JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-12 ANALISA PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP REPURCHASE INTENTION DENGAN CUSTOMER SATISFACTION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI PISA KAFE MANYAR SURABAYA Novita Wulandari Junaidi 1; Drs. Sugiono Sugiharto, M.M 1* Program Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: [email protected] ; [email protected] *Korespondensi Penulis Abstrak − Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh customer value terhadap repurchase intention konsumen dengan customer satisfaction sebagai variabel intervening di Pisa Kafe Manyar Surabaya. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini antara lain customer value sebagai variabel independen, customer satisfaction sebagai variabel intervening, dan repurchase intention sebagai variabel dependen. Penelitian ini telah dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden konsumen Pisa Kafe Manyar Surabaya melalui teknik convenience sampling. Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dengan metode path analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel customer value dan customer satisfaction memberi pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel repurchase intention. Kata kunci - Customer Value, Customer Satisfaction, Repurchase Intention Abstract − The purpose of this study was to analyze the influence of the customer value toward repurchase intention through customer satisfaction as variable intervening at Pisa Kafe Manyar Surabaya. Variables examined in this research include customer value as the independent variable, customer satisfaction as the intervening variable, and repurchase intention as the dependent variable. This research has been conducted by distributing questionnaires to 100 respondents Pisa Kafe Manyar Surabaya consumers with convenience sampling. Quantitative analyses with path analysis method were used for technical analysis. The results of this study indicate that there is a positive and significant influence of variables customer value and customer satisfaction towards repurchase intention. Key Words - Customer Value, Customer Satisfaction, Repurchase Intention I. PENDAHULUAN Pertumbuhan dan perkembangan ilmu terjadi pada kelas middle dengan pengeluaran teknologi dan cepatnya arus informasi sangat bulanan antara Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000, yaitu berpengaruh terhadap segala jenis usaha di sebesar 26.600.000 jiwa. Diikuti dengan kelas Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu faktor upper-middle dengan pengeluaran bulanan antara yang mendorong pertumbuhan usaha di Indonesia Rp 3.000.000 - Rp 5.000.000, yaitu sebanyak semakin pesat, tidak terkecuali usaha di bidang 26.100.000 jiwa. kuliner. Selain kemajuan teknologi dan arus Kelas menengah Indonesia mampu informasi, hal lain yang memicu pertumbuhan memenuhi kebutuhan jangka pendek, menengah bisnis dan panjang karena masyarakat kelas menengah kuliner adalah peningkatan jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia. cenderung mampu untuk memenuhi keinginan- Menurut The Boston Consulting Group keinginan mereka karena memiliki pendapatan (2013), pertumbuhan masyarakat kelas menengah lebih. Hal ini merupakan peluang usaha bagi para akan terus bertumbuh dengan signifikan hingga pengusaha di Indonesia untuk memanfaatkannya. tahun 2020, dan peningkatan yang paling signifikan 1 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-12 Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (APKRINDO) Jawa diinginkan pelanggan dan pelanggan merasa Timur, produk atau jasa tersebut memberikan manfaat, memprediksi jumlah restoran dari berbagai kelas maka pelanggan akan merasa puas. akan bertumbuh sebesar 15% tahun depan seiring Kotler dengan percepatan pembangunan infrastruktur di perasaan senang atau kecewa seseorang setelah Jawa membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan Timur, terutama di 2014). Hal (SurabayaBisnis.com, Surabaya lain yang (2003), customer Menurut satisfaction adalah dibandingkan dengan harapannya. mendorong pertumbuhan bisnis kuliner di Surabaya Menurut Hellier, Geursen, Carr, dan adalah adanya perubahan gaya hidup masyarakat Rickard (2003) repurchase intention adalah minat kelas untuk membeli