83 GAMBAR 3.10 TAMPILAN MENU DOMESTIC TRIP Tampilan gambar 3.10 merupakan tampilan tahap awal pengisian data jika ingin melakukan Domestic Travel (perjalanan dalam negeri). Pada menu ini, user dapat memilih tombol-tombol yang tersedia sesuai dengan kebutuhan. Pihak yang memiliki otoritas lebih dapat memantau penggunaan Business Trip dengan mengosongkan kolom pengisian nama Traveler. 83 GAMBAR 3.11 TAMPILAN LAYAR DOMESTIC TRIP REQUEST Tampilan gambar 3.11 merupakan tampilan dimana user diminta untuk mengisi data-data permohonan lebih detil dalam mengajukan perjalanan bisnis dalam negeri. Kemudian data tersebut akan langsung terkirim/terhubung ke bagian Human Resource, Finance, Travel Agent, dan GA. 83 GAMBAR 3.12 TAMPILAN LAYAR DOMESTIC TRAVEL REPORT Tampilan gambar 3.12 merupakan tampilan dimana sistem informasi Business Trip memberikan informasi tentang hasil dari pengisisan permohonan perjalanan yang baru saja di input oleh user pada tahap domestic travel request. 83 GAMBAR 3.13 TAMPILAN MENU APPROVAL Tampilan gambar 3.13 merupakan tampilan dimana sistem informasi Business Trip memberikan informasi tentang status request yang diajukan oleh user. Melalui menu ini user dapat mengetahui apakah permohonan perjalanan bisnis yang telah diajukan diterima atau tidak. 83 GAMBAR 3.14 TAMPILAN MENU ANALYSIS REPORT Tampilan gambar 3.14 merupakan tampilan dimana sistem informasi Business Trip memberikan informasi secara lengkap mengenai perjalanan bisnis yang pernah dilakukan oleh user. 83 GAMBAR 3.15 TAMPILAN MENU MONITORING Tampilan gambar 3.15 merupakan tampilan dimana sistem informasi Business Trip memberikan informasi tentang semua perjalanan bisnis yang pernah dilakukan oleh user. Melalui menu ini pihak yang memiliki otorisasi dapat melakukan pemantauan terhadap penggunaan sistem informasi Business Trip yang dulakukan oleh user. 83 3.2 Metodologi Penelitian 3.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Survei dilakukan pada PT. LG Electronics Indonesia, yang berlokasi di Jl. Jend Sudirman Kav 52-53 One Pacific Place Building, Lt. 11 SCBD, Jakarta 12190. Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari 2009 sampai dengan Mei 2009. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Kualitas Sistem Informasi Business Trip dengan Kinerja User, dimana respondennya adalah pengguna dari sistem Business Trip pada divisi Marketing Communication. 3.2.2 Konstelasi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu kualitas sistem informasi Business Trip yang merupakan variabel bebas dan kinerja user sebagai variabel terikat. Hubungan antara dua variabel tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Variabel Bebas X Kualitas Sistem Informasi Business Trip Variabel Terikat Y Kinerja User GAMBAR 3.16 KONSTELASI VARIABEL PENELITIAN Keterangan : X : Variabel Kualitas Sistem Informasi Business Trip Y : Variabel Kinerja User 83 3.2.3 Definisi Operasional 3.2.3.1 Variabel Kualitas Sistem Informasi Business Trip (X) Definisi operasional dari kualitas sistem informasi Business Trip adalah jumlah nilai yang diperoleh kualitas sistem informasi Business Trip dari pengisian instrumen yang disusun berdasarkan dimensi berikut : 1) Access dengan indikatornya adalah ketersediaan web dan responsif sistem; 2) Usability dengan indikatornya adalah tampilan informasi sederhana, tampilan informasi mudah digunakan, dan tampilan informasi tertata dengan baik; 3) Navigation dengan indikatornya adalah navigasi mempermudah out-in page dan navigasi mempermudah pengaksesan informasi; 4) Reliability dengan indikatornya adalah informasi layak dipercaya, informasi akurat, dan informasi memiliki kredibilitas; 5) Understandability dengan indikatornya adalah informasi memiliki makna yang jelas, informasi mudah dimengerti, dan informasi mudah dibaca; 6) Usefulness dengan indikatornya adalah informasi bersifat informatif dan informasi memiliki nilai guna. Instrumen pada indikator disusun dengan kategori dan bobot yang berbeda, yaitu : Sangat Setuju diberi bobot 5, Setuju diberi bobot 4, Tidak Tahu (Netral) diberi bobot 3, Tidak Setuju diberi bobot 2, Sangat Tidak Setuju diberi bobot 1. 