9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti & Judul Tahun
Penelitian
Hasil Penelitian
Keterkaitan Pada
Penelitian
2010
Penelitian
Strategi
Sales
Promotion Menggunakan salah
Dainora Grundey
yang
Judul:
supermarket-supermarket
Planning
forSales
diterapkan
pada satu
promosi yang sama
besar di Lithuanian ternyata yaitu
PromotionAtLithuanian
mampu
Supermarkets
pembeli
strategi
strategiSales
mempengaruhi Promotion. Dimana
untuk
tetap pada
penelitian
berbelanja, padahal di saat tersebut, strategi ini
yang
bersamaan,
ekonomi
di
sedang
kondisi terbukti
mampu
Lithuanian menstimulasi
mengalami
krisis penjualan
(penurunan drastis)
dengan
segera.
Edward Shih-Tse Wang, 2011
Kemampuan para karyawan Karena
Bi-Kun Tsai, Tzy-Ling
di perusahaan jasa sangat penelitian
Chen,
bergantung pada kemampuan membahas tentang
&
Shu-Chun
manager
objek
ini
Chang
para
Judul:
mengatur dan melatih para dimana perusahaan
The influence of emotions
karyawan
displayed and personal
menampilkan standar yang litas
selling on customer
sesuai
behaviour intention
diharapkan
hingga
dalam perusahaan
mampu mengedepankankua
seperti
wiraniaga
yang (Personal
perusahaan. agar
berdampak pada peningkatan perusahaan.
loyalitas
konsumen
dalam jangka panjang.
9
Selling)
berdampak
Dengan begitu maka akan positif
dan
jasa,
pada
10
2011
1. Content, Format, Structur, Karena membahas
Wenny Yuniaris
Source,
Judul:
Etiquette,
Pengaruh
Integrated
Space, dasar topik
Time,
Things, sama, yaitu IMC.
Friendship, Agreement dan Dan
Marketing
Symbol
Communication
pembentuk pesan dalam
Terhadap
Loyalitas
yang
jurnal
merupakan memiliki
Integrated
Pengguna Kartu Pasca
Communication,
Bayar HALO di Malang
2.
metode
penelitian
dan
Marketing pengujian
yang
mirip dengan yang
Psychological saya
Trust,
ini
gunakan,
commitment, Word of mouth sehingga jurnal ini
merupakan
pembentuk mampu
menjadi
acuan
Loyalitas.
dalam
3. IMC baik secarasimultan melakukan
maupun parsial berpengaruh penelitian.
signifikan
Terhadap
Loyalitas
pengguna kartu pasca bayar
Halo di Malang.
Erwin Adi Winata
2010
Judul:
Strategi
Dengan mengunakan strategi Menggunakan
(Advertising, strategi,
komunikasi
Komunikasi
Personal
Selling,
Sales diantaranyaPersona
Pemasaran Terpadu
Promotion, Public Relation, l Selling dan Sales
Dalam
dan
Memasarkan
Direct
Produk Cat Duta Paint
pemasaran
(Studi Pada CV Dharma
Utama
Utama Batu Malang)
bisa
Judul:
Studi
Dharma strategi
memperluas
penjualan
2009
CV
dan
daerah strategi pemasaran.
volume Sehingga
juga
Pelanggan Untuk
dapat
ikut menjadi acuan bagi
meningkat.
peneliti.
bahwa variabel 5
Karena membahas
dimensi kualitas pelayanan variabel
Kepuasan
andalan
dalam menjalankan
pemasran
Antari Setiyawati, SE
Marketing) Promotionsebagai
yaitu
tentang
realibility, kualitas pelayanan
responssiveness, assurance,
yang
berdampak
11
Mencapai
Loyalitas
emphatydan
tangibles pada
kepuasan
Pelanggan (Studi Kasus
berpengaruh
terhadap pelanggan, dimana
Pada Konsumen Toko
kepuasan pelanggan.
kualitas pelayanan
Bangunan Bangun Rejeki
merupakan
unsur
Semarang)
yang erat kaitannya
dengan
penelitian
yang
dilakukan
peneliti.
