10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Sebagai Suatu Strategi Dalam setiap kegiatan, sangatlah penting merancang strategi terlebih dahulu dalam rangka memaksimalisasikan hasil dari kegiatan tersebut. Strategi adalah perencanaan untuk mencapai tujuan. Namun, untuk mencapai suatu tujuan tersebut, strategi tidak hanya menunjukan arah saja, tetapi juga harus memberikan taktik operasionalnya. Strategi komunikasi dapat diartikan sebagai suatu perencanaan dan menejemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.10 Seorang komunikator perlu menyusun strategi komunikasi secara optimal sebelum melakukan aktifitas komunikasi, sehingga taktik operasional komunikasi dapat disesuaikan dengan faktor-faktor yang sekiranya dapat mempengaruhi hasil komunikasi. Selain itu, seorang strategies komunikasi harus memahami sifat-sifat komunikasi dan pesan agar dapat menentukan media yang akan diambil.11 Dalam menetapkan strategi komunikasi perlu diperhatikan beberapa hal dasar, yakni :12 a. Mengenali sasaran komunikasi Sebelum melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari siapa-siapa yang menjadi target komunikasi. Mengenali target komunikasi dalam arti 10 John E.Kennedy, R.Dermawan Soemanegara, Marketing Communication Taktik & Strategi, PT Bhuwana Ilmu Populer Jakarta, hal 47 11 Prof.Drs.Onong U. Effendy,M.A., Dinamika Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya Bandung, hal 28 12 Ibid 37 10 11 mengetahui latar belakang dari target serta suasana yang sedang target alami. Untuk mendapatkan efektifitas komunikasi, seorang komunikator harus menngetahui dan memahami faktor-faktor tersebut sebelum melakukan komunikasi. b. Pemilihan media komunikasi Banyak sekali media yang dapat menjadi fasilitas dalam kegiatan komunikasi. Mulai dari media tradisional sampai media modern yang banyak dipakai oleh manusia. Pemilihan media harus diperhatikan karena pemilihan media dapat mempengaruhi proses ditransisi pesan.13 Pemilihan media menjadi sangat penting, karena media yang digunakan harus sesuai dengan target khalayak yang akan disasar. c. Pengkajian tujuan pesan komunikasi Dalam pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat melatar-belakangi penentuan teknik yang akan diambil (teknik persuasi, teknik informasi, teknik instruksi). d. Peranan komunikator Ada dua faktor umum dalam peran komunikator yang menjadikan komunikasi efektif14, yaitu: pertama, daya tarik : komunikator harus dapat membawa komunikan untuk mersasakan aktifitas komunikasi yang sedang 13 14 John E.Kennedy, R.Dermawan Soemanegara.,op.cit 48 Prof.Drs.Onong U. Effendy,M.A.,op.cit 38 12 dilakukan. Dengan kata lain, komunikan merasa ada kesamaan antara komunikator yang menjadikan komunikan nyaman dan bersedia mentaati isi pesan komunikasi. Kedua, kredibilitas sumber : faktor lain yang mempengaruhi berhasilnya suatu komunikasi ialah tingkat kepercayaan komunikan terhadap komunikator.15 2.2. Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah aspek penting keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya suatu perusahaan. Dalam dekade terakhir ini, komponen komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting. Bahkan telah diklaim bahwa pemasaran di era 1990-an adalah komunikasi dan komunikasi adalah pemasaran yang keduanya tidak dapat dipisahkan dalam konteks pemasaran.16 Komunikasi pemasaran merupakan proses transisi nilai-nilai dari produk atau jasa yang disebarluaskan kepada pelanggan atau klien.17 Strategi Komunikasi Pemasaran merupakan sebuah proses strategi bisnis dalam mengelola hubungan dengan konsumen yang intinya untuk menggerakkan brand value.18 Konsep yang secara umum digunakan untuk menyampaikan pesan atau untuk melakukan kegiatan komunikasi pemasaran adalah bauran promosi. 