11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Organisasi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi Organisasi
Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam
kehidupan manusia. Dengan komunikasi, seseorang dapat menyampaikan
informasi, ide ataupun pemikiran, pengetahuan, konsep dan lain-lain kepada orang
lain secara timbal balik, baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan.
Dalam kata lain komunikasi menjadi penghubung antara manusia satu dengan
manusia lain. Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin,
yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya
communis, yang bermakna umum atau bersama-sama.1
Komunikasi adalah alat (instrumen) yang dipakai manusia untuk
melangsungkan interaksi sosial, baik secara individu dengan individu, individu
dengan kelompok ataupun kelompok dengan kelompok.
Begitu juga halnya pentingnya komunikasi di dalam organisasi.
Komunikasi dalam organisasi merupakan proses penyampaian informasi yang
akurat dan pemahaman atas informasi suatu unit (pengirim) ke unit yang lain
(penerima) tidak hanya vital dalam perumusan tujuan organisasi, tetapi juga
merupakan peralatan dan sarana penting melalui kegiatan organisasi. 2
Stephen Robbins mendefinisikan organisasi sebagai unit sosial yang
sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua atau
1
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Grasindo, Jakarta, 2004, Hal 5
Malayu Hasibuan, “Manajemen Pasar, pengertian dan masalah”, Jakarta: Gunung Agung, 2002,
hal 81
2
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja
tertentu yang terstruktur, dan didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu
set tujuan yang telah ditentukan sebelumnya 1
Dalam definisi tersebut ada istilah “tujuan bersama" sebagai tujuan
organisasi . yang dimaksudkan sebagai tujuan bersama adalah adanya anggapan
bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing anggota organisasi tidak
berbeda dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi itu sendiri.2
David Cherrington juga memberikan definisi yang hampir sama bahwa
organisasi adalah sistem sosial yang mempunyai pola kerja yang teratur yang
didirikan oleh manusia dan beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka
untuk mencapai satu set tujuan tertentu3.
Penjelasan diatas menjelaskan bahwa organisasi merupakan wadah
berkumpulnya orang-orang yang mempunyai tujuan bersama, terkendali dan
terpimpin untuk tujuan tertentu, maka komunikasi menjadi jembatan penting
untuk menyampaikan pesan berdasarkan tujuan yang telah disepakati bersama.
Pesan itulah yang nantinya akan menyebar dan menggerakan semua elemen
organisasi menuju dan bertindak sesuai visi misi yang telah dicanangkan
organisasi sebelumnya.
1
Achmad Sobirin, Budaya Organisasi(pengertian, makna dan aplikasinya dalam kehidupan
organisasi), Yogyakarta: sekolah tinggi ilmu manajemen YKPN, 2007, hal 5
2
Ibid hal 5
3
Ahmad Sobirin, Budaya Organisasi (Pengertian, makna dan aplikasi dalam kehidupan
organisasi), Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen,2007, hal 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Menurut Katz dan Khan mengatakan bahwa komunikasi organisasi
merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti di dalam
suatu organisasi1
Sedangkan Menurut Burhan Bungin, komunikasi organisasi adalah
komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks
organisasi dimana terjadi jaringan-jaringan pesan yang saling bergantung satu
sama lain.2
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi
merupakan suatu perilaku yang dilakukan di dalam organisasi untuk pertukaran
informasi seperti pengiriman dan penerimaan pesan di antara orang-orang yang
berada di dalam organisasi.
2.1.1 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Organisasi
Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka
membentuk
saling
pengertian
dan
(mutual/understanding),
agar
terjadi
penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pengalaman melakukan
komunikasi. Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal, yakni
peraturan-peraturan orgaisasi berlaku bagi setiap orang3
Fungsi organisasi menurut sendjaja :4
1. Fungsi Informatif.
1
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm 66
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008 hal 274
3
R.Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi,Bandung, : PT. Remaja Rosdakarya,
2005, hal 56
4
Sendjaja, Teori-Teori Komunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka, 1994, hal 43
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan
informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam organisasi bersharap
dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat
waktu.
2. Fungsi Regulatif
Berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini yaitu;
a. Berkaitan dengan orang-orang yang berkaitan dengan ornag-orang
yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang
memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintahperintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
b. Berkaitan dengan pesan. Pesa-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian,
peraturan tentang pekerjaan yang boleh an tidak boleh untuk
dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak
akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya
kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk
mempersuasi
bawahannya
daripada
memberi
perintah.
Sebab
pekerjaan yang dikerjakan secara sukarela oleh karyawan akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
menghasilkan kepeduliaan yang lebih besar dibanding kalau pimpinan
lebih sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan ssaluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal
tersebut yaitu,
a. Saluran komunikasi
formal
sepertipenerbitan khusu dalam
organisasi tersebut (bulletin/newslatter)
b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi
selama masa istirahat kerja, perbandingan olahraga, ataupun
kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktifitas ini akan menimbulkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi.
2.1.2 Komunikasi Internal Organisasi
Komunikasi internal organisasi merupakan proses penyampaian
pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan
organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dan bawahan, antara sesama
bawahan,dan lain sebagainya.1 tujuannya untuk meningkatkan kinerja SDM dalam
organisasi. biasanya terjadi proses pertukaran informasi diantara batang-batang
1
Komsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta : Grasindo, 2011, hal 6.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
struktur organisasi. dimensi komunikasi Internal terdiri dari komunikasi vertikal
dan komunikasi horisontal.
Komunikasi vertikal terbagi menjadi 2, yaitu komunikasi dari atas keba
wah dan dari bawah keatas :
1. Komunikasi keatas (upward communication)
Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir
dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada
tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam suatu organisasi kecuali
yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke
atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan,
memberikan saran
dan mengajukan pertanyaan.
Komunikasi
ini
mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan.
2. Komunikasi ke bawah (Downward communication)
Komunikasi yang mengalir dari satu tingkatan dalam kelompok atau
organisasi ketingkatan yang lebih rendah disebut komunikasi kebawah.
