8 BAB. II DASAR TEORI 2.1 Latar Belakang Perusahaan CHEVRON adalah satu dari perusahaan energi yang terintegrasi paling besar di dunia dan menyediakan energi untuk manusia. Mempunyai kantor pusat di San Ramon, California-USA dan melakukan bisnis lebih dari 100 negara mencakup aspek dari minyak, industri gas-alam, mencakup explorasi, produksi, pabrikasi, pemasaran, transportasi, pabrikasi bahan-kimia, penjualan serta geothermal. CHEVRON juga bergerak dalam penanaman modal terhadap usaha yang dapat diperbaharui serta dalam hal teknologi.CHEVRON pertama kali bergerak dibidang minyak dan gas bumi pada tahun 1879 yaitu saat ditemukannya minyak pertama kali di Pico Canyon, Sebelah Utara Los Angeles. Dengan ditemukan lading minyak ini, pada saat itu dibentuk sebuah perusahaan bernama Pacific Coast Oil Company.Pada tahun 1984, Pacific Coast Oil melakukan penggabungan usaha dengan Gulf Oil Cooperation.Dengan bergabungnya dua perusaan ini makan peningkatan produksi minyak dari kedua perusahaan menjadi lebih besar dan menjadikan catatan sejarah bagi industry minyak dan gas bumi di Amerika Serikat. Cabang perusahaan utama yang lain yaitu Texas Fuel Company yang terbentuk di Beaumont, Texas, pada tahun 1901 yang kemudian dikenal dengan nama Texas Company atau Texaco. Pada tahun Kemudian pada tahun 2005 Texaco berubah nama menjadi CHEVRON setelah mengakuisisi Unocal Corporation pada tahun yang sama. Posisi CHEVRON sebagai pemimpin industri energi semakin kuat setelah mengadakan penambahan-penambahan aset gas alam dan minyak. 9 Dalam lingkup global, kekuatan CHEVRON terdapat pada pekerja yang terampil.CHEVRON mempunyai lebih dari 59.000 pekerja terampil dan 5.800 karyawan pusat pelayanan.Sebagai perusahaan dan individu, CHEVRON memberikan kontribusi yang besar terhadap komunitas di mana CHEVRON berada. Pada tahun 2007, CHEVRON berhasil memproduksi 2,62 juta barel minyak equivalent perhari dan 70 persen dari produksi total tersebut dihasilkan di luar dari Amerika Serikat. CHEVRON telah mempunyai kapasitas penyulingan secara global lebih dari 2 juta barrel dari minyak per hari pada penghujung tahun 2007.CHEVRON didukung dengan jaringan pemasaran lebih dari 25,000 retail outlet pada enam benua.CHEVRON juga sudah menanamkan modal dalam 15 power-generating fasilitas di Amerika Serikat dan Asia. Di Indonesia, CHEVRON beroperasi dibeberapa area, antara lain: 1. CHEVRON Geothermal Indonesia (CGI), melakukan eksplorasi energi panas bumi dengan daerah operasi di area Gunung Salak dan gunung Drajat Jawa Barat. 2. CHEVRON Indonesia Company (CICo), melakukan eksplorasi minyak dan gas bumi dengan lokasi utamanya di Kalimantan Timur. 3. CHEVRON Pasifik Indonesia (CPI), melakukan eksplorasi minyak dan gas dengan lokasi utama di propinsi Riau. 4. CHEVRON Makassar Limited (CML), melakukan eksplorasi minyak dan gas dengan lokasi laut dalam yaitu di sekitar Selat Makassar. CHEVRONIndonesia Company Kalimantan Operation berkantor pusat di Pasir Ridge Balikpapan.Pada awalnya CHEVRON Indonesia Company bernama Union Oil Company of California.Kemudian pada tahun 1965 bergabung dengan Pure Oil 10 Company dalam melakukan pengelolaan sumber daya alam. Pada April 1984 secara resmi berganti nama menjadi Unocal Corp yang kemudian berubah kembali menjadi Unocal Indonesia Company pada tahun 1985. Pada Mei 2006 Unocal Indonesia Company diakuisisi oleh CHEVRONGlobal dan berubah menjadi CHEVRON Indonesia Company. Dalam rangka mencapai keberhasilan operasional dan melakukan operasi yang terpercaya serta efisien, CHEVRON mempunyai kebijakan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan dari orang-orang