BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Pemasaran 1. Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan dari usaha untuk memasarkan barang atau jasa kepada konsumen yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk kelangsungan hidup, berkembang serta mendapatkan laba. Istilah pemasaran sebenarnya sudah dikenal orang sejak jaman dahulu yang dikenal dengan nama barter (pertukaran barang). Pertukaran barang ini semakin lama semakin berkembang dengan adanya alat tukar sebagai transaksi jual beli berupa emas, perak dan lain-lain. Semakin berkembangnya kegiatan pemasaran disebabkan semakin tingginya tingkat pendidikan dan perkembangan tingkat perekonomian Negara. Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli (konsumen) untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan (disamping barang lain) pada saat mereka membutuhkan. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami mengapa dan bagaimana tingkah laku konsumen tersebut, sehingga perusahaan dapat mengaplikasikaan unsur-unsur bauran pemasaran (product, price, place, promotion) secara tepat. Salah satu konsep pemasaran adalah adanya jual beli dan transaksi agar jual beli tersebut berlangsung efektif dan 12 13 efisien serta memuaskan kedua belah pihak, maka diperlukan suatu perencanaan dan pengelolaan yang baik. Istilah pemasaran dalam bahasa inggris disebut dengan marketing, dan marketing ini sudah diserap dalam bahasa Indonesia dengan istilah pemasaran. Mengingat luasnya pengertian pemasaran, untuk menghindari kesalah pahaman dalam mengidentifikasinya maka perlu mengemukakan bebera pendapat para ahli, antara lain: Definisi pemasaran menurut Kotler (2008:6) adalah : “Proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya ”. Dari uraian definisi diatas tersirat konsep pemasaran yaitu aktivitas yang berorientasi kepada konsumen yang artinya kebutuhan dan keinginan konsumen menjadi sasaran pokok yang perlu diperhatikan perusahaan agar dapat menguasai pasar. Dikatakan bahwa aktivitas distribusi barang dan jasa, akan tetapi pada dasarnya meliputi pula aktifitas pengembangan produk, penetapan harga, desain barang baik dalam bentuk warna, kemasan serta kualitas juga termasuk dalam pemasaran. Sementara itu definisi pemasaran yang dikemukakan Basu Swastha (2008:62) adalah sebagai berikut: “Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, mementukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun yang potensial”. 14 Peran pemasaran dan karakter dari aktivitas pemasaran dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh filosophi dan orientasi. Perusahaan yang berorientasi pada produksi memusatkan perhatian pada kemampuan internal perusahaan ketimbang pada keinginan dan kebutuhan pasar. Orientasi pada penjualan didasarkan pada keyakinan bahwa orang yang akan membeli produk jika tertarik pada penjualan yang agresif dan bahwa penjualan yang tinggi akan menghasilkan laba yang lebih besar pula. Perusahaan yang berorientasi pada pasar yang memusatkan perhatian pada upaya memenuhi kepuasan, kebutuhan dan keinginan konsumen supaya pada saat yang sama memenuhi sasaran yang ingin dicaai perusahaan. Orientasi pada pasar sosial bergerak melebihi orientasi pasar dengan memasukkan pemeliharaan atau peningkatan kepentingan sosial individu yang terbaik secara jangka panjang. Pemasaran akan tetap merupakan salah satu bidang pengambilan keputusan yang sulit bagi perusahaan. Masalah-masalah pemasaran tidaklah memperhatikan ciri-ciri kualitatif murni dari masalah-masalah tersebut, berbagai perubahan psikologis memainkan peranan yang besar, pengeluaran pemasaran membentuk dan berinteraksi dengan perencanaan bisnis lainnya. Agar fungsi pemasaran ini terlaksana dengan tepat serta agar barang atau jasa bisa sampai ditangan konsumen secara efektif dan efisien seorang manajer perlu menggunakan alat yang disebut bauran pemasaran (Marketing Mix) yaitu suatu campuran empat kebijakan. 15 Menurut Basu Swastha (2008:79) empat elemen pokok dalam bauran pemasaran (marketing mix) adalah sebagai berikut: a. Kebijakan tentang barang (product) yaitu kebijaksanaan mengidentifikasikan produk yang dibutuhkan b. Kebijakan tentang harga (price) yaitu kebijkan untuk menentukan harga yang sesuai. c. Kebijakan tentang tempat (place) yaitu kebijkan menentukan lokasi (pabrik, perusahaan maupun distribusi) yang memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk yang diinginkan. d. Kebijkan tentang promosi (promotion) yaitu kebijakan yang dapat memberitahukan dan membujuk konsumen untuk membeli produk. 2. Bauran Pemasaran Tujuan perusahaan adalah memuaskan konsumen serta mencapai target pasar yang ingin dicapai. Seiring dengan tujuan tersebut, perusahaan juga menginginkan tercapainya permintaan sebanyak-banyaknya agar hasil penjualan yang di harapkan dapat tercapai. Akan tetapi timbul masalah yakni bagaimana cara untuk dapat mempengaruhi pembeli agar membeli produk yang ditawarkan Philip Kotler (2006:24) dalam bukunya mengatakan, Marketing Mix adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat di kendalikan produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran. 16 Marketing Mix adalah segala sesuatu hal yang dapat perusahaan lakukan untuk mempengaruhi permintaan atas produknya guna mencapai tujuan pasar yang telah di targetkan maka perusahaan harus menggunakan variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan. Gambaran mengenai marketing mix diatas serta variabel-variabel mana yang termaksud dalam controlable. Philip Kotler dan Gary Amstrong (2008:102) mengemukakan marketing mix (bauran pemasaran) terbagi atas empat variabel sebagai berikut: a. Produk Di dalam kondisi persaingan, sangatlah berbahaya bagi sebuah perusahaan bila hanya mengandalkan produk tanpa usaha untuk mengembangkannya. Oleh karena itu di dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan market share perlu mengadakan penyempurnaan dan pengembangan produk yang di hasilkan lebih baik, sehingga dapat memberikan daya guna, daya pemuas, serta daya tarik yang lebih besar. Didalam produk terkandung fungsi produk dan faktor lain yang diharapkan oleh konsumen yang sering dinyatakan dengan produk plus (pelayanan). Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options), gaya (style), merek (brand lines), macam produk (product item), jaminan (guaranties), dan pelayanan (services). b. Price (harga) Harga merupakan satu-satunya unsur marketig mix yang menghasilkan 17 penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur biasa saja. Meskipun penetapan harga merupakan persoalan yang penting, namun masih banyak perusahaan yang kurang mampu menangani permasalahan penetapan harga yang dapat mempengaruhi penerimaan perusahaan, sebab harga dapat mempengaruhi tingkat penjualan yang mana berdampak pada keuntungan serta market share yang dicapai oleh perusahaan. Penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada keadaan persaingan yang semakin tajam dan perkembangan permintaan. Persaingan yang semakin tajam dewasa ini sangat terasa dalam pasar pembeli (buyer market) peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar yang tercermin dalam target pasar perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan mengenai konsumen. c. Distribusi Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu distribusi merupakan salah satu kebijakan pemasaran yang mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channels) dan distribusi fisik (physical distribution). Bagaimanapun bagusnya suatu produk baik dari segi kualitas, model, serta harga yang terjangkau, tidak akan berarti sama sekali apabila konsumen sama sekali tidak mengetahui tentang produk 18 tersebut, serta tidak mengetahui dimana bisa mendapatkan informasi mengenai produk tersebut. Oleh karena itu diperlukan lembagalembaga perantara untuk menghubungkan perusahaan dengan konsumen. Dengan lembaga-lembaga tersebut akan terbentuk saluran distribusi. d. Promosi Suatu produk bagaimanapun bermanfaatnya jika tidak dikenal konsumen maka produk tersebut tidak akan diketahui dan bermanfaat bagi konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan cara agar konsumen dapat mengetahui produk perusahaan tersebut. Serta berusaha permintaan mempengaruhi atas produk konsumen tersebut, untuk dapat kemudian menciptakan dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan melakukan rangkaian kegiatan promosi sebagai salah satu acuan pemasaran. Kegiatan promosi dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan serta direncanakan akan diarahkan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan akan dapat berperan secara baik dalam meningkatkan penjualan dan market share. 3. Proses Pemasaran dan Konsep Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong ( 2008:6) ada lima langkah proses pemasaran sebagai berikut: 1. Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan. 2. Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan. 19 3. Membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul. 4. Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan. 5. Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan. Dalam melaksanakan pemasaran dibutuhkan suatu landasan/falsafah/ sikap yang mendasari kegiatan pemasaran yang disebut konsep pemasaran (marketing concept). Pemasaran merupakan suatu falsafah bisnis yang berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar. Menurut Kotler dan Amstrong ( 2008:121) ada lima konsep alternative yang melandasi aktivitas pemasaran organisasi yaitu : a. Konsep produksi Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dibanyak tempat dan murah harganya. b. Konsep produk Konsep produk menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang memberikan mutu, kinerja dan pelengkap inovatif yang terbaik. c. Konsep penjualan Konsep penjualan menyatakan konsumen juka diabaikan, biasanya tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah yang cukup. Karena itu, organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi 20 yang agresif. d. Konsep pemasaran Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif dari para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. e. Konsep pemasaran berwawasan sosial Konsep pemasaran berwawasan sosial menyatakan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, kegiatan dan kepentingan pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif daripada pesaing dengan mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. 4. Strategi Pemasaran Setiap perusahaan harus menemukan rencana bagi kelangsungan dan pertumbuhan jangka panjang yang paling masuk akal yang berdasarkan situasi, peluang, tujuan, dan sumber dayanya. Ini adalah focus perencanaan strategis yang merupakan proses mengembangkan dan mempertahankan kecocokan strategis antara tujuan dan kemampuan perusahaan serta peluang pemasaran yang sedang berubah. Perencanaan strategis menentukan tahap perencanaan berikutnya dalam perusahaan, Perusahaan biasanya menyiapkan rencana tahunan dan jangka panjang berhubungan dengan bisnis perusahaan saat ini dan cara mempertahankan kelangsungannya. Sebaliknya, rencana strategis 21 melibatkan penyesuaian perusahaan untuk mengambil keuntungan peluang dalam lingkungan yang terus berubah. Maka dalam menentukan strategi pemasaran, maka perusahaan melakukan Perencanaan Strategis perusahaan dengan mendefinikisikan peran pemasaran, terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan misi perusahaan 2. Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan. 3. Merancang portofolio bisnis 4. Merencanakan pemasaran dan strategi fungsional lain. Dewasa ini dengan adanya peningkatan biaya dan kompetisi, dan menurunnya produktivitas dan kualitas, perbaikan terhadap strategi pemasaran sangat diperlukan. Philip Kotler (2008 : 201) menyebutkan ada tiga perbaikan tersebut yaitu: a. Managing Differentiation ( Mengelola Differensiasi) Karena pada saat dewasa ini, persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya sangat ketat sehingga sangat sulit untuk membedakan jasanya dengan yang lain. Oleh karena sudut pandang konsumen terhadap jasa adalah sama, maka perhatian mereka lebih terumpu pada harga. Ada tiga solusi persaingan harga yaitu: 1. Penawaran Jasa (menawarakan ciri inovatif yang berbeda dengan perusahaan lain). 2. Penyampaian atua penyerahan (delivery), ada tiga cara 22 penyampaian antara lain: a) Melalui orang b) Melalui lingkungan c) Melalui proses 3. Citra (Image) Untuk merk perusahaan dapat menerapkan dua cara : a) Simbol (symbol) b) Merk ( Branding) b. Managing Service Quality (Mengelola Kualitas jasa) Cara untuk membedakan perusahaan adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaing secara konsisten. Kunci keberhasilan adalah melebihi atau melampuai ekspektasi kualitas jasa yang diharapkan konsumen. c. Managing Poductivity ( Mengelola Produktivitas) Terdapat beberapa pendekatan dalam pengelolaan produktivitas antara lain: 1) Melatih karyawan untuk bekerja lebih baik. 2) Mengupah karyawan baru yang berinisiatif tinggi atau yang memiliki keterampilan yang lebih dengan bayaran yang sama. 3) Meningkatkan kuantitas jasa dengan menawarkan kualitas. 4) Mengindustrialisasikan jasa dengan menambah peraalatan dan mengindustrialisasikan produk. 23 5) Meningkatkan produktivitas dengan mendesian jasa yang lebih efektif. 6) Menerima pekerja yang memiliki surat kerja ntuk memotong pengeluaran B. Promosi (Promotion ) Untuk memahami lebih jauh tentang promosi beberapa ahli pemasaran mendefinisikan promosi sebagai salah satu bagian terpenting dalam dan sangat menentukan arah tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diketahui bentuk-bentuk promosi yang efektif serta terkait dengan komunikasi yang baik di antara bentuk-bentuk promosi yang ada yang kebih dikenal promotion mix. Promosi merupakan salah satu variable dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam rangka memasarkan produk jasa. Promosi bukan saja sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, tetapi juga merupakan alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. 1. Pengertian Promosi Promosi merupakan bagian dari kegiatan pemasaran dan dikenal sebagai unsur dari bauran pemasaran (marketing mix). Promosi sangat diperlukan oleh perusahaan karena disatu pihak meyakinkan konsumen terhadap produk yang ditawarkan sedangkan, dipihak lain sangat menentukan 24 suksesnya perusahaan menghadapi persaingan di pasar. Disamping itu kegiatan promosi sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen untuk memperkenalkan produk, baik jenis, warna, bentuk dan harga, maupun kualitas produk yang ditawarkan atau yang dihasilkan perusahaan. Promosi juga adalah informasi kepada tindakan penukaran dan pembelian atau alat informasi satu arah bagi seseorang. Untuk memahami lebih jauh lagi tentang promosi, Swastha dan Irawan (2008:349) mengatakan: “Promosi sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan permintaan”. Simamora (2005:285) mengemukakan definisi promosi adalah: “Segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (inform), membujuk (persuade), atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu ataupun rumah tangga” Adapun definisi promosi menurut William J. Stanton (2001 : 410) adalah: “Promosi is the element in an organization marketing mix that erves to inform, persuade, and remind the market of the organization or product.” (Promosi adalah unsur dari bauran pemasaran suatu organisasi yang bertujuan memberitahukan, membujuk dan mengingatkan pasar dari organisasi/produk). Dapat dikatakan bahwa promosi merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak yang terlibat. Bagi perusahaan yang menghasilkan 25 produk atau jasa maka interaksi yang terjadi antara perusahaan dengan konsumen hanya terwujud melalui proses komunikasi. Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli, pada dasarnya memiliki maksud yang sama, yaitu memperkenalkan produknya baik berupa barang maupun jasa kepada masyarakat, sehingga terwujud kesadaran untuk membeli produk yang ditawarkan. Selain itu produk juga dipandang sebagai arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi merupakan faktor penting dalam manajemen pemasaran dan sering disebut sebagai proses berlanjut 2. Tujuan Promosi Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan memperoleh hasil yang maksimal. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan suatu car untuk mencapainya. Seiring kemajuan teknologi dan perkembangan ekonomi yang semakin pesat, salah satu upaya untuk meningkatkan volume penjualan adalah dengan melakukan promosi. Setiap perusahaan bebas memilih cara promosi yang cocok untuk produk yang ditawarkan dimana besar kecilnya suatu promosi tergantung dari besarnya dana promosi, sifat promosi, sifat pasar, serta jenis produk yang akan dipromosikan. Ada 3 (tiga) tujuan dari promosi yang dilakukan perusahaan menurut Marwan Asri (2003 : 360) : a. Informing, yaitu memberitahukan informasi selengkap-lengkapnya 26 kepada calon pembeli tentang barang yang ditawarkan, siapa penjualnya, siapa pembuatnya, dimana memperolehnya, harganya dan sebagainya. Informasi yang digunakan dapat diberikan melalui tulisan. Gambar, kata-kata dan sebagainya, yang disesuaikan dengan keadaan. b. Persuading yaitu membujuk calon konsumen agar mau mebeli barang atau jasa yang ditawarkan. Perlu ditekankan di sini bahwasannya membujuk bukan berarti memaksa calon konsumen sehingga keputusan yang diambil mungkin justru keputusan yang negatif. c. Reminding yaitu mengingatkan konsumen tentang adanya barang tertentu, yang dibuat dan dijual perusahaan tertentu, ditempat tertentu dengan harga yang tertentu pula. Konsumen kadangkadang memang perlu diingatkan, karena mereka tidak ingin bersusah payah untuk selalu mencari barang apa yang dibutuhkan dan dimana mendapatkannya. 