Komunikasi ini di gunakan untuk menetapkan tujuan, menyampaikan
instruksi, menginformasikan kebijakan serta prosedur kepada karyawan,
menunjukkan persoalan yang membutuhkan perhatian, dan menawarkan
umpan balik terhadap kinerja.
Menurut Lewis komunikasi kebawah adalah untuk menyampaikan tujuan,
untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan
kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalah pahaman
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
karena kurang informasi dan mensiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan. 1
Dari dua pengertian diatas dapat menyimpulkan bahwa komunikasi kepada
bawahan dapat diartikan dengan komunikasi dari atasan seperti supervisor atau
manager kepada bawahan dan biasanya komunikasinya berupa perintah atau
seputar pertanyaan mengenai kinerja mereka.
Sedangkan Komunikasi Horizontal adalah pertukaran pesan diantara
orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. kesan yang
mengalir menurut fungsi orgaanisasi diarahkan secara horizontal. Kesan ini
biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tijuan kemanusiaan, seperti
koordinasi, pemecahan masalah, enyelesaian konflik dan saling memberikan
informasi. 2
2.2 Public Relations
2.2.1 Pengertian Public Relations
Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan
public yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.3
Menurut moore, humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi
sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur
seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan
1
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi. Jakarta, Bumi Aksara : 2009, 107-108
ibid 121.
3
Scott M. Cutlip, Effective Public Relations, Jakarta, Kencana Media Group, 2006.
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan
publik.1
Menurut Frank Jefkins, PR adalah semua bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antar suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan
pada saling pengertian.2
Menurut Cutlip, Center dan Baarom Public Realtions adalah fngsi
manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan
bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau
kegagalan organisasi tersebut 3 . Dari apa yang dikatakan Frank Jefkins, dapat
disimpulkan bahwa PR adalah segala macam komunikasi yang sistematis dan
dapat dilakukan oleh siapapun itu untuk menyampaikan maksud yang dimiliki
komunikator untuk mengandalkan rasa pengertian satu sama lain antara
komunikator dan komunikan dalam menyampaikan pesan yang akan disampaikan
seorang PR harus memiliki sebuah maksud yang jelas,yang akan disampaikan
kepada komunikannya/targetnya agar apa yang disampaikan tidak sia-sia, karena
target tersebut mengerti dan dapat memahami apa yang akan disampaikan juga
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Public Relations
memiliki peranan yang penting didalam suatu organisasi dalam hal menjalankan
fungsi manajemen
dengan cara menjaga alur kmunikasi, pengertian, dan
1
H. Frazier moore, Humas membangun citra dengan komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2004, hal 6.
2
Frank Jefkins-Daniel Yadin. Public Relations edisi ke-5. Jakarta;Erlangga.2004. hal 10.
3
Cutlip.M. Scoot. Allen H. Center and Glen. M. Broom. Effective Public Relations. Penerjemah Tri
Wibowo. Jakarta: Prenada Media. 2006. Hal 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
pemahaman sehingga tercipta kerjasama yang baik antara organisasi dengan
publiknya.
Kaitannya dengan penelitian ini adalah bagaimana PR dapat menjaga alur
komunikasi, pengertian, dan pemahaman sehingga tercipta kerjasama antara
organisasi dengan public internalnya.
Aspek yang amat penting bagi kesuksesan organisasi adalah karyawan.
sebelum ada hubungan dengan para pihak-pihak diluar organisasi, manajemen
harus lebih dahulu memerhatikan orang-orang yang bekerja kepada mereka yakni
para karyawan. bagian dari praktik ini dinamakan hubungan internal. Hubungan
internal ini maksudnya adalah PR membangun dan mempertahankan hubungan
yang baik dan saling bermanfaat antara manajemen dan karyawan tempat
organisasi menggantungkan kesuksesannya.1
2.2.2
Fungsi Public Relations
Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan PR dalam tujuan
organisasi atau lembaga. Menurut Rosandy Ruslan, pada prinsipnya secara
stuctural fungsi PR atau Humas dalam organisasi merupakan bagian integral yang
tidak dapat di pisahkan dari suatu kelembagaan atau organisasi. PR terkait
langsung dengan fungsi top manajemen.2
Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre, and Canfield
(1982)3 fungsi Public Realations dapat dirumuskan sebagai berikut:
1
Scott M. Cutlip., ET AL, Effective Public Relations, Jakarta: Kencana,2011, hal 11.
Rosandy Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi
(jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) Hal 119
3
Soesanto Astrid S, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, Bandung:1998, Hl 126
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
a. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).
b. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
c. Mengidentifikasikan segala sesuatu berkaitan dengan opini, persepsi
dan
tanggapan
masyarakat
terhadap
badan/organisasi
yang
diwakilinya atau sebaliknya.
d. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran
kepada pimpinan manajemne demi tujuan dan manfaat bersama.
e. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dan badan/organisasi ke publiknya
atau sebaliknya, demi terciptanya citra positif bagi kedua belah pihak.
Dari penjabaran diatas mengenai apa itu Public Relations dapat
disimpulkan secar garis besar PR adalah suatu bentuk komunikasi yang
dijalankan melalui fungsi manajemen guna membangun, mempertahankan
hubungan yang baik dan bermanfaat, serta menanamkan pengertian guna
memperoleh Good Will kerjasama dan kepercayaan antara organisasi
dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi
tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2.2.3
Peran Public Relations
Public Relations (PR) menyangkut kepentingan setiap organisasi,
baik itu komersial (perusahaan) maupun nonkomersial.Kehadirannya tidak bisa
dicegah.sebenarnya, apa yang disebut PR terdiri dari semua bentuk komunikasi
organisasi (Jefkins. 1995: 8). Aktivitas PR sehari-hari adalah menyelenggarakan
komunikasi timbal balik (two way communications) antara perusahaan dengan
publiknya, yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan
bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakam, kegiatan produksi barang atau
pelayanan jasa, dan sebagainya, demi kemajuan, atau citra positif perusahaan.