ulang dari perusahaan yang sama, menengah di Surabaya berkumpul. Sudah menjadi masyarakat untuk bersosialisasi, yang suatu gemar kebutuhan hal dan mereka tersebut pelanggan dapat terhadap dipicu oleh produk pengalaman atau jasa dari membutuhkan sarana untuk mewujudkan keinginan perusahaan tersebut. Setelah pelanggan menerima mereka. Oleh karena itu, dengan adanya kafe ini dan merasakan manfaat ataupun nilai dari suatu dimaksudkan untuk produk maupun jasa, pelanggan tersebut sudah merealisasikan kebutuhan masyarakat yaitu sarana berkumpul. memiliki rasa puas terhadap produk atau jasa Di jaman sekarang ini makanan Italia tersebut, dimana pada akhirnya dapat menimbulkan bukan lagi sesuatu yang asing di lidah masyarakat, minat untuk membeli ulang produk atau jasa artinya semakin lama orang Indonesia sudah tersebut dimasa yang akan datang. terbiasa dengan makanan Italia. Salah satu kafe Berdasarkan fenomena yang terjadi di Italia yang cukup dikenal masyarakat Surabaya atas, maka penulis mengambil rumusan masalah adalah Pisa Kafe. Pisa Kafe menyesuaikan rasa dari sebagai berikut : produk-produknya dengan cita rasa Indonesia dan 1. Apakah terdapat pengaruh dari variabel Pisa Kafe juga melakukan inovasi agar produk customer value terhadap customer satisfaction yang disajikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. di Pisa Kafe Manyar Surabaya? Setiap perusahaan harus mampu 2. Apakah terdapat pengaruh dari variabel memberikan value atau nilai dari produk atau jasa customer satisfaction terhadap repurchase yang disediakan, sehingga menumbuhkan minat intention di Pisa Kafe Manyar Surabaya? pelanggan untuk menggunakan produk dan jasa ulang setelah perusahaan mendapatkan tersebut. mendefinisikan kepuasan pada Woodall (2003) value sebagai customer 3. Apakah terdapat pengaruh dari variabel customer value terhadap repurchase intention di Pisa Kafe Manyar Surabaya? keseluruhan persepsi personal mengenai sebuah II. TINJAUAN PUSTAKA keuntungan yang akan didapat oleh pelanggan A. Customer Value berkaitan dengan adanya penawaran dari suatu Customer value menurut Buttle (2007) perusahaan, dan dapat dicapai dengan mengurangi adalah persepsi pelanggan tentang keseimbangan pengorbanan atau memberikan manfaat seperti antara manfaat yang diterima dengan pengorbanan yang diinginkan oleh pelanggan. Bila keuntungan suatu seperti produk yang yang memberikan diharapkan diberikan tersebut. atau Lebih mendefinisikan 2 untuk mendapatkan manfaat lanjut, Woodall (2003) customer value sebagai JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-12 keseluruhan persepsi personal mengenai sebuah bentuk nilai pelanggan yang mengkombinasikan keuntungan yang akan didapat oleh pelanggan nilai pertukaran (exchange value) dengan nilai berkaitan dengan adanya penawaran dari suatu intrinsik (intrinsic value). Bergantung dengan perusahaan, dan dapat dicapai dengan mengurangi pertimbangan akan manfaat atau atribut yang pengorbanan atau memberikan manfaat seperti diterima dari suatu produk, pelanggan akan yang diinginkan oleh pelanggan. Dimensi customer menghitung harga yang adil terhadap harga value yang digunakan adalah dimensi berdasarkan yang tertera pada suatu produk. Woodall (2003). Dimensi customer value yang digunakan terdiri dari lima indikator yang dapat B. Customer Satisfaction diidentifikasi sebagai berikut: Menurut Tjiptono dan Chandra (2005) kata kepuasan berasal dari bahasa latin “Satis”, yang cukup baik dan memadai, sedangkan “Facio” 1. Net value for the customer Nilai pelanggan pelanggan diperlihatkan artinya melakukan atau membuat. Customer satisfaction atau kepuasan pelanggan dapat menjadi kegunaan dari suatu produk atau layanan dasar menuju terwujudnya pelanggan yang setia dengan menghitung atau membandingkan bobot sehingga menimbulkan minat beli ulang. kuantitas dari penilaian saat mengenai atau membuat pada suatu manfaat dan Dutka (1994) menyatakan bahwa “customer satisfaction is not just the name of pengorbanan. department to customer satisfaction must be 2. Derived value for the customer demonstrated throughout the company and Nilai pelanggan dikonsepkan sebagai suatu integrated into all phases of the business”. Artinya manfaat kepuasan pelanggan tidak hanya sebuah istilah (benefit) yang diperoleh dari pengalaman konsumsi pelanggan. tetapi harus dapat didemonstrasikan keseluruh perusahaan dan diintegrasikan ke dalam semua 3. Marketing value for the customer tahap bisnis. Dimensi customer satisfaction yang Nilai pelanggan dipahami sebagai “atribut- digunakan adalah dimensi berdasarkan Dutka atribut produk” dan merupakan strategi yang (1994) dan dapat diukur melalui atribut-atribut penting terutama oleh perusahaan yang akan tersebut sebagai berikut: masuk ke pasar. 