Output file

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
Kajian
menelaah,
dan
pustaka
merupakan
mengidentifikasi
kegiatan
mendalami,
pengetahuan-pengetahuan
mencermati,
(Arikunto,
2010:58).
1. Manajemen Keuangan
Martono dan Harjito (2010:4) mengemukakan manajemen keuangan
(financial management) adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan
dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola aset
sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Fungsi utama dalam manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan
(Martono dan Harjito, 2010:4), yaitu :
a. Keputusan investasi (investment decision), adalah keputusan terhadap aktiva
apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi ini berpengaruh
secara langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas
perusahaan untuk waktu-waktu yang akan datang. Rentabilitas investasi
(return on investment) merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba
yang dihasilkan dari suatu investasi.
b. Keputusan pendanaan (financing decision), adalah keputusan terhadap pasiva
apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan pendanaan menyangkut
beberapa hal, yaitu :
1) Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk
membiayai investasi.
2) Penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering
disebut struktur modal yang optimum. Struktur modal optimum
merupakan perimbangan hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan
biaya modal rata-rata minimal.
c.
Keputusan pengelolaan aktiva (assets management decision), adalah
pengalokasian dana yang digunakan untuk pengadaan dan pemanfaatan aset
menjadi tanggung jawab manajer keuangan. Tanggung jawab tersebut
menuntut manajer keuangan lebih memperhatikan pengelolaan aktiva lancar
daripada aktiva tetap.
Manajemen keuangan mencakup keputusan di bidang investasi,
pengelolaan aset, dan pendanaan termasuk kebijakan dividen. Keputusan
investasi dan pengelolaan aset membahas masalah-masalah yang terdapat pada
sisi aktiva, yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap, sedangkan keputusan
pendanaan membahas unsur-unsur yang ada di sisi pasiva yang terdiri dari
hutang dan modal sendiri.
2. Investasi
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan
didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang ditentukan
(Hartono, 2007:5).
Menurut Sunariyah (2006:4), investasi dalam arti luas terdiri dari dua
bagian utama, yaitu :
a. Investasi dalam bentuk aktiva riil (real asset) seperti emas, perak, intan,
barang-barang seni, dan real estate.
b. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable
securities atau financial asset) dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1) Investasi langsung, diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat
berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah
go public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa
penghasilan deviden dan capital gain.
2) Investasi tidak langsung, terjadi bilamana surat-surat berharga yang
dimiliki
diperdagangkan
kembali
oleh
perusahaan
investasi
(investment company) yang berfungsi sebagai perantara. Pemilikan
aktiva tidak langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan
terdaftar, yang bertindak sebagai perantara atau intermediary. Dalam
perannya sebagai investor tidak langsung, perdagangan perantara
(pialang) mendapatkan dividen dan capital gain seperti halnya dalam
investasi langsung. Selain itu juga akan memperoleh penerimaan
berupa capital gain atas hasil perdagangan portofolio yang dilakukan
oleh perantara tersebut.
Para investor melakukan investasi dengan tujuan untuk mendapatkan
tambahan penghasilan dimasa mendatang. Menurut Kamarudin (2006:3), ada
beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, yaitu:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana cara meningkatkan
taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana
berusaha untuk mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada
sekarang agar tidak berkurang dimasa datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam memilih perusahaan atau objek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya
tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya
mendorong tumbuhnya
investasi
di
masyarakat
melalui
fasilitas
perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi
pada bidang-bidang usaha tertentu.
Manfaat yang dapat diperoleh bagi masyarakat (pemodal) dalam
berinvestasi di pasar modal menurut Kamarudin (2006:58) antara lain :
a. Nilai investasi berkembang mengikuti perubahan ekonomi. Peningkatan
tersebut tercermin pada meningkatnya harga yang menjadi capital gain.
b. Sebagai pemegang saham investor memperoleh dividen.
c. Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
d. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misal dari saham A
ke saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan dan mengurangi
resiko.
e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument untuk
mengurangi resiko.
3. Pasar Modal
Menurut Sunariyah (2006:5) mendefenisikan pasar modal adalah
tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga.
Ditempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha
yang mempunyai kelebihan dana (surplus funds) melakukan investasi dalam
surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, ditempat itu pula
perusahaan (entitis) yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga
dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas dipasar modal sebagai
emiten.