15 Prof.Drs.Onong U. Effendy,M.A.,op.cit 39 Terrence A.Shimp., op.cit.4 17 Terrence A.Shimp., log.cit.4 18 Duncan, Tom.Using Advertising & Promotion to Build Brand. First Edition. McGraw-Hill, Inc,2004,hal 8 16 13 Bauran promosi adalah pengembangan dari elemen promosi yang termasuk kedalam komponen-komponen bauran pemasaran.19 Tools dalam bauran promosi antara lain ; Periklanan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (seles promotion), publisitas dan hubungan masyarakat (publicity dan public relation), dan pemasaran langsung (direct marketing).20 Pada dasarnya tujuan komunikasi pemasaran dapat dikategorikan menjadi 3 tujuan utama, diantaranya komunikasi pemasaran bertujuan untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif), komunikasi pemasaran bertujuan untuk mempengaruhi audience melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan komunikasi pemasaran bertujuan untuk mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali)21. 2.3. Komunikasi Pemasaran Terpadu Banyaknya media yang digunakan oleh produsen dalam mengkampanyakan produknya atau jasanya telah melahirkan suatu konsep komunikasi pemasaran yang lebih konsisten. Konsep pemasaran tersebut dikenal dengan komunikasi pemasaran terpadu (IMC). Komunikasi pemasaran terpadu adalah aktifitas komunikasi pemasaran yang memadukan dan mengkoordinasikan 19 Kotler, Phillip. Manajemen pemasaran, jilid 1. Erlangga, 1993 C.M.Lingga Purnama,MM., Strategi Marketing Plan, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta 2001, hal 150 20 21 FandyTjiptono, Brand Management Strategy(Yogyakarta:Andi, 2005)hal11 14 saluran-saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan yang jelas dan konsisten guna mencapai tujuan komunikasi pemasaran.22 Komunikasi pemasaran terpadu lebih kepada menyelaraskan pengimplementasian komponen-komponen promosi dalam bauran pemasaran. Tujuan umum dari komunikasi pemasaran terpadu adalah mempengaruhi atau memberi efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya.23 2.4. Bauran Promosi (Promotion Mix) Pada umumnya suatu perusahaan selalu mencari cara untuk memperoleh efisiensi dengan memanfaatkan alat-alat promosi untuk dapat melakukan komunikasi pemasaran dengan efektif dan lebih terarah pada khalayak sasarannya. Bauran promosi adalah alat-alat yang dapat menunjang kegiatan komunikasi pemasaran. Komponen-komponen yang terdapat dalam bauran promosi (promotion mix) antara lain; periklanan, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung.24 1. Iklan Iklan adalah penyajian informasi non-personal tentang produk, merek, perusahaan atau gerai yang didanai sponsor. Iklan bertujuan mempengaruhi citra, keyakinan, dan sikap konsumen terhadap produk dan merek, serta perilaku 22 Philip Kotler, G.Amstrong., Dasar-dasar Pemasaran edisi kesembilan jilid 2, PT Indeks Jakarta, hal 604 23 Terrence., op.cit 24 24 Philip kotler, G.Amstrong., op.cit 600 15 konsumen. Bahkan, iklan bisa dianggap manajemen citra, yakni menciptakan dan menancapkan citra serta makna-makna di benak konsumen. Iklan biasanya disampaikan lewat teve, radio, media cetak, billboard, signboard, atau media lain seperti balon udara, T-shirt, internet dll. Meski konsumen umumnya menerima eksposur ratusan iklan tiap harinya, namun mayoritas pesan ini kurang begitu diperhatikan dan dipahami. Maka, tantangan pemasar adalah bagimana menata pesan-pesan iklan dan menyeleksi media sehingga mengekpos sebanyak mungkin konsumen, memancing perhatiannya dan mampu mendorong proses pemahaman dan perubahan sikap ke arah yang dikehendaki. Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya. Tujuan iklan biasanya dibangun atas empat komponen, yaitu:25 a. Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada calon pembeli, b. Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan produk, c. Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut calon pembeli, 25 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, ANDI, Yogyakarta, 1997, hal 219 16 d. Positioning, sasaran konsumen. Beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian periklanan dapat ditinjau dari media, proses, gaya komunikasi, dan reaksi konsumen, yaitu: a. Media informasi: Iklan merupakan suatu media informasi produk yang disampaikan kepada konsumen. b. Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang diprakarsai produsen untuk disampaikan melalui iklan ditujukan kepada konsumen sebagai penerima pesan c. Komunikasi persuasif: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang diterapkan pada iklan mengakibatkan konsumen terbius masuk lingkaran konotasi positif terhadap produkyang diinformasikan. d. Reaksi Konsumen: Informasi yang jelas melalui iklan akan membuahkan reaksi atau tindakan hingga kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang diinformasikan. Iklan merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang sesuai dengan karakter media, segmen pasar, dan kebutuhan masyarakat untuk mendapat tanggapan. 