1. Attributes related to product 4. Sale value for the customer Produk merupakan apa saja baik yang berwujud Nilai pelanggan dirasakan sebagai pengurangan maupun yang tidak berwujud yang didalamnya pengorbanan atau harga yang terjangkau. Hal sudah termasuk warna, kemasan, prestise pabrik ini berarti harga yang terjangkau adalah harga atau pengecer, dan pelayan yang diberikan yang yang relatif rendah dalam lingkungan yang dapat kompetitif (pasar), dan dapat dipandang sebagai diperhatikan, nilai pertukaran yang sesuai. dikonsumsi ditawarkan ke dimiliki, sehingga keinginan dan kebutuhan. 5. Rational value for the customer Rational value for the customer adalah suatu 3 dalam pasar untuk digunakan, atau dapat memuaskan JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-12 2. Attributes related to service minat pembelian ulang, yang mencerminkan Atribut pelayanan merupakan atribut kepuasan harapan untuk membeli ulang produk atau merek pelanggan yang berkaitan dengan pemberian yang sama. Jadi jika pelanggan merasakan minat pelayanan pasca pembelian. Ini karena konsumen untuk membeli ulang dari produk atau jasa yang akan melakukan evaluasi pasca akuisisi. Tahap sama, hal itu dikarenakan pelanggan tersebut pasca merasa mendapatkan manfaat dari produk atau jasa akuisisi dimulai setelah pelanggan membuat pilihan dan mulai mengkonsumsi tersebut. produk yang dipilihnya. Proses pasca akuisisi Nikbin et al (2011) menyatakan proses “Repurchase intention is a factor which will effect atau on costumer and organization’s future relationship, ketidakpuasan pelanggan, perilaku penyampaian firm’s profit and success”. Pernyataan di atas dapat keluhan pelanggan, pembuangan produk dan diartikan pembentukan loyalitas. Selama fase konsumsi, mempengaruhi hubungan antara pelanggan dan pelanggan perusahaan di masa depan, keuntungan dan melibatkan lima mengkonsumsi topik produk, yaitu kepuasan menggunakan dan memperoleh adalah pengalaman mengenai produk tersebut. Serta kesuksesan fase ini akan diikuti dengan fase kepuasan atau intentions ketidakpuasan. berdasarkan suatu perusahaan. yang faktor Dimensi digunakan Nikbin et dimana al akan repurchase adalah dimensi (2011). Dimensi repurchase intentions yang digunakan dapat diukur 3. Attributes related to purchase dengan tiga indikator, yaitu: Didalam memutuskan suatu pembelian maka 1. Menggunakan kembali konsumen akan dipengaruhi oleh rangsangan 2. Pilihan utama untuk pembelian selanjutnya pemasaran dan kondisi lain yang tidak dapat 3. Ada niat yang kuat untuk mencoba jenis produk dikendalikan oleh perusahaan. Selanjutnya akan yang lain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian oleh konsumen D. Kerangka Konseptual diakhiri dengan keputusan pembelian dimana Customer Satisfaction dipengaruhi oleh beberapa komponen seperti produk, toko, merek, waktu dan jumlah. Atribut pembelian merupakan atribut pemuasan pelanggan yang berkaitan dengan pemberian pelayanan pada saat pembelian dan Repurchase Intention Customer Value pra pembelian. Gambar 1 Model Konseptual C. Repurchase Intention Engel, Blackwell dan Miniard (2001) E. Hipotesis menyatakan “a specific type of purchase intentions H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara is repurchase intentions, which reflect whether we customer anticipate buying the same product or brand satisfaction again”. Dari pengertian di atas dijelaskan bentuk spesifik dari minat pembelian H2: adalah value terhadap customer Terdapat pengaruh yang signifikan antara customer satisfaction terhadap repurchase 4 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-12 H3: intention Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam Terdapat pengaruh yang signifikan antara penelitian ini adalah non-probability sampling, customer dimana setiap unsur dalam populasi tidak memiliki value terhadap repurchase intention kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Siregar, 2014). Teknik nonprobability III. METODOLOGI PENELITIAN yang dipilih adalah convenience sampling, yaitu teknik sampling dimana pemilihan A. Jenis Penelitian sampel diambil berdasarkan faktor spontanitas, Jenis penelitian yang digunakan untuk artinya siapa saja yang secara tidak sengaja menganalisa pengaruh antara variabel customer value terhadap repurchase intention bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan dengan karakteristiknya, customer satisfaction sebagai variabel intervening maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. (Sugiyono, 2011) di Pisa Kafe Manyar Surabaya adalah penelitian deskriptif kausal. Menurut Sugiyono (2011) C. Definisi Operasional Variabel “desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab-akibat Dalam penelitian ini, batasan operasional antara yang digunakan adalah sebagai berikut: variabel independen (variabel yang mempengaruhi) Variabel Independen dan Customer Value (X1), keseluruhan manfaat yang variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).” dirasakan oleh pelanggan sebagai hasil dari berbagai B. Populasi dan Sampel Menurut kombinasi pengorbanan untuk mengkonsumsi produk maupun jasa di Pisa Kafe Sugiyono (2011), populasi Manyar Surabaya. Variabel ini dapat diukur dengan adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek indikator sebagai berikut: atau subyek yang memiliki karakteristik tertentu yang kemudian ditetapkan oleh peneliti untuk a. Net value for the customer (X11), dalam dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penelitian ini dapat dilihat dari manfaat yang pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian dirasakan oleh pelanggan atas pelayanan yang ini adalah setiap orang yang pernah menggunakan diberikan oleh Pisa Kafe Manyar Surabaya. produk dan jasa di Pisa Kafe Manyar Surabaya. b. Derived value for the customer (X12), dalam Sampel adalah bagian kelompok dari populasi yang dipilih untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dapat penelitian (Malholtra, 2007). Keuntungan dalam tambahan yang dirasakan oleh pelanggan atas menggunakan pengalamannya saat mengkonsumsi di oleh Pisa sampel yaitu: memudahkan peneliti, penelitian lebih efisien, lebih teliti dan dilihat dari manfaat Kafe Manyar Surabaya. cermat dalam pengumpulan data, serta penelitian c. Marketing value for the customer (X13), dalam lebih efektif. Sampel dalam penelitian ini adalah penelitian ini dapat dilihat dari manfaat yang pelanggan yang pernah menggunakan produk dan dirasakan oleh pelanggan saat mengkonsumsi jasa di Pisa Kafe Manyar Surabaya dengan kriteria produk yang disediakan oleh Pisa Kafe Manyar jumlah kunjungan minimal dua kali dalam tiga Surabaya bulan terakhir dan berusia minimal 17 tahun. 5 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-12 d. Sale value for the customer (X14), dalam Surabaya karena adanya kepuasan dan manfaat penelitian ini dapat dilihat dari harga yang yang diterima sesuai dengan yang dinginkan oleh ditetapkan oleh perusahaan dianggap sesuai pelanggan. dan bersaing oleh pelanggan, serta kemudahan yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada D. Teknik Analisa Data pelanggan Peneliti menggunakan analisis PLS-SEM, adapun struktur penyusunan penggunaan PLS-SEM e. Rational value for the customer (X15), dalam yang diterapkan didalam penelitian ini, yang penelitian ini dapat dilihat dari manfaat yang mengacu pada struktur seperti yang dikemukakan dirasakan oleh pelanggan atas atribut produk yang dikonsumsi sebanding oleh Wong (2013), tahap-tahapnya adalah: dengan a. Dilakukan tahap evaluasi reliability yang pengurbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan terbagi menjadi dua tahap, yaitu evaluasi indicator reliability, dan evaluasi internal Variabel Intervening consistency reliability. Evaluasi reliability ini Customer Satisfaction (Y1), kepuasan pelanggan dilakukan untuk melihat apakah data yang akan tercipta jika produk maupun jasa yang digunakan didalam penelitian ini konsisten atau ditawarkan oleh Pisa Kafe Manyar Surabaya sama tidak, karena hal ini atau bahkan dapat melebihi yang diharapkan oleh terhadap pelanggan. Variabel ini dapat diukur dengan data yang akan diuji selanjutnya. indikator sebagai