Tiga aspek mendasar yang ingin dicapai pasar modal di indonesa
menurut Kamarudin Ahmad (2006:19) yaitu:
a. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam kepemilikan
saham-saham perusahaan
b. Pemerataan
pendapatan
masyarakat
melalui
saham
kepemilikan
perusahaan
c. Membangkitkan
partisipasi
masyarakat
dalam
pengarahan
dan
perhimpunan dana untuk digunakan secara produktif
Menurut Sunariyah (2006:7) fungsi pasar modal pada suatu negara
dapat dilihat dari lima segi, yaitu:
a. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk
menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan.
b. Pasar modal memeberikan kesempatan kepada para pemodal untuk
menentukan hasil (return) yang diharapkan.
c. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual
kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.
d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian, yaitu dengan
memebeli sebagian kecil saham perusahaan public.
e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.
4. Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2007:105) laporan keuangan menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
jangka waktu tertentu.
Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK No. 1,2012) adalah : Memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi.
Laporan
keuangan menunjukkan
hasil
pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
5. Analisa Rasio Keuangan
Pengertian menurut Harahap (2007:297) rasio keuangan adalah angka
yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan
pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Menurut Sartono (2008:114) rasio financial dibagi ke dalam 4 kategori
utama, yaitu :
a) Rasio likuiditas, yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban financial yang berjangka pendek tepat pada
waktunya.
b) Rasio aktivitas, menunjukan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam
menggunakan asset untuk memperoleh penjualan.
c) Rasio leverage, menunjukan kapasitas perusahaan untuk memenuhi
kewajiban baik itu untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
d) Rasio profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan,
asset maupun laba bagi modal sendiri.
1) Return On Assets (ROA)
Menurut Kasmir (2012:201) ROA adalah rasio yang menunjukan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu,
ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan
karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva
untuk memperoleh pendapatan.
ROA
=
Laba bersih setelah pajak
Total Aktiva
2) Earning Per Share (EPS)
Menurut Tandelilin (2010:373) Earning Per Share adalah laba bersih
yang siap di bagikan kepada pemegang saham di bagi dengan jumlah
lembar saham perusahaan.
EPS
=
Laba bersih setelah pajak
Jumlah saham yang beredar
3) Debt to Equity Ratio (DER)
Kasmir (2012:157) mendefinisikan : Debt to Equity Ratio adalah rasio
yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari
dengan membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar
dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana
yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan
kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan untuk jaminan utang.
DER
=
Total hutang
Ekuitas
6. Saham
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:5) saham (stock) merupakan
tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut.
Adapun maksud dari pembagian ini adalah hanya untuk membedakan
dari karakteristik saham itu sendiri. Menurut Martono dan Harjito (2007:367),
saham dapat dibedakan menjadi:
a. Berdasarkan cara pengalihannya
1) Saham atas unjuk (Bearer stock)
Di atas sertifikat ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan
pemilikan saham atas unjuk, seorang pemilik sangat mudah untuk
mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya
mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk ini harus berhati-hati
membawa dan menyimpannya, karena jika saham tersebut hilang,
maka pemilik tidak dapat meminta gantinya.
2) Saham atas nama (Registered stock)
Di atas sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara peralihan
dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat
dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang
saham. Jika saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta gantinya.
b. Berdasarkan manfaatnya
1) Saham biasa (Common stock)
Saham biasa selalu ada dalam struktur modal saham. Jenis-jenis saham
biasa antara lain: saham biasa unggulan, saham biasa yang tumbuh,
saham biasa yang stabil, dan lain-lain.
2) Saham preferen (Prefered stock)
Saham preferen terdiri dari beberapa jenis, antara lain: saham preferen
kumulatif, saham preferen bukan kumulatif, dan lain-lain.
7. Harga Saham
Menurut Rusdin (2008:66) harga saham ditentukan menurut hukum
permintaan-penawaran atau kekuatan tawar-menawar. Makin banyak orang
yang ingin membeli, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik.
Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual saham maka saham
tersebut akan bergerak turun.