Terdapat perbedaan dari penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang,
yaitu dari cara penelitiannya dan metode. Namun memiliki konsep dasar yang sama
yaitu mengenai komunikasi pemasaran terpadu. Dimana masih menitikberatkan pada
bagian tools dari promotional mix diantaranya, Advertising, Personal Selling, Sales
Promotion, Public Relation,Direct Marketing, Event, dan Word of Mouth.
2.2
Kajian Teori
2.2.1
Pengertian Komunikasi Pemasaran
Dalam dekade terakhir ini, komponen komunikasi pemasaran dalam
bauran pemasaran menjadi semakin penting. Bahkan telah diklaim bahwa
”pemasaran di era 1990an adalah komunikasi dan komunikasi adalah
pemasaran, keduanya tak terpisahkan” (Shimp, 2003).Komunikasi pemasaran
merupakan
salah
satu
kegiatan
yang
dilakukan
perusahaan
untuk
menyebarkan informasi perusahaan atau produk, dan mempengaruhi
sekaligus mengingatkan konsumen atau calon konsumen agar bersedia
menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan oleh
perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Kotler dan Keller (2006:204) komunikasi pemasaran adalah
sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan,
membujuk, dan mengingatkan konsumen-langsung atau tidak langsungtentang produk dan merek yang mereka jual. Dalam pengertian tertentu,
komunikasi pemasaran menggambarkan ”suara” merek dan merupakan
sarana yang dapat digunakan untuk membangun dialog dan membangun
hubungan dengan konsumen.
12
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada konsumen
mengenai keberadaan suatu produk atau jasa di pasar. Konsep yang secara
umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut
sebagai bauran promosi. Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar
sering menggunakan berbagai jenis promosi secara simultan dan terintegrasi
dalam suatu rencana promosi produk.
2.2.2
Dua Elemen Promotional Mix
Berbicara Personal Selling dan Sales Promotion yang merupakan
bagian dari Bauran Promosi (Promotional Mix) sangatlah menarik untuk
dibahas.Dikarenakan 2 elemen ini adalah strategi promosi yang sering
digunakan oleh perusahaan karena sifatnya yang praktis, cepat, dan
efektif.Kedua elemen ini juga sangat cocok untuk membahas objek penelitian
pada penelitian ini, yaitu perusahaan JNE.
Menurut Belch & Belch, dalam buku Integrated Marketing
Communication (2012: 6), Personal Selling atau Penjualan Pribadi
merupakan salah satu media pemasaran yang berpotensi berkembang dengan
baik di Negara manapun, khususnya di Indonesia.Hal ini dipicu karena
hubungan antarpribadi antar warga di Indonesia cenderung relatif lebih
mudah dan sudah berjalan sejak lama. Bahwa masyarakat Indonesia
kebanyakan dikenal sebagai orang yang memiliki sifat terbuka, ramah, dan
saling percaya satu sama lainnya. Sehingga hal ini semakin menguatkan
bahwa karakteristik dari Personal Selling atau Penjualan Pribadi yang pada
praktiknya melibatkan interaksi secara langsung dan mampu memberikan
reaksi secara segera sangatlah cocok untuk diterapkan.
Begitu juga dengan Sales Promotion atau Promosi Penjualan.
Menurut Belch & Belch (2012: 5), Promosi Penjualan adalah kegiatan
pemasaran yang memberikan nilai ekstra atau insentif ke tenaga penjualan,
distributor, atau konsumen akhir dan dapat menstimulasi penjualan segera.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka Sales Promotion atau Promosi
Penjualan merupakan salah satu alat promosi yang mampu mempengaruhi
calon konsumen secara cepat dan efektif.Dikarenakan dalam Sales
Promotionatau Promosi Penjualan, kita mengenal adanya nilai ekstra atau
13
insentif yang ditawarkan dari penjual ke pembeli.Sebut saja dengan
kemunculan pusat perbelanjaan dan hypermarket di Indonesia yang membuat
aktifitas promosi penjualan semakin ramai dan kencang. Jika kita berkunjung
ke mal atau pusat perbelanjaan besar, kita akan selalu menemui SPG (Sales
Promotion Girl) yang sigap menawarkan produknya di gang-gang pusat
perbelanjaan besar. Para SPG biasanya memakai seragam khusus yang
menonjolkan merek-merek yang ditawarkan, sekaligus membawa produk
yang ditawarkan.Bahkan saat ini kita tidak hanya bisa menemui di pusat
perbelanjaan saja.Ada beberapa dari produsen yang mengerahkan SPG ke
pasar tradisional dan perumahan-perumahan.