17 2. Promosi Penjualan Promosi penjualan adalah bujukan langsung pada konsumen untuk membeli suatu produk. Promosi bisa dilakukan melalui program diskon ataupun menawarkan nilai-tambah (premi) bila konsumen mau membeli produk. Walau iklan televisi bisa jadi lebih glamor, namun lebih banyak dana pemasar justru dialokasikan buat pelbagai bentuk promosi. Promosi bisa juga didefinisikan sebagai peningkatan rasio nilai-harga yang bertujuan mendongkrak penjualan. Aspek kunci promosi ialah menggerakkan produk saat ini juga, tidak menunggu besok. Singkatnya, kebanyakan promosi penjualan bertujuan merubah perilaku pembelian jangka pendek. Perkecualiannya ialah promosi tematik, dimana premi diberikan cuma-cuma, walau tidak ada produk yang dibeli, misalnya hadiahhadiah kecil yang dibagikan kepada anak-anak. 3. Personal Selling (Penjualan Personal) Personal selling mencakup interaksi-interaksi langsung antara wiraniaga dan calon pembeli. Personal selling bisa jadi metode komunikasi paling efektif, walau di negara-negara Barat khususnya dianggap relatif mahal. Berkat komunikasi duaarah, keterlibatan situasi konsumen cenderung menjadi meningkat cukup tinggi dan wiraniaga bisa mengubah-ubah presentasi penjualan agar mampu mempengaruhi konsumen secara efektif. Produk tertentu amat mengandalkan promosi melalui personal selling. Asuransi jiwa, mobil, sistem komputer dan 18 konsultasi manajemen adalah sedikit contohnya. Namun, lantaran biaya penjualan tatap muka yang makin meningkat, personal selling melalui telepon, yang disebut telemarketing menjadi makin populer. 4. Hubungan masyarakat atau Publisitas Publisitas mencakup berbagai bentuk komunikasi tan-bayar guna meningkatkan citra perusahaan, produk atau merek. Sebagai contoh, artikel liputan khusus koran Kompas yang membandingkan sejumlah merek laptop memberi informasi produk yang berguna bagi konsumen, tanpa pelaku pasar komputer mengeluarkan uang. Begitu pula, liputan produk serta merek-merek baru, komparasi merek-merek di majalah bisnis, koran atau internet, atau talkshow di radio atau teve memberi informas produk pada konsumen. Marketing-PR merupakan instrumen yang diciptakan agar mampu menjaga kontak dengan para jurnalis dan pembentuk opini lainnya guna mendorong penjualan. Hanya saja ada resikonya, publisitas gratis bisa menjadi positif atau negatif. Jenis publisitas lain yang diselenggarakan lewat Marketing-PR ialah lomba tematik atau acara-acara lain seputar merek tersebut misalnya ketika kelompok Sampoerna mensponsori Tour d’ISSI, balap sepeda nasional yang mendorong publisitas-publisitas gratis dalam koran-koran, radio dan televisi. 19 Publisitas mungkin bisa lebih efektif ketimbang iklan, lantaran konsumen tidak merasa perlu menyaring pesan. Lebih efektif dalam arti publisitas mungkin lebih dipercaya, karena tidak dipaparkan melalui organisasi pemasaran. Publisitas, meski demikian, sulit dikelola. Pemasar kadang menyelenggarakan “media events” dengan harapan bisa mendorong publisitas gratis. Mereka berharap bahwa media akan melaporkan even-even tersebut dan mungkin sekalian memuat gambar produk. Namun, perusahaan hanya punya kontrol yang lemah atas publisitas yang akan muncul. Pemasar dapat memilih di antara berbagai strategi komunikasi pemasaran. Mereka yang smart akan mengkombinasikan berbagai instrumen tersebut dalam suatu strategi yang disebut Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communications). 