Menurut Dev Group on research (2008) dalam jurnalnya yang berjudul
“indeks saham dan obligasi” dalam situs www.infovesta.com mengemukakan
bahwa ada beberapa jenis harga saham, yaitu :
a. Harga saham sektoral, yaitu harga saham yang tergabung dalam sektorsektor tertentu yangada di BEI
b. Harga saham gabungan, yaitu harga saham semua perusahaan yang
terdaftar di BEI
c. Harga saham individual, yaitu harga saham dari masing-masing saham
terhadap harga dasarnya
d. Harga saham LQ-45, yaitu harga saham dengan 45 saham unggulan yaitu
terlikuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang tinggi
e. Harga saham JII, yaitu harga saham perusahaan menurut syariat islam
f. Harga saham kompas 100, yaitu harga saham perusahaan yang tergabung
dalam 100 besar perusahaan pilihan menurut harian surat kabar kompas
Menurut Sunariyah (2006:168) ada beberapa pendekatan yang dapat
digunakan untuk menilai harga suatu saham tetapi dua pendekatan berikut
yang paling banyak digunakan, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan
portofolio modern.
a. Pendekatan tradisional, untuk menganalisis surat berharga saham dengan
pendekatan tradisional digunakan dua analisis yaitu:
1) Analisis teknikal, merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan
data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses
permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara
keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan datapasar yang
dipublikasikan seperti: harga saham, volume perdagangan, indeks
harga saham gabungan dan individu, serta faktor –faktor lain yang
bersifat teknis. Oleh sebab itu, pendekatan ini juga disebut pendekatan
analisis pasar (market analisys) atau analisis internal (internal
analisys).
2) Analisis fundamental, pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan
bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang
diestimasi oleh para investor atau analisis. Nilai intrinsik merupakan
suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan
untuk menghasilkan suatu return (keuntungan) yang diharapkan dan
suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai
intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang
(current market price). Harga pasar saham merupakan refleksi dari
rata-rata nilai intrinsiknya.
b. Pendekatan portofolio modern
Pendekatan portofolio modern menekankan pada aspek psikologi bursa
dengan asumsi hipotesis mengenai bursa, yaitu hipotesis pasar efisien.
8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Fahmi dan Hadi (2009:72) ada beberapa kondisi dan situasi
yang menentukan suatu saham itu akan mengalami fluktuasi, yaitu :
a. Kondisi mikro dan makro ekonomi
b. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan
usaha), seperti membuka kantor cabang (brand office), kantor cabang
pembantu (sub brand office) baik yang di buka di domestik maupun luar
negeri
c. Pergantian direksi secara tiba-tiba
d. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak
pidana dan kasusnya sudah masuk pengadilan
e. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap
waktunya
f. Risiko sitematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh
dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat
g. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal
jual beli saham
9. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
a. Pengaruh Return On Assets Terhadap Harga Saham
Return On Assets (ROA) merupakan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Sartono, 2008:123).
Dengan meningkatnya ROA berarti kinerja perusahaan semakin baik dan
sebagai dampaknya harga saham perusahaan semakin meningkat.
Sebaliknya, apabila Return On Assets semakin kecil menunjukkan
bahwa dari total aktiva yang digunakan perusahaan mendapatkan kerugian,
maka minat investor terhadap saham perusahaan tersebut akan berkurang
dan harga sahamnya akan rendah.
b. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham
EPS merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan
oleh investor untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuntungan bagi pemegang saham (Kasmir, 2012:207).
EPS ini akan sangat membantu investor karena informasi EPS ini
bisa menggambarkan prospek earning suatu perusahaan dimasa yang akan
datang, karena EPS menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan, maka semakin besar
EPS akan menarik investor untuk melakukan investasi diperusahaan
tersebut. Oleh karena itu, hal tersebut akan mengakibatkan permintaan akan
saham meningkat dan harga saham akan meningkat, dengan demikian EPS
berpengaruh positif terhadap harga saham.
c. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham
Debt to Equity Ratio (DER) akan mempengaruhi harga saham karena
rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menutupi sebagian atau seluruh utang-utang baik jangka panjang maupun
jangka pendek dengan dana yang berasal dari modal sendiri maupun modal
asing. Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar total passiva
yang terdiri atas persentase modal perusahaan sendiri dibandingkan dengan
hutang. Jadi apabila dalam laporan perusahaan, perusahaan dapat memenuhi
kewajibannya maka aktivitas perusahaan akan berjalan dengan baik,
sehingga harga saham pun cenderung meningkat. Hal ini juga dapat dilihat
menurut beberapa penyusunan litelatur khususnya dibidang manajemen
keuangan, salah satu diantaranya menurut Sutrisno (2007:249) : Dengan
menggunakan dana
utang, maka
apabila
perusahaan
mendapatkan
keuntungan lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan
keuntungannya akan meningat.
