9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Literatur Ada beberapa penjelasan mengenai kualitas produk dan citra merek terhadap loyalitas konsumen dengan kepuasan pembelian produk. Penjelasan tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat antara satu dengan yang lain untuk kepentingan penelitian mupun penulisan. Kepuasan dan loyalitas konsumen telah diterima secara luas sebagai isu penting bagi semuaorganisasi, digunakan sebagai patokan pemasaran untuk kinerja perusahaan (Bennett &Rundle -Thiele, 2004:514). Di sisi lain kita dapat mengatakan bahwa kualitas produk, citra merek, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan semua penting untuk pelanggan dan organisasi. (Taylor, 1998:41; Bennett & Rundle -Thiele, 2004:514; Schultz, 2005:10) mengatakan bahwa “jika dapat memuaskan pelanggan maka ia akan meemberi informasi yang positif kepada orang lain dari mulut ke mulut, selain itu berperilaku loyal, dan akan membeli kembali dan juga akan bersedia membayarnya”. B. Landasan Teori 1. Kualitas Produk Pengertian produk (product) menurut Kotler (2009) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Menurut Kotler (2008:144) semakin tinggi tingkat kualitas, maka akan semakin tinggi tingat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen, dengan tingginya kepuasan yang dirasakan konsumen maka konsumen akan merekomendasikan produk terhadap orang lain. Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka produk didefinisikan sebagai kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya. Perusahaan akan selalu berusaha untuk memuaskan pelanggan mereka dengan menawarkan produk yang berkualitas. Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan jika ingin yang dihasilkan dapat bersaing di pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dewasa ini sebagian besar konsumen semakin kritis dalam mengkonsumsi suatu produk. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar, meskipun ada sebagian masyarakat berpendapat bahwa, produk yang mahal adalah produk yang berkualitas. Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa definisi diatas adalah bahwa kualitas suatu produk merupakan kadar dari tingkat baik buruknya suatu yang terdiri dari semua faktor http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 yang melekat pada barang atau jasa sehingga barang tersebut memiliki kemampuan untuk dipergunakan sebagaimana yang diinginkan oleh para konsumen produk tersebut. Pada dasarnya suatu peningkatan kualitas produk memerlukan suatu peningkatan yang melibatkan semua orang yang dalam perusahaan tersebut untuk meningkatkan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu diperlukan kualitas produk yang tinggi agar kepuasan pelanggan dapat terpenuhi. Suatu tanggung jawab yang besar bagi perusahaan untuk memastikan produknya memenuhi kebutuhan pelanggan. Menurut Kotler dan Armstrong (2012:283) kualitas produk adalah Kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsiya, hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya. Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari produsen adalah kualitas produk dan jasa yang tertinggi. Menurut American Society for Quality Contro (Kotler, Marketing Management, 11th Edition. Prentice Hall Int’l, New Jersey, 2003, p.84), kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Untuk menentukan kualitas produk, menurut Kotler (2010:361) kualitas produk dapat dimasukkan ke dalam 9 dimensi, yaitu : 1. Bentuk (Form) Produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya berdasarkan bentuk, ukuran, atau struktur fisik produk. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 2. Ciri-ciri produk (Features) Karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna menambah untuk fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. 3. Kinerja (Performance) Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakterisitik utama yang dipertimbangkan pelanggandalam membeli barang tersebut. 4. Ketepatan/Kesesuaian (Conformance) Berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Kesesuaian merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan. 5. Ketahanan (durabillity) Berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat digunakan. 6. Kehandalan (reliabillity) Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 7. Kemudahan perbaikan (repairabillity) Berkaitan dengan kemudahan perbaikan atas produk jika rusak. Idealnya produk akan mudah diperbaiki sendiri oleh pengguna jika rusak. 8. Gaya (Style) Penampilan produk dan kesan konsumen terhadap produk. 9. Desain (design) Keseluruhan keistimewaan produk yang akan mempengaruhi penampilan dan fungsi produk terhadap keinginan konsumen. 