dan lingkungan.Manajemen yang sistematis tentang keselamatan, kesehatan, lingkungan, keandalan dan efisiensi dalam kelas dunia digambarkan sebagai Keunggulan operasional (OE). Komitmen CHEVRON dalam keunggulan operasi ditunjukkan melalui caraCHEVRON atau CHEVRON Way. CHEVRON way akan melindungi manusia dan lingkungan di mana CHEVRON berada dan sangat memprioritaskan pada kesehatan dan keselamatan pekerja serta melindungi aset dan lingkungan. Dalam rangka memenuhi keunggulan operasi CHEVRON maka diaplikasikan suatu sistem manajement keunggulan operasi (OEMS) yang terdiri dari tiga bagian yaitu kepemimpinan, tanggung Jawab, sistem proses manajemen dan pencapaian OE. Kepemimpinan adalah faktor utama yang paling besar dalam pencapaian keunggulan operasi. Para pemimpin bertanggung jawab tidak hanya menuju pencapaian hasil tetapi cara menuju pencapaian hasil tersebut sudah benar dan bertindak sesuai nilai-nilai dari CHEVRON. Para Pemimpin akan mengarahkan sistem manajemen proses untuk memandu pencapaian peningkatan keunggulan operasi. Proses Sistem Manajemen terdiri dari lima langkah-langkah: 11 a. Visi dan sasaran b. Nilai-nilai c. Perencanaan d. Implementasi e. Evaluasi CHEVRONakan menilai dan bertindak untuk menghilangkan segala potensial resiko kepada karyawan, pemborong, masyarakat dan lingkungan. Berikut ini adalah pondasi dari pencapaian OE: 1. Keamanan Personal dan Aset, menyediakan suatu jaminan keamanan lingkungan di mana operasi bisnis dapat dijalankan dengan baik. 2. Fasilitas desain dan konstruksi, Merancang dan membangun fasilitas untuk menghindarai dan mencegah kecelakaan atau dengan beroperasi secara terpercaya, efisien dan berwawasan lingkungan. 2. Beroperasi dengan aman, Beroperasi dan memelihara fasilitas sehingga tidak menimbulkan kecelakaan, kerugian dan macam-macam penyakit. 3. Manajemen dari Perubahan, mengatur perubahan temporer dan permanen untuk mencegah kecelakaan. 4. Keandalan dan Efisiensi, keandalan beroperasi dan memelihara fasilitas untuk mendukung integritas mekanis dan mencegah kecelakaan serta memaksimalkan efisiensi dari operasi dan memelihara sumber alam. 5. Pelayanan pihak ketiga,Secara sistematis mengenal dan mengatur kontraktor untuk mematuhi persetujuan yang di berhubungan dengan OE. 6. Peduli Lingkungan, CHEVRON memberikan perhatian dan berperan aktif dalam Aktip untuk mencegah polusi dan sampah, bekerja keras untuk secara terus menerus meningkatkan pencapaian lingkungan dan membatasi dampak kerusakan dari operasi. 12 7. Menjaga produk, Mencegah potensi bahaya yang bisa menyebabkan kerusakan produk 8. Penyelidikan peristiwan, Penyelidikan peristiwa dilakukan untuk mengindentifikasikan bahaya dan mencari akar masalah dari kejadian dan menginformasikan ke pihak lain untuk mengurangi atau mencegah kejadian yang sama terulang lagi. 9. Pengembangan dan Penyuluhan Masyarakat, Membantu masyarakat dan terlibat dalam dialog terbuka untuk membangun kepercayaan. 10. Manajemen Tanggap Darurat, Mempunyai rencana kesiapsiagaan untuk merespon secara cepat dan efektif serta memulihkan setiap keadaan darurat. 11. Penjaminan Kepatuhan, Mematuhi dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan dan semua peraturan dan perundangan yang berlaku; menerapkan standar yang dapat diterimaapabila tidak terdapat peraturan dan perundangan terkait; memastikan karyawan dan kitra kerja agar memahami tanggung jawab terhadap keselamatan kerja, kesehatan dan lingkungan. 