Jadi, kegiatan PR tersebut sangat erat hubungannya dengan pembentukan opini
publik dan perubahan sikap dari masyarakat (Ruslan.2000:1) 1
Peranan manajerial dikenal dengan peranan di tingkat manajemen, yang
dapat
diuraikan
menjadi
tiga
peranan
dan
ditambah
peranan
teknis
(communications technician role) yakni:
1. “Expert presciber communication
Praktisi PR dianggap sebagai orang yang ahli.Dia menasihati pimpinan
perusahaan/organisasi.Hubungan mereka di ibaratkan seperti hubungan
dokter dan pasien.
2. Problem solving process facilitator
Peranan sebagai fasilitator yakni dalam proses pemecahan masalah.
Dalam peranan ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan
1
Elvinaro Ardianto, Public Relations Praktis, Widya Padjajaran 2009
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
dalam setiap manajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim, bahkan bila
memungkinkan menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen.
3. Communication facilitator
Peranan humas sebagai fasilitator komunikasi antara perusahaan
organisasi dengan publik.Baik dengan publik eksternal maupun
internal.Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan komunikasi
antara publik dengan perusahaan.Sebagai media atau penengah bila
terjadi miscommunication.
4. Technician communication
Dalam hal ini praktisi humas dianggap sebagai pelaksana teknis
komunikasi.Dia menyediakan layanan di bidang teknis, sementara
kebijakan dan keputusan teknis komunikasi mana yang akan
digunakan bukan merupakan keputusan praktisi humas, melainkan
keputusan manajemen dan praktis humas yang melaksanakannya”.1
Dalam kaitannya dengan Budaya Organisasi sendiri Public Relations
sangat erat kaitannya dengan Budaya perusahaan, karena Public Relations terdiri
dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang
bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya.
Fungsi Public Relations yaitu menciptakan hubungan baik dengan
organisasi atau perusahaan baik internal maupun eksternal. Publik internal disini
diartikan sebagai pegawai yang bekerja diperusahaan tersebut dan publik
eksternalnya yaitu pelanggan atau nasabah. Dengan hubungan tersebut diharapkan
1
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, hal. 24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
terciptanya saling pengertian dan kepercayaan serta menguntungkan bagi
perusahaan dan publiknya.
Public relations berarti suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan
sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu dan semua ini
berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Setiap orang pada dasarnya
selalu mengalami Public relations kecuali jika ia terisolasi dan tidak terjalin
kontak dengan manusia yang lainnya. Seorang praktisi PR sering diminta
pendapatnya tentang Budaya perusahaan oleh pimpinan puncak. Namun dalam
menyusun dan merumuskan bukanlah tugas PR seorang diri. Dengan bekal
perumusan itu, praktisi PR dapat menyusun program komuniksasi ke luar maupun
ke dalam, misalnya merumuskan identitas perusahaan (logo), alat-alat komunikasi
(media) dan sebagainya.
Usaha yang dilakukan Public Relations melalui Budaya perusahaan dalam
membina kinerja pegawai, diarahkan pada suatu pencapaian tujuan organisasi
yang dilakukan dengan jalan memenuhi kebutuhan –kebutuhan di dalam
perusahaan. Hal tersebut karena manusia selalu mempunyai kebutuhan dan
pemenuhan terhadap tindakan individu dalam suatu perusahaan. Pelaksanaan
Budaya perusahaan yang dilakukan Public relations memang sangat berperan
penting untuk menciptakan kerja sama, saling pengertian, menjalin hubungan
yang harmonis antara atasan dengan bawahan, sehingga jika Budaya perusahaan
dapat berjalan dengan baik dan diharapkan dapat membina kinerja pegawai. Tidak
adanya kinerja pegawai yang baik menyebabkan suatu perusahaan tidak dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
berjalan dengan lancar maka akan menyebabkan kelumpuhan sebuah perusahaan.
2.3.
Budaya Organisasi.
2.3.1
pengertian budaya
Secara Terminologis, Budaya berarti suatu hasil dari budi dan atau daya,
cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang secara sadar maupun
tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang berada. Budaya merupakan
nilai-nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan
dihormati.
Edward B. Tylor mengatakan bahwa budaya adalah hail karya manusia
dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat. Pengertian budaya seperti yang
dikemukakan Edward B. Tylor adalah sebagai berikut :1
“culture or civilization is that complex whole which include knowledge,
believe art, moral,law, custom, and any other capabilities, and habits
ecquired by man as a member of siciety”
(kultur atau pearadaban adalah kompeksitas menyeluruh yang terdiri dari
pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan, dan berbagai
kapabilitas lainnya serta kebiasaan apa saja yang diperoleh seorang
manusia sebagai bagian dari sebuah masyarakat)
Kroeber dan Kluckhohn sendiri selanjutnya mencoba memberi pengertian
budaya yang dianggap lebih komprehensif sebagai berikut :
1
E.B. Tylor, The Origin of Culture, (1958) , hal 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
“budaya terdiri dari pola-pola pikir, cara berpendapat dan bereaksi yang
diperoleh dan disebarluaskan melalui berbagai macam simbol termasuk di
dalamnya yang dimanifestasikan dalam bentuk artefak yang semuanya itu
merupakan hasil pencapaian dari sekelompok orang : sedangkan esensi dasar
atau inti dari budaya terdiri dari gagasan-gagasan tradisional, yang diderivasi
dan dipilih berdasarkan pengalaman sejarah, serta nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.”1 .
2.3.2
Pengertian Organisasi
Secara harfiah, kata organisasi berasal dari bahasa Yunani “organon” yang
berarti alat atau instrumen. Arti kata ini menyiratkan bahwa organisasi adalah alat
bantu manusia. Jadi, ketika seseorang mendirikan organisasi, tujuan akhirnya
bukan organisasi itu sendiri melainkan agar ia dan semua orang yang terlibat di
dalamnya dapat mencapai tujuan
lain lebih mudah dan lebih efektif. Itulah
sebabnya organisasi sering didefinisikan sebagai sekelompok manusia (group of
people) yang bekerja bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan bersama
(common goals).
