144 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN

advertisement
144
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1. Simpulan
Penelitian peran strategis humas ini dianalisa menggunakan konsep
Waters (2007, hlm. 18) mengenai peran humas dalam organisasi nirlaba dan
hubungannya dengan anggota dewan organisasi, Berdasarkan penelitian ini,
didapatkan kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan dan tujuan
penelitian yang dipaparkan di bagian awal penelitian sebagai berikut.
5.1.1. Akuntabilitas (Accountability)
Aspek akuntabilitas telah diterapkan oleh Departemen Humas LSM
Bulan Sabit Merah Indonesia dengan aturan dan ketentuan yang berlaku di
organisasi maupun aturan peundang-undangan di Indonesia. Secara umum
organisasi telah melaksanakan poin-poin penting yang membuat organisasi
akuntabel di mata publik yang meliputi transparansi informasi, laporan
keuangan dan laporan evaluasi program. Transparansi informasi LSM Bulan
Sabit Merah Indonesia telah dilakukan dengan baik berdasarkan ketentuan
organisasi dalam AD/ART, maupun ketentuan perundang-undangan di
Negara Indonesia, yaitu Undang-undang No.14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan Informasi Publik. Laporan keuangan LSM Bulan Sabit Merah
Indonesia telah memasukan poin-poin laporan keuangan yang sesuai dengan
ketentuan baku yang berlaku dalam kelengkapan administrasi orgaisasi.
Sementara itu penyusunan laporan keuangan diserahkan sepenuhnya kepada
kantor akuntan publik untuk mengaudit keuangan organisasi. Sejauh ini,
laporan keuangan LSM Bulan Sabit Merah Indonesia mendapatkan nilai
wajar tanpa pengecualian (WTP) dari audit keuangan. Laporan evaluasi
program LSM Bulan Sabit Merah Indonesia telah memasukan poin-poin
laporan evaluasi program yang sesuai dengan ketentuan baku yang berlaku
dalam kelengkapa administrasi organisasi yang tertera dalam AD/ART dan
SOP Bulan Sabit Merah Indonesia. Keterlibatan Departemen Humas dalam
menyusun poin-poin akuntabilitas organisasi adalah pertama, sebagai teknisi
komunikasi yaitu menyusun konten-konten laporan yang terlah disusun oleh
Adi Moch Priyanto, 2016
Peran Strategis Humas pada Organisasi Nirlaba
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
145
bidang-bidang dan audit keuangan, kedua, sebagai fasilitator komunikasi,
yaitu
menyampaikan
informasi
akuntabilitas
kepada
publik
dan
menjembatani komunikasi organisasi melalui penggunaan berbagai teknis
laporan dan taktik komunikasi yang meliputi taktik komunikasi inpersonal,
media organisasi dan pemberitaan media. Ketika, sebagai penentu ahli dengan
diberikannya kewenangan untuk menjalankan fungsi komunikasi organisasi
kepada publik oleh pimpinan LSM Bulan Sabit Merah Indonesia.
5.1.2. Komunikasi (Communication)
Aspek komunikasi telah diterapkan oleh Departemen Humas LSM
Bulan Sabit Merah Indonesia dengan penggunaan tipe, model, strategi dan
taktik komunikasi dan advokasi isu-isu organisasi. Secara umum humas
organisasi telah melaksanakan poin-poin penting dalam menjalankan peran
komunikasi organisasi dengan publik dalam hal komunikasi organisasi dan
komunikasi advokasi. Poin komunikasi program komunikasi yang digunakan
oleh Departemen Humas LSM Bulan Sabit Merah Indonesia adalah
komunikasi interpersonal dan media dengan model komunikasi dua arah. Hal
ini bertujuan untuk membangun kedekatan dengan publik. Penggunaan
komunikasi juga dirasakan oleh staf dan relawan organisasi melalui rapat dan
sharing dalam ruang kerja organisasi. Selain itu, penggunaan komunikasi juga
dirasakan oleh media, mitra dan donatur sehingga merasakan adanya
kedekatan denga organisasi, meskipun Departemen Humas juga harus terus
mengevaluasi dan meningkatkan kegiatan komunikasinya kepada publik
secara komprehensif dan diversifikasi. Poin komunikasi advokasi yang
dilakukan oleh LSM Bulan Sabit Merah Indonesia adalah mengenai
pembahasan RUU Kepalang Merahan yang berkaitan dengan penggunaan
lambang bulan sabit merah sebagai lambang organisasi dan terkait pengakuan
sebagai lembaga kemanusiaan di Indonesia. Selain itu, pengakuan dari
pemerintah juga berkenaan dengan sentiment keislaman karena status
mayoritas islam pada Negara Indonesia sebagaimana Negara-negara lain yang
serupa juga mengakui lembaga palang merah dengan lambang bulan sabit
merah. Upaya komunikasi dan advokasi yang telah dilakukan organisasi
adalah dengan menggunakan tehnik lobi direct lobbying dan grassroots
Adi Moch Priyanto, 2016
Peran Strategis Humas pada Organisasi Nirlaba
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
146
lobbying melalui taktik audiensi dan pertemuan secara personal dengan pihak
di DPR, memasyarakatkan pemahaman lambang kepada masyarakat melalui
pelayanan dan jejaring media dan memafaatkan jejaring internasional terkait
sentiment dan solidaritas Negara islam.