5. Penjualan Langsung Hubungan langsung dengan pelanggan yang ditargetkan secara tepat dengan tujuan mendapatkan tanggapan sesegera mungkin untuk menciptakan hubungan baik dengan pelanggan yang langgeng. Meliputi telemarketing, catalog, pasang poster di kios-kios, iklan via internet dll. 20 2.5. Personal Selling (Penjualan Pribadi) Penjualan pribadi melibatkan komunikasi antar manusia dengan berbagai prospek. Hal ini merupakan sebuah proses membina hubungan; mencari kebutuhan; dan mencari keuntungan dengan cara menginformasikan, mengingatkan dan/atau membujuk.26 Penjualan personal merupakan suatu bentuk interaksi langsung dengan target konsumen untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. Penjualan personal mempunyai beberapa manfaat yang tidak dimiliki oleh elemen lain dalam bauran promosi. Manfaat tersebut, yaitu:27 1. Konfrontasi personal. Penjualan personal mencakup hubungan langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih dekat dan segera melakukan penyesuaian. 2. Mempererat Penjualan pribadi sangat memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan bisnis hingga hubungan persahabatan yang mempunyai tingkat loyalitas lebih tinggi. 26 27 Gerald L.Manning, Barry L. Reece., op.cit 6 C.M.Lingga Purnama,MM., op.cit 166 21 3. Tanggapan Penjualan personal membuat calon klien merasa berkewajiban untuk memperhatikan presentasi dari penjual. Hal ini tentunya didukung dengan tenaga personal yang baik. Pada umumnya penyalur yang baik memiliki kelenihan dalam hal kontak, akses, pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi yang efisien. Di sini perusahaan harus lebih secara spesifik dalam menentukan tujuan yang diharapkannya dari para tenaga penjual.28 Tenaga penjual adalah seseorang yang bertindak atas nama perusahaan dengan melakukan satu atau lebih kegiatan berikut; melakukan pendekatan, berkomunikasi, melayani, mencari informasi, dan menjalin hubungan.29 Tenaga penjual dapat menyesuaikan langsung tawaran pemasarannya agar sesuai dengan kebutuhan khusus dari pelanggan dan dapat menegosiasikan syaratsyarat penjualan. Mereka dapat membanguh hubungan pribadi yang berjangka panjang dengan para pengambil keputusan kunci dari pihak pelanggan.30 Prinsip dari penjualan personal ialah berorientasi pada pelanggan atau klien. Tenaga penjual haruslah dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh pelanggan atau klien dan memberi solusi serta dapat memberikan pelayanan yang baik.31 28 John E.Kennedy, R.Dermawan Soemanegara.,op.cit,hal 166 Philip kotler, G.Amstrong., op.cit 686 30 Philip kotler, G.Amstrong., op.cit 687 31 Ibid., 709 29 22 2.5.1. Bentuk-Bentuk Personal Selling Bentuk-bentuk penjualan personal menurut Philip Kotler yaitu :32 1. Tenaga Penjual Ke Pembeli Adalah penjualan langsung yang dilakukan oleh satu orang penjual kepada satu orang calon konsumennya. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh tenaga penjual dengan menawarkan secara langsung dari rumah ke rumah. 2. Tenaga penjual ke kelompok pembeli Adalah penjualan langsung yang dilakukan satu orang tenaga penjual kepada sekelompok pembeli yang terhimpun di suatu lokasi tertentu. Biasanya kegiatan ini dilakukan di kantor atau di perusahaan tertentu. 3. Tim penjual ke kelompok pembeli Adalah penjualan langsung yang dilakukan oleh kelompok penjual kepada kelompok pembeli. Biasanya kegiatan ini dilakukan untuk memasarkan produk dengan klasifikasi bisnis to bisnis. 4. Penjualan melalui konferensi Adalah penjualan langsung dengan memanfaatkan konferensi. 5. Penjualan melalui seminar Adalah penjualan langsung yang dilakukan dengan memanfaatkan penyelenggaraan seminar. 32 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran,Analisis,perencanaan,implementasi,danpengendalian, jilid 2, Erlangga Jakarta 1992, hal 341 23 2.5.2. Prinsip-Prinsip Penjualan Personal Menurut Kotler kekuatan dari penjualan personal adalah tenaga penjualnya. Tenaga penjual bertindak sebagai pennghubung antara perusahaan dan kliennya.33 Tenaga penjual yang efektif tidak hanya memiliki naluri, tetapi mereka juga terlatih dalam menganalisis dan pengelolaan pelanggan. Tiga aspek utama dari penjualan personal ialah :34 1. Profesionalisme penjualan Seorang yang melakukan penjualan personal harus dapat berperilaku profesional; mencari pelanggan, melakukan pendekatan, presentasi, mengatasi masalah pelanggan, menjalin hubungan. 2. Negosiasi Seorang tenaga penjual harus berani dalam menggambil keputusan pada saat negosiasi berlangsung. 