Menurut Stephen Robbins mengatakan Organisasi adalah unit sosial yang
sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang
atau lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja
1
Achmad Sobirin, Budaya Organisasi (Pengertian dan aplikasinya dalam kehidupan organisasi),
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen,2007, hal 59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
tertantu yang terstruktur, dan didirikan untuk mencapai tujuana bersama atau satu
set tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah kumpulan
orang yang memiliki satu tujuan yang dilakukan dengan sistematis untuk
berinteraksi dengan khalayak baik internal maupun eksternal
2.3.3
Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah perwujudan sehari-hari dari nilai-nilai dan
tradisi yang mendasari organisasi. hal ini terlihat pada bagaimana para karyawan
berperilaku, harapan karyawan terhadap organisasi dan sebaliknya, serta apa yang
dianggap wajar dalam hal bagaimana karyawan melaksanakan pekerjaannya.1
Budaya Organisasi juga dapat di definisikan sebagi perangkat sistem nilainilai (values), keyakinan- keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau
norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota
suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah
organisasinya. Dalam budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan
menginternalisasi dalam diri para anggota, mwnjiwai orang per orang di dalam
1
Fandy Tjicpono,dan Anastasya Diana, Total Quality Manajemen, Yogyakarta: Andi , 2003, hal 75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
organisasi. Dengan demikian, maka budaya organisasi merupakan jiwa organisasi
dan jiwa para anggota organisasi.(Kilman dkk., 1988)1
Wirawan mendefinisikan budaya organisasi sebagai norma, nilai-nilai,
asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi, dan sebagainya (isi budaya
organisasi) yang di kembangkan dalam kurun waktu lama oleh pendiri, pemimpin,
dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru
serta diterapkan dalam aktivitas organisasi sehingga mempengaruhi pola pikir,
sikap, dan perilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk, melayani
konsumen, dan mencapai tujuan organisasi.2
Sementara itu, Robert P. Vecchio (1995:618) memberikan definisi budaya
organisasi sebagai nilai-nilai dan norma-norma bersama ynag terdapat dalam
suatu organiasasi dan mengajarkan pada pekerjanya. Definisi ini menganjurkan
bahwa budaya organisasi menyangkut keyakinan dan perasaan bersama,
keteraturan dalam perilaku dan proses jistoris untuk meneruskan nilai-nilai dan
norma-norma.3
Victor S.L.Tan (2002:18) mendefinisikan budaya korporasi sebagai cara
orang melakukan sesuatu dalam organisasi. Budaya organisasi merupakan
serangkaian norma terdiri dari keyakinan, sikap, nilai-nilai inti dan pola perilaku,
dibagikan oleh orang dalam suatu organisasi. keyakinan bersama, nilai-nilai inti
dan pola perilaku mempengaruhi kinerja dalam organisasi. Believe atau keyakinan
adalah asumsi atau persepsi tentang sesuatu orang dan organisasi secara
1
Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, Jakarta :2010 hal 2
Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, Jakarta: Salemba empat,
2007, hal 10
3
Wibowo, Budaya Organisasi (Sebuah Kebutuhan untuk Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang),
Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hal 17
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
keseluruhan, diterima sebagai sesuatu yang benar dan layak. Core values adalah
nilai dominan atau inti, yang diterima diseluruh organisasi. Behaviour pattern
atau pola perilaku adalah cara orang bertindak satu sama lain.1
Tujuan keberadaan budaya suatu organisasi adalah melengkapi para
anggota dengan rasa (identitas) organisasi dan menimbulkan komitmen terhadap
nilai-nilai yang dianut organisasi2.
Jika dinalisis brbagai ungkapan tersebut, unsur-unsur yang ada dalam
budaya organisasi/perusahaan digali dari persepsi, kepercayaan, dan nilai yang
ada pada sumber daya manusia di dalam perusahaan. Implementasi budaya
organisasi atau perusahaan didukung oleh sumber daya manusia yang terlibat
langsung untuk mncapai tujuan perusahaan. Dalam budaya perusahaan terdapat
nilai inti yang merupakan dasar filosofis organisasi yang menjadi karakter
organisasi.
2.3.3.1 Budaya Organisasi The Telkom Way
Dalam hal ini Budaya Organisasi PT. Telkom adalah “The Telkom Way”3.
Sejak tahun 2009 dilakukan transformasi budaya baru Perusahaan yang disebut
dengan “The Telkom Way”. Pengembangan budaya selanjutnya, dilakukan pada
tahun 2013 dengan ditetapkannya Arsitektur Kepemimpinan Dan Budaya
Perusahaan (AKBP) TelkomGroup. The Telkom Way digambarkan menyerupai
sebuah bangunan yang memiliki dasar penopang basic belief yaitu Always The
Best yang berakar pada spirit ihsan, karena sebagai makhluk Tuhan yang mulia
1
Ibid, 18
Renald Kasali, Change , Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006 hal 286.
3
http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0086_etika.html
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
maka kita harus mampu mempersembahkan yang terbaik dalam setiap pekerjaan
kita. Pada pilarnya terdapat core value (Solid – Speed – Smart) dengan memegang
princip To Be The star Pada Atap bangunan terdapat key behaviour (imagine –
focus – action) dengan bertindak To Be The Star
Gambar 2.3.3.1.1
(Budaya Organisasi The Telkom Way)
Mengacu pada filosofi To Be The Best, terdapat 3 nilai utama sebagai pondasi
awal sebuah bangunan, yaitu ;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
1. Integrity yang memiliki pengertian integritas, perilaku positif, kejujuran
2. Enthusiasm yang memiliki pengertian Antusiasme, Kesungguhan dan
keinginan untuk menjadi yang terbaik
3. Totality yang memiliki pengertian Totalitas, pengembangan Diri dan
berkomitmen dalam Tugas
Core Values
Nilai-nilai inti yang berisi prinsip dasar untuk menjadi Insan Bintang.