3. Fungsi Promosi Untuk memperjelas fungsi promosi, dibawah ini akan dibahas beberapa fungsi promosi yang dikemukakan oleh Basu Swastha (2008 : 245-246) a. Memberikan Informasi Promosi dapat menembah nilai suatu barang dengan memberikan informasi kepada konsumen. Promosi dapat memberikan informasi baik tentang barangnya, harganya, ataupun informasi lain yang 27 mempunyai kegunaan kepada konsumen. nilai yang diciptakan oleh promosi tersebut dinamakan faedah informasi. Tanpa adanya informasi seperti itu orang segan atau tidak akan mengetahui banyak tentang suatu barang. Dengan demikian promosi merupakan suatu alat bagi penjual dan pembali untuk memberitahu kepada pihak lain tentang kebutuhan dan keinginan mereka, sehingga kebutuhan dan keinginan tersebut dapat dipengaruhi dengan mengadakan pertukaran yang memuaskan. b. Memberitahu Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan, sebab tanpa diketahui oleh konsumen dan masyarakat luas meskipun produk yang dihasilkan berkualitas tinggi dan terjangkau oleh konsumen tidak akan berarti banyak, sebab tidak diketahui oleh konsumen atau masyarakat luas. c. Membujuk Hal ini sebenarnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat, akan tetapi dalam kenyataan sekarang justru banyak promosi yang bersifat persuasif. Promosi semacam ini untuk mendorong para konsumen untuk membeli barang yang dipromosikan.. d. Menciptakan Kesan (Image) Promosi dapat memberikan kesan tersendiri bagi calon konsumen untuk produk yang diiklankan, sehingga pemasar menciptakan 28 promosi sebaik-baiknya misalnya untuk promosi advertising dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk dan lay out yang menarik. e. Promosi merupakan suatu alat mencapai tujuan. Promosi dapat digunakan untuk mencapai tujuan, yaitu untuk menciptakan pertukaran yang efisien melalui komunikasi, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dengan cara yang efisien dan efektif. Dalam hal ini komunikasi dapat menunjukan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan. C. Bauran Promosi (Promotion Mix) Bauran Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif dari bauran pemasaran. Untuk memasarkan suatu produk seorang pemasar harus mengembangkan program komunikasi yang efektif yang ditujukan kepada konsumen untuk mengkomunikasikan informasi yang ada dan di rancang untuk menghasilkan tindakan konsumen yang mengarah kepada keuntungan perusahaan. Perusahaan dalam hal mengungkapkan kebijaksanaan promosi perlu memperhatikan kegiatan-kegiatan promosi yang perlu dipertimbangkan agar diperoleh suatu kebijaksanaan yang objektif. Menurut William J. Stanton yang dikutip Basu Swastha dan Irawan (2008:349) dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern mengemukakan bahwa, Promotional Mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, 29 yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Pengertian bauran promosi menurut Sofyan Assauri (2000:243), yaitu : Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari unsur-unsur promosi tersebut, maka untuk dapat efektifnya promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan, perlu ditentukan terlebih dahulu peralatan atau unsur promosi apa yang sebaiknya digunakan dan bagaimana pengkombinasian unsur-unsur tersebut agar hasilnya dapat optimal. Kita dapat melihat bahwa definisi tersebut tidak menyebutkan secara jelas beberapa variabel promotional mix selain periklanan dan penjualan pribadi, pada pokoknya bauran promosi (promotional mix) terdiri dari empat variabel, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal selling), publisitas dan pemasaran langsung (direct marketing). Bauran Promosi mempunyai enam macam kegiatan yang disebut bauran komunikasi pemasaran atau bauran promosi. Menurut Rambat Lupiyoadi dan A.Hamdani (2006 : 120-124) bauran promosi tersebut terdiri dari : 1. Periklanan Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal ( impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan membedakan perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang mendukung positioning jasa. 30 Menurut Philip Kotler (2006:277), bahwa iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang tertentu yang harus dibayar. Sedangkan yang dimaksud dengan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyampaian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan. Iklan memiliki empat fungsi utama yaitu, menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk (informative), mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (reminding), serta menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (entertainmnent). Terdapat beberapa tujuan periklanan, diantaranya adalah : 1. Iklan yang bersifat memberikan informasi, (informative advertising), iklan yang secara panjang lebar menjelaskan produk jasa dalam tahap rintisan (perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk tersebut. Contoh Bank DKI Syariah yang baru berdiri menjelaskan melalui iklan advertorial apa, bagaimana operasinya dan produk jasa apa yang ditawarkan oleh Bank DKI Syariah 2. Iklan membujuk (persuasive advertising), iklan menjadi penting dalam situasi persaingan dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu. Contoh : Bank Sulselbar mengiklankan kelebihan-kelebihan produk TAMPAN (Tabungan Masa Depan) dibanding dengan bank lainnya, dimana ada 31 unsur perencanaan tabungan yang dapat menguntungkan nasabah dengan bunga tabungan yang lebih tinggi dibanding dengan bankbank lain dengan produk sejenis 3. Iklan pengingat (reminder advertising), iklan ini akan sangat penting dalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk untuk menjaga konsumen agar selalu ingat akan produk tersebut. Contoh : perusahaan Garuda Indonesia mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa kini Garuda lebih baik meski diusianya yang sudah mapan. 