2. Citra Merek Menurut Kotler dan Keller (2012:274), pengertian citra adalah cara masyarakat menganggap merek secara aktual. Agar citra dapat tertanam dalam pikiran konsumen, pemasar harus memperlihatkan identitas merek melalui saran komunikasi dan kontak merek yang tersedia. Citra merek merupakan persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra dapat terbentuk melalui 11rangsangan yang datang dari luar sebagai suatu pesan yang menyentuh atau yang disebut informasi yang diterima seseorang. Citra merekadalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan.. Menurut Kotler dan Keller (2012:276) citra yang efektif akan berpengaruh terhadap tiga hal yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 1. Memantapkan karakter produk dan usulan nilai. 2. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. 3. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental. Berbicara masalah citra, akan tergambarkan dalam benak setiap orangsuatu gambaran mengenai penilaian terhadap sesuatu yaitu seseorang, barang atau jasa, dll. Baik tidaknya gambaran tersebut tergantung dari pengalaman atau informasi yang diperoleh. Jika yang di dengar adalah hal-hal baik mengenai suatu merek, maka positif lah pandangan kita mengenai merek tersebut, sebaliknya jika pengalaman atau informasi yang kita peroleh buruk, maka pandangan kita terhadap merek tersebut akan menjadi negatif. Citra merek dapat dilihat melalui pendapat, kesan, atau respon seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang akan ada dalam setiap pikiran individu mengenai suatu merek, bagaimana mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai dari merek tersebut. Citra yang baik dari suatu merek merupakan suatu asset, karena citra mempunyai suatu dampak pada persepsi konsumen dari komunikasi dan opersi organisasi dalam berbagai hal. Keberhasilan membangun citra merek adalah tanggung jawab dari perusahaan, pemasar dan seluruh anggota manajemen perusahaan.Kotler danKeller (2012:263-264) mengemukakan definisi citra merek yaitu “Perception and beliefs held by consumer. As reflected in the associations http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 held in consumer memory.”Maksud dari kalimat diatas adalahkonsumen akanmenganut persepsi dan kepercayaan sesuai dengan pengalaman yang telah mereka rasakan dan terangkumdi dalam ingatan merek Surachman (2008:13) mendefinisikan citra merek sebagai bagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, 3 desain huruf atau warna khusus, atau persepsi pelanggan atas sebuah produk atau jasa yang diwakili oleh mereknya. Dapat juga dikatakan bahwa citra merek merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya (Ferrinadewei, 2008:166). Kesimpulannya brand image (citra merek) merupakan gambaran atau kesan yang ditimbulkan oleh suatu merek dalam benak pelanggan. Penempatan citra merek dibenak konsumen harus dilakukan secara terus-menerus agar citra merek yang tercipta tetap kuat dan dapat diterima secara positif. Ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan positif di benak konsumen maka merek tersebut akan selalu diingat dan kemungkinan konsumen untuk membeli merek yang bersangkutan sangat besar. Ciri merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dalam benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan suatu merek, sama halnya ketika kita berpikir tentang orang lain. Asosiasi ini dapat dikonseptualisasikan berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan. Jenis asosiasi merek, meliputi atribut, manfaat, dan sikap. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 Atribut terdiri dari atribut yang berhubungan dengan produk, misalnya desain, warna, ukuran, dan atribut yang tidak berhubungan dengan produk, misalnya harga, pemakai, dan citra penggunaan. Sedangkan manfaat, mencakup manfaat secara fungsional, manfaat secara simbolis, dan manfaat berdasarkan pengalaman. (Shimp dalam Ogi Sulistian, 2011:32). Menurut Susanto (dalam Farid Yuniar Nugroho, 2011:11) citra merek adalah apa yang dipersepsikan oleh konsumen mengenai sebuah merek. Dimana hal ini menyangkut bagaimana seorang konsumen menggambarkan apa yang mereka rasakan mengenai merek tersebut ketika mereka memikirkannya. (Maja Hribar dalam Farid Yuniar Nugroho, 2011:9). Selain itu, dalam konsep pemasaran, citra merek sering direferensikan sebagai aspek psikologis, yaitu citra yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau jasa. (Setiawan dalam Farid Yuniar Nugroho, 2011:9). Untuk itulah pembangunan sebuah citra merek, terutama citra yang positif