3. Pemasaran Hubungan Tenaga penjual dapat menjalin hubungan jangka panjang yang erat dan saling menguntungkan 33 34 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran edisi milenium jilid 2, Prenhallindo, Jakarta 2002, hal732 Ibid., hal 724 24 2.5.3. L Langkah - Langkah L P Penjualan Personal P Keegiatan pennjualan perssonal terdirri dari bebberapa langgkah yang harus diperhatikkan. Menuruut Philiph Kotler K langk kah-langkahh dalam pennjualan perrsonal memfokuss pada sasaaran mempeeroleh pelan nggan baru dan mendapatkan pessanan dari merekka serta mennjaga hubunngan jangkaa panjang.355 Langkah-llangkah pen njualan efekktif 36 Laangkah pertaama dalam proses penjualan adalaah mencari ccalon pelan nggan. Meskipunn perusahaaan memberiikan petunj njuk tentangg calon peelanggan, teenaga penjual membutuhkann keahlian dalam d meniingkatkan peranannya.337 p atan. Memppelajari sebbanyak mun ngkin Laangkah keddua yaitu pre-pendeka tentang calon c pelannggan. Hal ini terkait dengan apa yang dibutuhkan n dan karakteristtik pelanggaan secara um mum.38 35 Philip kottler, G.Amstroong., op.cit 7009 Philip kottler, G.Amstroong., op.cit 710 37 Ibid.,710 38 Sutisna,SE E,ME.,Perilakku Konsumen dan Komunik kasi Pemasaraan, Rosda Karyya 2001, hal 316 3 36 25 Langkah ketiga yaitu pendekatan. Pada tahap ini tenaga penjual melakukan pertemuan langsung dengan pelanggan dan menyapa pelanggan dan menjadikan hubungan itu sebagai awal yang baik.39 Langkah keempat yaitu melakukan presentasi. Pada tahap ini tenaga penjual mengemukakan informasi tentang produk atau jasa yang dibawanya kepada pelanggan. Dengan pendekatan AIDA, tenaga penjual meraih perhatian dari pelanggan.40 Langkah kelima yaitu menutup transaksi. Merupakan perolehan kesepakatan akhir untuk pembelian. Seluruh tenaga penjual akan sia-sia jika tidak adanya pelanggan prospektif yang melakukan tindakan pembelian. Langkah keenam yaitu menindak-lanjuti. Tenaga penjual harus dapat mendeteksi masalah yang timbul karena pembelian, serta memberikan pelayanan dan bantuan kepada pelanggan guna menjalin hubungan jangka panjang yang baik dan efektif.41 2.6. Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi mengacu pada tindakan dalam menyampaikan atau menerima dan/atau menyampaikan dan menerima suatu informasi, terjadi dalam konteks tertentu yang mempunyai pengaruh tertentu serta adanya kesempatan untuk melakukan unpan balik. Untuk mencapai tujuan tertentu, maka komunikasi mempunyai sifat-sifat yang dapat menjadi acuan dalam mencapai tujuan 39 Philip kotler, G.Amstrong., op.cit 711 Philip kotler, G.Amstrong., log,cit 711 41 Ibid,.713 40 26 komunikasi. Secara umum sifat-sifat komunikasi, antara lain : komunikasi intrapersonal, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok atau oraganisasi, komunikasi antarbudaya, serta komunikasi massa. Dalam pembahasan kali ini penulis lebih memfokuskan pada pembahasan tentang komunikasi antarpribadi. Dalam rangka mempermudah pendefinisian komunikasi antarpersonal diperlukan tiga langkah utama. Antara lain : berdasarkan komponen ; komunikasi antarpribadi melibatkan satu orang yang menyampaikan pesan dan diterima oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, yang mempunyai pengaruh serta memungkinkan proses umpan balik yang seketika. Berdasarkan hubungan diadik : komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung oleh dua orang yang mempunyai hubungan. Dalam definisi ini, hubungan komunikasi antar pribadi lebih memfokuskan kepada prihal tujuan yang jelas antara pengirim dan penerima pesan dalam berkomunikasi. Berdasarkan pengembangan : dengan mengacu pada konteks perkembangannya, komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai hasil revolusi dari komunikasi non-pribadi ( impersonal ). Dengan kata lain komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai komunikasi yang bersifat intim dibandingkan dengan komunikasi non-pribadi.42 Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai proses penyampaian dan penerimaan pesan antara dua orang atau di antara kelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik.43 42 Joseph A.DeVito., Komunikasi antar manusia, professional books Jakarta, hal 231 Yayu Sriwartini,M.Si & Dwi Kartikawati,M.Si., Komunikasi Antarpribadi:sebuah pemahaman, LPPK Mitra Sejati, hal 1 43 27 2.6.1. Hubungan Antar Pribadi Hubungan antar pribadi