2.2 Sistem Tenaga Listrik Dalam rangka pemenuhan dan penyediaan tenaga listrik bagi pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik.Peralatan-peralatan ini dihubungkan satu dengan yang lainnya mempunyai interrelasi dan secara keseluruhan membentuk suatu sistem tenaga listrik.Sistem tenaga listrik adalah sekumpulan pusat pembangkit tenaga listrik dan gardu induk yang satu dengan yang lainnya 13 dihubungkan dengan jaringan transmisi sehingga menjadi sebuah kesatuan interkoneksi. Kualitas listrik yang tersalurkan untuk memenuhi keperluan tenaga listrik harus tetap terjaga.Kontinyuitas tenaga listrik harus tersalur terus menerus tanpa pernah padam, total harmonik mendekati minimum, dan tegangan dan frekuensi tidak berubah. Untuk menghasilkan tenaga listrik yang baik diperlukan strategi kontrol yang tepat Pada umumnya energi listrik yang dihasilkan oleh pusat-pusat pembangkit tenaga listrik letaknya tidak selalu dekat dengan pusat-pusat beban.Untuk menyalurkan tenaga listrik secara kontinyu dan handal, diperlukan pemilihan sistem distribusi yang tepat. Pemilihan ini didasarkan pada beberapa faktor, antara lain : faktor ekonomis, faktor tempat, dan faktor kelayakan. Untuk pemilihan sistem jaringan harus memenuhi persyaratan-persyaratan antara lain: keandalan yang tinggi, kontinyuitas pelayanan, biaya investasi yang rendah, fluktuasi frekuensi dan tegangan rendah. 2.3 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas Pembangkit listrik di Santan LEX Plant menggunakan Turbine Gas sebagai penggerak, prinsip kerjanya adalah, udara yang masuk melalui air intake dinaikkan tekanannya sampai dengan 190 psig (13Kg/Cm2) kemudian udara ini dialirkan dalam ruang bakar (combustor). Didalam ruang bakar udara bertekanan ini dicampur dengan bahan bakar gas.Energi panas hasil pembakaran di arahkan ke power turbine untuk memutar sudu-sudu turbin.Energi panas ini dikonversikan ke Energi mekanik dan selanjutnya energi mekanis tersebut digunakan untuk memutar generator. 14 2.4 Karakteristik Jaringan Distribusi Menurut TIM PLN (SPLN 12/1978) yang dikutip oleh Purwanto, A. (1998), Sistem jaringan distribusi tenaga listrik harus memenuhi karakteristik sebagai berikut: 1. Kontinyuitas pelayanan yang baik, tidak sering terjadi pemutusan, baik karena gangguan maupun hal-hal yang direncanakan. Biasanya kontinyuitas pelayanan terbaik diprioritaskan pada beban-beban yang dianggap vital dan sama sekali tidak dikehendaki mengalami pemadaman sekalipun dalam waktu yang relatif singkat. 2. Kualitas daya yang baik, antara lain meliputi: kapasitas daya yang memadahi, tegangan yang selalu konstan dan frekuensi yang selalu konstan untuk arus bolak-balik. 3. Luasan dan penyebaran daerah beban yang dilayani seimbang. Khususnya untuk sistem tiga fasa, faktor keseimbangan atau kesimetrisan beban pada masing-masing fasa juga perlu diperhatikan. 4. Fleksibel dalam pengembangan dan perluasan daerah beban. Perencanaan sistem distribusi yang baik, tidak hanya bertitik tolak pada kesatuan beban 15 yang sesaat, tetapi perlu diperhitungkan pula secara teliti kemungkinan pengembangan beban yang harus dilayani, bukan saja dalam hal penambahan kapasitas dayanya, tetapi dalam hal perluasan jaringan yang harus dilayani. 5. Kondisi dan situasi lingkungan, faktor ini merupakan pertimbangan dalam perencanaan untuk lingkungan bersangkutan, misalnya tentang konduktornya, konfigurasinya, tata letaknya dan pertimbangan dari segi estetika atau keindahannya. 6. Pertimbangan ekonomi, faktor ini menyangkut perhitungan atau untung ruginya ditinjau dari segi ekonomis dalam angka penghematan anggaran yang tersedia. Sedangkan menurut TCM PLN 1978 (SPLN 12/1978: 6) sistem jaringan distribusi tenaga listrik untuk 20 kV tiga fasa empat kawat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Netral yang ditanahkan di sepanjang jaringan. 