Human Rights Protection in the Management of Natural

advertisement
Dr. Alexander C. Chandra
Southeast Asia Coordinator of Trade Knowledge
Network
Presented at the IESR’s Dialogue Forum, Jakarta,
29 October 2012
Cakupan
Latar belakang dalam konteks global &
regional
 Bisnis & HAM dalam konteks regional
(kajian tematis AICHR)
 Bisnis & HAM dalam konteks RI
 Kesempatan & tantangan dalam konteks
pengelolaan sumber daya alam

Biz & HAM – latar-belakang
(global)





Bukan isu baru – marak setelah UN Glo bal Compact
(2004) dan kajian UNSRSG berlangsung pada 2005
2005 – ‘identifikasi & klarifikasi standar tanggung
jawab dan akuntabilitas korporasi dalam konteks
HAM’ – survei dugaan pelanggaran HAM oleh bisnis
2008 – Kerangka Kebijakan PBB – mengatur
tantangan dari bisnis & HAM – “tanggung jawab
Negara”, “tanggung jawab korporasi untuk
menghormati”, dan adanya “remedy yang efektif”
2011 – Panduan Prinsip PBB
Pengaruh pada ISO 26000, Panduan OECD & Bank
Dunia, UE, dsb
Cakupan HAM dalam Bisnis
sesuai UNGC

Major classes: Fundamental, Civil & Political, Economy & Social
Rights.

HAM – (Bisnis – HAM dalam arti sempit / tradisional)
○ Penyelesaian konflik secara damai, perlindungan masyarakat lokal, turut
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya kelompok miskin
dan rentan.

Labour
○ Kebebasan berserikat
○ Larangan kerja paksa
○ Penghapusan buruh anak
○ Penghapusan diskriminasi dalam lingkungan kerja

Lingkungan
○ Mencegah pencemaran;
○ Berinisiatif mendungan tindakan yang lebih bertanggung jawab atas
kondisi lingkungan; dan
○ Berusaha memakai teknologi ramah ligkungan

Anti-Korupsi
Biz & HAM – latar-belakang
(regional)
Mulai merebak, tetapi dalam batasan
‘tanggung jawab sosial korporasi’
 2009 – Peta Jalan Menuju Komunitas
Sosio-Budaya ASEAN – C.3. – ‘CSR
tergabung dalam agenda korporasi’ ...
Menuju ‘pembangunan sosio-ekonomi
berkelanjutan di ASEAN’
 2011 – AICHR putuskan biz & HR sebagai
salah satu kajian strategis
 2011 – ASEAN CSR Network (didukung
Yayasan ASEAN)

Kajian tematis AICHR - proses
2011 – pernyataan AICHR untuk
melakukan kajian tematis
 Awal 2012 – penentuan tim peneliti &
focal point
 Mei – pertemuan I tim peneliti & focal
point
 Juli – draft awal
 Oktober – perpanjangan tenggat waktu
 Selanjutnya ????????

Kajian tematis AICHR – prinsip
dasar & teknikalitas






Kajian dasar menyeluruh
Tetapi ....
Hanya dalam batasan CSR & HAM
Cenderung lebih pemetaan deskriptif,
daripada analisis & evaluasi
Hasil akhir – gambaran menyeluruh
mengenai isu CSR & HAM di ASEAN, dan
rekomendasi konkrit untuk pelaksanaan
kajian selanjutnya
Peran tim peneliti & focal point
Kajian tematis AICHR - cakupan











Gambaran umum
Kebijakan & peraturan berkenaan dgn CSR
Motivasi & prioritas CSR
Aktor-aktor utama CSR
Tingkat kesadaran masyarakat
Status subyek berkenaan dgn CSR (lingkungan,
tata-kelola, HAM & biz, perburuhan, dan hak
konsumen, dsb.)
Akses ke ‘remedy’ – judisial & non-judisial
Pendidikan mengenai CSR
Tantangan
Contoh praktik terbaik CSR
Literatur di tingkat nasional
Kajian AICHR – konteks RI (1)