dapat diartikan sebagai ikatan atau keterkaitan antara satu pihak dengan pihak lain. Dua karakteristik penting yang harus diperhatikan dalam usaha untuk mendefinisikan hubungan antar pribadi. Pertama, hubungan antar pribadi dimulai dari tahap interaksi awal sampai pemutusan. Kedua, hubungan antar pribadi berbeda-beda dalam hal keluasan dan kedalaman44. Tahapan dalam hubungan antar pribadi menurut Devito dapat digambarkan dalam model berikut ini : Model Hubungan Lima Tahap45 Kontak. Pada tahap ini penampilan fisik begitu penting, karena pada tahap kontak ini sangat menentukan kelanjutan dari hubungan. Dalam tahap ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : 1) Meneliti kualitas. Kualitas disini mencakup dua hal, yaitu kualitas secara fisik dan kualitas yang tersenbunyi. Kualitas secara fisik contohnya ; kecantikan, gaya berpaikaian, dan sebagainya. Sedangkan kualitas yang tersembunyi meliputi ; kepribadian, 44 45 Joseph A.DeVito.,op.cit.,232 Joseph A.DeVito.,op.cit.,233 28 kecerdasan, kekayaan, dan sebagainya. Kualitas adalah hal yang penting untuk mengawali hubungan yang baik. Karena kualitas dapat menggambarkan paling tidak secara umum tentang sifat dan sikap orang yang ditemui. 2) Membuka perjumpaan. Membuka perjumpaan lebih kepada topik obrolan ataupun sapaan sebagai tahap permulaan untuk dapat menjalin hubungan yang baik. Sehingga diharapkan orang ini mau atau tertarik untuk mengadakan pertemuan yang lebih formal – sesuai dengan tujuan komunikasi. 3) Ciptakan citra yang menyenangkan. Sehingga lawan komunikasi kita merasa nyaman dan akan merespon positif atas apa yang dipersuasifkan dalam komunikasi. Keterlibatan. Dalam tahap ini adalah tahap dimana kita mulai melakukan pengenalan lebih jauh. Dalam konteks marketing communication, pada tahap inilah dimana seorang marketing mulai mengadakan pertemuan yang lebih dekat dengan klien. Keakraban. Di tahap ini dimana seseorang mulai menngikat diri lebih jauh lagi dengan orang lain. Bila dikaitkan dengan aktifitas marketing, 29 maka pada tahapan ini seorang marketer memulai hubungan bisnis dan saling bekerjasama dalam hal yang saling menguntungkan. Perusakan. Pada tahap perusakan ini, salah satu atau bahkan semua aktor dalam hubungan antar pribadi merasa hubungan – dalam konteks marketing adalah kerjasama – ini tidak sepenting yang dirasakan pada tahap awal. Jika tahap perusakan ini berlanjut, maka dapat dipastikan hubungan antar pribadi akan memasuki tahap pemutusan. Pada tahap ini, terjadi beberapa proses lagi sebelum akhirnya masuk pada tahap pemutusan. Tahap tersebut antara lain ;46 1) Timbulnya rasa saling berbeda (perbedaan) antara satu dengan lainnya. Masing – masing pihak mulai memfokuskan pada perbedaan yang ada. 2) Mulai membatasi diri (pembatasan). Pada tahap ini, masing – masing pihak mulai mengurangi frekuensi dan keintiman komunikasi ataupun pertemuan. Untuk tahap ini lebih kepada sikap acuh terhadap frekuensi komunikasi antar pribadi oleh masing – masing pihak yang bersangkutan. 46 Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal;edisi pertama., Graha Ilmu Yogyakarta 2011, hal 43 30 3) Mulai menghindari satu sama lainnya (penghindaran). Tahap ini merupakan perwujudan sikap dan perilaku penghindaran pertemuan secara sengaja oleh masing – masing pihak dengan pihak lain yang bersangkutan. Contohnya, ketika bertemu dengan lawan dari hubungan antar pribadinya, maka pada tahap ini orang tersebut akan berpura – pura tidak melihat lawannya tersebut. Pemutusan. Pada tahapan ini, hubungan antar pribadi – dalam konteks marketing adalah hubungan bisnis – akan benar putus. 2.7. Komunikasi verbal Dalam kesehariannya, manusia sangat akrab dengan aktifitas komunikasi. Secara disengaja atau tidak komunikasi pasti mewarnai kehidupan manusia. Komunikasi verbal dapat diartikan sebagai suatu rangkaian bahasa yang digunakan dan dipahami secara sosial. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud tertentu yang berupa rangkaian kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas manusia.47 Sebagai contoh, ketika kita menggunakan kata rumah, maka kata rumah dapat merepresentasikan rumah secara realitas. Komunikasi secara verbal dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan maupun lisan dengan menggunakan bahasa tertentu.48 47 Prof.Dr.Deddy Mulyana,M.A.,Ph.D., Ilmu komunikasi suatu pengantar (cetakan kesepuluh), PT.Remaja Rosdakarya Bandung, hal 261 48 Yayu Sriwartini M.Si dan Dwi Kartikawati M.Si., Komunikasi Antarpribadi;sebuah pemahaman, LPPK Mitra Sejati, hal 36 31 Suatu sistem kode verbal adalah bahasa.49 Bahasa dapat didefinisikan sebagai kumpulan kata yang disusun secara sruktural sehingga menjadi kalimat yang memiliki makna tertentu.50 Hockett (Devito,1997;119) mendefinisikan bahasa melalui sudut pandang karakteristiknya, antara lain :51 1. Sebagai sistem yang bersifat produktif Melalui sistem bahasa manusia dapat memberikan nilai dan menentukan kata – kata baru yang dapat mewakili atau merepresentasikan suatu objek dan/atau fenomena yang baru. 2. Sebagai suatu sistem yang dapat dialihkan atau dikendalikan Manusia dapat berbicara mengenai hal – hal jauh dari dirinya yang sebenarnya. Bahasa dapat digunakan untuk menggambarkan masa lalu dan masa depan dengan mudah. 3. Sebagai kumpulan simbol yang mudah lenyap Suara dalam berbahasa harus dengan segera diterima atau pesan dalam bahasa tidak akan pernah kita dapati. Isyarat suara barangkali adalah media yang paling tidak permanen diantara semua media dalam berkomunikasi. 49 Dedi mulyana, op.cit.,260 Riswandi, op.cit., 59 51 Joseph A.DeVito, Komunikasi Antar Manusia:edisi kelima, Professional Books, hal 119 50 32 4. Isyarat dalam bahasa mempunyai kebebasan makna (arbitrary) Bahasa tidaklah mempunyai karakteristik secara fisik atau fungsional dari suatu objek yang dibahasakan. Secara garis besar, bahasa dapat memiliki makna karena manusialah yang secara bebas memberikan makna pada suatu kata. 5. Bahasa dipancarkan secara kultural atau budaya Budaya tertentu memberikan makna umum untuk suatu bahasa. Manusia dalam berbahasa mengikuti bahasa yang dipakai di lingkungannya. Pada dasarnya makhluk hidup atau untuk lebih khususya manusia hidup di berbagai masalah yang dihadapi, oleh karena itu mereka menciptakan berbagai cara hidup untuk dapat hidup harmonis, dan bersamaan dengan hal itu, bahasabahasa yang berlainan tercipta sebagai bentuk memenuhi kebutuhan mereka.52 Fungsi umum dari bahasa menurut Larry L. Barker ialah : untuk penamaan, interaksi, dan transmisi informasi. Fungsi bahasa untuk penamaan lebih merujuk pada usaha dalam mengidentifikasikan suatu objek sehingga dapat dikomunikasikan. 52 Deddy Mulyana, Op.cit., 265 33 Fungsi interaksi, menurut Larry, lebih pada penekanan aktifitas pertukaran atau pembagian suatu gagasan atau pemahaman yang dapat menghasilkan suatu efek tertentu. Dengan menggunakan sarana bahasa kita dapat membagi informasi. Fungsi bahasa inilah yang dimaksud sebagai fungsi transmisi.53 2.8. Komunikasi nonverbal Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan memanfaatkan bahasa atau kumpulan dari kata-kata. Komunikasi non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata, dari definisi tersebut, komunikasi non verbal terkesan sesuatu yang bertolak belakang dengan komunikasi verbal. Tetapi sebenarnya, dua hal ini saling berhungungan bahkan sukar untuk dipisahkan. Pada dasarnya, komunikasi dengan aspek non verbal dapat memperkuat atau memperlemah aspek verbal. Hal tersebut dikarenakan kesan awal kita terhadap orang lain lebih didominasi oleh perilaku non verbalnya, yang mendorong kita untuk memilih tingkat kedekatan kita dengan orang tersebut.54 Penelitian yang dilakukan oleh Albert Mahrabian (1971) mendapat kesimpulan bahwa tingkat kepercayaan dari aktifitas pembicaraan manusia adalah 7% untuk bahasa verbal; 38% dari intonasi suara; dan 55% dari ekspresi muka atau gerak tubuh (non verbal). Albert juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan dalam aktifitas komunikasi maka lawan komunikasi lebih cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal.55 53 Deddy Mulyana. Op.cit., 267 Deddy Mulyana, op.cit., 342 55 Riswandi, op.cit., 70 54 34 2.8.1. Komponen komunikasi non verbal Dalam kehidupan sehari-hari manusia pada umumnya melakukan kegiatan komunikasi nonverbal dalam beberapa bentuk komponen. Komponen-komponen tersebut meliputi :56 a. Bahasa Tubuh Bahasa tubuh pada umumnya berseifat universal, tetapi ada juga bahasa tubuh yang bersifat terbatas. Hal ini dikarenakan makna dari bahasa tubuh tersebut telah disepakati oleh budaya lokal atau kelompok tertentu. Bahasa tubuh terdiri atas beberapa konteks, yaitu : pertama, Kontak tubuh : pada umumnya di Negara-negara Barat kontak tubuh berupa ciuman adalah hal yang menunjukan tingkat kedekatan (keluarga, kerabat, atau sahabat). Sedangkan di Negara Timur pada umumnya untuk menyatakan hubungan adalah dengan berjabat tangan saja. Kedua, Gerakan isyarat : untuk konteks ini lebih merujuk kepada simbol atau tanda yang diberikan orang sebagai penanda suatu makna tertentu. Ketiga, postur tubuh : postur tubuh dalam hal ini diartikan sebagai pondasi atau posisi dari tubuh secara keseluruhan yang mengandung maknamakna tertentu. Keempat, mimik wajah : mimik wajah atau ekspresi wajah dapat mengandung pesan-pesan tertentu. Ketika orang sedang senang, marah, emosi, ataupun sedang mengalami suatu situasional tertentu maka ekspresi wajah dapat merepresentasikannya. 56 Drs. Umar Farouk Zuhdi, M.Si.,komunikasi Bisnis;pemahaman secara mudah,Wahana Yotalita Publisher 2011,hal 59 35 b. Jarak Fisik Jarak fisik dapat menggambarkan jarak secara psykologis antara manusia yang sedang berinteraksi. Orang yang sedang saling benci cenderung saling menjauh. Dalam komunikasi non verbal jarak fisik dibagi menjadi beberapa kategori. Antara lain : pertama, Wilayah intim (intimate zone) : wilayah ini biasanya hanya mencakup hubungan suami-istri, orang tua-anak, keluarga, dan sahabat. Kedua, wilayah pribadi (personal zone) : wilayah ini biasa terjadi dalam suasana ramai dengan kerumunan orang yang didalam kerumunan tersebut ada teman dan orang lain. Ketiga, Wilayah sosial (social zone) : wilayah ini diasanya dalam kondisi kerumunan yang orang-orangnya belum saling mengenal. Keempat, Wilayah publik (public zone) : sebagai contoh, ketika seseorang sedang berpidato dalam kondisi masyarakat atau kerumunan dalam skala besar. Kelima, Orientasi : perbandingan posisi fisik dua orang yang saling berhubungan. c. Non Linguistik Non linguistik merupakan makna yang dapat ditimbulkan dari nada, irama, dan tekanan pada kata tertentu atau kalimat tertentu. d. Komponen lain Komponen lain adalah komponen pelengkap yang dapat mempengaruhi makna pesan dari komunikasi non verbal. Komponen ini meliputi: warna, waktu, penampilan atau performence dan lain-lain. 36 2.8.2. Fungsi Komunikasi Non Verbal Pemberian makna terhadap kode non verbal sangat dipengaruhi oleh sistem sosial budaya dari masyarakat yang menggunakannya.57 Fungsi komunikasi non verbal menurut Mark Knap (Sutrisna:2007) antara lain :58 1. Menyakinkan apa yang diucapkan atau dibahasakan 2. Menunjukan perasaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan bahasa 3. Sebagai identitas diri 4. Untuk melengkapi ungkapan – ungkapan dalam bentuk bahasa yang dirasa belum sempurna 2.9. Pelanggan Definisi pelanggan memberikan pandangan mendalam yang penting untuk memahami mengapa perusahaan harus menciptakan dan memelihara pelanggan dan bukan hanya menarik pembeli. Definisi itu berasal dari kata custom, yang didefinisikan sebagai “membuat sesuatu menjadi kebiasaan atau biasa” dan “mempraktikan kebiasaan”. Pelanggan adalah orang-orang yang berkomunikasi dan teratur yang kegiatannya membeli dan menggunakan suatu produk, baik barang maupun jasa, secara terus menerus untuk meningkatkan loyalitasnya dan menciptakan hubungan emosional.59 Pelanggan adalah seseorang yang menjadi terbiasa 57 Sutrisna Dewi, komunikasi bisnis, CV Andi Offset Yogyakarta, 2007, hal 8 Ibid.,9 59 Butscher.A.Stephan, Membangun klub pelanggan itu mudah.Victory Jaya Abadi,jakarta,2006 Hal 20 58 37 untuk membeli dari perusahaan tersebut. Kebiasaan itu terbentuk melalui pembelian dan interaksi yang sering selama periode waktu tertentu. Pelanggan yang sejati tumbuh seiring dengan waktu. Pelanggan yang loyal adalah orang yang : 60 • Melakukan pembelian berulang secara teratur • Membeli antarlini produk dan jasa • Mereferensikan kepada orang lain • Menunjukan kekebalan terhadap tarikan-tarikan pesaing lain 60 Griffin.Jill,Customer Loyalty.Erlangga,jakarta,2003,Hal 33