2. Dilakukan pentanahan langsung. 3. Pentanahan dilakukan di sepanjang jaringan. 4. Penghantarnetral yang ada merupakan penghantar jaringan tegangan menengah maupun penghantar netral jaringan tegangan rendah. 5. Transformator, Menggunakan Transformator 1 fasa yang dihubungkan antara fasa dan netral bersama sehingga kebutuhan akan aliran tiga fasa dipenuhi oleh tiga susunan tiga fasa. Transformator distribusi 1 fasa lebih praktis dan dipasang dengan 4 saluran penghantar, pada sisi kumparan sekunder dapat dihubungkan seri paralel, yang berfungsi untuk memperoleh tegangan 220 volt/380 volt. Dewasa ini hubungan dari seri paralel maupun seri pada sisi 16 sekunder transformator distribusi satu fasa dilakukan dalam tangki transformator. Dengan demikian karakteristik jaringan distribusi tenaga listrik adalah jaringan itu mempunyai kontinuitas dan kualitas pelayanan yang baik, tidak sering pemutusan, netral dan pentanahan yang dilakukan di sepanjang jaringan, hubungan transformator distribusi secara praktis dan dipasang dengan 4 saluran penghantar, pada sisi kumparan sekunder dapat dihubungkan seri paralel, yang berfungsi untuk memperoleh tegangan 220/380 volt serta memperhatikan kondisi dan situasi lingkungan dan pertimbangan ekonomi dalam hal pengembangan jaringan distribusi. 2.5 Pengertian Keandalan Setiap benda dapat mengalami kegagalan dalam operasinya. Ada beberapa penyebab kegagalan operasi yaitu: kelalaian manusia, perawatan yang buruk, kesalahan dalam penggunaan, kurangnya perlindungan terhadap tekanan lingkungan yang berlebihan akibat yang ditimbulkan oleh kegagalan ini bervariasi dari ketidaknyamanan hingga kerugian biaya ekonomis yang cukup tinggi bahkan timbulnya korban jiwa manusia. Ditinjau secara umum, keandalan adalah probabilitas dari suatu alat atau sistem yang bekerja memuaskan untuk periode waktu yang diharapkan dalam kondisikondisi operasi yang dihadapi. Definisi keandalan ini menekankan empat hal yaitu: probabilitas, unjuk kerja memadai, periode terhadap waktu, dan kondisi-kondisi operasi. Ditinjau dari segi sistem tenaga listrik, keandalan berarti kemampuan dari suatu sistem tenaga listrik atau komponennya untuk menyediakan energi listrik secara 17 memuaskan dalam periode waktu dalam kondisi normal maupun mengalami gangguan. Atau dengan kata lain, keandalan adalah kemampuan sistem pembangkit energi listrik mensuplai pelanggan secara kontinyu dengan tegangan yang cukup, kualitas yang memuaskan dan sesuai kebutuhan pelanggan. Sedangkan menurut Gonen (1986), istilah keandalan diartikan sebagai keamanan pada suatu sistem dan terhindarnya dari ketidaktersediaan tenaga listrik. Teknik keandalan bertujuan untuk mempelajari konsep, karakteristik, pengukuran, analisis kegagalan dan perbaikan sistem sehingga menambah waktu ketersediaan operasi sistem dengan cara mengurangi kemungkinan kegagalan (Ebeling, 1996). 2.5.1 Probabilitas Probabilitas adalah suatu nilai yang menyatakan berapa kali suatu kejadian kemungkinan akan terjadi dari sejumlah operasi tertentu yang dilakukan terhadap suatu peralatan. 2.5.2 Unjuk kerja Unjuk kerja adalah penampilan perakitan untuk menyatakan peralatan atau sistem bekerja secara memuaskan. 2.5.3 Periode waktu Faktor yang menyatakan ukuran dari periode waktu yang digunakan di dalam pengukuran probabilitas.Bila tidak terdapat periode waktu ini maka nilai keandalan tidak dapat diperoleh secara akurat. 18 2.5.4 Kondisi operasi Faktor ini menyatakan pada kondisi bagaimana percobaan dilakukan untuk mendapatkan angka keandalan.Kondisi-kondisi yang dimaksud misalnya: lingkungan, suhu, goncangan dan sebagainya. 