berikut: b. Kemudian dilakukan evaluasi validitas data dengan menggunakan convergent validity dan a. Attributes related to product (Y11), seluruh discriminant validity, dimana evaluasi ini atribut baik yang berwujud maupun yang tidak bertujuan untuk melihat apakah variabel yang berwujud dari suatu produk yang ditawarkan digunakan didalam penelitian ini akurat dalam oleh perusahaan untuk memuaskan keinginan melakukan pengolahan data. dan kebutuhan pelanggan. c. Dilakukan uji path coefficient dan coefficient of determination. b. Attributes related to service (Y12), seluruh d. Digunakan atribut dari pelayanan yang diberikan oleh perusahaan output dapat berpengaruh besar terhadap pelanggan metode bootstrapping untuk mencari nilai t-statistics yang penggunaannya pasca adalah untuk pengujian hipotesis. pembelian IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN c. Attributes related to purchase (Y13), seluruh A. Uji Validitas atribut pemuasan pelanggan yang berkaitan dengan pemberian Untuk pelayanan pada saat memeriksa nilai convergent validity, diperlukan evaluasi Average Variance pembelian dan pra pembelian Extracted (AVE) setiap variabel laten. Nilai AVE Variabel Dependen Repurchase Intention harus lebih besar dari angka 0,5 untuk dapat 2 (Y ), keinginan memastikan yang dirasakan oleh pelanggan untuk menggunakan parameter ulang produk maupun jasa dari Pisa Kafe Manyar digunakan. 6 bahwa convergent tiap variabel validity memiliki yang layak JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-12 reliability untuk mengukur seberapa konsisten Tabel 1. Convergent Validity indikator tiap-tiap variabel yang ada. Nilai composite reliability harus lebih dari 0,6 agar sebuah variabel dapat dikatakan reliable. Tabel 3. Internal Consistency Reliability Tabel 1. menunjukkan bahwa keseluruhan variabel yang digunakan pada penelitian ini memiliki convergent validity yang layak. Dengan memastikan convergent validity, maka dapat dilanjutkan untuk pemeriksaan validitas tahap selanjutnya. Pada Tabel 3., dapat dilihat bahwa keseluruhan variabel memiliki nilai composite reliability diatas 0,6, sehingga dapat disimpulkan B. Uji Discriminant Validity Fornell dan Larcker (1981) menyarankan bahwa keseluruhan variabel memiliki level internal bahwa akar pangkat dua nilai AVE setiap latent consistency reliability yang tinggi. variable harus lebih besar dari nilai korelasi terhadap variabel lainnya untuk memastikan D. Uji path coefficient dan R-square discriminant validity. Evaluasi path coefficient digunakan untuk menunjukkan seberapa kuat efek atau pengaruh Tabel 2. Discriminant Validity variabel independen kepada variabel dependen. Sedangkan coefficient determination digunakan untuk mengukur seberapa banyak variabel endogen dipengaruhi oleh variabel lainnya. Didalam 2 marketing research, nilai R diatas 0,75 keatas dikategorikan substansial, 0,50 – 0,75 artinya sedang, dan 0,25 – 0,50 artinya lemah. Melalui Tabel 2. dapat dijelaskan bahwa akar AVE customer value (0,863) lebih besar dari korelasi customer value dengan customer satisfaction (0,659) dan repurchase intention (0,699), sehingga variabel customer value dapat dikatakan valid. Gambar 2. path coefficient dan R-square C. Uji Reliabilitas Pada analisa path coefficient ini telah Pada tahap kedua pengukuran reliabilitas, dilakukan pengukuran internal dibuktikan bahwa customer satisfaction merupakan consistency 7 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-12 variabel intervening dimana memperkuat hubungan satisfaction terhadap repurchase intention sebesar antara customer value dan repurchase intention. 78,6%, sedangkan 21,4% lainnya dijelaskan oleh Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa nilai variabel lain diluar penelitian. path coefficient terbesar ditunjukkan dari pengaruh customer value terhadap customer satisfaction E. T-statistics dan Uji Hipotesa sebesar 0,659. Hubungan menuju repurchase Nilai T-statistics diperoleh dari prosedur intention terkuat juga didapat ketika customer bootstrapping, dimana nilai ini digunakan untuk value melewati customer satisfaction menuju menarik kesimpulan pada uji hipotesis. Nilai T- repurchase intention. statistics Pada hubungan customer value terhadap coefficient bernilai 0,222. level signifikansi 10% menjelaskan bahwa