5.1.3. Penjangkauan Masyarakat (Community Outreach)
Aspek penjangkauan masyarakat telah diterapkan oleh Departemen
Humas LSM Bulan Sabit Merah Indonesia dengan mempertimbangkan isuisu yang berkembang di masyarakat sebagai sumber informasi publik dan
pendapat aliansi strategis organisasi. Secara umum Departemen Humas
organisasi telah melaksanakan poin-poin penting dalam menjalankan peran
penjangkauan masyarakat yang meliputi sumber informasi masyarakat dan
aliansi strategis. Poin sumber informasi masyarakat isu publik merupakan hal
penting yang harus dipetimbagkan LSM Bulan Sabit Merah Indonesia dalam
menyusun
dan
menentukan
mempertimbangkan
isu
di
program.
masyarakat,
Menurut
program
informan,
organisasi
dengan
dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan publik. Selain itu, dalam hal media dan
kehumasan dapat menjadi konten menarik yang dapat dimanfaatkan
Departemen Humas dalam membuat pesan komunikasi. Poin aliansi strategis
dibentuk untuk meningkatkan koordinasi dan kedekatan personal dengan
organisasi, terlebih ketika ada program yang bersifat kerjasama. Departemen
Humas diberikan kewenangan untuk menjembatani komunikasi antara
organisasi dengan sasaran aliansi yang akan dibentuk organisasi. Proses
pengambilan keputusan, aliansi strategis dapat menyampaikan saran dan
masukanya kepada Departemen Humas sebagai fasilitator komunikasi untuk
disampaikan kepada
pimpinan organisasi
dalam rapat
pengambilan
keputusan.
5.1.4. Penggalangan Dana (Fundraising)
Aspek penggalangan dana telah diterapkan oleh Departemen Humas
LSM Bulan Sabit Merah Indonesia dengan mengcover kegiatan penggalangan
dana organisasi. Secara umum humas organisasi telah melaksanakan poinpoin penting dalam menjalankan peran penggalanga dana yang meliputi
penggalangan dana formal, penggalangan dana internal organisasi, dan
Adi Moch Priyanto, 2016
Peran Strategis Humas pada Organisasi Nirlaba
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
147
penggalangan dana institusional. LSM Bulan Sabit Merah Indonesia memiliki
kebijakan penggalangan dana formal kepada para anggota dan publik
internalnya, meskipun kebijakan tersebut belum berjalan dengan baik.
Departemen
Humas
berperan
sebagai
fasilitator
komunikasi,
yakni
menyampaikan informasi dan mengingatkan kebijakan tersebut kepada
anggota dan publik internal organisasi. Poin penggalangan dana internal
organisasi, LSM Bulan Sabit Merah Indonesia belum memiliki staf khusus
yang menangani program penggalangan daa organisasi. Saat ini LSM Bulan
Sabit Merah Indonesia memberdayakan para relawan organisasi dalam
membantu proses penggalangan organisasi yang dikoordinatori langsung oleh
humas. Poin penggalanga dana institusional, LSM Bulan Sabit Merah
Indonesia memiliki kampanye penggalangan dana organisasi, hanya belum
berjalan dengan baik karena tidak ada bidang yang fokus menangani program
penggalangan dana. LSM Bulan Sabit Merah Indonesia memanfaatkan eventevent publik dengan memberikan layanan publik dan proposal penggalangan
dana kepada mitra dan perusahaan untuk kerjasama program. Departemen
Humas berperan sebagai teknisi komunikasi dan fasilitator komunikasi, yakni
menyampaikan
informasi
kepada
publik
organisasi
melalui
teknik
komunikasi personal, media organisasi dan pemberitaan media.