2.6 Ketersediaan dan Keandalan Keandalan suatu sistem tenaga listrik sangat erat hubungannya dengan ketersediaan, yaitu jumlah waktu sistem bekerja sesuai dengan fungsinya.Sedangkan seluruh waktu operasi sistem tersebut terbagi dalam dua waktu, yaitu waktu perbaikan atau waktu kegagalan dan waktu sistem beroperasi secara normal. Berkenaan dengan sistem ketenagalistrikan maka ketersediaan (availability) adalah sebagai peluang suatu komponen atau sistem berfungsi menurut kebutuhan pada waktu tertentu saat digunakan dalam kondisi beroperasi.Ketersediaan diinterpretasikan sebagai peluang beroperasinya komponen atau sistem dalam waktu yang ditentukan. Keandalan (reliability) adalah sebagai peluang suatu komponen atau sistem memenuhi fungsi yang dibutuhkan dalam periode waktu yang diberikan selama digunakan dalam kondisi beroperasi. Dengan kata lain keandalan berarti peluang tidak terjadi kegagalan selama beroperasi. Perkembangan teknik keandalan dan perawatan dimotivasi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Bertambahnya komplektitas dan kerumitan sistem. 2. Kesadaran dan harapan masyarakat tentang kualitas suatu produk. 3. Hukum dan aturan mengenai kerusakan produk. 19 4. Kebijaksanaan pemerintah tenaga spesifikasi kemampuan keandalan dan perawatan. 5. Perhitungan keuntungan yang menurun akibat timbulnya biaya tinggi dari kegagalan peralatan, perbaikan peralatan dan program jaminan (Ebeling, 1996). 2.7 Keandalan Sistem Distribusi Keandalan dalam sistem distribusi adalah suatu ukuran ketersediaan/tingkat pelayanan penyediaan tenaga listrik dari sistem ke pemakai.Ukuran keandalan dapat dinyatakan sebagai seberapa sering sistem mengalami pemadaman, berapa lama pemadaman terjadi dan berapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi dari pemadaman yang terjadi (restoration). Keandalan sistem distribusi sangat diperhatikan dibandingkan dengan sistem pembangkit dan transmisi. Hal ini karena gangguan pada sistem pembangkit maupun sistem transmisi dapat mengakibatkan pemutusan pada pelanggan, akan tetapi pengaruhnya terhadap pelanggan lebih kecil dibandingkan gangguan pada sistem distribusi (Warren, 1996). Dalam evaluasi keandalan sistem perlu dilakukan analisis berdasarkan data historis realisasi untuk mengetahui seberapa handal sistem dan mengeidentifikasi area bermasalah serta penyebab permasalahan, dan sebagai pembanding juga perlu dianalisis prediksi keandalan ideal berdasarkan Indek keandalan standar peralatanperalatan yang terpasang pada jaringan (Willis, 2004). 20 Sistem yang mempunyai keandalan tinggi akan mampu memberikan tenaga listrik setiap saat dibutuhkan, sedangkan sistem mempunyai keandalan rendah bila tingkat ketersediaan tenaganya rendah yaitu sering padam. Adapun macam-macam tingkatan keandalan dalam pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) hal antara lain; 1. Keandalan sistem yang tinggi (High Reliability System). Pada kondisi sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dan dalam keadaan darurat bila terjadi gangguan pada jaringan, maka sistem ini tentu saja diperlukan beberapa peralatan dan pengaman yang cukup banyak untuk menghindarkan adanya berbagai macam gangguan pada sistem. 2. Keandalan sistem yang menengah (Medium Reliability System). Pada kondisi normal sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dan dalam keadaan darurat bila terjadi gangguan pada jaringan, maka sistem tersebut masih bisa melayani sebagian dari beban meskipun dalam kondisi beban puncak. Jadi dalam sistem ini diperlukan peralatan yang cukup banyak untuk mengatasi serta menanggulangi gangguan-gangguan tersebut. 