1. Nilai Solid, memiliki arti : Sinergi, Visi Bersama, Saling Percaya
2. Nilai Speedy, memiliki arti : Insiatif, kecepatan melayanai, kecepatan
memutuskan
3. Nilai Smart, memiliki arti : Memahami tujuan, menetapkan prioritas dan
mencari cara baru
4. Gambar 2.3.3.1.2
(core values)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Key behaviour merupakan standar perilaku yang berisi praktik-praktik luhur
untuk menjadi insan pemenang. Standar perilaku ini membentuk pola sikap dan
pola tindak karyawan dalam rangka menempa diri menjadi pemenang.
1. Imagine memiliki arti merencanakan kemenangan, menetapkan target dan
antisipasi resiko
2. Focus memiliki arti fokus, menetapkan quickwin dan optimalisasi sumber
daya
3. Action memiliki arti tindakan nyata, evaluasi dan perbaikan yang
berkelanjutan
Gambar 2.2
(IFA)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32

2.3.4. Pembentukan Budaya Organisasi
Secara sederhana budaya organisasi ini dibentuk dan dipertahankan
dari berbagai hal yang dapat dijabarkan melalui gambar di bawah ini:
Manajemen
Puncak
Filsafat Pendiri
Organisasi
Kriteria
Seleksi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Budaya
Organisasi
33
Sosialisasi
Gambar 2.3.4.1
Pembentukan budaya organisasi (Susanto,1997: 13)
Dari gambar 2.1 di atas ternyata filsafat pendiri organisasi merupakan
sumber utama sebuah budaya organisasi.Jadi budaya organisasi tidak begitu saja
muncul.sekali dibentuk, ia tidak akan hilang begitu saja. Kebiasaaan pada saat ini,
tradisi dan cara-cara umum untuk melaksanakan pekerjaan kebanyakan berasal
dari apa yang telah dilaksanakan sebelumnya dan tingkat keberhasilan dari usahausaha yang telah dilakukan. Para pendiri organisasi secara tradisional mempunyai
dampak yang penting dalam pembentukan budaya awal organisasi. Kemudian
Kemudian melalui seleksi untuk menentukan kriteria yang dianggap paling
tepat menjadi anggota organisasi merupakan kekuatan dalam mempertahankan
budaya organisasi. Tujuan utama dari proses seleksi adalah untuk menemukan dan
memperkerjakan individu yang mempunyai pengetahuan, kepandaian, dan
kemampuan untuk berprestasi dalam pekerjaan di dalam organisasi. Berikutnya
hal lain yang berperan dalam menindaklanjuti budaya organisasi adalah
manajemen puncak, dimana perilaku dan tindakan mereka akan berpengaruh
terhadap budaya organisasi. Pada akhirnya proses sosialisasi merupakan langkah
yang tepat untuk mempertahankan budaya organisasi, terutama sosialissi yang
ditujukan bagi para anggota baru. Seluruh anggota organisasi seharusnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
mengetahui dan memahami mengenai terbentuknya budaya organisasi.Hal ini
dimaksudkan agar mereka memahami secara pasti pentingnya budaya organisasi
bagi kemajuan organisasi, termasuk pengembangan dirinya 1.
2.3.5. Peran dan Fungsi Budaya Organisasi
Di dalam suatu organisasi peran budaya dalam mempengaruhi
perilaku karyawan tampaknya semakin penting. Budaya organisasi dapat
tercermin diantaranya dari sistem yang meliputi besar kecilnya kesempatan
berinovasi dan berkreasi bagi karyawan,
pembentukan tim-tim kerja,
kepemimpinan yang transparan dan tidak terlalu birokratis. Karakteristik tersebut
yang dipersepsi oleh karyawan sebagai budaya organisasi, diharapkan dapat
berfungsi dalam memberikan kepuasan kerja dan kinerja yang optimal dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
Menurut Robbins peran atau fungsi budaya di dalam suatu
organisasi adalah:2
1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi
dan yang lain.
2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota
organisasi.
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang
lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
1
Dra. Yenny Ratna Suminar, M.Si. Drs,. Soleh Soemirat, MS. Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si.
Komunikasi Organisasional, pusat penerbitan Universitas Terbuka,2004,hal 3.5.
2
Wibowo, Budaya Organisasi sebuah kebutuhan untuk menungkatkan kinerja jangka panjang,
Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hal 51.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan
organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk
dilakukan oleh karyawan.
5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
memantau dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Sedangkan menurut Chatab, budaya organisasi dapat
berfungsi sebagai:1
1. Identitas, yang merupakan ciri atau karakter organisasi;
2. Pengikat/pemersatu (social cohesion), seperti orang berbahasa
Sunda yang bergaul dengan orang Sunda, atau orang dengan hobi
olahraga yang sama;