3.2.3.2 Variabel Kinerja User (Y) Definisi operasional kinerja user adalah jumlah nilai yang diperoleh dari hasil pengisian instrumen kinerja user dari pengisian instrumen yang disusun berdasarkan dimensi berikut: 1) Hasil kerja dengan indikatornya adalah kuantitas kerja dan kualitas kerja; 2) Perilaku Kerja dengan indikatornya 83 adalah kerjasama dan perilaku yang disyaratkan oleh organisasi; 3) Sifat pribadi dengan indikatornya adalah pengetahuan, kreatif, dapat dipercaya, dan inisiatif. Instrumen pada indikator disusun dengan kategori dan bobot yang berbeda, yaitu : Sangat Setuju diberi bobot 5, Setuju diberi bobot 4, Tidak Tahu (Netral) diberi bobot 3, Tidak Setuju diberi bobot 2, Sangat Tidak Setuju diberi bobot 1. 3.2.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.4.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah karyawan PT. LG Electronics Indonesia yang berada di kantor pusat berjumlah 50 orang yang berada di kantor pusat. 3.2.4.2 Sampel Penelitian Sampel penelitian ini adalah karyawan PT. LG Electronics Indonesia pada yang berada di kantor pusat pada bagian... Sampel diambil dari populasi dengan menggunakan teknik pengambilan sampel, yaitu Probability Sampling pada Simple Random Sampling. Ukuran sampel didasarkan pada tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1%, 5%, 10% dari buku Metode Penelitian Bisnis karangan Sugiyono halaman 81. Dengan menggunakan taraf kesalahan sebesar 5% untuk jumlah populasi 50 responden, maka diperoleh sampel sebesar 48 responden. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi menggunakan rumus Issac dan Michael. 83 3.2.5 Pengujian Instrumen Penelitian Setiap penelitian memerlukan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel peneitian. Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini ada 2 (dua) yaitu : instrumen kualitas sistem informasi Business Trip dan instrumen kinerja user. Sebelum kuesioner disebarkan kepada 48 responden, langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengadakan pengujian validitas dan realibilitas terhadap kuesioner yang akan disebarkan dengan menggunakan 10 responden yang diambil secara acak. Selanjutnya, kedua instrumen dikalibrasi dengan memakai uji validitas butir dan koefisien realibilitas, validitas butir dihitung dengan memakai rumus Product Moment sedangkan koefisien realibilitas instrumen dihitung dengan rumus Alpha Croanbach. 3.2.5.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian Instrumen yang diuji coba dianalisis dengan tujuan untuk menyeleksi butir-butir yang valid dan handal serta komunikatif bagi semua responden yang akan mengisinya. Berdasarkan uji coba ini, maka dapat diperoleh informasi yang menginformasikan butir-butir mana saja dari butir-butir yang disediakan yang dapat mewakili variabel yang diukur. Validitas instrumen diuji dengan menggunakan koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total (r hitung). Hasil pengujian validitas kemudian akan dibandingkan dengan r tabel, dimana tingkat signifikansi 5% diperoleh angka 0,632 83 Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah : 1. Jika r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid. Dalam artian indikator tersebut memang sesuai untuk mengukur apa yang ingin diukur. 2. Jika r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid. Dalam artian indikator tersebut tidak sesuai untuk mengukur apa yang ingin diukur. Dari analisis instrumen penelitian tersebut diperoleh 15 butir yang valid dan 0 butir yang tidak valid untuk variabel kualitas sistem informasi Business Trip, serta 8 butir yang valid dan 0 butir yang tidak valid untuk variabel kinerja user. 3.2.5.2 Uji Realibilitas Instrumen Penelitian Koefisien realibilitas instrumen dimaksud untuk melihat konsistensi jawaban yang diberikan oleh responden, dan dianalisis dengan menggunakan rumus “Alpha Cronbach”. Cara ini dianggap sesuai untuk digunakan karena instrumen disusun untuk memperoleh informasi mengenai kualitas sistem informasi Business Trip maupun kinerja user, sehingga seluruh butir dianggap mengukur konsep yang sama. Perhitungan koefisien realibilitas instrumen dilakukan setelah pengujian validitas dengan membuang butir-butir instrumen yang tidak valid. Koefisien realibilitas variabel kualitas sistem informasi Business Trip dengan n sebanyak 18 butir, besaran koefisien realibilitas 0,950 sehingga reliabilitasnya sangat kuat (lihat tabel… ), sedangkan kinerja user dengan n sebanyak 8, besaran koefisiennya 0,926 sangat kuat (lihat pada tabel Xx hal 83 XX). Perhitungan koefisien realibilitas instrumen dilakukan setelah pengujian validitas dengan membuang butir-butir instrumen yang tidak valid. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran manual L dan L, lampiran Excel, serta lampiran SPSS. 3.2.6 Tabel Kisi-Kisi Sebaran Instrumen TABEL 3.1 TABEL KISI-KISI SEBARAN INSTRUMEN PENELITIAN No. 1 2 Variabel Sebelum Uji Sesudah Uji Penelitian Coba Coba Kualitas 1, 2, 3, 4, 5, 1, 2, 3, 4, 5, 6, Sistem 6, 7, 8, 9, 10, 7, 8, 9, 10, 11, Informasi 11, 12, 13, 12, 13, 14, 15, Business 14, 15, 16, 16, 17, 18 Trip 17, 18 Kinerja User 1, 2, 3, 4, 5, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 6, 7, 8 7, 8 Jumlah Jumlah Butir Jumlah Butir Sebelum Uji Sesudah Uji Coba Coba 18 15 8 8 26 26 83 3.2.7 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data mengenai kualitas sistem informasi Business Trip, kinerja user serta latar belakang responden yang mencakup jenis kelamin, usia, pendidikan formal terakhir dan pengalaman dalam menggunakan sistem informasi Business Trip. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik korelasional sebagai alat pengumpulan data / informasi. Teknik korelasional dilakukan dengan cara pembagian kuesioner kepada karyawan PT. LG Electronics Indonesia. Data dijaring dengan menggunakan instrumen yang berbentuk skala penilaian terjadap pernyataan dengan rentang jawaban berskala lima. Yaitu nilai 5 (lima) dengan jawaban sangat setuju, nilai 4 (empat) dengan jawaban setuju, nilai 3 (tiga) dengan jawaban tidak tahu (netral), nilai 2 (dua) dengan jawaban tidak setuju, dan nilai 1 (satu) dengan jawaban sangat tidak setuju. Sedangkan latar belakang responden bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden dalam kaitannya dengan pengisian instrumen. Seluruh data ini diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden yaitu user dari sistem informasi Business Trip pada PT. LG Electronics Indonesia sebagai sampel dalam penelitian ini. Setiap variabel di dalam penelitian ini dikembangkan aspek indikatornya sebagai dasar di dalam penyusunan kisi-kisi. Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, maka instrumen untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitasnya. Butir-butir yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan sebagai alat pengukuran dalam penelitian ini. 83 3.2.8 Metode Pengolahan Data Data yang telah terkumpul dari kuesioner yang disebar kemudian akan diolah dengan menggunakan perhitungan manual, Microsoft Office Excel 2003 dan SPSS (Statistical Packet for The Social Science) 13.0 For Windows. 3.2.9 Metode Analisis Data Data yang telah dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistika, baik statistika deskriptif, inferensial maupun parametis. Statistika deskriptif digunakan untuk menyajikan data masing-masing variabel penelitian secara tunggal yaitu variabel kualitas sistem informasi Business Trip dan variabel kinerja user. Sedangkan statistika inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Penelitian ini menggunakan statistika parametis karena statistika tersebut dibutuhkan untuk menguji parameter populasi melalui teknik statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Dalam statistika, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Dengan demikian, maka penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel. Statistik parametis kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio. Selain itu, statistik parametis memerlukan terpenuhinya banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas. Statistika deskriptif yang digunakan adalah ukuran gejala pusat yang terdiri dari mean, median, modus, dan ukuran penyebaran atau variabilitas 83 dengan menggunakan standar deviasi dan rentang skor selain ukutan gejala pusat dan ukuran penyebaran untuk keperluan penyajian data, digunakan juga tabel frekuensi, dan grafik yaitu histogram. Penyajian data masing-masing variabel penelitian dilakukan dengan menyajikan mean (rata-rata) dan standar deviasi, median, modus, skor minimum, dan skor maksimum, rentang skor, tabel frekuensi dan histogram. Statistika inferensial yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah analisis regresi dan korelasi sederhana. Sebelum menguji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis, yaitu normalitas populasi (uji Liliefors) dan uji homogenitas (Uji Chi-Square).