Pemilihan Personal Selling dan Sales Promotion sebagai variabel
yang akan diteliti pada penelitian ini didasarkan karena ke dua alat promosi
ini adalah alat promosi yang paling dominan digunakan oleh JNE Duta
Square. Maka itu ke dua alat promosi ini menarik untuk di teliti terhadap
kepuasan pelanggan JNE Duta Square.
2.2.3
Penjualan Pribadi atauPersonal Selling
Menurut Belch & Belch, (2012: 6), Penjualan Pribadi atau Personal
Selling adalah salah satu strategi pemasaran untuk mempromosikan produk
dimana strategi ini mampu memberikan keleluasan kepada penjual untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan konsumen atau calon konsumen.Aksi
dan reaksi berlangsung dengan segera. Fleksibilitas ini memberikan
keuntungan bagi penjual dan konsumen untuk saling menyesuaikan diri
selama proses komunikasi itu berlangsung.Menurut Belch & Belch (2012:
130), Proses metode promosi ini adalah dimana pihak penjual menggunakan
segala keterampilan dan tekniknya untuk menciptakan hubungan pribadi
dengan pihak pembeli. Sehingga mengakibatkan kedua belah pihak
memperoleh nilai pakai dan nilai tukar. Dalam kebanyakan kasus, “nilai”
untuk pihak penjual direalisasikan dalam bentuk imbalan keuangan
penjualan, sementara “nilai” pelanggan diperoleh dari keuntungan akibat
mengonsumsi produk.Namun mendapatkan pelanggan yang membeli suatu
produk, tidak selalu menjadi tujuan penjualan personal.Penjualan personal
dapat juga digunakan hanya untuk menyampaikan informasi.
14
Menurut Belch & Belch, (2012: 6), Penjualan Pribadi atau Personal
Selling adalah bentuk komunikasi antarpribadi di mana penjual berusaha
menjual atau mendekati pembeli untuk mau membeli produk atau jasa atau
ide yang ditawarkan.
Sedangkan menurut Kotler (2008), Penjualan Pribadi atau Personal
Selling adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan dengan tujuan
melakukan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi atau
pengertian Personal Selling adalah teknik menjual produk atau jasa dengan
cara mengandalkan tenaga penjual terlatih untuk menginformasikan tentang
informasi mengenai kelebihan produk atau jasanya kepada calon pembeli.
Program Personal Selling yang menggunakan tenaga penjualan atau
wiraniaga (salespoeple) dan menekankan komunikasi timbal-balik antara dua
orang atau kelompok memungkinkan perancangan pesan secara lebih spesifik
dan customized, komunikasi yang lebih personal, dan pengumpulan umpan
balik yang dapat dirasakan secara langsung dari pelanggan. Tenaga penjualan
atau wiraniaga dapat berfungsi sebagai jembatan antara perusahaan dan
pelanggannya.Dalam banyak kasus, tenaga penjualan melayani dua majikan
yaitu penjual dan pembeli.Pertama, mereka mewakili perusahaan kepada
pelanggan.Mereka mencari dan mengembangkan pelanggan baru serta
mengomunikasikan informasi mengenai produk dan layanan perusahaan.
Mereka
menjual
mempresentasikan
produk
produk
dengan
mereka,
cara
menjawab
mendekati
keberatan
pelanggan,
pelanggan,
menegosiasikan harga dan syarat pembelian, dan menutup penjualan. Selain
itu, tenaga penjualan atau wiraniaga memberikan layanan pelanggan dan
melakukan riset pasar serta penyelidikan pelanggan.