4. Iklan pemantapan (reinforcement advertising), iklan yang berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan yang tepat. Pada dasarnya tujuan pengiklanan adalah komunikasi yang efektif dalam rangka mengubah sikap dan perilaku konsumen. Pada bisnis jasa perhotelan misalnya, sasaran pengiklanan adalah memperkenalkan produk baru hotel, menarik kelompok pelanggan baru, membangun ataupun memperbaiki citra hotel, dan menjelaskan keadaan hotel secara umum. Untuk itu ada beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan diantara lain melalui : a. Surat kabar b. Majalah c. Radio d. Televisi e. Papan reklame (Billboard) f. Surat langsung (direct mail) 32 2. Penjualan Perseorangan (Personal Selling) Basu Swastha dan Irawan (2008:350) mengemukakan definisi penjualan pribadi dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern sebagai berikut penjualan pribadi adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. Penjualan perseorangan mempunyai peranan penting dalam pemasaran jasa, karena (Setiajatnika, 2005 : 121) : a. Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen sangat penting. b. Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan mesin. c. Orang merupakan bagian dari produk jasa Menurut Tjiptono, Fandy, (2006 : 218) Sifat-sifat penjualan pribadi antara lain: a) Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. b) Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab. c) Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan menanggapi. Sifat penjualan perseorangan dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjualan dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan 33 dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjualan juga dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaianpenyesuaian ditempat pada saat itu juga. Bila dibandingkan dengan media periklanan, maka pesan yang disampaikan melalui media ini ditujukan kepada orang-orang yang sebenarnya bukan prospek (calon pembeli/pengguna), sebaliknya, melalui penjualan perorangan perusahaan sudah berhadapan dengan calon pembeli potensial. Aktivitas penjualan pribadi memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut (Djaslim Saladin, 2004: 89) : 1) Prospecting, yaitu mencari dan menjalin hubungan dengan mereka. 2) Targeting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual dengan pembeli 3) Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan. 4) Selling, yaitu mendekati, mempresentasikan, mendemontrasikan, mengatasi penolakan, serta produk kepada pelanggan. 5) Servicing, yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan. 6) Information gathering, yaitu melakukan riset dan intelijen pasar. 7) Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju. Djaslim Saladin, (2004 : 97 ) Penjual untuk melakukan penjualan pribadi harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: 34 a) Salesmanship, yaitu penjual harus memiliki pengetahuan tentang produk dan menguasai seni menjual seperti cara mendekati pelanggan, memberikan presentasi dan demontrasi, mengatasi pelaksanaan pelanggan, dan mendorong pembelian. b) Negotiating, yaitu penjual harus mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi tentang syarat-syarat penjual. 3. Promosi Penjualan Promosi penjualan merupakan kegiatan komunikasi yang bukan iklan, publisitas, atau penjualan pribadi. Tujuannya adalah menarik konsumen untuk membeli, yaitu dengan membuat pajangan di toko-toko, pameran, dan demonstrasi dengan menggunakan alat-alat penjualan seperti poster, selebaran, dan gambar tempel. Biasanya kegiatan ini juga dilakukan bersamasama dengan kegiatan promosi lainnya, biayanya relatif lebih murah dibandingkan periklanan dan penjualan pribadi. Selain itu promosi penjualan juga lebih fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan biaya tersedia dan dimana saja, sedangkan penjualan yang terjadi sifatnya tidak kontiniu dan berjangka pendek. Cummins, (2004 : 217 ) menyatakan : Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Point of sales promotion terdiri atas brosur, lembar informasi dan lain-lain. Cummins, (2004 : 221 ) Promosi penjualan dapat diberikan kepada : 35 a) Konsumen, berupa penawaran Cuma-Cuma, sampel, demo produk, kupon pengembalian tunai, hadiah, kontes, dan garansi. b) Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising allowances, iklan kerja sama, distribution contest, penghargaan. c) Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, contest, dan hadiahhadiah tenaga penjualan terbaik. 4. Publiksitas Publisitas merupakan suatu periklanan tidak langsung dan tidak membayar untuk berkomunikasi yang dilakukan. Sifat dari publisitas ini tidak kontiniu dan berjangka pendek. Basu Swastha dan Irawan (2008:350), menyatakan bahwa: “Publisitas adalah pendorongan permintaan secara non pibadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.” Sementara pengertian publisitas menurut Philip Kotler (2006 ; 799) mengemukakan, bahwa “Suatu dorongan terhadap permintaan yang bersifat tidak pribadi terhadap produk, jasa, atau unit usaha dengan cara menyajikan secara langsung baik melalui radio, televisi, atau di pentas yang tidak dibayar oleh sponsor”. Sedangkan ahli lain menyatakan, bahwa publisitas sebagai “Sejumlah informasi tentang seseorang, barang-barang, atau organisasi/perusahaan yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut atau tanpa pengawasan dari sponsor (Aaker , 2004 : 273). 