5.1.5. Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Aspek perencanaan strategis belum diterapkan sepenuhnya oleh
Departemen Humas LSM Bulan Sabit Merah Indonesia, karena terdapat
beberapa poin tidak diberikan kewenangan penuh oleh pimpinan organisas
kepada Departemen Humas Selain itu, setiap langkah yang dilakukan
Departemen Humas harus melalui pembahasan dan persetujuan pimpinan
organisasi. Secara umum humas organisasi telah melaksanakan poin-poin
penting dalam menjalankan peran perencanaan strategis yang meliputi
persiapan, keterlibatan pemangku kepentingan internal, visi, misi dan nilai,
pemetaan isu, perubahan perencanaan strategis, model bisnis, kapasitas
organisasi,
kepemimpinan,
pengambilan
keputusan,
dan
penggunaan
perencanaan strategis. Poin persiapan perencanaan strategis, LSM Bulan
Sabit Merah Indonesia selalu mempersiapkan perencanaan strategis dengan
Adi Moch Priyanto, 2016
Peran Strategis Humas pada Organisasi Nirlaba
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
148
melibatkan publik internal untuk menginventarisasi kebutuhan dan evaluasi
program sebelumnya yang kemudian disusun menjadi draft perencanaan
strategis. Draft yang telah disusun tersebut menjadi bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan di siding MPA yang dihadiri oleh Dewan
Pengurus Nasional dan Majelis Permusyawaratan Anggota. Keterlibatan
pemangku kepentingan internal, LSM Bulan Sabit Merah Indonesia tidak
melibatkan seluruh publik internal secara langsung. Selain pimpinan
organisasi, staf dan pengurus lainnya hanya terlibat dalam menginventarisasi
kebutuhan sebagai bahan draft perencanaan strategis. Poin visi, misi dan nilai,
LSM Bulan Sabit Merah Indonesia memiliki visi, misi dan nilai yang sesuai
dan mencerminkan identitas sebagai organisasi nirlaba yang bergerak di
bidang kemanusiaan, kesehatan dan sosial. Visi dan misi ini, organisasi
berjalan dengan jalur yang sesuai dalam pelaksanaan programnya. Poin
pemetaan isu, LSM Bulan Sabit Merah Indonesia memetakan isu-isu
kelembagaan sebagai pertimbangan dalam menentukan program organisasi
yang meliputi isu kemanusiaan, kesehatan dan sosial. Selain itu isu-isu
tersebut merupakan pelaksanaan dari visi dan misi organisasi dalam
memberikan layanan yang bermanfaat bagi publik. Poin perubahan dan
portofolio program, LSM Bulan Sabit Merah Indonesia mempersiapkan
alternatif perubahan rencana program organisasi berdasarkan evaluasi dan
kesesuaian program dengan kebutuhan publik yang bersfat dinamis.
Perubahan, hasil evaluasi harus dibawa ke sidang MPA untuk dibahas
sebelum diputuskan adanya perubahan atau tidak. LSM Bulan Sabit Merah
Indonesia ideal mengembangkan bisnis
yang bersifat sosial,
yang
mendapatkan keuntungan dan dapat memberikan layanan yang bermanfaat
bagi publik. Saat ini organisasi telah memiliki rumah sakit dan klinik yang
telah berjalan, meskipun belum sepenuhnya untuk mendapatkan keuntungan.
