BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah memiliki fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam berbagai kehidupan, menyebabkan tanah menjadi komoditi yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi dan sulit dikendalikan. Tanah merupakan kebutuhan dasar dalam pelaksanaan kegiatan produktif manusia, baik sebagai wadah maupun sebagai faktor produksi. Begitu strategisnya kegunaan tanah maka tidak heran jika tanah merupakan sumber konflik yang sangat potensial. Kondisi demikian, terutama diakibatkan oleh kebutuhan lahan yang terus meningkat dengan sangat pesat sementara ketersediaannya terbatas, dan tidak mungkin dapat diproduksi seperti kebutuhan lainnya. Tanah atau lahan merupakan sumber daya alam yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini mengingat tanah atau lahan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi manusia. Kelangkaan (scarcity) tanah sebagai akibat kebutuhan manusia akan tanah yang cenderung meningkat tidak sebanding dengan persediaan tanah di permukaan bumi yang relatif tetap menyebabkan tanah memiliki nilai ekonomi yang sangat besar karena karakteristik fisik tanah, utilitas yang ada, dan pengembangan tapak mempengaruhi penggunaan tanah dan nilainya. Menurut Hidayati dan Hardjanto (2003: 82-85), karakteristik fisik yang mempengaruhi nilai tanah meliputi ukuran dan bentuk, topografi, utilitas, pengembangan tapak, lokasi dan lingkungan. Salah satu faktor penyebab kebutuhan lahan yang meningkat adalah pertumbuhan jumlah penduduk di Jabodetabek yang semakin meningkat setiap tahunnya. Peningkatan permintaan akan lahan menjadikan lahan sebagai salah satu bidang investasi yang paling menjanjikan. Proyek konstruksi, terutama pada bangunan gedung, masih merupakan lahan favorit investor untuk menanamkan investasinya pada objek tersebut. Penanaman investasi pada objek yang tepat, dapat memberikan keuntungan bagi investor, tetapi tidak sedikit properti dikembangkan memberikan hasil yang tidak memuaskan bagi pemiliknya, bahkan ada yang gagal sama sekali. Hal ini terjadi mungkin dikarenakan pengembangan dilaksanakan dengan opsi pemanfaatan bukan yang terbaik dan maksimal. Idealnya sebelum diambil keputusan tentang rencana pengembangan suatu lahan, terlebih dahulu dilaksanakan suatu kajian yang detail dan mendalam tentang alternatif–alternatif opsi pemanfaatan lahan tersebut dalam kerangka analisis penggunaan terbaik dan paling menguntungkan. Kajian alternatif opsi pemanfaatan lahan tersebut harus ditopang oleh analisis mendalam mengenai kondisi pasar sektor-sektor properti terkini maupun kajian mengenai rencana pengembangan itu sendiri. Salah satu analisis yang dapat memberikan masukan untuk melakukan investasi terbaik, adalah analisis Highest and Best Use (HBU). Analisis tersebut merupakan bagian dari konsep penilaian properti dan investasi (Miles, 2007). Analisis HBU perlu dilakukan sebelum melakukan investasi pada properti yang memberikan nilai penghasilan tertinggi dan terbaik. Seiring berkembangnya pembangunan di kota-kota besar, seperti Kota Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi permintaan terhadap kebutuhan tempat tinggal yang sangat besar. Akan tetapi, keterbatasan lahan yang tersedia dan harga yang mahal mengakibatkan kesulitan untuk memenuhi permintaan masyarakat. Salah satu solusi yang dapat diberikan adalah pembangunan rumah bersusun atau lebih dikenal dengan sebutan apartemen. Akhir-akhir ini perkembangan pembangunan apartemen berkembang dengan pesat, karena mampu menjawab solusi terhadap keterbatasan dan mahalnya harga lahan. Salah satu tanah/lahan yang selama ini dianggap belum dimanfaatkan di daerah Bekasi adalah lahan kosong milik PT (Persero) Adhi Persada Properti di Kalimas–Bekasi. Tanah kosong yang berada di Jl. HM Djoyomartono dan Jl. Chairil Anwar Bekasi Provinsi Jawa Barat seluas 14.000 m2, secara umum berbentuk persegi panjang dengan sisi samping cukup teratur. Rencana pengembangan lahan apartemen dan komersial ini adalah untuk kepentingan properti residential dan komersial. Lahan tersebut saat ini sedang dalam proses perijinan dan berada di area yang dapat memberikan beberapa alternatif properti untuk dikembangkan, antara lain properti perkantoran, properti hotel, properti ritel (pusat perbelanjaan) dan properti hunian (apartemen/kondominium). Untuk mendapatkan alternatif penggunaan lahan yang terbaik dan menghasilkan nilai tertinggi bagi investasi properti komersial, diperlukan sebuah analisis terlebih dahulu, yaitu analisis HBU lahan. Pada saat ini investor lahan