3. Sumber (sources), misalnya inspirasi;
4. Sumber penggerak dan pola perilaku.
2.3.6
Dimensi Budaya Organisasi “The Telkom Way”
Dimensi Budaya Organisasi The Telkom Way adalah :
Filosofi The Telkom Way adalah To Be The Best. Terdapat 3 nilai utama, antara
lain ;
1. Integrity merupakan suatu sikap mental yang mengedepankan Kejujuran
dan adanya Kesesuaian antara Pikiran, Ucapan dan Tindakan. Contoh
penerapan integrity yaitu ;
a. Mengutamakan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi
1
Nevizond Chatab, Profil Budaya Organisasi, Bandung: Penerbit Alfabeta: 2007, hal 226.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
b. Menyajikan data dan informasi yang valid, akurat dan tidak
dimanipulasi
c. Melaksanakan dan menjaga hal-hal yang telah disepakati
2. Enthusiasm merupakan antusiasme, kesungguhan dan keinginan untuk
mencapai kinerja yang lebih baik. Contoh penerapan nilai ini yaitu ;
a. Menunjukkan sikap optimis untuk mencapai hasil yang terbaik
dalam menindak lanjuti tugas
b. Bekerja secara aktif, penuh ketekunan, dan menyelesaikannya
secara tuntas
c. Menunjukkan semangat untuk memberikan kontribusi yang
optimal
3. Totality. Kita mempunyai kemampuan yang telah dianugerahkan Tuhan
untuk diri kita dan kita adalah makhluk yang sempurna. Karena itu seluruh
cita-cita harapan kita dapat dicapai dengan mengerahkan segenap
potensi yang ada dalam diri kita. Contoh penerapan Totality yaitu ;
a. Memberikan kontribusi yang maksimal baik waktu, pikiran, dan
tenaga untuk mencapai hasil yang terbaik
b. Menunjukkan kesiapan diri untuk menerima berbagai tugas
c. Menunjukkan upaya-upaya untuk melakukan perbaikan secara
berkelanjutan
Prinsip The Telkom Way adalah To Be The Star. Memiliki 3 nilai utama, antara
lain ;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
1. Solid yaitu Terwujudnya 1 hati (hati yang bersih), 1 pikiran dan 1
tindakan. Adanya soliditas akan melahirkan sahabat sejati, dan itu berarti
Saling menyayangi, Saling melindungi, dan Saling membela. Contoh
penerapan nilai Solid, yaitu ;
a. Dalam bekerja karyawan selalu terbuka untuk bekerjasama dgn
rekan kerja lain (Telkom Group)
b. Pada saat ada rekan kerja yang “overload”, karyawan berusaha
menawarkan diri untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya
c. Karyawan bersikap terbuka untuk menerima dan memberi
masukan dalam rangka perbaikan kinerja
2. Speed merupakan sikap mental dan perilaku yang proaktif dalam
merespons dinamika lingkungan usaha maupun lingkungan kerja. Contoh
penerapan nilai Speed yaitu
a. Seorang karyawan menjadi penggerak (starter) untuk memulai
suatu kegiatan/pekerjaan/proyek
b. Seorang karyawan selalu siap menangani dan menindaklanjuti
setiap permintaan ataupun keluhan yang disampaikan kepadanya
c. Ketika menemui situasi buntu, setiap karyawan terus berupaya
mencari alternatif solusi
3. Smart. Orang yang smart memahami tujuan yang ingin dicapai, oleh
sebab itu dia tahu mana yang jadi prioritas dan dia selalu mencari cara
baru yang lebih baik untuk mencapai tujuan. Contoh penerapan nilai
smart yaitu ;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
a. Ketika mendapat penugasan, dengan cepat karyawan dapat
langsung mengerti apa maksud dan tujuan dari penugasan tersebut
b. Ketika dihadapkan kepada beberapa pekerjaan sekaligus, kita harus
dapat menetapkan mana yang harus didahulukan sesuai prioritas
c. Dalam bekerja, karyawan tidak terpaku pada pola pekerjaan yang
telah biasa dilakukan tetapi selalu mencoba mencari cara-cara baru
Practice dari The Telkom Way adalah To Be The Winner. Memiliki 3 Nilai
Utama, antara lain ;
1. Imagine Merupakan praktik berperilaku yang selalu “berawal dari akhir”
dalam merencanakan pekerjaan. Sebuah kerja besar harus dimulai dari
mimpi dan cita-cita besar yang hendak dicapai. Contoh penerapan nilai ini
yaitu ;
a. Dalam membuat perencanaan, karyawan dapat menyampaikan ideide yang out-of-the-box
b. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, selalu membuat to-do-list
untuk memudahkan dalam memantau progressnya
c. Karyawan dapat mengetahui dan mengidentifikasi resiko yang
mungkin timbul dan mengantisipasinya atau meminimalkan resiko
tersebut
2. Focus merupakan perilaku dimana kita selalu mengutamakan yang utama
(First thing first). Contoh penerapan nilai ini adalah ;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
a. Karyawan mengetahui jelas apa yang harus mereka capai, dengan
siapa mereka bekerja, dan apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan
b. Karyawan dalam bekerja harus mampu menciptakan quick win atau
kemenangan kecil yang dapat memotivasi anggota team
c. Mengoptimalkan sumber daya untuk mencapai target yang telah
ditetapkan
3. Action Merupakan perilaku yang selalu mengedepankan tindakan
konkret dalam mencapai sebuah hasil. Imagine dan Focus hanya bisa
bermuara pada hasil yang nyata jika dikerjakan (Action) atau
diimplementasikan. Contoh penerapan dari nilai ini adalah ;
a. Apabila karyawan menjalankan tugasnya, implementasinya tidak
menyimpang dari program kerja yang telah ditetapkan
b. Mengamati, belajar, dan mencontoh hal-hal positif dari perusahaan
lain yang cocok diterapkan di perusahaan
c. Dalam mengambil keputusan seorang karyawan senantiasa
mengacu pada program kerja yang telah diprioritaskan
2.4
Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat
dicapai oleh seorang anggota organisasi dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja juga merupakan kunci
keberhasilan sebuah organisasi dalam pencapaian tujuan yang diharapkan.
Sebuah organisasi akan berprestasi dan akan mendapatkan hasil yang ingin
dicapai apabila organisasi tertentu memiliki anggota organisasi yang memiliki
kinerja kerja yang tinggi. Karena apabila kinerja yang diberikan para anggota
organsisasi tinggi akan meningkatkan peranan atau kontribusi yang tinggi pula
bagi organisasi secara langsung. Pencapaian tujuan organisais menjadi efektif
bilamana para anggota organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien. Kinerja
dalam suatu organisasi atau perusahaan menentukan jalannya roda perusahaan dan
hal tersebut berkaitan erat dengan produktivitas.
Arti kata kinerja berasal dari taka-kata job performance dan di sebut juga
actual performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah di
capai oleh seseorang kariyawan.1
Bernardian Russel (1993) mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan
hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama
kurun waktu tertentu.2
Sedangkan kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara yaitu:
“Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.”
Berdasarkan definisi diatas penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja
merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja baik secara kualitas dan kuantitas
1
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kinerja,Edisi Revisi. Jakarta; PT. Raja Grafindo
Persada. 2012 hal 69.
