BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar belakang penelitian Perkembangan sektor industri di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya industri-industri yang didirikan baik oleh pemerintah ( BUMN ), swasta, maupun oleh swasta asing. Peningkatan disektor industri ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam usaha untuk melepaskan ketergantungan pendapatan negara pada sektor migas, oleh karena itu, potensipotensi disektor non migas pun lebih diperhatikan dan diupayakan dapat membantu menambah devisa negara. Sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan industri di Indonesia yang disertai iklim usaha yang sehat disatu pihak, tetapi dipihak lain persaingan diantara perusahaan-perusahaan industri tersebut akan semakin meningkat. Menghadapi masalah tersebut, pihak manajemen dituntut untuk selalu dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang telah dimiliki perusahaan dengan seefektif & seefisien mungkin agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing dan manajemen dapat meningkatkan produktivitas atau menghasilkan laba yang maksimal. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, fungsi perencanaan dalam manajemen menerapkan tujuan yang akan dicapai perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, yang disertai dengan strategi, kebijakan, program, dan prosedurnya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan fungsi pengendalian dalam manajemen dilaksanakan untuk memastikan apakah hasil yang akan dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam perusahaan industri biaya produksi memerlukan perhatian yang khusus karena biaya produksi merupakan biaya yang terbesar dari selururh biaya yang dikeluarkan perusahaan. Adapun faktor-faktor yang termasuk dalam biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik yang secara keseluruhan mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat efisiesi biaya produksi. Dengan biaya produksi yang efisien diharapkan perusahaan akan memperoleh tingkat laba yang optimal dalam tingkat harga yang bersaing. Perusahaan akan lebih mudah untuk merencanakan dan mengendalikan biaya produksi yang merupakan faktor intern perusahaan.dibandingkan dengan penjualan yang lebih bersifat ekstern dimana harga jual dipengaruhi oleh faktorfaktor diluar kebijaksanaan manajemen seperti kebijakan pemerintah, kondisi pasar. Pada perusahaan industri, bahan baku merupakan salah satu unsur penting dalam penentuan harga pokok produk, itulah sebabnya mengapa diperlukan penanganan yang memadai dalam proses produksi, sehingga harus diusahakan agar pemakaian bahan baku terencana dan terkendalikan dengan baik, untuk itu diperlukan sistem biaya standar yang merupakan salah satu metode penetapan biaya dimuka yang digunakan untuk pengendalian biaya. Sehubungan dengan masalah tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada perusahaan indusri CV. Tunas Warna, dimana bahan baku merupakan salah satu unsur utama dalam proses produksinya. Oleh karena itu diperlukan perencanaan dan pengendalian yang memadai, agar pemakaian bahan baku terencana dan terkendali dengan baik. Dalam pengendalian bahan baku dikenal penggunaan sistem biaya yang ditentukan dimuka (predetermined cost). Dengan menggunakan predetermined cost, maka besarnya biaya yang seharusnya dikeluarkan dalam satu periode produksi sudah dapat diketahui sebelum proses produksi dimulai salah satunya adalah biaya standar. Dengan biaya standar bahan baku, manajemen dapat mengetahui berapa biaya bahan baku yang seharusnya dikeluarkan, sehingga ketidakefisienan dan pemborosan yang terjadi dapat dideteksi, penilaian efesiensi itu sendiri dilakukan dengan mengadakan suatu perbandingan antara biaya standar yang telah ditetapkan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi. Penilaian itu memerlukan adanya informasi biaya yang dihasilkan dari pencatatan sehingga data biaya yang diperbandingkan tersebut benar-benar mencerminkan keadaan yang sebenarnya.terjadi dengan menetapkan biaya standar, perusahaan telah meletakan dasar yang kuat untuk pengendalian biaya, sehingga diharapkan adanya pengawasan yang ketat atas biaya terutama biaya bahan baku. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dibuat dalam bentuk skripsi dengan judul “Peranan Biaya Standar Bahan Baku Dalam Menunjang efektifitas Pengendalian Biaya Bahan Baku”. (Studi kasus CV Tunas Warna Cirebon). 1.9 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian tersebut diatas maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Apakah penetapan biaya standar bahan baku yang diterapkan CV Tunas Warna Cirebon sudah memadai. 2. Apakah pengendalian biaya bahan baku yang diterapkan CV Tunas Warna Cirebon sudah efektif. 3. Bagaimana peranan biaya standar bahan baku dalam menunjang efektifitas pengendalian biaya bahan baku. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi tentang peranan biaya standar dalam menunjang efektifitas pengendalian biaya bahan baku, sertahubungan diantara keduanya, sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk mengetahui : 1. Biaya standar bahan baku yang diterapkan di perusahaan. 2. Peranan biaya standar bahan baku dalam menunjang efektifitas pengendalian biaya bahan baku. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan,dari aspek pengembangan ilmu dan aspek praktis. Aspek pengembangan ilmu diharapkan memberikan wawasan yang lebih dalam dan empirik tentangperanan biaya standar bahan baku dalam menunjang efektifitas pengendalian biaya bahan baku, selain itu dapat dijadikan landasan penelitian untuk penelitian berikutnya. Sedangkan dari aspek praktis diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi : 1. Penulis, Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang masalah yang diteliti, sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian fakta dilapangan dengan teori yang ada. 2. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang berguna dan menjadi masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan perusahaan dan dalam mengambil keputusan pada masa yang akan datang. 3. Peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka Pemikiran Pada umumnya tujuan dari aktivitas sebuah organisasi bisnis tidak lain adalah untuk memperoleh laba yang optimal. Dalam memperoleh laba tersebut pihak manjemen bertanggung jawab untuk mencapai tujuan ini.Akuntansi Biaya ditujukan untuk menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen guna membantu mereka dalam pengelolaan perusahaan. Dalam pengelolaanya manjemen harus mengkoordinasikan sarana produksi secara efesien. Tujuan yang hendak dicapai harus ditetapkan dengan tepat dengan metode pencapainnya harus direncanakan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kriteria yang sering dipahami untuk menilai keberhasilan manajemen adalah dilihat dari kemampuan untuk mendapatkan laba yang memadai dalam periode yang sedang berjalan atau untuk jangka panjang. Sejalan dengan itu perusahaan harus dapat merencanakan dan mengontrol seluruh aktivitas dalam pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Di dalam mencapai kemampuan untuk mendapatkan laba, perusahaan harus mengurangi biaya atau meningkatkan jumlah penjualan. Dengan meningkatkan jumlah penjualan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal perusahaan. Faktor eksternal tersebut tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh perusahaan, perusahaan akan lebih mudah jika mengefektifkan pengendalian biaya. Masalah biaya produksi merupakan hal yang sangat penting dan harus dikendalikan oleh manejemen perusahaan. Dari beberapa literature Willson,dkk. Dan Supriyono, penulis dapat memberikan alasan mengapa diperlukannya pengendalian yaitu: 1) Pengendalian berguna untuk meminimalkan biaya tersebut, sehingga hasil terbaik dapat dicapai dengan biaya tertentu. 2) Pengendalian berguna untuk mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang menguntungkan dan kegiatan-kegiatan yang dapat mengurangi biaya. 3) Pengendalian merupakan alat yang aman mendeteksi masalah secara dini dan untuk menghindari kesalahan-kesalahan terbesar. Jadi pengendalian ini merupakan usaha manajemen untuk menggunakan sumberdaya yang dimiliki secara efesien serta merupakan proses penyesuian yang sistematis dan terus menerus yang sangat menunjang keberhasialan perusahaaan. Seperti yang sudah diketahui, dalam biaya produksi ada tiga komponen pembentuk biaya produksi, yaitu : a. Biaya bahan baku b. Biaya tenaga kerja c. Biaya overhead pabrik Dalam perusahaan industri, biaya bahan baku merupakan biaya yang sangat dominan. Untuk itu dalam hubungannya dengan biaya produksi, perusahaan dituntut untuk menekan segi efesiensi melalui perencanaan dan pengendalian biaya yang mantap alat efesiensi pusat biaya terukur adalah biaya standar. Biaya standar dikemukakan dalam beberapa literature, diantaranya menurut : Mulyadi (2000;415); Kusnadi (2001;253), bahwa : Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai suatu kegiatan tertentu. Dengan kata lain biaya standar dapat digunakan untuk mengukur biaya yang sesungguhnya terjadi. Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat yang paling penting didalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan dengan realistis, hal ini akan merancang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan yang efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan, dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lain. Dengan demikian, melalui penerapan biaya standar, khususnya biaya bahan baku, perusahaan dirapkan dapat mencapai efesiensi dan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya serta mempunyai prospek yang baik untuk terus berkembang, 1.6 Metode Penelitian Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian menyangkut masalahmasalah yang diteliti, penelitian dilakukan dengan deskriptif menurut Sugiono (2003;209) yaitu suatu pertanyaan yang menunjukan dugaan tentang hubungan dua variable atau lebih. Teknik data yang digunakan adalah: 1. Penelitian lapangan adalah data yang bersumber dari objek penelitian, diperoleh melalui lapangan dengan melakukan : a. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. b. Wawancara, yaitu dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak berwenang yang ada diperusahaan yang bersangkutan. c. Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang berupa formulir yang didalamnya berisikan rangkaian pertanyaan terstruktur, yang berkaitan dengan yang diteliti. Kuesioner tersebut ditujukan kepada para karyawan dan karyawati yang terkait. 2. Penelitian kepustakaan, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh landasan teori dari buku-buku dan tulisan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder sebagai landasan teori 1.7 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan di CV.Tunas Warna Cirebon, jalan sidompul No.8 belakang HBM Desa Lurah Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Sedangkan waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah bulan Januari 2009 sampai dengan selesai.