inner model akan signifikan repurchase intention secara langsung memiliki path dengan jika nilai T-statistics lebih besar dari 1,65. Lalu ketika hubungan tersebut melalui variabel customer Tabel 4. T-statistics satisfaction terlebih dahulu, yaitu customer value – customer satisfaction – repurchase intention, maka nilai dari path coefficient meningkat menjadi 0,477 (= 0,659 x 0,724). Hal ini merupakan bukti bahwa customer satisfaction sebagai variabel intervening memperkuat hubungan antara customer value dengan repurchase intention. Selain itu, dapat dilihat pula bahwa keseluruhan variabel dalam model ini memiliki path coefficient dengan angka yang positif. Artinya, jika semakin besar nilai path coefficient pada satu variabel independen terhadap variabel T-statistics pada pengaruh customer value dependen, maka semakin kuat juga pengaruh antara terhadap customer satisfaction menunjukkan angka variabel independen terhadap variabel dependen 10,440, tersebut. signifikan terhadap customer satisfaction. TSementara itu, nilai coefficient artinya customer value berpengaruh of statistics pada pengaruh customer satisfaction determination (R ) yang pada gambar ditunjukkan terhadap repurchase intention menunjukkan angka pada angka di dalam lingkaran variabel customer 16,123, artinya customer satisfaction berpengaruh satisfaction signifikan terhadap 2 dan repurchase intention, repurchase intention. T- membuktikan bahwa variabel customer satisfaction statistics pada pengaruh customer value terhadap dipengaruhi oleh variabel customer value dengan repurchase intention menunjukkan 6,747, artinya nilai varian sebesar 0,535. Artinya, sebanyak customer value berpengaruh signifikan terhadap 46,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain diluar repurchase penelitian. Lalu variabel repurchase intention penarikan kesimpulan dari uji hipotesis. dipengaruhi oleh customer value dan customer satisfaction dengan nilai varian sebesar 0,786. Artinya pengaruh customer value dan customer 8 intention. Berikut adalah hasil JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-12 Customer value F. Uji Hipotesis memiliki nilai path coefficient sebesar 0,659. Oleh karena itu efek yang Tabel 5. Uji Hipotesis dihasilkan melalui customer value mempengaruhi customer satisfaction di Pisa Kafe Manyar Surabaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai yang dirasakan oleh pelanggan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan dari Pisa Kafe Manyar Surabaya. 2. Customer Satisfaction terhadap Repurchase Intention Pada hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa customer satisfaction yang ada dibenak pelanggan Pisa Kafe Manyar Surabaya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Repurchase Intention dengan nilai uji T-statistics > 1,65 yaitu G. Pembahasan sebesar 16,123. 1. Customer Value terhadap Customer Pelanggan Satisfaction yang merasa puas, pada umumnya akan memiliki persepsi yang positif Pada hasil penelitian ini dapat diketahui terhadap produk atau jasa tersebut. Hal itulah yang bahwa customer value dari pelanggan Pisa Kafe akhirnya mempengaruhi perilaku pelanggan di Manyar Surabaya mempunyai pengaruh yang masa mendatang, salah satunya adalah minat untuk signifikan satisfaction menggunakan kembali produk atau jasa tersebut. pelanggan dengan nilai uji T-statistics > 1,65 yaitu Dikarenakan pelanggan yang merasa puas terhadap sebesar 10,440. produk maupun jasa yang telah diberikan, secara terhadap customer Value yang telah dirasakan oleh pelanggan sukarela akan berniat untuk berkunjung kembali ke akan membentuk kepuasan di benak pelanggan Pisa Kafe Manyar Surabaya. Hal ini membuktikan Pisa Kafe Manyar Surabaya, sehingga ketika kalimat pelanggan Pisa Kafe Manyar Surabaya merasa Esmaeilpour, dan produk yang disajikan, pelayanan yang didapatkan, menyatakan bahwa maupun suasana kafe dinilai sepadan dengan mempunyai dampak positif terhadap repurchase pengurbanan yang ia lakukan, maka pelanggan intention di sebuah restoran. Selain itu, customer akan merasa puas. Hal ini membuktikan hasil satisfaction memiliki nilai path coefficient sebesar penelitian yang dilakukan oleh Sugiati et al (2013) 0,724. menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan terhadap repurchase intention lebih besar daripada signifikan dari customer value terhadap customer pengaruh langsung dari customer value. Maka satisfaction. juga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar minat beli disebutkan bahwa customer value adalah hal ulang yang timbul dari diri pelanggan dikarenakan penting yang perlu diperhatikan oleh pelaku bisnis oleh kepuasan yang telah dirasakan oleh pelanggan karena customer value dapat menentukan customer Pisa Kafe Manyar Surabaya, dimana pelanggan Dari hasil penelitian ini satisfaction. 