2
Ismail Nawawi, OP.cit hal 213.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
untuk periode waktu tertentu dan penekannya pada hasil kerja yang diselesaikan
karyawan dalam periode waktu tertentu sebagai sumber daya manusia (SDM)
dalam suatu organisasi dan karyawan juga diharapkan dapat memanfaatkan
kemampuan yang ada dalam dirinya guna meningkatkan kinerja yang baik.
Peningkatkan kinerja juga dapat terus dilakukan secara optimal dengan
adanya niat yang kuat serta dengan adanya motivasi yang diberikan kepada
anggota organisasi. Dengan motivasi kerja yang diberikan atasan kepada
bawahannya diharapkan agar dapat menyelasaikan semua pekerjaan yang
diberikan dengan maksimal tanpa adanya paksaan. Jika sebuah kinerja
ditingkatkan maka dapat dipastikan organisasi akan mendapatkan hasil yang
optimal seperti apa yang diharapkan.
Kinerja yang tinggi juga dapat tercapai oleh kepercayaan (must) timbal
balik yang tinggi diantara anggota-anggotanya yang artinya para anggota
mempercayai integritas, karakteristik dan kemampuan anggota lain untuk
mencapai
kinerja
yang
tinggi
memerlukan
waktu
yang
lama
untuk
membangunnya yang dikarenakan memerlukan kepercayaan serta menuntut
perhatian yang seksama dari pihak manajemen.
Sumberdaya manusia juga menjadi faktor utama pendukung organisasi
untuk meningkatkan kinerja yang tinggi. Oleh sebab itu pihak manajemen
organisasi memliki peran yang penting dan tanggung jawab yang besar dalam
meningkatkan sense of belongin agar para anggota organisasi memiliki loyalitas
yang tinggi terhadap organisasi sehingga mereka dapat memberikan perilaku yang
terbaik bagi organisasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
2.5 Karyawan
Karyawan merupakan sebutan yang biasa digunakan bagi para anggota
organisasi. Istilah karyawan berasal dari kata Job Performance atau Actual
Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang).
Pengertia kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.1
Karyawan merupakan seseorang yang bekerja dalam suatu organisasi
(perusahaan) yang mendapatkan fee atau bayaran sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan bagi organisasi dimana tempat mereka bekerja. Karyawan merupakan
salah satu faktor terpenting bagi sebuah organisasi untuk mewujudkan tujuan dan
mendapatkan sebuah keberhasilan. Masing-masing karyawan memiliki keahlian,
pengetahuan, latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda-beda.
Sehingga upah/bayaran yang diberikan pun berbeda-beda. Namun ada hal yang
harus disamakan antara karyawan satu dengan karyawan lainnya, yaitu perlakuan
secara adil dan dihargai atas pekerjaan yang telah diselesaikannya.
1.5.1.
Dimensi Kinerja
Dalam suatu organisasi penentuan dimensi kinerja sangat penting sekali
diterapkan, seluruh elemen organisasi harus berkomitmen untuk mencapai tujuan
1
Anwar Prabu. Ibid. Hal. 67
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
yang dimensinya telah diterapkan tersebut. Karna prestasi kerja tidak dapat diukur
dengan dimensi lain diluar yang telah ditetapkan.
Kinerja karyawan dikualifikasikan dalam sebuah penelitian adalah
merupakan indikator utama. Husein Umar mengidentifikasikan indikatorindikator kinerja sebagai berikut1.
a. Kualitas pekerjaan, adalah sejauh mana karyawan dapat menyelasaikan
pekerjaan dengan kualitas baik.
b. Kejujuran
karyawan,
meliputi
mengungkapkan keinginannya
sejauh
mana
terhadap pekerjaan
karyawan
dapat
yang diberikan
kepadanya dan kesulitan yang dihadapi dalam penyelasaian setiap
tanggung jawab tersebut.
c. Inisiatif, yaitu karyawan dapat mengembangkan pikiran dan melaksanakan
suatu pekerjaan tanpa diberikan perintah.
d. Kehadiran, meliputi kedisiplinan karyawan yang berkaitan dengan absensi.
e. Sikap dan etika, mengacu pada kemampuan terhadap pemahaman tugas
dalam hubungan kerja dengan lingkungan kerja.
f. Kerja sama, adalah kemampuan dalam menjalin hubungan yang baik
dengan rekan kerja dalam melaksanakan dan menyelasaikan secara
bersama-sama.
g. Kehandalan, adalah kemampuan karyawan dalam menjalankan setiap
tugas yang diberikan secara individu.
1
Husein Umar. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. 2005. Hal.
102
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
h. Pengetahuan tentang pekerjaan, adalah pemahaman dan penguasaan,
pengetahuan dan prosedur yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan
suatu pekerjaan.
i. Tanggung jawab, mengacu pada penyelasaian tugas yang diberikan oleh
atasan.
j. Pemanfaatan waktu, adalah sesuai tidaknya dengan waktu yang
direncanakan perusahaan dalam menyelasaikan tugas yang diberikan
kepada karyawan.
2.5.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Suatu organisasi biasanya dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu
melalui kinerja segenap sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.
Namun, kinerja sumber daya manusia sangat ditentukan oleh kondisi
lingkungan internal maupun eksternal organisasi, termasuk budaya organisasi.