3. Keandalan sistem yang rendah (Low Reliability Sistem). Pada kondisi normal sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Tetapi bila terjadi suatu gangguan pada jaringan, sistem sama sekali tidak bisa melayani beban tersebut. Jadi perlu diperbaiki terlebih dahulu. Tentu saja pada sistem ini peralatan-peralatan pengamannya relatif sangat sedikit jumlahnya. 21 Kontinyuitas pelayanan penyaluran jaringan distribusi tergantung pada jenis dan macam sarana penyalur dan peralatan pengaman. Sarana penyalur (jaringan distribusi) mempunyai tingkat kontinyuitas yang tergantung pada susunan saluran dan cara pengaturan sistem operasinya, yang pada hakekatnya direncanakan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan dan sifat beban. Tingkat kontinyuitas pelayanan dari sarana penyalur disusun berdasarkan lamanya upaya menghidupkan kembali suplai setelah pemutusan karena gangguan.(SPLN 52, 1987). 2.8 Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Evaluasi keandalan sistem distribusi terdiri dari Indek titik beban dan Indek sistem.Indek kegagalan titik beban yang biasanya digunakan meliputi laju kegagalan komponen λ (kegagalan/tahun), waktu keluar (outage time), r (jam/kegagalan), dan rata-rata ketidaktersediaan (unavailability)tahunan U (jam/tahun) (Billinton, 1996). 2.8.1 Keluar (outage) Keadaan suatu komponen tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, diakibatkan karena beberapa peristiwa yang berhubungan dengan komponen tersebut (SPLN 59, 1985). Angka keluar adalah angka perkiraan dari suatu komponen yang mengalami kegagalan beroperasi per satuan waktu (umumnya per tahun). 2.8.2 Lama keluar (outage duration) Periode dari saat permulaan komponen mengalami keluar sampai saat komponen dapat dioperasikan kembali sesuai dengan fungsinya (SPLN 59, 1985).Standar 22 perkiraan angka keluar dan waktu perbaikan dari komponen yang biasa dipakai adalah sesuai standar SPLN 59, 1985. Metode pendekatan Indek keandalan dasar dapat membantu perhitungan dalam evaluasi keandalan sistem secara sederhana namun merepresentasikan kondisi sebenarnya.Indek kegagalan dasar dihitung berdasarkan data historisis kegagalan sistem selama periode tertentu. Berikut ini beberapa rumus untuk menetukan indek keandalan dasar : Laju kegagalan (failure rate) = λ λ= (2.1.) π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β ππππππππππππππππππ π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β ππππβπ’π’π’π’ ππππππππππππππ ×ππππππππππππππ π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ Laju pemulihan (repair rate) = r r= (2.2.) π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β πΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏ ππππππππππππππππππ ππππππππππππ ππππππππππππππ π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β ππππππππππππππππππ ππππππππππππ ππππππππππππππ Ketidaktersediaan (unavailability) = U U = laju kegagalan x laju pemulihan (2.3.) 2.9 Indek Keandalan Berbasis Sistem 2.9.1 SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) Indek ini didefinisikan sebagai jumlah rata-rata kegagalan yang terjadi per pelanggan yang dilayani oleh sistem per satuan waktu (umumnya per tahun).Indek ini ditentukan dengan membagi jumlah semua kegagalan pelanggan dalam satu 23 tahun dengan jumlah pelanggan yang dilayani oleh sistem tersebut.persamaan untuk SAIFI (rata-rata jumlah gangguan setiap pelanggan) ini dapat dilihat pada persamaan 2.4. SAIFI = SAIFI = ππππππππππ π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β ππππππππππππππππππ ππππππππππ ππππππππππ π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β ππππππππππππππππππ ππππππππ π·π·π·π·π·π·π·π· π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦ Σππππππππ Dimana: Σππππ (2.4.) λI adalah failure rate pada titik beban i Ni adalah jumlah pelanggan pada titik beban i Besarnya frekuensi gangguan rata-rata yang dialami pelanggan digambarkan dengan nilai failure rate. 2.9.2 SAIDI (SystemAverage Interruption Duration Index) Indek ini didefinisikan sebagai nilai rata-rata dari lamanya kegagalan untuk setiap konsumen selama satu tahun.Indek ini ditentukan dengan pembagian jumlah dari lamanya kegagalan secara terus menerus untuk semua pelanggan selama periode waktu yang telah ditentukan dengan jumlah pelanggan yang dilayani selama tahun itu. Persamaan SAIDI (rata-rata jangka waktu gangguan setiap pelanggan) ini dapat dilihat pada persamaan 2.5. SAIDI = SAIDI = ππππππππππ ππππππππππππ ππππππππππππππππππ ππππππππππππππππππ ππππππππππππππππππππ β ππππππππππππππππππ π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦ ππππππππππππππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ π΄π΄π΄π΄π΄π΄ (2.5.) 24 Dimana: Ui adalah durasi pemutusan tahunan untuk beban i Ni adalah jumlah pelanggan pada titik beban i 2.9.3 CAIDI (Costumer Average Interruption Duration Index) Indek ini menyatakan indek lama gangguan rata-rata per pelanggan yang terjadi pada periode waktu tertentu.Indek ini ditentukan dengan pembagian jumlah dari lamanya kegagalan secara terus menerus untuk semua pelanggan selama periode waktu yang telah ditentukan dengan jumlah kegagalan-pelanggan pada periode tersebut.persamaan CAIDI (rata-rata jangka waktu gangguan setiap pelanggan) ini dapat dilihat pada persamaan 2.6. CAIDI = ππππππππππ ππππππππππππ ππππππππππππππππππ ππππππππππππ ππππππ CAIDI = π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ (2.6.) ππππππππππ ππππππππππ β ππππππππππππππππππ ππππππππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ Dimana: λi adalah failure rate pada titik beban i Ui adalah durasi pemutusan tahunan untuk beban i Ni adalah jumlah pelanggan pada titik beban i CAIDI disebut juga sebagai indek perbandingan antara SAIDI dengan SAIFI. CAIDI = (2.7.) ππππππππππ ππππππππππ Besarnya nilai CAIDI menggambarkan lama rata-rata pemutusan (r). 25 2.9.4 CAIFI (Costumer Average Interruption Duration Index) Indek ini secara khusus digunakan untuk mengetahui kronologis kecenderungan dalam suatu keandalan sistem distribusi yang biasanya dibandingak dari waktu yang satu dengan waktu yang lain. Indek ini didapat dengan pembagian total dari pelanggan yang mengalami gangguan dengan jumlah pelanggan yang terpengaruh. CAIFI = (2.8.) 2.9.5 ππππππππππ ππππππππππππππππππ π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦ ππππππππππππππππππ ππππππππππππππππππ ππππππππππππππππππππ β ππππππππππππππππππ π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ β ASAI (Average Service Availability Index) Indek ini menyatakan Indek ketersediaan pelayanan rata-rata, semakin tinggi nilai ASAI dapat diartikan bahwa tingkat pelayanan semakin baik, begitupula sebaliknya jika nilai ASAI semakin rendah berarti tingkat pelayanan memburuk. Untuk menentukan nilai ASAI dapat digunakan persamaan 2.9 ASAI = ASAI = π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β ππππππππππππ ππππππππππππππππππππππππ ππππππππ ππππ ππππππππππππππππππ π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β ππππππππππππππππππππππππ ππππππππ π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦ ππππππππππππ βππππππ ππππππππππππππππππππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄ ×8760− π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ (2.9.) π΄π΄π΄π΄π΄π΄ ×8760 Dimana: Dengan 