9 yang Nilai dikemukakan Ardestani pengaruh oleh (2014) customer customer Koshki, yang satisfaction satisfaction JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-12 merasa puas akan produk, harga, dan pelayanan dikarenakan pelanggan merasa puas dengan dari Pisa Kafe Manyar Surabaya. kualitas produk yang dimiliki, kemampuan pelayan dalam kemudahan 3. Customer Value terhadap Repurchase menjelaskan sistem menu, pembayaran. dan Hal-hal seperti inilah yang akhirnya menimbulkan Intention Hasil penelitian ini juga menunjukkan minat beli ulang dari pelanggan Pisa Kafe bahwa customer value berpengaruh mempunyai Manyar Surabaya pengaruh yang signifikan terhadap repurchase c. Customer value memiliki pengaruh yang intention dengan nilai uji T-statistics > 1,65 yaitu signifikan terhadap repurchase intention. Dari sebesar 6,747. hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Namun apabila dilihat dari nilai path saat pelanggan merasakan suatu value yang coefficient, hubungan dari customer value menuju berarti, perasaan tersebut dapat mempengaruhi persepsi nilai sebesar 0,222, sehingga terdapat pelanggan untuk berminat membeli ulang. pengaruh yang terjadi, namun customer value Namun dalam penelitian ini customer value memiliki peranan yang lebih kecil dibandingkan memiliki dengan dibandingkan melalui customer satisfaction dalam peranan dengan yang lebih melalui kecil customer terbentuknya repurchase intention di Pisa Kafe satisfaction dalam terbentuknya repurchase Manyar Surabaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa intention di Pisa Kafe Manyar Surabaya, minat beli ulang yang muncul dari diri pelanggan sehingga minat beli ulang pelanggan Pisa Kafe Pisa Kafe Manyar Surabaya, tidak hanya karena Manyar Surabaya lebih terbentuk jika melalui value yang dirasakan oleh pelanggan. Tetapi, customer satisfaction yang dirasakan oleh seperti yang dijelaskan di poin 4.7.2, minat beli pelanggan. ulang pelanggan Pisa Kafe Manyar Surabaya lebih terbentuk jika melalui customer satisfaction yang B. Saran dirasakan oleh pelanggan. 1. Untuk Pisa Kafe Manyar Surabaya Meningkatkan customer value, karena V. KESIMPULAN DAN SARAN sebenarnya customer value adalah hal yang dapat diberikan Pisa Kafe Manyar Surabaya A. Kesimpulan a. untuk Customer value memiliki pengaruh yang pada pelanggan korbankan akan sebanding dengan jasa mampu memenuhi kebutuhan dan harapan produk maupun jasa yang ingin didapatkan. pelanggan, maka akan tercipta kepuasan bagi Dengan kata lain semakin tinggi value yang pelanggan. dirasakan oleh pelanggan dikarenakan suatu Customer satisfaction memiliki pengaruh yang terhadap repurchase produk atau jasa, maka kepuasan pelanggan intention. akan semakin besar. Mempertahakan customer Pelanggan yang merasa puas cenderung akan satisfaction dari Pisa Kafe Manyar Surabaya selalu menggunakan produk atau jasa yang merupakah hal yang penting, karena kepuasan bersangkutan. Kepuasan pelanggan di Pisa Kafe karena dirugikan, dengan arti bahwa apa yang ini menunjukkan bahwa jika suatu produk atau sigifikan pelanggan, umumnya tidak ada pelanggan yang mau signifikan terhadap customer satisfaction. Hal b. menarik Manyar Surabaya dapat pelanggan merupakan salah satu ukuran bagi terbentuk 10 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-12 sebuah perusahaan untuk menilai apakah DAFTAR REFERENSI bisnis yang dilakukan berjalan dengan baik. Buttle, Selain itu, dalam penelitian ini customer satisfaction sangat berpengaruh sehingga diharapkan dengan semakin tingginya customer perusahaan menu bisa adalah dengan yang sesuai baru Consumen behavior (9th Ed). Orlando: Harcourt, Inc. Fornell, C. & Larcker, D.F. (1981). Evaluating menambahkan structural selera memberikan models with error. Journal of Marketing Research, cepat dan tepat dengan