Tenaga penjualan atau wiraniaga juga sekaligus mewakili pelanggan
kepada perusahaan, di dalam perusahaan bertindak sebagai pejuang
kepentingan pelanggan dan mengelola hubungan penjual-pembeli.Tenaga
penjualan menyalurkan perhatian atau keluhan pelanggan mengenai produk
perusahaan dengan pihak berkepentingan di dalam perusahaan.Mereka
mempelajari kebutuhan pelanggan dan bekerja dengan orang-orang
pemasaran dan nonpemasaran lainnya di dalam perusahan untuk menciptakan
nilai pelanggan yang lebih besar lagi. Pandangan lama menganggap bahwa
15
tenaga penjualan hanya perlu memikirkan mengenai penjualan dan
perusahaan
memikirkan
keuntungan.Namun,
pandangan
saat
ini
menunjukkan bahwa tenaga penjualan perlu memikirkan lebih dari sekedar
menghasilkan penjualan. Mereka harus bekerja dengan pihak lain di dalam
perusahaan untuk menghasilkan nilai pelanggan dan keuntungan perusahaan.
Hal tersebut semakin diperjelas dengan dimensi dari aktifitas
Personal Selling itu sendiri, dimana Menurut Fandy Tjiptono (2008: 224)
terdiri dari 7 bagian :
1.
Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka.
2.
Targeting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli.
3.
Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produkperusahaankepada
pelanggan.
4.
Selling, yakni mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi
penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan.
5.
Servicing, yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
6.
Informationgathering, yakni melakukan riset dan intelijen pasar.
7.
Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.
Para wiraniaga merupakan ujung tombak perusahaan dalam menjalin
hubungan dengan pelanggan.Bahkan bagi sebagian pelanggan, wiraniaga
adalah perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu perusahaan harus
mempertimbangkan secara cermat keputusan menyangkut perencanaan
armada penjualannya: tujuan dan strategi, struktur (berdasarkan teritorial,
produk, pasar, atau kombinasinya), ukuran, kompensasi, dan lain sebagainya.
Adapun menurut Tjiptono (2008: 224), tenaga penjualan atau wiraniaga harus
memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.
Salesmanship
Penjual harus memiliki pengetahuan tentang produkdan menguasai seni menjual,
seperti cara mendekati pelanggan, memberikan presentasi dan demonstrasi,
mengatasi penolakan pelanggan, dan mendorong pembelian.
2.
Negotiating
Penjual harus mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi tentang syarat-syarat
penjualan.
3.
Relationship marketing
Penjual harus tahu cara membina dan memelihara hubungan baik dengan para
pelanggan.
16
Berdasarkan penjelasan diatas,
maka
dalam penelitian ini
akan
menggunakan dimensi dari aktifitas Personal Selling, diantaranya terdapat
Prospecting
(Pendekatan),
Communicating
(Komunikasi),
dan
Servicing
(Pelayanan). Pemilihan 3 dimensi ini dikarenakan memiliki keterkaitan paling
dominan jika dikaitkan dengan objek penelitian.
2.2.3.1 Kelebihan Penjualan Personal
Menurut Belch & Belch, (2012: 130), Kelebihan dari
penjualan personal, dibandingkan dengan metode yang lain adalah
terjadinya komunikasi dua arah. Dalam proses penjualan, pengirim
pesan (penjual) dapat menyesuaikan pesan. Hal ini terjadi karena
penjual mendapatkan umpan balik dari penerima pesan (pelanggan).
Jadi jika pelangaan tidak memahami pesan yang diberikan, maka
penjual bisa melakukan penyesuaian dengan cara menjawab
pertanyaan atau masalah dengan kalimat yang fleksibel namun tanpa
mengurangi makna sebenarnya.
Sifat interaktif dari Personal Selling juga membuat metode
promosi yang ini menjadi paling efektif untuk membangun hubungan
dengan pelanggan, khususnya di pasar-pasar bisnis. Menurut Belch &
Belch (2012: 131), Personal Selling adalah pilihan promosi yang
paling praktis untuk menjangkau pelanggan yang tidak mudah dicapai
melalui metode lain.
