LKBI "Reasonable Without Exceptions"

advertisement
LKBI "Reasonable Without Exceptions"
Submit by prasetyaFEB on March 15, 2012 | Comment(s) : 0 | View : 4253
4850_20120320142622
On Tuesday (13/3), located in Conference Room Seventh Floor of F Building Faculty of Economics and Business
Universitas Brawijaya (FEB UB), there was a seminar of “Financial Statement, Accounting Policies and Monetary
Operations of Bank Indonesia” which was a cooperation between FEB UB and Bank Indonesia (BI). Present as the
speakers from BI, they were Harti Haryani (Directorate Director of Intern Financial), Abdul Rouf (Senior Financial
Analyst), JBP Simanjuntak (Senior Financial Analyst), Ridzky Prihadi T (Economics Analyst), Sri H.R Pahlevi
(Young Financial Analyst).
"Kerjasama antara FEB UB dan BI telah terjalin baik melalui berbagai kegiatan seperti pelaksanaan kuliah tamu,
penguji eksternal, pemberian beasiswa dan lainnya", ungkap Dekan FEB UB, Gugus Irianto, SE.,MSA.,PhD.,Ak
saat membuka seminar yang diikuti oleh Dosen, Mahasiswa S1, S2 dan S3. Seminar ini merupakan program
prioritas BI untuk memberikan layanan edukasi kepada stakeholder.
BI (atau disebut Bank Sentral) memiliki visi diantaranya menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya baik
nasional dan internasional dengan misi mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan
kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang
yang berkesinambungan. Bank Indonesia seperti halnya bank umum atau manufaktur lain juga memiliki laporan
keuangan. Namun terdapat beberapa perbedaan atau keunikan yang membedakan laporan keuangan Bank
Indonesia dengan organisasi lain seperti keunikan entitas legal, entitas ekonomi, entitas sejenis, aktifitas, dan
penggunaan informasi. Salah satu yang umum dipertanyakan adalah tidak munculnya akun kas dalam laporan
keuangan BI.
BI memiliki karakteristik yaitu Non Profit Oriented dengan tujuan utama yaitu menjaga kestabilan rupiah.
Karakteristik ini yang membedakan Bank Indonesia dengan entitas bisnis. Indonesia, ketika menghadapi krisis
global menunjukan capaian yang baik diantaranya dapat dilihat pada indikator makroekonomi: pertumbuhan
ekonomi Indonesia mencapai sekitar 6,5%; tingkat inflasi relative rendah dan stabil (posisi 31 December 2011
sebesar 3,79%); nilai tukar rupiah terhadap US$ relative stabil (kisaran Rp 9.000); dan jumlah cadangan devisa
yang meningkat, posisi akhir Januari 2012 sebesar US$ 112 Miliar. Modal BI berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang
Bank Indonesia yaitu Modal > Rp 2 T dan Rasio Modal 10%.
Sistem Akuntansi Bank Indonesia
BI dalam proses akuntansinya tidak mengacu pada salah satu standar melainkan mengacu pada beberapa standar
diantaranya International Accounting Standard, Standard Akuntansi Keuangan dan Praktek Akuntansi Bank Sentral
Lain. Transaksi keuangan utama BI terdiri dari transaksi operasi moneter (jual beli SBI, SUN); transaksi
pengelolaan cadangan devisa, transaksi pengedaran uang (pengadaan bahan, pencetakan, distribusi dan
pemusnahan uang); transaksi keuangan pemerintah, dan transaksi sistem pembayaran.
Laporan Keuangan Bank Indonesia
Sejak Tahun 2003 s/d Tahun 2010 Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia (LKBI) memperoleh pendapat
"Wajar Tanpa Pengecualian" dari BPK yang menunjukan sebuah pencapaian yang mencerminkan komitment BI
untuk mencerminkan komitmen BI untuk senantiasa transparan dan akuntabel, dalam kerangka perwujudan tata
kelola yang baik (good governance). Laporan keuangan BI memberikan gambaran mengenai pelaksanaan
kebijakan moneter, pengelolaan cadangan devisa, pelaksanaan fungsi lender of the last resort, pengedaran uang dan
pemegang kas pemerintah. Komponen laporan keuangan BI yaitu nerasa, laporan surplus defisit, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan-laporan tersebut digunakan oleh
beberapa pihak diantaranya yaitu DPR, Pemerintan, BSBI, Pemerintah Asing, Dirjen Pajak dll.
Aktiva BI yang tercatat dalam neraca diantaranya emas dan hak tarik khusus, sedangkan kewajiban terdiri atas
uang dalam peredaran, SBI, SBIS, penempatan berjangka dan penempatan dana. Pada kolom modal dan ekuitas, BI
memiliki beberapa sumber yaitu modal dan keuntungan serta kerugian yang belum direalisasi. Bank Indonesia
sebagai Bank Sentral akan mengalami defisit terutama dalam rangka menjaga inflasi dan nilai tukas. Defisit ini
akan mengurangi modal bank-bank sentral, dan bahkan beberapa bank sentral mengalammi modal negative.
Namun, kegiatan mereka tetap berjalan dalam rangka menjaga inflasi dan nilai tukar. [ris/nok]
Related Article
Udayana University Learns AUN-QA to Faculty of Economics and Business
Rizal Ramli Attends ECSOTIC at Faculty of Economics and Business
Once a Year, Faculty of Economics and Business Organize CSRS Training Program
Department of Economics Try to Grow Students' Entrepreneurial Spirit
Faculty of Economics and Business Cooperation with Deposits Guarantee Agency
Download