teknologi wireless table system, equation unobservable variables and measurement konsumen, meningkatkan pelayanan agar lebih calling Arief Engel, J.F., Blackwell, R.D., Miniard, P.W. (2001). dilakukan dengan Terjemahan Satisfaction. Illinois: NTC Business Book. untuk membeli ulang akan semakin tinggi. yang Relationship Dutka, A. (1994). AMA Handbook for Customer satisfaction dari pelanggan, minat pelanggan Implementasi Customer Subiyanto. Jakarta: Bayumedia. repurchase intention dari pelanggan Pisa Kafe Surabaya, (2007). Management: terhadap Manyar F. 18(1), 39-50. penawaran Hellier, P.K., Geursen, G. M., Carr, R. A., Rickard, menarik seperti diskon pada event tertentu J. seperti Hari Natal, Hari Raya Idul Fitri, musim A. (2003). Customer Repurchase Intention : A General Structural Equation piala dunia dan lain-lain. Dengan begitu Model. European Journal of Marketing, persepsi konsumen terhadap Pisa Kafe Manyar 37(11), 1762-1800. Surabaya akan meningkat sehingga konsumen Koshki, N., Esmaeilpour, H., & Ardestani, A.S. akan semakin merasa senang dan ingin (2014), The Study On The Effects of kembali ke Pisa Kafe Manyar Surabaya. Environmental Quality, Food and Restaurant Services on Mental Image of 2. Untuk Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya The Restaurant, dapat menambah Value, variabel bebas (X) diluar variabel bebas yang Pengaruh Repurchase ada variabel lain Value Terhadap Intention Dengan Customer Satisfaction and Study of Boroujerd’s Restaurants). Kuwait selain Customer Customer Customer Behavioral Intentions: (Case digunakan dalam penelitian ini. Hal ini karena dimungkinkan Customer Perceived Chapter of Arabian Journal of Business and Management Review, 3(10), 261-272. Kotler, P. (2003). Marketing Management (11th Satisfaction sebagai variabel intervening di Ed). New Jersey: Pearson Prentice Hall Pisa Kafe Manyar Surabaya. Selain itu, jumlah Malhotra, N.K. (2007). Marketing Research: An sampel yang digunakan juga disarankan lebih Applied Orientation (5th Ed.) New Jersey: besar agar dapat lebih merepresentasikan Prentice Hall. populasi pada penelitian. Dengan demikian, Nikbin, D., Ismail, I., Marimuthu, M., & Younis penelitian mendatang dapat dikembangkan Abu-Jarad, I. (2011). The impact of firm serta memberikan penjelasan yang lebih tepat reputation on customers’ responses to terhadap model prediksi yang diuji. service failure: the role of failure attributions. Business Strategy Series, 12(1), 19-29. 11 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-12 Siregar, S. (2014). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: https://www.bcgperspectives.com/content/ Bumi articles/center_ Aksara. consumer_customer_insight_consumer_pr Sugiati et al. (2013). The Role of Customer Value oducts_indonesias_rising_ on Satisfaction and Loyalty. International middle_class_affluent_consumers/ Journal of Business and Management Tjiptono, F., & Chandra, G. (2005). Service Quality Invention, 2(6), 65-70. Satisfaction. Yogyakarta: Andi. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Wong, K. K. K. (2013). Partial least squares Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. structural equation modeling (pls-sem) Surabaya Bisnis. (2014). Jumlah Restoran Bakal techniques using smartpls. Tumbuh 15%. Retrieved 30 April 2015 Marketing Bulletin, 24-1. Woodall, T. (2003). Conceptualising ‘value for the from http://surabaya.bisnis.com/read/2014 0914/11/74491/apkrindo-jatim-jumlah-res customer’: an attributional, structural and toran-bakal-tumbuh-15 dispositional The Boston Consulting Group. (2013). Indonesia’s Rising Middle-Class and 30 April Affluent 2015 from https://www.bcgperspectives.com/content/ articles/center_consumer_customer_insig ht_consumer_products_indonesias_rising_ middle_class_affluent_consumers/ Tjiptono, F., & Chandra, G. (2005). Service Quality Satisfaction. Yogyakarta: Andi. Wong, K. K. K. (2013). Partial least squares structural equation modeling (pls-sem) techniques using smartpls. Marketing Bulletin, 24-1. Woodall, T. (2003). Conceptualising ‘value for the customer’: an attributional, structural and dispositional analysis. Academy Academy Marketing science Review. Consumers: Asia’s Next Big Opportunity. Retrieved analysis. of Marketing science Review. 12, 1-42. 12 of 12, 1-42