2.2.3.2 Kelemahan Penjualan Personal
Menurut Belch & Belch (2012: 131), kelemahan pada strategi
Personal
Selling
adalah
rentannya
untuk
terjadinya
kesalahpahaman.Kebanyakan orang memiliki beberapa pengalaman
buruk dengan tenaga penjualan atau wiraniaga yang mereka anggap
terlalu agresif atau bahkan benar-benar menjengkelkan. Meskipun ada
banyak tenaga penjualan yang paling sukses ketika mereka fokus pada
upaya memuaskan pelanggan dalam jangka panjang dan tidak fokus
pada kepentingan mereka sendiri.
Kelemahan kedua adalah biaya yang tinggi dalam menjaga
jenis usaha promosi ini. Biaya yang terjadi dalam menjual pribadi
mencakup : tinggi biaya per tindakan yang dapat menjadi ukuran
17
penting dari keberhasilan pengeluaran promosi. Karena Personal
Selling melibatkan kontak orang ke orang, uang yang dihabiskan
untuk mendukung staf penjualan (yakni tenaga penjualan) dapat
meningkat tajam. Biaya ini meliputi kompensasi misalnya gaji,
komisi, bonus, penyediaan bahan-bahan penjualan dukungan,
tunjangan untuk belanja hiburan, peralatan kantor, telekomunikasi,
dan biaya pelatihan. Bentuk Personal Selling membutuhkan staf
penjualan
yang secara ekstensif diberikan
pengetahuan
produk,
informasi
industri,
pelatihan
dan
tentang
keterampilan
menjual.Bagi perusahaan yang membutuhkan tenaga penjualan
biasanya mereka mengadakan program pelatihan formal agar
perusahaan mendapatkan para tenaga penjualan yang kompeten dan
mampu menjalankan tugas sesuai harapan perusahaan.Akan tetapi
agar pelatihan dapat berjalan maksimal, maka biaya pelatihan
memerlukan biaya yang tidak sedikit.Hal ini mau tak mau memaksa
perusahaan untuk menanamkan uang kepada para calon wiraniaga
yang pasalnya belum tentu sesuai dengan harapan perusahaan.
Kelemahan ketiga adalah bahwa Personal Selling bukan untuk
semua orang.Untuk perusahaan yang menugaskan tenaga penjualan
untuk menangani kelompok pelanggan tertentu maka tenaga penjualan
yang bertugas tidak boleh sembarangan.Hal ini berkaitan dengan latar
belakang, wilayah geografis, dan lainnya yang ditentukan oleh
pelanggan.
2.2.4
Promosi Penjualan atau Sales Promotion
Promosi Penjualan adalah promosi yang unik. Penjualan promosi
mengacu pada kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal, memanfaatkan
iklan penjualan dan publisitas, yang mendorong pembelian konsumen dan
keefektifan dealer, seperti menampilkan, menunjukkan, pameran demonstrasi
dan berbagai upaya menjual secara berulang dalam waktu yang tidak
ditentukan.Tujuannya
adalah
untuk
meningkatkan
keinginan
sales,
distributor, dan dealer untuk menjual merek tertentu dan untuk membuat
18
lebih banyak konsumen membeli merek itu.Strategi Promosi Penjualan
seringkali tak terlepas dari strategi Personal Selling atau Advertising.
Menurut Belch & Belch (2012: 5), Promosi Penjualan adalah kegiatan
pemasaran yang memberikan nilai ekstra atau insentif ke tenaga penjualan,
distributor, atau konsumen akhir dan dapat menstimulasi penjualan segera.
Menurut Kotler dan Gary Armstrong (2008:204), Penjualan Personal
dan Periklanan sering bekerja sama secara erat dengan promosi penjualan.
Promosi Penjualan adalah suatu kegiatan promosi atau pemasaran yang terdiri
dari insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
sebuah produk atau jasa.Kalau iklan menawarkan alas an untuk membeli
produk atau menggunakan jasa, maka promosi penjualan menawarkan alasan
untuk melakukan pembelian sekarang.