menjadi salah satu hal yang penting. Sebab tanpa citra kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada, dan pada saat yang sama meminta mereka membayar harga yang tinggi. (Susanto dalam Farid Yuniar Nugroho, 2011:9). Citra merek dibentuk melalui kepuasan konsumen, penjualan dengan sendirinya diperoleh melalui kepuasan konsumen, sebab konsumen yang puas selain akan kembali membeli, juga akan mengajak calon pembeli lainnya (Aaker http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 dalam Farid Yuniar Nugroho, 2011:10). Merek yang kuat adalah merek yang jelas, berbeda, dan unggul secara relevatif dibanding pesaingnya Perusahaan harus dapat menciptakan merek menarik, mudah diingat, dan menggambarkan manfaat produk sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen. Persepsi pelanggan terhadap citra merek yang baik dapat menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian. Itulah sebabnya membangun citra merek yang baik menjadi tugas penting perusahaan. Citra Merek yang positif dan kuat mempermudah perusahaan menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada (Rizan, 2012). Dimensi Citra Merek (Ali Hasan, 2009) : Sikap positif (favorability) dan keunikan asosiasi merek terdiri dari 3 hal dalam benak konsumen yaitu adanya keinginan, kemudian keyakinan bahwa merek tertentu dapat memenuhi keinginannya dan yang terpenting adalah keyakinan konsumen bahwa merek tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan merek lainnya. 3. Kepuasan Konsumen Pengertian Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa Latin “satis” yang berarti cukup baik, memadai dan facio yang berarti melakukan atau membuat. Menurut pakar pemasaran Kotler dan Keller (2009), menandakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 ekspektasi mereka. Untuk mengetahui masalah kepuasan konsumen terlebih dahulu harus didapati pengertian arti kepuasan itu sendiri. Kepuasan merupakan suatu respon emosi seseorang terhadap suatu hal yang tengah dihadapinya. Emosi berarti menunjukkan perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu hal. Kepuasan merupakan kebutuhan dasar yang dapat digambarkan sebagai suatu hal yang menyenangkan. Seorang konsumen yang puas adalah konsumen yang merasa mendapatkan valuedari pemasok atau produsen. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yag bersifat emosi. Jika konsumen mengatakan bahwa value adalah produk yang berkualitas, maka kepuasan terjadi kalau konsumen mendapatkan produk yang berkualitas. Jika value bagi konsumen adalah kenyamanan, maka kepuasan akan datang apabila pelayanan ynag diperoleh benar-benar nyaman. Jika value dari konsumen adalah harga yang murah, maka konsumen akan puas kepada produsen yang memberikan harga yang paling kompetitif (Irawan (2007 : 2). Pengertian kepuasan konsumen menurut Alma (2006:238) adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan dengan harapannya. Kepuasan pelanggan memiliki indikator keberhasilan, menurut Ellitan (2008), yaitu: 1. Tidak ada keluhan atau keluhan yang teratasi. 2. Perasaan puas pelanggan pada keseluruhan produk. 3. Kesesuaian dengan ekspektasi/harapan pelanggan. Sementara menurut Dutka (dalam Melinda, 2008:11) terdapat tiga dimensi dalam mengukur kepuasan pelanggan secara universalyaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 1). Attributes related to product yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan atribut dari produk seperti penetapan nilai yang didapatkan dengan harga, kemampuan produk menentukan kepuasan, benefit dari produk tersebut 2). Attributes related to service yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan atribut dari pelayanan misalnya dengan garansi yang dijanjikan, proses pemenuhan pelayanan atau pengiriman, dan proses penyelesaian masalah yang diberikan. 3). Attributes related to purchase yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan atribut dari keputusan untuk membeli atau tidaknya dari produsen seperti kemudahan mendapat informasi, kesopanan karyawan dan juga pengaruh reputasi perusahaan. Pengertian lain mengenai kepuasan konsumen dikemukakan oleh Engel, et al dalam Tjiptono (2006) yang menyatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan konsumen, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan. Pada intinya kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara tingkat kepentingan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan persepsi konsumen. Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan kepuasan konsumen adalah hasil evaluasi purna beli dari konsumen dimana produk atau jasa yang dikonsumsi sekurang-kurangnya dapat memberikan hasil sama ataupun melebihi harapan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 konsumen, sedangkan ketidakpuasan terjadi saat hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan konsumen. Kotler dan Amstrong dalam Tjiptono (2006) menyatakan harapan konsumendibentuk dan didasarkan oleh beberapa faktor diantaranya pengalaman membeli dimasa lampau, opini teman, dan kerabat serta informasi dan janji-janji perusahaan pesaing. Menurut Tjiptono (2006) adanya kepuasan konsumen akan memberikan beberapa manfaat antara lain: 1. Hubungan antara perusahaan dan para konsumen menjadi harmonis. 2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang. 3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas konsumen. 4. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi perusahaan. 5. Reputasi perusahaan menjadi lebih baik di mata konsumen. 6. Laba yang diperoleh menjadi meningkat Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur/memantau kepuasan pelanggan. Kotler dalam Tjiptono (2012:318) yaitu : A. Sistem keluhan dan saran Memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka melalui kotak saran yang diletakkan ditempat strategis, saluran telepon khusus (customer hot lines), email, kartu komentar, ataupun via pos. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 B. Survei kepuasan pelanggan Melakukan penelitian atau survei pasar mengenai kepuasan pelanggan denganmenggunakan pos, telepon, maupun wawancara pribadi. C. Ghost Shopping Metode ini dilakukan dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost shopping) utnuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopperitu menyampaikan hasil temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut D. Lost Customer Analysis Metode ini cukup unik. Perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok. Yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan 4. Loyalitas Konsumen Loyalitas didefinisikan sebagai suatu sikap yang ditujukan oleh konsumen terhadap penyediaan produk atau jasa. Seorang konsumen akan menunjukan sikap loyalnya jika suatu perusahaan mampu memberikan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 kepuasan kepada konsumennya. Konsumen yang loyal adalah seorang konsumen yang selalu membeli kembali dari provider atau penyedia jasa yang sama dan memilihara suatu sikap positif terhadap penyedia jasa itu dimasa yang akan datang (Griffin, 2007;4) MenurutJill, Griffin (2007;4) pengertian Loyalitas adalah “Loyalitas pelanggan adalah perilaku pembelian yang didefinisikan pembelian nonrandom yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambil keputusan”. Menurut Oliver yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2012:138), mendefinisikan loyalitas (loyalty) sebagai berikut:“Komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.” Dimensi Loyalitas Konsumen (Griffin, 2007;4) : 1. Make regular repeat purchase (Membeli produk secara berulang-ulang) 2. Refers Other (Merekomendasikan produk kepada orang lain) Loyalitas konsumen merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 panjang atas hubungan mutualisme yang terjalindalam kurun waktu tertentu. Boulding (dalam Ali Hasan, 2008:83) mengemukakan bahwa terjadinya loyalitas merek pada konsumen disebabkan oleh adanya pengaruh kepuasan dan ketidakpuasan terhadap merek tersebut yang terakumulasi secara terus – menerus disamping adanya persepsi tentang kualitas produk. Customer loyalty atau loyalitas konsumen menurut Amin Widjaja Tunggal (2008:6) adalah kelekatan pelanggan pada suatu merek, took, pabrikan, pemberi jasa, atau entitas lain berdasarkan sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik, seperti pembelian ulang. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada unsur perilaku dan sikap dalam loyalitas konsumen Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikansatu atau lebih merek alternative dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbeda dengan perilaku membeli ulang, loyalitas pelanggan menyertakan aspek perasaan tidak melibatkan aspek afektif didalamnya (Dharmesta, dalam Diah Dharmayanti, 2006:37-38). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 C. Penelitian terdahulu Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Variabel Referensi Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian Penelitian Brand Image, Customer Sadra Thakur (2012) Satisfaction and Loyalty 1. Brand Image Intention: A Study in the 2.Kepuasan Context of Cosmetic konsumen Product Among the 3. Loyalitas Brand Information Image berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen People of Central India Variabel Citra Merek,variable Kualitas Produk berpengaruh langsung Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Dewi Terhadap Kepuasan dan Kurniawat Loyalitas i (2014) (Studi pada Pelanggan KFC Malang) Pelanggan CabangKawi ter-hadap 1. Citra Merek 2. variable kepuasan Pelanggan Kualitas Produk Path 3. Kepuasan Analysis 4. Loyalitas Pelanggan Variable Kepuasan Pelanggan berpengaruh langsung terhadap variable Loyalitas Pelanggan, Citra variabel Merek berpengaruh langsung dan tidak signifikan terhadap http://digilib.mercubuana.ac.id/ vari-abel 25 Loyalitas Pelanggan, variable Kualitas Produk berpengaruh langsung dan signifikan terhadap vari-abel Kepuasan Pelanggan Hubungan antara Tempat suasana dan Kualitas Dayang Nailul dan FrancineR ozario (2009) Influence of Service and Product Quality towards Customer Satisfaction: A Case Study at the Staff Cafeteria in berpengaruh 1. Service 2. Product Quality 3. Customer positif dan signifikan terhadap Teknik kepuasan pelang-gan. Analisis SPSS Namun, hubungan antara Satisfaction the Hotel Industry Pelayanan Kualitas makanan berpengaruh negative dan signifikan tidak dengan Kepuasan Pelanggan Kepuasan Variabel Konsumen Layanan berpengaruh Yang Dipengaruhi oleh Kualitas Thomas (2012) dengan Sebagai Layanan 1. Brand secara Kepuasan Image Konsumen Variabel 2. Kualitas Kualitas Perantara: Studi Kasus Layanan positif dan signifikan terhadap Analisis Kepuasan SEM dan Brand Image tidak Pada Konsumen Rumah 3. Brand Image Sakit Swasta di Kota Surabaya http://digilib.mercubuana.ac.id/ signifikan Konsumen terhadap Kepuasan Konsumen 26 Study the Effects of Asghar (2011) Customer Service and Product Quality Customer on Satisfaction and Loyalty 1. Product Kualitas Produk, Quality Kualitas Layanan 2. berpengaruh Customer Path Service 3. Analysis Customer Kepuasan, dengan Kepuasan berpengaruh terhadap Satisfaction Loyalitas Pengaruh Brand Image Tutut Ratna (2011) Terhadap Loyalitas Pengguna Smartphone Iphone (Studi PadaMahasiswa Teknik 1. Brand Image 2. Loyalitas Statistik Pelanggan Fakultas Analisis Regresi Linier Berganda Komunikasi Bisnis di Variabel Brand Image Berpengaruh signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan Telkom University Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan, Harga Pengaruh Suwarni (2011) Kualitas Produk dan Harga Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Konsumen 1. Kualitas Produk 2. Harga Path 3. Loyalitas Analysis 4. Kepuasan Konsumen Berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan, Kualitas Produk berpeng-aruh signifikan terhadap Loyalitas Konsumen, Harga tidak berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Konsumen,Kepuasanb erpengaruh signifikan terhadap Loyalitas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 D. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan hipotesis Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang dikemukakan, Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Hubungan Kualitas Produk dengan Kepuasan Konsumen Hubungan antar kualitas produk dengan kepuasan konsumen memiliki kaitan yang sangat erat. Jika saat mengkonsumsi mereka cenderung kecewa maka mereka akan beralih pada produk yang lain. Kepuasan konsumen sendiri ditimbulkan dari kualitas yang diberikan oleh perusahaan, semakin baik kualitasnya semakin banyak pula pelanggan yang di miliki, perusahaan harus mempertahankan kualitas yang sudah di miliki atau menambah kualitas yang lebih baik agar konsumen tidak terpengaruh oleh pesaing yang lain dan tetap setia pada merek tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Lien dan Yu (2001) menghasilkan kesimpulan bahwa kepuasan pelanggan adalah mediator untuk semua kualitas pelayanan yang dirasakan, kualitas produk, dan harga. Kualitas layanan yang dirasakan memiliki pengaruh tidak langsung terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan H1 : Kualitas Produk (X1) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen (Z) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 2. Hubungan Citra Merek dengan Kepuasan Konsumen Hubungan citra merek dengan kepuasan konsumen memiliki pengaruh yang positif. Citra merek merupakan image atau sesuatu yang melekat di benak konsumen. Semakin baik persepsi di benak konsumen terhadap citra merek perusahaan maka kepuasan konsumen juga akan semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Nila (2012) menyatakan bahwa konsumen merasa puas dengan citra merek (brand image) yang berarti perusahaan harus mampu serta berupaya untuk meningkatkan bagaimana manfaat produk, kemudahan memperoleh produk, merek yang mudah dikenali,dan sesuai