Berdasarkan
pernyataan
diatas,
penggunaan
utang
akan
menimbulkan resiko, namun dapat juga digunakan untuk meningkatkan hasil
pengembalian pemegang saham, yang terlihat dari peningkatan harga saham
perusahaan.
10. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti
Rahmalia
Nurhasanah
(2013)
Puspita Sari
(2014)
Aditya Pratama
dan Teguh
Ewati (2014)
Puput Rarindra
(2015)
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Pengaruh Return On Assets
(ROA), Return On Equity
(ROE), dan Earning Per
Share (EPS) terhada harga
saham pada perusahaan LQ
45 yang terdaftar di BEI
periode 2007-2011
Current Ratio, Net Profit
Margin, Return On Assets,
Debt to Equity Ratio, Total
Assets
Turnover,
dan
Earning Per Share terhadap
harga saham (Studi Pada
Perusahaan Industri Barang
Konsumsi yang Go Public di
Bursa Efek Indonesia Pada
Periode Tahun 2010 – 2013)
menunjukkan hasil secara parsial ROA
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham, ROE dan EPS
berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham. Sedangkan secara simultan
ROA, ROE dan EPS berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham
Current Ratio (CR), Net Profit Margin
(NPM), Debt to Equity Ratio (DER) dan
Total
Assets
Turnover
(TATO)
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham, sedangkan Return On Assets
(ROA) dan Earning Per Share (EPS)
tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Current Ratio (CR), Net
Profit Margin (NPM), Return On Assets
(ROA), Debt to Equity Ratio (DER),
Total Assets Turnover (TATO), dan
Earning Per Share (EPS) secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham
Menunjukkan hasil, secara parsial dari
kelima variabel independen yang
memiliki pengaruh positif dan signifikan
hanya tiga variabel yaitu Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, dan Earning Per
Share. Sedangkan secara simultan dari
kelima variabel independen memiliki
pengaruh signifikan
Pengaruh Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, Return
On Equity, Net Profit Margin
dan Earning Per Share
terhadap harga saham (Studi
Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2008 – 2011)
Pengaruh PER, EPS, ROA
dan DER terhadap harga
saham LQ45 di Bursa Efek
Indonesia
Sumber : Jurnal Terdahulu
Analisis secara simultan menunjukkan
bahwa rasio PER, EPS, ROA dan DER
secara simultan berpengaruh terhadap
harga saham.
Hasil analisis secara
parsial menunjukkan bahwa rasio EPS
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham
B. Rerangka Pemikiran
Pergerakan harga saham sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik
dari dalam perusahaan itu sendiri maupun dari luar perusahaan. Hal ini
disebabkan karena investor memiliki harapan atas sejumlah pengembalian dari
investasi yang ditananamkannya. Pengembalian itu tentunya tergambar jelas
pada kinerja perusahaan, jika perusahaan mengalami keuntungan yang
signifikan maka investor cenderung memiliki harapan yang cukup optimis
akan pengembalian yang pasti didapatnya, sementara itu jika perusahaan
mengalami kerugian maka secara otomatis terbayang didalam benak investor
sejumah kerugian yang akan diterimanya.
Kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio profitabilitas
merupakan suatu konsep pengukuran kinerja yang menitikberatkan pada
perolehan laba perusahaan. Sehingga investor dapat melihat keuntungan yang
benar-benar akan diterimanya dalam bentuk dividen .
Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return
On Asset dan Earning Per Share. Rasio tersebut sering digunakan oleh para
investor sebagai tolak ukur untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan,
karena rasio tersebut menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba, dimana
sebagian laba tersebut akan dibagikan kepada
investor dalam bentuk deviden.
Rasio leverage juga digunakan dalam penelitian ini yaitu Debt to
Equity Ratio, rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini
berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang.
H1
Return On Assets (ROA)
H2
Earning Per Share (EPS)
H3
Harga Saham
H4
Debt to Equity Ratio (DER)
Gambar 2.1
Rerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut diatas,maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitaian ini adalah sebagai berikut:
H1 : ROA, EPS dan DER berpengaruh signifikan secara bersama-sama
terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
periode 2014.
H2 : ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI periode 2014.
H3
: EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI periode 2014.
H4 : DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI periode 2014.
Download