36 Dari definisi di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa publisitas menguntungkan, contoh publisitas yang menguntungkan seseorang atau organisasi umumnya tidak memberikan atau tidak mengawasi medianya, sehingga dapat terjadi bahwa seseorang atau organisasi tidak mengetahui bahwa dirinya telah dipublikasikan. Disinilah letak perbedaan antara publisitas dengan periklanan dimana periklanan memerlukan sejumlah pembayaran. Dalam pernyataan berita-berita periklanan dapat dibuat publisitas yang dapat disiarkan sama seperti iklan. Publisitas dan pemasaran saling terkait, yang mana salah satu cara yang efektif untuk menjangkau adalah melalui publisitas. Dimana publisitas dalam publisitas itu perusahaan mempromosikan produk barunya sedangkan dilain pihak perusahaan ingin melakukan penjualan untuk mengumpulkan dana, dan untuk publisitas tidak perlu membayar. Hal inilah yang menyebabkan banyak perusahaan menggunakan publisitas dan perusahaan biasa mengumpulkan dana untuk melakukan periklanan. Untuk itulah diperlukan keahlian untuk menulis suatu berita agar media yang bersangkutan bersedia mempublisitaskan. Dengan mengeluarkan berita-berita tentang produk dapatlah mencapai pembeli yang potensial. Publisitas mempunyai potensi yang besar dalam meningkatkan penjualan. Karena publisitas biasanya lebih banyak dibaca dan dipercaya daripada advertising, juga karena sifat-sifat publicity itu sendiri, seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2006 : 727) : a. Kredibilitas yang tinggi 37 Yaitu artikel atau berita nampak lebih otentik dan mempunyai kredibilitas bagi pembaca dibandingkan iklan. b. Tidak terlihat sebagai promosi (off-guards) Yaitu hubungan masyarakat dapat mencapai banyak calon pembali yang ingin menghindari tenaga penjual dan iklan. Pesan ini berhubungan dengan pembeli melalui berita daripada komunikasi penjual langsung. c. Dramatisasi Yaitu hubungan masyarakat mempunyai semacam iklan, suatu poetnsi untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk. D. Pendapatan Penjualan 1. Pengertian Penjualan Tingkat volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba dapat diperoleh dengan melalui pemuasan konsumen. Dapat dikatakan bahwa sebenarnya laba yang dicapai suatu perusahaan merupakan pencerminan dari usaha perusahaan yang memberikan kepuasan, di mana untuk mencapai hal tersebut perusahaan harus dapat menyediakan barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen. Dengan laba, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang serta memperkuat posisinya di dalam membina kelangsungan hidupnya. Sebagai sumber pendapatan, penjualan merupakan inti di antara kegiatan-kegiatan lainnya, sebagaimana diungkapkan oleh Soehardi (2002 38 : 59) sebagai barikut : ”Selling (penjualan) adalah sasaran inti di antara kegiatan-kegiatan lainnya, karena disini dilakukan perundingan, persetujuan tentang serah terima barang serta pembayarannya”. Dalam perkembangannya, volume penjualan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Hal ini menyebabkan perkembangan hasil penjualan yang diterima perusahaan berfluktuasi, seperti yang dikemukakan oleh Soehardi (2002 : 60): Volume penjualan suatu barang atau jasa dari suatu usaha bisnis pada kenyataannya berfluktuasi karena dipengaruhi beberapa faktor. Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi penjualan suatu barang atau jasa adalah faktor yang datangnya berulang-ulang setiap tahun seperti Natal, Idul Fitri Imlek dan sebagainya. Menurut Sigit Winarto dan Sujana Ismaya (2003:380), “Penjualan adalah transaksi yang melibatkan pengiriman atau penyerahan produk; hak atau jasa dalam pertukaran untuk penerimaan kas, janji pembayaran, atau yang dapat disamakan dengan uang atau kombinasinya”. Definisi ini menunjukkan bahwa dalam praktik penjualan terdapat dua pihak yang berkepentingan, yaitu pihak yang menawarkan barang dan pihak yang memerlukan barang tersebut, di mana pihak yang menerima barang/jasa memberikan imbalan yang telah ditentukan dan disepakati bersama kepada pihak yang menawarkan barang. Dalam dunia usaha, suatu perusahaan selalu memerhatikan nilai penjualan yang dicapai dari satu periode ke periode berikutnya. Nilai penjualan secara singkat dapat ditentukan sebagai jumlah produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan guna memenuhi kebutuhan 39 konsumen dan dapat disampaikan kepada konsumen melalui proses pertukaran atau jual beli. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa nilai penjualan adalah sebagai total dari hasil penjualan yang dicapai oleh perusahaan atau badan usaha, dari suatu kegiatan pemasaran dalam periode tertentu. Nilai penjualan merupakan hasil dari fungsi reaksi penjualan atas hubungan dengan harga dan biaya. Dengan demikian kegunaan nilai penjualan adalah sebagai pernyataan dalam perhitungan keuntungan Menurut Purwadi, Budi. (2001:384), bahwa “Penjualan dapat diartikan sebagai pemindahan hak milik atau barang (termasuk surat berharga) atau jasa sesuai dengan harga yang disepakati dan dibayar”. Maksud dari pengertian diatas, penjualan merupakan suatu proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dan pembeli. Kegiatan penjualan memang melibatkan berbagai pihak seperti penjual (produsen), pembeli (konsumen), dan barang yang diperjualbelikan. Penjualan tidak mungkin terjadi jika tidak ada orang yang menjual, seseorang yang membeli dari suatu komoditi atau jasa yang tersedia untuk dipertukarkan. Penjualan dilakukan melalui proses perundingan antara pihak penjual dan pembeli. Setelah kesepakatan penjualan tercapai maka pengalihan barang dan jasa dapat terjadi. Definisi lain dari penjualan menurut Simamora (2005:24) yaitu: “Penjualan menggambarkan suatu ukuran dari kenaikan aktiva (biasanya dalam bentuk peningkatan kas atau piutang dagang) disebabkan penjualan 40 produk atau persediaan barang dagangan perusahaan”. Sedangkan menurut Ratih Hurriyati. (2005 :162) “Penjualan terjadi apabila ada perpindahan hak dari suatu klaim pembayaran yang timbul”. Maksud dari pengertian diatas adalah penjualan terjadi ketika hak berpindah dan tuntutan dari suatu pembayaran