LSM Bulan Sabit Merah Indonesia memiliki kapasitas organisasi yang ideal
untuk dapat bersaing dengan kompetitor. Kapasitas organisasi ditingkatkan
dengan memberikan pelatihan dan diklat kepada relawan dan pengurus untuk
meningkatkan kemampuannya. Peningkatan kapasitas dilakukan berdasarkan
respon organisasi terhadap kebutuhan publik yang dinamis. LSM Bulan Sabit
Adi Moch Priyanto, 2016
Peran Strategis Humas pada Organisasi Nirlaba
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
149
Merah
Indonesia
menerapkan
gaya
kepemimpinan
fleksibel
bertanggungjawab yang dapat diterapkan dari bahwak ke atas atau pun
sebaliknya. Penggunaan kepemimpinan ini memberikan pengaruh pada
efektifitas kerja staf, karena melihat pimpinan dapat memberikan teladan
yang baik kepada bawahannya. Pengambilan keputusan LSM Bulan Sabit
Merah Indonesia ditetapkan dalam siding MPA yang hanya dihadiri oleh
pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan didasarkan pada keselarasan
pimpinan dengan staf dan pengurus lainnya dengan ketentuan yag diatur
dalam AD/ART, visi dan misi organisasi. Penggunaan perencanaan strategis,
LSM Bulan Sabit Merah Indonesia menyusun dan menentukan pedoman
instrument program organisasi dalam bentuk standar operasional prosedur
(SOP) dan surat keputusan (SK) yang dibuat untuk masing-masing bidang
kerja dan program-program organisasi. Pedoman terseebut dibuat sebagai
pedoman organisasi dalam menjalankan program-program yang telah
ditetapkan. Departemen Humas cenderung berperan sebagai fasilitator
komunikasi dalam pelaksanaan perencanaan strategis, yakni melakukan
sosialisasi hasil kebijakan dan keputusan organisasi kepada publik internal
organisasi, menjembatani pimpinan organisasi dalam berkomunikasi dengan
publik, menjembatani pemetaan isu di lingkungan publik, pendapat
pemangku kepentingan dan menyampaikannya kepada pimpinan organisasi.
Selain itu dalam pelaksanaan persiapan perencanaan strategis, Departemen
Humas juga berperan sebagai teknisi komunikasi, yakni mempersiapkan
bahan dan data untuk menyusun draft perencanaan strategis, serta dalam
pelaksanaan kapasitas orgaisasi, penentu ahli dalam hal ini menjadi
kontributor dalam memberikan materi mengenai media dan kehumasan.
5.2. Implikasi
5.2.1. Implikasi Akademik
Secara akademik, penelitian ini merupakan sebuah kajian mengenai
peran strategis humas pada organsasi nirlaba, dengan menerapkan konsep
peran-peran yang khusus untuk humas di organisasi nirlaba. Melalui
penelitian ini, diharapkan dapat menyumbang kajian lehih lanjut mengenai
peran humas dalam organisasi khususnya di Indonesia, terlebih dalam
Adi Moch Priyanto, 2016
Peran Strategis Humas pada Organisasi Nirlaba
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
150
menangani permasalahan minimnya sumber daya dan alokasi anggaran dana
dalam menjalankan program organisasi.
5.2.2. Implikasi Praktis
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
masukan bagi organisasi nirlaba untuk dapat menyesuaikan peran humas
dalam pelaksanaan program dan organisasi, sehingga dapat meningkatkan
kinerja humas untuk mencapai tujuan organisasi.
1. Secara aspek akuntabilitas, penelitian ini dapat memberikan masukan
kepada humas dan organisasi nirlaba untuk dapat membuka informasi
secara luas menggunakan media-media yang efektif kepada publik. Selain
itu, penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan mitra dan
masyarakat mengenai peran humas sebagai komunikator dan sumber
informasi organisasi.
2. Secara aspek komunikasi, penelitian ini dapat memberikan masukan
kepada humas dan organisasi untuk lebih mengintensifkan komunikasi
program dan mensosialisaskan isu advokasi dalam sebuah program nyata
yang bersifat massif di masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga dapat
memberikan pengertian kepada mitra dan masyarakat untuk bersikap aktif
dalam setiap program organisasi.
3. Secara aspek penjangkauan masyarakat, penelitian ini dapat memberikan
masukan kepada humas dan organisasi untuk selalu mempertimbangkan
informasi dan pendapat publik dalam menentukan program. Selain itu,
penelitian ini juga dapat memberikan pengertian kepada publik untuk
dapat memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
publik.
4. Secara aspek penggalangan dana, penelitian ini dapat memberikan
masukan kepada humas dan organisasi untuk dapat membentuk staf
khusus
penggalangan
dana
dengan
kerjasama
humas
untuk
mengoptimalkan kampanye program penggalangan dana. Selain itu,
penelitian ini juga memberikan pengetahuan kepada mitra dan masyarakat
untuk dapat bekerjasama dengan organisasi melalui program-program
bersama.