tersebut merencanakan pengembangan sebagai properti komersial. Sumber: google.maps (diolah) Gambar 1.1 Peta Lokasi Pertanyaan yang muncul adalah apakah penggunaan properti komersial yang direncanakan adalah alternatif terbaik bagi pengembangan lahan tersebut. Analisis ini berdasarkan pada aspek teknis, perijinan (legal), finansial, dan nilai tertinggi. Kriteria-kriteria tersebut dapat diterapkan pada lahan tanah kosong ini. Oleh karena itu, dengan dilakukannya analisis HBU pada lahan tersebut dapat diketahui pengembangan jenis properti apakah yang dapat memberikan nilai tertinggi pada lahan tersebut. Analisis penggunaan tertinggi dan terbaik terhadap aset lahan kosong penting untuk dilakukan dan diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan dalam pemanfaatan aset agar dapat memberi manfaat di masa yang akan datang serta menghasilkan nilai yang optimum. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian empiris mengenai penggunaan yang tertinggi dan terbaik terhadap aset tanah telah banyak dilakukan, antara lain disajikan dalam Tabel 1.1 sebagai berikut. Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Peneliti dan Tahun Suyudi (2005) Tempat dan Alat Analisis Hasil Penelitian Lahan milik Pemerintah Daerah Mataram, analisis pasar dan analisis keuangan. Nilai properti untuk penggunaan hotel adalah Rp19.434.617.400 dan penggunaan pusat perbelanjaan sebesar Rp28.061.856.502 Usulan tertinggi dan terbaik adalah usulan penggunaan pusat perbelanjaan. Ihsan (2001) Lahan milik Pemerintah Daerah Provinsi DIY, analisis produktifitas dan analisis keuangan. Usulan penggunaan pusat perbelanjaan merupakan Shopping Center yang tertinggi dan terbaik. Yurika (2005) Lahan milik Pemerintah daerah Tabalong Banjarmasin, analisis keuangan dan analisis produktifitas. Usulan penggunaan Klinik merupakan usulan tertinggi dan terbaik. Sukendar (2011) Lahan milik Pemerintah Kab. Bantul, analisis produktifitas, analisis pasar dan analisis keuangan. Usulan penggunaan Lapangan Futsal merupakan tertinggi dan terbaik. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan utamanya adalah alat analisis yang digunakan yaitu analisis produktifitas dengan pendalaman untuk analisis SWOT (Strenght Weakness Opportunities Threats), serta analisis lokasi, analisis pasar dan analisis keuangan. Perbedaan lainnya adalah tempat dan waktu penelitian, serta usulan alternatif mixed use development. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan penulisan latar belakang dan keaslian penelitian, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana menetapkan HBU (Highest and Best Use) terhadap tanah kosong yang dimiliki PT Adhi Persada Properti di Kalimas Bekasi secara teknis, legal dan finansial yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Permasalahan yang lain yaitu properti manakah yang memberikan nilai tertinggi sesuai HBU ? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui penggunaan tertinggi dan terbaik dari lahan tanah kosong di Jalan HM Joyomartono dan Jalan Chairil Anwar Bekasi Provinsi Jawa Barat ditinjau secara teknis, legal dan finansial. 2. Mendapatkan rekomendasi opsi pengembangan lahan properti komersial dengan nilai tertinggi dan terbaik. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Sebagai pertimbangan terhadap alternatif pemanfaatan lahan tanah kosong yang terletak di Jl. HM Djoyomartono dan Jl. Chairil Anwar Bekasi Provinsi Jawa Barat seluas 14.000 m2 sehingga menjadi suatu properti yang terbaik dan mempunyai nilai yang tertinggi. 2. Hasil HBU studi ini dapat menjadi acuan bagi pemilik tanah dalam rencana pengembangan tanah tersebut, sebagai acuan dalam menawarkan kerjasama pengembangan dengan pihak investor. 3. Hasil HBU studi ini dapat digunakan sebagai acuan bagi calon investor dalam melakukan penawaran kerjasama atas rencana pengembangan suatu tanah. 4. Sebagai sumber referensi dan bahan perbandingan tentang faktor-faktor dalam penilaian suatu properti bagi penelitian selanjutnya dengan tema yang sama. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut. Bab 1 Pendahuluan yang mencakup uraian tentang latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab 2 Kajian Pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian, landasan teori dan terminologi. Bab 3 membahas tentang Metode Penelitian yang mencakup deskripsi data dan cara penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian serta alat analisis yang digunakan. Bab 4 Analisis Data dan Pembahasan dari penelitian yang dilakukan serta Bab 5 berisi tentang Simpulan dan Saran.