Menurut Kotler dan Gary Armstong (2008:206), ada beberapa
dimensi yang menjadi alat promosi konsumen yang biasa digunakan oleh
pemasar, diantaranya yaitu:
a. Sampel: penawaran untuk mencoba produk. Pemberian sampel
adalah cara yang efektif tetapi memerlukan biaya yang tidak
sedikit untuk memperkenalkan produk baru atau menciptakan
kegairahan baru bagi produk yang sudah ada. Biasanya sampel
diberikan secara gratis.
b. Kupon:
sertifikat
yang
memberi
penghematan
kepada
pemegangnya atas potongan harga untuk membeli produk tertentu.
Kupon dapat mempromosikan percobaan merek baru atau
mendorong penjualan merek yang telah ada.
c. Pengembalian Tunai (Rabat): mirip dengan kupon kecuali bahwa
pengurangan harga terjadi setelah pembelian dan bukan pada saat
membeli di toko eceran. Dimana konsumen mengirimkan atau
menunjukkan bukti pembelian kepada produsen, yang kemudian
mengembalikan secara tunai sebagian harga pembelian.
d. Potongan Harga: menawarkan kepada konsumen penghematan
dari harga resmi produk. Produsen menandai pengurangan harga
secara langsung pada label atau kemasan. Potongan harga juga
bisa berupa kemasan tunggal yang dijual pada harga murah
(seperti dua produk untuk harga satu) atau dua produk terkait yang
19
dikemas menjadi satu. Potongan harga sangat efektif, bahkan lebih
baik daripada kupon dalam mendorong penjualan jangka pendek.
e. Premi (Hadiah Pembelian): barang yang ditawarkan dengan secara
gratis atau pada harga murah sebagai insentif untuk membeli
produk.
f. Barang Khusus Iklan: disebut juga produk promosi,
adalah
pernak-pernik bermanfaat yang dicetak dengan nama, lambang,
atau pesan pengiklan yang diberikan sebagai hadiah kepada
konsumen. Keunggulan dari produk promosi yaitu dapat
digunakan oleh pelanggan selama berbulan-bulan, secara perlahan
menanamkan nama merek ke dalam pikiran pengguna.
g. Penghargaan
Dukungan:
berupa
penghargaan
tunai
atau
penghargaan lain yang diberikan kepada pengguna rutin produk
atau jasa perusahaan tertentu.
h. Promosi titik pembelian (Point of Purchase-POP): meliputi
pajangan dan demonstrasi di titik penjualan.
i. Kontes, undian, dan permainan: alat promosi ini memberikan
peluang kepada konsumen untuk memenangkan sesuatu, seperti
uang tunai, perjalanan, atau barang, lewat keberuntungan atau
suatu usaha. Kontes mengharuskan konsumen memberikan
masukan atau saran untuk dinilai oleh juri yang memilih masukan
terbaik. Undian mengharuskan konsumen mendaftarkan nama
mereka untuk diundi, permainan menghadirkan suatu pengalaman
bagi konsumen, kontes penjualan mendorong penyalur atau tenaga
penjualan meningkatkan usaha mereka, dengan hadiah menjadi
milik penyalur atau tenaga penjualan dengan kinerja terbaik.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini
penulis akan menggunakan jenis Sales Promotion berupa
potongan harga, dimana kebijakan ini terdapat pada objek
penelitian yang akan diteliti, yaitu JNE Duta Square. Sedangkan
yang lainnya belum pernah digunakan oleh pihak JNE Duta
Square.
2.2.5
Kepuasan Pelanggan
20
2.2.5.1 Definisi Kepuasan
Satisfaction adalah kata dari bahasa latin, yaitu satis yang
berarti enough atau cukup dan facere yang berarti to do atau
melakukan.
Kepuasan (satisfaction) adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja produk atau jasa yang ia rasakan
dengan harapannya (Nurjaman & Umam, 2012: 349).