itu timbul. Umumnya para akuntan juga mengakui penjualan terjadi ketika barang diserahkan kepada pelanggan. Tetapi penjualan juga dianggap terjadi pada waktu barang dagang secara fisik dipisahkan atau ditandai pelanggan, sesudah pelanggan tersebut menyatakan keinginannya untuk membeli. Menurut Hendriksen dan Nugroho (2000:173) terdapat beberapa kriteria yang lebih tepat untuk mengakui adanya penjualan: a. Adanya bukti yang pasti bahwa pembeli benar-benar ingin membeli dan penjual benar-benar ingin menjual. b. Indentifikasi barang tertentu yang siap dijual. c. Persetujuan diantara pembeli dan penjual tentang harga atau rumus penetapan harga. Berdasarkan teorinya kita dapat membedakan penjualan sebagai penjualan bersih dan penjualan kotor. Semua jumlah yang dibebankan kepada pembeli oleh karena adanya penjualan barang dagang, baik secara kredit maupun secara tunai dilaporkan sebagai penjualan kotor. Sedangkan penjualan bersih merupakan selisih dari penjualan kotor perusahaan dengan pengembalian penjualan (retur) atau potongan penjualan (diskon). 41 Usaha penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen merupakan kegiatan marketing, sebagai usaha untuk menarik para pembeli agar selalu membeli hasil produksi merupakan kegiatan penjualan. Seperti diketahui bahwa penjualan merupakan fungsi marketing yang penting peranannya. Jika penjualan berhasil maka dana yang ditanam dapat kembali disertai dengan keuntungan, sehingga kelangsungan hidup usaha dapat dipertahankan dan memungkinan untuk dapat dikembangkan. Sedangkan menurut Marbun (2003:225) “Penjualan adalah pengalihan hak unit atas barang dengan imbalan uang sebagai gantinya”. Di dalam penjualan terdapat kegiatan tukar-menukar barang, dimana penjual dan pembeli akan mendapatkan barang yang diinginkan dengan harga yang telah disepakati. Penjualan merupakan pemindahan hak milik atas barang atau pemberian jasa dengan melakukan penjualan kepada pembeli dengan harga yang disepakati bersama dan jumlah yang dibebankan pada pelanggan dalam penjualan barang atau jasa dalam suatu periode akuntansi. Untuk itu diperlukan penyusunan cara penjualan sedemikian rupa sehingga langganan tetap, bahkan menciptakan suasana di mana jumlah langganan makin diperluas. Makin besar jumlah barang yang disalurkan dan diedarkan dalam penjualan berarti memperbesar juga pemasukan sehingga menguntungkan dari segi kegiatan penjualan yang dilaksanakan. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan penjualan merupakan suatu upaya mempengaruhi konsumen yang melihat daya 42 kemampuan produk itu sendiri sehingga pelemparan produksinya akan mengalami keseimbangan yang dinamis, di mana setiap pertambahan produksi dengan sendirinya sudah diketahui segmentasi pasar yang akan jadi sasaran ekspansi perusahaan. Atau dapat dikatakan disimpulkan juga bahwa penjualan merupakan suatu proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dan pembeli dengan imbalan uang berdasarkan harga yang telah ditentukan oleh penjual atas persetujuan bersama. 2. Jenis-jenis penjualan Menurut Arif ( 2005 : 105), secara umum jenis penjualan bisa dibedakan dari cara memasarkan barang atau jasa yaitu : a. Penjualan Langsung Merupakan jenis penjualan dimana penjualan langsung berhubungan dengan calon pembeli, seperti penjual yang memasarkan produk atau jasanya di mal-mal, supermarket dan toko-toko b. Penjualan Tidak Langsung Merupakan jenis penjualan dimana penjual tidak secara langsung berhubungan dengan calon pembeli, namum menggunakan melalui media yang digunakan seperti telepon, kartu kredit mesin penjualan otomatis dll 3. Tujuan Penjualan Berhasilnya perusahaan, yaitu apabila penjualan dapat dicapai seseorang atau organisasi. Sesuai dengan tujuan dan cita-citanya. Tujuan itu akan 43 menjadi kenyataan apabila dilaksanakan dengan kemampuan yang memadai. Tujuan itu akan direalisasikan apabila penjualan dapat direncanakan, dengan demikian tidak berarti bahwa barang dan jasa yang terjual akan menghasilkan laba. Tujuan penjualan menurut lupiyodi (2009 : 98) : a) Mencapai volume penjualan b) Mendapatkan laba tertentu c) Menunjang pertumbuhan perusahaan Untuk menjamin sukses penjualan tersebut, maka penjual memerlukan metode dan perumusan kebijaksanaan yang melandasi tindakan dan menetapkan prosedur yang tepat, dengan kata lain tugas penjualan berarti dapat mencapai konsumen atas barang yang dihasilkan, atau hasil produksi dan kepadanya harus ditanamkan keinginan untuk membeli dengan serius atau harga yang memuaskan 4. Fungsi Penjualan Penjualan merupakan kegiatan vital perusahaan karena tanpa penjualan berarti tidak ada bisnis. Penjualan merupakan taksiran beberapa penjualan kira-kira dapat dicapai dalam masa tertentu, dengan harga tertentu, dengan kegiatan penjualan yang terperinci dan dengan kegiatan lainnya. Menurut Sarathy, (2004 : 109) fungsi penjualan adalah : a. Peneliti Pasar b. Menganalisis terhadapnya tindakan persaingan dan kemungkinan reaksi 44 c. Mengenali kebutuhan pelanggan dan lokasi pembelian d. Menaksirkan akibat perubahaan yang terjadi dilingkungan yang bersangkutan dan meramalkan bagian pasar yang harus diperoleh perusahaan rencana tindakan yang tepat dan sarana penunjang E. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu mengenai bauran pemasaran yang dikaitkan dengan bauran promosi ( promotion mix) terhadap pendapatan penjualan produk sebagai berikut : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Eva S. Tandilintin dianggap relevan dengan penelitian ini, dimana penelitian tersebut menganalisis pengaruh bauran promosi yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan dan publisitas terhadap nilai penjualan semen pada PT. Semen Bosowa Maros. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh bauran promosi yang positif dan signifikan terhadap nilai penjualan secara serempak dan secara parsial, promosi penjualan merupakan variabel dari bauran promosi yang paling dominan mempengaruhi nilai penjualan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Husma Fadillah Nasution (2008) menganalisis pengaruh promosi dan komunikasi terhadap keputusan nasabah untuk menabung di Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi. Pada penelitian ini, pertama-tama dianalisis pengaruh promosi dan komunikasi terhadap respon konsumen. Yang mana hasilnya menunjukkan 45 tingkat signifikasi yang tinggi. Selanjutnya, penelitian ini menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh promosi dan komunikasi terhadap keputusan nasabah untuk menabung yang mana hasilnya juga menunjukkan tingkat signifikansi atau pengaruh yang tinggi pula. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nasrullah (2004) bertujuan untuk menganalisis pengaruh masing-masing bauran promosi terhadap keputusan nasabah untuk menabung pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau. Perusahaan melakukan bauran promosi, yaitu pengiklanan, promosi penjualan, penjualan pribadi, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung yang kemudian diteliti pengaruhnya terhadap keputusan konsumen/nasabah untuk menabung. Metode analisis yang digunakan adalah analisi regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan dari bauran promosi terhadap keputusan menabung dimana secara parsial bauran promosi yang paling berpengaruh adalah pengiklanan dan pemasaran langsung 4. Penelitian yang dilakukan oleh Antonius Heru Santoso (2008) bertujuan untuk menganalisis Analisis Pengaruh Biaya Bauran Promosi Terhadap Pendapatan Pada PT. Sarana Steel. PI. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2008 dengan variabel Biaya Bauran Promosi Terhadap PT. Sarana Steel adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi barang berbahan baku baja dan besi (kon- struksi). Perusahaan ini menggunakan empat jenis bauran promosi yaitu: advertising, sales promotion, direct promo- tion dan publisitas. Metode 46 analisis yang digunakan adalah analisi regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan dari bauran promosi terhadap keputusan menabung dimana secara parsial bauran promosi yang paling berpengaruh adalah pengiklanan dan pemasaran langsung 5. Dio Christy Barus (2011) dengan judul peneltian pengaruh Analisis Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Ban Merek Goodyear Pada Permaisuri Auto Shop Pekanbaru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi bauran promosi terhadap volume penjualan ban merek Goodyear di Ratu Auto Toko Pekanbaru, untuk mempelajari dan menganalisis faktor-faktor apa yang berpengaruh dominan terhadap volume penjualan bauran promosi ban merek Goodyear pada Permaisuri autoshop di Pekanbaru. Sampel yang diambil adalah data 9 tahun terakhir. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif membandingkan data dengan berbagai teori yang mendukung. Untuk melihat analisis bauran promosi penulis menggunakan regresi berganda (R2) Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa biaya personal selling oleh perusahaan dilakukan 2 kali dalam satu tahun, dan biaya personal selling dalam Permaisuri Auto Toko dalam sembilan tahun terakhir telah meningkat, tetapi pengembangan biaya personal selling mengingat fluktuasi . Para lebih aktif kegiatan personal selling pasti akan juga mempengaruhi hasil penjualan yang dicapai. Dari data penelitian menunjukkan bahwa biaya promosi penjualan menghabiskan PT. Baik 47 tahun Indonesia, Tbk Bogor dalam sembilan tahun terakhir telah meningkat tetapi perkembangan biaya promosi penjualan yang berfluktuasi. membuat penjualan kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. Permaisuri Auto toko mempengaruhi volume penjualan yang diperoleh. Dari data penelitian menunjukkan bahwa biaya belanja iklan dalam sembilan tahun terakhir perusahaan telah meningkat dari tahun 2003-2011, tetapi biaya pengembangan iklan di fluktuasi sembilan tahun. Biaya iklan yang dikeluarkan dalam menjalankan kegiatan pemasaran perusahaan sangat mempengaruhi volume penjualan yang dicapai. F. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari peneliti yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah kepustakaan. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran dengan pendekatan bauran promosi yang dilakukan oleh PT. Allianz Life Indonesia yang terdiri dari periklanan, penjualan perseorangan, pendapatan penjualan promosi penjualan, dan publisita terhadap untuk menggunakan produk PT. Allianz Life Indonesia, maka penulis menjabarkan kerangka pemikiran teoritis yang akan dijadikan acuan dan pegangan dalam penelitian ini dalam gambar 2.1 sebagai berikut : 48 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Bauran Promosi Biaya Iklan ( X1 ) Biaya Publiksitas ( X2 ) Pendapatan Penjualan (Y) Biaya Personal Selling ( X3 ) Promosi Penjualan ( X4) G. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan dan pengolahan data. Pada penelitian ini penulis menggunakan hipotesis asosiatif, yaitu hipotesis untuk mengkaji jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan. Berdasarkan kerangka pemikiran, diperoleh beberapa hiptesa sebagai berikut : 49 H 1 : Ada pengaruh biaya iklan terhadap pendapatan penjualan produk banc assurance di PT. Allianz Life Indonesia. H 2 : Ada pengaruh biaya publiksitas terhadap pendapatan penjualan produk bancassurance di PT. Allianz Life Indonesia. H 3 : Ada pengaruh biaya personal selling terhadap pendapatan penjualan produk bancassurance di PT. Allianz Life Indonesia. H 4 : Ada pengaruh biaya promosi penjualan terhadap pendapatan penjualan produk bancassurance di PT. Allianz Life Indonesia. H5 : Ada pengaruh secara simultan antara biaya iklan, publiksitas, personal selling dan promosi penjualan terhadap pendapatan penjualan produk banc assurance di PT. Allianz Life Indonesia.