karenanya, kemampuan menciptakan suatu organisasi dengan budaya yang
mampu mendorong kinerja adalah suatu kebutuhan. 1
Noe dan Mondy melihat bahwa budaya organisasi merupakan bagian
integral dari seperangkat proses atau piranti untuk mencapai misi dan tujuan
organisasi. Dengan demikian, pembentukan budaya organisasi yang ampuh,
adaptif, dan transformative merupakan suatu langkah manajemen yang
strategic dan taktis untuk membangun organisasi secara berkelanjutan. Budaya
Organisasi yang demikian memungkinkan individu-individu untuk saling
berinteraksi dan berintegrasi. Interaksi dan integrasi ini selain menciptakan
1
Wibowo, Budaya Organisasi sebuah kebutuhan untuk meningkatkan kinerja jangka panjang,
Jakarta : Rajawali Pers. 2010 hal 363
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
rasa saling memiliki dan core competence, juga akan memungkinkan
organisasi selalu belajar beradaptasi dan berinteraksi dengan perkembangan
lingkungannya 1
Dengan adanya budaya organisasi akan memudahkan pegawai untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan organisasi, dan membantu pegawai
untuk mengetahui tindakan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan
nilai-nilai yang ada di dalam organisasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai
tersebut sebagai pedoman karyawan untuk berperilaku yang dapat dijalankan
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya Hartman menyatakan bahwa
budaya organisasi memainkan peranan yang penting dalam memotivasi
perilaku inovatif pegawai, karena budaya organisasi menciptakan komitmen
antara anggota dalam arti percaya kepada inovasi dan nilai-nilai organisasi dan
menerima norma-norma yang terkait pada inovasi yang berlaku dalam
organisasi. pegawai yang telah mengikatkan diri dalam komitmen selalu
bersedia dan rela memberikan upaya ekstra dan kreatif atas nama organisasi 2
Pegawai yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi akan
menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai dan
keyakinan tersebut akan diwujudkan menjadi peilaku keseharian mereka
dalam bekerja, sehingga akan menjadi kinerja individual. Didukung dengan
sumber daya manusia yang ada, sistem dan teknologi, strategi perusahaan dan
logistik, masing-masing kinerja individu yang baik akan menimbulkan kinerja
organisasi yang baik pula.
1
Moeljono, Djoko Santoso, dan Steve Sudjatmika. Corporate Culture : Challenge to Excellence,
edisi 1, Jakarta : PT. Elex media komputindo, hal 137
2
Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi, Jakarta : Graha Ilmu 2011, 109
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli, budaya organisasi
memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai. Beberapa peneliti seperti Kotter,
Chatman dan Bersade mengatakan bahwa budaya organisasi dapat
menghasilkan efek yang sangat mempengaruhi individu dan kinerja,
khususnya dalam suatu lingkaran yang bersaing, pengaruh ini bahkan dapat
menjadi lebih besar daripada semua faktor lain 1
Block dalam Harvey and Browin berpendapat bahwa hanya perusahaanperusahaan dengan budaya yang efektif yang dapat menciptakan peningkatan
produktivitas, meningkatkan rasa ikut memiliki dari karyawan dan pada akhirnya
meningkatkan keuntungan perusahaan
2
Penelitiaan Peters dan Waterman
menunjukkan semakin kuat budaya organisasi, para pegawai akan semakin
berorientasi pada hasil. Ketika para pegawai memahami budaya organisasi,
mereka tahu apa yang diharapkan daari mereka. Di sini, nilai-nilai inti berfungsi
sebagai dasar yang mendukung dan membimbing perilaku pegawai yang
berhubungan dengan tugas mereka 3.
Budaya organisasi yang kuat mendukung tujuan-tujuan perusahaan,
sebaliknya yang lemah atau negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuantujuan perusahaan. Dalam suatu perusahaan yang budaya organisasinya kuat,
nilai-nilai bersama dipahami secara mendalam, dianut, dan diperjuangkan oleh
sebagian besar para anggota-anggota organisasi (karywan perusahaan). Budaya
yang kuat dan positif sangat berpengaruh terdapat dan efektivitas kinerja
1
Ketter, JP, & J.L, Heskett, Corporate Culture and Performance, Jakarta : PT. Prentalindo hal 10.
Moeljono Op.cit 2-3
3
Moeljono OP.cit 4
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
perusahaan sebagaimana dinyatakan oleh Deal & Kennedy (1982), Miner (1990),
Robbins (1990), karena menimbulkan antara lain berikut :
1. Nilai-nilai
kunci
yang
saling
menjalin,
tersosialisasikan,
menginternalisasi, mennjiwai pada para anggota, dan merupakan
kekuatan yang tidak tampak.
2. Perilaku-perilaku karyawan secara tidak disadari terkendali dan
terkoordinasi oleh kekuatan yang informal atau tidak tampak.
3. Para anggota merasa komit dan loyal pada organisasi.
4. Semua kegiatan berorientasi atau diarahkan kepada misi atau tujuan
organisasi.
5. Adanya koordinasi, integrasi, dan konsistensi yang menstabilkan
kegiatan-kegiatan perusahaan.
6. Berpengaruh kuat terhadap organisasi dalam tiga aspek : pengaruh
perilaku dan kinerja organisasi, penyebarannya pada para anggota
organisasi, dan kekuatannya, yaitu menekan pra anggota untuk
melaksanakan nilai-nilai budaya.
7. Budaya berpengaruh terhadap perilaku individu maupun kelompok.
Secara tegas, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi akan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Paling tidak, budaya organisasi
yang
sudah
terinternalisasi
akan
memberikan
kemampuan
untuk
meminimalkan deviasi dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang
tidak terduga. Hal ini sangat menentukan bagi organisasi dan individu dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
berinteraksi dengan lingkungan, serta dalam cara mengelola personel secara
internal atau hubungan atasan-bawahan.
.
2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan yang perlu dibuktikan kebenarannnya.
Menurut pola umum metode ilmiah, setiap riset terhadap suatu objek hendaknya
dibawah tuntunan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai dugaan sementara yang
masih harus dibuktikan kebenarannya di dalam kenyataan (empirical verification),
percobaan (experimentations), atau praktek (implementation)1
Menurut seorang ahli penelitian Sutrisno Hadi, hipotesa adalah dugaan
yang mungkin benar atau mungkin juga salah2
dalam penelitian ini peneliti mempunyai jawaban sementara terhadap
penelitian yang peneliti lakukan dan akan diuji kebenarannnya di lapangan. Dari
kedua variabel yang ada, hipotesis penelitiannya “Pengaruh Budaya Organisasi
The Telkom Way Terhadap Kinerja Karyawan PT.Telekomunikasi
Indonesia
Witel Tangerang”.
1
Husein Umar. Metode Riset KomunikasI Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. 2002.
Hal 62.
2
Sutrisno Hadi. Metode Penelitian Research. Yogyakarta: Andi Office. 1993. Hal 63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download