Richard Oliver (Irawan, 2004: 3) mengatakan kepuasan adalah
respon pemenuhan dari konsumen. Kepuasan adalah hasil dari
penilaian konsumen bahwa produk atau pelayanan telah memberikan
tingkat kenikmatan di mana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau
kurang.
Irawan dalam bukunya “10 Prinsip Kepuasan Pelanggan”,
mengartikan kepuasan sebagai persepsi terhadap produk atau jasa
yang telah memenuhi harapannya
Jadi berdasarkan definisi diatas, produk atau jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan adalah produk dan jasa yang minimal dapat
memberikan dan memenuhi apa yang dibutuhkan konsumen.
2.2.5.2 Faktor PendorongKepuasan Pelanggan
Dalam buku “10 Prinsip Kepuasan Pelanggan” (Irawan, 2004:
37) penulis menjelaskan ada lima dimensi yang menjadi faktor
pendorong utama kepuasan pelanggan, yaitu :
1. Kualitas produk
Pelanggan akan merasakan puas jika hasil evaluasi mereka
menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas
dan dapat memenuhi kebutuhan mereka.
2. Harga
Untuk pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah
merupakan sumber kepuasan yang penting karena mereka
21
akan
mendapatkan
value
(nilai)
barang
yang
sama,
namundengan harga yang kurang dari biasanya.
3. Kualitas Pelayanan (Service Quality)
Salah satu konsep service qualiy yang popular adalah
ServQual. Berdasarkan konsep ini, service quality diyakini
memiliki lima dimensi yaitu reliability, responsiveness,
assurance, emphaty dan tangible.
4. Faktor Emosional (Emotional Factor)
Kepuasan
pelanggan
berdasarkan
faktor
emosional
dipengaruhi oleh brand image. Contoh-contoh emotional value
yang dapat mendasari kepuasan pelanggan adalah rasa bangga,
rasa percaya diri, simbol sukses, bagian dari kelompok orang
penting, dan lain-lain.
5. Kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa
Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman
dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini
penulis akan menggunakan kualitas pelayanan, dan faktor emosional
sebagai dimensi variabel terikat yaitu variabel kepuasan pelanggan.
Untuk dimensi kualitas produk, dimensi harga dan dimensi
kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa tidak sesuai dengan
konteks kepuasan pelanggan pada penelitian ini.
2.2.6
HubunganPersonal Selling Dengan Kepuasan Pelanggan
Personal Selling adalah salah satu strategi pemasaran dimana pada
praktiknya strategi ini
mengandalkan komunikasi langsung (tatap muka)
antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk/jasa
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap
produk/jasa sehingga kemudian mereka akan mencoba dan membelinya.
22
Penjualan pribadi (Personal Selling) yang baik tidak hanya menjual
kepada pelanggan, namun juga berupaya dan menunjukkan kelebihan dan
kelemahan produk/jasa suatu perusahaan. Hal-hal
seperti itu sekiranya
mampu memicu timbulnya rasa kepuasan pada pelanggan sekaligus
membangun hubungan jangka panjang. Dikarenakan para calon pelanggan
dapat menilai dan merasakan sendiri apa saja keuntungan atau kerugian yang
didapat jika menggunakan produk/jasa tersebut.
Hal ini juga membuat para pelanggan menjadi sadar secara tak
langsung, bahwa perusahaan tidak hanya mementingkan keuntungan
perusahaan semata, namun juga mementingkan kebutuhan para calon
pelanggannya. Hubungan ini seringkali merupakan dasar bagi keunggulan
bersaing dalam perusahaan, khususnya dalam pasar bisnis.
Personal Selling secara tidak langsung mampu memberikan rasa
kepuasan kepada para pelanggan dalam aspek tertentu. Seperti pada buku “10
Prinsip Kepuasan Pelanggan” (Irawan, 2004: 37) dimana pada buku itu
menjelaskan bahwa ada lima faktor pendorong utama kepuasan pelanggan,
salah satunya adalah “kualitas pelayanan”. Dalam hal ini Personal Selling
adalah representasi dari “kualitas pelayanan”. Dimana dalam praktiknya para
tenaga kerja/wiraniaga memberikan pelayanan kepada para pelanggan,
sehingga transaksi dapat terjadi.