Juli – Kemlu organisir pertemuan dengan
pemangku kepentingan
Konteks umum:
CSR masih dilihat dalam konteks
‘pembangunan komunitas’ tidak dgn
pendekatan berbasis HAM
CSR sebagai sebuah ‘kewajiban’
Layak diapresiasi, tetapi cakupan CSR
yang diadopsi oleh bisnis patut
dipertanyakan
Kajian AICHR – konteks RI (2)



Kebijakan & peraturan (UUD ’45; UU No.
19/2003 (perusahaan negara); UU 25/2007
(investasi); UU No. 40/2007 (PT); PP No.
47/2012 (Tanggung Jawab Sosial &
Lingkungan Korporasi); Keputusan Kepala
BAPEPAM No. 134/BL/2006 (Obligasi Laporan
Tahunan Perusahaan Negara); dsb.
Motor penggerak – CSO, korporasi
multinasional, publik, agama, dsb.
Aktor (pemerintah, CSO, sektor swasta,
akademia, organisasi profesional, media, dsb.)
Kajian AICHR – konteks RI (3)








Tingkat kesadaran publik – peran media selama ini
(contoh Lapindo, Newmont di Buyat, Mesuji, dsb.), tetapi
perbaikan untuk perluasan diperlukan
Status subjek berkenaan dgn CSR:
Praktik usaha - anti korupsi & kompetisi;
Lingkungan – Program Kemitraan & Bina Lingkungan
(PKBL) Kem BUMN; Panduan CSR atas Lingkungan
HAM & biz – UU No. 39/1999; RANHAM 2011-2014;
pelaksanaan Voluntary Principles on Security & HR
Perburuhan – UU No. 14/2003 (Perburuhan); UU No.
20/2000 (Serikat Buruh); UU NO. 2/2004 (industrial
relation), dsb
Konsumen (badan nasional perlindungan konsumen)
dsb
Kajian AICHR – konteks RI (4)
Akses ke “remedy” (judisial – pengadilan
tata-usaha negara, pengadilan umum,
dengan proses litigasi dibantu oleh LBH,
YLBHI, dsb; non-judisial – kasus dibawa
oleh lembaga spt. KOMNASHAM/PEREMPUAN, KPA, YLKI, dsb).
 Pendidikan (program studi di pendidikan
tingkat tinggi – universitas)
 Contoh praktik baik – British Petroleum di
Papua (menolak penggunaan militer),
Frisian Flag (isu supply-chain), dsb.

Kesempatan & tantangan kajian
AICHR?






Kesempatan – membuka jalan penyelesaian
isu pelanggaran HAM oleh entitas bisnis
Tantangan:
Fokus hanya pada konteks CSR
Tidak berikan gambaran menyeluruh dalam
konteks ‘biz & HAM’
Cenderung mengarah pada ‘remedy’ daripada
‘pencegahan’
Pengaturan kerjasama ekonomi internasional
yang memfasilitasi kegiatan bisnis transnegara tidak diulas (contoh – kesepakatan
perdagangan & investasi internasional)
Perlindungan HAM dalam konteks
pengelolaan sumber daya alam ASEAN?






Tidak saja harus dilihat dari konteks
pelanggaran HAM tradisional, tetapi juga
konteks ‘keadilan’
Pengembalian keuntungan buat rakyat dari
pelaksanaan kegiatan usaha
‘Regulation Matters!’ – adaptasi bisnis
terhadap lingkungan kegiatan usaha
Lebih penting – ‘enforcement’
Pendekatan menyeluruh – CSR, kesepakatan
perdagangan & investasi, dsb – konsolidasi
input dari pemangku kepentingan
Tantangan umum – kepentingan ekonomi dan
sistem politik-ekonomi AMS yang berbeda
Terima kasih!
[email protected]
Download