didasarkan pada persepsi responden.
4.3 Saran
Berdasarkan simpulan yang dirumuskan dari hasil analisis, dapat
dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut.
1. Tingkat kapitalisasi rumah mewah di Kota Malang sangat bergantung pada
harga sewa rumah. Semakin tinggi harga sewa rumah, akan semakin besar pula
tingkat kapitalisasi tersebut. Hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat sewa
rumah selain secara tradisional dipengaruhi fisik luas tanah rumah, juga
55
dipengaruhi oleh faktor lokasi yang ditunjukkan dengan jarak rumah ke pusat
Kota Malang.
2. Saran kepada pemilik rumah, dalam penentuan harga sewa yang berpengaruh
pada tingkat kapitalisasi, harus mempertimbangkan faktor lokasi ini mengingat
terdapat hubungan negatif yang signifikan antara jarak dan harga sewa. Begitu
pula halnya ketika pengembang ingin membuat rumah untuk masyarakat
berpenghasilan menengah ke atas, faktor pemilihan lokasi merupakan adalah
sesuatu yang strategis, kondisi ini sejalan dengan teori ekonomi perumahan
yang menjelaskan hal ini. Pengembang rumah mewah di Kota Malang juga
seharusnya tidak terlalu memfokuskan belanja perumahannya untuk gaya
arsitektur atau pun pemberian fasilitas rumah mengingat hal ini bukan sesuatu
yang penting dalam penentuan tingkat sewa.
3. Saran untuk penelitian berikutnya seharusnya juga mewawancarai responden
pemilik rumah meskipun hal ini membutuhkan waktu dan biaya yang tidak
sedikit. Hal ini untuk mengetahui tingkat harga pasar menurut pemilik terhadap
nilai jual rumah agar dapat diketahui proksi kapitalisasi rumah yang lebih
akurat.
Download