2.2.7 Hubungan Sales Promotion Dengan Kepuasan Pelanggan
Sales Promotion dalam pengaplikasiannya sering kali bertujuan untuk
mempengaruhi calon pelanggan agar mau mencoba menggunakan produk
atau menganjurkan agar konsumen menggunakan produk secara rutin.Tujuan
dasar dari dilakukannya sales promotion adalah untuk mendorong pembeli
agar bertindak, memulai rangkaian perilaku yang mengakibatkan aktivitas
pembelian.
Namun secara tidak langsung strategi Sales Promotion juga mampu
memberikan rasa kepuasan kepada para pelanggan dalam aspek tertentu.
Seperti pada buku “10 Prinsip Kepuasan Pelanggan” (Irawan, 2004: 37)
dimana pada buku itu menjelaskan bahwa ada lima faktor pendorong utama
kepuasan pelanggan, salah satunya adalah Price (harga), dimana hal ini
23
berlaku untuk para pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah atau
kompetitif merupakan salah satu sumber kepuasan.
Tetapi pada obyek penelitian yang akan diteliti, harga yang diberikan
dari perusahaan memiliki nilai (value) yang berbeda-beda, sehingga hal ini
disesuaikan kembali dengan kebutuhan dari masing-masing calon pelanggan.
Sehingga beberapa dari pelanggan mungkin dapat merasakan kepuasan,
namun beberapa pelanggan mungkin membutuhkan faktor lainnya untuk
mendapatkan kepuasan dari kebijakan Sales Promotion.
2.3
Kerangka Pemikiran
Semakin banyaknya persaingan di bidang industri jasa menimbulkan
kompetisi persaingan yang semakin ketat.Dalam persaingan yang sangat kompetitif
ini PT. JNE (Duta Square) membutuhkan pengetahuan mendalam tentang bagaimana
praktik promosi yang efektif agar mampu terus eksis.
Promosi merupakan alat bauran pemasaran yang meliputi semua kegiatan
yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan
produknya ke pasar sasaran. Dalam praktiknya terdapat delapan unsur dari bauran
promosi yakni iklan (Advertising), pemasaran langsung (Direct Marketing) ,
penjualan pribadi (Personal Selling), promosi penjualan (Sales Promotion),
hubungan masyarakat (Public Relation), acara (Event), Telemarketing, mulut-kemulut (Word of Mouth) akan tetapi yang lebih dominan digunakan oleh PT JNE
(Duta Square) adalah Personal Selling dan Sales Promotion.
Kerangka penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Personal Selling
(X1) : Prospecting,
Communicating,
Servicing
Tingkat Kepuasan
(Y) : Kualitas
Pelayanan, Faktor
Emosional
24
Sales Promotion
(X2) : Discount, Price
Lining
Sumber : Penulis (2014)
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran
Penjelasan :
2.4
•
Bagaimana X1 dapat berhubungan dan berpengaruh terhadap Y
•
Bagaimana X2 dapat berhubungan dan berpengaruh terhadap Y
•
Bagaimana X1 dan X2 dapat berpengaruh terhadap Y
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan atau pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktafakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap perumusan masalah penelitian, belum
jawaban yang empirik. (Sugiyono, 2013 : 64).
Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran
dalam penelitian ini, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Terdapat hubungan antara Personal Selling dengan kepuasan pelanggan pada
perusahaan JNE DUTA SQUARE.
2. Terdapat hubungan antara Sales Promotion dengan kepuasan pelanggan pada
perusahaan JNE DUTA SQUARE.
3. Terdapat pengaruh antara Personal Selling terhadap kepuasan pelanggan
pada perusahaan JNE DUTA SQUARE.
4. Terdapat pengaruh antara Sales Promotion terhadap kepuasan pelanggan
pada perusahaan JNE DUTA SQUARE.
25
Terdapat
5.
pengaruh
antara
Personal Selling dan Sales Promotion secara simultan terhadap kepuasan
pelanggan JNE DUTA SQUARE.
Download