Adi Moch Priyanto, 2016
Peran Strategis Humas pada Organisasi Nirlaba
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
151
5. Secara aspek perencanaan strategis, penelitian ini dapat memberikan
masukan kepada humas organisasi untuk meningkatkan pengetahuan
strategis kehumasan dalam perencanaan dan pelaksanaan program
organisasi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
masukan kepada mitra organisasi untuk dapat menyesuaikan diri dengan
kebijakan-kebijakan yang diterapkan organisasi dalam perencanaan dan
pelaksanaan organisasi untuk mencapai kerjasama organisasi yang baik.
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat sebagai
publik sasaran pelayanan organisasi mengenai peran humas dalam
organisasi dengan baik.
5.3. Rekomendasi
5.3.1. Rekomendasi Akademis
Secara akademis, penelitian ini hanya memfokuskan pada peranan
strategis humas pada organisasi nirlaba yang secara struktural posisi humas
tidak langsung di bawah pimpinan dan tidak termasuk pada top manajemen,
sehingga humas tidak dilibatkan dalam rapat perencanaan strategis. Dengan
demikian, penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada organisasi nirlaba yang
posisi humasnya berada di bawah pimpinan langsung dan memiliki
keterlibatan dalam rapat perencanaan strategis bersama pimpinan organisasi.
5.3.2. Rekomendasi Praktis
Secara umum melalui penelitian ini ditemukan beberapa hal yang harus
ditingkatkan oleh humas dan organisasi dapat menyesuaikan peran humas
dalam pelaksanaan program dan organisasi, sehingga dapat meningkatkan
kinerja humas untuk mencapai tujuan organisasi.
1. Secara aspek akuntabilitas, melalui penelitian ini diketahui bahwa
beberapa produk komunikasi yang dibuat Humas cenderung normatif,
misalnya siaran pers. Terdapat intruksi dari pimpinan yang tidak selaras
dengan tugas kehumasan atau komunikasi perusahaan, untuk mengubah
siaran pers telah membuatnya menjadi normatif, banyak basa basi, dan
terlalu mempromosikan LSM Bulan Sabit Merah Indonesia. Oleh karena
Adi Moch Priyanto, 2016
Peran Strategis Humas pada Organisasi Nirlaba
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
152
itu, sebaiknya pimpinan meningkatkan pemahaman mengenai kehumasan
sehingga dapat mendukung kinerja humas.
2. Secara aspek komunikasi dan advokasi, melalui penelitian ini diketahui
bahwa LSM Bulan Sabit Merah Indonesia belum dapat memainkan isu dan
sentiment keislaman dalam setiap penyusunan program organisasi.
Organisasi terlalu fokus pada penanganan isu melalui audiensi dan
kunjungan mitra tanpa memainkannya dalam pelaksanaan programprogram organisasi. Oleh karena itu, sebaiknya organisasi terutama bagian
humas dapat mulai memainkan isu dan sentiment keislaman dalam setiap
program-program organisasi. Misalnya dengan mengagelar program ‘One
Day BSMI’, yaitu penggunaan lambing di media sosial serentak oleh
anggota dan relawan di seluruh Indonesia.
3. Secara aspek penjangkauan masyarakat, melalui penelitian ini diketahui
humas dan organisasi telah melaksanakan pemetaan informasi publik
dengan survey advance dan jaringan aliansi organisasi. Organisasi harus
lebih meningkatkan pemetaan informasi dan pemanfaatan jaringan aliansi
dengan sebaik-baiknya untuk mendukung eksistensi organisasi dalam
melaksanakan program-programnya.
4. Secara aspek penggalangan dana, melalui penelitian ini diketahui
organisasi belum memiliki staf khusus penggalangan dana yang
berdampak pada tidak berjalannya kampanye penggalangan dana secara
optimal. Oleh karena itu, organisasi perlu membentuk staf khusus yang
bekerjasama dengan humas untuk menyusun program kampenye
penggalangan dana organisasi yang massif.
5. Secara aspek perencanaan strategis, melalui penelitian ini diketahui bahwa
posisi Humas di dalam struktur organisasi LSM Bulan Sabit Merah
Indonesia harus berada tepat di leher organisasi yaitu di bawah pimpinan.
Posisi ini akan memudahkan humas untuk berkomunikasi langsung dengan
pimpinan, memberikan masukan atau informasi, dan dapat terlibat
langsung dalam rapat pimpinan organisasi dalam pengambilan keputusan.
Adi Moch Priyanto, 2016
Peran Strategis Humas pada Organisasi Nirlaba
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download