8760 merupakan jam dalam satu tahun Ui adalah durasi pemutusan tahunan untuk beban i Ni adalah jumlah pelanggan pada titik beban i 26 2.9.6 ASUI (Average Service Unavailability Index) Indek ini menyatakan Indek ketidaktersediaan pelayanan rata-rata, nilai ASUI adalah keterbalikan dari ASAI. Semakin besar nilai ASUI berarti pelayanan sistem semakin buruk. Nilai ASUI dapat dicari menggunakan persamaan 2.10 ASUI = π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β ππππππππππππ ππππππππππππππππππππππππππππππππππ π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β ππππππππππππππππππππππππππππππππππ ASUI = Dimana: π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ ππππππππ ππππππππππππππππππππππ ππππππππ π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦ ππππππππππππ βππππππ ππππππππππππππππππππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄ ×8760 (2.10) 8760 merupakan jam dalam satu tahun Ui adalah durasi pemutusan tahunan untuk beban i Ni adalah jumlah pelanggan pada titik beban i ASUI dapat juga dinyatakan dengan persamaan: ASUI = 1 – ASAI 2.9.7 (2.11) MAIFI (Momentary Average Interruption Frequency Index) Indek ini didefinisikan sebagai jumlah rata-rata gangguan yang bersifat sementara atau gangguan yang dapat dipulihkan secara otomatis yang terjadi per pelanggan yang dilayani oleh sistem per satuan waktu (umumnya per tahun). Indek ini ditentukan dengan membagi jumlah semua gangguan yang bersifat sementara dalam satu tahun dengan jumlah pelanggan yang dilayani oleh sistem tersebut. 2.10 Indek Keandalan Berbasis Beban dan Energi Salah satu parameter penting yang dibutuhkan dalam evaluasi yang berdasarkan Indek keandalan berbaris beban dan energi adalah beban nilai ratarata dari setiap load-point busbar (La). 27 La = Lpf (2.12) Lp = permintaan beban puncak f = load factor L La= p ππππππππππ ππππππππππππ ππππππππ ππππππππππππ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π· π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ = πΈπΈπΈπΈ π‘π‘ (2.13) 2.10.1 ENS (Energy Not Supplied Index) Indek ini menyatakan jumlahan E energi yang tidak tersuplai oleh sistem. Indek ini didapatkan dengan menjumlahkan beban rata pada setiap titik beban dikalikan d dengan ketidaktersediaan pada titik beban tersebut. persamaan untuk ENS (energi t yang tidak tersalurkan) ini dapat dilihat pada persamaan 2.14. ENS = ΣUiLai (2.14) Dimana: Lai adalah rata-rata beban yang terhubung pada titik beban i Ui adalah durasi pemutusan tahunan untuk beban i 2.10.2 AENS (Average Energy Not Supplied) Indek ini menyatakan nilai rata-rata energi yang tidak tersalurkan untuk setiap pelanggan yang terlayani. AENS = ππππππππππ ππππππππππππ π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ AENS = π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ (2.15) AENS = πΈπΈπΈπΈπΈπΈ (2.16) Dimana: π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β ππππππππππππππππππ π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦ ππππππππππππππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄ π΄π΄π΄π΄π΄π΄ 28 Lai adalah rata-rata beban yang terhubung pada titik beban i Ui adalah durasi pemutusan tahunan untuk beban i Ni adalah jumlah pelanggan pada titik beban i 2.10.3 ACCI (Average Customer Curtailment Index) Indek ini menyatakan nilai pembagian dari jumlah energi yang tidak tersuplaikan ke pelanggan dengan jumlah pelanggan yang terpengaruh gangguan. ACCI = ππππππππππ ππππππππππππ π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β ππππππππππππππππππ π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦π¦ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ β (2.17) 29