dengan kebutuhan konsumen, yang nantinya menjadikan konsumen lebih puas dan mengabaikan penawaran produk lain atau loyal terhadap produk yang digunakan. H2 : Citra Merk (X2) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen (Z1) 3. Hubungan Kepuasan Konsumen dengan Loyalitas Konsumen Loyalitas Konsumen merupakan efek akhir dari suatu pembelian, yang diartikan sebagai suatu sikap dan niat untuk berprilaku di masa depan, dan disalurkan melalui hal-hal seperti komitmen untuk membeli kepada perusahaan jika membutuhkan produknya, komitmen untuk memberikan rekomendasi kepada orang lain dengan menceritakan hal-hal yang positif tentang perusahaan dan kesediaan untuk membayar mahal (beban biaya). Mc Mullan dan Gilmore (2008) melakukan penelitian dengan tujuan fokus pada menetapkan tingkat kesetiaan individu dan apa yang mendukung dan mengembangkan loyalitas pelanggan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 mereka. Penelitian ini mengakui pentingnya memiliki loyalitas pelanggan untuk organisasi kompetitif dan industri. H3 : Kepuasan Konsumen (Z) berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Konsumen (Y) 4. Hubungan Kualitas Produk dengan Loyalitas Konsumen Hubungan kualitas produk dengan loyalitas konsumen adalah dengan adanya kepuasan dari pembelian produk yang ditawarkan kepada konsumen, mereka terus menerus membeli dan menggunakan produk itu secara berkala dan tidak tertarik dengan produk lain karena sudah percaya pada produk tersebut tetap loyalitas pada satu produk dan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain. Penelitian sebelumnya yang meneliti tentang pengaruh kualitas produk dan brand image terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan menemukan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap loyalitas dan kepuasan konsumen. Herizon dan Maylina (2003) mengemukan bahwa ada dua variabel utama yang menentukan kepuasan konsumen yaitu expectations dan perceived performance. Apabila perceived performance melebihi expectations maka pelanggan akan puas, tetapi apabila sebaliknya, pelanggan akan merasa tidak puas. Dijelaskan juga bahwa ada pengaruh langsung dari perceived performance terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan adalah variabel yang dapat menimbulkan loyalitas H4 : Kualitas Produk (X1) berpengaruh signifikan Pelanggan (Y) http://digilib.mercubuana.ac.id/ terhadap Loyalitas 30 5. Hubungan Citra Merek dengan Loyalitas Konsumen Hubungan citra merek dengan loyalitas konsumen dipengaruhi oleh pengalaman penggunaan produk yang memuaskan. Konsumen yang memiliki loyalitas terhadap suatu merek akan terus melakukan pembelian ulang karena sudah percaya dan merasa puas sehingga konsumen tidak mudah tergiur dengan promosi dari pihak pesaing dan adanya kemauan untuk merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain. Sehingga menciptakan dari kepuasaan menjadi loyalitas Konsumen yang di timbulkan dari citra merek tersebut. Menurut dalam Ranto (2007) menjelaskan bahwa citra mempunyai peran dalam memasarkan suatu organisasi karena berpotensi mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkan serta pada akhirnya mempengaruhi kepuasan konsumen dan loyalitas. H5 : Citra Merek (X2) berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Konsumen (Y) Semakin meningkatnya tingkat persaingan bagi industri memaksa pemasar industri atau perusahaan untuk lebih meningkatkan kepuasan konsumen agar mempengaruhi perilaku selanjutnya. Hal ini menyebabkan persaingan semakin tajam dalam dunia bisnis saat ini terutama dalam hal produk rokok. Perusahaan berusaha menawarkan keunggulan produknya masing-masing. Dan konsumen juga semakin selektif dalam memilih rokok yang akan dibeli untuk memenuhi kepuasan nya. Memahami kepuasan konsumen serta loyalitas pelanggan menjadi penting agar mampu bersaing dengan kompetitor. Kualitas produk, Citra Merek dan Kepuasan Konsumen berkaitan erat dengan loyalitas konsumen dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Konsumen yang puas dengan suatu produk cenderung memilih produk yang sama untuk melakukan keputusan pembelian berikutnya. Berikut kerangka penelitian yang menggambarkan pengaruh dua variabel independen yaitu kualitas produk dan brand image dalam membangun loyalitas konsumen yaitu variabel dependen melalui variabel intervening yaitu kepuasan konsumen dalam membeli suatu produk rook gudang garam. Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut: KUALITAS PRODUK (X1) KEPUASAN KONSUMEN (Z) CITRA MEREK (X2) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran http://digilib.mercubuana.ac.id/ LOYALITAS KONSUMEN (Y)